Epidemiologi DM Epidemiologi Penyakit Tidak Menular | Keluarga IKMA FKMUA 2010
M. Atoillah Isfandiari
EPIDEMIOLOGI
DIABETES MELLITUS
Definisi dan etimologi
Diabetes
mellitus, DM diabaínein (bhs yunani):
διαβαίνειν,, tembus atau pancuran air
Mellitus (bahasa Latin): rasa manis
dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit
kencing manis
Merupakan penyakit kelainan metabolik yang
disebabkan oleh banyak faktor, dengan gejala berupa
hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau
keduanya
defisiensi transporter glukosa.
Dua-duanya
Tipe Diabetes Melitus
Diabetes Tipe 1
Diabetes Tipe 2
Diabetes dalam Kehamilan
Diabetes Tipe Lain
Klasifikasi
WHOmengklasifikasikan
bentuk diabetes mellitus
berdasarkan perawatan dan gejala :
Diabetes tipe 1 :
Disebabkan rusaknya sel beta di dalam pankreas yang
disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat
idiopatik (tidak khas).
Diabetes
tipe 2:
yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
Diabetes
gestasional:
meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan
gestational diabetes mellitus, GDM.
• Diabetes tipe lain
Klasifikasi
Klasifikasi
Malnutrion-related diabetes mellitus
(MRDM) tidak lagi digunakan karena walaupun
malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi
beberapa tipe diabetes, tetapi hingga saat ini
belum ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau
defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes.
Subtipe MRDM; Protein-deficient pancreatic
diabetes mellitus, PDPDM, PDPD, PDDM, masih
dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang
diinduksi oleh diabetes mellitus dan
memerlukan penelitian lebih lanjut
DM tipe 1
Diabetes
mellitus tipe 1, diabetes anak-anak atau juvenile
diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM adalah
diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam
sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anakanak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat
disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan
penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang
baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas
maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada
penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1
adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel
beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh
adanya infeksi pada tubuh.
DM tipe 1
Saat
ini, diabetes tipe 1 hanya dapat
diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap
tingkat glukosa darah. Pengobatan dasar
diabetes tipe 1 adalah penggantian insulin.
Tanpa insulin bisa menyebabkan koma
bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Penekanan juga diberikan pada
penyesuaian gaya hidup (diet dan
olahraga).
DM tipe 2
Diabetes
mellitus tipe ( adult-onset diabetes, obesityrelated diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus,
NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi
bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi
darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang
disebabkan oleh mutasi pada banyak gen yang
menyebabkan :
disfungsi sel β
gangguan sekresi hormon insulin
resistansi sel terhadap insulin yang yang menyebabkan sel
jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin
serta penekanan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun terjadi
peningkatan sekresi gula darah oleh hati.
DM tipe 2
Pada
tahap awal kelainan yang
muncul adalah berkurangnya
sensitifitas terhadap insulin, yang
ditandai dengan meningkatnya
kadar insulin di dalam darah.
namun semakin parah penyakit,
sekresi insulin pun semakin
berkurang, dan terapi dengan insulin
kadang dibutuhkan
Ada
beberapa teori yang menyebutkan
penyebab pasti dan mekanisme terjadinya
resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui
sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi
terhadap insulin, dalam kaitan dengan
pengeluaran dari adipokines ( suatu kelompok
hormon) itu merusak toleransi glukosa.
Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien
dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2
kencing manis.
Faktor lain adalah riwayat keluarga
glukosa
Energi
sel
PERAN INSULIN
“The Best Prescription
is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/
Adip/Witri
Kelainan pada DM tipe 2
Penderita DM tipe 2:
Glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel
karena sel resisten
terhadap insulin
Orang normal:
Glukosa dapat masuk ke
dalam sel dengan mudah
“The Best Prescription
is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/
Adip/Witri
Diabetes mellitus tipe 3
Diabetes
mellitus gestasional
(gestational diabetes, insulin-resistant type 1
diabetes, double diabetes, type 2 diabetes
which has progressed to require injected
insulin, latent autoimmune diabetes of
adults, LADA) atau diabetes melitus yang
terjadi hanya selama kehamilan dan pulih
setelah melahirkan
GDM mungkin dapat merusak kesehatan
janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari
wanita penderita GDM bertahan hidup.
