Efektivitas Iklan Televisi Rokok Dengan Menggunakan Consumer Decision Model (CDM)

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN

CONSUMER DECISION MODEL (CDM)

Oleh

MARIA YOHANA SIREGAR

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas iklan televisi rokok A Mild dengan melihat pengaruh pesan iklan, pengenalan merek, keyakinan konsumen, sikap konsumen dan niat beli terhadap keputusan pembelian produk rokok tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Reguler angkatan 2009 sampai 2013 Universitas Lampung yang saat penelitian aktif menjalani perkuliahan, dengan sampel penelitian sejumlah 100 responden, dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi linier berganda.

Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa secara simultan pesan iklan, pengenalan merek, keyakinan konsumen, sikap konsumen dan niat beli tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian rokok A Mild. Hasil perhitungan melalui uji F diperoleh Fhitung sebesar 2,217 dengan tingkat signifikansi 0,00. Fhitung < Ftabel (2,217 < 2,31), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh secara simultan.

Secara parsial, variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan tapi sangat lemah terhadap keputusan pembelian rokok A Mild. pengaruh antara pesan iklan dan keputusan pembelian 0,409. pengaruh antara pengenalan merek dan keputusan pembelian 0,119. pengaruh antara keyakinan konsumen dan keputusan pembelian


(2)

Kata kunci: Pesan Iklan, Pengenalan Merek, Keyakinan Konsumen, Sikap Konsumen, Niat Beli, Keputusan Pembelian.


(3)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF TELEVISION ADVERTISING OF CIGARETTES BY USING CONSUMER DECISION MODEL (CDM)

By

MARIA YOHANA SIREGAR

The purpose of this study is to examine the effectiveness of television advertising of cigarettes A Mild to see the influence of information (advertising messages), brand recognition, consumer attitudes, consumer confidence, and purchase intention toward the cigarette product purchasing decisions. This type of study is explanatory research with quantitative approach. This research population are Regular Students (S1) class of 2009 through 2013, University of Lampung who currently active, with the research sample number are 100 respondents, and the data collection technique by questionnaires. Data analysis used multiple linear regression analysis.

From the results of multiple linear regression analysis is known that simultaneous information (advertising messages), brand recognition, consumer attitudes, consumer confidence, and purchase intention haven’t a significant influence on purchasing decisions cigarettes A Mild. The calculation result obtained through F-test we got Fcount by 2,217 with a significance level of 0.00. Fcount < Ftable (2,217 < 2,31), then Ho is rejected and Ha accepted. That means there is no influence simultaneously.

Partially, the independent variables have a very weak influence on purchasing decisions A Mild cigarettes. The influence of advertising messages and purchasing decisions is 0.409. The influence of the brand recognation and purchasing decisions is 0.119. The influence between consumer attitudes and purchasing decisions is 1.611. The influence between consumer confidence and purchasing decisions 0.584. The influence between purchase intention and epurchasing decision is 2,046.


(4)

(5)

EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN

CONSUMER DECISION MODEL (CDM)

Oleh

MARIA YOHANA SIREGAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(6)

(7)

(8)

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tarutung, pada tanggal 15 Maret 1991. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Luhut Siregar, S.T dan Ibu Rotua Sinaga.

Pendidikan formal penulis diawali di Sekolah Dasar (SD) Budi Murni 2 Medan (1997-1999), Sekolah Dasar (SD) Babakan Periangan 1 Bandung (1999-2001) dan diselesaikan pada tahun 2003 di Sekolah Dasar (SD) Fransiskus 2 Bandar Lampung. Pendidikan dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius II Bandar Lampung, yang diselesaikan pada tahun 2006. Penulis mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Xaverius Bandar Lampung, dan diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP UNILA melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).


(10)

Atas Anugerah dari Tuhan Yesus Kristus

Dengan rasa hormat, cinta, kasih dan sayangku

ku dedikasikan karya sederhana ini teruntuk Bapak dan Mama

(

LUHUT SIREGAR, S.T &

ROTUA SINAGA

)

,

Yang senantiasa mencintai, memotivasi, dan mendoakanku,

Selalu ada untukku.

Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepadaku,

Karya kecilku ini ku persembahkan kepada:

Opungku tersayang Taisa Pasaribu

Adikku Rony Agung Siregar, S.AB. dan Chintia Yuni S Siregar

Karya kecilku ini ku persembahkan kepada:

Guru-guru, Dosen-dosen ku

dan


(11)

“Firman

-Mu itu pelita bagi kakiku dan


(12)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan Tugas Akhir yang berjudul “Efektivitas Iklan Televisi Rokok Dengan Menggunakan Consumer Decision Model (CDM). Laporan ini disusun sebagai syarat melesaikan studi S1 di Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan, baik ilmu, materi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Orangtuaku Bapak Luhut Siregar, S.T dan Ibu Rotua Sinaga serta saudara-saudariku Rony A Siregar, S.AB. dan Chintia YS Siregar (Ceye) atas segala kasih sayang, doa dan dukungan yang selalu diberikan sepanjang waktu.

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Suripto, S.Sos.,M.A.B. selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Lampung dan sekaligus Pembimbing Akademik.

4. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, saran, dan nasihat selama penyelesaian Tugas Akhir ini.


(13)

Tugas Akhir ini.

6. Bapak Drs. A.Efendi, M.M. selaku penguji Tugas Akhir atas saran dan nasihatnya.

7. Bapak dan Ibu Dosen atas segala ilmu, bimbingan, dan nasihatnya selama penulis melaksanakan kuliah di Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Lampung.

8. Teman-teman Administrasi Bisnis UNILA 2009. Junita (Omak ni si Cipa), Triana (si inang hasian), Ncil (si tembem nami), Syarif (wak geng pejuang terakhir), Mute, Dini (bibeh), Aldo, Azis, Agung, Alfred, Andre, Tama, Ardian, Bely, Yuyun, Tiara, Benny, Dara, Dewi, Dicky, Didi, Didit, Sofian, Dimas, Dio, Dora, Eci, Edi, Ines, Ilham, Iqbal, Ismail, Jean, Intan, Jufri, Laily, Lita, Mayroni, Nadra, Nasruli, Ayu, Ndu, Ralex, Rifo, Rini, Romario, Shinta, Syougi, Winda, Yohanes dan yang lain yang tidak tersebutkan. Terima kasih kawan.

9. Saudara-saudari PDO FISIP UNILA yang tidak jenuh-jenuh menyemangati. Kak Adhel, Bg Okta, Bg Ciko, Beatrixc (best partner ever), Cety, Anju, Uti, Ceca, Firstin, Yessy (gadis caffeine), Angga, Juliandi, TS, Dita, Ifan, Yohanna, kak Uwi, Fanny, kak Flo, Gita, Jenny, Intan Intong, Paksi Toro, Steven, Kiki, Oktanina, kak Pinta, bg Roles, bg Rian, bg Sabar, Bg John, Samuel N, Yana, dan semua yg tidak tersebut, Terima kasih untuk doa dan semangatnya..

10. Keluarga HMJ ADMINISTRASI BISNIS UNILA. Kakak, Abang, serta Adik2 yang selalu memberi semangat, terima kasih.


(14)

membimbing, mengantar-jemput (khususnya si semok), dan menghiburku.

12. Keluarga Sion Ministry. Kk PA terkasih kak Ribka, bang Roy, bang Dedy, Arin, Wowin, Lena, Angel, Nita, Rumse, Beatrixc, Desti. Terima kasih buat doa dan Firman yang menguatkan dari kalian. God leads!

13. Sahabat-sahabat E-Family. Fransiska KL, Emile Fb (mami Nathan), Maria Yonatha (mami Don), Mega Oktaviani, Fenny Jayanti. Terima kasih selalu menyemangati dan tidak pernah menyinggung2 skripsi waktu nongkrong (LOL!)

14. Ibu Mertayana. Terimakasih ibu atas bantuannya selama penyelesaian skripsi dan berkas-berkas.

15. Untuk semua yang selalu menyemangati, menghibur, serta mendoakanku. 20+ Ko Santo, Ko Nico, Selva (si rempong), NHKBP Tj.Karang, Sepupu-sepupuku Siregars, Keluarga Kantin Emak (LOL), KKN Bumi Dana januari 2012, Hosanna Ministry Bandung, Terimakasih banyak.

16. Last but not least, terima kasih untuk bang Jumanto Sardion Panjaitan, S.T dan bang Manuel Siregar, S.T untuk semangat, dukungan, bantuan, doa, penghiburan dan antar-jemput selama proses skripsi.

Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis terbuka atas segala kritik dan saran yang bersifat membangan agar dapat didiskusikan dan dipelajari demi kemajuan


(15)

Bandar Lampung, 30 September 2015


(16)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Iklan ………... 9

1. Ciri-ciri Iklan ... 10

2. Manfaat Iklan ... 11

3. Tujuan Iklan………. 11

B. Televisi (TV) ... 12

1. Karakteristik Televisi ... 12

2. Kekuatan Dan Kelemahan Televisi ... 13

3. Iklan Televisi ... 14

a. Kelebihan Dan Kelemahan Pada Iklan Televisi ... 14

b. Unsur-unsur Pendukung Iklan Dalam Media Televisi 16 C. Pengertian Efektivitas ... 17

1. Efektivitas Iklan ... 18

D. Consumer Decision Model ... 21

1. Pesan Iklan (Information) ... 22


(17)

5. Niat Beli (Intention) ... 25

6. Pembeli Nyata (Purchase) ... 26

E. Penelitian Terdahulu ... 28

F. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

3. Teknik Sampling ... 34

C. Sumber Data ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Definisi Konseptual ... 36

F. Definisi Operasional... 38

G. Teknik Pengolahan Data ... 40

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas ... 44

I. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Asumsi Klasik ... 46

a. Uji Normalitas ... 46

b. Uji Multikolinearitas ……… 47

c. Uji Heterokedastisitas ……….. 47

2. Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 48

3. Koefisien Determinasi ……… 48

4. Pengujian Hipotesis ……… 50

a. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t). ... 50


(18)

B. Karakteristik Responden ... 59

C. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 61

1. Uji Validitas ……….. 61

2. Uji Reliabilitas ………... 63

D. Analisis Deskriptif Data Penelitian ………. 64

1. Variabel Pesan Iklan ……….. 65

2. Variabel Pengenalan Merek ……….. 71

3. Variabel Keyakinan Konsumen ………. 76

4. Variabel Sikap Konsumen ………. 81

5. Variabel Niat Beli ……….. 85

6. Variabel Keputusan Pembelian ………. 90

E. Analisis Pengaruh X terhadap Y ………. 94

1. Pengujian Asumsi Klasik ……….. 95

a. Uji Normalitas ………. 95

b. Uji Multikolinearitas ………... 96

c. Uji Heterokedastisitas ……….. 97

d. Hasil Analisis Regresi ………. 98

F. Koefisien Determinasi ………. 101

G. Hasil Pengujian Hipotesis ……… 103

1. Uji F ……… 104

2. Uji t ……… 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… ... 113

A. Kesimpulan……. ... 113

B. Saran ……….. ... 11 DAFTAR PUSTAKA


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Variabel Operasional ... 38

2. Hasil Uji Validitas Variabel Pesan Iklan ... 42

3. Hasil Uji Validitas Variabel Pengenalan Merek ... 42

4. Hasil Uji Validitas Variabel Keyakinan Konsumen... 43

5. Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Konsumen... 43

6. Hasil Uji Validitas Variabel Niat Beli... 43

7. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian... 44

8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 45

9. Ukuran Koefisien Determinasi ... 49

10. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas ... 60

11. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ... 60

12. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Pesan Iklan ... 61

13. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Pengenalan Merek ... 62

14. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Keyakinan Konsumen ... 62

15. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Konsumen ... 62

16. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Niat Beli ... 62

17. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 63

18. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 64

19. Frekuensi Tanggapan Responden Berdasarkan Kategori Berdasarkan Variabel Pesan Iklan ... 66

20. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan Ïklan A Mild Merupakan Iklan Yang Kreatif” ... 67

21. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Isi/Kata-kata Dalam Iklan A Mild Menarik” ... 68

22. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Iklan A Mild Berbeda Dengan Iklan Rokok Lainnya” ... 69

23. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Bahasa Yang Digunakan Dalam Iklan A Mild Mudah Diingat” ... 69

24. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Ilustrasi Yang Digunakan Dalam Iklan A Mild Mudah Diingat” ... 70 25. Frekuensi Tanggapan Responden Berdasarkan Kategori Berdasarkan


(20)

27. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Merek A Mild

Menyatakan Sesuatu Yang Bergengsi Tinggi” ... 74 28. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Merek A Mild

mencerminkan kepribadian yang menarik” ... 75

29. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Merek A Mild

Menyatakan sesuatu yang aman” ... 75 30. Frekuensi Tanggapan Responden Berdasarkan Kategori Berdasarkan

Variabel Keyakinan Konsumen ... 77 31. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Informasi yang saya

terima membuat saya merasa yakin dalam menggunakan merek A Mild”... 79

32. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya merasa aman

dalam menggunakan merek A Mild” ... 80

33. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Produk yang ditawarkan

sesuai dengan kebutuhan saya” ... 80 34. Frekuensi Tanggapan Responden Berdasarkan Kategori Berdasarkan

Variabel Sikap Konsumen ... 82 35. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya memiliki penilaian

yang baik terhadap merek A Mild” ... 83 36. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya akan melakukan

pembelian ulang terhadap merek A Mild” ... 84 37. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya selalu

menanti-nantikan varian terbaru dari merek A Mild” ... 85 38. Frekuensi Tanggapan Responden Berdasarkan Kategori Berdasarkan

Variabel Niat Beli ... 87 39. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “saya ingin membeli rokok

merek A Mild Karena saya butuh” ... 88 40. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya ingin produk rokok

A Mild karena Informasi baru yang saya dapat” ... 89

41. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya ingin membeli rokok

A Mild karena mereknya yang sudah terkenal” ... 89 42. Frekuensi Tanggapan Responden Berdasarkan Kategori Berdasarkan

Variabel Keputusan Pembelian ... 91

43. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya memutuskan untuk

membeli rokok A Mild” ... 92

44. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya memutuskan membeli

rokok A Mild setiap hari” ... 93 45. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya memutuskan untuk

menjadi konsumen tetap rokok A Mild” ... 92 46. Hasil Perhitungan VIF ... 95 47. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi x terhadap y ... 99 48. Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ...


(21)

105

51. Hasil Uji t ... 106


(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Pengeluaran Biaya Iklan ... 3 2. Keputusan Konsumen Model Lima Tahap ... 28 3. Model Penelitian ... 30 4. Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis ... 54 5. Diagram Frekuensi Data Berdasarkan Kategori Tentang Pesan Iklan ... 66 6. Contoh Iklan A Mild ... 67 7. Diagram Frekuensi Data Berdasarkan Kategori Tentang

Pengenalan Merek ... 72 8. Contoh Iklan A Mild ... 73 9. Diagram Frekuensi Data Berdasarkan Kategori Tentang Keyakinan

Konsumen ... 78 10. Contoh Iklan A Mild ... 78 11. Diagram Frekuensi Data Berdasarkan Kategori

Tentang Sikap Konsumen ... 82 12. Contoh Iklan A Mild ... 83 13. Diagram Frekuensi Data Berdasarkan Kategori Tentang Niat Beli ... 87 14. Contoh Iklan A Mild ... 87


(23)

16. Contoh Iklan A Mild ... 92 17. Grafik PP Plots Dari Hasil Pengujian Normalitas ... 96 18. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 98


(24)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus mengeluarkan ide-ide baru untuk memasarkan produknya. Tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis lokal maupun global serta banyaknya pesaing baru membuat para pengusaha harus tampil lebih kreatif dan inovatif dalam mengenalkan produknya. Dibutuhkan sesuatu yang menarik perhatian target pasar, salah satunya iklan seperti memasang spanduk, pamflet, iklan televisi, bahkan mengadakan event.

Iklan merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan produk atau mereknya dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan. Secara prinsip kegiatan iklan adalah aktivitas komunikasi, karena merupakan bentuk penyampaian pesan dari komunikator untuk komunikan. Menurut Tjiptono (2008) iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa untuk mendorong orang melakukan pembelian. Untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli.


(25)

Dalam sebuah iklan, perusahaan berusaha untuk mempersuasi target pasar, serta memberikan informasi mengenai produk yang akan mereka tawarkan. Maka iklan dianggap sebagai media komunikasi paling efektif terutama jika ditayangkan di televisi, juga dianggap sebagai media komunikasi visual yang populer dikalangan masyarakat umum. Periklanan dianggap sebagai cara paling efektif untuk mencapai peningkatan penjualan, karena melalui periklanan suatu perusahaan akan mampu memperkenalkan, membujuk atau mengajak, dan pada akhirnya mempertahankan produk supaya tetap dipilih oleh konsumen.

