Tugas Ujian Tengah Semester Etnografi As

Tugas Ujian Tengah Semester Etnografi Asia Timur
“Perkembangan Ekonomi Cina”

Maria Evangelis Nababan
1206204733

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Depok, 4 April 2014

BAB I
PENDAHULUAN
Peradaban Cina adalah beradaban tertua yang hingga sekarang masih bisa dirasakan. Cina
memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban dunia. Hal itu bisa dilihat dari
artefak-artefak yang ditinggalkan atau falsafah yang ditinggalkan, teknologi (pengobatan,
pekerjaan,

dst)

Cina

juga


tidak

kalah

canggih

dengan

negar

barat

lainnya.

Sebagai salah satu peradaban besar, tentu saja sangatlah perlu untuk mengetahui system
politik, ekonomi dan masyarakat pada masyarakat Cina.
Seseorang1 bercerita ketika ia masuk universitas pada akhir tahun 1970-an, ia diajarkan
bahwa Revolusi Komunis Cina secara keseluruhan baik bagi para petani Cina, yang
merupakan bagian terbesar dari populasi negara tersebut. Ini disebabkan karena komunis

yang menguasai, memberipan tanah-tanah kepada para petani yang tidak memiliki tanah.
Mereka juga menghilangkan nama kelas penguasa kelas tuan tanah. Komunis juga
memberantas penggunaan opium2 dan buta huruf. Jutaan orang dihukum mati dan 30.000.000
orang meninggal karena kelaparan selama masa lompatan besar ini, komunis benar-benar
merepresentasikan keinginan masyarakat Cina yang tergusur.
Itu adalah cerita singkat bagaimana dunia tahu revolusi cina pada saat komunis masuk, di
tulisan ini saya akan menceritakan ulang dari sebuah buku yang berjudul “China Undercover,
Rahasia di Balik Kemajuan Cina” dan saya juga akan menceritakan bagaimana perekonoiman
Cina yang sebenarnya bukan sepenuhnya komunis. Saya memilih untuk membahas Cina
dikarekan perekonomiannya yang saat ini sudah sangat maju di tengah-tengah krisis dunia
pada awal tahun 2012. Saya juga tertarik karena sistem haluan yang komunis, namun
pengaruhnya sangat menyebar segala penjuru dunia. Hampis di setiap negara di dunia pasti
ada penduduk yang berdarah Cina. Cina juga berbeda jauh dengan Korea Utara yang samasama sifatnya mengandung komunis, namun Korea Utara begitu tertutup oleh dunia luar,
negara ini juga dikabarkan sebagai negara yang perekonomiannya terbelakang.
Buku “China Undercover “Rahasia di Balik Kemajuan Cina” yang saja jadikan bahan dalam
menjelaskan bagaimana keadaan di cina. Buku ini sebenarnya dilarang untuk diterbitkan, ini
1 Mantan kepala biro Bejint untuk Washington Post
2 Dalam kuliah Etnografi Asia Timur, dosen saya menjelaskan bahwa yang membuat cina terpecah salah satunya
adalah opium (dibuat ketergantungan atau kecanduan oleh inggris supaya cina mau bertransaksi dengan mereka). Ini
dilakukan karena pada waktu itu perekonomian Cina sangat tertutup.


terbit ketika priode singkat kebebasan pers dan penerbitan. Namun sebelum pelarangan buku
ini, ratusan buku asli dan jutaan lebih edisi bajakannya sudah lebih terjual3.
Pengenalan Cina Secara Umum
1.1 Geografis
RRC ialah negara terbesar ke-4 di dunia,di sebelah timur ada pantai Laut Kuning dan Laut
Cina Timur, pesisir Laut Cina Selatan lebih bergunung-gunung dan Cina bagian selatan
didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian tengah timur
ditemukan delta 2 sungai utama Cina, Huang He dan Chang Jiang. Sungai-sungai utama
lainnya ialah Xi Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur. Bagian barat, jajaran gunung yang
utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi di Cina Gunung Everest, dan ciri-ciri plato
tinggi di antara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti Takla-Makan dan Gurun
Gobi. Sebab kemarau panjang dan barangkali pertanian yang rendah membuat badai debu
telah menjadi biasa dalam musim semi di Cina. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan
Cina, Gurun Gobi telah dikembangkan dan merupakan sumber utama badai debu yang
mempengaruhi Cina dan bagian Asia Timur Laut lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari
kawasan utara telah dilaporkan sampai ke pantai barat Amerika Serikat. Pengurusan air
sungai (seperti penbuangan sisa tinja, pencemaran oleh kilang 4, dan ekstraksi air untuk irigasi
dan minuman) dan penyusutan tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada negara
lain.

