ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN BERDASARKAN KAS (1)
A. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN BERDASARKAN KASUS
Bangsal/ruangan : THT mata
Tanggal Masuk
: 10-09-2012
Nomor Kamar
Tanggal pengkajian
: 11-09-2012
:I
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
1). Klien
Nama Klien
: Ny. R
Umur
: 43 Tahun
Jenis Klamin
: PEREMPUAN
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Minang
Bahasa yang digunakan
: Indonesia
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Alamat Rumah
: Jln. Selincah jambi
2). Penanggung Jawab
Nama
: Tn. S
Alamat rumah
: Jln. Selincah jambi
Hubungan dengan klien
: Suami Klien
b. Data Medik
Diagnosa Medik
a. Saat Masuk
: Karsinoma Nasofaring
b. Saat Pengkajian
: Karsinoma Nasofaring
c. Alasan Masuk Rumah Sakit
: Klien masuk rumah sakit dengan alasan
pembengkakan atau benjolan pada leher,
klien mengatakan terasa nyeri dan sulit
untuk digerakkan.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
: Klien mengatakan terasa nyeri dan sulit
untuk menggerakan lehernya, klien juga
merasakan lemas, da nada benjolan disekitar
lehernya,
serta
makannya
klien
mengeluh
berkurang
atau
nafsu
menurun.
Lehernya terasa sulit digerakan dan klien
hanya berbaring ditempat tidur. Klien juga
mengatakan nyeri jika tersentuh benjolan
yang ada di lehernya, nyerinya seperti
tertusuk-tusuk dan tidak bisa menggerakan
lehernya, klien mengatakan nyerinya berada
di leher klien dan menyebar kekepala
sehingga mengakibatkan pusing dengan
skala nyeri kurang lebih 5 menit, setelah
kejang
berhenti penderita
tidak
sadar,
selama kurang lebih 10 menit yang berulang
diantara kejang penderita tetap tidak sadar.
Saat
pengkajian
peningkatan
suhu
klien
tubuh,
mengalami
panas
terus
menerus, turun dengan obat penurun panas
namun tidak sampai normal kemudian naik
kembali, kejang (+). Hasil pemeriksaan fisik
: kesadaran GCS : E3M4V1 (semi koma),
TD 120/70 mmHg, N 100 x/m, R 18 X/m,
SB 38,9 C, kaku kuduk (+) kenig’s (+)
hemoglobin
:
14,7
gr/dl,
leukosit
14.900/mm, trombosit : 178.000 /mm3
GDS : 80 mg/dl. CT-Scan : kesan iskemik
serebral daerah genu dan krus posterior
kapsula interna sinistra serta basal ganglia
didekatnya dan nukleuus kaudatus sinistra.
e. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
:
Keluarga
klien
mengatakan
klien
mempunyai riwayat sakit kepala kurang
lebih 5 bulan yang lalu, dan mempunyai
riwayat trauma : jatuh dari tangga kurang
lebih 8 bulan yang lalu dan penderita tetap
sadar.
f. Riwayat kesadaran keluarga
: Keluarga klien ada yang menderita
penyakit yang sama dengan klien.
GENOGRAM : (3 GENERASI)
Keterangan :
= Laki – Laki
= Perempuan
= Klien / Pasien
= Tinggal Serumah
g. kebiasaan sehari-hari.
1. Nutrisi – cairan
a. Keadaan sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan nafsu makan baik, mual dan muntah tidak ada,
makan 3x sehari dengan porsi penuh, klien mengatakan tidak ada pantangan,
jenis makanan segar, tidak ada menjalani diet tertentu, BB klien sebelum
sakit 65 kg, dengan jumlah minum 2000 cc/24 jam, jenis minuman air
mineral, keluhan makan dan minum tidak ada.
b. Keadaan sejak sakit
Keluarga klien mengatakan sebelum mengalami penurunan kesadaran nafsu
makannya menurun dengan frekuensi makan 3x/hari dan habis ½ porsi (300
cc) dari porsi yang disediakan, klien tidak ada ketaatan diet tertentu, klien
mengatakan mual, jumlah minum 600cc/24 jam dengan jenis minum air
putih.
2.
Eliminasi
a. Keadaan sebelum sakit
Frekuensi BAB/24jam 2x sehari dengan warna feses kuning kecoklatan, bau
khas dan konsistensi lembek dengan bentuk normal, keluhan BAB tidak ada,
frekuensi BAK/24jam 4-5/hari dan warna urine kuning, volume urin
1500cc/24jam.
b. Keadaan sejak sakit
Frekuensi BAB/24 jam 2x/hari (400cc), waktu BAB pagi dengan warna
kuning dan bau khas, konsistensi lembek, keluhan BAB tidak ada, frekuensi
BAK/24jam 800cc/24 jam dan bau urin khas, klien tampak terpasang
kateter.
3.
Aktifitas-latihan
a. Keadaan sebelum sakit
Mandi, berpakaian, makan, buang air besar, buang air kecil, mobilisasi di
tempat tidur, ambulasi dilkukan dengan sendiri.
Kesimpulan
: bahwa sebagian besar aktifitas klien di lakukan dengan
mandiri.
b. Keadaan sejak sakit
Mandi, berpakaian, makan, buang air besar, buang air kecil, mobilisasi
ditempat tidur dan ambulasi di bantu oleh keluarga dan perawat.
Kesimpulan
: bahwa sebagian besar aktifitas klien dibantu oleh orang
lain.
4.
Tidur-istirahat
a. Keadaan sebelum sakit
Tidur siang klien 2 jam, tidur malam nya 8 jam, kebiasaan sebelum tidur
tidak ada, keluhan tidur tidak ada,ekpresi wajah klien tidak mengantuk.
Klien jarang menguap dan palpebra klien sesui warna kulit.
b. Keadaan sejak sakit
Klien tidur siang sekitar 1 jam. Klien tidur malam sekitar 5jam/hari. Klien
tidak mempunyai kebiasaan sebelum tidur. Ekspresi wajah klien tidak
mengantuk. Klien jarang menguap dan palpebra klien berwarna
kecoklatan/sesuai warna kulit.
h. Data psikologis.
Persepsi tentang penyakitnya klien menganggap penyakitnya sebagai sebuah
penyakit yang ringan, dan hanya membeli oabat bebas diwarung, wajah klien
tampak sedih, daya konsentrasi klien menurun, dan saat ini klien mengalami
penurunan kesadaran.
i.
Data social
Tempat
tinggal
klien
klien
Telanai
putra
jambi,
hubungan
dengan
keluarga/kerabat baik, hubungan dengan klien baik, hubungan dengan perawat
baik adat istiadat yang dinut jawa.
j. Data spiritual.
Agama yang dianut klien islam, klien menganggap agama sangat penting baginya
menurutnya agama merupakan pedoman untuk hidup.
k. Pemeriksaan fisik
1. keadaan sakit.
Klien tampak sakit berat karena kesadaran klien (semi koma) dengan GCS : 8 (
M : 4, E : 3, V : 1 )
2. Tanda-tanda vital.
Kesadaran klien semi koma, kuantitatif : respon motorik 4, respon membuka
mata 3, respon bicara :1. TD : 120/70 mmHg, N : 100x/m, RR : 18 x/m, S :
38,9o C.