Saat ini hampir semua perusahaan menggunakan iklan untuk mengenalkan produk atau mereknya kepada khalayak umum. Dampak dari ini semua adalah meningkatnya biaya pengeluaran iklan dari tahun ke tahun. Karena mereka sadar bahwa biaya untuk menarik satu pelanggan baru, bisa lima kali dari biaya mempertahankan pelanggan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan biaya pengeluaran iklan yang makin meningkat setiap tahunnya.


(26)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 1 menjelaskan tentang perkembangan biaya pengeluaran iklan di Indonesia:

Gambar 1. Diagram Biaya Pengeluaran Iklan (Hasil Survei Nielson, 2012)

Pada tahun 2007 biaya pengeluaran iklan Indonesia mencapai 35,088 Triliun, kemudian di tahun 2008 mengalami peningkatan hingga 41,708 Triliun, yang kemudian mengalami kenaikan lagi sebesar 16% dari tahun sebelumnya sehingga tahun 2009 mencapai 48,5 Triliun, pada tahun 2010 biaya pengeluaran iklan Indonesia mencapai 59,827 Triliun, tahun 2011 mencapai 71 Triliun dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 20% dari tahun sebelumnya dan mencapai jumlah 87 Triliun. Hal ini membuktikan bahwa biaya pengeluaran iklan di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.

Para pengusaha menyadari bahwa pemasaran yang ofensif biasanya lebih mahal dari pada pemasaran defensif, karena lebih banyak usaha dan biaya untuk mendorong pelanggan yang puas supaya meninggalkan pemasoknya sekarang

Tahun

Biaya Pengeluaran Iklan (dalam Triliun Rupiah)


(27)

(Kotler,2012). Besarnya biaya pengeluaran untuk iklan, membuat perusahaan harus merancang iklan dengan sedemikian rupa sehingga tujuan yang hendak dicapai melalui iklan dapat efektif.

Untuk dapat mengukur keefektifan sebuah iklan, haruslah dilakukan riset. Salah satu model yang dapat digunakan dalam pengukuran efektifitas iklan tersebut adalah Consumer Decision Model (CDM). CDM juga dikenal sebagai Model Engel-Blackwell-Miniard. Dalam CDM tersebut digambarkan bagaimana konsumen mencari informasi tentang produk/merek, mengenal, meyakinkan diri, dan mempertimbangkan suatu keputusan untuk membeli suatu produk/merek tertentu. Dimana dalam CDM memiliki 6 variabel yang saling berinteraksi dan saling mendukung yang berakhir dengan pembelian, yang meliputi; Pesan Iklan (Information), Pengenalan Merek (Brand Recognition), Keyakinan Konsumen (Attitude), Sikap Konsumen (Confidence), Niat Beli (Intention), Pembeli Nyata (Purchase).

Iklan bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi penjualan, dan tingginya biaya pengeluaran iklan membuat iklan harus dirancang sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapai dapat efektif. Iklan televisi merupakan salah satu alternatif yang paling banyak dipilih oleh perusahaan untuk mengiklankan produknya karena dianggap memliliki jangkauan yang luas dan memiliki unsur entertainment yang membuatnya semakin menarik.

Di Indonesia, rokok boleh jadi merupakan komoditas yang unik. Walaupun disetiap kemasannya diharuskan mencantumkan peringatan pemerintah yang


(28)

halnya dengan iklan rokok. Iklan produk rokok merupakan suatu iklan yang bisa dibilang jarang ditayangkan di televisi ataupun disiarkan di radio. Selain itu, periklanan pada perusahaan rokok diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan terutama bagian kelima tentang iklan dan promosi pada pasal 17 sampai 22. Pasal tersebut membahas tentang pelarangan iklan rokok yang memvisualisasikan aktifitas merokok, menunjukkan produk rokok tersebut, juga tidak boleh mengajak atau mempersuasi target pasar untuk mengkonsumsi rokok. Hal ini malah memacu kreativitas dari para pembuat iklan tentang bagaimana membuat suatu iklan rokok yang bisa menarik perhatian masyarakat tanpa harus melanggar peraturan yang berlaku.

Terdapat banyak merek rokok yang beredar di Indonesia, sebut saja A Mild, Dji Sam Soe, Djarum Super, Gudang Garam, dan sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut bersaing dalam berbagai hal, terutama iklan. Iklan yang menonjolkan kalimat motivasi menjadi salah satu andalan perusahaan rokok tersebut. Iklan

Djarum Super dengan jargonnya ”My Life, My Adventure”, iklan Gudang Garam

dengan ”Pria Punya Selera”, dan sebagainya.

Sebagai perusahaan rokok terbesar di Indonesia, PT HM Sampoerna memiliki beberapa merek rokok yang terkenal seperti Dji Sam Soe dan A Mild. Perusahaan ini juga terkenal karena iklannya yang kreatif di media massa. Dilihat dari kemasan, isi, dan pesan, iklan Sampoerna merupakan iklan yang sangat kritis, membangun, dan lebih menonjolkan pesan-pesan moral. Salah satu versi iklan Sampoerna yang sangat terkenal adalah ”Taat Cuma Kalau Ada Yang Lihat”,


(29)

”Tanya Kenapa?”, dan sebagainya. Penggunaan iklan yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna adalah dengan pendekatan iklan kontemporer, yaitu bahwa komunikasi dengan konsumen harus diciptakan, dipelihara, dan yang diperjualbelikan adalah merek/brand rokok tersebut.

Iklan-iklan rokok A Mild dibuat dengan lebih menonjolkan unsur gambar/visual, karena gambar/visual akan mempunyai arti yang lebih luas dan bisa diinterpretasikan seluas dan sebebas mungkin oleh calon konsumennya. Informasi produk, nilai merek, maupun hal-hal yang ingin dijanjikan oleh pihak produsen kepada konsumen dikemas dalam pesan iklan yang kadang sangat tidak kentara, dan mengajak orang yang melihat iklan untuk aktif menggali makna dan pesan yang ada di dalamnya. Pada saat berlangsungnya proses pencarian makna dan pesan itulah sebenarnya merek itu sedang menancapkan kesannya didalam benak konsumen. Pesan yang disampaikan oleh A Mild banyak yang melihat fenomena yang terjadi disekitar kita, yang selalu diluncurkan A Mild dengan kreatif, berani, dan mewakili semangat brand A Mild yaitu ”Bukan Basa Basi”.

Pada sasaran pasarnya, mahasiswa laki-laki yang merokok merupakan target pasar yang cukup potensial. Seperti yang kita ketahui, mahasiswa diakui mempunyai status sosial yang tinggi dan juga memiliki pengetahuan yang luas. Begitu juga dengan mahasiswa Universitas Lampung yang jumlahnya cukup banyak, dan tidak sedikit dari mereka yang mengkonsumsi rokok, khususnya mahasiswa laki-laki. Sebagai mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang luas, tentu saja mereka akan sangat kritis dalam mengambil keputusan tentang suatu produk yang akan


(30)

dikonsumsi. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi efektifitas dalam periklanan tersebut.

Melihat permasalahan yang diuraikan diatas, peneliti mencoba untuk melihat dan mengukur seberapa efektif iklan-iklan rokok yang dibuat untuk memasaran produk PT HM Sampoerna Tbk. Pada identifikasi ini peneliti menggunakan metodelogi kuantitatif dengan pengumpulan data dari hasil pengukuran, kuesioner, dan analisis data yang terkumpul.

Selanjutnya penelitian ini akan mengambil judul:

“Efektivitas Iklan Televisi Rokok menggunakan Consumer Decision Model

(CDM)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat dirumuskan permasalahan pokok seperti berikut:

1. Apakah Pesan iklan (Information) berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian?

2. Apakah Pengenalan merek (Brand recognition) berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian?

3. Apakah Keyakinan konsumen (Attitude) berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian?

4. Apakah Sikap konsumen (Confidence) berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian?


(31)

5. Apakah Niat Beli (Intention) berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian?

6. Apakah Pesan Iklan, Pengenalan Merek, Keyakinan Konsumen, Sikap Konsumen dan Niat Beli secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengukur efektivitas iklan rokok di televisi menurut Consumer Decision Model (CDM)

2. Mengetahui pengaruh Pesan Iklan, Pengenalan Merek, Keyakinan Konsumen, Sikap Konsumen dan Niat Beli terhadap Keputusan Pembelian.

D. Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang positif mengenai pengukuran efektifitas iklan rokok di Indonesia, serta menjadi masukan dalam mengevaluasi iklan-iklannya.

2 Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang pemasaran, iklan, dan consumer decision model.


(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Iklan

Iklan adalah komunikasi komersial dan non-personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak sebagai target melalui media yang bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, reklame ruang luar atau kendaraan umum (Lee, 2007). Dengan demikian iklan dapat didefinisikan sebagai salah satu jenis teknik komunikasi massa dengan membayar ruangan atau waktu untuk menyiarkan informasi tentang barang dan jasa yang ditawarkan oleh si pemasang iklan (Suhandang, 2010).

Menurut Tjiptono (2011), iklan memiliki 4 fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk (Informative), mempengaruhi khalayak (Persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (re-minding) serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (Entertainment).


(33)

1. Ciri-ciri Iklan

Menurut Kotler (2012), iklan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Penyajian publik (public presentation)

Iklan merupakan bentuk komunikasi publik yang paling dikenal oleh masyarakat, sehingga produk yang diiklankan tersebut memberikan penawaran yang standar.Karena setiap orang menerima pesan yang sama.

b. Daya serap yang tinggi (pervasiveness)

Iklan merupakan suatu media yang mempunyai daya serap tinggi, karena memungkinkan penjual untuk mengulang-ulang pesan mereka.Pesan memungkinkan pembeli untuk membandingkan dengan tawaran dari penjual lainnya.

c. Menunjukkan ekspresi (amplified expressiveness)

Iklan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk mengungkapkan produknya melalui lukisan yang indah, bunyi, maupun warna. Kadang alat ini berhasil dalam pengekspresiannya tetapi meleset dari pesan.

d. Tidak melakukan hubungan langsung (impersonality)

Iklan tidak melakukan hubungan langsung dengan konsumen, oleh karena itu konsumen tidak merasa berkewajiban untuk memberikan perhatian dan tanggapannya kepada iklan tersebut. Selain itu, iklan juga dapat digunakan untuk membangun citra suatu produk dan akan memacu penjualan produk dengan cepat.


(34)

Beberapa ciri diatas menggambarkan bahwa iklan bersifat komunikasi satu arah namun dapat meresap kedalam pikiran target pasar, yang diharapkan akan dapat meningkatkan penjualan di perusahaan yang bersangkutan.

2. Manfaat Iklan

Manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan modern (Kasali, 2007):

a. Iklan memperluas alternatif konsumen. Dengan adanya iklan, konsumen dapat mengetahui berbagai produk, yang pada gilirannya menimbulkan adanya pilihan. b. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya.

Sering dikatakan ”tak kenal maka tak sayang”. Iklan-iklan yang secara gagah tampil dihadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya bonafit dan produknya bermutu.

3. Tujuan Iklan

Adapun tujuan iklan menurut Tjiptono (2011), yaitu:

a. Pionering Advertising (Informative Advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand)

b. Competitive Advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu.

c. Reminder Advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak. Bentuk iklan seperti ini sangat penting


(35)

digunakan untuk jenis produk yang sudah mapan, iklan ini bertujuan untuk meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.

B. Televisi (TV)

Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv. (Ilham Z, 2010) sedangkan menurut Adi Badjuri (2010) Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut.

1. Karakteristik Televisi

Menurut Elvinaro (2007) yang menjadi karakteristik televisi, yaitu:

a. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.


(36)

b. Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

2. Kekuatan dan kelemahan televisi

Ada 4 kekuatan televisi, yaitu: (Syahputra, 2006)

a. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.

b. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.

c. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).

d. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis.

Sedangkan kelemahan televisi, yaitu: (Syahputra, 2006) a. media televisi terikat waktu tontonan.

b. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung.


(37)

c. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat transitory, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.

3. Iklan Televisi

Iklan dalam media televisi mengandung unsur suara, gambar, dan gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan oleh media ini sangatlah menarik dan impresif. Televisi menjadi media elektronik yang menampilkan tampilan secara visual maupun audio dengan alunan suara, bunyi, atau musik yang mengiringi gambar-gambar visual. Seiring dengan perkembangan jaman terutama dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), kini kegiatan iklan lebih banyak dilakukan melalui media televisi salah satunya iklan rokok. Iklan Televisi menurut Bungin (2011) adalah pesan yang dibangun oleh kekuatan audio dengan simbol visualisasi lebih menonjol dibanding simbol verbal.

a. Kelebihan Dan Kelemahan Pada Iklan Televisi

Iklan televisi dalam Hudori (2010) menuliskan memiliki beberapa kelebihan dan kelemahannya. Beberapa kelebihan iklan televisi yang berlaku secara umum adalah sebagai berikut:

1. Kesan Realistis. Karena sifatnya yang visual, dan merupakan kombinasi warna, suara, dan gerakan, maka iklan televisi begitu hidup dan nyata.


(38)

2. Masyarakat lebih tanggap karena iklan televisi disiarkan dirumah-rumah dalam suasana yang serba santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian. Perhatian iklan ditelevisi semakin besar jika materi dibuat dengan standar teknis yang tinggi, atau menggunakan seorang aktor atau artis yang dapat menyajikan produk secara otentik.

3. Repetisi (pengulangan). Iklan televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan tersebut bangkit.

4. Pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Seorang pengiklan dapat menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun sekaligus untuk memuat iklannya, bahkan bisa untuk membuat jaringan kerja dengan semua stasiun televisi, sehingga iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun televisi secara serentak.

5. Terkait era dengan media lain. Tayangan iklan ditelevisi mungkin saja terlupakan dengan cepat tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya pada wahana iklan lain. Jika konsumen memerlukan informasi lebih lanjut.

Sedangkan kelemahan iklan televisi secara umum yang dapat disimpulkan sebagai berikut Hudori (2010):


(39)

2. Penonton yang tidak selektif. Hal ini membuat televisi dapat dinikmati oleh semua individu dari semua kalangan usia. Sehingga iklan yang ditayangkan tidak tepat sasaran kepada penonton yang dimaksud.

3. Kesulitan pada teknis dan waktu. Penayangan suatu iklan pada media televisi tidak dapat dirubah-rubah sesuai dengan kemauan si pemasang iklan. Karena hal ini akan mempengaruhi teknis pada penayangan iklan atau program lainnya.

b. Unsur-Unsur Pendukung Iklan Dalam Media Televisi

Iklan merupakan sebuah media kreatif yang dapat menarik perhatian penonton melalui tayangan-tayangannya. Hal tersebut merupakan unsur pendukung yang terdapat dalam iklan televisi. Tamagola (1998) menyebutkan salah satu unsur iklan televisi yaitu Slogan.

Slogan merupakan istilah atau ungkapan yang digunakan oleh sebuah iklan agar memudahkan pemirsa atau pembacanya mengingat produk yang diinginkan tersebut. Slogan adalah motto atau frasa yang dipakai pada konteks komersial atau lainnya sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan. Bentuk slogan bervariasi dari yang tertulis dan terlihat sampai diucapkan.

Slogan memiliki arti perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu, perkataan atau kalimat pendek untuk tujuan suatu ideologi, golongan, organisasi, partai politik, dan sebagainya. Slogan juga selain sebagai tanda bahasa juga dapat digunakan sebagai alat utama untuk menciptakan gambaran realita sesuai keinginan si pembuatnya. Salah satu cara


(40)

menyampaikan pesan kepada khalayak dengan cepat dan tepat adalah dengan meletakkan slogan pada gambar. Gabungan gambar dan slogan inilah yang disebut dengan komunikasi periklanan. Tanda bahasa atau lambang yang digunakan oleh sebuah iklan akan membantu iklan untuk lebih mempertegas lagi gambaran tentang citra yang dikonstruksikan pada suatu barang atau produk. Citra yang dimiliki masyarakat atas suatu produk dari suatu iklan sesungguhnya merupakan bagian dari konstruksi citra karena citra tersebut adalah hasil konstruksi dari pembuat iklan.

Menurut Mulya (2012) dalam tulisannya menyatakan beberapa karakteristik slogan yaitu:

1. Bahasanya singkat, jelas dan padat makna. 2. Menarik, mudah diingat, dan komunikatif. 3. Bersifat persuasif (ajakan) berbau iklan. 4. Tidak selalu menggunakan bahasa yang baku.

