Laporan Praktikum Annelida 2018 (1)

PHYLUM ANNELIDA
LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata yang
diampu oleh Dra. Ammi Syulasmi, M.S. , dan Rini Solihat, S.Pd., M.Si.

oleh:
Kelompok 1
Pendidikan Biologi A 2017
Amalia Karim

(1702574)

Dimas Caesaria Novianto

(1701869)

Mauli Novilda Afifa

(1702363)

Vanni Destianti Kurnia


(1705682)

Vira Berliani

(1701410)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018

A. Judul Laporan
Phylum Annelida.

B. Waktu Pelaksanaan
Hari

: Selasa


Tanggal : 17 April 2018
Waktu

: 07.00 – 09.30 WIB

Tempat

: Laboratorium Struktur Hewan
Departemen Pendidikan Biologi UPI.

C. Tujuan
1. Mengenal keanekaragaman hewan Phylum Annelida.
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh hewan Phylum Annelida.
3. Mengelompokan hewan-hewan Phylum Annelida ke dalam classis yang
berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.

D. Landasan Teori
1. Pengertian Phylum Annelida

Secara bahasa Annelida adalah hewan yang bentuk tubuhnya
seperti susunan cincin. Kata Annelida berasal dari bahasa yunani, yaitu
dari kata “annulus” yang berarti cincin, dan “oidos” yang artinya bentuk.
Annelida memiliki rongga tubuh sejati dan tubuhnya berbentuk seperti
segmen, serta bernapas melalui kulit. Sampai sekarang terdapat sekitar
15.000, dengan panjang tubuh dari 1 mm - 3 m. Phylum Annelida dapat
hidup di laut, air tawar, dan juga di tanah.
2. Struktur dan Fungsi Tubuh
Bagian tubuh Annelida berupa segmen-segmen. Antara satu
segmen dengan segmen lainnya terdapat sekat yang disebut septa.
Pembuluh darah, pembuluh saraf, dan sistem ekskresi terhubung
menembus septa antara satu segmen dengan segmen lainnya. Rongga
tubuh Annelida berisi cairan yang berfungsi dalam pergerakan hewan ini,

kontraksi otot juga sangat mempengaruhi pergerakannya. Tubuhnya
berbentuk simetri bilateral, yaitu bagian tubuh yang satu berdampingan
dengan bagian tubuh yang lain, dan apabila ditarik garis yang memotong
dari depan ke belakang, maka akan didapatkan potongan yang sama.
Lapisan luar tubuh Annelida memiliki kutikula (lapisan pelindung),
merupakan hasil sekresi dari epidermis. Pada lapisan luar Annelida juga

terdapat sel sensoris yang berfungsi untuk menerima rangsang. Tubuh
Annelida juga memiliki lapisan otot, yang terdiri dari otot sirkuler (spiral
rapat) dan otot longitudinal (spiral panjang). Ketika otot sirkuler
berkontraksi maka segmen akan menjadi lebih tipis dan memanjang,
sedangkan ketika otot longitudinal berkontraksi segmen akan menebal
dan memendek.
Mereka hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam
air. Pada umumnya hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa
bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat
parasit pada Vertebrata.
3. Sistem Organ Annelida
a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan hewan ini sudah lengkap. Organ pencernaannya
terdiri dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus.
b. Sistem Ekskresi
Dilakukan oleh organ ekskresi, yaitu nephridia (organ ekskresi
yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh),
dan nefrotor (pori tubuh tempat kotoran keluar). Pada tiap segmen
tubuh terdapat sepasan nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan
segmen yang terakhir tidak ada. Setiap Segmen memiliki organ

ekskresinya masing-masing.
c. Sistem Reproduksi
Umumnya berlangsung secara seksual, satu Annelida memiliki dua
alat kelamin yaitu alat reproduksi jantan dan betina (Hermafrodit),
meskipun demikian, reproduksi secara seksual tetap membutuhkan
dua individu yang akan mengatur dirinya sedemikian rupa sehingga

dapat mempertukarkan sperma. Setelah itu hasil reproduksi tadi akan
disimpan dalam suatu organ khusus yang disebut klitelum. Apabila
telah siap, hasil ini akan lepas dari kepala cacing, tinggal dan
berkembang di dalam tanah. Beberapa Annelida juga dapat
bereproduksi secara aseksual dengan cara fregmentasi diikuti dengan
regenerasi.
d. Sistem Sirkulasi (Peredaran darah)
Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup yang memiliki
pembuluh darah dengan haemoglobin di dalamnya sehingga darahnya
berwarna merah. Fungsi pembuluh darah yaitu menghantarkan nutrisi
dan oksigen ke seluruh tubuh, pada bagian kulitnya terdapat sangat
banyak pembuluh darah kecil, karena hewan ini bernafas melalui
kulit.