Sejarah DM
manuskrip
Mesir di th 1500 SM menyebutkan "pengosongan terlalu besar dari
urin".
Tabib-tabib India sekitar waktu yang sama mengidentifikasi penyakit dan
diklasifikasikan sebagai madhumeha atau "madu urin" , mencatat urin akan
menarik semut
Istilah "diabetes” pertama kali digunakan pada 230 SM oleh Appollonius dari
Yunani
Diabetes Tipe 1 dan tipe 2 diidentifikasi sebagai kondisi yang terpisah untuk
pertama kalinya oleh Sushruta dokter India dan Charaka di th 400-500 dengan
tipe 1 berhubungan dengan pemuda dan tipe 2 dengan kelebihan berat badan
Thomas Willis yang pada tahun 1675 menambahkan "mellitus" ke "diabetes"
kata sebagai sebutan untuk penyakit ini, ketika ia melihat air seni diabetes
memiliki rasa manis
Sumber lain mengatakan Istilah "mellitus" atau " dari madu "ditambahkan oleh
pembalap Inggris John Rolle di akhir 1700-an untuk memisahkan kondisi dari
diabetes insipidus, yang juga dikaitkan dengan sering buang air kecil
Frederick Banting dan Charles Herbert mengembangkan insulin pada tahun
1921 dan 1922
Faktor Risiko Diabetes
Mellitus
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak
Beberapa faktor pemicu
DM:
Defek
genetik sel β-cell
Maturity onset diabetes of the young
Mutasi Mitochondrial DNA
Defek
genetik pada pemrosesan insulin atau kinerja insulin
Defects in proinsulin conversion
Insulin gene mutations
Insulin receptor mutations
Defek
pada pankreas
Chronic pancreatitis
Pancreatectomy
Pancreatic neoplasia
Cystic fibrosis
Hemochromatosis
Beberapa faktor pemicu
DM
Kelainan
endokrin
Growth hormone excess (acromegaly)
Sindrom Cushing
Hyperthyroidism
Infeksi
Cytomegalovirus
Coxsackievirus B
Obat-obatan
Glucocorticoids /steroid
Hormon Thyroid
β-adrenergic agonists
Statins (obat kholesterol)
Epidemiologi
Secara
global, pada 2010, diperkirakan 285 juta orang
menderita diabetes, dengan tipe 2 sekitar 90% dari kasus
insiden DM meningkat dengan cepat, dan pada tahun
2030, jumlah ini diperkirakan hampir dua kali lipat.
Diabetes mellitus terjadi di seluruh dunia, namun lebih
umum (terutama tipe 2) di negara-negara yang lebih maju.
Peningkatan terbesar dalam prevalensi, dipekirakan terjadi
di Asia dan Afrika, di mana kebanyakan pasien mungkin
akan ditemukan pada tahun 2030
Peningkatan kejadian di negara berkembang mengikuti
tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup. Beberapa juga
meyakini adanya faktor lingkungan, tapi masih sedikit
pemahaman tentang mekanismenya.
Epidemiologi
WHO
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti
akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi
prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan
terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah
rural.
Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan :
prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15
tahun diperkotaan 5,7%.
Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan
sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas
sentral pada penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 % dan sebanyak 17 provinsi
memiliki prevalensi diatas nasional.
prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di
perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas
prevalensi nasional.
proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah
perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki
ranking ke-6 yaitu 5,8%.
DIAGNOSIS
Berbagai
keluhan dapat ditemukan pada
penyandang diabetes.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di
bawah ini:
Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
DIAGNOSIS
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah
cukup untuk menegakkan diagnosis DM
2. Pemerksaan glukosa plasma puasa≥
126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik
Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih
sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun
pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulangulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan
khusus
Efek jangka panjang
Menyebabkan stroke & serangan jantung
Menyebabkan kebutaan
Peredaran darah ke tungkai atau lengan
terganggu, luka sukar sembuh
Ginjal menjadi rusak dan gagal berfungsi
Gangguan sel saraf, sehingga reaksi
terhadap rangsang terganggu
Gangguan fungsi seksual
“The Best Prescription
is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/
Adip/Witri
Komplikasi
Semua
bentuk diabetes mempunyai risiko komplikasi jangka panjang.
