Mengapa sistem ekonomi pancasila belum b

Nama : Jaya Saputra Tuankotta
Kelas : 3EA01
NPM : 13211795
Jurusan : manajemen

Mengapa sistem ekonomi pancasila belum bisa menghilangkan
GAP(Inflasi dan Korupsi) ?
Sebelum kita menjawab pertanyaan diatas, kita harus terlebih dahulu
mengetahui definisi dari sistem ekonomi pancasila, inflasi dan korupsi
dan jika dilihat dari sudut perspektif Produksi, Distribusi dan konsumsi
terhadap mekanismenya .
DEFINISI SISTEM EKONOMI PANCASILA
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) merupakan sistem ekonomi yang digali
dan dibangun dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Beberapa
prinsip dasar yang ada dalam SEP tersebut antara lain berkaitan dengan prinsip
kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan
dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan.
Sebagaimana teori ekonomi Neoklasik yang dibangun atas dasar faham liberal
dengan mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar (Mubyarto,
2002: 68), SEP juga dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat Indonesia, yang bisa berasal dari nlai-nilai agama, kebudayaan,

adat-istiadat, atau norma-norma, yang membentuk perilaku ekonomi
masyarakat Indonesia. Suatu perumusan lain mengatakan bahwa : “ Dalam
Demokrasi Ekonomi yang berdasarkan Pancasila harus dihindarkan hal-hal
sebagai berikut:



Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah

menimbulkan dan mempertahankan kelemahan structural ekonomi
nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.


Sistem etatisme dalam arti bahwa negara berserta aparatus ekonomi
negara bersifat dominan, mendesak dan mematikan potensi serta daya
kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.




Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu
kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang
merugikan masyarakat dan cita-cita keadilan sosial.” (GBHN 1993).

Seorang pakar senior lain mengatakan bahwa terdapat 5 ciri pokok dari sistem
ekonomi Pancasila yaitu : (Mubyarto, 1981).
1.

Pengembangan koperasi penggunaan insentif sosial dan moral.

2.

Komitmen pada upaya pemerataan.

3.

Kebijakan ekonomi nasionalis

4.


Keseimbangan antara perencanaan terpusat

5.

Pelaksanaan secara terdesentralisasi

2.

CIRI – CIRI EKONOMI PANCASILA

1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah.
Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak /
BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga
dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak
mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal
maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan
swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling
mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi

dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh
anggota masyarakat.

4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari
atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.

INFLASI dan DEFLASI

A. Pengertian Inflasi
Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada beberapa sumber. Diantaranya:
v Inflasi adalah kenaikan harga secara umum
Inflasi dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan



bahwa harga barang meningkat secara terus-menerus.
v Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,




tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi
v Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara
umum.


Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali jumlah
dan jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya yang
justru naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali bila
kenaikan harga barang tersebut meluas pada sebagian besar harga barang-barang lainya.

Definisi Inflasi menurut para ahli :


Ekonom Parkin dan Bade
Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan
dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk
memperoleh barang tersebut.

Menurut Nopirin (1987:25)




Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride
tertentu.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)



Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat
perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l)
rice level (year t-l)
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama
dan Mandala (2001:203)
1)

Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode




sebelumnya.
2)

Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut



tidak menyebabkan harga secara umum naik.
3)

Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi



sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.


B. Macam-Macam Inflasi
1. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya
Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu:
a)


Inflasi ringan
Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation)adalah inflasi yang lajunya

kurang dari 10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang yang selalu
berada dalam proses pembangunan.

b)

Inflasi sedang
Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per tahun.Tingkat



sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu diingat laju inflasi ini secara

nyata dapat dilihat garak kenaikan harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang
berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila
dibandingkan dengan kenaikan harga.
c)

Inflasi berat
Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga sudah



sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang memanfaatkan
keadaan untuk melakukan spekulasi.
d)

Inflasi liar (hyperinflation)
Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Inflasi ini



terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat

menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak
terkendali (Hyperinflastion).
2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
a)


Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan (demand full inflation)
Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat

akan barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat
harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap
barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan
dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar
yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain
yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang,
kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri

keuangan.

b)

Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation)
Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi



dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak
ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini
atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu
kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena
terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti
adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca,
atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan),
dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal
yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan
peranan yang sangat penting.

Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua :
Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena kenaikan



harga bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga minyak;
Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya karena



kenaikan gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka harga-harga barang
barang lain juga ikut naik.Biasanya inflasi karena kenaikan upah atau gaji sangat ditakuti karena
akan bias menimbulkan inflasi secara berkelanjutan.Karena upah naik, harga-harga akan naik.
Karena harga barang naik, maka upah harus dinaikkan dan ini kemungkinan akan terus
berkelanjutan.
3. Inflasi Berdasarkan Asalnya
Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a)

Inflasi yang berasal dalam negeri seperti defisit anggaran belanja Negara yang terus

menerus.


Dalam keadaan seperti ini biasanya pemerintah mengintruksikan Bank Indonesia
mencetak uang baru dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.Selain itu
inflasi dari dalam negeri juga dapat disebabkan oleh adanya gagal panen dan sebagainya.

b)

Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
Inflasi ini timbul karena adanya karena adanya inflasi dari luar negeri yang



mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya banyak dialami
oleh negara-negara yang sedang berkembang yang notabene sebagian besar usaha
produksinya mempergunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena dari adanya
perdagangan internasional.
4. Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi
tiga bagian yaitu
1)

Merayap {Creeping Inflation)
Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat



dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
2)

Inflasi menengah {Galloping Inflation)
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam



waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga
minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
3)


Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)
Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali

dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah
mengalami defisit anggaran belanja.

C. Penyebab Inflasi
Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang
menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.
1). Teori Kuantitas


Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam
perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas
Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models).
Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat
mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :

1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal
maupun giral.
2. Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh
harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga
terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara
jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik.Ini berarti
nilai uang menurun karena daya belinya menjadi rendah. Menurut teori kuantitas harga-harga
adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis sebagai berikut.
P=k.M
Keterangan :
P : tingkat harga
k : proporsi tertentu
M : jumlah uang
Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang dikenal Teori
Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).Beliau mengemukakan rumus untuk
membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli akan sama dengan jumlah
uang diterima oleh penjual yaitu :
MV = PT
Keterangan :
M : Jumlah uang yang beredar
V : Kecepatan perputaran uang
P : Tingkat harga
T : Banyaknya transaksi
2). Teori Keynes


Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan
ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan
produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi
berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi inflasi.

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif
masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah
persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas
produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh
karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak
dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan keadaan daya beli
antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi
realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang
relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar. Kejadian
ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah
satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk
membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingg permintaan efektif
masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply barang (inflationary gap menghilang)
3). Teori Strukturalis
Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori



ini yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi
yaitu :
a)

Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.

Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun
penyebabnya yaitu :


Dipasar dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.



Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.
b)



Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.
Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk

dan pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri
cenderung untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.Dampak yang
ditimbulkan yaitu timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah dan
gaji.Naiknya upah dan gaji menyebabkan kenaikan ongkos produksi yang memacu kenaikan
harga barang pula.

Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:
1. Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes up.
2. Supply dari barang yang berkurang
3. Permintaan terhadap uang tersebut menurun
4. Permintaan untuk barang – barang lain naik. (Donny S. Makalew)
D. Pengaruh Inflasi
Inflasi dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam kaitanya
dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut :
a)

Inflasi mendorong penanaman modal spekulatif
Pada saat inflasi, para pemilik modal cenderung melakukan investasi



spekulatif,misalnya dengan cara membeli tanah,rumah,atau menyimpan barang-barang
berharga yang lebih menguntungkan bila dibandingkan melakukan investasi produktif yang
belum tentu akan memberikan kontribusi positif untuk selanjutnya.
b)

Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
Inflasi akan semakin berkembang bila tidak di kendalikan. Gagal mengendalikan inflasi



akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi serta sulit di ramalkan sehingga akan dapat
mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
c)


Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran
Inflasi menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah bila dibandingkan dengan

harga barang produksi dalam negeri.Maka impor berkembang lebih cepat,tetapi ekspor akan
bertambah lambat.Dengan demikian arus modal ke luar negeri akan lebih banyak dari pada
yang masuk ke dalam negeri.Keadaan seperti ini akan mengakibatkan terjadinya defisit neraca
pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.