3. Antrometri
TB : 160 cm, BB : 65 kg, IMT :
4. Kepala
Bentuk kepala tidak simetris, warna rambut hitam, rambut subur, kulit kepala
bersih, terdapat benjolan, Klien juga sering pusing. ( sakit kepala )
5. Mata/Penglihatan
Alis tipis, warna bulu mata hitam kondisi/distribusi ,errata, posisi normal,
bentuk mata simetris, bentuk pupil bulat, kesamaan ukuran isokor, warna
hitam, reflek terhdap cahaya miosis, konjungtifa anemis, bola mata simetris,
kejernihan jernih, tidak ada peradangan, keluhan penglihatan ada, alat bantu
penglihatan tidak ada.
6. Hidung / Penciuman
Bentuk hidung normal dan smetris, tidak ada lesi dan peradangan, struktur
dalam merah muda, penciuman sebelum terjadi penurunan kesadaran
baik,/normal.
7. Telinga/Pendengaran.
Warna telinga sesuai dengan warna kulit, tidak ada lesi, ada serumen, terdapat
peradangan, struktur dalam merah muda, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
8. Mulut/Peradangan
Mukosa bibir tampak kering dan pucat, gigi klien lengkap, tidak ada
penggunaan gigi palsu, bau mulut khas, fungsi mengecap mengunyah baik.
9. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak adanya peningkatan
tekanan vena jugularis , klien mengalami kaku kudu,
10. dada/thorax
I : pengembangan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada jejas.
P : taktil fremitus (+), tidak ada benjolan.
P : suara nafas sonor
A : kualitas nafas vesikuler dalam frekuensi 18x/m, whezzing (-), ronci (-).
11. Kardiovaskuler.
I : tidak terlihat iktus cordis.
P : tidak ada lesi/benjolan
P : ukuran jantung normal, ics ke 3
A: s1 lup, s2 dup, dan tidak ada bunyi tambahan, tidak ada gallop dan murmur.
12. Abdomen/Pencernaan.
I : bentuk simetris dan tidak ada lesi/ benjolan
A: bising usus 8x/I (normal 6-12x/I)
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
P : tidak ada keluhan nyeri tekan, ancites (-)
I. System Muskuloskeletal
2 2 2 22
2 2 2 2 2
2 2 2 2 2
2 2 2 2 2
1.
Kekuatan otot ekstermitas atas
: 2 (lemah)
2.
Kekuatan otot ekstermitas bawah
: 2 (lemah)
3.
Tonus otot
: 2 (lemah)
4.
Kaku sendi
: iya ( sering mengalami
ROM
:
kejang)
5.
6.
Truma /lesi
: iya (jatuh dari tangga)
7.
Nyeri
: iya (sakit kepala)
8.
Reflex
:
9.
Fungsi nerfus
N. I (Olfactorius
:
Tidak
ada
gangguan
pada
penciuman
N. II (Optikus)
:Terjadi sedikit gangguan
pada
mata,
N. III (Oculomotorius)
:
N. IV (Trochlearis)
:
N. VI (Abducen)
:
N. V (Trigeminus)
:
N. VII (Fasialis)
:
N. VIII(Cochleanvastibularis)
:
N. IX (Glosopharingeus
:
N. X (Vagus)
:
N. XI (Accesoris)
:
N. XII (Hypoglosus)
:
2. Sensasi terhadap rangsangan
Rasa nyeri dapat merasakan cubitan, rasa suhu dapat merasakan suhu
panas dan dingin, rasa raba dapat merasakan sentuhan.
3. Intergumen / kulit
Warna kulit sawo matang, turgor jelek, kelembaban tidak lembab
(kering), suhu kulit 37oC, sianosis ada, pucat iya, keadaan kuku pendek,
kebersihan kuku bersih.
13. Pemeriksaan Penunjang.
a. Pemeriksaan laboratorium :
b. Pemeriksaan darah lengkap
1) HB
: 14,7gr/dl,
2) Leukosit
: 14.900/mm3,
3) Trombosit
: 178.000/mm3
4) GDS
: 80 mg/dl
c. Pemeriksaan CT scan
: kesan iskemik serebral daerah genu dan
krus posterior kapsula interna sinistra serta
basal ganglia didekatnya dan nucleus
kaudatur sinistra.
d. Pemeriksaan kimia darah
: Na : 133 meq/I, K : 4,0 meq/I Cl : 112
meq/I,
e. Pemeriksaan kultur likuor
: Ditemukan pertumbuhan bakteri, basil
tahan asam.
f. Pemeriksaan MRI
: Didapatkan infark lacunar akut daerah
gyrus parahippocampal lobus temporalis
kanan, sesuai dengan komplikasi arteritis
meningitis TBC.
17. Terapi yang didapat
: O2 4 L/m,IVFD RL : NaCl 0,9% : D5%
1
:
1
:1
sebanyak
14
tts/menit,
cefoperazone 2 x 1 gr IV (skin test),
isoniazid tab 1x200 mg+ B6 tab 1x5 mg,
rifamisin tab 1 x 600, pirazinamid tab 4x
250 mg, etambutol
tab 2x 500mg,
mitilprednisolon 3x125 mg,citicolin 2x250
mg IV, sistenol 3x1 tablet via NGT bila
panas,ranitidine 2x1 amp IV, Diet tinggi
kalori tiggi protein, klien terpasang, klien
terpasang NGT dan kateter.
Tanda tangan mahasiswa yang mengkaji
N
O
Jambi, April 2014
( Kelompok III )
A. ANALISA DATA
Nama
: Tn. A
Umur
: 26 Tahun
DATA
PENYEBAB
MASALAH
1.
2.
DS :
Perubahan
Keluarga
klien
mengatakan
tingkat Resiko cidera
klien kesadaran dan kejang
mengalami penurunan kesadaran sejak
kurang lebih 2 hari.
Keluarga
klien mengatakan
setelah
kejang berhenti penderita tidak sadar,
selama kerang lebih 10 menit.
Keluarga klien mengatakan saat kejang
kaki dan tangan penderita menyentak
nyentak, mata mendelik keatas,
Keluarga
klien
mengatakan
kejang
awalnya hanya pada tangan dan kaki
kiri dan kemudian kejang pada kedua
tangan dan kaki penderita.
Keluarga
klien
mengatakan
klien
mempunyai riwayat sakit kepala kurang
lebih 5 bulan yang lalu.
Keluarga
klien
mengatakan
klien
mempunyai riwayat trauma : jatuh dari
tangga kurang lebih 8 bulan yang lalu.
DO :
Kejang (+)
Riwayat kejang (+)
GCS : E3M4V1 (Semi koma)
DS :
Proses infeksi
Keluarga klien mengatakan badan klien
panas,
Keluarga klien mengatakan panasnya
Hipertemi
terus menerus, turun dengan obat
penurun panas namun tidak sampai
normal lalu naik kembali
DO :
Panas (+)
S : 38,9 oC
Leukosit : 14.900/mm3
Cefoperazone 2x 1 gr IV (skin tes)
DS :
Penurunan
Ibu
klien
mengatakan
anaknya kekuatan/ketahanan.
mengalami penurunan kesadaran setelah
penderita kejang.
Ibu klien mengatakan saat anaknya
mengalami
penurunan
kesadaran
aktifitas anaknya dibantu keluarga dan
prawat sepenuhnya.
DO :
GCS : 8 ( E3M4V1 ), semi koma
Aktifitas klien terlihat dibantu oleh
keluarga dan perawat.
Klien terlihat berbaring ditempat tidur,
Lemah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien
: Tn A,
Umur
: 26 Tahun
Gangguan
Fisik
Mobilitas
O.
