BAB III METODE PELAKSANAAN INDONESIA

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 METODE PERENCANAAN
1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui keadaan
medan yang akan direncanakan.
2. Metode wawancara dalam menambah data yang didapat melalui menanyakan
langsung kepada pihak – pihak terkait dalam perencanaan tersebut.
3. Metode kepustakaan dengan menggunakan buku pedoman teknik sipil maupun buku
lain sebagai pendukung untuk menyelesaikan laporan ini.
3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data – data yang dikumpulkan untuk suatu perencanaan drainase adalah:
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati,
dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan
cara:
a. Observasi lapangan
Observasi dilakukan dengan datang langsung ke lokasi dan melakukan pengamatan
langsung dan mencatat hal-hal penting yang ada di lapangan.
b. Dokumentasi
Teknik


dokumentasi

adalah

pengumpulan

data

dengan

cara

merekam

data/keterangan yang diperlukan dengan menggunakan peralatan elektronik yang
ada seperti misalnya dengan kamera, tape recorder, dan sebagainya.
c. Pengukuran langsung
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui luas daerah tangkapan hujan yang
mempengaruhi saluran drainase yang akan ditinjau. Pengukuran dilakukan

menggunakan alat Global Positioning System (GPS).
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang didapatkan oleh peneliti dengan cara tidak
langsung. Data sekunder beserta sumbernya pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Gambar Rencana
III-46

Gambar rencana berupa detail lokasi saluran, gambar potongan penampang
melintang saluran, gambar potongan penampang memanjang saluran.
b. Data Hujan Otomatis
Data hujan otomatis adalah data hujan yang diperoleh dari alat ukur curah hujan
otomatis dan berupa data hujan menitan. Biasanya alat ukur curah hujan akan
merekam data hujan dalam interval waktu 5 menit. Data curah hujan harian dalam
laporan ini diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
3.3 TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Setelah data primer dan sekunder terpenuhi maka selanjutnya akan dilakukan pengolahan
data. Tahapan pengolahan data ini adalah sebagai berikut:
1. Tahapan pertama yaitu menentukan daerah tangkapan hujan dari saluran drainase
dengan mengukur langsung menggunakan GPS.

2. Tahapan kedua yaitu menentukan hujan rancangan berdasarkan data curah hujan
menitan yang diperoleh dari data hujan otomatis dengan menganggap data hujan
tersebut sebagai hujan titik. Hujan titik berarti kedalaman hujan pada lokasi saluran
dianggap sama dengan kedalaman hujan yang tercatat pada alat pengukur curah hujan
otomatis pada stasiun pengukur curah hujan yang terdekat dari saluran drainase yang
ditinjau. Hal ini boleh dilakukan karena daerah tangkapan hujan pada skala saluran
drainase mempunyai luasan yang relatif kecil terhadap daerah tangkapan hujan pada
DAS (daerah aliran sungai) dimana saluran tersebut berada.
3. Tahapan ketiga yaitu menentukan intensitas hujan rancangan dengan menggunakan
metode IDF (intensitas durasi frekuensi). Pada tahap ini peneliti mencari hubungan
antara intensitas hujan dengan durasi hujan dalam bentuk grafik IDF. Intensitas hujan
diperoleh dengan menghubungkan waktu konsentrasi yang telah dihitung sehingga
diperoleh durasi pada setiap kala ulangnya.
4. Tahapan keempat yaitu menentukan nilai debit rancangan dengan menggunakan
metode rasional dengan kala ulang 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun. Penentuan nilai debit
rancangan dengan menggunakan metode rasional memerlukan data luasan daerah
tangkapan hujan, intensitas hujan rancangan dan koefisien limpasan, dimana nilai
koefisien ditentukan berdasarkan pada tata guna lahan yang ada di daerah tangkapan
hujan.
5. Tahapan kelima yaitu menentukan data-data hidrolika saluran drainase berupa ukuran

penampang melintang saluran, ukuran penampang memanjang saluran, kemiringan
III-47

saluran dan koefisien kekasaran (angka Manning). Koefisien mannning didapat dari
hasil kalibrasi model terhadap kondisi asli di lapangan.
6. Langkah keenam yaitu melakukan pemodelan saluran drainase dengan menggunakan
program HEC-RAS. Adapun masukan (input) data dalam pemodelan HEC-RAS yaitu
hasil dari analisis hidrologi dan hidrolika pada tahapan-tahapan yang telah dilakukan
sebelumnya. Hasil keluaran (output) dari program HEC-RAS akan menunjukkan tinggi
muka air pada saluran untuk masing-masing variasi debit yang dimasukkan pada setiap
kala ulangnya.
7. Langkah ketujuh yaitu mengamati tinggi muka air yang terjadi pada setiap 0,5 m
saluran pada setiap kala ulang. Kemudian mengamati titik yang mempunyai kedalaman
air terendah dan tertinggi sehingga didapat debit kala ulang yang melampaui debit
saluran yang mampu ditampung.
8. Langkah kedelapan yaitu memodelkan hasil perhitungan debit dan tinggi muka air
pada saluran kedalam kurva lengkung debit pada titik yang memiliki kedalaman
tertinggi.
9. Langkah kesembilan yaitu melakukan interpolasi tinggi muka air maksimum yang
dapat dicapai ke dalam kurva lengkung aliran pada kedua titik tersebut.

