Semnas Teknik Sumber Daya Air

17 September 2016 : prosiding. Universitas Jenderal Achmad Yani : Jurusan Teknik Sipil, 2016

xii, xxx halaman; 21 x 29,7

ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

1. Sumber Daya Air – Seminar 1. Judul

Reviewer

1. Doddi Yudianto, Ph.D

2. Yessi Nirwana K, Ph.D

3. Olga Pattipawaej, Ph.D

4. Dr. Waluyo Hatmoko

5. Dr. Ariani Budi Safana

Editor

1. Steven Reinaldo Rusli, S.T., M.T., M.Sc

2. Obaja Triputera, S.T., M.T.

The statements and opinion expressed in the papers are those of the authors themselves and do not necessarily reflect the opinion of the editors and organizers. Any mention of company or trade name does not imply endorsement by organizers

ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

Copyright 2016, Jurusan Teknik Sipil Itenas Bandung Not to be commercially reproduced by any meants without permission Printed in Bandung, Indonesia, September 2016 Penerbit : Jurusan Teknik Sipil Itenas Bandung

PRAKATA

Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya, Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air dengan tema PERWUJUDAN KETAHANAN AIR, PANGAN

DAN ENERGI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN

KEMANDIRIAN EKONOMI dapat dilaksanakan dengan baik pada hari Sabtu, 17 September 2016 di Auditorium dr. Hindarto Joesman – UNJANI – Cimahi. Tema tersebut merupakan perwujudan dari dukungan civitas akademika dan peneliti bidang sumber daya air terhadap program yang dijalankan pemerintah yaitu NAWACITA.

Seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi maka kebutuhan air semakin meningkat terutama untuk keperluan domestik dan industri. Sementara itu, peningkatan alih fungsi lahan untuk keperluan permukiman, komersial, dan industri menyebabkan semakin banyaknya daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia menjadi kritis. Kondisi tersebut disebabkan juga oleh lemahnya penegakan hukum, kurang efisiennya tata kelola, dan perilaku masyarakat yang sering kali mengabaikan pentingnya kelestarian air dan lingkungan, sehingga menimbulkan konflik kepentingan pada pemanfaatan air.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi mengharuskan pemerintah untuk melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur yang bertentangan dengan konsep pelestarian lingkungan. Berdasarkan kondisi tersebut maka dibutuhkan informasi, pengetahuan dan konsep untuk menciptakan inovasi yang mendukung pemerintah dalam mewujudkan pembangunan nasional. Inovasi tersebut diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan sumber daya air yang saat ini membutuhkan perhatian khusus dari seluruh kalangan termasuk didalamnya akademisi, peneliti, praktisi, pengamat lingkungan dan masyarakat.

Penyelenggaraan Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air diharapkan menjadi salah satu acara untuk bertukar informasi dan pengetahuan antara seluruh pemangku kepentingan di bidang sumber daya air. Pada acara ini diharapkan dapat diperoleh ide/gagasan dalam pengelolaan sumber daya air yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian ekonomi di Indonesia.

Seminar ini terselenggara berkat kerjasama antara 12 instansi yaitu: (1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani; (2) Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan; (3) Program Sipil Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air Institut Teknologi Bandung; (4) Jurusan Teknik Sipil Universitas Langlangbuana; (5) Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional; (6) Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha; (7) Departemen Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung; (8) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air; (9) Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) Cabang Jawa Barat; (10) Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (DPSDA) Provinsi Jawa Barat; (11) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum; dan (12) Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung.

Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya seminar ini. Semoga seminar ini dapat memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan di bidang sumber daya air dalam menentukan kebijakan yang mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan kemandirian ekonomi.

Bandung, September 2016

PANITIA

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Assalamu‘alaikum Wa rahmatullahi Wa barakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, kami bersyukur pada hari ini

Sabtu, 17 September 2016 kita dapat berkumpul pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air di Gedung Auditorium dr. Hindarto Joesman Unjani Cimahi dalam keadaan sehat walafiat.

Penyelenggaraan seminar ini merupakan kelanjutan dari rangkaian seminar tahun 2006-2010, Unjani menjadi tuan rumah pada tahun 2008. Atas kerjasama 5 instansi

dan seminar 12 September 2015 di Itenas, yang sejak tahun 2015 terlaksana atas kerjasama yang baik antara 12 instansi, yaitu: Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani, Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional, Program Studi Teknik Sipil Universitas Parahiangan, Program Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air Institut Teknologi Bandung, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, Jurusan Teknik Sipil Universitas Langlangbuana, Departemen Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, Dinas Pengelola Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia Cabang Jawa barar, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum dan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.

Seminar mengambil tema ―Perwujudan Ketahanan Air, Pangan, dan Energi Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Kemandirian Ekonomi‖ dengan sub tema ―Konservasi Sumber Daya Air, Tata Kelola Sumber Daya Air sert a Mitigasi Bencana Keairan dan Pengembangan Energi Terbaharukan‖. Air merupakan sumber daya alam yang tidak akan pernah habis maka dari itu kewajiban kita untuk menjaga dari sisi kuantitas dan kualitasnya.

Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka aktivitas sosial ekonomi yang berdampak pada kebutuhan air, dengan berbagai bentuk permasalahannya sehingga diperlukan teknologi dan inovasi dalam konservasi meliputi: penyediaan dan distribusi air bersih, memanen air hujan, perlindungan air tanah, mengendalikan pencemaran air dengan cara merestorasi sungai, danau, dan waduk.

Tata kelola sumber daya air tidak kalah penting karena memerlukan beberapa hal meliputi manajemen konflik, kemitraan antar pemerintah dan swasta, sistem informasi, dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu manfaat air yaitu dapat dimanfaatkan tenaganya namun dengan adanya perubahan iklim maka kita harus berupaya untuk meminimalisir bencana yang timbul akibat banjir maupun kekeringan. Sehinggga diperlukan mitigasi bencana. Dengan berbagai teknologi dan inovasi apapun tentu tujuan utamanya adalah untuk kesejahteraan masyarakat agar dapat mandiri secara ekonomi.

Pada kesempatan ini segenap panitia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para undangan, pemakalah yang telah bersedia hadir dan berbagi ilmu untuk menambah wawasan para peserta seminar.

Kepada seluruh anggota panitia serta kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselenggaranya Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air ini, kami ucapan terima kasih atas peran sertanya. Atas segala kekurangan didalam penyelenggaraan Seminar ini kami mohon maaf sebesar – besarnya. Semoga segala peran serta Bapak Ibu dan Sodara sekalian mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Selamat Berseminar dan Terima kasih. Wabillahi Taufik Walhidayah. Wassalamu‘alaikum Wa rahmatullahi Wa barakatuh,

Ketua, Agustin Purwanti

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh. Seraya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas ridho dan berkah yang

dikaruniakan kepada kita semua untuk dapat menyelenggarakan Seminar Nasional pada pagi ini, perkenankanlah saya, atas nama Universitas Jenderal Achmad Yani menghaturkan selamat datang di kampus ini.

Hadirin yang saya hormati. Manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal serta daya cipta, rasa, dan karsa

mengemban amanah untuk mengelola bumi beserta sumber daya alam untuk kelangsungan dan kesejahteraan kehidupannya. Air dan lahan merupakan dua unsur utama penyangga kehidupan yang perlu dikelola dengan benar agar mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan kehidupan manusia. Ketahanan sumber daya air akan memegang peran sangat penting dalam mewujudkan ketahanan pangan maupun ketahanan energi yang akan berperan besar di dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan rakyat suatu negara.

Peran ilmuwan, serta praktisi di bidang rekayasa rancang bangun sipil sangat penting dalam upaya pengelolaan sumber daya air dan lahan. Komunikasi, serta saling berbagi pengalaman di antara para ilmuwan, praktisi, serta para pemangku kepentingan tentu akan sangat menunjang akselerasi terwujudnya sistem pengelolaan yang berdayaguna dan berhasilguna.

Universitas Jenderal Achmad Yani menyambut baik, dan bertekad untuk mendukung segala upaya kemitraan dalam rangka merajut jejaring yang kuat dalam rangka mewujudkan ketahanan sumber daya air dan lahan melalui kegiatan-kegiatan ilmiah serta kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi lainnya.

Kemitraan antara Universitas Jenderal Achmad Yani, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Nasional, Universitas Langlang Buana, Universitas Katholik Parahyangan, Universitas Kristen Maranatha, Politeknik Negri Bandung, Puslitbang Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Besar Wilayah Sungai Jawa Barat, Dinas Pengelola Sumber Daya Air Jawa Barat, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung, dan Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia, yang telah terjalin selama ini merupakan salah satu bentuk wadah karya nyata upaya sinergis mewujudkan ketahanan sumber daya air.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah saya atas nama Universitas Jenderal Achmad Yani, menghaturkan selamat mengikuti Seminar, serta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pemakalah kunci, para pemakalah, para peserta, para panitia, dan semua pihak yang telah berperanserta dalam penyelenggaraan Seminar Nasional ini.

Semoga Allah SWT. melimpahkan berkah dan karunia kepada kita semua, sehingga Seminar Nasional ini dapat memberikan manfaat besar bagi perwujudan ketahanan air, pangan dan energi, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemandirian ekonomi di Indonesia.

Dengan mengucapkan Bismillahir Rohmanir Rohim, Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air 2016, secara resmi saya nyatakan dibuka.

Was salamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh.

Cimahi, 17 September 2016 Witjaksono, M.Sc.

Rektor Unjani

vi

SEKILAS TENTANG SEMINAR Latar Belakang

Sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki curah hujan tahunan berkisar antara 2.500-3.000 mm/tahun, Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan mendukung ketahanan air, pangan, dan energi secara nasional. Didukung dengan lahan yang subur, Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki kapasitas untuk mewujudkan swasembada pangan. Kemudian berdasarkan catatan DFID dan World Bank pada tahun 2007 diketahui pula bahwa total potensi listrik tenaga air di Indonesia adalah sebesar 76,7 GW dari 4,2 GW yang telah terbangun. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa Indonesia saat ini justru dihadapkan pada kondisi sebaliknya.

Seiring dengan tingginya laju urbanisasi dan alih fungsi lahan baik untuk memenuhi kebutuhan permukiman, komersial, maupun industri, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin sering mengalami bencana banjir dan kekeringan serta pencemaran air. Kondisi yang kian kritis pun terjadi sebagai konsekuensi dari konflik alokasi air, lemahnya penegakan hukum, kurang efisiennya tata kelola, dan perilaku masyarakat yang sering kali mengabaikan pentingnya kelestarian air dan lingkungan. Khususnya di wilayah perkotaan dimana masyarakat masih sangat tergantung pada air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya, pemompaan air tanah yang berlebihan telah mengakibatkan penurunan permukaan tanah yang selanjutnya menyebabkan semakin luasnya genangan banjir. Peningkatan intensitas curah hujan sebagai salah satu dampak perubahan iklim pun kemudian dikuatirkan dapat berdampak pada gagalnya sistem drainase yang tersedia.

Di sisi lain, akibat pembangunan dan aktivitas ekonomi yang tidak merata, pemerintah Indonesia pun kini dihadapkan pada tantangan penyediaan infrastruktur. Pola kemitraan antara pemerintah dan swasta diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk melakukan percepatan pengadaan infrastruktur yang diperlukan. Praktik pengelolaan sumber daya air berbasis masyarakat diyakini sebagai salah satu pendekatan yang cukup efektif untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya air.

Tujuan

1. Sebagai media untuk berbagi pengalaman mengenai berbagai permasalahan dan solusi tentang perwujudan ketahanan air, pangan dan energi.

2. Sebagai media untuk mengkomunikasikan pemikiran tentang upaya-upaya perwujudan ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung pengembangan keilmuan di bidang teknik sumber daya air sekaligus masukan bagi para pengambil keputusan.

3. Sebagai media yang menyediakan kesempatan bagi para pemangku kepentingan untuk dapat berkolaborasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian ekonomi.

Tema

PERWUJUDAN KETAHANAN AIR, PANGAN DAN ENERGI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMANDIRIAN EKONOMI

vii

Sub Tema

1. Konservasi Air

a. Penyediaan dan distribusi air bersih

b. Pemanenan air hujan

c. Perlindungan air tanah

d. Pengendalian pencemaran air serta restorasi sungai, danau, dan waduk

2. Tata Kelola Sumber Daya Air

a. Manajemen konflik tata kelola Sumber Daya Air

b. Kemitraan pemerintah dan swasta

c. Pengelolaan sumber daya air berbasis masyarakat

d. Pengelolaan sumber daya air berbasis sistem informasi dan teknologi tepat guna

e. Pengelolaan sampah dan sanitasi

f. Pengelolaan irigasi, rawa, dan pantai

3. Mitigasi Bencana Keairan dan Pengembangan Energi Terbarukan

a. Manajemen banjir dan kekeringan

b. Adaptasi perubahan iklim

c. Pemanfaatan tenaga air

Peserta

1. Instansi pemerintah, Konsultan, Kontraktor, dan Umum

2. Peneliti, LSM, Pemerhati masalah keairan, Anggota HATHI

3. Dosen dan Mahasiswa

Sekretariat

Pusat Litbang Sumber Daya Air Jl. Ir. H. Juanda No. 193, Bandung Telepon : (022) 2501554 Faximile : (022) 2500163 Email : seminar.tsda.bdg@gmail.com

Tim Reviewer

1. Doddi Yudianto, Ph.D

2. Yessi Nirwana, Ph.D

3. Olga Pattipawaej, Ph.D

4. Steven Reinaldo Rusli, S.T., M.T., M.Sc

5. Obaja Triputera, S.T., M.T., M.Sc

viii

SUSUNAN KEPANITIAAN

A. Pengarah :

 Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional, Bandung  Dekan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani  Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung  Direktur Politeknik Negeri Bandung  Dekan Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana  Dekan Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha  Dekan Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan  Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air  Ketua Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia Cabang Jawa Barat  Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum  Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat  Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung

B. Panitia Pelaksana Ketua I

: Ir. Agustin Purwanti, M.T.

Unjani

Ketua II

: Ir. Nur Fizili Kifli, M.T.

Pusair

Ketua III

: Prof. Ir. Iwan K., M.Sc, Ph.D

HATHI

Ketua IV

: Dr. Ir. Yadi Suryadi, M.T.

ITB

Ketua V

: Ir. Dra. Fauzia Mulyawati, M.T.

Unla

Bendahara

: Ir. Yati Muliati, M.T.

Itenas

Sekretaris

: Yuyun Fauzi

HATHI

Sekretariat

: Ade Karma, S.Si., M.T.

Pusair

: Vini Nurbaniyah Efendi, S.Sos

Pusair

: Nia Marianti, A.Md

Pusair

: Rudi Resmiyadi, A.Md

Pusair

Seksi Dana

: R. Yayat Yuliana, SE., MM.

BBWS Citarum

: Ir. Sudrajat, M.T.

BBWS Citarum

: Adenan Rasyid, S.T., M.T.

BBWS Citarum

: Sari Kurniawati, S.T.

BBWS Citarum

: Dr. Ir. Winskayati, Sp1

HATHI Cab. Jabar

Seksi Publikasi

: Joko Nugroho, Ph.D

ITB

: Widyaningtyas, Ph.D

ITB

: M. Bagus Adityawan, Ph.D

ITB

: Supardi, S.T.

ITB

: Agus Hidayat,S.T.,M.H.

DBMP Kota Bandung ix

: Lisa Surya Lestari, S.T.

DBMP Kota Bandung

: Drs. Bambang Suryaman

DBMP Kota Bandung

Seksi Perlengkapan

: Ir. KRAPH Rono H., M.T.

Unjani

: Chairunissa, S.T., M.T.

Unjani

: Agus Juhara,S.T.,M.T.

Unjani

: Prima Sukma,S.T., M.T.

Unjani

Seksi Acara 1

: Ir. Robby Gunawan Yahya, M.T.

Unla

: Ig. Sudarsono, S.T., M.T.

Unla

: Ir. Eko Wahyu Utomo, M.T.

Unla

: Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T.

HATHI Cab. Jabar

: Dian Indrawati, S.T., M.T.

Unjani

: Ririn Rimawan, S.T., M.T.

Pusair

: Petty Kartina, S.T.

Pusair

: Hany Agustiani, S.T., M.T.

Pusair

: Fransiska Yustiana, S.T., M.T.

Itenas

: Yedida Yosananto, S.T., M.T.

Itenas

Seksi Acara 2

: Ir. Bambang Adi Riyanto, M. Eng

Unpar

: Ir. Salahudin Gozali, Ph.D

Unpar

: Dini Dwi Maulani, S.T.

Unpar

: Ir. Setio Wasito, Sp. M.T.

HATHI Cab. Jabar

: Slamet Lestari, S.T., M.T.

Pusair

: Mirwan Rofiq, S.T.

Pusair

Seksi Konsumsi

: Ir. Iin Karnisah, M.T.

Polban

: Ir. Asmawar Bakrie, M.T.

Polban

: Enung, ST., M.Eng

Polban

: Reni Rustini,S.E.

Unjani

Seksi Dokumentasi

: Robby Yusak Talla,Ph.D

UK. Maranatha

: Ir. Maria Christine Sutandi, M.Sc.

UK. Maranatha

: Ir. Kanjalia Tjandrapuspa, M.T.

UKM

: Ir. Nana Nasuha, Sp1

DPSDA Prov. Jabar

: Lusie Musianty, S.T., MPSDA

DPSDA Prov. Jabar

: Gemilang, S.T., MPSDA

DPSDA Prov. Jabar

DPSDA Prov. Jabar Seksi Makalah/Prosiding : Doddi Yudianto, Ph.D

: Ir. Helmi Faizal,Sp

Unpar

: Ir. F. Yiniarti Eka K., Dipl. HE

Pusair x

: Prof(R).Dr. Waluyo Hatmoko

Pusair

: Dr. Ariani Budi Safarina

Unjani

: Yessi Nirwana, Ph.D

Itenas

: Olga Pattipawaej, Ph.D

UKM

: Steven R. Rusli, S.T., M.T., M.Sc.

Unpar

: Obaja Triputera, S.T., M.T., M.Sc.

Unpar

xi

SUSUNAN ACARA SEMINAR

SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL TEKNIK SUMBER DAYA AIR PERWUJUDAN KETAHANAN AIR, PANGAN DAN ENERGI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMANDIRIAN EKONOMI Universitas Jenderal Achmad Yani – Cimahi, 17 September 2016

08.00 - 08.30 Pendaftaran Ulang

Panitia

08.30 - 09.00 Pembukaan

MC

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Panitia

Laporan Ketua Panitia

Ir. Agustin Purwanti, MT

Auditorium dr. Hindarto Joesman Pembukaan Acara Secara Resmi oleh Rektor Unjani

Sambutan Rektor Unjani

Witjaksono, M.Sc

Pe a aa Do’a

Dr. Ir. Yadi Suryadi, M.T.

09.00 - 09.30 Keynote 1

Ir. Firdaus Ali, P.hD

09.30 - 10.00 Keynote 2

Dr.Ing. Ir. Agus Maryono

10.00 - 10.30 REHAT KOPI + Persiapan presentasi makalah

Panitia

Sub tema Konservasi Sumber Daya Air

Tata Kelola Sumber Daya Air

Mitigasi Bencana Keairan dan Pengembangan Energi Terbarukan

Ruang: I

Ruang: II

Ruang: III

Waktu Moderator: Ir. Dra. Fauzia Mulyawati, M.T.

Moderator: Ir. Salahudin Gozali, Ph.D Notulis : 1) Yedida Yosananto, S.T., M.T. 2) Mirwan

Moderator: Ir. Nur Fizili Kifli, M.T.

Notulis : 1) Ig. Sudarsono, S.T., M.T. 2) Petty Kartina, S.T. Notulis : 1) Raiyyan 2) Hany Agustiani, S.T., M.T. Rofiq, S.T., MPSDA

10.30 - 10.45 PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN SARANA

TINJAUAN KINERJA FITUR-FITUR LOW IMPACT TEKNOLOGI ABSAH BAGI PENYEDIAAN AIR BAKU

ASPEK PENGELOLAAN TEKNOLOGI IPAL KOMUNAL

DEVELOPMENT PADA DRAINASE JALAN MANDIRI

BERBASIS MASYARAKAT

Sri Darwati, Elis Hastuti, dan Fitrijani Anggraini

Dini Handayani

Mohammad Imamuddin 10.45 - 11.00 ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN AIR SUNGAI SA’DAN

KAJIAN INDEKS KEKERINGAN KEBASAHAN (SPI) TERHADAP KUALITAS AIR PDAM TORAJA UTARA

KAJIAN NERACA AIR BENDUNGAN LEUWIKERIS

TERHADAP NILAI OCEANIC NINO INDEX Reni Oktaviani Tarru, Harni Eirene Tarru, dan Karatego

KABUPATEN TASIKMALAYA JAWA BARAT

Levina, Wanny Adidarma, dan Putty Adila 11.00 - 11.15 PANEN AIR HUJAN – KELOLA AIR HUJAN – LINDUNGI AIR

Yonathan Leonard Prasha dan Bambang Adi Riyanto

TATA KELOLA AIR WADUK TILONG UNTUK IRIGASI LAHAN DATABASE PERINGATAN DINI BANJIR/KEKERINGAN TANAH

TERINTEGRASI BERBASIS KONSEP CASE-BASED- Susilawati dan Nisanson

KERING

Isak Mesah, Robertus Wahyudi Triweko, dan Susilawati REASONING

Pian Sopian Amsori, Ade Karma, dan William Marcus Putuhena

11.15 - 11.30 STUDI PEMENUHAN AIR BAKU KOTA DAN KABUPATEN

PENANGANAN BANJIR AKIBAT PENYALAHGUNAAN KUPANG - NTT

STUDI PEMANFAATAN AIR BUANGAN PERMUKAAN

PADA DAERAH PERKOTAAN SEBAGAI AIR IRIGASI

FUNGSI SISTEM DRAINASE

Marthen Y. Haning, Robertus Wahyudi Triweko, dan

Try Pujianta Putra dan Maria Christine Sutandi Salahudin Gozali

Binsar Silitonga

ix

11.30 - 11.45 RE-USE AIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI HUJAN RENCANA (IPAL) DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN GUNA

STUDI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR DI PULAU

SISTEM DRAINASE KAWASAN PESONA SQUARE MENGURANGI DAYA RUSAK AIR DI PULAU UNTUNG JAWA Aprianus M. Y. Kale, Robertus Wahyudi Triweko, dan

SABU

Gregorius Irwandi, Doddi Yudianto, dan Obaja Triputra DKI JAKARTA

Salahudin Gozali

Wijaya

Mohammad Imamuddin 11.45 - 12.15 TANYA JAWAB

TANYA JAWAB

TANYA JAWAB

12.15 - 13.15 ISHOMA

ISHOMA

ISHOMA

Ruang: I

Ruang: II

Ruang: III

Waktu Moderator: Ir. Agustin Purwanti, M.T.

Moderator: Dr. Ir. Yadi Suryadi, M.T. Notulis : 1) Fransiska Yustiana, S.T., M.T. 2) Mirwan

Moderator: Ir. Yati Muliati, M.T.

Notulis : 1) Budpi 2) Hany Agustiani, S.T., M.T. Rofiq, S.T., MPSDA

Notulis : 1) Ir. Robby Gunawan Yahya, M.T. 2) Petty

Kartina, S.T.

13.15 - 13.30 PERENCANAAN SUMUR RESAPAN PADA SISTEM

KAJIAN PEREDAM ENERGI GANDA BENDUNG KRUENG DRAINASE GEDUNG PUSAT PEMBELAJARAN ARNTZ-GEISE TERPADU DAN BERKELANJUTAN

KAJIAN PEMANFAATAN AIR EMBUNG HAEKRIT SECARA

PASE, PROVINSI ACEH

Santoso Hartanto, Slamet Lestari, dan F. Yiniarti Eka Steven Reinaldo Rusli

Rista Ghonyvia Dwi Rachmawati, Doddi Yudianto, dan

Victor Frederick dan Doddi Yudianto

Kumala

13.30 - 13.45 STUDI PERENCANAAN SUMUR RESAPAN PADA KAWASAN MODEL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PADA DAS STUDI PERANCANGAN HIDRAULIK BANGUNAN PENGELAK PERMUKIMAN DAN KOMERSIAL DI KOTA DEPOK

PADA BENDUNGAN LEUWI KERIS TASIKMALAYA Finna Fitriana, Doddi Yudianto, dan Steven Reinaldo

WOLOWONA

Christopher Adhika Putra dan Bambang Adi Riyanto Rusli

Bernadeta Tea, Robertus Wahyudi Triweko, dan

Susilawati

13.45 - 14.00 PENJERNIHAN AIR METODE PENYARINGAN PASIR DAN

PEMODELAN HIDROGRAF BANJIR DAS BOGOWONTO DESINFEKTAN ALAMI BUAH KELOR Hindra

PENGEMBANGAN IRIGASI RAWA UNTUK KETAHANAN

PANGAN DI KABUPATEN SAMBAS - KALIMANTAN BARAT Dini Sasri Wiyanti dan Bambang Adi Riyanto Jaya Zefran dan Maria Christine Sutandi

Roni Farfian dan Agustin Purwanti

14.00 - 14.15 PENERAPANMETODEECOTECH GARDEN

MANAJEMEN BENCANA BANJIR AKIBAT KEGAGALAN DI PERUMAHAN TORAJA HOME LAND-TORAJA UTARA

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP

PENERAPAN TEKNOLOGI DRAINPILE DI SEI AHAS

BENDUNGAN

Kukuh Prasetyo Pangudi Utomo dan Parindra Ardi Sapan Bungin

Reni Oktaviani Tarru, Harni Eirene Tarru, dan Sapardi

KALIMANTAN TENGAH

Arif Dhiaksa dan Ganggaya Sotyadarpita

Wardhana

14.15 - 14.30 PEMETAAN DRAINASE JALAN DI BANDUNG TIMUR

EFEKTIVITAS ALTERNATIF PENGENDALIAN BANJIR Dini Handayani

PENENTUAN KAPASITAS POMPA BERDASAR LUAS AREA

GENANGAN MENGGUNAKAN SOFWARE SPSS

SECARA STRUKTURAL DI SUNGAI TEMBUKU, KOTA JAMBI Mohammad Imamuddin, Haryo Koco Buwono, dan Trijeti Steven Reinaldo Rusli, Arisesar Hidayah, dan Doddi

Yudianto

14.30 - 14.45 TANYA JAWAB STUDI PENGENDALIAN BANJIR PADA BATANG KURANJI PADANG SUMATERA BARAT DENGAN TANGGUL Reva Ayu Nadya dan Bambang Adi Riyanto

14.45 - 15.00

TANYA JAWAB

15.00 - 15.15 REHAT KOPI

REHAT KOPI

15.15 - 15.30

REHAT KOPI

15.30 - 16.00 Informasi Sertifikasi Keahlian HATHI

Ir. Setio Wasito, Sp. M.T.

Pembagian Lucky Draw

Panitia

Kesimpulan

Auditorium dr. Hindarto Joesman Pe

Doddi Yudianto, Ph.D

a aa Do’a

Dr. Ir. Yadi Suryadi, M.T.

Penutupan

Dekan FTSP Unjani

UCAPAN TERIMA KASIH

Dr. Firdaus Ali – Staf Khusus Menteri PUPR Bidang SDA Staf Pengajar Universitas Indonesia Dr-Ing. Agus Maryono – Pelopor Restorasi Sungai Indonesia Staf Pengajar Universitas Gajah Mada Ketua Himpunan Ahli Teknik Hidraulik (HATHI) Indonesia Pusat Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair) Ketua Himpunan Ahli Teknik Hidraulik (HATHI) Indonesia Cabang Jabar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Kepala Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan (BHGK) Pusair Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (Dinas PSDA) Prov. Jabar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) - Cimahi Rektor Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) - Bandung Rektor Universitas Langlangbuana (Unla) - Bandung Rektor Universitas Kristen Maranatha (UKM) - Bandung Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) - Bandung Rektor Institut Teknologi Nasional (Itenas) - Bandung Direktur Politeknik Negeri Bandung (Polban) - Bandung Dekan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani Dekan Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan Dekan Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana Dekan Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Itenas PT. Mitraplan Enviratama PT. Innako Internasional Konsultindo PT. Vitraha Consindotama PT. Arga Pasca Rencana PT. Bina Karya Persero PT. Purnatama Kindoteknik PT. Oseano Adhitaprasarana PT. Sarana Bhuana Jaya PT. Gracia Widyakarsa

xi

PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN SARANA TEKNOLOGI ABSAH BAGI PENYEDIAAN AIR BAKU MANDIRI, STUDI PERENCANAAN KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI

Mohammad Imamuddin 1

1 Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta Imamuddin0001@gmail.com

Abstrak

Kondisi iklim di Indonesia saat ini adalah kondisi iklim yang tidak seimbang, di mana pada saat musim hujan terjadi limpahan air yang cukup banyak, sementara pada saat musim kemarau terjadi krisis air atau kekeringan. Berbagai upaya untuk mengatasi kekeringan telah dibangun salah satunya adalah dengan membuat bangunan Penampungan Air Hujan (PAH). Sistem PAH biasanya terdiri dari subsistem bidang tangkapan air hujan, sub sistem penghantar air dan subsistem tampungan air. Secara umum penggunaannya hanya berlangsung singkat. Bangunan ini yang dibuat dalam keadaan terbuka sehingga kotoran, debu, serangga atau binatang kecil sangat mudah masuk kedalamnya. PAH sendiri mempunyai permasalahan lain yaitu bisa menjadi berkualitas tidak baik, sebagai akibat dari cara penyimpanan air hujan yang tidak terlindungi. Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi merupakan penduduk terbesar di Kota Bekasi yang setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah penduduk 4,085 % dan mempunyai curah hujan maksimum 2373,75 mm/tahun tidak luput dari kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya. Oleh karena itu PAH yang ada baik tradisional, semi rasional maupun rasional, perlu ditingkatkan dengan dilakukan modifikasi secara kuantitas dan kualitas menjadi suatu bangunan yang disebut dengan ABSAH (Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan). Dasar kaidah dan filosofi dari pembuatan bangunan ABSAH ini adalah bangunan inovasi yang bersifat massal dan sederhana yang dikembangkan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air di Bandung. Volumenya bisa dirancang secara optimal untuk memenuhi kebutuhan air selama setahun dengan pasok air desain tertentu dan menghasilkan kualitas air yang baik serta mampu mereduksi banjir dan genangan di lokasi tersebut jika digunakan secara massal. Keuntungan yang dimiliki ABSAH yang dapat bersifat mandiri, dengan luas atap yang memadai dan jumlah penghuni yang ditetapkan, dapat digunakan secara menerus dari generasi ke generasi (bisa berlangsung lama). Teknologi ABSAH yang dibangun di bawah rumah tidak mengurangi tapak rumah dan dapat diterapkan di seluruh Indonesia untuk daerah-daerah yang mengalami kesulitan air di perkotaan.