e. Sistem Pernafasan (Respirasi)
Dapat berlangsung melalui seluruh permukaan tubuhnya yaitu
kulit, sebab kulitnya bersifat lembab, tipis, dan banyak mengandung
kapiler-kapiler darah. Namun ada sumber yang mengatakan bahwa
adapula spesies yang dapat melakukan respirasi melalui insang.
f. Sistem Persarafan
Annelida memiliki sistem saraf dengan sepasang ganglia cerecral
(otak) yang dihubungkan ke tali saraf (nerve cord) yang meluas
disepanjang tubuhnya.
g. Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu stratum
circulare (lapisan otot sebelah luar), dan stratum longitudinal (lapisan
otot sebelah dalam). Jika musculi berkontraksi akan menimbulkan
gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai lapisan otot yaitu stratum
longitudinale. Jika otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak
peristaltik yang dapat mendorong makanan dalam saluran pencernaan
dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.

Setae digerakkan oleh dua berkas otot, yaitu musculus protactor

(mendorong setae keluar) dan musculus retractor (menarik kembali
setae masuk ke dalam rongganya). Keduanya melekat pada ujungujung dalam setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan
kontraksi otot-otot dinding tubuh.
4. Cara Hidup
Sebagian besar Annelida hidup bebas namun adapula yang hidup
parasit menempel dan bergantung pada inangnya. Kebanyakan Annelida
hidup diperairan laut dan air tawar, sebagian lainnya hidup ditanah dan
tempat yang lembab. Ketika hidup ditanah, hewan ini akan membuat liang
untuk tempat hidupnya.
5. Ciri-Ciri Annelida
a. Merupakan cacing dengan tubuh bulat dan memanjang biasanya
dengan segmen yang jelas baik eksternal maupun internal.
b. Tubuh bersimetri bilateral.
c. Appendages kecil berupa setae (rambut).
d. Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar
(ektoderm), tengah (mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (endoderm).
e. Dinding tubuh disusun oleh lapisan otot circular dan longitudinal,
coelom berkembang dengan baik (kecuali Hirudinea) yang disebut
Schizocoelom.
f. Kulitnya halus, licin, dan dilapisi oleh kutikula yang tipis dan lembab.

Kutikula terletak di atas epithel columnar yang banyak mengandung
sel-sel kelenjar dan sel sensoris. Tersusun oleh protein, berfungsi
melindungi dari enzim pencernaan inang.
g. Sistem pencernaannya sudah lengkap. Alat pencernaan memanjang
disepanjang tubuhnya.
h. Sistem ekskresi dengan sepasang nephridia pada setiap ruas.
i. Sistem peredaran darah tertutup, dengan pembuluh darah yang
memanjang (sinus coelom dengan cabang-cabang lateral pada setiap
ruas). Plasma darah umumnya berisi haemoglobin dan amoebocyte
yang bergerak bebas.

j. Respirasi melalui epidermis atau permukaan tubuh.
k. Sistem saraf dengan sepasang ganglia cerecral (otak) yang
dihubungkan ke tali saraf (nerve cord) yang meluas disepanjang
tubuhnya.
l. Umumnya berumah satu, tetapi tidak dapat melakukan pembuahan
sendiri.
m. Hidup bebas atau parasit.
6. Klasifikasi Annelida
Terdapat sekitar 15.000 spesies Annelida. Berdasarkan banyak atau

tidaknya rambut (setae) pada tubuhnya, Annelida diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok :
a. Classis Polychaeta
Kata Polychaeta berasal dari bahasa yunani, yaitu Poli yang
artinya banyak, dan Chaeta yang artinya rambut. Jadi, classis
Polychaeta merupakan hewan yang memiliki rambut paling banyak
dalam Phylum Annelida. Semua species dalam classis Polychaeta
hidup air. Setiap segmen pada tubuh Polychaeta memiliki struktur
seperti daging berbentuk dayung yang disebut Parapodia (Tunggal =
parapodium). Struktur ini berfungsi sebagai alat geraknya.
Pada sebagian besar Polychaeta, parapodia juga berfungsi sebagai
insang karena terdapat pembuluh darah halus. Pada setiap parapodium
terdapat rambut halus bersifat kaku yang biasa disebut setae, rambut
ini juga dilapisi oleh kutikula sehingga licin. Ukuran tubuh paling
sering dijumpai pada kelas ini berkisar antara 5-10 cm. Bagian
tubuhnya terdiri atas kepala, mata, dan sensor palpus.
Contohnya yaitu Neanthes, Chartopterus, Arenicola, Spirorbis,
Serpula, dan Nereis virens.
b. Classis Oligochaeta
Kata Oligochaeta berasal dari bahasa yunani, yaitu Oligo yang

