Model Virtual Short Circuit
PENGUAT OPERASIONAL
‹ Pendahuluan Œ Karakteristik dan Pemodelan
- Operasi pada Daerah Linear
- Model Virtual Short Circuit
- Metoda Inspeksi
- Metoda Sistematik
Ž Operasi pada Daerah NonLinear
- Rangkaian Ekivalen Saturasi
- Metoda Inspeksi >Metoda Sistematik
- Model Ideal vs Model Finite Gain
‹PENDAHULUAN ♦ Op Amp merupakan divais semikonduktor sangat popular, dengan aplikasi sangat luas.
♦ Pada penggunaan frekuensi rendah, Op Amp bersifat sebagai
resistor 4-terminal nonlinear, sering dimodelkan sebagai Op Amp ideal.
♦ Model ideal membuat analisis menjadi sangat mudah. ♦ Op Amp beroperasi pada daerah linear atau nonlinear, tergantung pada cakupan sinyal inputnya.
♦ Pada daerah operasi linear, model ideal Op Amp yang nonlinear dapat dilinearkan (model hubung singkat virtual).
Œ KARAKTERISTIK DAN PEMODELAN
♦Op Amp yang multi terminal tersedia dalam berbagai kemasan standard.
♦ Terdapat lebih dari 2000 jenis Op Amp dalam IC, salah satu yang populer adalah µ A741.
♦ Terminal supply E dan E digunakan untuk biasing transistor - + dalam Op Amp agar Op Amp dapat berfungsi baik.
Setelah diberi sumber tegangan, rangkaian nulling dan
♦
kompensasi luar dilengkapi , maka Op Amp dapat dipandang sebagai divais 4-terminal input +, input -, output, Gnd.
♦ Karakteristik akurat Op Amp hanya dapat diturunkan dengan mengalisis seluruh rangkaian IC.
♦ Tetapi untuk aplikasi frekuensi rendah, karakteristik pendekatan
Op Amp diturunkan secara eksperimen:
I B- : arus bias input –
I B+ : arus bias input +
f(v ) d : karakteristik transfer
v o terhadap v d
v d = v - v + -
♦ Karakteristik transfer memiliki sifat fungsi simetri ganjil, dan tak terlalu peka terhadap perubahan arus output.
♦ Tiga sifat yang diperoleh: 1. Tegangan v o dan v d berskala berbeda: volt dan milivolt.
)
2. Untuk interval sempit disekitar titik asal: - ε < v d < ε , f(v d ≈
Av d (linear) dengan slope A : penguatan tegangan loop terbuka.
) = ± E , ≈ V – 2.
3. Kurva f(v d saturasi pada v o sat dengan E sat DD
♦ Model Op Amp Ideal ♦ Model ideal diturunkan dengan asumsi: I B- = I B+ = ε =0 dan A = ∝
♦ Model ideal secara analitis:
Secara grafis persamaan diatas dapat digambarkan sbb:
♦
- OPERASI PADA DAERAH LINEAR
♦ Syarat Op Am beroperasi didaerah linear:
- E sat < v o (t) < E sat untuk semua t
o Model Virtual Short Circuit
Analogi dengan resistor 4-terminal / 3-port, maka Op Amp ideal
♦
dicirikan: o Analisis rangkaian dapat menggunakan metoda inspeksi dan metoda sistematik. Metoda Inspeksi
Sederhana dengan menggunakan KCL dan Persamaan Op
♦ Amp ideal.
A. Voltage Follower / Buffer
i i = =
KCL pada Node 2:
- in
KVL pada loop 4-3-2-1-4:
v − v v = dengan v = + , diperoleh v = v o in d d o in
(unity gain VCVS) Terapkan syarat beroperasi pada daerah linear:
E v E − < < sat in sat
Sifat rangkaian: o o Resistansi input tak terhingga , karena I in = 0
Output mengikuti tegangan yang sama dengan input tak o tergantung pada beban luar Sebutan: voltage follower, buffer, isolation amplifier.