1.2 Demografi
Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas
yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; ini merupakan mayoritas
setengah dari daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri heterogen, dan bisa dianggap
sebagai kumpulan berbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang
sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Cina yang diucapkan, yang bisa
dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina yang diucapkan
ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia.
3 Pada cover depan buku ini, terdapat tulisan “dilarang beredar di Cina! Pemenang lettre ulysses prize. Edisi
bajakannya terjual 10 juta kopi. Ini yang membuat saya jadi semakin tertarik membaca buku ini. Ini membuat nilai
plus buku ini dan membuat seakan-akan saya selalu mempromosikannya. Tulisan di depan cover ini juga menjelaskan
bagaimana sulitnya buku ini beredar, namun banyak orang yang minat untuk membacanya.
4 Pencemaran sungai di cina termaksud kasus yang lumayan parah. Saya ambil contoh sungai Huai, sungai ini adala
sungai terpanjang keenam di Cina, sekaligus yang terkotor. Sungai ini melewati 48 kota, ada 191 anak sungai yang
besar, 80% airnya sudah menghitam. Ini dikarenakan polusi dari pabrik-pabrik, sampah yang bergungung-gunung,
dsb. Sampah kasar membentang lebih dari 96 kilometer dengan tinggi hampir 2 meter di beberapa tempat.

Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua,
diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara.
Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu

hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767.000.000 orang) menjadi Ateis atau tidak percaya
Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau
gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah
Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan
Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara
ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta
Kristen (4 juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.
1.3 Budaya
Norma tradisional Cina diperoleh dari versi ortodoks Konfusianisme, yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan bahkan merupakan bagian dari ujian pelayanan publik kekaisaran pada
zaman dulunya. Akan tetapi keadaan tidak selalu begitu karena pada masa dinasti Qing
umpamanya kekaisaran Cina terdiri dari banyak pemikiran seperti legalisme, yang di dalam
banyak hal tidak serupa dengan Kong Hu Cu, dan hak-hak mengkritik kerajaan yang zalim
dan perasaan moralinvididu dihalangi oleh pemikir 'orthodoks'. Sekarang, adanya neoKonfucianisme yang berpendapat bahawa ide demokrasi dan hak asasi manusia sejajar
dengan nilai-nilai tradisional Konfuciusme 'Asia'.

BAB III

PEMBAHASAN
Bentuk Pemerintahan

Pada masa-masa awal, negeri Cina adalah negeri yang tertutup dengan negeri-negeri lain
sehingga penjagaan adat-budaya Cina amat ketat. Hal itu berubah pada awal abad 19 Masehi.
Negeri Cina mulai membuka peluang Negara-negara lain untuk masuk ke dalam negeranya.
Maka muncullah negeri Inggris hendak berdagang ke negeri ular naga ini. Mereka mencoba
memasukinya dengan memberi yang akan membuat oranag ketagihan (opium). Hanya saja,
Inggris tidak hanya bertujuan berdagang saja namun juga menebar pemikiran dan budaya
Barat. Mulailah saat itu, adat-budaya dan pemikiran Cina mulai bergeser. Pergeseran yang
amat kentara terjadi pada akhir abad 19 Masehi, dimana pemikiran komunisme mulai
mewabah pada pemikiran-pemikiran intelektual saat itu dengan ditandai munculnya buku
terjemahan Origin of Species (1885). Akibat mewabahnya pemikiran tersebut, pemikiran
bahwa konflik merupakan hal yang penting demi perkembangan manusia mulai meluas di
otak-otak kaum intelektual. Dan akhirnya, komunisme mulai tumbuh dan kokoh ketika Ma
Tse Tung yang berideologi komunisme mulai menduduki pemerintahan dengan posisi yang
tertinggi setelah menggulingkan pemerintahan sebelumnya dengan kekerasan yang penuh
darah dan memakan korban yang tak sedikit.
Sedangkan sistem pemerintahan yang digunakan ketika kekaisaran Cina kuno masih berkuasa
adalah sistem pemerintahan yang sentralistik. Sistem sentralistik ini bisa disetarakan dengan
sikap absolutisme monarki. Sehingga dalam pelaksanananya timbullah istilah “semua tanah
adalah tanah raja dan semua orang adalah milik raja”. Dalam pelaksanan pemerintahn raja
juga membagi tugas-tugas bawahan. Pada masa kekaisaran kaisar terdapat enam orang