E. Akibat Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi.

Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang
bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi
yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian
menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum
buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Secara singkat dapat di pilah
akibat buruk dari inflasi tersebut.
1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan


Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pertokoan dan
sebagainya akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih cepat
dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk berpengahasilan rendah
merosot. Dengan demikian maka inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan antara
anggota-anggota masyarakat.
2. Pendapatan Riil Merosot



Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak
lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari hal tersebut biasanya dalam masa inflasi
kenaikan harga cenderung selalu mendahului kenaikan pendapatan.Dengan demikian inflasi
cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja.Ini berarti
kemakmuran masyarakat merosot.
3. Nilai Riil Tabungan Merosot



Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam benatuk deposito dan
tabungan di Bank, dalam masa inflasi nilai riil tabungan tersebut akan merosot, tidak hanya itu
masyarakat yang memegang uang tunai pun akan dirugikan karena penurunan nilai riilnya.
Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang
tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit

berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang
diperoleh dari tabungan masyarakat.
4. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur),


inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang
lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman.
5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi.



Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya
produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk
meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan
bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong
kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan
pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan
merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
F. Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi merupakan penyabab keresahan masyarakat dan mengakibatkan kekhawatiran
pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya karena
inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali.
Inflasi ada yang disahkan (validated),yaitu inflasi yang dibiarkan secara terus menerus karena
pemerintah mengizinkan penambahan suplai uang misalnya karena defisit anggaran dengan
mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi tidak disertai dengan kenaikan suplai uang
,maka inflasi itu disebut inflasi yang tidak disahkan.
Inflasi dapat menguntungkan orang lain,sehingga menimbulkan ketegangan social.Oleh sebab
itu,tiap-tiap Negara berusaha menghindari inflasi dengan melakukan kebijakan-kebijakan.Untuk
mengatasi inflasi Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank
sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang

wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian
bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk
pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang
kurang independen — salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian — akan mendorong tingkat
inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah
mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk
oleh Bank Indonesia.
Secara umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi diantaranya
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter



biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi
perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :
a)

Politik Diskonto
Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi



peredaran uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan menaikan
tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, karena
orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada menjalankan
investasi.Sebaliknya,Bank sentral akan menurunkan suku bunga jika timbul deflasi (yang akan
dibahas lebih dalam pada halaman berikutnya).Dengan diturunkannya suku bunga diharapkan
masyarakat akan menarik uangnya dari bank karena bunga tidak memadai.
b)


Kebijakan Pasar Terbuka
Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan politik

pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat
berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat

bertambah,selanjutnya bila apabila dengan menjual surat-surat berharga diharapkan uang
beredar di masyarakat dapat tersedot dari masyarakat.
c)

Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)
Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum



antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan
sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.
d)

Perubahan Cadangan Minimum
Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat



mempengaruhi jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan
,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan
jumlah uang yang beredar cenderung turun.
2. Kebijakan Fiskal
a)

Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan



anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan Negara melampui batas
yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar begitu juga
sebaliknya.
b)

Menaikan Tarif Pajak
Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar tersebut dapat



dikurangi dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang yang dibelanjakan
oleh masyarakat berkurang.Namun harus diperhatikan agar tidak terjadi ketimpangan atau
ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat mana yang dinaikkan pajaknya.
c)


Mengadakan Pimjaman Pemerintah
Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan

ataupun tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat.Cara yang paling ampuh
dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan simpanan yang
dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh dengan jalan memotong gaji
pegawai negeri untuk di tabung.

3. Kebijakan Non-Moneter
a)

Menaikan Hasil Produksi
Kenaikan hasil produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat



dilakukan dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor barang
meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan harga.
b)

Kebijakan Upah
Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak



sering dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada
akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila hal ini
terjadi,maka akan menimbulkan inflasi.
c)


Pengaman harga dan distribusi barang
Pemerintah harus dapat mengendalikan kenaikan harga berbagai macam barang. Oleh

karena itu,pemerintah menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi), melakukan
pengamanan harga, menetapka sanksi yang cukup berat.Apabila penetapan harga tidak
disertai dengan pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.
Namun, kadang-kadang pengamanan harga oleh pemerintah sering menimbulkan pasar yang
tidak diinginkan.(pasar gelap).

Korupsi
Korupsi adalah suatu tindakan yang sangat tidak terpuji dan dapat merugikan suatu
bangsa. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus korupsi yang
terbilang cukup banyak. Tidakkah kita melihat akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan dari
koran maupun media elektronik yang banyak sekali memberitakan beberapa kasus korupsi
di beberapa daerah di Indonesia yang oknumnya kebanyakan berasal dari pegawai negeri
yang seharusnya mengabdi untuk kemajuan bangsa ini. Dalam tulisan yang singkat ini saya
akan mencoba mengulas saecara singkat tentang pengertian korupsi yang berdasarkan
pada undang-undang dan para ahli. Semoga bermanfaat.

