Asuhan keperawatan Ca Mamae fanny 1 (1)

1. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Slaging ( penentuan stadium kanker) sebagai panduan
pengobatan dan untuk menentukan prognosis kanker
payudara.
a) Stadium 0: kanker insitu
b) Stadium 1: tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum
menyebar ke payudara.
c) Stadium 11A dan 11B: tumor dengan garis tengah lebih
besar dari 5cm dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak.
d) Stadium 111A: tumor dengan garis tengah kurang dari
5cm dan sudah menyebar kekelenjar getah bening ketiak
disertai perlengketan satu sama lain.
e) Stadium 111B: tumor telah menyusup keluar payudara
yaitu kedalam kulit payudara atau ke dinding dada atau
telah menyebar kekenjar getah bening didalam dinding
dada dan tulang dada.
f) Stadium 1V: tumor telah menyebar keluar payudara dan
dinding dada misalnya ke hati dan tulang.
2) Riwayat Kesehatan

Kaji faktor penyebab dan masalah kesehatan
3) perubahan pola fungsi
pola aktifitas dan istirahat, hubungan dengan orang lain,
persepsi diri dan konsep diri, mekanisme koping.
4) pemeriksaan fisik
keadaan umum, ttv, alergi pada obat tertentu

5) pemriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan EKG, obat-obatan,
dan diit.
b. Diagnosa keperawatan
Beberapa diagnosa yang sering muncul antara lan sebagai
berikut.
Pre operasi
1.

Gangguan

Rasa


Nyaman

:

Nyeri

berhubungan dengan proses desak ruang jaringan payudara.
2.

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
berhubungan dengan pembesaran jaringan poayudara.

3.

Cemas

berhubungan

dengan


kurangnya

informasi
Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri (post op) berhubungan dengan
diskontinuitas jaringan
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan insisi
jaringan
3. Resti infeksi berhubungan dengan pemajanan luka insisi
terhadap lingkungan luar
4. Gangguan keseimbangan

cairan berhubungan dengan

depresi medulla oblongata.
5. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan
peningkatan jumlah sekret
6. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
7. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus


8. Gangguan body image berhubungan dengan krisis situasi
c. Intervensi keperawatan
No

Diag

nosa
1. Bersihan

Tuju

Intervensi

Rasional

an
Setelah

Mandiri


jalan nafas

diberikan

tak efektif

asuhan

upaya dan pola

interkostal/abdominal dan

berhubunga

keperawatan

bernafas

pelebaran nasal


n dengan

diharapkan

menunjukkan peningkatan

peningkatan

klien

upaya bernafas

jumlah

memiliki

sekret

bersihan


ekspansi dinding dada

atau tak sama sehubungan

jalan nafas

dan

dengan akumulasi cairan,

yang efektif

adanya/peningkatan

edema, dan sekret dalam

dengan

fremitus


seksi lobus

kriteria

1. Catat perubahan

2. Observasi penurunan

3. Catat karakteristik

hasil :

bunyi nafas

- Menunjuk

2.Ekspansi dada terbatas

3.Karakteristik dapat

berubah tergantung pada
penyebab/etiologi gagal

kan

pernafasan

hilangnya

4. Bantu dengan

dispnea
-

1.Penggunaan otot

Mem

4.Pengumpulan sekresi


batuk/nafas dalam,

mengganggu ventilasi atau

ubah posisi dan

edema paru

pertahank

penghisapan sesuai

an jalan

indikasi

nafas
paten
dengan


Kolaborasi
1.