B. Inverting Amplifier v = 0, = v = v /R .
Mengingat maka v , dan i
d 1 in 1 in
1 =0,
Karena I diperoleh -
i =i dan v = R i = R (v /R )
2
1 2 f 1 f in
1 Gunakan KVL pada loop 4-2-1-4: R f v = − [ ] v o in
R
1 Substitusikan persamaan terakhir ke syarat Op Amp beroperasi
didaerah linear:
Catatan: o o Untuk input sinus, phasa output tergeser 180 terhadap input o
Untuk R
1 = R f , rangkaian disebut phase inverter o Arus i = i = 0 dipaksakan dari kartakteristik v-i nya
Tegangan v d =0 dicapaidari luar dengan mengumpanbalikan tegangan output v ke terminal – melalui R .
o f
C. Noninverting Amplifier
Mengingat v = 0,
d = v = v /R .
maka v
1 in , dan i 1 in
1 =0, diperoleh i =i = v /R dan v = (R /R ) v
Karena I
- - 2
1 in
1 2 f 1 in
Gunakan KVL pada loop 4-3-2-1-4:
R f
1 ] v + v = [ o in
R
1 Substitusikan persamaan terakhir ke syarat Op Amp beroperasi
didaerah linear:
Catatan:
Bila R = tak terhingga dan R = 0, maka rangkaian menjadi voltage
1 f follower.
D. Pengukuran Resistansi Tanpa Memotong Kabel Anggap resistor R j yang akan diukur. Langkah-langkah pengukuran:
o
Hubungkan terminal – Op Amp kesalah satu terminal R j (node 4) dan hubungkan ke Gnd terminal lain dari semua o resistor yang terhubung pada node tsb (node 1, 2, dan 3).
Hubungkan terminal o Op Amp pada terminal kedua resistor o R j (node 5). Dari sifat virtual short circuit, jumlah arus yang melalui semua resistor yang terhubung pada node 4 kecuali resistor o R j adalah nol.
Mengingat i
1 =E/R dan i = 0, diperoleh I j = E/R dan v j = -
(e/R)R j . Dengan mengukur tegangan V j , resistansi R j dapat
R R v = j j
dihitung: o E Tanpa rangkaian virtual short, R j harus dipotong agar nilainya dapat diukur.
E. Umpan Balik NonLinear
Dari rangkaian, diperoleh:
) ( sehingga dan /
1
2
1
1
v R f v v v v i i in o o in
− = − = = =
2 R
Substitusikan persamaan tsb ke syarat Op Amp bekerja linear: Contoh: Rangkaian Limiter / Clipper R = 1 K ohm.
1 Tegangan supply Op
Amp = ±
15 V, dan E sat = ±
13 V Dengan menggunakan metoda grafik, diperoleh karakteristik titik driving rangkaian :
v in v = − f ( ) o
Dari Persamaan , terlihat bahwa karakteristik transfer
R
1
dapat diperoleh dengan mencerminkan kurva diatas terhadap sumbu harizontal dan mengganti v
2 => v o dan i 2 => v in .
Dengan anggapan E sat = ±
13 V, maka syarat Op Amp bekerja didaerah
| f ( v / R ) |
10 V − <
linear terpenuhi, mengingat:
in
1 Catatan:
Untuk amplitudo sinyal input > 5 V, output = ±
10 V , sehingga digunakan untuk proteksi tegangan lebih. Metoda Sistematik ♦
♦ Metoda inspeksi seringkali gagal menyelesaikan lebih dari satu persamaan simultan.
♦ Metoda sistematik menentukan persamaan-persamaan independen linear yang menggunakan jumlah variabel minimum.
Contoh: Tentukan tegangan output.
Langkah 1: Nomori node berurutan, dan gunakan KVL : Langkah 2: Nyatakan arus cabang pada setiap resistor linear :
Langkah 3: Tentukan semua variabel arus lain yang belum tercakup :
i s1 , i s2 , dan I a.
Langkah 4: Tulis KCL untuk setiap node:
Langkah 5: Lengkapi persamaan diatas (5 persamaan dengan 8
variabel) dengan 3 persamaan lain dari langkah 1 dan 2:
Langkah 6: Cari solusi v o (t) dari 8 persamaan diatas:
Langkah 7: Tentukan cakupan tegangan input agar Op Amp bekerja
didaerah linear:
Kasus Khusus: Differential dc amplifier
Ambil kasus: R /R = R /R , maka solusi nya menjadi sbb:
1
2
3
4
Ž OPERASI PADA DAERAH NONLINEAR
- Apabila amplitudo sinyal input tak memenuhi syarat operasi linear, maka Op Amp akan masuk kedaerah saturasi.
