Makalah Masyarakat Ekonomi Di Asean

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Disusun oleh:

Muhammad Abdan G

1441180187

Muhammad Avisena N

1441180126

Muhammad Zuhdi

1441180156

Nisa Hidayatul Laili

1441180116

Pandhita Hatma M


1441180018

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014

PEMBANGUNAN NASIONAL DAN MASYARAKAT EKONOMI ASIA
2015
OLEH KELOMPOK 5
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu dasar ukuran kehidupan atau kualitas kehidupan rakyat dapat
bersifat universal, berbagai negara mencoba menyesuaikannya dengan situasi dan
kondisi negaranya masing-masing. Ukuran inilah yang dapat diidentikkan sebagai
ukuran dasar pembangunan. Usaha-usaha untuk mengukur perkembangan
pembangunan pada suatu negara dimulai dengan mempergunakan konsep
indikator ekonomi, indikator sosial dan indikator eko-sosial. Sehingga indikatorindikator ini dapat dikaitkan dengan usaha perencanaan pembangunan1.
Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat dan institusi-institusi nasional.
Pada hakekatnya pembangunan itu mencerminkan perubahan total suatu
masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan tanpa mengabaikan
keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual atau kelompok demi
terwujudnya kehidupan yang lebih baik2. Pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi suatu negara merupakan hal penting untuk mencapai tujuan
meningkatkan kemakmuran dari suatu bangsa. Pertumbuhan ekonomi pasti
melalui proses dan tahapan, dibutuhkan pembangunan ekonomi yang terus
menerus dalam upaya menuju perbaikan perekonomian dalam suatu negara.
Proses pembangunan perekonomian yang lebih baik ini akan menjadi
sebuah indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Dalam upaya
memacu pembangunan perekonomian dalam suatu negara dapat dilakukan dengan
salah cara yaitu melalukan kerjasama internasional dalam berbagai bidang
1

Soesastro, Hadi dkk. 2005. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam

Setengah Abad Terakhir. ISEI : Yogyakarta
2


Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga

Edisi 8. Erlangga : Jakarta

sehingga memberikan kontribusi positif demi percepatan pembangunan ekonomi.
Perkembangan kerjasama antar negara di kawasan Asia Tenggara telah ada sejak
25 tahun yang lalu. Kerjasama ini bermula dari tujuan yang berbeda-beda antar
negara dan saling membantu sebagai tingkat kesadaran dalam arti kerjasama3

1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam
tulisan ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.2.1

Apa hubungan pembangunan ekonomi di Indonesia dengan MEA 2015?

1.2.2

Mengapa


pembangunan

di

Indonesia

harus

dipersiapkan

dalam

menghadapi MEA 2015?
1.2.3

Bagaimana persiapan pembangunan di Indonesia dalam menghadapi MEA
2015?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai
dalam pembahasan ini dideskripsikan sebagai berikut
1.3.1

Untuk mengetahui hubungan pembangunan ekonomi di Indonesia dengan
MEA 2015.

1.3.2

Untuk mengetahui beberapa alasan persiapan Indonesia dalam menghadapi
MEA 2015.

1.3.3

Untuk

mengetahui

persiapan


pembangunan

di

Indonesia

menghadapi MEA 2015.

II. PEMBAHASAN
3

Chik, Abdul razak, Norzilah Hj. Aziz dan Azizah MD. Yusof. 2010. Kerjasama

Ekonomi ASEAN Peralihan dan Perubahan. Universiti Utara Malaysia : Kuala Lumpur

dalam

2. 1 Hubungan Pembangunan Ekonomi di Indonesia dengan MEA 2015
Setiap orang bisa saja mengartikan istilah pembangunan secara berbeda
sesuai dengan seleranya sendiri, sehingga pada akhirnya definisi tentang

pembangunan pun sedemikian banyak yang berbeda satu sama lain. Jadi
pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang
mencangkup perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat,
dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Hakekatnya pembangun itu harus mencerminkan perubahan total suatu
masyarakat