10. Langkah kesepuluh yaitu melakukan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan.
11. Kesimpulan dan saran.
3.4 TEKNIK ANALISA DATA
Dari data-data yang didapatkan kemudian dilakukan analisis kapasitas saluran drainase,
analisis dilakukan dari segi hidrologi dan hidraulika. Dari segi hidrologi adalah
perhitungan curah hujan maksimum harian, setelah itu dilakukan analisis frekuensi
dengan metode distribusi Normal, distribusi Log Normal, distribusi Gumbel,distribusi
Pearson III dan distribusi Log Pearson type III. Kemudian dilakukan uji kecocokan
dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat, uji Smirnov-Kolmogrov dan uji Least Square. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui berapa volume debit rencana.
Untuk analisis dari segi hidraulika tentukan berapa koefisien pengaliran yang sesuai
dengan kondisi daerah penelitian. Lakukan juga pengukuran terhadap saluran drainase
eksisting di lapangan. Kemudian hitung berapa kapasitas saluran drainase eksisting yang
ada di lapangan, selanjutnya dievaluasi apakah saluran drainase eksisting tersebut mampu
untuk menampung volume debit rencana yang terjadi. Jika dari hasil evaluasi diketahui
III-48

bahwa saluran drainase eksisting tersebut tidak mampu menampung volume debit rencana
yang terjadi, maka dilakukan re-design saluran drainase agar mampu menampung volume

debit rencana yang ada.
1. Data Curah Hujan (untuk menentukan Dimensi Drainase)
Adalah langkah-langkah perhitungan intensitas curah hujan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan curah hujan untuk masing – masing peiode ulang (tr)
b. Data curah hujan ulang dapat ditabelkan menurut tahun pengamatan
c. Perhitungan curah hujan rata – rata ( ´x )
d. Menghitung standar deviasi (Sx)
e. Menentukan reduced variote (ytr) yang tergantung dari periode ulang pada

penyusunan data ini untuk periode ulang 10 tahun
f. Menentukan reduced mean (Yn) dan Menentukan reduced standard (Sn) dengan

melihat jumlah tahun pengamatan dan digunakan untuk menentukan besaran.

3.5 BAGAN ALIR PERENCANAAN DRAINASE KOTA
III-49

MULAI

SURVEY DAN IDENTIFIKASI MASALAH


PENGUMPULAN
DATA SEKUNDER

PENGUMPULAN
DATA PRIMER

PERENCANAAN
LAYOUT
ALIRAN
DRAINASE

ANALISIS
DATA CURAH
HUJAN
ANALISIS INTENSITAS
DURASI FREKUENSI

PENYUSUNAN
ALTERNATIF

SISTEM
DRAINASE

ANALISIS IDF

ANALISIS Q
BANJIR RASIONAL

ANALISA HIDRAULIK
ANALISIS KAPASITAS SALURAN
SIMULASI KOLAM PARKIR
BANJIR
SIMULASI SISTEM POMPA
ESTIMASI DIMENSI DAN KEMIRINGAN
SALURAN DRAINASE, VOLUME KOLAM
PARKIR BANJIR, DAN KAPASITAS/JENIS
POMPA
SELESAI

Keterangan :

a. Survey dan identifikasi masalah

III-50

Survey dan identifikasi masalah dilakukan agar membantu dalam mengetahui keadaan
medan yang akan direncanakan serta menambah data yang didapat melalui menanyakan
langsung kepada pihak – pihak terkait dalam perencanaan tersebut.
b. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mencari informasi secara ilmiah
pada instansi maupun lembaga yang terkait dengan rencana penanganan banjir atau
genangan air. Pada perencanaan jaringan drainase sub sistem Kota kupang ini memerlukan
data-data sebagai berikut :
1. Peta topografi Kota Kupang
2. Peta wilayah Jalan Sanjuan
3. Data Ketinggian muka air laut
4. Peta Jaringan drainase wilayah Jalan Sanjuan
5. Peta eksisting sistem drainase perkotaan wilayah Kupang
6. Data curah hujan harian rata-rata sesuai dengan daerah pengaliran
c. Pengumpulan data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mengadakan peninjauan atau

survei langsung di lapangan. Peninjauan langsung di lapangan dilakukan dengan beberapa
pengamatan dan identifikasi. Pengamatan dan identifikasi langsung tersebut mencakup
hal-hal sebagai berikut :
1. Letak dan kondisi wilayah Kota Kupang khususnya daerah Jalan Sanjuan.
2. Melakukan inventori untuk mengetahui ukuran dan kondisi saluran danbangunan
drainase yang sudah ada (kondisi eksisting).
3. Langkah-langkah yang telah diambil oleh Pemerintah Kota Kupang.
d. Analisis data curah hujan
Data Curah Hujan (untuk menentukan Dimensi Drainase) adalah langkah-langkah
perhitungan intensitas curah hujan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan curah hujan untuk masing – masing peiode ulang (tr)
2. Data curah hujan ulang dapat ditabelkan menurut tahun pengamatan
3. Perhitungan curah hujan rata – rata ( ´x )
4. Menghitung standar deviasi (Sx)
5. Menentukan reduced variote (ytr) yang tergantung dari periode ulang pada penyusunan
data ini untuk periode ulang 10 tahun
6. Menentukan reduced mean (Yn) dan Menentukan reduced standard (Sn) dengan
melihat jumlah tahun pengamatan dan digunakan untuk menentukan besaran.
III-51


e. Perencanaan Layout Aliran
Perencanaan layout aliran pada dasarnya, peta yang akan di gunakan sebagai acuan
dalam penelitian ini diambil dari google earth. Lokasinya di di wilayah Penfui timur, jalan
sanjuan, Kabupaten kupang Setelah melakukan survei lapangan dan identifikasi terhadap
permasalahan, serta didukung dengan data-data yang ada, maka dapat ditetapkan sistem
drainase yang akan digunakan, disertai lay out rencana sistem drainase yang diusulkan.
f. Analisis Intensitas Durasi Frekuensi

III-52