Komplikasi Jangka panjang terutama berhubungan dengan kerusakan
pembuluh darah.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, baik
"macrovascular” ( atau yang berhubungan dengan aterosklerosis arteri
besar)seperti penyakit jantung iskemik (angina dan infark miokard), stroke
dan penyakit pembuluh darah perifer, juga "mikrovaskuler" komplikasikerusakan pada pembuluh darah kecil, misalnya :
Diabetic retinopathy, yang mempengaruhi pembentukan pembuluh darah di retina
mata, dapat menyebabkan gejala visual, visi berkurang, dan berpotensi kebutaan
Nefropati diabetes, dampak diabetes pada ginjal, dapat menyebabkan jaringan
parut perubahan dalam jaringan ginjal, hilangnya jumlah kecil atau semakin besar
protein dalam urin, dan akhirnya memerlukan dialisis/cuci darah.
Neuropati diabetik merupakan dampak diabetes pada sistem saraf, yang paling
sering menyebabkan mati rasa, kesemutan dan nyeri pada kaki. neuropati juga
berkontribusi pada risiko yang berhubungan dengan masalah kaki (seperti ulkus
kaki diabetik) yang dapat sulit untuk mengobati dan kadang-kadang memerlukan
amputasi.
Pencegahan
Sidang
Umum PBB mengeluarkan Resolusi Nomor
61/225/2006 yang mendeklarasikan bahwa epidemic
Diabetes Melitus merupakan ancaman global dan serius
sebagai salah satu penyakit tidak menular yang menitikberatkan pada pencegahan dan pelayanan diabetes di
seluruh dunia menetapkan tanggal 14 Nopember sebagai
Hari Diabetes Se-Dunia (World Diabetes Day) yang dimulai
tahun 2007
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575 tahun 2005,
pembentukan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular yang mempunyai tugas pokok memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat melalui pengendalian faktor
risiko penyakit tidak menular, khususnya penyakit DM
yang mempunyai faktor risiko bersama
Pencegahan
Pilar penatalaksanaan DM
1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis
Nutrisi
:
Kurangi total lemak terutama lemak jenuh.
Penurunan berat badan ringan atau sedang
(5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan
kontrol diabetes
Penurunan berat badandapat diusahakan
dicapai dengan penurunan asupan energi
yang moderat dan peningkatan pengeluaran
energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang
yaitu 250-500 Kkal lebih rendah dari asupan
rata-rata sehari.
EPIDEMIOLOGI
DIABETES MELLITUS
Definisi dan etimologi
Diabetes
mellitus, DM diabaínein (bhs yunani):
διαβαίνειν,, tembus atau pancuran air
Mellitus (bahasa Latin): rasa manis
dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit
kencing manis
Merupakan penyakit kelainan metabolik yang
disebabkan oleh banyak faktor, dengan gejala berupa
hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau
keduanya
defisiensi transporter glukosa.
Dua-duanya
Tipe Diabetes Melitus
Diabetes Tipe 1
Diabetes Tipe 2
Diabetes dalam Kehamilan
Diabetes Tipe Lain
Klasifikasi
WHOmengklasifikasikan
bentuk diabetes mellitus
berdasarkan perawatan dan gejala :
Diabetes tipe 1 :
Disebabkan rusaknya sel beta di dalam pankreas yang
disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat
idiopatik (tidak khas).
Diabetes
tipe 2:
yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
Diabetes
gestasional:
meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan
gestational diabetes mellitus, GDM.
• Diabetes tipe lain
Klasifikasi
Klasifikasi
Malnutrion-related diabetes mellitus
(MRDM) tidak lagi digunakan karena walaupun
malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi
beberapa tipe diabetes, tetapi hingga saat ini
belum ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau
defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes.
Subtipe MRDM; Protein-deficient pancreatic
diabetes mellitus, PDPDM, PDPD, PDDM, masih
dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang
diinduksi oleh diabetes mellitus dan
memerlukan penelitian lebih lanjut
DM tipe 1
Diabetes
mellitus tipe 1, diabetes anak-anak atau juvenile
diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM adalah
diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam
sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anakanak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat
disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan
penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang
baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas
maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada
penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1
adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel
beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh
adanya infeksi pada tubuh.
DM tipe 1
Saat
ini, diabetes tipe 1 hanya dapat
diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap
tingkat glukosa darah. Pengobatan dasar
diabetes tipe 1 adalah penggantian insulin.
Tanpa insulin bisa menyebabkan koma
bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Penekanan juga diberikan pada
penyesuaian gaya hidup (diet dan
olahraga).