bawahan. Enam orang bawahan inilah yang akan melaksanakan perintah raja. Enam orang itu
memiliki tugas: menteri surga, pembuat kebijakan; menteri bumi, menteri berkenaan dengan
pendidikan; menteri musim semi, menteri berkenaan dengan pengadilan agama; menteri
musim panas, meneteri berkenaan dengan administrasi keseharian; menteri menteri musim
gugur, menteri berkenan dengan penjatuhan hukuman; menteri musim dingin, menteri yang
berkenaan dengan logistik negara, termasuk pembiayaan proyek besar. Tiap menteri memiliki
staff ratusan dari bagian-bagian. Kaisar jug amengontrol enam kekuatan militer, setiap
regional memiliki tiga, dua atu satu yang disesuaikan dengan wilayah.
Proses Perkembangan Politik Cina

Cina merupakan negara yang memiliki sejarah yang panjang dan sangat mempengaruhi
sejarah-sejarah negara-negara lainnya, khususnya jepang. Sejarah China dimulai dari masa
Dinasti sampai runtuhnya sistem kekaisaran Dinasti Manchu tahun 1912. Kemudian Cina
menjadi sebuah negara nasionalis dibawah Sun Yat Sen. Setelah Perang Dunia II, Perang
Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak
komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulaupulau lepas pantai di Fujian.
China dibawah kekuasaan komunisme, berkembang menjadi sebuah negara yang sangat
ambisius. China menginginkan menjadi negara seperti Jerman dan Inggris. Maka untuk
merealisasikan keinginannya itu Mao Zedong membuat beberapa kebijakan, misalnya
menjalankan Lompatan Jauh Kedepan dan Revolusi Kebudayaan5 yang memakan ribuan

korban jiwa, biaya ekonomi yang besar, dan rusaknya kebudayaan China. Lompatan Jauh
Kedepan merupakan kebijakan yang dilakukan oleh Mao Zedong untuk menandingi ekonomi
negara-negara eropa dibidang industri. Setelah kegagalan Lompatan Jauh Kedepan itu Mao
Zedong beranggapan itu karena komunisme kurang menyebar di rakyat China, maka untuk
lebih menyebarkan komunisme Mao Zedong menjalankan Revolusi Kebudayaan.
Kehidupan bermasyarakat China pada masa RRC pada umumnya dipengaruhi oleh
komunisme. Dari aspek politik, RRC menjadi sebuah negara komunisme dengan sistem
mono partai yaitu PKC (Partai Komunis Cina). Dari aspek ekonomi, pada mulanya China
menganut sistim ekonomi sosialis, tetapi pasca kegagalan semua kebijakan itu, pada tahun
1978, China berubah menjadi negara pragmatis, dimana ia menggunakan sistem pasar bebas
tetapi idiologi negara tetap komunisme. Menurut saya, inilah faktor yang membedakan antara
Korea Utara dengan Cina.
Pada aspek sosial, budaya, agama dan pendidikan, semua berdasarkan dan diatur oleh
pemerintah dan komunisme. Masyarakat Cina mendapat tekanan dari komunisme khususnya
dalam hal agama dan budaya. Ajaran agama, biasanya disuruh dicampur dengan doktrin
komunis. Pada bidang pendidikan, komunisme melarang katholik dan protestan turut campur
dalam hal pendidikan, serta pola pendidikan barat diganti dengan pola pendidikan Uni Soviet.
5 Revolusi kebudayaan : Revolusi Kebudayaan (Hanzi sederhana: 无产阶级文化大革命; Hanzi tradisional: 無產階
級文化大革命; pinyin: wú chǎn jiē jí wén huà dà gé mìng; sering disingkat 文化大革命 wén huà dà gé mìng, bahasa
Inggris: Cultural Revolution) adalah revolusi besar yang terjadi di Republik Rakyat Tiongkok antara tahun 1966 dan

1976. Revolusi ini digerakkan oleh Mao Zedong sebagai puncak perseteruannya dengan pejabat Presiden Liu Shaoqi
dan klik-nya yang dituduh beraliran kanan, mendukung intelektualisme dan kapitalisme. Revolusi ini ditandai dengan
dibentuknya Pengawal Merah, sebuah unit paramiliter yang mayoritas anggotanya adalah mahasiswa-mahasiswa yang
mendukung Mao dan ajaran-ajarannya.