artinya sedikit, dan Chaeta yang artinya rambut. Kelas Oligochaeta
merupakan kelas Phylum Annelida yang memiliki sedikit rambut.
Banyak anggota Oligochaeta yang hidup di tanah atau tempat lembab,

namun adapula yang hidup di air. Karena memiliki sedikit rambut
(setae) dan tidak memiliki Parapodia, maka kepalanya kecil, tidak
mempunyai alat peraba, dan tidak mempunyai bintik mata. Pada
lapisan kulit terdapat bagian saraf yang berfungsi untuk menerima
rangsangan.
Cacing Tanah (Pheretima sp) adalah spesies paling terkenal
dibandingkan spesies lain pada kelas ini. Klitelum (organ reproduksi,
mempunyai beberapa segmen, warnanya berbeda) pada kelas ini
terdapat di segmen 32-37, sel telur diproduksi pada segmen 13,
sedangkan sperma diproduksi pada segmen 10 dan 11.
Classis Oligochaeta meliputi dua Ordo, yaitu 1) Ordo Torriselae,
bersifat terrestrial hidup dalam tanah. Contohnya Lumbricus terestris,
Allolophobora, dan Autyphocus; 2) Ordo Limicolae, bersifat aquatis.
Contohnya Tubifex, Stylaria, dan Aelosoma.
c. Classis Hirudinea
Hirudinea adalah classis Phylum Annelida yang tidak memiliki

setae (rambut) dan tidak memiliki parapodium di tubuhnya. Tubuh
Hirudinea agak pipih dengan ujung depan dan belakang sedikit
meruncing. Pada segmen awal dan akhirnya terdapat alat penghisap
yang berfungsi untuk bergerak dan menempel. Kombinasi dari alat
penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot merupakan mekanisme
pergerakan dari Hirudinea. Sebagian besar Hirudinea merupakan
ekstoparasit yang banyak dijumpai pada permukan luar inangnya.
Ukuran Hirudinea bervariasi antara 1-30 cm.
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan
cara menempel. Beberapa dari mereka membuat luka pada permukaan
tubuh inang sehingga dapat menghisap darahnya, sedangkan beberapa
lainnya mensekresikan suatu enzim yang dapat melubangi kulit,
setelah berhasil membuat lubang ia akan mensekresikan zat anti
pembeku darah, kebanyakan tidak terasa saat classis ini menempel
pada inangnya, karena ia menghasilkan suatu zat anastesi yang dapat

menghilangkan rasa sakit. Dalam bahasa sehari-hari, classis ini kita
kenal dengan sebutan Lintah.
Contohnya yaitu Acanthodella, Hirudo medicinalis, Haemadipsa
sp, dan Haemopis.

E. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum mengobservasi Phylum
Annelida.
No.

Alat

Jumlah

1

Mikroskop binokuler

1 unit

2

Set alat bedah

1 set

3

Kamera Handphone

1 unit

4

Loupe

1 unit

5

Jarum Pentul

1 set

6

Cawan Petri

2 unit

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum mengobservasi Phylum
Annelida.
No.

Bahan

Jumlah

1

Preparat awetan melintang Lumbricus sp.

1 unit

2

Preparat awetan melintang Pheretima sp.

1 unit

3

Preparat awetan membujur anterior Lumbricus sp.

1 unit

4

Preparat awetan membujur posterior Lumbricus sp.

1 unit

5

Spesimen Cacing Tanah (Pheretima sp. )

1 unit

6

Spesimen Lintah (Hirudo medicinalis)

1 unit

7

Awetan Basah Nereis virens

1 unit

8

Awetan Basah Arenicola cristata

1 unit

9

Awetan Basah Megascolex sp.

1 unit

10

Awetan Basah Haemadipsa sp.

1 unit

11

Awetan Basah Hirudo medicinalis

1 unit

12

Awetan Basah Sipunculus sp.

1 unit

No.
14

Bahan
Alkohol 70 %

Jumlah
secukupnya

F. Langkah Kerja
Diagram 1. Langkah Kerja Pengamatan Morfologi Phylum Annelida.

Diamati beberapa awetan
Classis Polychaeta. yang
diwakili oleh Nereis virens
dan Arenicola cristata.