DM tipe 2
Diabetes
mellitus tipe ( adult-onset diabetes, obesityrelated diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus,
NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi
bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi
darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang
disebabkan oleh mutasi pada banyak gen yang
menyebabkan :
disfungsi sel β
gangguan sekresi hormon insulin
resistansi sel terhadap insulin yang yang menyebabkan sel
jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin
serta penekanan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun terjadi
peningkatan sekresi gula darah oleh hati.
DM tipe 2
Pada
tahap awal kelainan yang
muncul adalah berkurangnya
sensitifitas terhadap insulin, yang
ditandai dengan meningkatnya
kadar insulin di dalam darah.
namun semakin parah penyakit,
sekresi insulin pun semakin
berkurang, dan terapi dengan insulin
kadang dibutuhkan
Ada
beberapa teori yang menyebutkan
penyebab pasti dan mekanisme terjadinya
resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui
sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi
terhadap insulin, dalam kaitan dengan
pengeluaran dari adipokines ( suatu kelompok
hormon) itu merusak toleransi glukosa.
Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien
dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2
kencing manis.
Faktor lain adalah riwayat keluarga
glukosa
Energi
sel
PERAN INSULIN
“The Best Prescription
is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/
Adip/Witri
Kelainan pada DM tipe 2
Penderita DM tipe 2:
Glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel
karena sel resisten
terhadap insulin
Orang normal:
Glukosa dapat masuk ke
dalam sel dengan mudah
“The Best Prescription
is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/
Adip/Witri
Diabetes mellitus tipe 3
Diabetes
mellitus gestasional
(gestational diabetes, insulin-resistant type 1
diabetes, double diabetes, type 2 diabetes
which has progressed to require injected
insulin, latent autoimmune diabetes of
adults, LADA) atau diabetes melitus yang
terjadi hanya selama kehamilan dan pulih
setelah melahirkan
GDM mungkin dapat merusak kesehatan
janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari
wanita penderita GDM bertahan hidup.
Sejarah DM
manuskrip
Mesir di th 1500 SM menyebutkan "pengosongan terlalu besar dari
urin".
Tabib-tabib India sekitar waktu yang sama mengidentifikasi penyakit dan
diklasifikasikan sebagai madhumeha atau "madu urin" , mencatat urin akan
menarik semut
Istilah "diabetes” pertama kali digunakan pada 230 SM oleh Appollonius dari
Yunani
Diabetes Tipe 1 dan tipe 2 diidentifikasi sebagai kondisi yang terpisah untuk
pertama kalinya oleh Sushruta dokter India dan Charaka di th 400-500 dengan
tipe 1 berhubungan dengan pemuda dan tipe 2 dengan kelebihan berat badan
Thomas Willis yang pada tahun 1675 menambahkan "mellitus" ke "diabetes"
kata sebagai sebutan untuk penyakit ini, ketika ia melihat air seni diabetes
memiliki rasa manis
Sumber lain mengatakan Istilah "mellitus" atau " dari madu "ditambahkan oleh
pembalap Inggris John Rolle di akhir 1700-an untuk memisahkan kondisi dari
diabetes insipidus, yang juga dikaitkan dengan sering buang air kecil
Frederick Banting dan Charles Herbert mengembangkan insulin pada tahun
1921 dan 1922
Faktor Risiko Diabetes
Mellitus
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak
Beberapa faktor pemicu
DM:
Defek
genetik sel β-cell
Maturity onset diabetes of the young
Mutasi Mitochondrial DNA
Defek
genetik pada pemrosesan insulin atau kinerja insulin
Defects in proinsulin conversion
Insulin gene mutations
Insulin receptor mutations
Defek
pada pankreas
Chronic pancreatitis
Pancreatectomy
Pancreatic neoplasia
Cystic fibrosis
Hemochromatosis
Beberapa faktor pemicu
DM
Kelainan
endokrin
Growth hormone excess (acromegaly)
Sindrom Cushing
Hyperthyroidism
Infeksi
Cytomegalovirus
Coxsackievirus B
Obat-obatan
Glucocorticoids /steroid
Hormon Thyroid
β-adrenergic agonists
Statins (obat kholesterol)
Epidemiologi
Secara
global, pada 2010, diperkirakan 285 juta orang
menderita diabetes, dengan tipe 2 sekitar 90% dari kasus
insiden DM meningkat dengan cepat, dan pada tahun
2030, jumlah ini diperkirakan hampir dua kali lipat.