Tgl ditegakan
DIGNOSA KEPERAWATAN
PARAF
2 September 2013 Resiko cedera b/d Perubahan tingkat kesadaran dan kejang
ditandai dengan
DS :
Keluarga
klien
mengatakan
klien
mengalami
penurunan kesadaran sejak kurang lebih 2 hari.
Keluarga klien mengatakan setelah kejang berhenti
penderita tidak sadar, selama kerang lebih 10 menit.
Keluarga klien mengatakan saat kejang kaki dan
tangan penderita menyentak nyentak, mata mendelik
keatas,
Keluarga klien mengatakan kejang awalnya hanya
pada tangan dan kaki kiri dan kemudian kejang pada
kedua tangan dan kaki penderita.
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat
sakit kepala kurang lebih 5 bulan yang lalu.
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat
trauma : jatuh dari tangga kurang lebih 8 bulan yang
lalu.
DO :
Kejang (+)
Riwayat kejang (+)
GCS : E3M4V1 (Semi koma)
Hipertermia b/d proses penyakit ditandai dengan
DS :
Keluarga klien mengatakan badan klien panas,
Keluarga klien mengatakan panasnya terus menerus,
turun dengan obat penurun panas namun tidak sampai
normal lalu naik kembali
DO :
Panas (+)
S : 38,9 oC
Leukosit : 14.900/mm3
Cefoperazone 2x 1 gr IV (skin tes)
Gangguan Mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan/ketahanan
yang ditandai dengan
DS :
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami penurunan
kesadaran setelah penderita kejang.
Ibu klien mengatakan saat anaknya mengalami
penurunan
kesadaran
aktifitas
anaknya
dibantu
keluarga dan prawat sepenuhnya.
DO :
GCS : 8 ( E3M4V1 ), semi koma
Aktifitas klien terlihat dibantu oleh keluarga dan
perawat.
Klien terlihat berbaring ditempat tidur,
Lemah
A. NURSING CARE PLANNING
Nama Pasien
: Tn. A
Umur
: 26 Tahun
DX
TUJUAN / KH
INTERVENSI
DX.
Setelah dilakukan askep 3x24 Mandiri :
1
jam diharapkan cedera tidak Beri
RASIONAL
pegangan
pada Meminimalkan
terjadi.
sisitempat
KH :
penggunaan tempat tidur
yang rendah
tidur
dan
injuri
kejang
Jangan tinggalkan klien Meninggalkan
selama fase kejang
saat
keamanan
klien
Beri tongue spatel antara
Menurunkan resiko trauma
gigi dan lidah
Letakkan klien pda tempat
pada mulut
tidur yang lembut
Kendurkan pakaian klien
Catat TTV setelah fase
kejang
Membantu
menurunkan
resiko injuri fisik
Mengurangi
tekanan
pada
secara
dini
jalan nafas
Mendeteksi
keadaan yang up normal
DX.
Setelah dilakukan askep 3x24 Mandiri:
2
jam
diharapkan
suhu
tubuh Kaji
kembali normal.
KH :
normal
Leukosit dalam rentan
normal
penyebab Mengetahui
terjadiinya hipertermi
Pantau
Suhu tubuh dalam batas
faktor
suhu
(derajat
dan
penyebab
terjadinya hipertermi
pasien,
pola) Suhu 38,9-41,1 menunjukkan
perhatikan menggigil atau
proses infeksi akut.
diaphoresis
Pantau
lingkungan,batasi
suhu
atau Suhu ruangan atau jumlah
tambahkan inen tempat
selimut harus diubah untuk
tidur sesuai indikasi.
mempertahankan
Berikan
kompres
suhu
mendekati normal
hangat,hindari
Dapat membantu mengurangi
pengguanaan alcohol
Kolaborasi :
demam
Pemberian
antibiotic
Menurunkan
dan antipiuretic
pusat
panas
pada
hipotalamus
dan
sebagainpropilaksis
DX.
Setelah dilakukan askep 3x24 Mobilitas :
3
jam diharapkan mobilitas fisik Kaji secara taratur fungsi
khusus
dapat dilakukan sendiri
motorik(jika
motorik
KH :
keadaan syok spinal/atau
Aktifitas
dilakukan
sendiri
GCS dalam batas normal
edema
Mengevaluasi keadaan secara
\yang
timbul
(gangguan
dapat
sensori
bermacam-
macam dan atau tidak jelas.
berubah) Membuat
pasien
memiliki
dengan menginstruksikan
rasa nyaman,dapat mengatur
pasien untuk melakukan
diri
gerakan
ketakutan karena ditinggal
seperti
mengangkat
dan
mengurangi
sendiri.
bahu,merenggangkan jari- Meningkatkan
jari.
sirkulasi,mempertahankan
Berikan suatu alat agar
pasien
mampu
untuk Mencegah kontraktur pada
meminta
daerah bahu.
pertolongan,seperti
bel Imobilisasi yang efektif dari
atau lampu pemanggil.
Bantu/lakukan
rom
tons otot dan mobilitas sendi.
pada
ekstermitas
kolumna
spinal
dapat
latihan
menstabilkan kolumna spinal
semua
dan meningkatkan sirkulasi
dan
sistemik,ysng
dspst
sendi,pakailah
gerakan
perlahan dan lembut.
karena imibilisasi.
Letakkan tangan dalam
posisi (melipat) kedalam
menuju pusaran 90 derajat
dengan teratur.
Kolaborasi:
Tempatkan
pasienpada
tidur
kinetik
diperlukan.
B. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
mengursngi
tempat
jika
komplikasi
O.
Nama Pasien
: Tn. A
Umur
: 26 Tahun
Hari : 1
DX
DX/1
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Mandiri :
S : Ibu klien mengatakan anaknya
Memberikan pegangan pada sisitempat tidur dan
mengalami penurunan kesadaran
terjadi tiba-tiba setelah penderita
penggunaan tempat tidur yang rendah
Jangan meinggalkan klien selama fase kejang
kejang, saat kejang kaki dan
Memberikan tongue spatel antara gigi dan lidah
tangan
Meletakkan klien pda tempat tidur yang lembut
nyentak, mata mendelik keatas,
Mengendurkan pakaian klien
mulut keluar air liur berbusa.
penderita
menyentak-
Mencatat TTV setelah fase kejang
O : Riwayat kejang (+), GCS : 8
(E3M4V1),
Kaku kuduk (+),
riwayat trauma : jatuh dari tangga
kurang lebih 8 bulan yang lalu.
Saat kejang kaki dan tangan
menyentak-nyentak. Dll
A : Masalah belum teratasi
DX.2
P : Intervensi dilanjutkan
S : Ibu klien mengatakan panas
Mandiri:
Mengkaji faktor penyebab terjadiinya hipertermi
anaknya
Memaantau
dengan obat penurun panas namun
suhu
pasien,(derajat
dan
pola)
perhatikan menggigil atau diaphoresis
Memantau suhu lingkungan,batasi atau tambahkan
terus
menerus,
turun
tidak sampai normal, kemudian
naik kembali.
inen tempat tidur sesuai indikasi.
O
Memberikan kompres hangat,hindari pengguanaan O : S : 38,9 C, klien mengalami
alcohol
peningkatan suhu tubuh, panas
Kolaborasi :
terus menerus, turun dengan obat
Meemberikan antibiotic dan antipiuretic
penurun panas namun tidak sampai
normal kemudian naik kembali.