Diamati bagian kepala yang
terdapat tentakel, tubuh yang
terdapat somite berupa ruas
tubuh yang sama, dan
parapodia tiap ruas.

Dihitung jumlah ruas,
ditentukan: prostomium pada
bagian anterior, peritomium,
klitellum, genital pore dan
anus pada bagian posterior
tubuh.

Diamati cacing tanah
(Pheretima sp.) yang
mewakili Classis
Oligochaeta.

Diamati morfologi
Hirudinea. Diamati bagian
anterior dan posterior, sucker
pada anterior dan posterior,
mulut dan anus.

Dihitung ruas tubuh Hirudo
medicinalis yang mewakili
Classis Hirudinea.

Diagram 2. Langkah Kerja Pengamatan Anatomi dari Pheretima sp. dan
Lumbricus sp.

Diambil kemudian dicuci
dengan air cacing tanah
Pheretima sp.

Dimasukkan ke dalam etanol
70%.

Ditentukan sistem
pencernaan, pembuluh
darah: dorsal dan ventral,
septum, spermatheca dan
vesikula seminalis.

Dibedah cacing pada bagian
dorsal mulai dari bagian
anterior.

Diamati preparat sayatan
melintang Lumbricus sp.
menggunakan mikroskop.

Ditentukan kutikula
epidermis, otot circuler, otot
longitudinal, coelom,
pembuluh darah: dorsal dan
ventral, intestine, syaraf
nephridium dan setae .

G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Pengamatan Anatomi Phylum Annelida.

No.

1

Nama Spesies

Nereis virens

Simetri
Tubuh

Bentuk Tubuh

Ruas
Tubuh

Para- Klitepodia

lum

Setae
atau

Sucker

rambut

Tentakel

Bilateral Memanjang. Silindris di
simetris

bagian dorsal dan pipih di

Classis

Polychaeta




-



-



bagian ventral
2

Arenicola

Bilateral Memanjang. Silindris di

cristata

simetris

bagian dorsal dan pipih di

Polychaeta




-



-





-





-

-



-





-

-



-





-

-

bagian ventral
3

Megascolex sp.

Bilateral Bulat memanjang
simetris

4

Lumbricus sp.

Bilateral Bulat memanjang
simetris

5

Pheretima sp.

Bilateral Bulat memanjang
simetris

Oligochaeta

Oligochaeta

Oligochaeta

No.

6

7

Nama Spesies

Simetri
Tubuh

Hirudo

Bilateral Bulat

medicinalis

simetris

Haemadipsa sp.

Bilateral Bulat
simetris

8

Bentuk Tubuh

Sipunculus sp.

memanjang

dan

memanjang

dan

pipih

pipih

Bilateral Bulat memanjang
simetris

Setae

Ruas

Para-

Klite-

Tubuh

podia

lum



-

-

-



-



-

-

-



-



-

-

-

-

-

atau

Sucker

rambut

Tentakel

Classis

Hirudinea

Hirudinea

Gephyra

Tabel 4. Klasifikasi Phylum Annelida.
No.
1.

Klasifikasi

Gambar Observasi

Gambar Referensi

Regnum : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Polychaeta
Ordo

: Umicolae

Familia : Errantia
Genus

: Nereis

Species : Nereis virens

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Nereis virens

Nereis virens

(Dokumentasi

(Lars Maltha, 2009)

Kelompok 1A, 2018)
2.

Regnum : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Polychaeta
Ordo

: Capitellia

Familia : Arenicolidae
Genus

: Arenicola

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Species : Arenicola cristata

Arenicola cristata

Arenicola cristata

(Dokumentasi

(E. A. Lazo, 2006)

Kelompok 1A, 2018)
3.

Regnum : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Oligochaeta
Ordo

: Lumbricidea

Familia : Megascolecidae
Genus

: Megascolex

Species : Megascolex sp.

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Megascolex sp.

Megascolex sp.

(Dokumentasi

(Hugh Lansdown,

Kelompok 1A, 2018)

2015)

No.
4.

Klasifikasi

Gambar Observasi

Gambar Referensi

Regnum : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Oligochaeta
Ordo

: Opisthopora

Familia : Lumbricidae
Genus

: Lumbricus

Species : Lumbricus sp.

Gambar 4.1.1

Gambar 4.2

Sayatan Melintang

Lumbricus sp.

Lumbricus sp.