Komunisme menyederhanakan abjad China, dan menetapkan abjat China bagian Selatan
sebagai abjad standar bagi tulisan-tulisan China.
1. Proses Terbentuknya Republik Rakyat China Tanggal 1 Oktober 1949
Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah
pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911 pula, Cina
diperintah secara otokratis6 oleh KMT (Kuomintang) dan beberapa panglima perang dan
setelah 1949 China menjadi sebuah wilayah yang dikuasai oleh idiologi komunis. Pasca
terjadinya Revolusi Rusia tahun 1917, komunisme tumbuh sebagai idiologi yang cocok
dengan kondisi masyarakat petani dan dapat menumbangkan sebuah rezim yang tidak
berpihak pada rakyat. Akhirnya pada tahun 1921 Partai Komunis China (PKC) berdiri atas
desakan Sneevliet. Pada awal berdirinya antara uomintang dengan PKC berjalan beriringan,
bahkan anggota kuomintang juga anggota dari PKC. Setelah Perang Dunia II, wilayah yang
tadinya diduduki oleh Jepang menjadi rebutan antara Kuomintang dengan PKC. Dengan PKC
berusaha menduduki China utara dan tidak merebut kota-kota besar, sedangkan kuomintang
berusaha menduduki kota-kota besar.

Tetapi mengenai wilayah manchuria kedua partai sama-sama bersikeras ingin menduduki
wilayah itu. Ketegangan pun semakin meningkat, pada tahun 1947 kontak senjata antara
nasionalis dengan komunis terjadi. Pada tahun 1948 dengan strategi “desa mengepung kota”
kota Manchuria berhasil diduduki oleh Komunisme dibawah pimpinan Lin Piao. Setelah itu
kota seperti Shantung, Tientsin, Peking juga berhasil diduduki. Dengan jatuhnya kota-kota
tersebut Chiang Kai Sek dengan partai Kuomintang sadar bahwa dia tidak akan dapat
bertahan lagi di China.
Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang yang dimulai dari tahun
1945 sampai pada 1949 mengakibatkan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan
Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1
Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan
sebuah negara komunis.
Beberapa kebijakan yang mencengangkan diambil oleh Mao pada masa awal berdirinya
6 Otokratis : adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang. Istilah ini
diturunkan dari bahasa Yunani autokratôr yang secara harfiah berarti "berkuasa sendiri" atau "penguasa tunggal".
Otokrasi biasanya dibandingkan dengan oligarki (kekuasaan oleh minoritas, oleh kelompok kecil) dan demokrasi
(kekuasaan oleh mayoritas, oleh rakyat).

RRC. Misalnya Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan. Lompatan Jauh
Kedepan ini bertujuan menjadikan China setara dengan negara-negara di Eropa. Tetapi

kebijakan ini gagal, maka selanjutnya Mao menjalankan Revolusi Kebudayaan. Revolusi
Kebudayaa ini dilihat sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para
remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada
saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung
dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari
masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah
kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh
pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan
janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih
kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.
RRC merupakan suatu negara komunis meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak
mendefinisikannya sebagai negara komunis karena sistem ekonominya yang kapitalis. Sejak
saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan kontrol
pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai perpindahan
ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar. Meskipun ada kelonggaran terhadap
kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang
mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong 7 dan
gerakan separatis di Tibet.
Perekonomian Cina di Era Globalisasi
China (Republik Rakyat China) menjadi salah satu negara superpower baru di era ini. China
menjadi perwakilan Asia yang menduduki Dewan Keamanan Tetap PBB. Selain itu, China
juga merupakan negara “bernuklir” dengan memiliki tentara terbesar di dunia
dengan anggaran militer ke-4 terbesar setelah Amerika, Prancis dan Inggris. Selama tahun
1980 sampai 2005, pertumbuhan rata-rata ekonomi China lebih dari 10% (jauh melampau
pertumbuhan ekonomi dunia). Ini membawa China sebagai negara dengan pertumbuhan
ekonomi terdashyat di abad ini. China saat ini menduduki posisi ke-2 dalam jumlah
ekspornya dan urutan ke-3 dari jumlah impor. Di sini saya berpikir bahwa cina sudah hampir
seperti jepang di mana mereka adalah negara asia yang diperhitungkan dalam militer dan juga
perekonomiannya.
7 Saya menonton dan membaca berita mengenai penganiayaan baik di muka umum atau ditempat tertutup dengan
pengikut ini, menurut saya partai komunis sangat memaksakan doktrinnya terhadap rakyat Cina