Pengertian Korupsi Menurut Undang-Undang
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah:
Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Pengertian Korupsi Menurut Ilmu Politik
Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan
administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri
maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi,
sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau
pribadi lainnya.

Pengertian Korupsi Menurut Ahli Ekonomi
Para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih konkret. Korupsi
didefinisikan sebagai pertukaran yang menguntungkan (antara prestasi dan
kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri), yang terjadi secara diam-diam
dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku, dan setidaknya
merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu
pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.

Pengertian Korupsi Menurut Haryatmoko
Korupsi adalah upaya campur tangan menggunakan kemampuan yang didapat dari
posisinya untuk menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh, uang atau kekayaan
demi kepentingan keuntungan dirinya.

Pengertian Korupsi Menurut Brooks
Menurut Brooks, korupsi adalah dengan sengaja melakukan kesalahan atau melalaikan
tugas yang diketahui sebagai kewajiban, atau tanpa keuntungan yang sedikit banyak
bersifat pribadi.

Dari beberapa referensi diatas kita bisa melihat bahwa sebenarnya sistem
ekonomi pancasila yang telah dianut oleh bangsa Indonesia adalah baik adanya.
Hanya saja ada kepentingan oknum-oknum lain yang tidak bertanggung jawab
(terutama para petinggi-petinggi Negara) yang menggunakan sistem ekonomi
ini sebagai aspek dalam kepentingan pribadi. Berdasarkan statement
pertanyaan diatas bahwa kenapa sampai sekarang sistem ekonomi pancasila
belum bisa menghilangkan gap inflasi. Pada dasarnya inflasi terjadi karena
kenaikan harga barang-barang secara terus menerus. Ada beberapa factor yang
mengakibatkan terjadinya inflasi
1.tingginya tingkat permintaan
2.keterbatasan sumber daya alam
3.tingginya harga bahan-bahan pokok atau utama dalam membuat suatu
produk
Dll
Dari bebrapa factor tersebut itulah inflasi bisa terjadi. Inflasi tidak bisa dihindari
oleh suatu Negara. Yang bisa hanya menekan tingkat inflasi agar inflasi itu tidak
terlalu besar.
Jika dilihat dari sisi produksi. Inflasi juga dapat mempengaruhi sistem produksi.
Seorang pengusaha ketika hendak meluncurkan atau menjual suatu produk,
maka terlebih dahulu menentukan harga jual 1 buah produk ditambah dengan
tingkat keuntungan yang diinginkan. Penentuan harga tersebut didasarkan
pada harga-harnga bahan baku yang berlaku dipasaran. Jadi tinggi rendahnya
harga jual tergantung harga bahan-baku yang tersedia dipasaran. Seperti
pengertian dasar inflasi diatas bahwa inflasi adalah kenaikan harga secara terus
menerus yang terjadi. Jadi jika dilihat dari sector produksi maka inflasi sangat
mempengaruhi proses produksi suatu barang.

Jika dilihat dari sisi distribusi, inflasi juga bisa mempengaruhinya. Ketika inflasi
tinggi maka proses pendistribusian akan semakin mahal. Biaya distribusi akan
tinggi. Sehingga mendorong pengusaha untuk menekan tingkat
pendistribusiannya. Artinya pengusaha berusaha menekan cost yang terjadi
diakibatkan oleh tingkat distribusi atau perusahaan akan menjual produk yang
mungkin harganya akan sedikit lebih mahal atau diatas harga normal, karena
untuk menutupi cost yang akan terjadi.
Sedangkan jika dilihat dari sisi konsumsi, akibat inflasi orang yang
berpenghasilan rendah akan cenderung menahan dirinya untuk melakukan
konsumsi. Hal ini diakibatkan karena tingkat harga yang terjadi sangat tinggi.
Masyarakat lebih cenderung untuk menyimpann uangnya sendiri daripada harus
membelanjakannya untuk kebutuhannya.
Maka dari itu jika dilihat dari beberapa asumsi diatas sebenarnya inflasi itu tidak
bisa dihilangkan. Sebab inflasi itu berhubungan dengan subsector lain. Sehingga
jika subsector lain yang ditekan atau dihilangkan. Maka akan menimbulkan
ketimpangan lain di bidang subsector lain.

Mungkin hanya ini yang bisa saya paparkan pada kesempatan ini. Semoga ini
bisa menambah ilmu dan pengetahuan bagi setiap kita yang membacanya.
sekian