(Malcolm Storey,

(Dokumentasi

2011)

Kelompok 1A, 2018)

Gambar 4.1.2
Sayatan Membujur
Anterior Lumbricus
sp. (Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)

Gambar 4.1.3.
Sayatan Membujur
Posterior Lumbricus
sp. (Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)

No.
5.

Klasifikasi

Gambar Observasi

Gambar Referensi

Regnum : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Oligochaeta
Ordo

: Opisthopora

Familia : Lumbricidae
Genus

: Pheretima

Species : Pheretima sp.

Gambar 5.1.1

Gambar 5.2

Sayatan Melintang

Pheretima sp.

Pheretima sp.

(Ch’ien Lee, 2009)

(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)

Gambar 5.1.2
Anatomi
Pheretima sp.
(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)

Gambar 5.1.3
Genital pore
Pheretima sp.
(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)

No.
6.

Klasifikasi

Gambar Observasi

Gambar Referensi

Regnum : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Hirudinea
Ordo

: Gnathobdellida

Familia : Hirudinae
Genus

: Hirudo

Species : Hirudo medicinalis

Gambar 6.1.1

Gambar 6.2

Hirudo medicinalis

Hirudo medicinalis

(Dokumentasi

(Pavla Tochorova,

Kelompok 1A, 2018)

2009)

Gambar 6.1.2
Anatomi Hirudo
medicinalis
(Dokumentasi
Kelompok 1A, 2018)
7.

Regnum: Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Hirudinea
Ordo

: Gnathobdellida

Familia : Hirudinae
Genus : Haemadipsa
Species : Haemadipsa sp.

Gambar 7.1

Gambar 7.2

Haemadipsa sp.

Haemadipsa sp.

(Dokumentasi

(Emanuelle Biggi,

Kelompok 1A, 2018)

2015)

8.

Regnum: Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Gephyra
Ordo

: Sipunculiformes

Familia : Sipunculidae
Genus : Sipunculus
Species : Sipunculus sp.

Gambar 8.1

Gambar 8.2

Sipunculus sp.

Sipunculus sp.

(Dokumentasi

(Mattdufort, 2002)

Kelompok 1A, 2018)

H. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap preparat awetan, awetan basah,
dan spesimen. Maka terdapat banyak hewan Annelida. Hewan-hewan yang
ditemukan pada sampel digolongkan ke dalam dua classis berdasarkan
banyak sedikitnya rambut atau setae, serta keberadaan parapodia, tentakel,
sucker, dan klitelum, antara lain :
1. Classis Polychaeta
a. Nereis virens
Ia hidup di laut, memiliki simetri tubuh simetri bilateral, ia
termasuk dalam kelas Polychaeta karena bentuk tubuhnya gilig,
memanjang silindris di bagian dorsal dan pipih di bagian ventral,
bentuk kepalanya terlihat jelas begitu juga ruas tubuhnya, memiliki
tentakel dan parapodia yang memiliki banyak setae (rambut) dan
somites yang merupakan ruas tubuh yang sama besar, memiliki dua
pasang bintik mata, dan tidak ditemukan klitelum ataupun sucker.
b. Arenicola cristata
Ia memiliki simetri tubuh simetri bilateral dengan bentuk tubuh
gilig,ia termasuk dalam kelas Polychaeta karena ruas tubuhnya
terlihat jelas, memiliki parapodia dan tentakel, memiliki banyak setae
di setiap parapodianya, tetapi tidak memiliki klitelum, dan sucker.

2. Classis Oligochaeta
a. Megascolex sp
Ia biasa hidup di air tawar atau di tanah yang lembab, memiliki
simetri tubuh yang simetri bilateral, bentuk tubuh gilig dan bulat
memanjang, di masukan kedalam kelas Oligochaeta karena memiliki
kepala yang tidak begitu jelas terlihat, tidak memiliki tentakel, sucker,
dan parapodia, terdapat setae di setiap somites tapi tidak sebanyak
yang dimiliki kelas Polygochaeta, memiliki klitelum dan ruas tubuh
yang jelas, dan bersifat hermafrodit.
b. Lumbricus sp
Bersimetri bilateral, memiliki bentuk tubuh yang gilig dan bukat
memanjang, kepalanya tidak terlalu jelas terlihat, memiliki mulut
dibagian anterior dan anus di posterior, memiliki prostomium yang
bisa digerakan keluar-masuk bagian mulut, tidak memiliki tentakel,
sucker, dan parapodia, setiap somitesnya terdapat setae, memiliki
klitelum dan ruas tubuh yang jelas yang kira-kira bisa mencapai 200
buah.
c. Pheretrima sp
Termasuk dalam kelas Oligochaeta, memiliki simetri tibuh bilateral
dan bentuk tubuh gilig, kepalanya tidak terlihat jelas tetapi ruas tubuh
dan klitelumnya terlihat jelas, memiliki mulut dibagian anterior dan
anus di posterior, memiliki prostomium yang bisa digerakan keluarmasuk bagian mulut, faring tidak dapat dikeluarkan, memiliki
klitelum dan ruas tubuh yang jelas yang kira-kira bisa mencapai 80100 buah, tidak memiliki tentakel, sucker, dan parapodia, setiap
somitesnya terdapat setae.
3. Classis Hirudinea
a. Hirudo medicinalis
Memiliki simetri tubuh bilateral dengan bentuk tubuh gilig dan
bulat memanjang, kepalanya tidak begitu jelas, memiliki mulut
dibagian ujung anterior dengan dikelilingi oleh sucker anterior
sementara anus dikelilingi sucker posterior, memiliki kutikula otot

