SISTEM AFlKSASl PADA ADJEKTIVA, NUMERALIA, DAN KATA TUGAS BAHASA INDONESIA BERDASARKAN TEORl MORFOLOGI DERlVASl DAN INFLEKSI

Linguistik/Sosial Humaniora

1

LAPORAN AKHlR
PENELlTlAN PROFESOR

SISTEM AFlKSASl PADA ADJEKTIVA, NUMERALIA,
DAN KATA TUGAS BAHASA INDONESIA BERDASARKAN
TEORl MORFOLOGI DERlVASl DAN INFLEKSI

.
PFliPUSTAlAAN Uiiii. n i i - a ; . ,.,-:: . ;
nlTEPiMA T6L I\-4 - 2 ~ 3 ' ~
SUllBERIHAk6A; hd

Oieh:
Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.u!

,1MK


'

HCl f ; ; S 1
NP.IU\':Ii4PI~
ULASIFIK,ASI

,

---.-

Cil

: 64'4 ~ b..x ~ l y
~ j...)';. ,
' '99
s26rm.- r(
-.J

Dibiayai oleh:
Dana DlPA APBN-P Universitas Negeri Padang

Sesuai dengan Surat Penugasan Pelaksanaan Penelitian Profesor
Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2012
Nomor: 746/UN35.2/PG/2012 tanggal 3 Desember 201 2

FAKULTAS BAHASA DAN SEN1
UNlVERSlTAS NEGERI PADANG
2012

-'

.

. ..

Lembar Pengesahan

PENELITIAN PROFESOR

Judi~lKegiatan


: Sistetn Afiksasi pada Adjektiva, Numeralia, dan Kata

T ~ ~ g aBahasa
s
Indonesia Berdasarkan Teori Mot-fologi
Derivasi d a ~ ilnfleksi

Peneliti
a. Natna 1,engkap
b. NIP
c. NlDN
d. PangkatIGolongan
e. Jabatan Fungsional
f. Fakultas/Jurusan
g. Pusat Penelitian
11. Ala~natInstitusi
i. TeleponIFakslEmaiI

: Prof. Dr.Es~nanto.S.Pd., M.Hum.
: 196902 1 2 199403 1 004

: 00 12026906

: Pembanti~'Pk. I/ IVb
: Guru Besar
: FBSI Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

: Lemlit Ilniversitas Negeri Padang
: Jalan Prof. Hamka, I-aunti~kmenyatakan bahwa proses

it11

16)
lain

lehih potensial dari proses \.ang Inin:

111aka proses rnnrfolvgi tiil:tlil:~ll ilihcdah~~n
atas dun katc~ot-iJ a n 9 rapi st'pcl-ti
produktif dan tidak produktif.
Produktivitas suatu proses lnorfolo~i kadangkala mengalami suatu

hambatan. Menurut Bailer (1983:88-93)

hambatan produktivitas itu berkaitan

dengan aspek fonologi. morfologi, leksikal, dan semantik. Selain itu, Katamba
(1993:73) menjelaskan pula faktor yang menghambat produktivitas

itu adalah

blocking. Katamba nienijelaskan hlo~-kingteriadi oleh sejumlah faktor seperti
faktor fonologis, faktor morfologis, dan faktor semantis. Aronoff dan Fudeman
(2005:2 16) jugs

menjelaskan

produktivitas yakni

lianibatan

ada


sqiunilah

lianibatan

fonologis. hambatan

yang

niorfologis.

membatasi
lianibatan

sintaksis, hambatan semantis, dan hiockirzg. Menurut Aronoff dan Fudeman
(2005:216) blocking nieliputi dua ekspresi yang satu potensial dan yang satu
aktual; kita nienyatakan bahwa ekspresi potensial dihalangi oleh ekspresi yang