C. Pengertian Efektivitas

Menurut Gibson (2010) Efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama. Efektivitas berasal dari kata Effectiveness yang berarti taraf sampai atau sejauh mana suatu kelompok dapat mencapai tujuannya.Menurut keban mengatakan bahwa suatu organisasi dapat dikatakan efektif kalau tujuan organisasi atau nilai-nilai sebagaimana ditetapkan dalam visi tercapai (Herbani pasolong,2010). Sedangkan menurut pendapat P.Robbins Stephen (2010) efektivitas adalah


(41)

menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara lansung menbantu organisasi mencapai berbagai sasaran.

Berdasarkan pengertian efektivitas diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu kegiatan pengukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau dengan kata lain pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan dengan hasil kerja.

1. Efektivitas Iklan

Dalam setiap proses manajemen, baik itu manajemen sumber daya manusia, manajemen informasi sistem, manajemen pemasaran, manajemen operasional, maupun manajemen keuangan, efektivitas merupakan kriteria utama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Kata kunci efektivitas adalah efektif, karena pada akhirnya keberhasilan suatu perusahaan akan diukur dengan menggunakan konsep efektivitas. Dari pengertian sebelumnya telah diuraikan bahwa efektivitas merupakan suatu pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dan pengertian efektif ini sering diidentikkan dengan tepat guna.

Suatu iklan dapat dikatakan efektif, apabila tujuan dari periklanan tersebut dapat teracapai atau terlaksana. Lingga Purnama (2001) menyatakan bahwa tujuan dari pembuatan iklan harus dapat menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan


(42)

pembeli tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan melalui media iklan tersebut.

Agar berguna bagi perusahaan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, maka suatu periklanan harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana serta mudah untuk dipahami. Hal ini memerlukan analisa, peramalan, dan pengembangan usaha periklanan dengan mempertimbangkan segala sesuatu pembuatan iklan sebagai proses yang berkesinambungan.

Kegiatan iklan harus dievaluasi untuk mengetahui apakah iklan tersebut jelas, mudah dipahami, akurat, dan tepat sasaran. Berbagai keputusan dan kegiatan perusahaan hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat. Periklanan juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi.

Efektifitas biaya menyangkut masalah waktu, usaha dan aliran emosional dari pencapaian iklan tersebut. Kemudian periklanan juga harus memperhatikan aspek tanggungjawab atas pelaksanaan iklan tersebut dan tanggungjawab atas implementasi kegiatan periklanan tersebut. Sehingga segala kegiatan periklanan yang telah dilakukan akan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan. Apabila tujuan periklanan tersebut dapat tercapai, dengan terlebih dahulu mengadakan pemilihan media yang sesuai serta mengadakan penyusunan anggaran untuk kegiatan periklanan tersebut, maka suatu iklan dapat dikatakan efektif.


(43)

a. Faktor faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu iklan

Menurut Rakhmat (2011) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu iklan:

1. Faktor Personal

a. Kebutuhan Biologis ( makan, minum, dll) b. Selektifitas

Artinya suatu pesan akan lebih mudah diterima apabila ia menginginkannya c. Tingkat Kecerdasan (kognitif)

Semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat kesadarannya untuk memahami nilai-nilai kebenaran pada iklan tsb.

d. Faktor biologis, yaitu berupa gender.

kebutuhan wanita lebih banyak dari pada lelaki, jadi iklan khusus untuk wanita lebih banyak dibandingkan iklan khusus untuk pria.

e. Faktor Soosiogenis, yaitu adalah suatu motif yang mendasari (sebab) kita melakukan tindakan tertentu.

2. Faktor Situasional a. Trend

Adalah suatu hal yang sedang booming atau ramai dibicarakan b. Faktor Ekologis


(44)

c. Faktor Teknologi

Adalah yang berkaitan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, sehingga penyebaran iklan dapat lebih luas dan bahkan tak terhingga.

d. Faktor Budaya

Adalah seperti apa adat istiadat dari suatu masyarakat yang menjadi sasaran iklan tsb.

e. Faktor Sosial

Adalah berupa peranan, tugas, atau jabatan seseorang dalam suatu masyarakat tertentu.

f. Stimulus orang lain

Bagaimana masyarakat atau calon konsumen mendapatkan informasi dari lingkungan (orang lain)

D. Consumer Decision Model (CDM)

Mengukur sebuah iklan haruslah dilakukan secara berkala dan secara terus-menerus, karena efektivitas iklan dapat diketahui dengan melakukan riset. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas iklan yang dikemukakan oleh Howard (1998) adalah: Consumer Decision Model (CDM), dengan enam variabel yang saling berhubungan (inrelatted variables), meliputi :

a. Pesan Iklan (information),

b. Pengenalan Merek (Brand Recognition), c. Keyakinan Konsumen (Attitude),


(45)

e. Niat Beli (Intention), dan f. Pembeli Nyata (Purchase).

1. Pesan Iklan (information)

Dalam menentukan pesan yang terdapat dalam sebuah iklan, Lingga Purnama (2001) menyatakan bahwa pengiklan harus melalui 4 tahap strategi yang dikembangkannya menjadi kreatif, yaitu; Pembentukan pesan, Evaluasi dan pemilihan pesan, Pelaksanaan pesan, tanggungjawab sosial.

Pesan hendaknya diperingkat berdasarkan tingkat yang diinginkannya (desirability), eksklusivitas (exclusiveness), dan kepercayaannya (believability). Pesan tersebut pertama-tama harus mengatakan sesuatu yang diinginkan atau menarik tentang produk tersebut. Pesan tersebut juga harus mengatakan sesuatu yang eksklusif atau yang membedakan yang tidak terdapat pada semua merek dalam kategori produk tersebut. Dan yang terutama adalah pesan harus dapat dipercaya dan dibuktikan.

Perusahaan kreatif harus menemukan elemen-elemen dalam usahanya menyampaikan suatu citra dan pesan yang terpadu yaitu: gaya (seperti gaya hidup, fantasi, musik, dan sebagainya), nada (nada positif atau negatif), kata-kata (yang mudah diingat dan menarik perhatian), dan format (seperti ukuran, warna, atau ilustrasi iklan). Kemudian pada saat yang sama pengiklan harus memastikan bahwa iklan kreatif tersebut tidak melanggar norma-norma sosial, dan hukum.


(46)

2. Pengenalan Merek (Brand Recognition)

Suatu citra merek yang kuat memberikan beberapa keunggulan utama bagi perusahaan. Menurut Kotler (2012), Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas, tetapi menurut Purnama (2001) merek lebih dari sekedar simbol karena memiliki 6 tingkat pengertian:

a. Atribut. Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedez menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi, dan sebagainya.

b. Manfaat. Suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, tetapi membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau emosional.

c. Nilai. Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi Mercedez berarti berkinerja tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya.

d. Budaya. Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedez mewakili budaya Jerman, yakni terorganisasi, efisien, dan berkualitas tinggi.

e. Kepribadian. Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Kadang-kadang merek mengambil kepribadian orang terkenal.


(47)

f. Pemakai. Merek juga menunjukkan konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Pemakai Mercedez, misalnya diasosiasikan dengan seseorang manajer puncak.

3. Keyakinan Konsumen (Attitude)

Menurut Anoraga (2000) bahwa: ”Keyakinan merupakan suatu gagasan deskriptif

yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu”. Oleh karena itu, untuk dapat

menumbuhkan keyakinan konsumen tersebut, para pengusaha harus mempelajari perilaku konsumen tersebut.

Perilaku konsumen untuk dapat yakin terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada didalam menangkap pesan yang diberikan pada konsumen tersebut. Oleh karena itu, informasi yang diberikan harus mampu menyentuh dan memberikan persepsi bagi konsumen yang merasa yakin dan aman dalam memperoleh dan menggunakan produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya. Sebab persepsi merupakan proses pemilihan, pengorganisasian dan penafsiran masukan-masukan dari informasi yang diberikan.

4. Sikap Konsumen (Confidence)

Sikap konsumen merupakan suatu respon yang diberikan oleh pesan iklan dan diterima oleh konsumen. Sikap menggambarkan penilaian yang baik maupun tidak baik, perasaan emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa objek atau gagasan.


(48)

Setelah seorang konsumen sudah mengevaluasi informasi-informasi yang didapatnya, maka akan timbul suatu sikap terhadap informasi yang didapat tersebut. Sikap merupakan suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang memberikan respon dengan cara mneguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan (Purnama,2001).