A : masalah belum teratasi
DX.3
P : intervensi dilanjutkan
S : Ibu klien mengatakan saat kejang
Mobilitas :
Mengkaji secara taratur fungsi motorik(jika timbul
anaknya
mengalami
penurunan
keadaan syok spinal/atau edema \yang berubah)
kesadaran. saat kejang aktifitas
dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan
anaknya dilakukan oleh keluarga
gerakan seperti mengangkat bahu,merenggangkan
dan perawat sepenuhnya.
jari-jari.
Memberikan suatu alat agar pasien mampu untuk O : Saat kejang aktifitas dilakukan oleh
meminta pertolongan,seperti bel atau lampu
keluarga dan perawat sepenuhnya,
pemanggil.
GCS : 8 (E3M4V1)
Membantu/lakukan latihan rom pada semua
ekstermitas dan sendi,pakailah gerakan perlahan A : Masalah belum teratasi
dan lembut.
Meletakkan
tangan
dalam
posisi
(melipat) P : Intervensi dilanjutkan
kedalam menuju pusaran 90 derajat dengan
teratur.
Kolaborasi:
Menempatkan pasien pada tempat tidur kinetik
jika diperlukan
.
Hari 2
DX
DX.
1
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Mandiri :
S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah
Memberikan pegangan pada sisitempat tidur dan tidak terjadi penurunan kesadaran lagi,
penggunaan tempat tidur yang rendah
tetapi kejang masih terjadi
Jangan meninggalkan klien selama fase kejang
Memberikan tongue spatel antara gigi dan lidah
Meletakkan klien pda tempat tidur yang lembut
O : GCS : 9 (E3M4V2), kejang (+)
Mengendurkan pakaian klien
A : Masalah mulai teratasi
Mencaatat TTV setelah fase kejang
P : Intervensi dilanjutkan
S: Ibu klien mengatakan panas anaknya
Mandiri:
Mengkaji faktor penyebab terjadiinya hipertermi
Memantau
suhu
pasien,(derajat
dan
sudah berkurang,
pola)
perhatikan menggigil atau diaphoresis
Memantau suhu lingkungan,batasi atau tambahkan
O: S : 38,4o C, panas klien sudah
berkurang.
inen tempat tidur sesuai indikasi.
Memberikan kompres hangat,hindari pengguanaan A : Masalah belum teratasi
alcohol
Kolaborasi :
P : Intervensi dilanjutkan
Memberikan antibiotic dan antipiuretic
Mobilitas :
S : Ibu klien mengatakan aktifitas anaknya
Mengkaji secara taratur fungsi motorik(jika timbul
masih dibantu oleh keluarga dan
keadaan syok spinal/atau edema \yang berubah)
perawat
dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan
mengalami kejang.
gerakan seperti mengangkat bahu,merenggangkan
jari-jari.
Memberikan suatu alat agar pasien mampu untuk
karena
karena
masih
O : Saat kejang aktifitas dilakukan oleh
keluarga dan perawat, GCS : 9
(E3M4V2)
meminta pertolongan,seperti bel atau lampu
A : Masalah mulai teratasi
pemanggil.
Membantu/melakukan latihan rom pada semua
ekstermitas dan sendi,pakailah gerakan perlahan P : Intervensi dilanjutkan
dan lembut.
Meletakkan
tangan
dalam
posisi
(melipat)
kedalam menuju pusaran 90 derajat dengan
teratur.
Kolaborasi:
Menempatkan pasienpada tempat tidur kinetik jika
diperlukan
Hari 3
NO.
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1.
DX.
Mandiri :
1
Memberikan pegangan pada sisitempat
S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah
mulai tenang , kejang telah berkurang,
tidur dan penggunaan tempat tidur yang
O : GCS : 12 (E3M5V4), saat kejang klien
rendah
Jangan meninggalkan klien selama fase
tidak menyentak-nyentak lagih. Klien
Sudah mulai tenang
kejang
Memberikan tongue spatel antara gigi
A : Masalah teratasi
dan lidah
Meletakkan klien pda tempat tidur yang
P : Intervensi dilanjutkan
lembut
Mengeendurkan pakaian klien
2.
DX.
Catat TTV setelah fase kejang
Mandiri:
2
Mengkaji faktor penyebab terjadiinya
S : Ibu klien mengatakan anaknya tidak
panas lagi.
hipertermi
Memantau suhu pasien,(derajat dan O : S : 37,5oC, keringat (-),
pola)
perhatikan
menggigil
atau
A : Masalah teratasi
diaphoresis
Memaantau
suhu
lingkungan,batasi
atau tambahkan inen tempat tidur P : Intervensi dilanjutkan
sesuai indikasi.
Memberikan kompres hangat,hindari
pengguanaan alcohol
Kolaborasi :
Meemberikan
antibiotic
dan
antipiuretic
Mobilitas :
Mengkaji
motorik(jika
spinal/atau
S : Ibu klien mengatakan ananya sudah
secara
taratur
timbul
edema
fungsi
keadaan
\yang
syok
mulai bisa beraktifitas tetapi masih
membutuhkan bantuan keluarga.
berubah)
dengan menginstruksikan pasien untuk O : Sudah tidak mengalami penurunan
melakukan gerakan seperti mengangkat
kesadaran lagi, tetapi kejang masih ada,
bahu,merenggangkan jari-jari.
sudah mulai berbicara. GCS : 12
Memberikan suatu alat agar pasien
mampu
untuk
pertolongan,seperti
( E:3M:5V:4 ).
meminta
bel atau
lampu A : Masalah teratasi
pemanggil.
Membantu/melakukan latihan rom pada P : Intervensi dilanjutkan
semua ekstermitas dan sendi, pakailah
gerakan perlahan dan lembut.
Meletakkan
tangan
dalam
posisi
(melipat) kedalam menuju pusaran 90
derajat dengan teratur.
Kolaborasi:
Menempatkan pasien pada tempat tidur
kinetik jika diperlukan
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pada kasus klien mengalami penurunan kesadaran disertai di alami penderita ± 2
hari, penurunan kesadaran terjadi secara tiba tiba setelah penderita kejang.saat
kejang kaki dan tangan menderita menyentak-nyentak, mata mendelik keatas,
mulut keluar air liur berbusa, kejang berlangsung selama kurang lebih 5 menit,
setelah kejang berhenti penderita tidak sadar, selama kurang 10 menit yang
berulang dan di antara kejang penderita tetap tidak sadar. Kejang awalnya hanya
pada tangan dan kaki kiri dan kemudian kejang pada ke dua tangan dan kaki
penderita. Saat kejang semua aktifitas klien dibantu keluarga dan perawat. Klien
terlihat
berbaring
ditempat
tidur,
lemah,
saat
di
lakukan
pengkajian
klien ,mengalami peningkatan suhu tubuh,panas yerus menerus, turun dengan obat
penurun panas namun tidak sampai normal ke mudian naik kembali, kurang nafsu
makan dan mual tapi tidak muntah kejang (+)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Setelah dilakukan pengkajian dan penentuan prioritas masalah maka ditentukan
diagnosa sebagai berikut :
a. Resiko cedera b/d Perubahan tingkat kesadaran dan kejang.
b. Hipertermi b/d proses infeksi
c. Gangguan mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan/ketahanan
C. INTERVENSI
1. Teoritis dan kasus
NO.
1.
