BULAN PUASA ADALAH BULAN TRAINING
BULAN PUASA SEBAGAI BULAN TRAINING BAGI
UMAT ISLAM
Oleh : Syahril Rahman, S.Kom.I
Ramadhan yang dirindukan telah menjelang.
Setiap
kita
mempunyai
beragam
cara
untuk
menyambutnya. Musim kebaikan tahunan ini memang
tak
layak
untuk
dilewatkan
Rasulullah
SAW
sejak
penyambutan
sahabat.
begitu
awal
Ramadhan
di
saja.
Bahkan
mengadakan
briefing
tengah-tengah
para
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda : " Sungguh telah datang padamu sebuah
bulan yang penuh berkah dimana diwajibkan atasmu
puasa di dalamnya, (bulan) dibukanya pintu-pintu surga,
dan
ditutupnya
pintu-pintu
neraka
jahannam,
dan
dibelenggunya syaitan-syaitan, Di dalamnya ada sebuah
malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Barang siapa
diharamkan dari kebaikannya, maka telah diharamkan
(seluruhnya) "(HR Ahmad, Nasa'i dan Baihaqi).
Ramadhan sering datang dengan tiba-tiba, dan
berlalu begitu cepat tanpa terasa. Ia adalah momentum
termahal yang pernah kita punya untuk mendulang
pahala. Ini mirip bulan promosi dan besar-besaran yang
ditawarkan di pusat-pusat perbelanjaan. Kebaikan nilai
pahalanya menjadi berlipat-lipat, semua orang berburu
memborongnya. Saya sering mengibaratkan Romadhon
itu : Bagaikan kita mendapat 'hadiah' di sebuah pusat
perbelanjaan. Kita diberi kesempatan untuk mengambil
semua barang belanja di dalamnya, namun hanya dalam
waktu
beberapa
saat
saja
!
Allah
SWT
menggambarkannya dalam Al-Qur'an : " (yaitu) dalam
beberapa hari yang tertentu" ( QS Al-Baqarah 184).
Semua kita, jika diberi kesempatan 'gratisan'
semacam itu, pasti segera meloncat lalu berlari menuju
rak-rak belanjaan untuk segera mengambil barangbarang, dari yang termahal hingga termurah. Nyaris
tanpa henti hingga waktunya selesai. Lelah berkeringat
bukan masalah. Apa yang dalam pikiran kita adalah ini
kesempatan berharga.. Sekali lengah atau berhenti bisa
berarti kerugian yang tak terbayangkan. Apa makna dari
gambaran di atas ? Satu
arti yang harus kita pahami dan kita catat dengan
baik adalah ; bahwa Ramadhan memang benar-benar
berbeda. Perlu interaksi, konsentrasi dan energi yang
berbeda pula dalam menyikapinya. Jangan sekali-sekali
menyamakan Ramadhan dengan sebelas bulan yang
‘menggugurkan’ kewajiban agar terbebas dari rasa
lainnya. Berbeda dan sungguh berbeda, bahkan mulai
sakitnya. Ia sendiri tak pernah paham khasiat apa yang
dari cara kita menyambutnya. Yang menyamakan siap-
terkandung dalam obat tersebut. Yang jelas dokter
siap saja gulung tikar di hari-hari pertama.
mewajibkannya meminum obat tersebut secara rutin tiga
Salah satu cara kita menyambutnya adalah
kali sehari. Maka ia meminumnya dengan setengah hati
dengan memahami Hikmah Ramadhan. Kita bisa sesibuk
dan terbebani. Lain lagi dengan seorang yang minum
apapun dalam bulan Ramadhan, tapi tanpa menyelami
madu atau multivitamin yang sejenis. Ia tahu persis
hikmahnya,
Syawal
khasiat yang terkandung di dalamnya, sebagaimana ia
menjelang hanyalah kelelahan fisik yang tak terkira. Saat
juga meyakini manfaat besar yang akan ia dapatkan
musim mudik usai, mungkin hanya suara parau sisa
ketika meminumnya. Maka ia meminumnya dengan
kebut-kebutan tilawah yang bersisa. Namun sebaliknya,
begitu ringan dan bersemangat. Contoh kedua inilah
dengan mengetahui sejuta hikmah dalam Ramadhan,
yang ingin kita praktekkan dalam hari-hari Ramadhan
maka kita akan menikmati amal-amal ibadah dalam
kita. Kita memahami hikmah dan ‘khasiat’ ramadhan bagi
Ramadhan
dan
diri kita, lalu menikmati dan menjalani semua amal dan
kekhusyukan. Kita menjalani paket ibadah Ramadhan
aktifitas di dalamnya dengan penuh semangat, gairah
lengkap
dan vitalitas !! ( ups .. mirip iklan jadinya).
barangkali
dengan
dengan
lebih
yang
penuh
ringan
tersisa
saat
penghayatan
karena
memahami
manfaatnya buat kita. Dan lebih hebat lagi, setelah
Ramadhan
usai
pun
kita
masih
bisa
merasakan
hikmahnya dalam menjalani hari-hari selanjutnya.
