LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGUKURA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT
Disusun oleh :
1. Rizqi Nur Aditiya P

NPM : 0651 17 051

2. Lingga Nur Cahya

NPM : 0651 17 055

3. Rico Saputra

NPM : 0651 17 048

Tanggal percobaan

: 11 Oktober 2017

Rekan Kerja


Asisten Praktikum

:

1. SUHILMAN

NPM : 0651 17 053

2. M.Noor Fazrien.R

NPM : 0651 17 034

3. Galih Raka Siwi

NPM : 0651 17 035

: 1. Anggun
2. Mutia
3. Sarah


LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Tujuan percobaan

Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat :
1)

Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur

2)


Menentukan volume dan massa jenis zat padat

3)

Menggunakan teori ketidakpastian

1.2.

Dasar Teori

Pengamatan suatu gejala umumnya tidak lengkap bila tidak menghasilkan informasi kuantitatif. Untuk
memperoleh informasi semacam ini dibutuhkan pengukuran suatu sifat fisis, dan karenanya pengukuran
merupakan suatu bagian besar dari kegiatan rutin para ahli fisika eksperimen. Lord Kevin mengatakan
bahwa pengetahuan kita memuaskan hanya bila kita mampu menyatakan dalam bilangan. Meskipun
tuntutan ini mungkin berlebihan, hal ini menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan membutuhkan tidak
hanya penggunaan matematika untuk menunjukan hubungan antara berbagai besaran, tetapi juga untuk
mengolah hubungan-hubungan ini. Matematika adalah bahasa dari fisika.
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengkaitkan suatu bilangan pada suatu sifat fisis dengan
membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu satuan. Sebelum
mengukur sesuatu, pertama-tama kita harus memiliki suatu satuan bagi masing-masing besaran yang akan

di ukur.
Hukum-hukum fisika menyatakan hubungan antara besaran-besaran fisik, seperti panjang, waktu, gaya,
energi, dan suhu. Jadi, kemampuan untuk mendefinisikan besaran-besaran tersebut secara tepat dan
mengukur secara teliti merupakan suatu syarat dalam fisika. Pengukuran setiap besaran fisik mencakup
perbandingan besaran tersebut dengan beberapa nilai satuan besaran tersebut, yang telah didefinisikan
secara tepat.

Semua besaran fisik dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai contoh, kelajuan
dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya meter per sekon atau mil per jam. Banyak
besaran seperti gaya, momentum, kerja, energi, dan daya, dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok–
panjang, waktu dan massa. Pemilihan satuan standar untuk besaran-besaran pokok ini mengahasilkan
suatu sistem satuan. Sistem satuan yang digunakan secara universal dalam masyrakat ilmiah adalah
Sistem Internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter, satuan untuk waktu
adalah sekon dan standar satuan untuk massa adalah kilogram.
Alat yang digunakan dalam pengukuran :
a.

Jangka sorong

Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam digunakan untuk mengukur

diameter dalam atau sisi dalam suatu benda. Rahang luar untuk mengukur diameter luar atau sisi luar
suatu benda. Sedangkan penduga digunakan untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka
sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang
9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk
mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.
b.

Mikrometer Skrup

Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran maksimum sekitar
2,50 cm, Benda yang akan diukur panjangnya dijepit diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan
bagian B anda harus memutar sekrup bagian C. Pada micrometer sekrup dalam 0,5 mm pada skala utama
terbagi atas 50 skala putar, dan pada setiap penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang berimpit
dengan skala putar.
c.

Neraca Teknis


Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama
dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg).Alat untuk mengukur
massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca
langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki
spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan

empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan,
lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.
Terdapat 2 cara untuk mengukur besaran fisis volume zat yaitu pengukuran langsung (untuk benda
dengan bentuk teratur) dan pengukuran tak langsung. Pengukuran secara langsung dikenal sebagai cara
statis, sedangkan pengukuran tak langsung dikenal sebagai cara dinamis dan menggunakan hukumhukum fisika seperti hukum Archimedes sebagai bantuan. Akibat cara langsung tersebut, maka ketelitian
dan kesalahan pengukuran volume bergantung pada kesalahan dan ketelitian pengukuran rusuk-rusuknya.
Massa jenis adalah massa per satuan volume dari suatu zat. Jika benda mempunyai struktur dalam
homogeny (mungkin sebagai anggapan saja), maka :
Dimana

ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
V = volume benda(m3)


Pengukuran massa benda diukur dengan alat yang disebut neraca. Seperti juga alat ukur lain, neraca juga
bermacam-macam dan tiap-tiap macam mempunyai ketelitian sendiri-sendiri.
Hukum Archimedes
Suatu benda yang terbenam dalam fluida akan terangkat ke atas oleh gaya yang sama besar dengan berat
fluida yang dipindahkan, dijabarkan oleh Archimedes (287 – 212 SM) yang disebut Hukum Archimedes.

FA = Vb .ρf.g
Dimana :
FA : gaya ke atas (gaya angkat Archimedes) (Newton)
Vb : volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Hukum ini selain untuk menghitung volume juga dapat untuk mengukur massa jenis zat cairatau zat
padat.

Disamping menggunakan prinsip Archimedes, massa jenis zat cair dapat ditentukan dengan alat yang
disebut Aerometer. Pengukuran massa jenis zat cair dengan Aerometer menggunakan prinsip-prinsip
hokum Archimedes
Jika sebuah tangki berisi air diletakan di atas sebuah timbangan pegas missal beratnya W. sebuah benda
yang beratnya w yang tergantung pada seutas tali diturunkan masuk ke dalam air tadi (tanpa

menyinggung dinding dan dasar tangki).
F pegas + F apung = w
Dengan :
F pegas

: gaya tegangan dalam tali

F apung

: gaya apung

w

: berat benda

Jika S adalah gaya yang dikerjakan terhadap sistem. Menurut hukum ketiga Newton, gaya ini sama besar
dan berlawanan arah dengan gaya yang bekerja terhadap timbangan.
Artinya, jarum skala timbangan menunjukan pertambahan berat sebesar gaya apung.

BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1.

Peralatan yang Digunakan

1)

Jangka Sorong

2)

Mikrometer Skrup

3)

Neraca Teknis

4)


Bejana Gelas

5)

Thermometer

6)

Bangku penumpu

2.2.

Bahan yang Digunakan

1)

Balok Almunium

2)


Silinder Besi

3)

Kunci

BAB III
METODA KERJA

3.1.
1)

Cara Statis
Diukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan. Dibuat hasil pengukuran

dalam bentuk tabel masing-masing tersendiri.
2)

Diukur tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti nomor 1.

3)

Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.

4)

Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.

5)

Diukurlah benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing penyimpangan.

3.2.

Cara Dinamis

1)

Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang.

2)

Ditimbang sekali lagi benda tersebut tergantung pada tali tipis.

3)

Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya di dalam air. Ingat

airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar bejana.
4)

Dicatat suhu air pada ruangan pada awal dan akhir percobaan.

5)

Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain.

BAB IV
METODE PERCOBAAN

III.1 Cara Statis :
a.

Mengukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan. Kemudian membuat hasil

pengukuran dalam bentuk tabel masing-masing.
b.

Mengukur ketebalan benda dengan mikrometer skrup

c.

Menentukan massa benda padat dengan cara ditimbang ( hanya satu kali)

d.

Mencatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan

e.

Mengukur benda padat yang lain dengan harga rata0rata masing-masing penyimpangan.

III.2 Cara dinamis :
a.

Menentukan massa benda dengan cara ditimbang

b.

Menimbang satu kali lagi benda yang tergantung tersebut, yang terendam seluruhnya dalam air.

( airnya tidak ikut tertimbang dan benda tersebut tidak mengenai dasar bejana )
c.

Mencatat suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan

d.