- Banyak aplikasi yang memerlukan Op Amp beroperasi pada seluruh daerah untuk model Op Amp ideal.
- Pendekatan piecewise linear memudahkan analisis linear untuk setiap daerah.
- Rangkaian Ekivalen Saturasi +
- Pada daerah saturasi +, model Op Amp ideal diciri
- Syarat:
♦ Rangkaian Ekivalen Saturasi –
- Pada daerah saturasi +, model Op Amp ideal dicirikan:
- Syarat:
Catatan:
- Untuk menentukan daerah kerja Op Amp model ideal hanya dilihat
dari beda tegangan inputnya v d :
- Bila v d =0, Op Amp bekerja di daerah linear,
- Bila v
d
> 0, Op Amp bekerja di daerah saturasi +, • Bila v d < 0, Op Amp bekerja di daerah saturasi -. o Metoda Inspeksi
o Kebanyakan rangkaian Op Amp yang bekerja didaerah nonlinear o memiliki satu input dan satu output.
Sehingga masalah utama adalah menurunkan karakteristik titik o driving atau karakteristik transfer.
Bentuk gelombang output dapat ditentukan secara grafis atau substitusi langsung melalui kurva karakteristik tsb.
A. Komparator (Detektor Threshold)
Detektor threshold : E T ≠ Detektor zero crossing : E = 0
T
o Ganti model ideal Op Amp dengan virtual short circuit:: v d = v in – E T = 0.
Op Amp di daerah linear, bila:
v in = E T ,
diperoleh
i in = 0
dan -E sat < v o < E sat . o Ganti model ideal Op Amp dengan saturasi + : o Ganti model ideal Op Amp dengan saturasi - : v d = v in – E T > 0.
Op Amp di daerah saturasi +, bila:
v in > E T ,
diperoleh
i in = 0
dan v o = E sat .
v d = v in – E T < 0.
Op Amp di daerah saturasi +, bila:
v in < E T ,
diperoleh
i in = 0
dan v o = - E sat .
B. Rangkaian Umpanbalik Negatif
v v untuk |v | E = <
Rangkaian voltage follower: o in in sat Dari rangkaian, diperoleh:
v E bila v E = > o sat in sat v E bila v E
= − < −
o sat in sat
C. Rangkaian Umpanbalik Positif
Dari rangkaian, diperoleh:
v v untuk |v | E = < o in in sat
(sama dengan UB negatif untuk daerah linear)
Untuk daerah saturasi +:
Syarat beroperasi:
v E v = − > d sat in
atau:
v E < in sat
Sehingga:
v E = o sat
Untuk daerah saturasi -:
Syarat beroperasi:
v E v = − − < d sat in
atau:
v E > − in sat
Sehingga:
v = − E o sat
Catatan:
Untuk model Op Amp tak ideal, semua titik operasi daerah linear akan tak
stabil: akan berpindah ke
daerah saturasi + atau saturasi -, tergantung pada perubahan sinyal input.
D. Konverter Resistansi Negatif
♦ Tentukan titik driving
dan karakteristik transfer nya.
♦ Analisis Daerah Linear:
Dari Rangkaian, diperoleh: dengan v
2 =v, diperoleh:
KVL pada 4-1-3-4: Dari 2 persamaan, diperoleh:
Syarat Op Amp beroperasi di daerah linear:
- E sat < v o (t) < E sat , atau
♦ Analisis Daerah Saturasi +
Dari rangkaian, diperoleh: KVL pada 4-1-2-4: Syarat Op Amp di saturasi +:
♦ Analisis Daerah Saturasi –
Dari rangkaian, diperoleh: KVL pada 4-1-2-4:
E v v E R R R v sat sat d
− − = −
β
- − =
2
1
2 Syarat Op Amp di saturasi -:
♦ Karakteristik transfer dan karakteristik titik driving total: ♦ Pengukuran menunjukkan hasil yang sesuai dengan perhitungan.
♦ Rangkaian mengubah resistansi positif R 1 , R 2 dan R f menjadi
resistansi negatif -(R
2 R f /R 1 )pada daerah linear nya.
♦ Flip flop / osilator dapat diperoleh dari rangkaian ini (bab6).
E. Resistor Konkaf dan Konveks
Karakteristik dioda pn-junction nya: Bila Op Amp bekerja di daerah linear dan saturasi +, maka
♦
karakteristik titik drivingnya sama dengan milik resistor konkaf untuk semua v < E
1 , dengan:
♦ Analisis Daerah Linear
Untuk v d = 0, diperoleh e
2 = E, sehingga
Dari rangkaian: i = i
D ≥
Syarat Op Amp beroperasi linear: Atau:
) i ( v )
Mengingat = fungsi naik monoton, maka
D
)
- i ( E E ) Dengan = arus dioda pada v D = E + E sat .
sat
Sehingga Dalam batas tegangan, diperoleh: dengan
Analisis Daerah Saturasi +
Dari rangkaian:
- v = E − v Ri
d
Syarat saturasi + :
v > , d
maka: KVL pada 2-1-5-3-2: (Anggap E < E sat ).
Dengan demikian dioda reversed bias bila Op Amp pada daerah saturasi +. Diperoleh:
Karakteristik total untuk kedua daerah operasi Op Am: Karakteristik hasil pengukuran:
Kasus Khusus:
♦ Bila R->0 dan E -> 0, maka karakteristik titik driving berubah menjadi
milik dioda ideal: Pengukuran kurva karakteristik dioda pn-junction:
♦
Realisasi Dioda Ideal ♦ Rangkaian Op Amp untuk realisasi dioda ideal: ♦ Pengukuran karakteristik titik driving rangkaian dioda ideal:
Realisasi Resistor Konveks ♦
Rangkaian resistor konveks pada bab 2:
♦
Ganti dioda pada gambar kiri dengan rangkaian dioda menggunakan Op Amp, diperoleh rangkaian kanan.
♦
Balik arah dioda pada rangkaian dioda ideal sebelumnya:
♦
Karakteristiknya berdasarkan perhitungan dan pengukuran:
♦ Dengan 2 rangkaian resistor konkaf dan konveks tsb, dapat didesain
rangkaian apapun yang memiliki karakteristik titik driving piecewise linear yang naik secara monoton.
Metoda Sistematik ♦
Gunakan metoda sistematik untuk rangkaian lebih kompleks
♦
yang tak dapat dianalisis dengan metoda sebelumnya (dibahas pada bab 8) Segmen titik driving atau karakteristik transfer pada saat Op
♦
Amp didaerah linear, dapat diturunkan menggunakan metoda ini.
Untuk daerah saturasi + dan -, prosedur yang sama dapat
♦
dilakukan dengan mengingat Op Amp dimodelkan sebagai suatu battery.
MODEL IDEAL vs MODEL FINITE GAIN
- Model Op Amp ideal menganggap A = .
♦ ∝ ♦ Bila A ≠ ∝ , maka model ideal harus diganti dengan model Op Amp
penguatan berhingga.
♦
Dengan menggunakan representasi piecewise linear, model analitisnya sbb:
= 0 = I
Mengingat i dan i = 0, maka i , maka kedua model Op
♦ + - + - Amp dipandang sebagai 2-port.
2-port nonlinear untuk model penguatan berhingga:
♦
2-port linear untuk model penguatan berhingga: VCVS
♦
Contoh : Perbadingan Analisis menggunakan 2 model.
♦ Gunakan model penguatan berhingga: ♦ Dari Analisis sebelumnya: rangkaian bekerja di daerah linear
dengan cakupan dinamis:
♦
Ganti Op Amp dengan model 2-port linear, sehingga rangkaian menjadi: KCL pada node 1: KVL pada urutan node tertutup 1-4-2-1: Diperoleh: Dengan v o
=Av d
, maka: Catatan:
♦ Bila A -> ∝ , maka v d -> 0 pada persamaan diatas, sehingga v o
menjadi:
in f o v R
R v ] [
1 − =
♦ Untuk A > 10
5
, maka perhitungan v d dan v o akan menghasilkan nilai yang sangat dekat dengan model Op Amp ideal.
♦ Kesimpulan sama berlaku juga untuk rangkaian lain. ♦
Pengukuran karakteristik titik driving pada Gb 3.9, 3.10, 3.12 dan 3.14 sesuai sekali dengan yang diperkirakan pada model Op Amp ideal.
♦ Model Op Amp ideal tepat digunakan karena analisisnya menjadi
jauh lebih sederhana.