5. Niat Beli (Intention)

Niat beli merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengadakan pembelian atas produk yang ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut. Anoraga (2000) menyatakan bahwa ada lima tahap dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yang umum dilakukan oleh seseorang, yaitu pengenalan kebutuhan, proses informasi konsumen, evaluasi produk atau merek, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.

Kebutuhan setiap konsumen bisa berbeda-beda. Bisa saja muncul karena menerima informasi yang baru tentang suatu produk, kondisi ekonomi konsumen tersebut, periklanan, atau hanya karena kebetulan. Selain itu gaya hidup, kondisi demografis, dan karakteristik setiap konsumen dapt menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Sekali konsumen melakukan pembelian, maka evaluasi pasca pembelian pun otomatis akan terjadi. Jika produk yang dibeli oleh konsumen tersebut memenuhi harapan dan keinginan konsumen, maka konsumen akan puas. Jika tidak, maka kemungkinan pembelian akan berkurang.


(49)

6. Pembeli Nyata (Purchase)

Menurut Anoraga (2000) ada lima peran yang dimainkan orang dalam suatu keputusan pembelian:

a. Pengambilan inisiatif (Initiator), yaitu seseorang yang pandangannya atau sarannya diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

b. Orang yang mempengaruhi (Influencer), yaitu seseorang yang memutuskan sebagian besar keputusan membeli, seperti: apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya, atau dimana membelinya.

c. Pembeli (Buyer), yaitu seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. d. Pemakai (User), yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang

atau jasa yang dibeli.

Modelisasi perilaku konsumen sangat membantu pemasar untuk melihat dan menganalisis perilaku seseorang dalam membeli suatu barang atau jasa, dengan demikian dapat dilihat bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:

1. Pengenalan masalah.

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar dan haus yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.


(50)

2. Pencarian informasi.

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan. c. Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.

d. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk. 3. Evaluasi alternatif.

Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.

4. Keputusan pembelian.

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.


(51)

5. Perilaku pasca pembelian.

Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang, untuk lebih jelasnya, proses pengambilan keputusan konsumen model lima tahap tersebut disajikan dalam gambar di bawah ini:

Gambar 2. Keputusan Konsumen Model Lima Tahap. (Kotler, 2005)

E. Penelitian Terdahulu

Jurnal berjudul A trust-based consumer decision-making model in electronic commerce: The role of trust, perceived risk, and their antecedents karya Dan J.Kim, Donald L.Ferrin, dan H.Raghav Rao menuliskan bahwa:

1. Niat Beli (Intention) memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian (Purchase)

2. Kepercayaan Konsumen (Trust) memiliki pengaruh yang positif terhadap Niat Beli (Intention)

3. Kualitas Informasi (information quality) berpengaruh positif terhadap kepercayaan konsumen (trust)

Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian


(52)

F. Kerangka Berpikir

Iklan merupakan salah satu strategi pemasaran yang paling banyak dilakukan oleh pengusaha untuk mempromosikan produk atau mereknya. Fungsi iklan yang memberikan informasi dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian membuat iklan menjadi salah satu cara yang populer dalam mempromosikan suatu produk atau merek ke tengah-tengah masyarakat. Iklan dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk mencapai peningkatan penjualan, karena melalui iklan suatu perusahaan akan mampu memperkenalkan, membujuk atau mengajak, dan pada akhirnya mempertahankan produk supaya tetap dipilih oleh konsumen. Sehubung dengan semakin banyaknya pengusaha yang menggunakan iklan sebagai media promosi, biaya pengeluaran iklan dari tahun ke tahun menjadi meningkat.

Besarnya biaya pengeluaran untuk iklan, membuat perusahaan harus merancang iklan sedemikian rupa agar tujuan yang dikehendaki dalam iklan tersebut dapat berjalan dengan efektif. Dalam mengukur keefektifan sebuah iklan, haruslah dilakukan riset. Salah satu model yang dapat digunakan dalam pengukuran efektifitas iklan tersebut adalah Consumer Decision Model (CDM) yang memiliki variabel yang saling berhubungan yaitu, Information (X1), Brand Recognition (X2), Attitude (X3),

Confidence (X4) dan Intention (X5). Dari hasil pengukuran efektifitas dengan

menggunakan CDM diatas, akan diketahui pengaruh iklan tersebut terhadap Keputusan pembelian (Y).


(53)

Berdasarkan beberapa uraian diatas maka penelitian bagan kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Model Penelitian Pesan Iklan (X1)

Pengenalan Merek (X2)

Keyakinan Konsumen (X3)

Niat Beli (X5)

Sikap konsumen (X4)

Keputusan Pembelian (Y)


(54)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), Penelitian menurut tingkat penjelasan adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.

Berdasarkan jenis penelitian diatas, maka tipe penelitian ini adalah tipe penelitian asosiatif.Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi jika dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif (Sugiyono,2011). Dalam penelitian ini, tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel independen Consumer Decision Model (CDM) Pesan Iklan (X1), Pengenalan Merek (X2), Keyakinan Konsumen (X3), Sikap Konsumen (X4), Niat Beli (X5), dan variabel dependen Keputusan Pembelian (Y).


(55)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Margono (2010) mengemukakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Reguler angkatan 2009 sampai 2013 Universitas Lampung yang saat ini aktif menjalani perkuliahan.

Target populasi adalah mahasiswa S1 reguler yang pernah menjadi konsumen rokok dan pernah melihat iklan rokok. Oleh karena jumlah target populasi mahasiswa yang pernah merokok tidak diketahui, maka pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling yang merupakan teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011), Sampel adalah sebagian dari populasi itu. Senada dengan itu, Margono (2010) mengemukakan bahwa Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Beberapa hal dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan besarnya presentase sampel yaitu (Suparmoko,2007):


(56)

a. Bila populasi N besar, persentase yang kecil saja sudah dapat memenuhi syarat. b. Besarnya sampel hendaknya jangan kurang dari 30

c. Sampel seyogyanya sebesar mungkin selama dana dan waktu masih dapat menjangkau.

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki yang merokok.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 (seratus) mahasiswa. Penentuan 100 (seratus) mahasiswa ini karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.

Selain itu, besarnya sampel dapat ditentukan berdasarkan rumus (Djarwanto,2000) sebagai berikut:

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z = Angka yang menunjukkan penyimpangan suatu nilai variabel dari mean dihitung dalam satuan deviasi standar tertentu.

E = Error/ kesalahan

Dari nilai (level of significance) yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu 0,05. Diharapkan besarnya kesalahan dalam penggunaan sampel tidak lebih dari 10 persen.


(57)

2

= 96,04

Sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 96,04 mahasiswa dan dibulatkan menjadi 100 mahasiswa.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan salah satu metode Non Probability Sampling, yaitu Convenience Sampling, di mana anggota populasi dapat dengan mudah dipilih sebagai sampel (Sekaran, 2000). Setiap mahasiswa yang pernah merokok serta pernah melihat iklan rokok A Mild, dapat dengan mudah dijadikan sebagai anggota sampel.

C. Sumber Data

Pada penelitian ini data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Ronny (2007), Data primer merupakan sumber data penelitian yang dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumber utamanya.

Data primer adalah sumber utama dalam penelitian. Data yang diperoleh dari informan melalui penyebaran kuesioner dengan berisikan pertanyaan yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Data ini harus dicari melalui responden.Sedangkan data sekunder merupakan “sumber data penelitian yang


(58)

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain)”. Data sekunder merupakan sumber data yang digunakan untuk mendukung data primer. Data ini diperoleh dengan mencari fakta yang sebenarnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2009) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis responden untuk dijawabnya. Skala pengukuran kuesioner yang akan digunakan pada penelitian ini adalah skala likert.

Menurut Sugiyono (2012), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari individu atau kelompok tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini disebut variabel penelitian yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Jawaban dari setiap instrumen yang mengguakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain : sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk centang (checklist) ataupun pilihan ganda.