Mengulangi seluruh pengukuran tersebut pada benda padat yang lain

BAB V
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Berdasarkan pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan pada hari Senin, 9 Oktober 2017, maka
didapatkan dilaporkan hasilnya sebagai berikut :

P (cm) Hg

Temperature (0C)

C (%)

Sebelum percobaan

75,7

27

58

Sesudah percobaan

75,8

29

62

Keadaan ruangan

Table Pengamatan Balok Kuningan
Massa Balok :10,8 gram
No
1
2
3
͞͞x

P(cm)
2,48
2,48
2,48
2,48

Ketelitian

L (cm)
0,981
1,03
0,96
0,99

T (cm)
1,57
1,57
1,56
1,56

V (cm3)
3,81
4,01
3,71
3,84

ρ (gr/cm³)
2,25
2,61
2,83
2,73

= [ 1 - | ρ literature – ρ percobaan | x 100% ]
ρ literature
= [ 1 - | 2,7 – 2,73 | x 100% ]
2,7
= 99%

Silinder Pengamatan Besi Silinder
Massa silinder : 8,69 gram
No
1
2
3

T (cm)
2,50
2,46
2,58

D (cm)
1,590
1,587
1,587

r (cm)
0,795
0,7935
0,7935

V(cm³)
4,961
4,864
5,101

ρ (gr/cm³)
8,284
8,450
8,057

͞͞x

2,513

Ketelitian :

0,794

0,794

4,974

8,264

= [ 1 - | ρ literature – ρ percobaan | x 100% ]
ρ literature
= [ 1 - | 8,6-8,264 | x 100% ]
8,6
= 99,6%

Table Pengamatan Kunci
No
1

Benda
Kunci

m udara (gr)
18,9

m air (gr)
15,67

V(cm³)
3,23

ρ (gr/cm³)
4,85

BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan Percobaan pertama yang dilakukan pada balok kuningan didapatkan data ukuran Panjang,
lebar dan tinggi, serta massa benda.
Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :
1. Balok
Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda = 37,4 gram
Volume

=

pxlxt

Percobaan 1

Percobaan 2

Percobaan 3

=

2,48 x 0,981 x 1,57

=

3,81 cm3

=

2,48 x 1,03 x 1,57

=

4,01 cm3

=

2,48 x 0,96 x 1,56

=

3,71 cm3

Massa Jenis = massa / volume
Percobaan 1

=

3,81 (gr/cm³)

Percobaan 2

=

4,01 (gr/cm³)

Percobaan 3

=

3,71 (gr/cm³)

Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata 2,691 (gr/cm³)
Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ketelitian

= [ 1 - | ρ literature – ρ percobaan | x 100% ]
ρ literature
= [ 1 - | 2,7 – 2,73 | x 100% ]
2,7
= 99 %

Percobaan dan perhitungan mendekati kepada data standar massa jenis kuningan yaitu sebesar 99 %
2.

Silinder kuningan

Berdasarkan Percobaan kedua yang dilakukan pada besi silinder didapatkan data ukuran Panjang,
diameter, serta massa benda.
Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda adalah 41,19 gram
Volume

=

π.r².t

Percobaan 1

=

3,14 x (0,795)2 x 2,50

=

4,961 cm3

=

3,14 x (0,793)2 x 2,46

=

4,863 cm3

Percobaan 2

=

3,14 x (0,793)2 x 2,58

=

5,100 cm3

Massa Jenis

=

massa/volume

Percobaan 1

=

8,284 (gr/cm³)

Percobaan 2

=

8,450 (gr/cm³)

Percobaan 3

=

8,057 (gr/cm³)

Percobaan 3

Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata 8,264 g/cm3
Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ketelitian :

= [ 1 - | ρ literature – ρ percobaan | x 100% ]
ρ literature
= [ 1 - | 8,6 – 8,264 | x 100% ]
8,6
= 96,1 %

Percobaan dan perhitungan mendekati kepada data standar massa jenis besi yaitu sebesar 96,1 %

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
- Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda sedangkan jangka sorong
digunakan untuk mengukur panjang serta lebar suatu benda.
- Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu statis dan dinamis.

- Ketelitian pengukuran secara statis lebih besar dari pada cara dinamis.
- Perhitungan hasil pengukuran dilakukan dengan bantuan fungsi SD pada kalkulator

6.2. Saran
- Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk memahami dulu konsep besaran dan
satuan.
- Lakukan pengukuran sebanyak 5 kali dari sudut yang berbeda agar mendapat hasil maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta
2. Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor
3. Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta
4. Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar. Universitas Mercu Buana. Jakarta
5. Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta