Filsafat Filsafat Ilmu dan Ruang Lingkup

฀ugas Kelompok

฀ENGERTIAN FILSAFAT, FILSAFAT ILMU DAN RUANG LINGKU฀NYA

DISUSUN OLEH:
KELOM฀OK I
AKHSRULLAH : 105031 0013 14
RISMAN JAYA : 105031 0003 14
ALFIAN NURSYAM : 105031 0012 14

฀ROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI ฀UBLIK
฀ASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2015

KATA ฀ENGANTAR

฀฀฀฀฀฀฀฀฀

฀engan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang


Puji฀ syukur฀ kepada฀ Allah฀ SWT,฀ yang฀ telah฀ menciptakan฀ manusia฀
dan฀alam฀seisinya฀untuk฀makhluknya฀serta฀mengajari฀manusia฀tentang฀Alqur’an฀ dan฀ kandungannya,฀ yang฀ dengan฀ akal฀ pikiran฀ sebagai฀ potensi฀
dasar฀ bagi฀ manusia฀ untuk฀ menimbang฀ sesuatu฀ itu฀ baik฀ atau฀ buruk,฀
menciptakan฀ hati฀ nurani฀ sebagai฀ pengontrol฀ dalam฀ tindak฀ tanduk,฀ yang฀
telah฀ menciptakan฀ fisik฀ dalam฀ sebagus฀ bagusnya฀ rupa฀ untuk฀
mengekspresikan฀ amal฀ ibadah฀ kita฀ kepada-Nya.฀ Shalawat฀ dan฀ salam฀
selalu฀tercurahkan฀kepada฀Rasulullah฀SAW.฀Berkat฀limpahan฀dan฀rahmatNya฀penyusun฀mampu฀menyelesaikan฀tugas฀makalah฀ini฀guna฀memenuhi฀
tugas฀mata฀kuliah฀Filsafat฀Ilmu฀dan฀Kemuhammadiyahan.
Dalam฀ penyusunan฀ tugas฀ atau฀ materi฀ ini,฀ tidak฀ sedikit฀ hambatan฀
yang฀penulis฀hadapi.฀Namun฀penulis฀menyadari฀bahwa฀kelancaran฀dalam฀
penyusunan฀materi฀ini฀tidak฀lain฀berkat฀bantuan,฀dorongan,฀dan฀bimbingan฀
orang฀ tua,฀ dan฀ teman-teman฀ kelompok฀ sehingga฀ kendala-kendala฀ yang฀
penulis฀hadapi฀teratasi.
Makalah฀ini฀disusun฀agar฀pembaca฀dapat฀memperluas฀ilmu฀tentang฀
Filsafat,฀ Filsafat฀ Ilmu฀ dan฀ Ruang฀ Lingkupnya,฀ yang฀ kami฀ sajikan฀
berdasarkan฀ pengamatan฀ dari฀ berbagai฀ sumber฀ informasi,฀ referensi,฀ dan฀
berita.฀ Makalah฀ ini฀ di฀ susun฀ oleh฀ penyusun฀ dengan฀ berbagai฀ rintangan.฀
Baik฀ itu฀ yang฀ datang฀ dari฀ diri฀ penyusun฀ maupun฀ yang฀ datang฀ dari฀ luar.฀

Namun฀ dengan฀ penuh฀ kesabaran฀ dan฀ terutama฀ pertolongan฀ dari฀ Allah฀

akhirnya฀makalah฀ini฀dapat฀terselesaikan.
Semoga฀ makalah฀ ini฀ dapat฀ memberikan฀ wawasan฀ yang฀ lebih฀ luas฀
dan฀ menjadi฀ sumbangan฀ pemikiran฀ kepada฀ pembaca฀ khususnya฀ para฀
mahasiswa฀Pascasarjana฀Administrasi฀Publik฀Universitas฀Muhammadiyah฀
Makasssar.฀Kami฀sadar฀bahwa฀makalah฀ini฀masih฀banyak฀kekurangan฀dan฀
jauh฀ dari฀ sempurna.฀ Untuk฀ itu,฀ kepada฀ dosen฀฀ pengampuh฀ mata฀ kuliah฀
kami฀meminta฀masukannya฀demi฀perbaikan฀pembuatan฀฀ makalah฀kami฀di฀
masa-masa฀ yang฀ akan฀ datang฀ dan฀ mengharapkan฀ kritik฀ dan฀ saran฀ dari฀
para฀pembaca.
Akhirnya฀ kami฀ mengucapkan฀ jazakumullahu khaeran katsiran,
billahi fii sabilil haq fastabiqul khaerat
Wassalamu฀‘alaikum฀warahmatullahi฀wabarakatuh
Makassar,฀15฀Januari฀2015
Penyusun,

Kelompok I

DAFTAR ISI
Kata฀Pengantar฀ ...................................................................................... i
Daftar฀Isi฀................................................................................................. iii

BAB฀I

PENDAHULUAN฀ ...................................................................฀ 1
A. Latar฀Belakang฀ ................................................................฀ 1
B. Rumusan฀Masalah฀........................................................... 3
C. Tujuan฀Penulisan฀ ............................................................. 3

BAB฀II

PEMBAHASAN฀ ..................................................................... 5
A. Konsep฀Filsafat฀ ................................................................ 5
1. Pengertian฀Filsafat฀ ..................................................... 5
2. Objek฀Filsafat฀ ............................................................. 8
3. Cabang-cabang฀Filsafat฀ ............................................. 10
4. Bidang฀Kajian฀Filsafat฀ ................................................ 17
B. Konsep฀Filsafat฀Ilmu฀ ........................................................ 20
1. Hakikat฀Ilmu฀dan฀Pengetahuan฀ .................................. 20
2. Pengertian฀Filsafat฀Ilmu฀ ............................................. 24
3. Objek฀Filsafat฀Ilmu฀ ..................................................... 25
4. Ruang฀Lingkup฀Filsafat฀Ilmu฀....................................... 26


BAB฀III

PENUTUP฀ ............................................................................. 29
A. Simpulan฀.......................................................................... 29

DAFTAR฀PUSTAKA฀ ............................................................................... 31฀฀

BAB I
฀ENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat฀ adalah฀ studi฀ tentang฀ seluruh฀ fenomena฀ kehidupan฀ dan฀
pemikiran฀manusia฀secara฀kritis฀dan฀dijabarkan฀dalam฀konsep฀mendasar.฀
Filsafat฀ tidak฀ didalami฀ dengan฀ melakukan฀ eksperimen-eksperimen฀ dan฀
percobaan-percobaan,฀ tetapi฀ dengan฀ mengutarakan฀ masalah฀ secara฀
persis,฀ mencari฀ solusi฀ untuk฀ itu,฀ memberikan฀ argumentasi฀ dan฀ alasan฀
yang฀tepat฀untuk฀solusi฀tertentu.฀Akhir฀dari฀proses-proses฀itu฀dimasukkan฀
ke฀dalam฀sebuah฀proses฀dialektika.฀Untuk฀studi฀falsafi,฀mutlak฀diperlukan฀
logika฀berpikir฀dan฀logika฀bahasa.
Logika฀ merupakan฀ sebuah฀ ilmu฀ yang฀ sama-sama฀ dipelajari฀ dalam฀

matematika฀ dan฀ filsafat.฀ Hal฀ itu฀ membuat฀ filasafat฀ menjadi฀ sebuah฀ ilmu฀
yang฀pada฀sisi-sisi฀tertentu฀berciri฀eksak฀di฀samping฀nuansa฀khas฀filsafat,฀
yaitu฀ spekulasi,฀ keraguan,฀ rasa฀ penasaran฀ dan฀ ketertarikan.฀ Filsafat฀ juga฀
bisa฀ berarti฀ perjalanan฀ menuju฀ sesuatu฀ yang฀ paling฀ dalam,฀ sesuatu฀ yang฀
biasanya฀tidak฀tersentuh฀oleh฀disiplin฀ilmu฀lain฀dengan฀sikap฀skeptis฀yang฀
mempertanyakan฀segala฀hal.
Dalam฀ membangun฀ tradisi฀ filsafat฀ banyak฀ orang฀ mengajukan฀
pertanyaan฀ yang฀ sama,฀ menanggapi,฀ dan฀ meneruskan฀ karya-karya฀
pendahulunya฀ sesuai฀ dengan฀ latar฀ belakang฀ budaya,฀ bahasa,฀ bahkan฀
agama฀ tempat฀ tradisi฀ filsafat฀ itu฀ dibangun.฀ Oleh฀ karena฀ itu,฀ filsafat฀ biasa฀
diklasifikasikan฀ menurut฀ daerah฀ geografis฀ dan฀ latar฀ belakang฀ budayanya.฀

Dewasa฀ ini฀ filsafat฀ biasa฀ dibagi฀ menjadi฀ dua฀ kategori฀ besar฀ menurut฀
wilayah฀dan฀menurut฀latar฀belakang฀agama.฀Menurut฀wilayah,฀filsafat฀bisa฀
dibagi฀ menjadi:฀ filsafat฀ barat,฀ filsafat฀ timur,฀ dan฀ filsafat฀ Timur฀ Tengah.฀
Sementara,฀menurut฀latar฀belakang฀agama,฀filsafat฀dibagi฀menjadi:฀filsafat฀
Islam,฀filsafat฀Budha,฀filsafat฀Hindu,฀dan฀filsafat฀Kristen.
Filsafat฀ sebagai฀ suatu฀ ilmu฀ pengetahuan฀ yang฀ berusaha฀ mencari฀
kebenaran฀ telah฀ memberikan฀ banyak฀ pelajaran,฀ misalnya฀ tentang฀
kesadaran,฀kemauan,฀dan฀kemampuan฀manusia฀sesuai฀dengan฀posisinya฀

sebagai฀ makhluk฀ individu,฀ makhluk฀ sosial฀ dan฀ makhluk฀ Tuhan฀ untuk฀ di฀
aplilkasikan฀dalam฀kehidupan.
Secara฀umum,฀mempelajari฀filsafat฀bertujuan฀untuk฀mengendalikan฀
manusia฀ yang฀ susila,฀ bermoral,฀ bermartabat,฀ dan฀ mempunyai฀ etika฀
bahkan฀ estetika฀ yang฀ baik.฀ Secara฀ khusus,฀ filsafat฀ mengajarkan฀
bagaimana฀ “cara฀ berpikir”.฀ Berpikir฀ secara฀ sungguh-sungguh฀ untuk฀
mencari฀ kebenaran.filsafat฀ menekankan฀ aspek฀ akal฀ (rasio)฀ dalam฀
menemukan฀kebenaran฀suatu฀kebenaran.
Secara฀ kodrati,฀ manusia฀ dianugerahi฀ akal,฀ daya฀ pikir,฀ yang฀ tidak฀
diperoleh฀ makhluk฀ lain.฀ Akal฀ ini฀ seyogyanya฀ dapat฀ dipergunakan฀
semaksimal฀ mungkin฀ untuk฀ kemampuan฀ berpikir฀ tersebut.฀ Menurut฀
Purwanto฀ (1990:43),฀ berpikir฀ adalah฀ daya฀ yang฀ paling฀ utama฀ dan฀
merupakan฀cirri฀khas฀yang฀membedakan฀manusia฀dengan฀hewan.
Pada฀setiap฀aktivitas฀kehidupan฀manusia฀penerapan฀berpikir฀sangat฀
diperlukan฀sekali฀dan฀pada฀akhirnya฀akan฀menentukan฀hasil฀yang฀dicapai,฀

sama฀ halnya฀ dengan฀ pentingnya฀ perencanaan฀ sebelum฀ melakukan฀
sesuatu.฀ Bukankah฀ Allah฀ SWT,฀ sangat฀ menganjurkan฀ hambanya฀ untuk฀
senantiasa฀ berpikir.฀ Banyak฀ ayat฀ yang฀ menyatakan฀ tentang฀ pentingnya฀
berpikir฀ ini฀ dengan฀ kata-kata฀ ‘apala ta’ qilun’, ‘apala tafakkarun’, ‘la

ya’lamun’, ‘ullil albab’,฀dan฀lain-lain฀yang฀kesemuanya฀mengajak฀manusia฀
untuk฀ berpikir.฀ Dari฀ perintah-perintah฀ Allah฀ SWT฀ yang฀ tersurat฀ dalam฀
wahyunya฀ itu฀ mengisyaratkan฀ bahwa฀ dengan฀ mengoptimalkan฀ proses฀
berpikir,฀ memungkinkan฀ seseorang฀ akan฀ dapat฀ memperoleh฀ ilmu฀
pengetahuan฀yang฀banyak฀dan฀berguna฀bagi฀kehidupan฀manusia฀dengan฀
cara฀ banyak฀ membaca,฀ dan฀ menganalisis฀ serta฀ mengadakan฀ riset฀
(penelitian).
Berdasarkan฀ uraian฀ singkat฀ dari฀ latar฀ belakang฀ di฀ atas,฀ maka฀
penulis฀ membahas฀ ke฀ dalam฀ sebuah฀ makalah฀ yang฀ berjudul฀ “Pengertian฀
Filsafat,฀Filsafat฀Ilmu฀dan฀Ruang฀Lingkupnya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan฀ penjelasan฀ singkat฀ dari฀ latar฀ belakang฀ di฀ atas,฀ maka฀
penulis฀merumuskan฀permasalahan฀pada:
1. Apa฀yang฀dimaksud฀dengan฀filsafat฀dan฀filsafat฀ilmu?
2. Apa฀saja฀ruang฀lingkup฀filsafat฀ilmu?
C. Tujuan ฀enulisan
Berdasarkan฀ hasil฀ dari฀ rumusan฀ masalah฀ di฀ atas,฀ maka฀ adapun฀
tujuan฀dari฀penulisan฀ini฀adalah฀sebagai฀berikut:
1. Untuk฀mengetahui฀apa฀yang฀dimaksud฀dengan฀filsafat฀dan฀filsafat฀ilmu


2. Untuk฀mengetahui฀ruang฀lingkup฀filsafat฀dan฀filsafat฀ilmu

BAB II
฀EMBAHASAN
A. Konsep Filsafat
1. ฀engertian Filsafat
Kata฀filsafat฀berasal฀dari฀bahasa฀Yunani฀yang฀terdiri฀dari฀dua฀suku฀
kata฀ yaitu฀ ‘philos’ dan฀ ‘Sophia’.฀ Philos฀ biasanya฀ diterjemahkan฀ dengan฀
istilah฀ gemar,฀ senang,฀ atau฀ cinta.฀ Sedangkan฀ Sophia฀ dapat฀ diartikan฀
kebijaksanaan฀ atau฀ kearifan฀ (Siagian,฀ 2003:2).฀ Hal฀ tersebut,฀ senada฀
dengan฀ penjelasan฀ dari฀ Susanto฀ (2014:1),฀ yang฀ mengatakan฀ bahwa฀ kata฀
filsafat฀ berasal฀ dari฀ kata฀ ‘philosophia’฀ (bahasa฀ Yunani)฀ diartikan฀ dengan฀
‘mencintai kebijaksanaan’.฀ Sedangkan฀ dalam฀ bahasa฀ Inggris฀ kata฀ filsafat฀
disebut฀ dengan฀ istilah฀ ‘philosophy’฀ dan฀ dalam฀ bahasa฀ Arab฀ disebut฀
dengan฀ istilah฀ ‘falsafah’,฀ yang฀ biasanya฀ diterjemahkan฀ dengan฀ ‘cinta
kearifan’.
Istilah฀philosophia฀memiliki฀akar฀kata฀philien yang฀berarti฀mencintai฀
dan฀ sophos฀ yang฀ berarti฀ bijaksana.฀ Jadi,฀ istilah฀ philosophia฀ berarti฀
mencintai฀ akan฀ hal-hal฀ yang฀ bersifat฀ bijaksana.฀ Berdasarkan฀ uraian฀
tersebut,฀ dapat฀ dipahami฀ bahwa฀ filsafat฀ berarti฀ cinta฀ kebijaksanaan.฀

Sedangkan฀ orang฀ yang฀ berusaha฀ mencari฀ kebijaksanaan฀ atau฀ pecinta฀
pengetahuan฀disebut฀dengan฀filsuf฀atau฀filosof.฀Sumber฀dari฀filsafat฀adalah฀
manusia฀dalam฀hal฀ini฀akal฀dan฀kalbu฀manusia฀yang฀sehat฀yang฀berusaha฀
keras฀ dengan฀ sungguh-sungguh฀ untuk฀ mencari฀ kebenaran฀ dan฀ akhirnya฀
memperoleh฀kebenaran.

Proses฀ mencari฀ kebenaran฀ itu฀ melalui฀ berbagai฀ tahap.฀ Tahap
pertama,฀manusia฀berspekulasi฀dengan฀pemikirannya฀tentang฀semua฀hal.฀
Tahap kedua,฀ dari฀ berbagai฀ spekulasi฀ disaring฀ menjadi฀ beberapa฀ buah฀
pikiran฀ yang฀ dapat฀ diandalkan.฀ Tahap ketiga,฀ buah฀ pikiran฀ tadi฀ menjadi฀
titik฀ awal฀ dalam฀ mencari฀ kebenaran฀ (penjelajahan฀ pengetahuan฀ yang฀
didasari฀ kebenaran),฀ kemudian฀ berkembang฀ sebagai฀ ilmu฀ pengetahuan,฀
seperti;฀matematika,฀fisika,฀hukum,฀politik,฀dan฀lain-lain.฀(Susanto,฀2014:1).฀
Lebih฀ lanjut฀ menurut฀ Plato฀ (dalam฀ Suhartono,฀ 2008:34),฀ filsafat฀
digambarkan฀ sebagai฀ pengetahuan฀ atau฀ pemikiran฀ kritik฀ terhadap฀
pendapat-pendapat฀ yang฀ sedang฀ berlaku.฀ Jadi,฀ kearifan฀ atau฀ pengertian฀
intelektual฀ diperoleh฀ melalui฀ suatu฀ proses฀ pemeriksaan฀ secara฀ kritis,฀
diskusi฀dan฀penjelasan฀mengenai฀gagasan-gagasan.฀Sedangkan฀menurut฀
muridnya,฀Aristoteles,฀filsafat฀adalah฀ilmu฀yang฀menyelidiki฀tentang฀hal฀ada฀
sebagai฀ hal฀ yang฀ berbeda฀ dengan฀ bagian-bagiannya฀ yang฀ satu฀ atau฀

lainnya.
Al฀Farabi฀(dalam฀Atjeh,฀1970:10),฀filsafat฀adalah฀ilmu฀pengetahuan฀
tentang฀ alam฀ yang฀ maujud฀ dan฀ bertujuan฀ untuk฀ menyelidiki฀ hakekatnya฀
yang฀ sebenarnya.฀ Sedangkan฀ menurut฀ Immanuel฀ Kant฀ (dalam฀ Anshari,฀
1985:83),฀ filsafat฀ adalah฀ ilmu฀ pokok฀ dan฀ pangkal฀ segala฀ pengetahuan฀
yang฀mencakup฀di฀dalamnya฀4฀(empat)฀persoalan,฀yaitu:
a) Apakah฀yang฀dapat฀kita฀ketahui?
(dijawab฀oleh฀metafisika)
b) Apakah฀yang฀boleh฀dikerjakan?

(dijawab฀oleh฀etika)
c) Sampai฀dimanakah฀pengharapan฀kita?
(dijawab฀oleh฀agama)
d) Apakah฀yang฀dinamakan฀manusia?
(dijawab฀antropologi)
Banyaknya฀ definisi฀ dan฀ rumusan฀ tentang฀ filsafat฀ yang฀ berbedabeda฀ dari฀ para฀ ahli฀ disebabkan฀ oleh฀ berbedanya฀ konotasi฀ filsafat฀ pada฀
tokoh-tokoh฀ itu฀ sendiri,฀ karena฀ perbedaan฀ keyakinan฀ hidup฀ yang฀ dianut฀
mereka฀ pun฀ berbeda-beda.฀ Perbedaan฀ itu฀ juga฀ dapat฀ muncul฀ karena฀
perkembangan฀ filsafat฀ itu฀ sendiri฀ yang฀ menyebabkan฀ beberapa฀
pengetahuan฀khusus฀memisahkan฀diri฀dari฀filsafat.฀(Tafsir,฀2002:11).฀

Berdasarkan฀beberapa฀rumusan฀filsafat฀yang฀dikemukakan฀di฀atas,฀
terlihat฀ jelas฀ bahwa฀ ilmu฀ filsafat฀ didefinisikan฀ berbeda฀ oleh฀ satu฀ tokoh฀
dengan฀tokoh฀lainnya.฀Hal฀ini฀juga฀sekaligus฀menunjukkan฀bahwa,฀filsafat฀
merupakan฀ilmu฀yang฀maha฀penting฀untuk฀dikaji฀dan฀dikembangkan.฀Dari฀
waktu฀ ke฀ waktu฀ orang฀ terus฀ mengkaji฀ dan฀ mendalami฀ ilmu฀ filsafat฀ ini฀ di฀
berbagai฀ belahan฀ penjuru฀ dunia.฀ Selain฀ itu,฀ tidak฀ seperti฀ disiplin฀ ilmu฀
lainnya,฀ ilmu฀ filsafat฀ itu฀ sangat฀ sulit฀ diberikan฀ batasan฀ secara฀ ketat฀ dan฀
pasti.฀ Dengan฀ demikian,฀ masing-masing฀ orang฀ atau฀ tokoh฀ memberikan฀
makna฀dan฀definisi฀yang฀berbeda฀terhadap฀istilah฀filsafat฀ini.
Menurut฀ Saebani฀ (2009:21),฀ perbedaan฀ definisi฀ yang฀ dikemukakan฀
oleh฀ para฀ tokoh฀ tersebut฀ disebabkan฀ oleh฀ beberapa฀ hal,฀ yaitu;฀ (a)฀ Setiap฀
tokoh฀ hidup฀ dalam฀ kurun฀ waktu฀ yang฀ berbeda;฀ (b)฀ Setiap฀ tokoh฀ tumbuh฀

dan฀berkembang฀dalam฀lingkungan฀hidup฀yang฀berbeda;฀(c)฀Setiap฀tokoh฀
dengan฀ kapasitas฀ keilmuwan฀ dan฀ lain-lain฀ memiliki฀ konotasi฀ dan฀ kesan฀
makna฀ yang฀ berbeda฀ tentang฀ definisi฀ filsafat;฀ (d)฀ Karena฀ perkembangan฀
filsafat฀itu฀sendiri.
2. Objek Filsafat
Isi฀ filsafat฀ ditentukan฀ oleh฀ objek฀ yang฀ dipikirkan.฀ Objek฀ adalah฀
sesuatu฀ yang฀ menjadi฀ bahan฀ dari฀ kajian฀ dari฀ suatu฀ penalaahan฀ atau฀
penelitian฀ tentang฀ pengetahuan.฀ Dan฀ setiap฀ ilmu฀ pengetahuan฀ pasti฀
mempunyai฀ objek,฀ baik฀ objek฀ yang฀ bersifat฀ materiil฀ maupun฀ objek฀ formal฀
(Susanto,฀ 2014:11).฀ Objek฀ yang฀ dipikirkan฀ oleh฀ filosof฀ adalah฀ segala฀
sesuatu฀ yang฀ ada฀ dan฀ yang฀ mungkin฀ ada.฀ Objek฀ yang฀ diselidiki฀ oleh฀
filsafat฀ini฀meliputi฀objek฀materil฀dan฀objek฀formal.
Objek฀ materiil฀ dari฀ filsafat฀ ini฀ adalah฀ suatu฀ kajian฀ penalaahan฀ atau฀
pembentukan฀ pengetahuan฀ itu,฀ yaitu฀ segala฀ sesuatu฀ yang฀ ada฀ dan฀
mungkin฀ada.฀Objek฀materiil฀filsafat฀ini฀mencakup฀segala฀hal,฀baik฀hal-hal฀
yang฀konkret฀atau฀nyata฀maupun฀hal-hal฀yang฀abstrak฀atau฀tidak฀nampak.฀
Menurut฀Poedjawijatna฀(2002:8),฀objek฀materiil฀filsafat฀ialah฀yang฀ada฀dan฀
yang฀ mungkin฀ ada.฀ Objek฀ filsafat฀ materiil฀ ini฀ meliputi฀ segala฀ dari฀
keseluruhan฀ ilmu฀ yang฀ menyelidiki฀ segala฀ sesuatu.฀ Hampir฀ senada฀
dengan฀ Poedjawijatna,฀ Mohammad฀ Noor฀ (dalam฀ Susanto,฀ 2014:12),฀
berpendapat฀ bahwa฀ objek฀ filsafat฀ itu฀ dibedakan฀ atas฀ objek฀ materiil฀ dan฀
non฀ material.฀ Objek฀ materiil฀ mencakup฀ segala฀ sesuatu฀ yang฀ ada฀ dan฀
mungkin฀ ada,฀ baik฀ materiil฀ konkret,฀ fisik.฀ Sedangkan฀ objek฀ non฀ materiil฀

meliputi฀hal-hal฀yang฀abstrak,฀dan฀psikis.฀Termasuk฀juga฀objek฀non฀materiil฀
ini฀ menurut฀ Mohammad฀ Noor฀ (dalam฀ Susanto,฀ 2014:12),฀ adalah฀
pengertian฀abstrak-logis,฀konsepsional,฀spiritual,฀nilai-nilai,฀dan฀lain-lain.
Tentang฀ objek฀ materiil฀ filsafat฀ ini฀ banyak฀ sama฀ dengan฀ objek฀
materiil฀ sains,฀ namun฀ bedanya฀ dalam฀ dua฀ hal,฀ yaitu฀ pertama,฀ sains฀
menyelidiki฀ objek฀ materiil฀ yang฀ empiris,฀ sementara฀ filsafat฀ menyelidiki฀
bagian฀ objek฀ yang฀ abstraknya.฀ Kedua,฀ ada฀ objek฀ materiil฀ filsafat฀ yang฀
memang฀ tidak฀ dapat฀ diteliti฀ oleh฀ sains,฀ seperti฀ Tuhan,฀ hari฀ akhir,฀ yaitu฀
objek฀ materiil฀ yang฀ selamanya฀ tidak฀ empiris.฀ Jadi,฀ dengan฀ melihat฀ dari฀
beberapa฀ pendapat฀ mengenai฀ objek฀ filsafat฀ ini,฀ dapat฀ dipahami฀ bahwa฀
objek฀filsafat฀meliputi฀berbagai฀hal,฀atau฀dengan฀kata฀lain฀objek฀filsafat฀ini฀
tidak฀ terbatas฀ yang฀ dalam฀ pandangan฀ Louis฀ O.฀ Kattsoff฀ (dalam฀ Salam,฀
1997:39),฀ bahwa฀ lapangan฀ kerja฀ filsafat฀ itu฀ bukan฀ main฀ luasnya,฀ yaitu฀
meliputi฀segala฀pengetahuan฀manusia฀serta฀segala฀sesuatu฀apa฀saja฀yang฀
ingin฀ diketahui฀ manusia.฀ Begitu฀ luasnya฀ kajian฀ atau฀ objek฀ filsafat฀ ini฀
menyangkut฀hal-hal฀yang฀fisik฀atau฀tampak฀maupun฀yang฀psikis฀atau฀yang฀
tidak฀ tampak.฀ Hal-hal฀ yang฀ fisik฀ adalah฀ segala฀ sesuatu฀ yang฀ ada,฀ baik฀
yang฀ ada฀ dalam฀ pikiran,฀ ada฀ dalam฀ kenyataan,฀ maupun฀ ada฀ dalam฀
kemungkinan.฀ Hal-hal฀ yang฀ fisik฀ ini฀ juga฀ meliputi฀ alam฀ semesta,฀ semua฀
keberadaan,฀ masalah฀ hidup,฀ dan฀ masalah฀ manusia.฀ Sedangkan฀ hal-hal฀
yang฀psikis฀atau฀non฀fisik฀ini฀adalah฀masalah฀Tuhan,฀kepercayaan,฀normanorma,฀nilai,฀keyakinan,฀dan฀lainnya.

Sedangkan฀objek฀formal,฀yaitu฀sifat฀penelitian.฀Objek฀formal฀adalah฀
penyelidikan฀ yang฀ mendalam.฀ Kata฀ mendalam฀ berarti฀ ingin฀ tahu฀ tentang฀
objek฀ yang฀ tidak฀ empiris.฀ Penyelidikan฀ sains฀ tidak฀ mendalam฀ karena฀ ia฀
hanya฀ ingin฀ tahu฀ sampai฀ batas฀ objek฀ itu฀ dapat฀ diteliti฀ secara฀ empiris.฀
Objek฀penelitian฀sains฀adalah฀pada฀batas฀dapat฀di฀riset,฀sedangkan฀objek฀
penelitian฀ filsafat฀ ada฀ pada฀ daerah฀ tidak฀ dapat฀ di฀ riset,฀ tetapi฀ dapat฀
dipikirkan฀secara฀logis.
Selanjutnya฀ dapat฀ dikemukakan฀ objek฀ formal฀ filsafat฀ menurut฀
Lasiyo฀ dan฀ Yuwono฀ (1985:6),฀ adalah฀ sudut฀ pandang฀ yang฀ menyeluruh฀
secara฀ umum,฀ sehingga฀ dapat฀ mendapai฀ hakikat฀ dari฀ objek฀ materiilnya.฀
Jadi,฀ objek฀ formal฀ filsafat฀ ini฀ membahas฀ objek฀ materiilnya฀ sampai฀ ke฀
hakikat฀atau฀esensi฀dari฀yang฀dibahasnya.
3. Cabang-cabang Filsafat
Filsafat฀ merupakan฀ induk฀ dari฀ segala฀ ilmu฀ pengetahuan฀ (The
Mother Of Science),฀ sehingga฀ ilmu-ilmu฀ yang฀ lain฀ merupakan฀ anak฀ dari฀
filsafat฀itu฀sendiri.฀Filsafat฀merupakan฀bidang฀studi฀yang฀memiliki฀cakupan฀
yang฀sangat฀luas,฀sehingga฀diperlukan฀pembagian฀yang฀lebih฀kecil฀lagi.
Meskipun฀demikian,฀dalam฀hal฀pembagian฀lapangan-lapangan฀atau฀
cabang-cabang฀ filsafat฀ ini฀ masing-masing฀ tokoh฀ memiliki฀ metode฀ yang฀
berbeda฀ dalam฀ melakukan฀ penghimpunan฀ terhadap฀ lapangan-lapangan฀
pembicaraan฀ kefilsafatan.฀ Plato฀ (dalam฀ Susanto,฀ 2014:19),฀ misalnya฀
membagi฀ lapangan฀ filsafat฀ ke฀ dalam฀ tiga฀ macam฀ bidang,฀ yaitu฀ dialektika,฀
fisika,฀ dan฀ etika.฀ Dialektika฀ adalah฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ membicarakan฀

persoalan฀ ide-ide฀ atau฀ pengertian฀ umum.฀ Adapaun฀ fisika฀ merupakan฀
cabang฀ filsafat฀ yang฀ di฀ dalamnya฀ atau฀ membicarakan฀ persoalan฀ materi.฀
Sedangkan฀ etika฀ adalah฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ di฀ dalamnya฀ mengandung฀
atau฀membicarakan฀persoalan฀baik฀dan฀buruk.
Sedangkan฀ menurut฀ Aristoteles฀ (dalam฀ Susanto,฀ 2014:19),฀
pembagian฀ filsafat฀ itu฀ digolongkan฀ ke฀ dalam฀ empat฀ cabang,฀ yaitu฀ logika,฀
filsafat฀ teoritis,฀ filsafat฀ praktis฀ dan฀ filsafat฀ poetika.฀ Logika฀ adalah฀ ilmu฀
pendahuluan฀bagi฀filsafat,฀ilmu฀yang฀mendasari฀dalam฀memahami฀filsafat.฀
Filsafat฀ teoritis฀ atau฀ filsafat฀ nazariah฀ di฀ dalamnya฀ tercakup฀ ilmu-ilmu฀ lain฀
yang฀ sangat฀ penting฀ seperti฀ ilmu฀ fisika,฀ ilmu฀ matematika,฀ dan฀ ilmu฀
metafisika.฀ Bagi฀ Aristoteles฀ ilmu฀ metafisika฀ inilah฀ yang฀ menjadi฀ inti฀ atau฀
bagian฀ yang฀ paling฀ utama฀ dari฀ filsafat.฀ Sedangkan฀ filsafat฀ praktis฀ atau฀
filsafat฀ alamiah,฀ di฀ dalamnya฀ tercakup฀ tiga฀ macam฀ ilmu฀ yang฀ tidak฀ kalah฀
pentingnya฀ yaitu:฀ (a)฀ Ilmu฀ etika,฀ yang฀ mengatur฀ kesusilaan฀ dan฀
kebahagiaan฀ dalam฀ hidup฀ perorangan;฀ (b)฀ Ilmu฀ ekonomi,฀ yang฀ mengatur฀
kesusilaan฀dan฀kemakmuran฀dalam฀keluarga฀(rumah฀tangga),฀dan฀(c)฀Ilmu฀
politik฀ yang฀ mengatur฀ kesusilaan฀ dan฀ kemakmuran฀ dalam฀ negara.฀ Lebih฀
lanjut฀ filsafat฀ poetika฀ merupakan฀ filsafat฀ kesenian,฀ yakni฀ filsafat฀ yang฀
membicarakan฀ tentang฀ keindahan,฀ pengertian฀ seni,฀ penggolongan฀ seni,฀
nilai฀seni,฀aliran฀dalam฀seni,฀dan฀teori฀penciptaan฀dalam฀seni.
Berbeda฀ dengan฀ Plato฀ dan฀ Aristoteles,฀ Kattsoff฀ (dalam฀ Susanto,฀
2014:20),฀ menggolongkan฀ cabang-cabang฀ filsafat฀ ini฀ secara฀ lebih฀
terperinci,฀sehingga฀pembagian฀cabang฀filsafat฀ini฀dapat฀dikategorikan฀ke฀

dalam฀urutan-urutan฀yang฀umum฀menjadi฀semakin฀menurun฀kepada฀yang฀
lebih฀ khusus.฀ Penggolongan฀ lapangan-lapangan฀ filsafat฀ menurut฀ Kattsoff฀
ini฀menjadi฀cabang-cabang฀filsafat฀sebagai฀berikut:
1. Logika,฀ adalah฀ ilmu฀ yang฀ membicarakan฀ teknik-teknik฀ untuk฀
memperoleh฀ kesimpulan฀ dari฀ suatu฀ perangkat฀ bahan฀ tertentu.฀ Logika฀
terbagi฀ke฀dalam฀dua฀cabang฀utama,฀yakni฀logika deduktif฀dan฀logika
induktif.฀ Logika deduktif฀ berusaha฀ menemukan฀ aturan-aturan฀ yang฀
dapat฀ dipergunakan฀ untuk฀ dapat฀ menarik฀ kesimpulan-kesimpulan฀
yang฀ berifat฀ keharusan฀ dari฀ satu฀ premis฀ tertentu฀ atau฀ lebih.฀
Memperoleh฀ kesimpulan฀ yang฀ bersifat฀ keharusan฀ itu฀ yang฀ paling฀
mudah฀ ialah฀ bila฀ didasarkan฀ atas฀ susunan฀ proposisi-proposisi฀
tersebut.฀Logika฀yang฀membicarakan฀susunan฀proposisi-proposisi฀dan฀
penyimpulan฀ yang฀ sifatnya฀ keharusan฀ berdasarkan฀ susunannya,฀
dikenal฀ sebagai฀ logika deduktif฀ atau฀ logika formal.฀ Adapun฀ logika
induktif,฀ mencoba฀ untuk฀ menarik฀ kesimpulan฀ dari฀ susunan฀ proposisiproposisi฀ yang฀ spesifik฀ dengan฀ memperhatikan฀ sifat-sifat฀ dari฀ bahan฀
yang฀diamati.฀Logika induktif฀mencoba฀untuk฀bergerak฀dari:฀(1)฀Suatu฀
perangkat฀ fakta฀ yang฀ diamati฀ secara฀ khusus฀ menuju฀ kepada฀
pernyataan฀yang฀bersifat฀umum฀mengenai฀semua฀fakta฀yang฀bercorak฀
demikian,฀atau฀(2)฀Suatu฀perangkat฀akibat฀tertentu฀kepada฀sebab฀atau฀
sebab-sebab฀ dari฀ akibat-akibat฀ tersebut.฀ Bila฀ logika deduktif฀ atau฀
suatu฀ perangkat฀ aturan฀ yang฀ dapat฀ diterapkan฀ hampir-hampir฀ secara฀

otomatis,฀ bagi฀ logika induktif฀ tidak฀ ada฀ aturan-aturan฀ yang฀ demikian,฀
kecuali฀hukum-hukum฀probabilitas.
2. Metodologi,฀ ialah฀ sebagaimana฀ yang฀ ditunjukkan฀ oleh฀ pernyataan,฀
yakni฀ ilmu฀ pengetahuan฀ atau฀ mata฀ pelajaran฀ tentang฀ metode,฀ dan฀
khususnya฀ metode฀ ilmiah.฀ Tetapi฀ metodologi฀ dapat฀ membahas฀
metode-metode฀ yang฀ lain,฀ misalnya฀ metode-metode฀ yang฀ dipakai฀
dalam฀ sejarah.฀ Metodologi฀ membicarakan฀ hal-hal฀ seperti฀ observasi,฀
hipotesis,฀hukum,฀teori,฀susunan฀eksperimen,฀dan฀sebagainya.
3. Metafisika,฀ yaitu฀ hal-hal฀ yang฀ terdapat฀ sesudah฀ fisika,฀ hal-hal฀ yang฀
terdapat฀ di฀ balik฀ yang฀ tampak.฀ Metafisika฀ oleh฀ Aristioteles฀ disebut฀
sebagai฀ ilmu฀ pengetahuan฀ yang฀ mengenai฀ yang ada฀ sebagai฀ yang
ada,฀ yang฀ dilawankan฀ dengan฀ yang ada฀ sebagai฀ yang digerakkan
atau฀ yang ada sebagai฀ yang dijumlahkan.฀ Kita฀ dapat฀ mendefinisikan฀
Metafisika฀ sebagai฀ bagian฀ pengetahuan฀ manusia฀ yang฀ berkaitan฀
dengan฀ pertanyaan฀ mengenai฀ hakikat฀ yang ada฀ yang฀ terdalam.฀
Secara฀ singkat,฀ dapat฀ dinyatakan฀ bahwa฀ pertanyaan-pertanyaan฀ ini฀
menyangkut฀ persoalan฀ kenyataan฀ sebagai฀ kenyataan,฀ dan฀ berasal฀
dari฀ perbedaan฀ yang฀ cepat฀ disadari฀ oleh฀ setiap฀ orang,฀ yakni฀
perbedaan฀ antara฀ yang฀ nampak฀ (apperence)฀ dengan฀ yang฀ nyata฀
(reality).
4. Ontology dan Kosmologi.฀ Ontology membicarakan฀ asas-asas฀ yang฀
rasional฀ dari฀ yang฀ ada,฀ sedangkan฀ kosmologi฀ membicarakan฀ asasasas฀ rasional฀ dari฀ yang฀ ada฀ yang฀ teratur.฀ Ontology฀ berusaha฀

megetahui฀esensi฀yang฀terdalam฀dari฀yang฀ada,฀sedangkan฀kosmologi฀
berusaha฀untuk฀mengetahui฀ketertiban฀serta฀susunannya.
5. Epistimologi,฀ ialah฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ menyelidiki฀ asal฀ mula,฀
susunan,฀ metode-metode฀ dan฀ sah฀ nya฀ pengetahuan.฀ Terdapat฀ dua฀
pertanyaan฀ berkaitan฀ dengan฀ epistimologi.฀ Pertama,฀ perangkat฀ yang฀
mengacu฀ pada฀ sumber฀ pengetahuan฀ kita;฀ pertanyaan-pertanyaan฀ ini฀
dapat฀ dinamakan฀ pertanyaan-pertanyaan฀ epistimologi kefilsafatan,฀
dan฀ erat฀ kaitannya฀ dengan฀ ilmu฀ jiwa.฀ Kedua,฀ pertanyaan-pertanyaan฀
yang฀ lain฀ merupakan฀ masalah-masalah฀ semantik,฀ yakni฀ menyangkut฀
hubungan฀ antara฀ pengetahuan฀ kita฀ dengan฀ objek฀ pengetahuan฀
tersebut.฀ Secara฀ singkat,฀ epistimologi฀ dapat฀ diartikan฀ dengan฀
bagaimana฀cara฀kita฀untuk฀mengetahui฀sesuatu.
6. Biologi kefilsafatan,฀ membicarakan฀ persoalan-persoalan฀ mengenai฀
biologi.฀ Biologi kefilsafatan฀ mencoba฀ untuk฀ menganalisis฀ pengertianpengertian฀ hakiki฀ dalam฀ biologi.฀ Ia฀ mengajukan฀ pertanyaanpertanyaan฀ mengenai฀ pengertian-pengertian฀ hidup,฀ adaptasi,฀ teologi,฀
evolusi,฀ dan฀ penurunan฀ sifat-sifat.฀ Biologi

kefilsafatan฀ juga฀

membicarakan฀ tentang฀ tempat฀ hidup฀ dalam฀ rangka฀ sesuatu,฀ dan฀ arti฀
pentingnya฀ hidup฀ bagi฀ penafsiran฀ kita฀ tentang฀ alam฀ semesta฀ tempat฀
hidup฀ kita.฀ Biologi kefilsafatan฀ membantu฀ untuk฀ bersifat฀ kritis,฀ bukan฀
hanya฀terhadap฀istilah-istilah฀biologi,฀melainkan฀juga฀terhadap฀metodemetode฀ serta฀ teori-teorinya.฀ Gambaran฀ yang฀ kita฀ buat฀ mengenai฀

kenyataan฀ tidak฀ boleh฀ bertentangan฀ dengan฀ fakta-fakta฀ biologi฀ yang฀
sudah฀ditetapkan฀dengan฀baik.
7. Psikologi kefilsafatan,฀ memberikan฀ pertanyaan-pertanyaan฀ psikologi฀
yang฀meliputi฀apakah฀yang฀dimaksud฀dengan฀jiwa,฀nyawa,฀ego,฀akal,฀
perasaan,฀ dan฀ kehendak.฀ Pertanyaan฀ dapat฀ dijelaskan฀ oleh฀ psikologi฀
sebagai฀ ilmu,฀ namun฀ psikologi฀ kefilsafatan฀ membantu฀ tingkat฀
kehakikian฀dari฀penjelasan฀tersebut.
8. Antropologi

kefilsafatan,฀ mengemukakan฀ pertanyaan-pertanyaan฀

tentang฀ manusia.฀ Apakah฀ hakikat฀ terdalam฀ dari฀ manusia฀ itu?฀ Yang฀
manakah฀ lebih฀ mendekati฀ kebenaran?฀ Ada฀ pilihan฀ penafsiran฀ apa฀
sajakah฀ mengenai฀ hakikat฀ manusia฀ itu?฀ Antropologi฀ kefilsafatan฀ juga฀
membicarakan฀ tentang฀ makna฀ sejarah฀ manusia.฀ Apakah฀ sejarah฀
manusia฀ itu฀ dan฀ kemanakah฀ arah฀ kecenderungannya?฀ Apakah฀
sejarah฀ manusia฀ tergantung฀ pada฀ apakah฀ manusia฀ itu,฀ dan฀ apakah฀
manusia฀itu฀dapat฀dipahami฀berdasarkan฀sejarahnya?
9. Sosiologi

kefilsafatan,฀

mengemukakan฀

pertanyaan-pertanyaan฀

mengenai฀ hakikat฀ masyarakat฀ serta฀ hakikat฀ Negara.฀ Kita฀ ingin฀
mengetahui฀ lembaga-lembaga฀ yang฀ terdapat฀ di฀ dalam฀ masyarakat,฀
dan฀ kita฀ ingin฀ menyelidiki฀ hubungan฀ antara฀ manusia฀ dengan฀
negaranya.฀ Apakah฀ makna฀ serta฀ bagaimanakah฀ cara฀ penggunaan฀
istilah-istilah฀ seperti฀ proletariat,฀ kebebasan,฀ massa,฀ individu,฀ dan฀
sebagainya.฀ Pada฀ saat฀ ini฀ pertanyaan-pertanyaan฀ tersebut,฀ menjadi฀
pertanyaan-pertanyaan฀yang฀sangat฀mendesak,฀karena฀keputusan฀kita฀

serta฀ hari฀ depan฀ kita฀ menanti฀ pilihan฀ kita฀ mengenai฀ ideologi฀ politik฀
serta฀ideologi฀sosial.
10. Etika,฀ adalah฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ membicarakan฀ tentang฀ baik฀ dan฀
buruk.฀ Cabang฀ filsafat฀ yang฀ menyajikan฀ dan฀ memperbincangkan฀
tentang฀ istilah-istilah฀ seperti฀ baik,฀ buruk,฀ kebajikan,฀ kejahatan,฀ dan฀
sebagainya.฀ Istilah-istilah฀ ini฀ merupakan฀ predikat-predikat฀ kesusilaan฀
(etik),฀ dan฀ merupakan฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀ bersangkutan฀ dengan฀
tanggapan-tanggapan฀ mengenai฀ tingkah฀ laku฀ yang฀ betul฀ yang฀
mempergunakan฀sebutan-sebuatan฀tersebut.
11. Estetika,฀adalah฀cabang฀filsafat฀yang฀membicarakan฀definisi,฀susunan,฀
dan฀ peranan฀ keindahan,฀ khususnya฀ di฀ dalam฀ seni.฀ Estetika฀ menggali฀
jawaban฀ dari฀ pertanyaan-pertanyaan;฀ Apakah฀ keindahan฀ itu?฀ Apakah฀
hubungan฀ antara฀ yang฀ indah฀ dengan฀ yang฀ benar฀ dan฀ yang฀ baik?฀
Apakah฀ada฀ukuran฀yang฀dapat฀dipakai฀untuk฀menanggapi฀suatu฀karya฀
seni฀ dalam฀ arti฀ yang฀ objektif?฀ Apakah฀ fungsi฀ keindahan฀ dalam฀ hidup฀
kita?฀ Apakah฀ seni฀ itu฀ sendiri?฀ Apakah฀ seni฀ itu฀ hanya฀ sekedar฀
reproduksi฀ alam,฀ kodrat฀ belaka,฀ ataukah฀ suatu฀ ungkapan฀ perasaan฀
seseorang,฀ ataukah฀ suatu฀ penglihatan฀ ke฀ dalam฀ pernyataan฀ yang฀
terdalam?
12. Filsafat agama,฀adalah฀cabang฀filsafat฀yang฀membicarakan฀jenis-jenis฀
pertanyaan฀ berbeda฀ mengenai฀ agama.฀ Pertama-tama฀ ia฀ mungkin฀
bertanya;฀ Apakah฀ agama฀ itu?฀ Apa฀ yang฀ anda฀ maksud฀ dengan฀ istilah฀
“Tuhan”?฀Apa฀bukti-bukti฀tentang฀adanya฀Tuhan?฀Bagaimana฀cara฀kita฀

mengetahui฀ adanya฀ Tuhan?฀ Apa฀ makna฀ “eksistensi”฀ bila฀ istilah฀ ini฀
dipergunakan฀ dalam฀ hubungannya฀ dengan฀ Tuhan?฀ Filsafat agama
tidak฀ berkepentingan฀ mengenai฀ apa฀ yang฀ orang฀ percayai,฀ tetapi฀ mau฀
tidak฀mau฀harus฀menaruh฀perhatian฀kepada฀makna฀istilah-istilah฀yang฀
dipergunakan,฀ ketentuan฀ diantara฀ kepercayaan-kepercayaan,฀ bahanbahan฀ bukti฀ kepercayaan,฀ dan฀ hubungan฀ antara฀ kepercayaan฀ agama฀
dengan฀kepercayaan-kepercayaan฀yang฀lain.
4. Bidang Kajian Filsafat
Filsafat฀ merupakan฀ telaahan฀ yang฀ ingin฀ menjawab฀ berbagai฀
persoalan฀ secara฀ mendalam฀ tentang฀ hakikat฀ sesuatu,฀ atau฀ dengan฀ kata฀
lain฀filsafat฀adalah฀usaha฀untuk฀mengetahui฀sesatu.฀Kegiatan฀penelaahan,฀
penalaran,฀atau฀argumentasi฀secara฀mendasar฀tentang฀masalah-masalah฀
tertentu฀ disebut฀ ber-filsafat,฀ dan฀ pendalamannya฀ ditekankan฀ pada฀ bidang฀
yang฀lebih฀diminati฀dari฀pada฀masalah-masalah฀lain.
Secara฀ umum฀ bidang฀ kajian฀ filsafat฀ cukup฀ luas฀ dan฀ meliputi฀
berbagai฀ jenis฀ bidang฀ kajian.฀ Menurut฀ Titus฀ (dalam฀ Poedjiadi,฀ 1987:4),฀
cabang-cabang฀ tradisional฀ yang฀ dibahas฀ dalam฀ filsafat฀ meliputi฀ logika,฀
metafisika,฀ epistimologi,฀ dan฀ etika.฀ Sedangkan฀ menurut฀ Arifin฀ (2003:16),฀
ruang฀lingkup฀kajian฀filsafat฀meliputi฀bidang-bidang฀sebagai฀berikut:
a. Kosmologi,฀ yaitu฀ suatu฀ pemikiran฀ dalam฀ permasalahan฀ yang฀
berhubungan฀ dengan฀ alam฀ semesta,฀ ruang฀ dan฀ waktu,฀ kenyataan฀
hidup฀ manusia฀ sebagai฀ ciptaan฀ Tuhan,฀ serta฀ proses฀ kejadian฀ dan฀
perkembangan฀hidup฀manusia฀di฀alam฀nyata฀dan฀sebagainya.

b. ontology,฀ yaitu฀ suatu฀ pemikiran฀ tentang฀ asal฀ usul฀ kejadian฀ alam฀
semesta,฀dari฀mana฀dan฀ke฀arah฀mana฀proses฀kejadiannya.
c. Philosophy of mind,฀ yaitu฀ pemikiran฀ filosofis฀ tentag฀ jiwa฀ dan฀
bagaimana฀ hubungannya฀ dengan฀ jasmani฀ serta฀ bagaimana฀ tentang฀
kebiasaan฀berkehendak฀manusia,฀dan฀sebagainya.
d. Epistimologi,฀ yaitu฀ pemikiran฀ tentang฀ apa฀ dan฀ bagaimana฀ sumber฀
pengetahuan฀ manusia฀ diperoleh;฀ apakah฀ dari฀ akal฀ pikiran฀ (aliran฀
rasionalisme),฀ dari฀ pengalaman฀ panca฀ indera฀ (aliran฀ empirisme),฀ dari฀
ide-ide฀(aliran฀idealism),฀atau฀dari฀Tuhan฀(aliran฀teologisme),฀termasuk฀
juga฀pemikiran฀tentang฀validitas฀pengetahuan฀manusia,฀artinya฀sampai฀
dimana฀kebenaran฀pengetahuan฀kita.
e. Aksiologi,฀ yaitu฀ suatu฀ pemikiran฀ tentang฀ masalah-masalah฀ nilai,฀
termasuk฀nilai-nilai฀tinggi฀dari฀Tuhan.฀Misalnya฀nilai฀moral,฀nilai฀agama,฀
dan฀ nilai฀ keindahan฀ (estetika).฀ Aksiologi฀ ini฀ mengandung฀ pengertian฀
lebih฀ luas฀ daripada฀ etika฀ atau฀ haigher values of life฀ (nilai-nilai฀
kehidupan฀yang฀bertaraf฀tinggi).
Menurut฀ Suriasumantri฀ (2003:33),฀ secara฀ garis฀ besar฀ filsafat฀
memiliki฀ tiga฀ bidang฀ kajian฀ utama฀ yaitu฀ ontology,฀ epistimologi,฀ dan฀
aksiologi.฀Pertama ontology,฀ontology฀berasal฀dari฀bahasa฀Yunani฀“ontos”฀
yang฀ berarti฀ “yang ada”฀ dan฀ “logos”฀ yang฀ berarti฀ “penyelidikan tentang”.฀
Jadi,฀ ontology฀ membicarakan฀ asas-asas฀ rasional฀ dari฀ “yang ada”,฀
berusaha฀untuk฀mengetahui฀(“penyelidikan tentang”)฀esensi฀yang฀terdalam฀
dari฀ “yang ada”.฀ Ontology฀ sering฀ kali฀ disebut฀ sebagai฀ teori฀ hakikat฀ yang฀

membicarakan฀ pengetahuan฀ itu฀ sendiri.฀ Sementara฀ Langeveld฀ (dalam฀
Susanto,฀ 2014:27),฀ menamai฀ ontology฀ ini฀ dengan฀ teori฀ tentang฀ keadaan.฀
Hakikat฀ adalah฀ kenyataan฀ yang฀ sebenarnya,฀ kebenaran฀ sebenarnya฀
sesuatu,฀ bukan฀ keadaan฀ sementara฀ atau฀ keadaan฀ yang฀ menipu฀ dan฀
bukan฀ keadaan฀ yang฀ berubah.฀ Dengan฀ ontology,฀ diharapkan฀ terjawab฀
pertanyaan฀ tentang฀ “apa”.฀ Misalnya;฀ Objek฀ apa฀ yang฀ ditelaah฀ ilmu?฀ Apa฀
wujud฀ yang฀ hakiki฀ dari฀ objek฀ tersebut?฀ Hal-hal฀ apa฀ yang฀ harus฀
diperhatikan฀ agar฀ kita฀ mendapatkan฀ ilmu?฀ Apa฀ yang฀ disebut฀ kebenaran฀
itu?฀Apa฀kriterianya?฀Tehnik฀apa฀yang฀membantu฀kita฀mendapatkan฀ilmu?.฀
Bidang฀ kajian฀ filsafat฀ ontology฀ ini฀ terbagi฀ menjadi฀ beberapa฀ aliran,฀ yaitu฀
materialism,฀idealism,฀dualism,฀skeptisisme,฀dan฀agnotisme.
Kedua, epistimologi.฀ Epistimologi merupakan฀ cabang฀ filsafat฀ yang฀
menyelidiki฀ asal฀ mula,฀ susunan,฀ metode-metode,฀ dan฀ status฀ sahnya฀
pengetahuan.฀ Epistimologi membicarakan฀ sumber-sumber฀ pengetahuan฀
dan฀ bagaimana฀ cara฀ memperoleh฀ pengetahuan฀ tersebut.฀ Epistimologi฀
juga฀ disebut฀ sebagai฀ teori฀ pengetahuan,฀ itulah฀ sebabnya฀ kita฀ sering฀
menyebutnya฀ dengan฀ filsafat฀ pengetahuan,฀ karena฀ ia฀ membicarakan฀ halhal฀yang฀berkenaan฀dengan฀pengetahuan.฀Istilah฀epistimologi฀ini฀pertama฀
kali฀muncul฀dan฀digunakan฀oleh฀J.Ferrier฀pada฀tahun฀1854฀M.
Pengetahuan฀ manusia฀ itu฀ ada฀ tiga฀ macam,฀ yaitu฀ pengetahuan฀
sains,฀ pengetahuan฀ filsafat,฀ dan฀ pengetahuan฀ mistik.฀ Pengetahuan฀ ini฀
dapat฀diperoleh฀manusia฀melalui฀berbagai฀cara฀dan฀dengan฀menggunakan฀
berbagai฀ alat.฀ Melalui฀ epistimologi฀ diharapkan฀ pertanyaan฀ tentang฀

“bagaimana”.฀ Misalnya;฀ Bagaimana฀ cara฀ kita฀ memperoleh฀ pengetahuan?฀
Bagaimana฀ proses฀ yang฀ memungkinkan฀ digalinya฀ pengetahuan฀ yang฀
berupa฀ilmu?฀Bagaimana฀prosedurnya?฀Bagaimana฀cara฀kita฀mengetahui฀
bila฀ kita฀ mempunyai฀ pengetahuan?฀ Bagaimana฀ cara฀ kita฀ membedakan฀
antara฀ pengetahuan฀ dengan฀ pendapat?.฀ Epistimologi฀ ini฀ terbagi฀ atas฀
beberapa฀aliran,฀yaitu฀empirisme,฀rasionalisme,฀dan฀intuisionisme.
Ketiga, aksiologi.฀Aksiologi฀adalah฀ilmu฀pengetahuan฀yang฀menyelidiki฀
hakikat฀ nilai,฀ yang฀ umumnya฀ ditinjau฀ dari฀ sudut฀ pandang฀ kefilsafatan.฀
Nama฀lain฀dari฀bidang฀kajian฀aksiologi฀ini฀adalah฀disebut฀dengan฀teori฀nilai.฀
Teori฀nilai฀ini฀membahas฀mengenai฀kegunaan฀atau฀manfaat฀pengetahuan.฀
Untuk฀menggunakan฀kegunaan฀filsafat,฀kita฀dapat฀melihatnya฀dari฀tiga฀hal:
a. Filsafat฀sebagai฀kumpulan฀teori
b. Filsafat฀sebagai฀pandangan฀hidup,฀dan
c. Filsafat฀sebagai฀metode฀pemecahan฀masalah.
B. Konsep Filsafat Ilmu
1. Hakikat Ilmu dan ฀engetahuan
Definisi฀filsafat฀ilmu฀terdiri฀dari฀dua฀kata,฀yaitu฀kata฀filsafat฀dan฀kata฀
ilmu.฀ Masing-masing฀ memiliki฀ makna฀ yang฀ berbeda฀ dan฀ hakikat฀ yang฀
berlainan.฀ Kata฀ filsafat,฀ sebagaimana฀ telah฀ disinggung฀ pada฀ penjelasan฀
sebelumnya฀ diartikan฀ sebagai฀ pengetahuan฀ tentang฀ kebijaksanaan฀
(Sophia),฀ prinsip-prinsip฀ mencari฀ kebenaran,฀ atau฀ berpikir฀ rasional-logis,฀
mendalam฀ dan฀ tuntas฀ (radikal)฀ dalam฀ memperoleh฀ kebenaran.฀ Kata฀

filsafat฀ sendiri฀ berasal฀ dari฀ bahasa฀ Yunani฀ yang฀ diambil฀ dari฀ akar฀ kata฀
‘philos’฀yang฀berarti฀cinta,฀dan฀‘Sophia’฀yang฀berarti฀kebijaksanaan.
Adapun฀kata฀ilmu฀(Science)฀diartikan฀sebagai฀pengetahuan฀tentang฀
sesuatu,฀atau฀bagian฀dari฀pengetahuan.฀Menurut฀Badudu฀(1996:528),฀ilmu฀
adalah:฀ Pertama,฀ diartikan฀ sebagai฀ pengetahuan฀ tentang฀ suatu฀ bidang฀
yang฀disusun฀secara฀sistematis;฀contoh:฀ilmu฀agama,฀berarti฀pengetahuan฀
tentang฀ ajaran฀ agama฀ atau฀ teologi,฀ ilmu฀ bahasa฀ berarti฀ pengetahuan฀
tentang฀ hal฀ ikhwal฀ bahasa฀ atau฀ tata฀ bahasa,฀ linguistik฀ dan฀ lain-lain.฀
Kedua,฀ ilmu฀ diartikan฀ sebagai฀ “kepandaian”฀ atau฀ “kesaktian”.฀ Sebagai฀
contoh฀ dalam฀ penggunaan฀ kata฀ yang฀ kedua฀ ini฀ adalah:฀ ‘sudah lama ia
menuntut “ilmu” atau “kesaktian” dari jago tua itu’.฀Dan฀orang฀yang฀banyak฀
memiliki฀ ilmu฀ pengetahuan฀ mengenai฀ suatu฀ ilmu฀ disebut฀ ‘ilmuan’฀ atau฀
orang฀yang฀ahli฀dalam฀bidang฀tertentu.
Sedangkan฀ Maufur฀ (2008:30),฀ menjelaskan฀ bahwa฀ ilmu฀ adalah฀
sebagian฀ dari฀ pengetahuan฀ yang฀ memiliki฀ dan฀ memenuhi฀ persyaratan฀
tertentu,฀ artinya฀ ilmu฀ tentu฀ saja฀ merupakan฀ pengetahuan฀ tetapi฀
pengetahuan฀ belum฀ tentu฀ ilmu.฀ Karena฀ pengetahuan฀ untuk฀ dapat฀
dikategorikan฀ sebagai฀ ilmu฀ harus฀ memenuhi฀ beberapa฀ persyaratan.฀
Beberapa฀syarat฀yang฀perlu฀dipenuhi฀oleh฀suatu฀pengetahuan฀untuk฀dapat฀
masuk฀kategori฀sebagai฀ilmu฀pengetahuan,฀menurut฀Maufur฀(2008:32-34)฀
adalah฀sebagai฀berikut:
a. Sistematis,฀ adalah฀ ada฀ urutan฀ dari฀ awal฀ hingga฀ akhir,฀ dan฀ ada฀
hubungan฀ yang฀ bermakna฀ antara฀ bagian-bagian฀ atau฀ fakta฀ satu฀

dengan฀lainnya฀yang฀tersusun฀secara฀runtut.฀Hubungan฀yang฀bersifat฀
sistematik฀ vertikal฀ diusahakan฀ juga฀ dengan฀ saling฀ mempertemukan,฀
dengan฀sekoheren฀mungkin,฀agar฀dapat฀kepastian฀dengan฀kadar฀yang฀
tinggi.
2. General,฀ yaitu฀ keumuman฀ sifat฀ yang฀ bisa฀ berlaku฀ dimanapun฀ (lintas฀
ruang฀ dan฀ waktu฀ dengan฀ keterbatasannya)฀ berkaitan฀ dengan฀ kadar฀
mutu฀ yang฀ standar.฀ Dapat฀ juga฀ disebut฀ universal,฀ karena฀ dapat฀
dikomunikasikan฀ kapan฀ dan฀ dimanapun,฀ paling฀ tidak฀ di฀ bumi฀ ini.฀
Semisal฀ hukum-hukum฀ fisika฀ yang฀ berlaku฀ di฀ Amerika,฀ maka฀ berlaku฀
juga฀ di฀ Indonesia,฀ Inggris,฀ Belanda,฀ dan฀ Afrika.฀ Baik฀ untuk฀ saat฀
sekarang฀ maupun฀ yang฀ akan฀ datang,฀ dengan฀ catatan฀ kondisi-kondisi฀
yang฀ relevan฀ (tempat฀ dan฀ waktu)฀ sama.฀ Akan฀ tetapi,฀ mungkin฀ saja฀
tidak฀berlaku฀di฀planet฀lain฀apalagi฀di฀luar฀tata฀surya฀kita.
3. Rasional,฀maksudnya฀adalah฀bahwa฀ilmu฀sebagai฀pengetahuan฀ilmiah฀
bersumber฀ pada฀ pemikiran฀ rasional฀ yang฀ mematuhi฀ kaidah-kaidah฀
logika.฀ Pengujian฀ atas฀ pengetahuan฀ ilmiah฀ adalah฀ penalaran฀ yang฀
betul-betul฀dan฀perbincangan฀yang฀logis฀tanpa฀melibatkan฀faktor-faktor฀
nonrasional,฀ seperti฀ emosi฀ sesaat฀ dan฀ kesenangan฀ pribadi.฀ Dengan฀
demikian,฀ilmu฀pengetahuan฀merupakan฀hasil฀pemikiran฀yang฀rasional฀
dan฀ memenuhi฀ kaidah-kaidah฀ logika.฀ Kaum฀ rasional฀ berpandangan฀
bahwa฀pengetahuan฀yang฀dapat฀diandalkan฀bukanlah฀yang฀diturunkan฀
dari฀ dunia฀ pengalaman฀ melainkan฀ melalui฀ dunia฀ pikiran,฀ dunia฀ yang฀
kita฀ketahui฀dengan฀metode฀intuisi฀rasional฀dan฀dunia฀nyata.

4. Objekltif,฀ adalah฀ apa฀ adanya฀ mengungkap฀ realitas฀ yang฀ sahih฀ bagi฀
siapa฀ saja.฀ Sesuatu฀ sebagai฀ sasaran฀ yang฀ dijadikan฀ objek฀ untuk฀
diketahui.฀ Suatu฀ pengetahuan฀ disebut฀ objektif฀ bila฀ pengetahuan฀ itu฀
dibimbing,฀ baik฀ pada฀ tahap฀ proses฀ pembentukannya฀ maupun฀ pada฀
tahap฀sesudah฀selesai฀sebagai฀produk฀pengetahuan,฀oleh฀objek฀kajian฀
atau฀ penelitian,฀ dan฀ bukan฀ oleh฀ berbagai฀ tipe฀ prasangka฀ dari฀ subjeksubjek฀ tertentu฀ termasuk฀ yang฀ melaksanakan฀ pengkajian฀ atau฀
penelitian.฀ Meskipun฀ kita฀ sadari฀ hampir฀ semua฀ yang฀ ada฀ di฀ alam฀ ini฀
merupakan฀ hasil฀ kesepakatan,฀ yang฀ dipelopori฀ oleh฀ individu-individu฀
atau฀ kelompok-kelompok฀ yang฀ dipandang฀ memiliki฀ otoritas฀ dalam฀
suatu฀ bidang฀ tertentu,฀ yang฀ kemudian฀ diikuti฀ oleh฀ masyarakat฀ secara฀
luas.฀ Terutama฀ pada฀ hasil฀ penelitian฀ kualitatif,฀ subjektivitas฀ peneliti฀
cukup฀berpengaruh,฀sehingga฀hasilnya฀sering฀diragukan.
5. Menggunakan฀metode฀tertentu฀dalam฀mempertanyakan฀objek฀tertentu,฀
mencari฀ dan฀ menemukan฀ sesuatu฀ sebagai฀ kebenaran,฀ dan฀ secara฀
terus฀ menerus.฀ Karena฀ ilmu฀ pengetahuan฀ akan฀ terus฀ berkembang฀
ketika฀ ditemukan฀ jawaban฀ sekaligus฀ memunculkan฀ pertanyaan฀
susulan,฀dan฀terus฀dicari฀jawabannya฀lagi.฀Demikian฀seterusnya.
6. Dapat฀ dipertanggungjawabkan฀ dengan฀ menggunakan฀ argumentasi฀
logis฀ rasional,฀ apalagi฀ jika฀ telah฀ melalui฀ eksperimen฀ yang฀ berulang฀
kali.
Ada฀sebagian฀ahli฀yang฀berpandangan฀bahwa฀pengetahuan฀dengan฀
ilmu฀ tidaklah฀ berbeda.฀ Pengetahuan฀ (knowledge)฀ bagi฀ mereka฀ tak฀

ubahnya฀sebagai฀ilmu฀(science),฀sehinga฀ilmu฀dengan฀pengetahuan฀tidak฀
berbeda.฀Sebagian฀lagi฀memahami฀bahwa฀pengetahuan฀berbeda฀dengan฀
ilmu฀ atau฀ ilmu฀ pengetahuan฀ atau฀ pegetahuan฀ ilmiah.฀ Sebagaimana฀
pendapat฀ Thoyibi฀ (1994:35),฀ pengetahuan฀ ilmiah฀ tidak฀ lain฀ adalah฀ ‘a
higher level’฀ dalam฀ perangkat฀ pengetahuan฀ manusia฀ dalam฀ arti฀ umum฀
sebagaimana฀ kita฀ saksikan฀ dalam฀ kehidupan฀ sehari-hari.฀ Sedangkan฀
menurut฀Bahtiar฀(2005),฀pengetahuan฀merupakan฀hasil฀proses฀dari฀usaha฀
manusia฀untuk฀tahu.
2. ฀engertian Filsafat Ilmu
Merumuskan฀ pengertian฀ atau฀ definisi฀ tertentu฀ tidaklah฀ mudah฀
begitu฀juga฀tentang฀definisi฀filsafat฀ilmu.฀Beberapa฀ahli฀memberikan฀definisi฀
tentang฀filsafat฀ilmu฀ini฀diantaranya฀adalah฀sebagai฀berikut:
a. Michael฀ V.฀ Berry,฀ filsafat฀ ilmu฀ adalah฀ “The study of inner logic of
scientific theories, and the relations between experiment and theory,
i.e. of scientific method”.฀ Menurut฀ Berry฀ filsafat฀ ilmu฀ adalah฀
penelaahan฀tentang฀logika฀intern฀dan฀teori-teori฀ilmiah,฀dan฀hubunganhubungan฀ antara฀ percobaan฀ dan฀ teori,฀ yakni฀ tentang฀ metode฀ ilmiah.฀
Bagi฀ Berry,฀ filsafat฀ ilmu฀ adalah฀ ilmu฀ yang฀ dipakai฀ untuk฀ menelaah฀
tentang฀ logika,฀ teori-teori฀ ilmiah,฀ serta฀฀ upaya฀ pelaksanaannya฀ untuk฀
menghasilkan฀suatu฀metode฀atau฀teori฀ilmiah.
2. May฀ Brodbeck,฀ ia฀ memberikan฀ definisi฀ filsafat฀ sebagai:฀ “the ethically
and philosophically neutral analysis, description and clarification of the
foundations of science”.฀ Filsafat฀ ilmu฀ bagi฀ Brodbeck฀ adalah฀ suatu฀

analisis฀netral฀฀ yang฀secara฀etis฀dan฀falsafi,฀pelukisan฀dan฀penjelasan฀
mengenai฀landasan-landasan฀ilmu.฀Bagi฀Brodbeck,฀ilmu฀itu฀harus฀bisa฀
menganalisis,฀menggali,฀mengkaji฀dan฀bahkan฀melukiskannya฀sesuatu฀
secara฀netral,฀etis,฀dan฀filosofis,฀sehingga฀ilmu฀itu฀dapat฀dimanfaatkan฀
secara฀benar฀dan฀relevan.
3. The฀ Liang฀ Gie,฀ merumuskan฀ filsafat฀ ilmu฀ merupakan฀ segenap฀
pemikiran฀reflektif฀terhadap฀persoalan-persoalan฀mengenai฀segala฀hal฀
yang฀ menyangkut฀ landasan฀ ilmu฀ maupun฀ hubungan฀ ilmu฀ dengan฀
segala฀ segi฀ kehidupan฀ manusia.฀ Bagi฀ Gie,฀ filsafat฀ ilmu฀ bukan฀ hanya฀
dipahami฀ sebagai฀ ilmu฀ untuk฀ mengetahui฀ metode฀ dan฀ analisis฀
terhadap฀ ilmu-ilmu฀ lain,฀ tetapi฀ filsafat฀ ilmu฀ sebagai฀ usaha฀ seseorang฀
dalam฀

mengkaji฀

perenungan฀

yang฀

persoalan-persoalan฀
mendalam฀

agar฀

yang฀
dapat฀

muncul฀

melalui฀

diketahui฀

duduk฀

persoalannya฀ secara฀ mendasar,฀ sehingga฀ dapat฀ dimanfaatkan฀ dalam฀
kehidupan฀manusia.฀(Susanto,฀2014:48).
3. Objek Filsafat Ilmu
Menurut฀Suriasumantri฀(1999:2)฀tiap-tiap฀pengetahuan฀memiliki฀tiga฀
komponen฀ yang฀ merupakan฀ tiang฀ penyangga฀ tubuh฀ pengetahuan฀ yang฀
dis

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2