Peneliti menggunakan skala likert karena skala ini menjabarkan nilai-nilai dari yang positif ke negatif, sebagai contoh peneliti menggunakan lima tingkatan skor diantaranya skor tertinggi yaitu 5, dan terendah yaitu 1. Skor 5 menunjukkan bahwa


(59)

konsumen sangat setuju terhadap pernyataan yang ada pada lembar kuesioner yang diberikan, skor 4 menunjukkan konsumen setuju terhadap pernyataan yang ada, skor 3 menunjukkan konsumen lebih memilih jawaban netral atau ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sedangkan skor 2 menunjukkan konsumen menjawab tidak setuju, dan skor 1 menunjukkan konsumen sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada pada lembar kuesioner tersebut. Berdasarkan penskalaan nilai diatas maka dapat kita lihat terdapat tiga kategori jawaban, diantaranya kategori jawaban positif, kategori jawaban netral, dan kategori jawaban negatif. Prosedur penyebaran kuesioner yaitu memberikan secara langsung kepada para responden dengan peneliti terlibat langsung ke lokasi penelitian untuk memberikan kuesioner kepada target populasi dan penyebaran kuesioner dilakukan di Universitas Lampung.

E. Definisi Konseptual

Singarimbun dan Effendi (2000) mengemukakan definisi konseptual merupakan pemaknaan dari konsep yang digunakan sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan.

Untuk memudahkan dalam memahami konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka definisi konseptual pada penelitian ini adalah:

1. Efektivitas adalah tercapainya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Semakin besar persentase target tercapai, semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Dengan begitu, periklanan yang efektif dapat dilihat dengan tercapainya sasaran dan tujuan dari periklanan itu sendiri, yaitu diukur dari pesan yang ada dalam iklan


(60)

tersebut, pengenalan merek, keyakinan konsumen, sikap konsumen, niat beli, dan pembelian nyata yang dilakukan oleh konsumen.

2. Menurut Durianto (2003), Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk dan menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

3. Consumer Decision Model adalah sebuah model yang memecah proses keputusan konsumen dalam 6variabel keputusan dasar yang harus diambil selama proses pembelian. (The Blackwell, Miniard, Engel Model,2001)

4. Pesan iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada audience melalui media iklan (Bovee,2002). Dalam menyampaikan pesan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membuat sebuah iklan yang kreatif, seperti: Gaya (Gaya hidup, fantasi, musik, dan sebagainya), nada (nada positif atau negatif), kata-kata (perlu menggunakan kata-kata yang mudah diingat dan menarik perhatian), dan format (seperti ukuran, warna, atau ilustrasi iklan).

5. Kotler (2012) mendefinisikan Pengenalan merek sebagai bagian dari keseluruhan citra merek yang bersangkutan, yang dimengerti barangkali oleh banyak pelanggan, tetapi lebih menarik atau menjanjikan bagi sebagian konsumen dibanding bagi yang lain.

6. Menurut Anoraga (2000) bahwa Keyakinan merupakan suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu.

7. Sikap merupakan suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang memberikan respon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan


(61)

secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan (Purnama, 2001).

8. Niat beli adalah kecenderungan konsumen untuk bertindak terhadap sebuah obyek dan secara umum diukur dari niat beli konsumen (Kim dan Chan-Olmsted, 2004).

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Singarimbun,2000). Untuk melihat operasionalisasi suatu veriabel harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Tabel 1. Variabel Operasional

Variabel Definisi Variabel Indikator Pesan Iklan (X1)

Pengenalan Merek (X2)

Pesan Iklan adalah ide atau berita yang

dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada

audience melalui media iklan, yang bersifat kreatif, menarik, berbeda dari yang lain, dan mudah diingat. Pengenalan merek adalah bagian dari keseluruhan citra merek yang

bersangkutan, dan dimengerti oleh banyak

a. Kreatif b. Menarik

c. Berbeda dengan yang lain

d. Mudah diingat

a. Atribut b. Manfaat c. Nilai d. Budaya e. Kepribadian


(62)

Keyakinan Konsumen (X3)

Sikap Konsumen (X4)

Niat Beli (X5)

Keputusan Pembelian (Y)

pelanggan, yang memiliki tingkat pengertian atribut, manfaat, nilai, budaya, dan kepribadian.

Keyakinan konsumen adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh konsumen mengenai suatu objek, atribut, dan manfaatnya. Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak,dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

Niat beli merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengadakan pembelian atas produk yang ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut. Keputusan Pembelian adalah proses pembelian yang nyata.

a.Keyakinan b. Rasa Aman c. Informasi yang meyakinkan

a.Penilaian

b. Perasaan Emosional c. Konsistensi

a. Pengenalan Kebutuhan

b. Proses Informasi konsumen

c. Evaluasi Merek

a Keputusan Merek b.Keputusan Pemasok c. Keputusan Kuantitas d. Keputusan Waktu e. Keputusan Metode Pembayaran


(63)

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari: a. Editing

Editing yaitu cara yang digunakan untuk meneliti kembali data yang telah diperoleh dari lapangan. Editing bertujuan untuk memperbaiki kualitas data dan menghilangkan keraguan data. Dalam hal ini mengedit sumber data yang didapat, membaca dan memahami apakah data tersebut dibutuhkan atau tidak dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, sehingga hasilnya dapat diyakini bahwa data tersebut benar-benar akurat, konsisten dengan informasi yang lain serta lengkap.

b. Tabulasi

Tabulasi merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data kedalam tabel untuk memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi.

c. Interpretasi

Data yang telah dimasukkan ke dalam tabel dianalisis dengan teknik statistik dengan hasil yang diinterpretasikan atau ditafsirkan agar kesimpulan-kesimpulan penting mudah ditangkap oleh pembaca.


(64)

H. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas terdiri dari validitas eksternal dan validitas internal.Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneralisir ke semua objek, situasi dan waktu yang berbeda. Validitas internal menunjukkan kemampuan dari instrument penelitian yang mengukur apa yang seharusnya diukur suatu konsep Hartono (2008).

Validitas internal terdiri atas validitas kuantitatif dan validitas konstruk.Validitas kuantitatif terdiri atas validitas tampang (face validity) dan validitas isi (content validity). Validitas tampang menunjukkan bahwa item-item mengukur suatu konsep jika dari penampilan tampangnya seperti mengukur konsep tersebut. Validitas isi menunjukkan bahwa item-item di instrument mewakili konsep yang diukur. Uji validitas digunakan untuk menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan rumus korelasi product moment Singarimbun dan Effendi (2008).

Keterangan:

r = Koefisien korelasi Y= Nilai total skor


(65)

X= Skor indikator empiris penelitian n = Jumlah sampel

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid 2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid Berikut ini adalah uji validitas setiap variabel:

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Pesan Iklan (X1)

Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan

Item Pernyataan 1 0,645 0,300 Valid

Item Pernyataan 2 0,685 0,300 Valid

Item Pernyataan 3 0,319 0,300 Valid

Item Pernyataan 4 0,566 0,300 Valid

Item Pernyataan 5 0,578 0,300 Valid

Sumber: Data diolah, 2014

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Pengenalan Merek (X2

)

Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan

Item Pernyataan 1 0,621 0,300 Valid

Item Pernyataan 2 0,696 0,300 Valid

Item Pernyataan 3 0,771 0,300 Valid

Item Pernyataan 4 0,719 0,300 Valid


(66)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Keyakinan Konsumen (X3

)

Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan

Item Pernyataan 1 0,538 0,300 Valid

Item Pernyataan 2 0,306 0,300 Valid

Item Pernyataan 3 0,582 0,300 Valid

Sumber: Data diolah, 2014

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Konsumen (X4

)

Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan

Item Pernyataan 1 0,695 0,300 Valid

Item Pernyataan 2 0,729 0,300 Valid

Item Pernyataan 3 0,301 0,300 Valid

Sumber: Data diolah, 2014

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Niat Beli (X5

)

Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan

Item Pernyataan 1 0,824 0,300 Valid

Item Pernyataan 2 0,640 0,300 Valid

Item Pernyataan 3 0,721 0,300 Valid


(67)

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y

)

Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan

Item Pernyataan 1 0,923 0,300 Valid

Item Pernyataan 2 0,810 0,300 Valid

Item Pernyataan 3 0,894 0,300 Valid

Sumber: Data diolah, 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan adalah valid karena korelasi item tersebut lebih dari 0,300. Oleh karena pertanyaan-pertanyaan tersebut valid, maka data tersebut akan digunakan pada analisis selanjutnya.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keterpercayaan, stabilitas atau kemantapan, konsistensi, prediktabilitas dan ketepatan atau akurasi dari suatu ukuran. Dalam penelitian ini, teknik uji Reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

{ }

dimana:

= Nilai reliabilitas

= Jumlah varian skor tiap-tiap item


(68)

k = Jumlah item

(Sumber: Sugiyono, 2007)

Reliabilitas instrument pada penelitian ini dihitung dengan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 16. Reliabilitas diukur berdasarkan data dari 100 responden, yang terdiri dari 5 item pernyataan pesan iklan yang valid, 4 item pernyataan pengenalan merek yang valid, 3 item pernyataan keyakinan konsumen yang valid, 3 item pernyataan sikap konsumen yang valid, 3 item pernyataan niat beli yang valid, dan 3 item pernyataan keputusan pembelian yang valid. Instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih dari atau sama dengan 0,36. Keseluruhan hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Indeks

Reliabilitas

Nilai

Kritis Keterangan

Pesan Iklan (X1) 0,454 0,361 Reliabel

Pengenalan Merek (X2)

0,638 0,361 Reliabel

Keyakinan Konsumen (X3)

0,580 0,361 Reliabel

Sikap Konsumen (X4) 0,602 0,361 Reliabel

Niat Beli (X5) 0,567 0,361 Reliabel

Keputusan Pembelian

(Y) 0,837 0,361 Reliabel


(69)

Berdasarkan dari hasil perhitungan yang disajikan pada tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini adalah reliabel karena nilai koefisien alpha X1, X2, X3, X4, X5, dan Y lebih besar dari 0,361. Oleh karena itu berdasarkan uji coba instrument ini sudah valid dan reliabel seluruh item pernyataannya, maka data penelitian dapat digunakan lagi pada analisa selanjutnya.