DIAGNOSA
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
1. Diagnosa keperawatan.
a. Resiko cedera b/d
b. Hepertermi b/d
c. Gangguan movilitas fisik b/d
2. Diagnose keperawatan yang telah teratasi
3. Diagnose keperawatan yang belum teratasi.
INTERVENSI
Bangsal/ruangan : THT mata
Tanggal Masuk
: 10-09-2012
Nomor Kamar
Tanggal pengkajian
: 11-09-2012
:I
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
1). Klien
Nama Klien
: Ny. R
Umur
: 43 Tahun
Jenis Klamin
: PEREMPUAN
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Minang
Bahasa yang digunakan
: Indonesia
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Alamat Rumah
: Jln. Selincah jambi
2). Penanggung Jawab
Nama
: Tn. S
Alamat rumah
: Jln. Selincah jambi
Hubungan dengan klien
: Suami Klien
b. Data Medik
Diagnosa Medik
a. Saat Masuk
: Karsinoma Nasofaring
b. Saat Pengkajian
: Karsinoma Nasofaring
c. Alasan Masuk Rumah Sakit
: Klien masuk rumah sakit dengan alasan
pembengkakan atau benjolan pada leher,
klien mengatakan terasa nyeri dan sulit
untuk digerakkan.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
: Klien mengatakan terasa nyeri dan sulit
untuk menggerakan lehernya, klien juga
merasakan lemas, da nada benjolan disekitar
lehernya,
serta
makannya
klien
mengeluh
berkurang
atau
nafsu
menurun.
Lehernya terasa sulit digerakan dan klien
hanya berbaring ditempat tidur. Klien juga
mengatakan nyeri jika tersentuh benjolan
yang ada di lehernya, nyerinya seperti
tertusuk-tusuk dan tidak bisa menggerakan
lehernya, klien mengatakan nyerinya berada
di leher klien dan menyebar kekepala
sehingga mengakibatkan pusing dengan
skala nyeri kurang lebih 5 menit, setelah
kejang
berhenti penderita
tidak
sadar,
selama kurang lebih 10 menit yang berulang
diantara kejang penderita tetap tidak sadar.
Saat
pengkajian
peningkatan
suhu
klien
tubuh,
mengalami
panas
terus
menerus, turun dengan obat penurun panas
namun tidak sampai normal kemudian naik
kembali, kejang (+). Hasil pemeriksaan fisik
: kesadaran GCS : E3M4V1 (semi koma),
TD 120/70 mmHg, N 100 x/m, R 18 X/m,
SB 38,9 C, kaku kuduk (+) kenig’s (+)
hemoglobin
:
14,7
gr/dl,
leukosit
14.900/mm, trombosit : 178.000 /mm3
GDS : 80 mg/dl. CT-Scan : kesan iskemik
serebral daerah genu dan krus posterior
kapsula interna sinistra serta basal ganglia
didekatnya dan nukleuus kaudatus sinistra.
e. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
:
Keluarga
klien
mengatakan
klien
mempunyai riwayat sakit kepala kurang
lebih 5 bulan yang lalu, dan mempunyai
riwayat trauma : jatuh dari tangga kurang
lebih 8 bulan yang lalu dan penderita tetap
sadar.
f. Riwayat kesadaran keluarga
: Keluarga klien ada yang menderita
penyakit yang sama dengan klien.
GENOGRAM : (3 GENERASI)
Keterangan :
= Laki – Laki
= Perempuan
= Klien / Pasien
= Tinggal Serumah
g. kebiasaan sehari-hari.
1. Nutrisi – cairan
a. Keadaan sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan nafsu makan baik, mual dan muntah tidak ada,
makan 3x sehari dengan porsi penuh, klien mengatakan tidak ada pantangan,
jenis makanan segar, tidak ada menjalani diet tertentu, BB klien sebelum
sakit 65 kg, dengan jumlah minum 2000 cc/24 jam, jenis minuman air
mineral, keluhan makan dan minum tidak ada.
b. Keadaan sejak sakit
Keluarga klien mengatakan sebelum mengalami penurunan kesadaran nafsu
makannya menurun dengan frekuensi makan 3x/hari dan habis ½ porsi (300
cc) dari porsi yang disediakan, klien tidak ada ketaatan diet tertentu, klien
mengatakan mual, jumlah minum 600cc/24 jam dengan jenis minum air
putih.
2.
Eliminasi
a. Keadaan sebelum sakit
Frekuensi BAB/24jam 2x sehari dengan warna feses kuning kecoklatan, bau
khas dan konsistensi lembek dengan bentuk normal, keluhan BAB tidak ada,
frekuensi BAK/24jam 4-5/hari dan warna urine kuning, volume urin
1500cc/24jam.
b. Keadaan sejak sakit
Frekuensi BAB/24 jam 2x/hari (400cc), waktu BAB pagi dengan warna
kuning dan bau khas, konsistensi lembek, keluhan BAB tidak ada, frekuensi
BAK/24jam 800cc/24 jam dan bau urin khas, klien tampak terpasang
kateter.
3.
Aktifitas-latihan
a. Keadaan sebelum sakit
Mandi, berpakaian, makan, buang air besar, buang air kecil, mobilisasi di
tempat tidur, ambulasi dilkukan dengan sendiri.
Kesimpulan
: bahwa sebagian besar aktifitas klien di lakukan dengan
mandiri.
b. Keadaan sejak sakit
Mandi, berpakaian, makan, buang air besar, buang air kecil, mobilisasi
ditempat tidur dan ambulasi di bantu oleh keluarga dan perawat.
Kesimpulan
: bahwa sebagian besar aktifitas klien dibantu oleh orang
lain.
4.
Tidur-istirahat
a. Keadaan sebelum sakit
Tidur siang klien 2 jam, tidur malam nya 8 jam, kebiasaan sebelum tidur
tidak ada, keluhan tidur tidak ada,ekpresi wajah klien tidak mengantuk.
Klien jarang menguap dan palpebra klien sesui warna kulit.
b. Keadaan sejak sakit
Klien tidur siang sekitar 1 jam. Klien tidur malam sekitar 5jam/hari. Klien
tidak mempunyai kebiasaan sebelum tidur. Ekspresi wajah klien tidak
mengantuk. Klien jarang menguap dan palpebra klien berwarna
kecoklatan/sesuai warna kulit.
h. Data psikologis.
Persepsi tentang penyakitnya klien menganggap penyakitnya sebagai sebuah
penyakit yang ringan, dan hanya membeli oabat bebas diwarung, wajah klien
tampak sedih, daya konsentrasi klien menurun, dan saat ini klien mengalami
penurunan kesadaran.
i.
Data social
Tempat
tinggal
klien
klien
Telanai
putra
jambi,
hubungan
dengan
keluarga/kerabat baik, hubungan dengan klien baik, hubungan dengan perawat
baik adat istiadat yang dinut jawa.
j. Data spiritual.
Agama yang dianut klien islam, klien menganggap agama sangat penting baginya
menurutnya agama merupakan pedoman untuk hidup.
k. Pemeriksaan fisik
1. keadaan sakit.
Klien tampak sakit berat karena kesadaran klien (semi koma) dengan GCS : 8 (
M : 4, E : 3, V : 1 )
2. Tanda-tanda vital.
Kesadaran klien semi koma, kuantitatif : respon motorik 4, respon membuka
mata 3, respon bicara :1. TD : 120/70 mmHg, N : 100x/m, RR : 18 x/m, S :
38,9o C.
3. Antrometri
TB : 160 cm, BB : 65 kg, IMT :
4. Kepala
Bentuk kepala tidak simetris, warna rambut hitam, rambut subur, kulit kepala
bersih, terdapat benjolan, Klien juga sering pusing. ( sakit kepala )
5. Mata/Penglihatan
Alis tipis, warna bulu mata hitam kondisi/distribusi ,errata, posisi normal,
bentuk mata simetris, bentuk pupil bulat, kesamaan ukuran isokor, warna
hitam, reflek terhdap cahaya miosis, konjungtifa anemis, bola mata simetris,
kejernihan jernih, tidak ada peradangan, keluhan penglihatan ada, alat bantu
penglihatan tidak ada.
6. Hidung / Penciuman
Bentuk hidung normal dan smetris, tidak ada lesi dan peradangan, struktur
dalam merah muda, penciuman sebelum terjadi penurunan kesadaran
baik,/normal.
7. Telinga/Pendengaran.
Warna telinga sesuai dengan warna kulit, tidak ada lesi, ada serumen, terdapat
peradangan, struktur dalam merah muda, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
8. Mulut/Peradangan
Mukosa bibir tampak kering dan pucat, gigi klien lengkap, tidak ada
penggunaan gigi palsu, bau mulut khas, fungsi mengecap mengunyah baik.
9. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak adanya peningkatan
tekanan vena jugularis , klien mengalami kaku kudu,
10. dada/thorax
I : pengembangan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada jejas.
P : taktil fremitus (+), tidak ada benjolan.
P : suara nafas sonor
A : kualitas nafas vesikuler dalam frekuensi 18x/m, whezzing (-), ronci (-).
11. Kardiovaskuler.
I : tidak terlihat iktus cordis.
P : tidak ada lesi/benjolan
P : ukuran jantung normal, ics ke 3
A: s1 lup, s2 dup, dan tidak ada bunyi tambahan, tidak ada gallop dan murmur.
12. Abdomen/Pencernaan.
I : bentuk simetris dan tidak ada lesi/ benjolan
A: bising usus 8x/I (normal 6-12x/I)
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
P : tidak ada keluhan nyeri tekan, ancites (-)
I. System Muskuloskeletal
2 2 2 22
2 2 2 2 2
2 2 2 2 2
2 2 2 2 2
1.
Kekuatan otot ekstermitas atas
: 2 (lemah)
2.
Kekuatan otot ekstermitas bawah
: 2 (lemah)
3.
Tonus otot
: 2 (lemah)
4.
Kaku sendi
: iya ( sering mengalami
ROM
:
kejang)
5.
6.
Truma /lesi
: iya (jatuh dari tangga)
7.
Nyeri
: iya (sakit kepala)
8.
Reflex
:
9.
Fungsi nerfus
N. I (Olfactorius
:
Tidak
ada
gangguan
pada
penciuman
N. II (Optikus)
:Terjadi sedikit gangguan
pada
mata,
N. III (Oculomotorius)
:
N. IV (Trochlearis)
:
N. VI (Abducen)
:
N. V (Trigeminus)
:
N. VII (Fasialis)
:
N. VIII(Cochleanvastibularis)
:
N. IX (Glosopharingeus
:
N. X (Vagus)
:
N. XI (Accesoris)
:
N. XII (Hypoglosus)
:
2. Sensasi terhadap rangsangan
Rasa nyeri dapat merasakan cubitan, rasa suhu dapat merasakan suhu
panas dan dingin, rasa raba dapat merasakan sentuhan.
3. Intergumen / kulit
Warna kulit sawo matang, turgor jelek, kelembaban tidak lembab
(kering), suhu kulit 37oC, sianosis ada, pucat iya, keadaan kuku pendek,
kebersihan kuku bersih.
13. Pemeriksaan Penunjang.
a. Pemeriksaan laboratorium :
b. Pemeriksaan darah lengkap
1) HB
: 14,7gr/dl,
2) Leukosit
: 14.900/mm3,
3) Trombosit
: 178.000/mm3
4) GDS
: 80 mg/dl
c. Pemeriksaan CT scan
: kesan iskemik serebral daerah genu dan
krus posterior kapsula interna sinistra serta
basal ganglia didekatnya dan nucleus
kaudatur sinistra.
d. Pemeriksaan kimia darah
: Na : 133 meq/I, K : 4,0 meq/I Cl : 112
meq/I,
e. Pemeriksaan kultur likuor
: Ditemukan pertumbuhan bakteri, basil
tahan asam.
f. Pemeriksaan MRI
: Didapatkan infark lacunar akut daerah
gyrus parahippocampal lobus temporalis
kanan, sesuai dengan komplikasi arteritis
meningitis TBC.
17. Terapi yang didapat
: O2 4 L/m,IVFD RL : NaCl 0,9% : D5%
1
:
1
:1
sebanyak
14
tts/menit,
cefoperazone 2 x 1 gr IV (skin test),
isoniazid tab 1x200 mg+ B6 tab 1x5 mg,
rifamisin tab 1 x 600, pirazinamid tab 4x
250 mg, etambutol
tab 2x 500mg,
mitilprednisolon 3x125 mg,citicolin 2x250
mg IV, sistenol 3x1 tablet via NGT bila
panas,ranitidine 2x1 amp IV, Diet tinggi
kalori tiggi protein, klien terpasang, klien
terpasang NGT dan kateter.
Tanda tangan mahasiswa yang mengkaji
N
O
Jambi, April 2014
( Kelompok III )
A. ANALISA DATA
Nama
: Tn. A
Umur
: 26 Tahun
DATA
PENYEBAB
MASALAH
1.
2.
DS :
Perubahan
Keluarga
klien
mengatakan
tingkat Resiko cidera
klien kesadaran dan kejang
mengalami penurunan kesadaran sejak
kurang lebih 2 hari.
Keluarga
klien mengatakan
setelah
kejang berhenti penderita tidak sadar,
selama kerang lebih 10 menit.
Keluarga klien mengatakan saat kejang
kaki dan tangan penderita menyentak
nyentak, mata mendelik keatas,
Keluarga
klien
mengatakan
kejang
awalnya hanya pada tangan dan kaki
kiri dan kemudian kejang pada kedua
tangan dan kaki penderita.
Keluarga
klien
mengatakan
klien
mempunyai riwayat sakit kepala kurang
lebih 5 bulan yang lalu.
Keluarga
klien
mengatakan
klien
mempunyai riwayat trauma : jatuh dari
tangga kurang lebih 8 bulan yang lalu.
DO :
Kejang (+)
Riwayat kejang (+)
GCS : E3M4V1 (Semi koma)
DS :
Proses infeksi
Keluarga klien mengatakan badan klien
panas,
Keluarga klien mengatakan panasnya
Hipertemi
terus menerus, turun dengan obat
penurun panas namun tidak sampai
normal lalu naik kembali
DO :
Panas (+)
S : 38,9 oC
Leukosit : 14.900/mm3
Cefoperazone 2x 1 gr IV (skin tes)
DS :
Penurunan
Ibu
klien
mengatakan
anaknya kekuatan/ketahanan.
mengalami penurunan kesadaran setelah
penderita kejang.
Ibu klien mengatakan saat anaknya
mengalami
penurunan
kesadaran
aktifitas anaknya dibantu keluarga dan
prawat sepenuhnya.
DO :
GCS : 8 ( E3M4V1 ), semi koma
Aktifitas klien terlihat dibantu oleh
keluarga dan perawat.
Klien terlihat berbaring ditempat tidur,
Lemah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien
: Tn A,
Umur
: 26 Tahun
Gangguan
Fisik
Mobilitas
O.
Tgl ditegakan
DIGNOSA KEPERAWATAN
PARAF
2 September 2013 Resiko cedera b/d Perubahan tingkat kesadaran dan kejang
ditandai dengan
DS :
Keluarga
klien
mengatakan
klien
mengalami
penurunan kesadaran sejak kurang lebih 2 hari.
Keluarga klien mengatakan setelah kejang berhenti
penderita tidak sadar, selama kerang lebih 10 menit.
Keluarga klien mengatakan saat kejang kaki dan
tangan penderita menyentak nyentak, mata mendelik
keatas,
Keluarga klien mengatakan kejang awalnya hanya
pada tangan dan kaki kiri dan kemudian kejang pada
kedua tangan dan kaki penderita.
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat
sakit kepala kurang lebih 5 bulan yang lalu.
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat
trauma : jatuh dari tangga kurang lebih 8 bulan yang
lalu.
DO :
Kejang (+)
Riwayat kejang (+)
GCS : E3M4V1 (Semi koma)
Hipertermia b/d proses penyakit ditandai dengan
DS :
Keluarga klien mengatakan badan klien panas,
Keluarga klien mengatakan panasnya terus menerus,
turun dengan obat penurun panas namun tidak sampai
normal lalu naik kembali
DO :
Panas (+)
S : 38,9 oC
Leukosit : 14.900/mm3
Cefoperazone 2x 1 gr IV (skin tes)
Gangguan Mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan/ketahanan
yang ditandai dengan
DS :
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami penurunan
kesadaran setelah penderita kejang.
Ibu klien mengatakan saat anaknya mengalami
penurunan
kesadaran
aktifitas
anaknya
dibantu
keluarga dan prawat sepenuhnya.
DO :
GCS : 8 ( E3M4V1 ), semi koma
Aktifitas klien terlihat dibantu oleh keluarga dan
perawat.
Klien terlihat berbaring ditempat tidur,
Lemah
A. NURSING CARE PLANNING
Nama Pasien
: Tn. A
Umur
: 26 Tahun
DX
TUJUAN / KH
INTERVENSI
DX.
Setelah dilakukan askep 3x24 Mandiri :
1
jam diharapkan cedera tidak Beri
RASIONAL
pegangan
pada Meminimalkan
terjadi.
sisitempat
KH :
penggunaan tempat tidur
yang rendah
tidur
dan
injuri
kejang
Jangan tinggalkan klien Meninggalkan
selama fase kejang
saat
keamanan
klien
Beri tongue spatel antara
Menurunkan resiko trauma
gigi dan lidah
Letakkan klien pda tempat
pada mulut
tidur yang lembut
Kendurkan pakaian klien
Catat TTV setelah fase
kejang
Membantu
menurunkan
resiko injuri fisik
Mengurangi
tekanan
pada
secara
dini
jalan nafas
Mendeteksi
keadaan yang up normal
DX.
Setelah dilakukan askep 3x24 Mandiri:
2
jam
diharapkan
suhu
tubuh Kaji
kembali normal.
KH :
normal
Leukosit dalam rentan
normal
penyebab Mengetahui
terjadiinya hipertermi
Pantau
Suhu tubuh dalam batas
faktor
suhu
(derajat
dan
penyebab
terjadinya hipertermi
pasien,
pola) Suhu 38,9-41,1 menunjukkan
perhatikan menggigil atau
proses infeksi akut.
diaphoresis
Pantau
lingkungan,batasi
suhu
atau Suhu ruangan atau jumlah
tambahkan inen tempat
selimut harus diubah untuk
tidur sesuai indikasi.
mempertahankan
Berikan
kompres
suhu
mendekati normal
hangat,hindari
Dapat membantu mengurangi
pengguanaan alcohol
Kolaborasi :
demam
Pemberian
antibiotic
Menurunkan
dan antipiuretic
pusat
panas
pada
hipotalamus
dan
sebagainpropilaksis
DX.
Setelah dilakukan askep 3x24 Mobilitas :
3
jam diharapkan mobilitas fisik Kaji secara taratur fungsi
khusus
dapat dilakukan sendiri
motorik(jika
motorik
KH :
keadaan syok spinal/atau
Aktifitas
dilakukan
sendiri
GCS dalam batas normal
edema
Mengevaluasi keadaan secara
\yang
timbul
(gangguan
dapat
sensori
bermacam-
macam dan atau tidak jelas.
berubah) Membuat
pasien
memiliki
dengan menginstruksikan
rasa nyaman,dapat mengatur
pasien untuk melakukan
diri
gerakan
ketakutan karena ditinggal
seperti
mengangkat
dan
mengurangi
sendiri.
bahu,merenggangkan jari- Meningkatkan
jari.
sirkulasi,mempertahankan
Berikan suatu alat agar
pasien
mampu
untuk Mencegah kontraktur pada
meminta
daerah bahu.
pertolongan,seperti
bel Imobilisasi yang efektif dari
atau lampu pemanggil.
Bantu/lakukan
rom
tons otot dan mobilitas sendi.
pada
ekstermitas
kolumna
spinal
dapat
latihan
menstabilkan kolumna spinal
semua
dan meningkatkan sirkulasi
dan
sistemik,ysng
dspst
sendi,pakailah
gerakan
perlahan dan lembut.
karena imibilisasi.
Letakkan tangan dalam
posisi (melipat) kedalam
menuju pusaran 90 derajat
dengan teratur.
Kolaborasi:
Tempatkan
pasienpada
tidur
kinetik
diperlukan.
B. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
mengursngi
tempat
jika
komplikasi
O.
Nama Pasien
: Tn. A
Umur
: 26 Tahun
Hari : 1
DX
DX/1
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Mandiri :
S : Ibu klien mengatakan anaknya
Memberikan pegangan pada sisitempat tidur dan
mengalami penurunan kesadaran
terjadi tiba-tiba setelah penderita
penggunaan tempat tidur yang rendah
Jangan meinggalkan klien selama fase kejang
kejang, saat kejang kaki dan
Memberikan tongue spatel antara gigi dan lidah
tangan
Meletakkan klien pda tempat tidur yang lembut
nyentak, mata mendelik keatas,
Mengendurkan pakaian klien
mulut keluar air liur berbusa.
penderita
menyentak-
Mencatat TTV setelah fase kejang
O : Riwayat kejang (+), GCS : 8
(E3M4V1),
Kaku kuduk (+),
riwayat trauma : jatuh dari tangga
kurang lebih 8 bulan yang lalu.
Saat kejang kaki dan tangan
menyentak-nyentak. Dll
A : Masalah belum teratasi
DX.2
P : Intervensi dilanjutkan
S : Ibu klien mengatakan panas
Mandiri:
Mengkaji faktor penyebab terjadiinya hipertermi
anaknya
Memaantau
dengan obat penurun panas namun
suhu
pasien,(derajat
dan
pola)
perhatikan menggigil atau diaphoresis
Memantau suhu lingkungan,batasi atau tambahkan
terus
menerus,
turun
tidak sampai normal, kemudian
naik kembali.
inen tempat tidur sesuai indikasi.
O
Memberikan kompres hangat,hindari pengguanaan O : S : 38,9 C, klien mengalami
alcohol
peningkatan suhu tubuh, panas
Kolaborasi :
terus menerus, turun dengan obat
Meemberikan antibiotic dan antipiuretic
penurun panas namun tidak sampai
normal kemudian naik kembali.