Mari sejenak mengambil ibarat : seorang yang
minum obat-obatan dan seorang yang minum madu atau
multivitamin. Yang minum obat-obatan, biasanya sekedar
Saya
meyakini
ada
sejuta
hikmah
dalam
Ramadhan yang mulia ini. Mari kita intip tiga di antaranya
sebagai
penyemangat
awal
Ramadhan saat telah usai nanti :
sekaligus
oleh-oleh
Pertama : Ramadhan sebagai Training Keikhlasan
Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan.
oleh orang lain karena kita ‘sekedar’ menahan tidak
makan minum dan berhubungan badan.
Maka puasa Ramadhan selama sebulan adalah training
Artinya, dalam puasa kita dipaksa untuk ‘ikhlas’
keikhlasan yang sangat efektif. Sejak awal Rasulullah
menjalani itu semua hanya karena Allah SWT. Sekiranya
SAW menjelaskan betapa ibadah puasa benar-benar
bukan karena ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang
jalur langsung antara seorang dengan Tuhannya. Puasa
untuk mengelabui keluarga atau teman-temannya. Ia
menjadi ibadah yang begitu mulia karena langsung dinilai
bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi
oleh Allah sang Maha Mulia. Beliau meriwayatkan firman
di siang hari mungkin saja menyantap lahan makanan di
Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi : “ Setiap amal
warung langganannya. Kita semua juga bisa berakting
manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya
puasa dengan mudah, tapi lihatlah : tidak pernah
(puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya “
terbersit dalam hati kita untuk menjalani puasa dengan
( HR Ahmad dan Muslim).
modus
semacam
itu.
Subhanallah,
inilah
training
Ibadah Puasa melatih kita untuk ikhlas dalam arti
keikhlasan terbaik yang pernah kita dapati. Sebulan
yang paling sederhana, yaitu : beramal hanya karena
penuh merasa di awasi dan beramal hanya karena Allah
Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya.
SWT. Mari kita sedikit berangan, seandainya kaum
Betapa tidak ? Hampir semua ibadah bisa dideteksi
muslimin di Indonesia bisa mengambil sedikit saja oleh-
dengan mudah oleh semua manusia, kecuali puasa.
oleh
Orang menjalankan sholat dan zakat bisa dengan
selanjutnya, bisa kita bayangkan angka kejahatan,
mudah terlihat dengan mata telanjang. Apalagi ibadah
korupsi dan sebagainya insya Allah akan menurun
haji, rasa-rasanya satu kampung pun bisa mengetahui
drastis. Karena mereka semua merasa di awasi oleh
kalau salah satu kita menunaikan ibadah haji. Berbeda
Allah SWT, lalu menjalankan ketaatan dengan ikhlas
dengan puasa, yang hampir-hampir tidak bisa diketahui
keikhlasan
samacam
ini
untuk
bulan-bulan
sebagaimana meninggalkan kemaksiatan juga dengan
istrinya, dan mengikat sarungnya (HR Bukhori dan
ikhlas.
Muslim)
Bila training keistiqomahan ini kita resapi dengan
Kedua : Ramadhan untuk Training Keistiqomahan
Momentum Ramadhan
yang
penuh
baik, maka kita akan terbiasa beramal secara terus
dengan
menerus dan berkelanjutan dalam bulan yang lain.
berbagai amalan –dari pagi hingga malam hari- mau
Segala halangan dan rintangan akan teratasi dengan
tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seorang
sempurna karena
berlatih untuk istiqomah dalam hari-hari selanjutnya. Kita
tertempa dalam dada kita. Pada bulan berikutnya, saat
semua benar-benar menjadi orang yang sibuk dalam
lelah melanda, ada baiknya kita mengingat kembali
bulan Ramadhan. Bangun di awal hari untuk sholat
semangat
malam dan sahur, kemudian siang hari yang dihiasi
Ramadhan. Untuk kemudian bangkit dan melanjutkan
tilawah dan dakwah, belum lagi malam hari yang
amal dengan penuh semangat !