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Dalam pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah variabel-variabel penelitian memenuhi syarat-syarat lolos dari uji asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikoloniaritas dan heterokidastisitas. Oleh karena itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik yang terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Pengujjian normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang digunakan terdistribusi secara normal. Maksud terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Data dengan distribusi normal akan memusat pada nilai rata-rata dan median. Untuk mengetahui bentuk distribusi dapat menggunakan grafik distribusi dan analisis statistik. Pada data yang terdistribusi secara normal grafik akan


(70)

mengikuti pola distribusi normal dimana bentuknya menyerupai lonceng. Sedangkan analisis statistik menggunakan analisis keruncingan dan kemencengan (Purbayu Budi dan Ashari, 2005)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan pengujian asumsi yang menyatakan bahwa variabel independen baru terbebas dari gejala multiklinearitas. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antar variabel independen. Gejala ini ditunjukan dengan korelasi yang signifikan antar variabel independen. Apabila terjadi gejala multikolinearitas salah satu langkah untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel dai model regresi sehingga dapat dipilih model yang paling baik. Untuk melihat gejala multikolinearitas kita dapat melihat dari hasil Collienarity Statistics. Hasil VIF yang lebih besat dari 1 menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, sedangkan nilai VIF yang mendekati 1 menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas (Purbayu Budi dan Ashari,2005)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas adalah suatu pengujian terhadap asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak samaini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varian dari residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heterodastisitas, sedangkan


(71)

adanya gejala residual yang sama dari suatu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan homokedastisitas. Salah satu uji untuk menguji heterokadastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual (Purbayu Budi dan Ashari, 2005).

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2010) Analisis linier digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen di manipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan. Bentuk persamaan dari regresi linier berganda pada penelitian ini adalah:

Y = α + β1PI + β2PM +β3KK +β4SK +β5NB +

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

α = konstanta

β1- β5 = koefisien regresi PI = Pesan Iklan

PM = Pengenalan Merek SK = Sikap Konsumen NB = Niat Beli

= error term

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada uji regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase pemberian pengaruh bersamaan variabel-variabel bebas terhadap variabel


(72)

terikat. Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen Pesan Iklan (X1), Pengenalan Merek (X2), Keyakinan Konsumen (X3), Sikap Konsumen (X4), dan Niat Beli (X5) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) Keputusan Pembelian.

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

KD = r² x 100% Keterangan :

KD = Koefisien determinasi R² = Koefisien korelasi

Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson (Sugiyono, 2007).

Tabel 9.

Ukuran Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,39 Rendah

0,0-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono(2011)

4. Pengujian Hipotesis

Menurut Umar (2008) hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga menuntun/mengarahkan penyelidikan selanjutnya. Rancangan pengujian hipotesis dinilai dengan penetapan


(73)

hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (H0) tidak

terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) menunjukan adanya

pengaruh antara variabel independen dan dependen.

Rancangan pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen (x) yaitu pesan iklan, pengenalan merek, keyakinan konsumen, sikap konsumen, dan niat beli terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen (y), hipotesis yang diuji dirumuskan sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji Statistik t)

Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari varibel-variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

i. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas pesan iklan terhadap keputusan pembelian. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0:

ß

1= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pesan iklan

terhadap keputusan pembelian pada iklan rokok.

H0:

ß

1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan pesan iklan terhadap


(74)

ii. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas pengenalan merek terhadap keputusan pembelian. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0:

ß

1= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pengenalan merek

terhadap keputusan pembelian pada iklan rokok.

H0:

ß

1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan pengenalan merek

terhadap keputusan pembelian pada iklan rokok.

iii. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas keyakinan konsumen terhadap keputusan pembelian. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0:

ß

1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan keyakinan

konsumen terhadap keputusan pembelian pada iklan rokok.

H0:

ß

1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan keyakinan konsumen

terhadap keputusan pembelian pada iklan rokok.

iv. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas sikap konsumen terhadap keputusan pembelian. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0:

ß

1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan sikap konsumen

terhadap keputusan pembelian pada iklan rokok.

H0:

ß

1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan sikap konsumen


(75)

v. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas niat beli terhadap keputusan pembelian. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0:

ß

1= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan niat beli terhadap keputusan pembelian pada iklan rokok.

H0:

ß

1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan niat beli terhadap

keputusan pembelian pada iklan rokok.

vi. Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk)= n-1-k, untuk menentukan ttabel sebagai batas penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

vii. Menilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus:

dan


(1)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 7.31 10.99 8.79 .801 100

Std. Predicted Value -1.855 2.744 .000 1.000 100

Standard Error of Predicted

Value .250 .992 .559 .178 100

Adjusted Predicted Value 7.16 11.09 8.79 .829 100

Residual -6.784 6.086 .000 2.333 100

Std. Residual -2.833 2.542 .000 .974 100

Stud. Residual -3.094 2.598 .001 1.011 100

Deleted Residual -8.091 6.360 .006 2.513 100

Stud. Deleted Residual -3.247 2.682 .000 1.023 100

Mahal. Distance .091 16.002 4.950 3.784 100

Cook's Distance .000 .308 .013 .034 100

Centered Leverage Value .001 .162 .050 .038 100


(2)

(3)

(4)

(5)

Contoh Iklan:

A Mild

Versi Domba Botak


(6)

A Mild

Versi Kejar Dulu


Dokumen yang terkait

Analisis Efektivitas Iklan TV Sirup Markisa Dengan Pendekatan EPIC Model PT. MajuJaya PohonPinang pada Konsumen Swalayan Macan Yaohan Merak Jingga Medan

3 62 111

Iklan Televisi Program Jalan Sehat 10.000 Langkah Bersama Anlene Terhadap Citra Produk (Studi Korelasional Iklan Televisi Program Jalan Sehat 10.000 Langkah Bersama Anlene terhadap Citra Produk Susu Anlene di kalangan Ibu PKK di Kecamatan Medan Marelan)

0 70 105

Pengaruh Iklan Televisi Coca Cola Versi Ramadhan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Di Medan

5 39 85

Pengaruh Iklan Televisi Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU

3 45 92

Pengaruh Iklan Bersambung Televisi Pond’s Flawless White terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswi Politeknik Negeri Medan

1 26 91

Consumer Decision Model Analisis Keefektifan Iklan Studi Empiris Iklan di Televisi Tentang Produk Kendaraan Bermotor Yamaha di Kecamatan Kendal Kota

2 10 148

PENGGUNAAN CONSUMER DECISION MODEL (CDM) DALAM PENGUKURAN PENGENALAN GROUP BAND CARAMEL DI SURABAYA.

0 1 91

Analisa Efektivitas Iklan Kosmetik Wardah Dengan Menggunakan Consumer Decision Model (CDM) | Wijaya | Jurnal Strategi Pemasaran 1792 3316 1 SM

0 2 12

PENGGUNAAN CONSUMER DECISION MODEL (CDM) DALAM PENGUKURAN PENGENALAN GROUP BAND CARAMEL DI SURABAYA

0 0 18

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN MINUMAN ENERGI “EXTRA JOSS” MELALUI MEDIA TELEVISI DENGAN MENGGUNAKAN CONSUMER DECISION MODEL (CDM)

0 8 208