Keberhasilan negara tirai bambu ini tidak terlepas dari sejarah panjang kebudayaan China
yang telah berusia ribuan tahun. Sejarah mencatat kemajuan China naik-turun dalam kancah
internasional. China pernah memiliki kebudayaan yang sangat maju di masa peradaban
Huang Ho dan Yang Tze, serta kemajuan di Dinasti Chin. China pernah terburuk selama
ratusan tahun, hingga akhirnya bangkit kembali setelah reformasi ekonomi oleh para
founding fathernya. Sampai saat ini, mayoritas rakyat China menjunjung tinggi para pendiri
negaranya. Kesuksesan negara dengan penduduk terbesar di dunia dunia di abad 21 saat ini
atas tekad dan kekonsistenan para pemimpin China dalam membangun Zhung Quo (Pusat
Peradaban). Sejak reformasi ekonomi di tahun 1978, tingkat kemiskinan penduduk
China turun dari 53% di tahun 1981 menjadi 8% di tahun 20018. Di tahun 2008 ini, China
telah memasuki usia 30 tahun sejak reformasi ekonomi 1978 yang “mengancam” eksistensi
hegemoni Barat di dunia.
Memasuki

tahun

1949

Partai

Komunis China mendapatkan

kemenangan.

Hal

ini

mengakibatkan Mao Tse-Tung naik menjadi pimpinan tertinggi Republik China dan berupaya
mengejawantahkan

sistem komunis

di

segala

segi

kehidupan,

Mao

telah

merubah ekonomi China dari kapitalis menjadi sosialis, pria kelahiran 1893 ini juga berhasil
merubah pandangan kesetiaan terhadap sistem famili menjadi kesetiaan terhadap bangsa
dan Negara secara keseluruhan, bahkan tidak hanya itu saja. Ideologi Kong Hu-Cu yang
melekat pada paradigma berfikir masyarakat Chinapun mulai berubah menjadi Komunis9.
Perbedaan mendasar komunis di China dengan Uni Soviet ialah, jika di Soviet yang menjadi
basis perjuangan partai komunis adalah buruh, maka di China basis perjuangan partai
komunis adalah petani. Ide ini muncul berdasarkan fakta yang terjadi bahwa penggerak
perlawanan terhadap kelompok Nasionalis di China sebagian besar dilakukan oleh kelompok
Petani. Ketika terjadi perlawanan sengit melawan nasionalis, petani merupakan salah satu
basis perjuangan yang menjadi sokoguru partai komunis, berangkat dari pandangan inilah
akhirnya muncul kebijakan mendasar yang berbeda. Jika Stalin sangat memperhatikan
pembangunan sektor industri, maka Mao di pertengahan masa pemerintahannya sangat
memperhatikan pembangunan pertanian.

8 Informasi ini diambil dari http://nusantaranews.wordpress.com/2008/12/08/tonggak-sejarah-kemajuan-china-sejak1978/

9
551501.html

http://sejarah.kompasiana.com/2013/04/15/china-negara-komunis-dengan-ekonomi-kapitalis-1949-1969-

China yang berhasil direbut Komunis dengan jalan pertempuran sengit selama 38 tahun,
berada dalam keadaan porak-poranda. Hal ini memicu usaha percepatan yang harus dilakukan
oleh pemerintah. Salah satu usaha percepatan yang dilakukan oleh pemerintah China di awal
tahun 1950’an adalah program “Lompatan Jauh ke depan” yang menerapkan metode
intensifikasi produksi dengan penggunaan tenaga manusia. Inilah titik awal perubahan
pembangunan

China

Cheng dalam The

dari

Economy

pertanian

menuju

of Communist

industrialisasi.