kita
semangat istiqomah yang
yang
menyala-nyala
dalam
telah
bulan
bercahayakan tarawih dan tadaruh. Semua kita lakukan
dalam tempo sebulan penuh terus menerus. Sebuah
Ketiga : Ramadhan sebagai Training Ihsan
kebiasaan tahunan yang nyaris tidak kita percaya bahwa
Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan
kita bisa menjalaninya. Semangat beribadah kita benar-
dalam setiap ibadah. Tak terkecuali dengan ibadah
benar
Bahkan
puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-
agar
hari puasa dengan penuh ketelitian. Menjaganya dari
melipatgandakan semangat saat akan melepas bulan
segala onak yang justru akan memporakporandakan
mulia tersebut. Dari Aisyah ra, ia berkata : adalah Nabi
pahala puasa kita. Rasulullah SAW telah mengingatkan :
SAW
terakhir
" Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak
(Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan
mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar.
dipacu
Rasulullah
ketika
saat
SAW
masuk
memulai
Ramadhan.
memberikan
sepuluh
hari
panduan
yang
Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak
berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika
mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang "
berbuka ( buka puasa dan juga saat Idul Fitri) dan
(HR Ibnu Majah).
kegembiraan saat bertemu Tuhan mereka " ( Hadits
Ini artinya, hari-hari puasa kita haruslah penuh
kehati-hatian. Menjaga lisan, pandangan dan anggota
badan lainnya dari kemaksiatan. Sungguh berat, tapi tiga
puluh hari latihan seharusnya akan membuat kita
melangkah lebih ringan dalam hal ihsan pada bulanbulan selanjutnya. Bahkan semestinya, perilaku ihsan ini
memang menjadi branding kaum muslimin dalam setiap
amalnya.
Terakhir, banyak hikmah lain yang terserak
sedemikian rupa dalam titian tiga puluh hari yang mulia
ini. Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali mengais
hikmah-hikmah tersebut dari hari ke hari Ramadhan kita,
untuk kemudian menjadikannya sebagai simpanan dalam
menyambut bulan-bulan berikutnya. Mari memulai dari
keinginan
tulus
dalam
hati
untuk
mensukseskan
Ramadhan tahun ini. Lalu diikuti dengan kesungguhan
dalam mengisinya bahkan hingga saat hilal Syawal
menjelang. Agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita
dapatkan. Rasulullah SAW bersabda : " Bagi orang yang
Bukhori & Muslim ). Wallahu a’lam bisshowab.
UMAT ISLAM
Oleh : Syahril Rahman, S.Kom.I
Ramadhan yang dirindukan telah menjelang.
Setiap
kita
mempunyai
beragam
cara
untuk
menyambutnya. Musim kebaikan tahunan ini memang
tak
layak
untuk
dilewatkan
Rasulullah
SAW
sejak
penyambutan
sahabat.
begitu
awal
Ramadhan
di
saja.
Bahkan
mengadakan
briefing
tengah-tengah
para
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda : " Sungguh telah datang padamu sebuah
bulan yang penuh berkah dimana diwajibkan atasmu
puasa di dalamnya, (bulan) dibukanya pintu-pintu surga,
dan
ditutupnya
pintu-pintu
neraka
jahannam,
dan
dibelenggunya syaitan-syaitan, Di dalamnya ada sebuah
malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Barang siapa
diharamkan dari kebaikannya, maka telah diharamkan
(seluruhnya) "(HR Ahmad, Nasa'i dan Baihaqi).
Ramadhan sering datang dengan tiba-tiba, dan
berlalu begitu cepat tanpa terasa. Ia adalah momentum
termahal yang pernah kita punya untuk mendulang
pahala. Ini mirip bulan promosi dan besar-besaran yang
ditawarkan di pusat-pusat perbelanjaan. Kebaikan nilai
pahalanya menjadi berlipat-lipat, semua orang berburu
memborongnya. Saya sering mengibaratkan Romadhon
itu : Bagaikan kita mendapat 'hadiah' di sebuah pusat
perbelanjaan. Kita diberi kesempatan untuk mengambil
semua barang belanja di dalamnya, namun hanya dalam
waktu
beberapa
saat
saja
!
Allah
SWT
menggambarkannya dalam Al-Qur'an : " (yaitu) dalam
beberapa hari yang tertentu" ( QS Al-Baqarah 184).