yang kenyal, dan alat pencernaannya dengan crop yang sangat besar,
ia memiliki ruas tubuh yang jelas yang bisa mencapai 30 buah,
tubuhnya berpigmen, memiliki kutikula otot yang kenyal, tidak
memiliki parapodia, tentakel, klitelum, dan setae, biasa hidup di air
laut dan darat.
b. Haemadipsa sp
Memiliki simetri tubuh bilateral dengan bentuk tubuh gilig dan
bulat memanjang, kepalanya tidak begitu jelas, memiliki ruas tubuh
yang jelas, tidak memiliki parapodia, tentakel, klitelum, dan setae,
biasa hidup di air laut dan darat.
4. Classis Gephyra
a. Sipunculus sp
Memiliki simetri tubuh bilateral dengan bentuk tubuh gilig,
memiliki ruas tubuh yang jelas, tidak memiliki parapodia, setae,
klitelum, tentakel, dan sucker.

I.

Hasil Diskusi
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki setiap Species yang
Anda temukan ? tuliskan persamaan-persamaan tersebut !
Jawaban :
Setiap species memiliki simetri tubuh bilateral dan memiliki ruas
tubuh.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies
tersebut sehingga dimasukan pada classis yang berbeda ? tuliskan
perbedaan-perbedaannya !
Jawaban :
Berdasarkan ada atau tidaknya parapodia, tentakel, sucker,
klitelum, dan banyaknya setae di setiap species yang kemudian
digolongkan dalam classis yang berbeda.
a. Classis Polychaeta

: Memiliki parapodia, setae dan tentakel.
Tidak mempunyai klitelum dan sucker.

b. Classis Oligochaeta

: Memiliki klitelum dan setae.
Tidak mempunyai parapodia, sucker dan
tentakel.

c. Classis Hirudinea

: Memiliki sucker.
Tidak mempunyai parapodia, klitelum,
setae, dan tentakel.

d. Classis Gephyra

: Tidak memiliki parapodia, klitelum, setae,
sucker maupun tentakel.

3. Tuliskan ciri khas dari tiap classis pada kolom berikut
Classis

Ciri Khas
-

Pada bagian lateral terdapat embelan rambut
(parapodia)

Polychaeta

-

Dibagian kepala terdapat tentakel

-

Tidak mempunyai klitelum

-

Holozoik atau saprozoik

-

Kebanyakan hidup di laut

-

Berumah dua dengan fertilisasi eksternal,
memiliki bentuk larva trocophore

-

Memiliki banyak setae

-

Memiliki klitelum yang jelas

-

Setiap somites (ruas atau segmen yang sama
besar) terdapat setae

Oligochaeta

-

Makanan berupa humus

-

Hidup di air tawar atau tanah lembab

-

Berumah satu tapi tidak dapat melakukan
pembuahan

sendiri,

fertilisasi

eksternal

dalam cocoon, tidak memiliki bentuk larva

Hirudinea

-

Memiliki setae, tetapi tidak banyak

-

Umumnya piph

-

Mempunyai dua sucker (sucker posterior
lebih besar dari sucker anterior)

-

Tidak mempunyai tentakel dan parapodia

-

Makanan berupa cairan tubuh organisme lain

-

Hidup di laut, air tawar, atau tanah

-

Tidak mempunyai setae

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari species-species Annelida yang anda
temukan!
Jawaban :
a. Cacing palolo banyak dikonsumsi di wilayah Indonesia Timur.
b. Hirudo medicinale, memiliki zat hirudin dapat digunakan untuk
mencegah pembekuan darah, dan menyembuhkan penyakit.
c. Pheretima

sp

(cacing

tanah)

untuk

menggemburkan

tanah.