China,

Menurut Chu-Yuan

1949-1969 yang

diterbitkan

oleh University Of Michigan, pemerintahan Mao sejatinya dapat dibagi ke dalam dua dekade.
Dekade pertama adalah proses industrialisasi dari pertanian menuju industri. Dan dekade
kedua ketika mulai terjadinya krisis ekonomi(1960-1962) serta pergolakan politik (19661969).
China Masa Industrialisasi ; Peralihan Petani Ke Buruh (1949-1957)
Tahap industrialisasi China terjadi pada dekade pertama (1949-1957). Dalam dekade ini
mulai terjadi peralihan mendasar dari pertanian menuju industri. Strategi Pertumbuhan kurun
1949-57 menurut Cheng hampir sepenuhnya meniru Soviet, alat-alat produksi dinasionalisasi
sebagai milik negara, perencanaan komando terpusat, pembangunan industri-industri berat,
perlindungan keamanan tanpa hak-hak politik buruh dan petani, penindasan terhadap level
konsumsi buruh dan petani untuk memaksimalkan potensi kelebihan ekonomi, dan konversi
kelebihan ekonomi ke dalam investasi tingkat tinggi di bidang manufaktur, dan industri.
Kebijakan-kebijakan ini sesungguhnya tidak hanya merubah mindset pertanian pada industri
saja, namun lebih dari itu. Kebijakan yang diterapkan di awal masa pemerintahan Mao ini
juga telah menarik pondasi awal ekonomi Negara dari pedesaan yang merupakan basis petani
menuju perkotaan yang notabene basis buruh. Dalam lima tahun pertama berjalannya
kebijakan ini, terjadi peningkatan yang cukup dahsyat di bidang industri. Data menyebutkan
bahwa pada masa ini peningkatan dibidang industri rata-rata terjadi sebanyak 18% per tahun,
jauh di atas pertanian yang hanya 3% per-tahun. Dan satu hal yang harus di ingat, kemajuan
ekonomi ini terjadi tanpa mengandalkan investasi asing. Puncak ekonomi dalam kurun waktu
ini adalah tahun 1956. ditandai dengan amat banyaknya industri-industri baru yang muncul.
INFLASI YANG MENYEBABKAN KRISIS EKONOMI 1960

Bertambah banyaknya industri-industri baru yang relevan dengan pertumbuhan populasi yang
begitu tajamnya ternyata tidak mampu di manage dengan baik oleh pemerintah. Hal inilah
yang kemudian memicu terjadinya inflasi di China pada awal tahun 1957. Sikap yang di
ambil oleh pemerintah adalah melakukan Loncatan Jauh ke Depan10, di sini ia mulai
menyadari bahwa sokoguru China sebenarnya bukanlah buruh, melainkan petani. Mao pun
mulai memajukan lagi usaha tradisional yang berbasis di pedesaan, khususnya bidang
pertanian. Namun usaha ini ternyata tidak mampu menjadi solusi sehingga inflasi terus
bergulir hingga memasuki tahun 1960 terjadi krisis ekonomi di China.
Sebelum melanjutkan pada dekade kedua, kami ingin menyampaikan bahwa ada beberapa
bidang lagi yang patut kita ambil nilai-nilai kebaikannya, di bidang kesehatan pemerintahan
Mao memiliki keunggulan karena telah berhasil menurunkan tingkat kematian dini,
sebaliknya

tingkat

harapan

hidup

meningkat

pesat

meninggalkan

negara-negara

berpendapatan rendah lainnya di belakangnya. di bidang pendidikan, pemerintah membangun
sarana pendidikan massal, dan petani China memiliki akses yang sangat luas terhadap
pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dan yang tidak kalah penting, di
bawah Mao polarisasi sosial yang ekstrim antara si kaya dan si miskin yang menjadi
gambaran abadi struktur sosial pra-revolusi 1949, melenyap. Tak heran jika Harry Magdoff
dan John Bellamy Foster, menyimpulkan bahwa pada akhir masa Mao. Cina sukses
membangun struktur masyarakat yang paling egaliter di dunia dalam pengertian distribusi
pendapatan dan pemenuhan akan kebutuhan dasar.
Krisis Ekonomi Cina (1960-1962)
Dekade kedua (1960-1962) suasana China amatlah berubah, di masa ini krisis ekonomi
terjadi begitu parahnya. Kebijakan yang diambil dalam kurun waktu ini adalah merubah skala
prioritas dari industri kembali menjadi pertanian, ribuan orang yang telah menjadi buruh
diperkotaan dikembalikan ke desa untuk mengembangkan pertanian. Industri-industri
kecilpun mulai dibatasi oleh pemerintah.