Semua kita, jika diberi kesempatan 'gratisan'
semacam itu, pasti segera meloncat lalu berlari menuju
rak-rak belanjaan untuk segera mengambil barangbarang, dari yang termahal hingga termurah. Nyaris
tanpa henti hingga waktunya selesai. Lelah berkeringat
bukan masalah. Apa yang dalam pikiran kita adalah ini
kesempatan berharga.. Sekali lengah atau berhenti bisa
berarti kerugian yang tak terbayangkan. Apa makna dari
gambaran di atas ? Satu
arti yang harus kita pahami dan kita catat dengan
baik adalah ; bahwa Ramadhan memang benar-benar
berbeda. Perlu interaksi, konsentrasi dan energi yang
berbeda pula dalam menyikapinya. Jangan sekali-sekali
menyamakan Ramadhan dengan sebelas bulan yang
‘menggugurkan’ kewajiban agar terbebas dari rasa
lainnya. Berbeda dan sungguh berbeda, bahkan mulai
sakitnya. Ia sendiri tak pernah paham khasiat apa yang
dari cara kita menyambutnya. Yang menyamakan siap-
terkandung dalam obat tersebut. Yang jelas dokter
siap saja gulung tikar di hari-hari pertama.
mewajibkannya meminum obat tersebut secara rutin tiga
Salah satu cara kita menyambutnya adalah
kali sehari. Maka ia meminumnya dengan setengah hati
dengan memahami Hikmah Ramadhan. Kita bisa sesibuk
dan terbebani. Lain lagi dengan seorang yang minum
apapun dalam bulan Ramadhan, tapi tanpa menyelami
madu atau multivitamin yang sejenis. Ia tahu persis
hikmahnya,
Syawal
khasiat yang terkandung di dalamnya, sebagaimana ia
menjelang hanyalah kelelahan fisik yang tak terkira. Saat
juga meyakini manfaat besar yang akan ia dapatkan
musim mudik usai, mungkin hanya suara parau sisa
ketika meminumnya. Maka ia meminumnya dengan
kebut-kebutan tilawah yang bersisa. Namun sebaliknya,
begitu ringan dan bersemangat. Contoh kedua inilah
dengan mengetahui sejuta hikmah dalam Ramadhan,
yang ingin kita praktekkan dalam hari-hari Ramadhan
maka kita akan menikmati amal-amal ibadah dalam
kita. Kita memahami hikmah dan ‘khasiat’ ramadhan bagi
Ramadhan
dan
diri kita, lalu menikmati dan menjalani semua amal dan
kekhusyukan. Kita menjalani paket ibadah Ramadhan
aktifitas di dalamnya dengan penuh semangat, gairah
lengkap
dan vitalitas !! ( ups .. mirip iklan jadinya).
barangkali
dengan
dengan
lebih
yang
penuh
ringan
tersisa
saat
penghayatan
karena
memahami
manfaatnya buat kita. Dan lebih hebat lagi, setelah
Ramadhan
usai
pun
kita
masih
bisa
merasakan
hikmahnya dalam menjalani hari-hari selanjutnya.
Mari sejenak mengambil ibarat : seorang yang
minum obat-obatan dan seorang yang minum madu atau
multivitamin. Yang minum obat-obatan, biasanya sekedar
Saya
meyakini
ada
sejuta
hikmah
dalam
Ramadhan yang mulia ini. Mari kita intip tiga di antaranya
sebagai
penyemangat
awal
Ramadhan saat telah usai nanti :
sekaligus
oleh-oleh
Pertama : Ramadhan sebagai Training Keikhlasan
Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan.
oleh orang lain karena kita ‘sekedar’ menahan tidak
makan minum dan berhubungan badan.
Maka puasa Ramadhan selama sebulan adalah training
Artinya, dalam puasa kita dipaksa untuk ‘ikhlas’
keikhlasan yang sangat efektif. Sejak awal Rasulullah
menjalani itu semua hanya karena Allah SWT. Sekiranya
SAW menjelaskan betapa ibadah puasa benar-benar
bukan karena ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang
jalur langsung antara seorang dengan Tuhannya. Puasa
untuk mengelabui keluarga atau teman-temannya. Ia
menjadi ibadah yang begitu mulia karena langsung dinilai
bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi
oleh Allah sang Maha Mulia. Beliau meriwayatkan firman
di siang hari mungkin saja menyantap lahan makanan di
Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi : “ Setiap amal
warung langganannya. Kita semua juga bisa berakting
manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya
puasa dengan mudah, tapi lihatlah : tidak pernah
(puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya “
terbersit dalam hati kita untuk menjalani puasa dengan
( HR Ahmad dan Muslim).
modus
semacam
itu.
Subhanallah,
inilah
training
Ibadah Puasa melatih kita untuk ikhlas dalam arti
keikhlasan terbaik yang pernah kita dapati. Sebulan
yang paling sederhana, yaitu : beramal hanya karena
penuh merasa di awasi dan beramal hanya karena Allah
Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya.
SWT. Mari kita sedikit berangan, seandainya kaum
Betapa tidak ? Hampir semua ibadah bisa dideteksi
muslimin di Indonesia bisa mengambil sedikit saja oleh-
dengan mudah oleh semua manusia, kecuali puasa.
oleh
Orang menjalankan sholat dan zakat bisa dengan
selanjutnya, bisa kita bayangkan angka kejahatan,
mudah terlihat dengan mata telanjang. Apalagi ibadah
korupsi dan sebagainya insya Allah akan menurun
haji, rasa-rasanya satu kampung pun bisa mengetahui
drastis. Karena mereka semua merasa di awasi oleh
kalau salah satu kita menunaikan ibadah haji. Berbeda
Allah SWT, lalu menjalankan ketaatan dengan ikhlas
dengan puasa, yang hampir-hampir tidak bisa diketahui
keikhlasan
samacam
ini
untuk
bulan-bulan
sebagaimana meninggalkan kemaksiatan juga dengan
istrinya, dan mengikat sarungnya (HR Bukhori dan
ikhlas.
Muslim)
Bila training keistiqomahan ini kita resapi dengan
Kedua : Ramadhan untuk Training Keistiqomahan
Momentum Ramadhan
yang
penuh
baik, maka kita akan terbiasa beramal secara terus
dengan
menerus dan berkelanjutan dalam bulan yang lain.
berbagai amalan –dari pagi hingga malam hari- mau
Segala halangan dan rintangan akan teratasi dengan
tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seorang
sempurna karena
berlatih untuk istiqomah dalam hari-hari selanjutnya. Kita
tertempa dalam dada kita. Pada bulan berikutnya, saat
semua benar-benar menjadi orang yang sibuk dalam
lelah melanda, ada baiknya kita mengingat kembali
bulan Ramadhan. Bangun di awal hari untuk sholat
semangat
malam dan sahur, kemudian siang hari yang dihiasi
Ramadhan. Untuk kemudian bangkit dan melanjutkan
tilawah dan dakwah, belum lagi malam hari yang
amal dengan penuh semangat !
kita
semangat istiqomah yang
yang
menyala-nyala
dalam
telah
bulan
bercahayakan tarawih dan tadaruh. Semua kita lakukan
dalam tempo sebulan penuh terus menerus. Sebuah
Ketiga : Ramadhan sebagai Training Ihsan
kebiasaan tahunan yang nyaris tidak kita percaya bahwa
Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan
kita bisa menjalaninya. Semangat beribadah kita benar-
dalam setiap ibadah. Tak terkecuali dengan ibadah
benar
Bahkan
puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-
agar
hari puasa dengan penuh ketelitian. Menjaganya dari
melipatgandakan semangat saat akan melepas bulan
segala onak yang justru akan memporakporandakan
mulia tersebut. Dari Aisyah ra, ia berkata : adalah Nabi
pahala puasa kita. Rasulullah SAW telah mengingatkan :
SAW
terakhir
" Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak
(Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan
mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar.
dipacu
Rasulullah
ketika
saat
SAW
masuk
memulai
Ramadhan.
memberikan
sepuluh
hari
panduan
yang
Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak
berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika
mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang "
berbuka ( buka puasa dan juga saat Idul Fitri) dan
(HR Ibnu Majah).
kegembiraan saat bertemu Tuhan mereka " ( Hadits
Ini artinya, hari-hari puasa kita haruslah penuh
kehati-hatian. Menjaga lisan, pandangan dan anggota
badan lainnya dari kemaksiatan. Sungguh berat, tapi tiga
puluh hari latihan seharusnya akan membuat kita
melangkah lebih ringan dalam hal ihsan pada bulanbulan selanjutnya. Bahkan semestinya, perilaku ihsan ini
memang menjadi branding kaum muslimin dalam setiap
amalnya.
Terakhir, banyak hikmah lain yang terserak
sedemikian rupa dalam titian tiga puluh hari yang mulia
ini. Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali mengais
hikmah-hikmah tersebut dari hari ke hari Ramadhan kita,
untuk kemudian menjadikannya sebagai simpanan dalam
menyambut bulan-bulan berikutnya. Mari memulai dari
keinginan
tulus
dalam
hati
untuk
mensukseskan
Ramadhan tahun ini. Lalu diikuti dengan kesungguhan
dalam mengisinya bahkan hingga saat hilal Syawal
menjelang. Agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita
dapatkan. Rasulullah SAW bersabda : " Bagi orang yang
Bukhori & Muslim ). Wallahu a’lam bisshowab.