A : masalah belum teratasi
DX.3
P : intervensi dilanjutkan
S : Ibu klien mengatakan saat kejang
Mobilitas :
Mengkaji secara taratur fungsi motorik(jika timbul
anaknya
mengalami
penurunan
keadaan syok spinal/atau edema \yang berubah)
kesadaran. saat kejang aktifitas
dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan
anaknya dilakukan oleh keluarga
gerakan seperti mengangkat bahu,merenggangkan
dan perawat sepenuhnya.
jari-jari.
Memberikan suatu alat agar pasien mampu untuk O : Saat kejang aktifitas dilakukan oleh
meminta pertolongan,seperti bel atau lampu
keluarga dan perawat sepenuhnya,
pemanggil.
GCS : 8 (E3M4V1)
Membantu/lakukan latihan rom pada semua
ekstermitas dan sendi,pakailah gerakan perlahan A : Masalah belum teratasi
dan lembut.
Meletakkan
tangan
dalam
posisi
(melipat) P : Intervensi dilanjutkan
kedalam menuju pusaran 90 derajat dengan
teratur.
Kolaborasi:
Menempatkan pasien pada tempat tidur kinetik
jika diperlukan
.
Hari 2
DX
DX.
1
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Mandiri :
S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah
Memberikan pegangan pada sisitempat tidur dan tidak terjadi penurunan kesadaran lagi,
penggunaan tempat tidur yang rendah
tetapi kejang masih terjadi
Jangan meninggalkan klien selama fase kejang
Memberikan tongue spatel antara gigi dan lidah
Meletakkan klien pda tempat tidur yang lembut
O : GCS : 9 (E3M4V2), kejang (+)
Mengendurkan pakaian klien
A : Masalah mulai teratasi
Mencaatat TTV setelah fase kejang
P : Intervensi dilanjutkan
S: Ibu klien mengatakan panas anaknya
Mandiri:
Mengkaji faktor penyebab terjadiinya hipertermi
Memantau
suhu
pasien,(derajat
dan
sudah berkurang,
pola)
perhatikan menggigil atau diaphoresis
Memantau suhu lingkungan,batasi atau tambahkan
O: S : 38,4o C, panas klien sudah
berkurang.
inen tempat tidur sesuai indikasi.
Memberikan kompres hangat,hindari pengguanaan A : Masalah belum teratasi
alcohol
Kolaborasi :
P : Intervensi dilanjutkan
Memberikan antibiotic dan antipiuretic
Mobilitas :
S : Ibu klien mengatakan aktifitas anaknya
Mengkaji secara taratur fungsi motorik(jika timbul
masih dibantu oleh keluarga dan
keadaan syok spinal/atau edema \yang berubah)
perawat
dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan
mengalami kejang.
gerakan seperti mengangkat bahu,merenggangkan
jari-jari.
Memberikan suatu alat agar pasien mampu untuk
karena
karena
masih
O : Saat kejang aktifitas dilakukan oleh
keluarga dan perawat, GCS : 9
(E3M4V2)
meminta pertolongan,seperti bel atau lampu
A : Masalah mulai teratasi
pemanggil.
Membantu/melakukan latihan rom pada semua
ekstermitas dan sendi,pakailah gerakan perlahan P : Intervensi dilanjutkan
dan lembut.
Meletakkan
tangan
dalam
posisi
(melipat)
kedalam menuju pusaran 90 derajat dengan
teratur.
Kolaborasi:
Menempatkan pasienpada tempat tidur kinetik jika
diperlukan
Hari 3
NO.
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1.
DX.
Mandiri :
1
Memberikan pegangan pada sisitempat
S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah
mulai tenang , kejang telah berkurang,
tidur dan penggunaan tempat tidur yang
O : GCS : 12 (E3M5V4), saat kejang klien
rendah
Jangan meninggalkan klien selama fase
tidak menyentak-nyentak lagih. Klien
Sudah mulai tenang
kejang
Memberikan tongue spatel antara gigi
A : Masalah teratasi
dan lidah
Meletakkan klien pda tempat tidur yang
P : Intervensi dilanjutkan
lembut
Mengeendurkan pakaian klien
2.
DX.
Catat TTV setelah fase kejang
Mandiri:
2
Mengkaji faktor penyebab terjadiinya
S : Ibu klien mengatakan anaknya tidak
panas lagi.
hipertermi
Memantau suhu pasien,(derajat dan O : S : 37,5oC, keringat (-),
pola)
perhatikan
menggigil
atau
A : Masalah teratasi
diaphoresis
Memaantau
suhu
lingkungan,batasi
atau tambahkan inen tempat tidur P : Intervensi dilanjutkan
sesuai indikasi.
Memberikan kompres hangat,hindari
pengguanaan alcohol
Kolaborasi :
Meemberikan
antibiotic
dan
antipiuretic
Mobilitas :
Mengkaji
motorik(jika
spinal/atau
S : Ibu klien mengatakan ananya sudah
secara
taratur
timbul
edema
fungsi
keadaan
\yang
syok
mulai bisa beraktifitas tetapi masih
membutuhkan bantuan keluarga.
berubah)
dengan menginstruksikan pasien untuk O : Sudah tidak mengalami penurunan
melakukan gerakan seperti mengangkat
kesadaran lagi, tetapi kejang masih ada,
bahu,merenggangkan jari-jari.
sudah mulai berbicara. GCS : 12
Memberikan suatu alat agar pasien
mampu
untuk
pertolongan,seperti
( E:3M:5V:4 ).
meminta
bel atau
lampu A : Masalah teratasi
pemanggil.
Membantu/melakukan latihan rom pada P : Intervensi dilanjutkan
semua ekstermitas dan sendi, pakailah
gerakan perlahan dan lembut.
Meletakkan
tangan
dalam
posisi
(melipat) kedalam menuju pusaran 90
derajat dengan teratur.
Kolaborasi:
Menempatkan pasien pada tempat tidur
kinetik jika diperlukan
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pada kasus klien mengalami penurunan kesadaran disertai di alami penderita ± 2
hari, penurunan kesadaran terjadi secara tiba tiba setelah penderita kejang.saat
kejang kaki dan tangan menderita menyentak-nyentak, mata mendelik keatas,
mulut keluar air liur berbusa, kejang berlangsung selama kurang lebih 5 menit,
setelah kejang berhenti penderita tidak sadar, selama kurang 10 menit yang
berulang dan di antara kejang penderita tetap tidak sadar. Kejang awalnya hanya
pada tangan dan kaki kiri dan kemudian kejang pada ke dua tangan dan kaki
penderita. Saat kejang semua aktifitas klien dibantu keluarga dan perawat. Klien
terlihat
berbaring
ditempat
tidur,
lemah,
saat
di
lakukan
pengkajian
klien ,mengalami peningkatan suhu tubuh,panas yerus menerus, turun dengan obat
penurun panas namun tidak sampai normal ke mudian naik kembali, kurang nafsu
makan dan mual tapi tidak muntah kejang (+)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Setelah dilakukan pengkajian dan penentuan prioritas masalah maka ditentukan
diagnosa sebagai berikut :
a. Resiko cedera b/d Perubahan tingkat kesadaran dan kejang.
b. Hipertermi b/d proses infeksi
c. Gangguan mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan/ketahanan
C. INTERVENSI
1. Teoritis dan kasus
NO.
1.
DIAGNOSA
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
1. Diagnosa keperawatan.
a. Resiko cedera b/d
b. Hepertermi b/d
c. Gangguan movilitas fisik b/d
2. Diagnose keperawatan yang telah teratasi
3. Diagnose keperawatan yang belum teratasi.
INTERVENSI