1.Kelembaban

bunyi

lembab, cairan IV

menghilangkan dan

nafas

memobilisasi sekret dan

bersih

meningkatkan transpor

- Mengelua
rkan

oksigen
2.

sekret

2.Pengobatan diberikan
nebuliser ultrasonik

untuk mengirim

tanpa

oksigen/bronkodilatasi/kel

kesulitan

embaban dengan kuat pada

- Menunjuk
kan

alveoli dan untuk
3.

memobilisasi sekret

perilaku

fisioterapi dad, contoh 3.Meningkatkan

untuk

drainase postural,

drainase/eliminasi sekret

memperba

perkusi dada/vibrasi

paru ke dalam sentral

iki/mempe

sesuai indikasi

bronkus

rtahankan
bersihan
jalan
2. Gangguan

nafas
Setelah di

rasa nyaman lakukan

Mandiri
1. Catat umur dan berat

1. Pendekatan pada

nyeri (post

asuhan

pasien, masalah medis/

manajemen sakit pasca

op)

keperawatan

psikologis yang

operasi berdasarkan pada

berhubunga

di harapkan

muncul kembali,

factor-faktor variasi

n dengan

pasien dapat

sensifitas idiosinkratik

multiple.

diskontinuit

mengontrol

analgesik dan proses

as jaringan

dan

intra operasi. (mis :

mengurangi

ukuran/lokasi insisi

nyeri, dengan

penggantian saluran,

kriteria

zat-zat anastesi ) yang

hasil :

di gunakan

- Mengatak 2. Kaji tanda-tanda vital,

2. Sediakan informasi

an bahwa

perhatikan taki kardia,

mengenai

rasa sakit

hipertensi, dan

kebutuhan/efektifitas

telah

peningkatan

intervensi.

terkontrol/

pernapasan, bahkan

di

jika pasien

hilangkan.

menyangkal adanya

- Tampak
santai.
- Dapat

rasa sakit.
3.

Evaluasi rasa sakit

3. Dapat mengindikasikan

secara regular (mis :

rasa sakit akut dan

beristiraha

setiap 2 jam x 12)

ketidaknyamanan.

t atau

catat karakteristik,

tidur.

lokasi dan intensitas

- Ikut serta

(skala 0-10 ).

dalam

4. Lakukan reposisi

aktifitas

sesuai petunjuk.

seuai

sakit dan meningkatka
sirkulasi

kemampua 5. Dorong penggunaan
n..

4. Mungkin mengurangi rasa

5. Lepaskan tegangan

tekhnik relaksasi, mis :

emosional dan otot ;

latihan napas dalam,

tingkatkan perasaan

bimbingan imajinasi,

kontrol yang mungkin

visualisasi.

dapat meningkatkan

Kolaborasi :
1. Analgesik IV (setelah

kemampuan koping.
1. Analgesik IV akan dengan

mengulangi catatan

segera mencapai pusat

anestesi untuk

rasa sakit, menimbulkan

kontraindikasi

penghilangan yng lebih

dan/atau menyebabkan

efektif dengan obat dosis

analgesia) ;

kecil. Pemberian IM akan

menyediakan

memakan waktu lebih

analgesia setiap saat

lama dean keefektifanya

dengan dosis

bergantung kepada tingkat

penyelamat yang

dan absorbsi sirkulasi.

intermiten

2. Penggunaan ADP
mengharuskan instruksi
secara detail pada metode
penggunaanya dan harus

2. Analgetik dikontrol
pasien (ADP).

di pantau secara ketat
namun dianggap sangat
efektif dalam mengatasi
rasa sakit pasca operasi
dengan jumlah narkotik
yang sedikit.
3. Analgesik mungkin di
injekskan ke dalam lokasi

3. Anestesi lokal,

operasi atau saraf ke

misalnya blok

lokasi yang mungkin tepat

epidural.

terlindung pada
pascaoperasi yang segera
untuk mencegah penyakit.

3. Kerusakan

Setelah di

Mandiri

integritas

lakukan

1. Beri penguatan pada

jaringan

asuhan

balutan

perlukaan mekanis dan

berhubunga

keperawatan

awal/pengantian sesuai

kontaminasi. Mencegah

indikasi.Gunakan

akumulasi cairan yang

n

dengan di harapkan

1. Lindungi luka dari

insisi

pasien dapat

tekhnik aseptic yang

dapat menyebabkan

jaringan

Kriteria hasil

ketat.

ekskoriasi.

:

2.
- Mencapai

Secara hati-hati
lepaskan perekat.

penyembu
han luka

2. Mengurangi resiko trauma
kulit dan gangguan pada
luka.

3. Gunakan sealant atau

3. Menurunkan resiko

barier kulit sebelum

terjadinya trauma kulit

nstrasikan

perekat jika di

atau abrasi dan

tingkah

perlukan.Gunakan

memberikan perlindungan

laku/tekhn

perekat yang halus/silk

tambahan untuk kulit atau

ik untuk

(hipoalergik atau

jaringan yang halus.

meningkat

perekat Montgoumery/

kan

elastis untuk membalut

kesembuh

luka yang

an dan

membutuhkan

untuk

pergantian balutan

mencegah

yang sering ).

- Mendemo

komplikas 4. Periksa tegangan
i.

4. Dapat menggangu atau

balutan. Beri perekat

membendung sirkulasi

pada pusat insisi ke

pada luka sekaligus bagian

tepi luar dari balutan

distal dari ekstremitas.

luka. Hindari menutup
pada seluruh
ekstremitas.
5. Periksa luka secara

5. Pengenalan akan adanya

teratur catat

kegagalan proses

karakteristik dan

penyembuhan

integritas kulit.

luka/berkembangnya
komplikasi secara dini
dapat mencegah terjadinya
kondisi yang lebih serius.

Kolaborasi :
1. Berikan es pada

1. Menurunkan pembentukan

daerah luka jika di

edema yang mungkin

butuhkan.

menyebabka tekanan yang
tidak dapat di identifikasi
pada luka selama periode
pasa operasi tertentu.

2. Irigasi luka ; bantu

4 Gangguan

Setelah di

body image lakukan
berhubunga
n

asuhan

dengan keperawatan

krisis situasi

selama 1 x

2. Membuang jaringan

dengan melakukan

nekrotik/luka eksudat

debridemen sesuai

untuk meningkatkan

kebutuhan.

penyembuhan.

Mandiri
1. Berikan waktu untuk

1. Memberikan minat dan

mendengar masalah

perhatian ; memberikan

dan ketakutan pasien

kesempatan untuk

dan orang

memperbaiki kesalahan

60 menit di

terdekat.diskusikan

harapkan

persepsi diri pasien

pasien dapat

sehubungan dengan

menerima

antisipasi perubahan

keadaanya/ha

dan pola hidup khusus.

rga diri yang

2. Kaji stress emosi

konsep

2. Perawat perlu menyadari

kuat, dengan

pasien.identifikasi

apakah arti tindakan ini

kriteria

kehilangan pada

terhadap pasien untuk

hasil :

pasien/orang

menghindari tindakan

terdekat.dorong pasien

kurang hati-hati/terlalu

an

untuk

menyendiri. Tergantung

masalah

mengekspresikan

pada alas an pembedahan

dan

dengan tepat.

(contoh kanker atau

- Menyatak

menunjuk

pendarahan jangka

kan yang

panjang) wanita merasa

sehat

takutr atau bebas. Ia

untuk

merasa takut tak mampu

menghada

memenuhi peran

pinya.

reproduksi dan mengalami

- Menyatak
an

kehilangan
3. Berikan informasi

3. Memberikan kesempatan

penerimaa

akurat,kuatkan

pada pasien untuk

n diri pada

informasi yang di

bertanya dan

situasi dan

berikan sebelumnya.

mengasimilasi informasi.

adaptasi

4. Ketahui kekuatn

4. Membantu dalam

terhadap

individu dan

membuat kekuatan yang

perubahan

identifikasi perilaku

telah ada bagi pasien

pada citra

koping positif

untuk di gunakan dalam

tubuh/tubu

sebelumnya.

situasi saat ini

h.

5. Berikan lingkungan

5. Meningkatkan saling

terbuka pada pasien

berbagi keyakinan/nilai

untuk mendiskusikan

tentang subjak sensitive

masalah seksualitas.

dan mengidentifikasi
kesalahan konsep/mitos
yang dapat mempengaruhi
penilaian situasi.

Kolaborasi
1. Rujuk konseling

5. Pola

nafas Setelah

tak

efektif diberikan

berhubunga
n

asuhan

1. Mungkin memerlukan

professional sesuai

bantuan untuk atasi

kebutuhan

perasaan kehilangan.

Mandiri
1. Pantau TTV secara
terus-menerus

dengan keperawatan

1. Meningkatnya pernafasan,
takikardi/bradikardi
menunjukkan

penurunan

diharapkan

kemungkinan adanya

ekspansi

klien

hipoksia

paru

memiliki

2. Auskultasi suara

2. Kurangnya suara nafas

pola nafas

napas. Dengarkan

adalah indikasi adanya

yang efektif

adanya mengi, crow,

obstruksi oleh mukus.

dengan

dan atau keheningan

kriteria

selesai ekstubasi

hasil :

3. Observasi frekuensi

3. Dilakukan untuk

- Menetapk

dan kedalaman

memastikan efektifitas

an pola

pernafasan, perluasan

pernafasan sehingga upaya

nafas yang

rongga dada,

memperbaiki dapat segera

normal

retraksi/pernafasan

dilakukan

- Tidak

cuping hidung, warna

terdapat

kulit, dan aliran udara

sianosis

4. Letakkan pasien pada

4. Elevasi kepala dan posisi

dan tanda-

posisi yang sesuai,

miring akan mencegah

tanda

tergantung pada

terjadinya aspirasi dari

hipoksia

kekuatan pernafasan

muntah.

lainnya

dan jenis pembedahan
5. Observasi

5. Setelah pemberian obat-

pengembalian fungsi

obat relaksasi otot selama

otot, terutama otot-otot

masa intraoperatif,

pernafasan

pengembalian fungsi otot
pertama kali terjadi pada
diafragma, otot-otot
interkostal, dan laring
yang akan diikuti dengan
relaksasi kelompok otototot utama

Kolaborasi
1. Berikan tambahan

1. Dilakukan untuk

oksigen sesuai

meningkatkan

kebutuhan

pengambilan oksigen yang
akan diikat oleh Hb yang
menggantikan tempat gas

anastesi dan mendorong
pengeluaran gas tersebut
melalui zat-zat inhalasi
2. Berikan obat-obatan

2. Narkan akan mengubah

IV seperti nalokson

induksi narkotik yang

(narkan) atau

menekan SSP dan Dopram

doksapram (dopram)

menstimulasi gerakan
otot-otot pernafasan

3. Berikan/pertahankan

3. Dilakukan tergantung

alat bantu

pada penyebab depresi

pernafasan

pernafasan atau jenis

(ventilator)

pembedahan, selang
endotrakeal mungkin tetap
pada tempat dan
penggunaan mesin bantu
pernafasan dipertahankan
untuk jangka waktu
tertentu

6. Konstipasi

Setelah di

Mandiri

berhubunga

lakukan

1. Auskultasi bising usus. 1. Indikator adanya

n dengan

asuhan

Perhatikan distensi

perbaikan ileus,

penurunan

keperawatan

abdomen, adanya mual

mempengaruhi pilihan

motilitas

di harapkan

muntah.

intervensi.

usus

pasien

2. Bantu pasien untuk

2. Ambulasi dini membantu

memiliki

duduk pada tempat

merangsang fungsi

pola defekasi

tidur dan jalan.

intestinal dan

yang normal

mengembalikan

dengan

peristaltic.

kriteria

3. Dorong pemasukan

hasil :

cairan adekuat ;

feses, dapat membantu

Menunju

termasuk sari buah,

merangsang peristaltic.

kan

bila pemasukan

bunyi

peroral di mulai.

-

usus/akti 4. Berikan rendam
fitas

3.