10 Dalam terminologi sosial-politik, “Lompatan Jauh Kedepan” juga dikenal sebagai The Great Leap Forward,
sebuah istilah yang mengacu pada salah satu program kerja pembangunan Cina yang dicetuskan oleh Mao Zedong
pada masa kepemimpinannya dan dilaksanakan antara tahun 1958-1960. Disebut sebagai lompatan jauh kedepan,
karena pada masa itu terjadi perubahan yang luar biasa dalam model pembangunan ekonomi yang dijalankan di Cina
untuk mendorong kesejahteraan rakyatnya. Sebuah negara agraris dengan basis masyarakat petani, dialihkan seketika
itu juga mengikuti model pembangunan Uni Sovyet yang berbasis teknologi dan industri. Era ini disebut sebagai
langkah awal usaha memodernkan Cina Komunis yang pada masa itu dilanda krisis dan kemunduran akibat sistem
ekonomi, sosial, dan politiknya.

PERGOLAKAN POLITIK 1962-1969 : imbas dari Represif pada Kelompok Intelek tual
Di bidang politik, dampak dari sistem politik tertutup yang diterapkan Mao yang tidak
akomodatif terhadap aspirasi dari bawah menyebabkan tersumbatnya inovasi-inovasi baru
sesuai dengan perkembangan masyarakat. Memang benar bahwa pemerintah sanggup
menyediakan kebutuhan dasar tapi hal tersebut tidak cukup untuk meredam dinamika dalam
masyarakat. Sikap Mao terhadap kelompok intelektual kiranya bisa kita angkat dalam
pembahasan ini karena di akhir masanya kelompok inilah yang kelak merubah China,
khususnya dalam bidang ekonomi. Di dalam negeri China, sikap Mao terhadap kelompok
intelektual amatlah represif. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan penafsiran Mao
terhadap pemikiran Marx. Mao yang amat mengagumi Marx seharusnya menekankan pada
basis material, namun kenyataannya berbeda. Perubahan social yang hendak dilakukan Mao
menekankan pada ranah ideologi, padahal sejatinya ajaran Marx menekankan pada hubungan
produksi.
Atas dasar inilah Mao mulai amat represif dengan kalangan intelektual di China yang
notabene memiliki pemikiran dan ideologi beragam. Berbagai kebijakan di keluarkan Mao
dalam rangka menyeragamkan pemikiran dan ideologi intelektual di China. Kebijakan
pertama yang dikelurakan adalah Gaizhao Sixiang yaitu perombakan pemikiran. Kebijakan
ini dilangsungkan dalam rangka merombak pemikiran seluruh masyarakat khususnya
kelompok intelektual China agar menjadi Marxis seperti dirinya. Berbagai kampanye
dilakukan, seluruh media dan stasiun TV milik China berada di bawah satu departemen yang
di sebut departemen propaganda.
Respon kelompok intelektual China saat itu, yaitu mereka mulai beranggapan bahwa konsep
penyeragaman pemikiran merupakan perlambangan dari kebenaran sepihak yang dipaksakan,
ketika seseorang mulai menganggap pemikirannya yang paling benar dan berusaha
menyeragamkan orang lain maka konsep otoriterlah yang kemudian muncul. Ya! Intelektual
china ketika itu mulai menganggap pemerintah otoriter. Satu persatu kritikan secara personal
mulai dijalankan oleh para intelektual. Baik melalui media maupun aksi teatrikal, namun
kritikan tersebut ternyata ditanggapi secara serius. Tengok saja, tahun 1951 pemerintah
pernah mengecam film yang berjudul “kisah dari wu xun” sebagai film anti revolusi, lalu
pada tahun 1954, Yu Pingbo penulis Hong Lou meng (mimpi di loteng merah) di kecam
sebagai anti ajaran marxis yang harus diamankan. Begitu juga dengan Hu Feng, seorang
sastrawan yang harus meregang nyawa dipenjara.

Gerakan Seratus Bunga (1957)
Setidaknya ada dua kebijakan besar yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka
menyeragamkan pemikiran intelektual. Pertama adalah gerakan seratus bunga yang
dikeluarkan pada tahun 1957, awalnya ide kebijakan ini amatlah positif, mao mengajak
seluruh intelektual China untuk berkomentar mengenai keadaan China di tinjau dari
perkembangan politik, ekonomi dan sosialnya. Namun kemudian Mao tidak dapat menerima
berbagai tulisan yang telah dikemukakan para intelektual secara apa adanya. Tiga bulan
berjalan kebijakan seratus bunga, Mao merubahnya menjadi gerakan “anti kanan” setiap
orang yang berbeda pemikiran dengannya dianggap anti kanan dan kontra revolusi. Pada
tahun