Kata kunci : Teknologi ABSAH, Curah Hujan Tahunan, Luas Atap, Dimensi Bangunan

LATAR BELAKANG

Air merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan ini. Berdasarkan lokasi air, maka air tanah dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu air permukaan tanah dan air jauh dari permukaan tanah (air tanah). Penggunaan air setiap harinya semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Air permukaan dan air tanah merupakan sumber air utama yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum, pertanian, industri, rumah tangga dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air masih mengandalkan dari sumber air tanah.

Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi merupakan bagian dari wilayah Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan propinsi lain yaitu DKI Jakarta. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi merupakan bagian dari wilayah Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan propinsi lain yaitu DKI Jakarta. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penelitian ini adalah pertama menganalisa air hujan merupakan salah satu potensi ketersediaan air baku dalam peningkatan kebutuhan air bersih di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi, kedua menyusun suatu konsep teknologi yang tepat untuk pemanfaatan air hujan bagi pemenuhan kebutuhan air bersih, ketiga adalah melakukan desain dan perhitungan biaya untuk pelaksanaan pembangunan tersebut, keempat adalah memberikan masukan kepada penentu kebijakan bahwa penerapan pemanfaatan teknologi untuk pemanenan air hujan dapat dilaksanakan pada perumahan- perumahan di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah didapatkan suatu rekomendasi atau kesimpulan bahwa air hujan dapat dimanfaatkan sebagai alternative ketersediaan air baku yang dapat dilaksanakan secara mandiri dalam rangka peningkatan kebutuhan air bersih di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.

METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam peneliian ini adalah studi lapangan, telaah pustaka, pengumpulan data sekunder, Analisa dan kesimpulan serta rekomendasi. Studi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi daerah tersebut dan solusi apa yang telah dilakukan serta tingkat keberhasilannya berdasarkan spesifikasi wilayah. Pada tahapan telaah pustaka dianalisis beberapa literatur yang relevan dan peraturan perundangannya.

Persiapan

Pengumpulan Data Primer dan

Sekunder

Analisa jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih

masyarakat

Analisa hidrologi dan kapasitas tampungan

Pemilihan model simpanan air hujan

Detail desain dan anggaran biaya

Kesimpulan dan rekomendasi

Selesai

Gambar 1. Bagan alir penelitian

HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Diperolehnya data tentang curah hujan.

2. Diperolehnya gambaran tentang rencana model tampungan.

3. Diperoleh satu desain perencanaan ABSAH.

4. Mendapatkan gambaran keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan tampungan memanfaatkan teknologi ABSAH

HASIL YANG DIHARAPKAN Air Baku

Definisi air baku Pengertian air baku adalah adalah air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga dan

industri. Air siap dikonsumsi (portable water) adalah air yang aman dan sehat karena air rentan terhadap industri. Air siap dikonsumsi (portable water) adalah air yang aman dan sehat karena air rentan terhadap

Air dapat dikatakan sebagai air bersih apabila memenuhi 4 syarat yaitu syarat fisik, kimia, biologis, radioaktif sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002.

1. Syarat fisik, ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan (turbidity), warna, bau, dan rasa serta jernih.

2. Syarat Kimia, meliputi tidak terdapat bahan kimia tertentu seperti Arsen (As), besi (Fe), Fluorida (F), Chlorida (C), kadar merkuri (Hg), dan lain – lain.

3. Syarat Biologis Syarat biologis air ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme patogen maupun non pathogen seperti bakteri, virus, protozoa. Mikroorganisme coli digunakan sebagai indikator untuk mengetahui air telah terkontaminasi oleh bahan buangan organic.

4. Syarat Radioaktif Bahan buangan yang memberikan emisi sinar radioaktif sangat membahayakan bagi kesehatan, dapat menimpa manusia melalui makanan atau minuman yang telah tercemar.

Dasar hukum penyediaan air baku Pelaksanaan kegiatan penyediaan air baku harus mengacu kepada dasar hukum yang berlaku. Peraturan

Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

Dalam Pasal 5, Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tersebut, dinyatakan bahwa sistem penyediaan air minum (SPAM) dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan, dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.

Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 Tentang Sistem Pengembangan Air Minum menyebutkan bahwa sistem penyediaan air minum terdiri dari unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Gambar 5 memperlihatkan Sistem Penyediaan Air Minum.

Gambar 2. Sistem penyediaan air minum

Sumber air baku Sumber air baku berasal dari air permukaan, air bawah permukaan, dan mata air.

1. Air permukaan Air permukaan yang memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku adalah air sungai, waduk, telaga, rawa, dan sumber air permukaan lainnya.

2. Air bawah permukaan

Air bawah permukaan adalah air yang bisa dimanfaatkan untuk sumber air baku yang berasal dari air tanah dalam (artesis) dan air tanah dangkal. Air tanah dangkal ini memiliki kedalaman 4 –

10 meter di bawah permukaan tanah.

3. Mata air Mata air adalah sumber air baku yang keluar dari permukaan tanah tanpa menggunakan mesin, tetapi mata air ini biasanya terdapat di tepi – tepi bukit. Debit yang dikeluarkan oleh mata air relatif sama tiap waktunya karena debit mata air tidak terpengaruh langsung oleh air hujan yang turun di permukaan tanah

Bangunan air baku Bangunan unit air baku merupakan unit bagian awal pada sistem penyediaan air baku. Bangunan ini

disebut bak penangkap mata air (Broncapturing). Broncapturing biasa digunakan untuk mengambil air dari mata air. Dalam pengumpulan mata air, hendaknya dijaga supaya tanah tidak terganggu. Hal ini akan menyebabkan terganggunya konstruksi bangunan dan juga akan mempengaruhi kualitas mata air. Menurut Al Layla (1978), broncapturing sebaiknya dilengkapi dengan perpipaan utama, valve dan manhole, sedangkan untuk mata air yang banyak mengandung pasir dibutuhkan bak pre-settling chamber. Konstruksi bangunan penangkap mata air pada umumnya terdiri atas:

1. Batu-batu kosong dan kerikil yang bersih

2. Batu bata

3. Lembaran plastik dengan ketebalan minimal 3 mm

4. Aspal/adukan semen Penangkapan air dari sumber mata air harus menjaga kondisi tanah di sekitarnya. Air permukaan di dekat

mata air tidak boleh meresap dan bercampur dengan mata air. Syarat – syarat Bak Penangkap Mata Air (PMA) :

1. Bentuk PMA tidak mengikat, disesuaikan dengan topografi dan situasi lahan

2. Bangunan PMA diusahakan berbentuk elips bersudut tumpul atau empat persegi panjang.

3. Pipa keluar (Pipa Out Let) pada bak pengumpul dari bangunan PMA tidak boleh lebih tinggi dari muka asli sebelum dibangun PMA.

Pemahaman Mengenai Banjir

Definisi Banjir Banjir dapat diberi batasan sebagai laju aliran yang relatif tinggi sehingga menyebabkan aliran sungai

melebihi daya tampung suatu sungai. (Lee, 1988 : 243 - 257) Sehingga setiap ada limpasan air yang melebihi kapasitas sungai sudah dapat dikatakan banjir. Secara hidrologis banjir merupakan peristiwa alam biasa, bahkan sebagian besar dari daratan aluvial tempat manusia berada sekarang ini merupakan hasil dari proses banjir.

Dengan berkembangnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan lahan semakin meningkat pula. Seiring dengan majunya peradaban dan teknologi, menyebabkan terjadinya percepatan (akselerasi) pembukaan lahan - lahan baru. Daerah yang semula merupakan daerah resapan dan pengendali air berubah menjadi daerah pemukiman yang kedap air. Perubahan ini menyebabkan terjadi keseimbangan baru yang menyebabkan perubahan pola temporal hidrologi termasuk limpasan sungai.

Dataran Banjir Dataran banjir secara normal adalah suatu wilayah yang berada di kiri dan kanan alur sungai yang dapat

dimanfaatkan untuk mengalirkan debit yang melebihi kapasitas sungai (banjir) menuju danau, teluk, atau laut. Penyebab umum banjir/ genangan adalah aliran yang melebihi daya tampung sungai yang akhirnya meluap /melimpas ke kiri/ kanan sungai dan laut pasang naik tidak normal. (Chow, 1988 : 519 - 521)

Penyebab / Sumber banjir Banjir yang terjadi pada suatu wilayah disebabkan oleh hal - hal sebagai berikut :

1. Berkurangnya kapasitas tampungan sungai akibat pendangkalan Banjir terjadi karena berkurangnya luas profil pengaliran sungai akibat sudah sangat dangkalnya dasar

sungai oleh pengendapan bahan-bahan padat yang terbawa oleh air yang berasal dari erosi, longsoran tebing sungai, bahan- bahan letusan gunung, sampah, bangunan-bangunan ilegal di sekitar sungai, dan pengaruh lainnya.

2. Penyempitan alur sungai Selain pendangkalan karena sampah, alur sungai juga banyak mengalami penyempitan akibat bangunan

ilegal seperti rumah-rumah penduduk, maupun bangunan-bangunan silang yang dibuat tanpa memperhatikan kaidah hidraulika aliran sungai (A. Suhud, 2004 : 83 - 84).

Bangunan silang yang terdapat di Kota Bandung, Khususnya di Kawasan Gedebage antara lain berupa jembatan jalan raya, jembatan kereta api, jembatan utilitas (PDAM, PLN, gas, & Telkom) memiliki gelagar yang menyentuh permukaan air sungai dan kurang memperhatikan prediksi banjir sehingga dapat mengganggu aliran terutama pada saat debit aliran sungai tinggi.

3. Kegiatan investasi di wilayah resapan (hulu DAS) Meningkatnya investasi berupa pembangunan pada berbagai segmen DAS karena kebutuhan akan lahan

baru (pemukiman, dan fasilitas publik) juga disinyalir merupakan penyebab banjir.

KONDISI ALAM

KEGIATAN MANUSIA DINAMIS

 Geografi  Pembudidayaan dataran banjir

 Topografi

 Tata ruang / peruntukan dataran banjir Geometri alur sungai :

 yang tidak sesuai

 Kemiringan dasar, meandering Tata ruang / pengelolaan DAS

―bottle – neck‖, dan sedimentasi Permukiman di bantaran sungai 

alam

MASALAH

 Bangunan sungai / silang

BANJIR

 Sampah padat

 Prasarana pengendali banjir yang

PERISTIWA ALAM DINAMIS

 terbatas Curah hujan tinggi  Amblesan permukaan tanah

 Pembendungan pada alur sungai

induk, tanpa disertai penyesuaian  Persepsi masyarakat yang keliru

pada segmen sungai lainnya. terhadap banjir

 Amblesan tanah (Subsidence)  Kenaikan muka air laut akibat ‖global

warming  ‖

Pendangkalan

Gambar 3. Penyebab terjadinya banjir

Bencana banjir (Flood disaster) Melalui materi seminar internasional Sustainable Infrastructure in Flood Endangered Areas, Bandung 6 - 9

Desember 2006, yang diselenggarakan oleh TU Berlin dan ITB dapat dihimpun informasi mengenai bencana banjir (flood disaster) sebagai berikut : Bencana didefinisikan sebagai suatu kejadian alami, atau karena kegiatan manusia, yang terjadi secara tiba – tiba atau bertahap, yang memberikan pengaruh terhadap suatu komunitas dimana harus ditindak lanjuti dengan tindakan luar biasa.

Pemahaman Mengenai Kekeringan

Jenis kekeringan

Berdasarkan penyebab dan dampak yang ditimbulkan, kekeringan diklasifikasikan sebagai kekeringan yang terjadi secara alamiah dan kekeringan akibat ulah manusia. Kekeringan alamiah dibedakan dalam 4 jenis kekeringan, yaitu :

1. Kekeringan Meteorologis Kekeringan yang berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim di suatu kawasan. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.

2. Kekeringan Hidrologis Kekeringan yang berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah. Ada tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunya elevasi air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah.

3. Kekeringan Agronomis Kekeringan yang berhubungan dengan berkurangnya lengas tanah (kandungan air dalam tanah), sehingga mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah gejala kekeringan meteorologis.