4. Meningkatkan relaksasi

duduk.

otot, meminimalkan

peristalti
c aktif.
-

ketidaknyamanan.
Kolaborasi :

Memper 1. Batasi pemasukan
tahankan
pola
eliminas

Meningkatkan perlunakan

1. Mencegah mual/muntah

peroral sesuai indikasi.

sampai peristaltic kembali

2. Perhatikan selang
NGT sesuai indikasi.

(1-2 hari).
2. Mungkun di pasang pada

i

pembedahan untuk

biasanya

dekompresi lambung.

.

3. Berikan cairan

3.

Bila peristaltic mulai,

jernih/banyak di

pemasukan makanan dan

kembangkan menjadi

minuman meningkatkan

makanan halus sesuai

kembalinya eliminasi usus

toleransi.

normal.

4. Gunakan selang
rektal ; lakukan

4. Meningkatkan pasase
flatus.

kompres hangat pada
perut, bila tepat.
5. Meningkatkan
5. Berikan obat, contoh

pembentukan/pasase

pelunak feses, minyak

pelunakfeses.

mineral, laksatif sesuai
indikasi

7. Resti infeksi Setelah

Mandiri

berhubunga

diberikan

1.

Tetap pada fasilitas

n dengan

asuhan

pemajanan

keperawatan

luka insisi

klien tidak

terhadap

mengalami

prosedur/kebijakan

paket mungkun tampak

lingkungan

infeksi akibat

aseptic.

steril, meskipun demikian,

luar.

komplikasi

setiap benda harus secara

penyakit,

teliti di periksa

dengan

kesterilanya, adanya

kriteria hasil:

kerusakan pada

Kriteria hasil

pemaketan, efek

:

lingkungan pada paket dan

- Mengidenti

teknik pengiriman

kontrol infeksi,

1. Tetapkan mekanisme yang
di rancang untuk
mencegah infeksi.

2.

sterilisasi, dan

2. Benda-benda yang di

fikasi

Sterilisasi paket/tanggal

factor-

kadaluarsa, nomor lot/seri

faktor

harus di dokumentasikan

risiko
individu
dan

3. Fasilitasi
penggunaan alat .

jika perlu.
3. Peningkatan SDP akan
mengindikasikan adanya

intervensi

infeksi di mana prosedur

untuk

operasi akan mengurangi

mengurangi

atau munculnya infeksi

potensial

sistemik/organ. Di mana

infeksi.

mungkuin dapat

- Pertahanka

menyebabkan kontra

n

indikasi dari prosedur

lingkungan

pembedahan dan/atau

aseptic
yang aman.
- Mencapai
penyembuh
an luka

4. Ulangi studi
laboratorium untuk

anestesi.
4. Gangguan pada intregitas

kemungkinan infeksi

kulit atau dekat dengan

istemik

lokasi operasi atau sumber

5. Periksa kulit untuk

tepat waktu

memeriksa adanya

bebas

infeksi yng terjadi.

kontaminasi luka..
5. Kontaminasi dengan
lingkungan/kontak

eksudat

personal akan

purulen dan

menyebabkan daerah yang

tidak

steril menjadi tidak steril

demam

sehingga dapat
Kolaborasi :
1. Lakukan irigasi luka
yang banyak.

meningkatkan resiko
infeksi
1. Dapat di gunakan pada
intra operasi untuk
mengurangi jumlah bakteri
pada lokasi dan
pembersihan luka debris,
mis : tulang, jaringan

iskemik, kontaminan usus,
2. Dapatkan spesimen
kultur/pewarnaan
Gram

toksin.
2. Identifikasi segera tipetipe organisme infeksi
dengan pewarnaan Gram,
yang memungkinkan di
perlukanya pengobatan
yang sesuai pada waktu
identifikasi yang lebih
khusus melalui kultur
dapat di peroleh dalam

3. Berikan antibiotik
ssuai petunjuk.

waktu beberapa hari/jam
3. Dapat di berikan secara
profilaksis bila di curigai
terjadinya infeksi atau
kontaminasi.