Penggemburan tanah yang dilakukan cacing melalui lubang-lubang
(jalan) yang dibuat oleh cacing. Cacing tanah membuat lubang
dengan mendesak atau memakan butiran-butiran kecil tanah, sehingga
memperbaiki aerasi dan drainase dalam tanah. Dengan adanya
lubang-lubang tersebut, tanah menjadi lebih gembur. Selain membuat
tanah menjadi lebih gembur, lubang jalan yang dibuat cacing
bermanfaat juga untuk konservasi air tanah. Menurut seorang ahli
tanah, cacing tanah mampu menggali tanah hingga kedalaman 1
meter. Hal tersebut sangat bermanfaat dalam penyerapan air.
Penyerapan air dalam jumlah banyak akan memperkecil banjir dan
erosi yang terjadi ketika hujan besar melanda. Cacing mengkonsumsi
tanah dan bahan-bahan organik lainnya sehingga menghasilkan
produk buangan (kotoran). Kotoran cacing bermanfaat bagi kesuburan
tanah karena mengandung unsur hara N, P, dan K, sehingga
memperkaya kandungan mineral dalam tanah. Kotoran cacing
tersebut berupa bentuk nutrisi yang mudah dimanfaatkan tanaman.
Namun, produksi alami kotoran cacing tanah bergantung pada
spesies, musim, dan kondisi populasi yang sehat.
d. Nereis virens untuk menjaga ekosistem laut, karena sebagai pakan
yang sangat membantu proses pematangan gonad dan pemijahan
udang dan ikan kecil.

5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai
Phylum Annelida, lengkapilah tabel berikut ini :
Phylum

Pencernaan
Makanan
Sistem

Memiliki

pencernaan

yang

Pernapasan

alat Melalui

disebut epidermis

Annelida

Reproduksi
Reproduksi

memiliki sistem Generatif
saraf

sudah lengkap. Berupa

permukaan

sepasang

Organ

sepasang

tubuh secara ganglia cerebral eksternal.

pencernaannya

nephridia pada obligat aerob. (otak)

terdiri
mulut,

ini nephridium.

Sistem Syaraf

atau

hewan

Annelida

Ekskresi

dari setiap ruas.
faring,

dengan (Seksual) :
Fertilisasi

yang Persatuan

dihubungkan ke antara

gamet

tali saraf (nerve jantan

dan

yang gamet

betina.

esofagus, usus,

cord)

dan anus.

meluas

Classis

disepanjang

Oligochaeta

tubuhnya.

dan Hirudinea
tidak memiliki
bentuk

larva.

Sedangkan
classis
Polychaeta
memiliki
bentuk

larva

trocophore.

6. Mengapa classis Polychaeta dapat dijadikan biomonitoring laut ?
Jawaban :
Polychaeta termasuk ke dalam organisme laut yang toleran
terhadap kontaminasi dan hidup di dalam dan permukaan sedimen.
Lapisan dalam dan permukaan sedimen laut merupakan daerah aktivitas
biologi dan kimia yang aktif seperti dekomposisi, mineralisasi dan

biomagnifikasi. Oleh sebab itu, Polychaeta sering digunakan dalam
biomonitoring kesehatan lingkungan laut yaitu sebagai indikator
pencemaran organik.
7. Apakah lintah merupakan parasit ? Sertakan alasannya !
Jawaban :
Menurut kelompok kami lintah termasuk parasit. Simbiosis
Parasitisme, adalah keadaan dimana terdapat pihak yang di untungkan
dan salah satunya dirugikan, lintah mendapat keuntungan dari menghisap
darah, sedangkan korban yang darahnya terhisap mengalami kerugian.

J.