4. Kekeringan Sosial Ekonomi Kekeringan yang berkaitan dengan kondisi dimana pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal akibat terjadinya kekeringan meteorologi, hidrologi dan agronomi (pertanian). Adapun kekeringan akibat perilaku manusia utamanya disebabkan karena ketidaktaatan pada aturan yang ada. Kekeringan jenis ini dikenal dengan nama Kekeringan Antropogenik, dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu :

a. Kebutuhan air lebih besar daripada pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air.

b. Kerusakan kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air akibat perbuatan manusia Penyebab kekeringan Kekeringan tidak hanya disebabkan oleh kurangnya curah hujan saja, tetapi ada beberapa faktor lain yang

berpengaruh, antara lain :

1. Faktor Meteorologi Kekeringan yang disebabkan oleh faktor meteorologi merupakan ekspresi perbedaan presipitasi dari kondisi normal untuk suatu periode tertentu, karena itu faktor meteorologi bersifat spesifik wilayah sesuai dengan iklim normal di suatu wilayah. Selain dipengaruhi oleh dua iklim pulau Jawa juga dipengaruhi oleh dua gejala alam yaitu gejala alam La Nina yang dapat menimbulkan banjir dan gejala alam El Nino yang menimbulkan dampak musim kemarau yang kering.

2. Faktor Hidrologi Pada saat ini kondisi hutan di Jawa Tengah cukup memprihatinkan dan pada tahun-tahun terakhir ini sering terjadi penjarahan hutan dan pemotongan pohon yang tidak terpogram, sehingga menyebabkan gundulnya tanah di daerah tangkapan air, hal ini menyebabkan bertambahnya koefisien run-off dan berkurangnya resapan air ke dalam tanah (infiltrasi). Kondisi ini sangat berpengaruh dengan berkurangnya air yang meresap ke dalam tanah maka variabilitas aliran sungai akan meningkat dan pada musim kemarau berkurang pula debit air pada sungai-sungai sebagai sumber air yang menyebabkan kekeringan di bagian hilir sungai tersebut.

3. Faktor Agronomi Kekurangan kelembaban tanah menyebabkan tanah tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu, karena itu apabila para petani tidak disiplin dan tidak patuh pada pelaksanaan Pola Tanam dan Tata Tanam yang telah disepakati dan merupakan salah satu dasar untuk perhitungan kebutuhan air, maka akan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pemberian air untuk tanaman.

4. Faktor Prasarana Sumberdaya Air Dengan meningkatnya kebutuhan air untuk irigasi, air minum, industri, rumah tangga dan berbagai keperluan lainnya, maka diperlukan ketersediaan air yang lebih banyak pula, sedangkan air yang tersedia sekarang jumlahnya terbatas.

Di sisi lain prasarana sumber daya air sebagai penampung air seperti waduk, embung dan lain-lain masih sangat terbatas, disamping kondisi prasarana yang ada tersebut banyak yang rusak atau kapasitasnya menurun.

5. Faktor Penegakan Hukum Kurangnya kesadaran masyarakat/aparat dan belum terlaksananya penegakan hukum secara tegas menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan bencana kekeringan yaitu pencurian air, perusakan sarana dan prasarana sumberdaya air sehingga mengakibatkan kesulitan pembagian air yang akhirnya menimbulkan kerugian serta konflik antar pengguna karena tidak terpenuhinya kebutuhan air.

6. Faktor Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi masyarakat di sekitar sumber air mempengaruhi tingkat partisipasi dan handarbeni masyarakat akan pentingnya pelestarian sumberdaya air dan lingkungannya karena tata guna lahan yang tidak serasi (tidak sesuai Master Plan/Tata Ruang Wilayah) serta pemakaian air yang tidak efisien.

Pemahaman Mengenai Teknologi Tampungan Air

Maryono dan Santoso (2006) menyebutkan bahwa di dunia internasional saat ini upaya memanen hujan telah menjadi bagian penting dalam agenda global environmental water resources management dalam rangka penanggulangan ketimpangan air pada musim hujan dan kering (lack of water), kekurangan pasokan air bersih penduduk dunia, serta penanggulangan banjir dan kekeringan. Teknik pemanenan air hujan atau disebut juga dengan istilah rain water harvesting didefinisikan sebagai suatu cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk selanjutnya digunakan pada waktu air hujan rendah. Dilihat dari ruang lingkup implementasinya,

teknik ini dapat digolongkan dalam 2 (dua) kategori, yaitu :

a. Teknik pemanenan air hujan dengan atap bangunan (roof top rain water harvesting), dan

b. Teknik pemanenan air hujan (dan aliran permukaan) dengan bangunan reservoir, seperti dam parit, embung, kolam, situ, waduk, dan sebagainya.

Sesuai dengan namanya, teknik pemanenan air hujan dengan atap bangunan (roof top rain water harvesting) pada prinsipnya dilakukan dengan memanfaatkan atap bangunan (rumah, gedung perkantoran, atau industri) sebagai daerah tangkapan airnya (catchment area) dimana air hujan yang jatuh di atas atap kemudian disalurkan melalui talang untuk selanjutnya dikumpulkan dan ditampung ke dalam tangki (Gambar 1) atau bak penampung air hujan (Gambar 2). Selain berbentuk tangki atau bak, tempat penampungan air hujan juga dapat berupa tong air biasa (Gambar 3) ataupun dalam suatu kolam/taman di dalam rumah (Gambar 4). Teknik pemanenan air hujan yang memanfaatkan atap bangunan ini umumnya dilakukan di daerah permukiman / perkotaan.

Al Amin et al (2008) menyebutkan bahwa konstruksi untuk bangunan pemanen air hujan dapat dibuat dengan cepat karena cukup sederhana dan mudah dalam pembuatannya. Komponen-komponen utama konstruksi tampungan air hujan seperti yang digambarkan dalam Gambar 5, terdiri dari : atap rumah, saluran pengumpul (collector channel), filter untuk menyaring daun-daun atau kotoran lainnya yang terangkut oleh air, dan bak penampung air hujan.

Heryani (2009) dalam tulisannya yang berjudul Teknik Panen Hujan : Salah Satu Alternatif Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Domestik menjelaskan bahwa potensi jumlah air yang dapat dipanen (the

water harvesting potential) dari suatu bangunan atap dapat diketahui melalui perhitungan secara sederhana, sebagai berikut:

Jumlah air yang dapat dipanen = Luas area X curah hujan X koefisien runoff