1 '7


sudah ada karena ekspresi tersebut memiliki niakna dan filngsi yang sama dan
telah eksis digunakan (aktual).
Berkaitan dengan produktivit:~s. Bochenski seperti dikutip Tarnpubolon
( 1 996:2 15) meqjelaskan setiap kata niempunyai tiga diriiensi yaitu dimensi

semantik, dimensi sintaksis, dan dimensi pragmatis; dimensi semantis adalah
hubungan kata dengan niakna yang diri!juknya;

dimensi sintaksis adalah

hubungan kata dengan kata atau kata-kata lainnya dalam kalimat; dimensi
pragmatis adalah hubungan kata dengan pemakaiannya dalam masyarakat. Namun
perkembangan tiga dimensi itu bisa jadi ticlak sania. misalnya kata ynng
diliasilkan proses morfologis sesuai dcngan dimensi semantis dan dimensi
sintaksis tetapi tidak terenlisasi sepenulin!~a secara pragmatis.
Jadi. produktivitas sllatll proses t~iosfj~logi
seringkali tidak ter\v~!juclpacia

D tertentu. I-Ial ini karena proses morfologi itu meadapat hambatan-hambatan
(blocking) tertentu yakni ( I ) hambatan fonolngis, (2) hanibatan morfologis, (3)


hambatan semantis. dan (4) hambatan leksikal. Keempat hatnbatan itu dijelaskan
berikut ini.
Pertama, hambatan fonologis. tlanibatan ini misalnya terjadi karena secara
fonologi padn suatu leksem terdapat fonem akhir yang tidak bisa diimbuhi oleh
afiks tertentu. Dalatn bahasa Inggris. walaupun pengitnbulian afiks -1y pada A
produktif menun~nkanAdv seperti kinn'lj: elegcmtly, -fiercely,.~eriouslytetapi tidak
terjadi pada *sillily. *mi.~erlily,*fri~nd/i/y.*.~isrerlily(lihat Buer. 1 983:89;
Katamba, 1993:75). Hambatan ini terjadi knrena secara fonologis, afiks -1y
cendrung menghindari A yang berakliir -13 dan artinya pengimbuhan afiks -1y
tidak tneny~~kai
deretan bunyi ./lili,' dalam penitrunan Adv. Dalam BI misalnya.

20

tidak terdapatnya bentuk lingual ':(n-~c?nz)/~~~hugi(~i.
*(1?7e)r-indzii. *(me)n?utihi
adalah karena hambatan fonologis tersebut.
Kedua, hambatan morfologis. Hambatan ini berkaitan


dengan kaidah-

kaidah mosfologi. Misalnya. dalam suatu bahasa, pengimbuhan afiks asli
seringkali tidak bisa terjadi pada D yang berupa pungutan dari bahasa asing.
Dalam bahasa
brotherhood,

Inggris, walaupun terdapat boyhood
sisterhood,

kinghood.

tetapi

tidak

girlhood, childhood,

terdapat


?'judgehood

*ifit-eclor.hood. *gol:~~i.~iorhoo~I,
* ~ [ . ~ f h o i - l (lihat
~ o o d Katamba. 1993:76). Hambatan

ini terjadi secara morfologi. yakni penginibuhan afiks

-hood cendrung ditolak

i~n
ole11 D !.ang merupakan pungiltan dari bahasa Latin. Dalani HI, \ \ . a I a ~ ~ ptcsd;lp;lt
bentuk (177t.ng)kel1~~1~1i.
(r71c'n,q)ke/11l1i,
tetapi titlak terdapat hetituk * ( ~ ~ ~ e r ~ ) t / i r . c ~ k / ~ ~ ~ - i ,
*(111ei7)~/i1.~kt1.i.~i.
Hal ini karena pengirnl~~~lian
atiks --i masih menghindas pad2

sebagian besar N pungutan dari bahasa asing sc-pesti


G / ~ I . c ~ /~lirektri.~.
~II,.
Nan-tun

demikian, pada sebagian kecil N pungutan dari bahasa asing telah menerima
pengimbuhan afiks -i seperti men.~pon.rori.
Ketiga, hambatan semantis. Dalam suatu bal-tasa. produktivitas juga
seringkali mendapat hambatan secara semantis. Dalam