Kesimpulan
1. Keanekaragaman hewan-hewan yang telah diamati yang termasuk dalam
filum Annelida diantaranya, Sipunculus sp, Nereis virens, Arenicola
cristata,

Megascalex

sp,

Haemadipsa

sp,

Hirudo

medicinalis,

Lumbriculus sp, dan Pheretrima sp.
2. Hewan-hewan dalam filum Annelida memiliki tubuh bulat memanjang
dengan segmen yang menyerupai cincin kecil atau somite, appendages
kecil berupa setae, pada classis Polychaeta terdapat tentakel di bagian
kepala dan setiap ruas terdapat parapodia dengan banyak setae, tubuh
Annelida ditutupi kutikula tipis dan lembab di sebelah atas epithel
columnar yang banyak mengandung sel kelenjar dan sensoris , dinding
tubuh disusun oleh lapisan otot circular dan longitudinal.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hewan-hewan
Annelida terbagi ke dalam tiga classis yang didasari oleh perbedaan
jumlah ruas yang menyusun ketiga classis tersebut dan berdasarkan
keberadaan parapodia, tentakel, sucker, klitelum dan banyaknya setae.
Ketiga classis tersebut yaitu Polychaeta, dengan hewannya antara lain
Nereis virens, Arenicola cristata. Oligochaeta dengan hewannya
Megascalex sp, Lumbricus sp, dan Pheretima sp. dan classis Hirudinea
dengan hewannya Haemadipsa sp, Hirudo medicinalis. Dan Sipunculus
sp dalam kelas Gephyra yang memiliki ruas tubuh horizontal vertikal
yang jelas.

4. Classis yang pertama yaitu Polychaeta memiliki tentakel, parapodia dan
setae yang jumlahnya banyak, ruas tubuh terlihat jelas, faring atau
proboscis dapat dikeluarkan untuk mengambil makanan, tidak memiliki
klitelum dan sucker, dan umumnya hidup di laut. Classis yang kedua
yaitu Oligochaeta memiliki kepala yang tidak terlihat jelas, faring tidak
dapat dikeluarkan untuk mengambil makanan, tidak memiliki parapodia
dan tentakel, memiliki setae yang sedikit di setiap somites, biasa hidup di
air tawar atau tanah yang lembab. Classis yang ketiga yaitu Hirudinea
memiliki sucker yang mengelilingi mulut dan anusnya, ruas tubuh terlihat
jelas, tidak mempunyai tentakel, parapodia, setae, dan klitelum, umumnya
hidup di air tawar dan di darat.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Abdul. (2015). Pengertian, Ciri dan Klasifikasi Annelida. [online]. Diakses
dari:

http://www.softilmu.com/2015/05/Pengertian-Klasifikasi-Ciri-

Struktur-Tubuh-Annelida-adalah.html
Kastawi Y, dkk. (2005). Zoologi Avertebrata. Malang: Penerbit Universitas
Negeri Malang (UM Press).

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 Nereis virens
Maltha, Lars. (2009). Frynseorm (Nereis virens eller Neanthes virens). [online].
Diakses dari : http://www.naturplan.dk/foto/e-preview.php?id=2814 [18
April 2018]
Gambar 2.2 Arenicola cristata
Lazo. (2006). InverEBase – Arenicola cristata. [online]. Diakses dari :
http://www.invertebase.org/portal/taxa/index.php?taxon=86757 [18 April
2018]
Gambar 3.2 Megascolex sp.
Lansdown, Hugh. (2015). Earthworms (Megascolex). [online]. Diakses dari :
https://www.mindenpictures.com/search/preview/earthworm-megascolexsp-adult-in-rainforest-leaf-litter-sinharaja-national/0_80066096.html

[18

April 2018]
Gambar 4.2 Lumbricus sp.
Storey, Malcolm. (2011). Lumbricus – Discover Life. [online]. Diakses dari :
http://www.discoverlife.org/mp/20q?act=x_ant&path=Annelida/Oligochae
ta/Lumbricidae/Lumbricus/rubellus&name=Lumbricus+rubellus&guide=E
arthworms&authority=Hoffmeister,+1843&flags=col3:&res=320

[18

April 2018]
Gambar 5.2 Pheretima sp.
Lee, Ch’ien. (2009). Kinabalu Giant Eartworms (Pheretima). [online]. Diakses
dari

:

https://www.mindenpictures.com/search/preview/kinabalu-giant-

earthworm-pheretima-darnliensis-kinabalu-nationalpark/0_00439685.html [18 April 2018]
Gambar 6.2 Hirudo medicinalis
Tochorova, Pavla. (2009). Hirudo medicinalis (medicinal leech). [online]. Diakses
dari : https://www.biolib.cz/en/image/id87540/ [18 April 2018]
Gambar 7.2 Haemadipsa sp.
Biggi, Emanuelle. (2015). Leeches in Borneo. [online]. Diakses dari :
http://www.anura.it/leeches-in-borneo/ [18 April 2018]

Gambar 8.2 Sipunculus sp.
Mattdufort. (2002). Sipunculus nudus (Marine worms). [online]. Diakses dari :
https://www.uniprot.org/taxonomy/6446 [18 April 2018]