Diabetes mellitus terjadi di seluruh dunia, namun lebih
umum (terutama tipe 2) di negara-negara yang lebih maju.
Peningkatan terbesar dalam prevalensi, dipekirakan terjadi
di Asia dan Afrika, di mana kebanyakan pasien mungkin
akan ditemukan pada tahun 2030
Peningkatan kejadian di negara berkembang mengikuti
tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup. Beberapa juga
meyakini adanya faktor lingkungan, tapi masih sedikit
pemahaman tentang mekanismenya.
Epidemiologi
WHO
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti
akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi
prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan
terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah
rural.
Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan :
prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15
tahun diperkotaan 5,7%.
Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan
sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas
sentral pada penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 % dan sebanyak 17 provinsi
memiliki prevalensi diatas nasional.
prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di
perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas
prevalensi nasional.
proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah
perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki
ranking ke-6 yaitu 5,8%.
DIAGNOSIS
Berbagai
keluhan dapat ditemukan pada
penyandang diabetes.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di
bawah ini:
Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
DIAGNOSIS
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah
cukup untuk menegakkan diagnosis DM
2. Pemerksaan glukosa plasma puasa≥
126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik
Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih
sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun
pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulangulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan
khusus
Efek jangka panjang
Menyebabkan stroke & serangan jantung
Menyebabkan kebutaan
Peredaran darah ke tungkai atau lengan
terganggu, luka sukar sembuh
Ginjal menjadi rusak dan gagal berfungsi
Gangguan sel saraf, sehingga reaksi
terhadap rangsang terganggu
Gangguan fungsi seksual
“The Best Prescription
is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/
Adip/Witri
Komplikasi
Semua
bentuk diabetes mempunyai risiko komplikasi jangka panjang.
Komplikasi Jangka panjang terutama berhubungan dengan kerusakan
pembuluh darah.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, baik
"macrovascular” ( atau yang berhubungan dengan aterosklerosis arteri
besar)seperti penyakit jantung iskemik (angina dan infark miokard), stroke
dan penyakit pembuluh darah perifer, juga "mikrovaskuler" komplikasikerusakan pada pembuluh darah kecil, misalnya :
Diabetic retinopathy, yang mempengaruhi pembentukan pembuluh darah di retina
mata, dapat menyebabkan gejala visual, visi berkurang, dan berpotensi kebutaan
Nefropati diabetes, dampak diabetes pada ginjal, dapat menyebabkan jaringan
parut perubahan dalam jaringan ginjal, hilangnya jumlah kecil atau semakin besar
protein dalam urin, dan akhirnya memerlukan dialisis/cuci darah.
Neuropati diabetik merupakan dampak diabetes pada sistem saraf, yang paling
sering menyebabkan mati rasa, kesemutan dan nyeri pada kaki. neuropati juga
berkontribusi pada risiko yang berhubungan dengan masalah kaki (seperti ulkus
kaki diabetik) yang dapat sulit untuk mengobati dan kadang-kadang memerlukan
amputasi.
Pencegahan
Sidang
Umum PBB mengeluarkan Resolusi Nomor
61/225/2006 yang mendeklarasikan bahwa epidemic
Diabetes Melitus merupakan ancaman global dan serius
sebagai salah satu penyakit tidak menular yang menitikberatkan pada pencegahan dan pelayanan diabetes di
seluruh dunia menetapkan tanggal 14 Nopember sebagai
Hari Diabetes Se-Dunia (World Diabetes Day) yang dimulai
tahun 2007
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575 tahun 2005,
pembentukan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular yang mempunyai tugas pokok memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat melalui pengendalian faktor
risiko penyakit tidak menular, khususnya penyakit DM
yang mempunyai faktor risiko bersama
Pencegahan
Pilar penatalaksanaan DM
1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis
Nutrisi
:
Kurangi total lemak terutama lemak jenuh.
Penurunan berat badan ringan atau sedang
(5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan
kontrol diabetes
Penurunan berat badandapat diusahakan
dicapai dengan penurunan asupan energi
yang moderat dan peningkatan pengeluaran
energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang
yaitu 250-500 Kkal lebih rendah dari asupan
rata-rata sehari.