tersebut

sedikitnya

550.000

intelektual

dinyatakan

berhaluan

kanan

dan

kontrarevolusi(wibowo, 2000) sehingga layak untuk di hujat, dipenjara bahkan di asingkan.
REVOLUSI KEBUDAYAAN 1966 : Pengganyangan Kelompok Intelektual
Kebijakan kedua adalah revolusi kebudayaan yang dikeluarkan pada tahun 1966. dalam
kebijakan ini, intelektual yang bersebrangan dengan Mao berada pada posisi teratas target
pengganyangan. Banyak intektual pada masa ini yang diklaim sebagai kelompok Chou Lau
Jiu (berbau busuk) sehingga harus dijauhkan, dipenjara bahkan di bunuh.
GEJOLAK POLITIK YANG BERUJUNG KERUNTUHAN PEMERINTAHAN MAO
(1966-1969)
Kebijakan-kebijkan Mao terhadap kelompok intektual mengakibatkan panasnya politik dalam
negeri china kala itu, Mao mulai tersudutkan dalam negerinya. Di dunia internasional pun
tidak berbeda jauh, posisi China yang amat menentang kapitalis pada saat itu sedang berada
dalam era Perang Dingin. Sehingga china mengalami pemboikotan dan isolasi perdagangan
luar negeri. Hal ini jelas makin menyudutkan China yang kemudian memicu pergolakan
politik hingga kekuasaan Mao runtuh pada tauhn 1969 dan muncullah Deng Xiaoping
sang capitalist roader yang mereformasi ekonomi China menjadi kapital seperti hari ini.

BAB III
PENUTUP

Pada dasarnya Negara Cina adalah Negara komunis yang dalam system pemerintahan dan
perekonomiannya menggunakan komunisme. Namun pada prakteknya, seiring berjalannya
waktu dan pergantian kepala pemerintahannya Kebijakan yang diambil oleh Cina lebih
banyak didasarkan pada kepentingan apa yang diperlukan pada saat itu. Jadi tidak
sepenuhnya komunis, namun ada juga ada nilai kapitalisnya yang membuat ia berbeda
dengan Korea Utaran dan leabih maju.
Cina di masa Mao merupakan negara komunis yang agresif dengan sistem politik yang sangat
otoriter. Artinya, kebijakan-kebijakan Cina banyak lahir dengan Mao sebagai faktor
penentunya. Keagresivan Cina terlihat ketika Cina selalu berusaha mengintervensi kehidupan
negara lain di sekitarnya. Faktanya belum ada negara yang menjadi komunis tulen, karena
tatanan masyarakat komunis menurut marx pada akhinya akan menghilangkan negara, bukan
membentuk negara baru dan mempertahankannya. Cina merupakan negara yang termasuk
pesat perubahannya. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bagaimana Cina mengatasi segala
permasalahan yang cukup rumit. Dari sebelum Perang Dunia II sampai selesainya Perang
Dunia II. Hal ini terjadi karena dilihat dari segi historisnya Cina merupakan negara yang
selama 2000 tahun dikuasai oleh dinasti-dinasti yang kuat dan bentuk pemerintahannya pun
berupa kekaisaran. Jadi tidak mudah mengubah kebiasaan tradisional menjadi maju dan
mengubah sistem pemerintahannya menjadi Repulik Rakyat Cina.
Prestasi setelah Perang Dunia II pun sangat pesat yang dialami Cina. Hal ini terbukti dengan
diakuinya Republik Cina sebagai anggota PBB dan yang lebih menakjubkannya lagi
Republik Cina menjadi salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Dan Cina
pun mempunyai pasukan tentara terbesar di Dunia, hal ini sangat logis karena pada saat itu
pun rakyat Cina sudah cukup pesat.

Daftar Pustaka
Guadi, Chen dan Wu Chuntao. 2007. China Undercover: Rahasia Dibalik Kemajuan Cina.
Jakarta : UFUKPRESS

http://nusantaranews.wordpress.com/2008/12/08/tonggak-sejarah-kemajuan-china-sejak1978/
http://sejarah.kompasiana.com/2013/04/15/china-negara-komunis-dengan-ekonomi-kapitalis1949-1969-551501.html
http://batik.tebs.telkomuniversity.ac.id/pustaka/8107/china-undercover-rahasia-dibalikkemajuan-cina.html
Sukisman., W.D. Sejarah China Kontemporer Jilid II. Jakarta : Pradnya Paramita. 1993