atau

penyesuaian

system

sosial

secara

keseluruhan,


tanpa

mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun
kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju
suatu kondisi yang lebih baik, secara material maupun spiritual.
Selain itu, Hakikat pembangunan adalah membentuk manusia-manusia
atau individu otonom, yang memungkinkan mereka bisa mengaktualisasikan
segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal. Tantangan utama dari
pembangunan ekonomi nasional adalah memperbaiki kualitas kehidupan.
Terutama di Negara-negara yang paling miskin, kualitas hidup yang lebih baik
memang mensyaratkan adanya pendapatan yang lebih tinggi, namun yang
dibutuhkan bukan hanya itu. Pendapatan yang lebih tinggi hanya merupakan salah
satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi.
Banyak hal lain yang juga harus diperjuangkan, yakni pendidikan yang
lebih baik, peningkatan standar kesehatan dan nutrisi, pemberantasan kemiskinan,
perbaikan kondisi lingkungan hidup, pemerataan kesempatan, peningkatan
kebebasan individual, dan pelestarian ragam kehidupan budaya. Jika beberapa hal
tersebut sudah terpenuhi dalam suatu Negara maka negara tersebut sudah mampu
untuk bersaing dengan negara-negara lain. Untuk saat ini, pembangun ekonomi di
Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, banyak sekali masyarakat yang

memanfaatkan skill nya untuk mengolah limbah menjadi barang berguna. Selain
itu daerah-daerah terpencil atau pelosok sekarang sudah ada fasilitas pendidikan
dan transportasi ini bertujuan agar seluruh generasi muda bangsa harus mengenal

yang namanya pendidikan dan di harapkan mampu bersaing di kanca
Internasional.
Dan dengan adanya skill tersebut, maka Industri rumahan (home industry)
telah menjamur di Indonesia. Sisi positif dari industri rumahan ini, adalah
terciptanya lapangan pekerjaan baru. Jelas ini telah membantu mengembangkan
ekonomi di Indonesia. Maka dengan demikian Indonesia akan mampu bersaing di
MEA(Masyarakat Ekonomi Asia) 2015 nanti dengan Negara-negara se- asia.
Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru
penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu MEA(Masyarakat
Ekonomi Asia)

yang merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara

ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan
ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500

juta penduduknya. MEA dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN IV di Singapura 1992. Awalnya MEA ditargetkan merupakan wujud dari
kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional
ASEAN, dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai
dalam waktu 15 tahun (1993-2008).
Kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi
menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN
Free Trade Area (CEPT- AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan
AFTA melalui: penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan
kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir
yang terkait dengan MEA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua
bea masuk impor barang bagi semua anggota MEA.

2.2

Pembangunan di Indonesia Harus Dipersiapkan untuk Menghadapi MEA
2015

Peluang Indonesia untuk dapat bersaing dalam MEA 2015 sebenarnya

cukup besar, saat ini Indonesia menduduki peringkat 16 di dunia untuk besarnya
skala ekonomi. Besarnya skala ekonomi juga didukung oleh proporsi penduduk
usia produktif dan pertumbuhan kelas menengah yang besar. Prospek ekonomi
Indonesia yang positif didukung oleh perbaikan peringkat investasi Indonesia oleh
lembaga pemeringkat dunia serta masuknya Indonesia sebagai peringkat empat
prospective destinations berdasarkan UNCTAD World Investment report. Untuk
mewujudkan peluang MEA 2015, sudah saatnya kita berbenah dan melakukan
tindakan-tindakan efektif dan terarah yang didukung oleh berbagai pihak.
Kepulauan Riau yang 95 persen wilayahnya terdiri atas laut, memiliki
potensi yang sangat besar untuk

pengembangan sektor perikanan. Untuk

menciptakan perikanan menjadi sektor unggulan perlu didukung oleh beberapa
hal, terutama peningkatan kapasitas pelabuhan perikanan, pengembangan armada
perikanan, pengembangan pola kemitraan nelayan, pembangunan kawasan
budidaya perikanan yang didukung oleh industri paska budidaya, bimbingan
teknis bagi nelayan, serta pengawasan dan penangkapan ilegal fishing. Rencana
untuk merebut porsi lalu lintas barang di Selat Malaka adalah dengan
membangun Pelabuhan Tanjung Sauh dan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar
harus didukung oleh berbagai pihak terkait. Saat ini lalu lintas barang di Selat
Malaka masih dikuasai oleh Singapura dan Malaysia. Dengan pembangunan
kedua pelabuhan tersebut, diharapkan Kepulauan Riau tidak hanya menjadi
penonton, melainkan ikut berkontribusi sebagai pemain dan mengambil manfaat
ekonomi dari posisi strategisnya yang berada dalam salah satu wilayah tersibuk
jalur perdagangan dunia.
Salah satu sektor unggulan lainnya yang dapat menjadi sektor potensial di
Kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan adalah sektor pariwisata. Kedekatan
jarak dengan Singapura harus dijadikan peluang untuk menarik wisatawan dunia
yang banyak berkunjung ke negara tersebut. Untuk mewujudkan keunggulan ini
tentu harus didukung oleh perbaikan sarana transportasi, infrastruktur, kualitas
SDM terlatih, dsb. Terwujudnya sektor pariwisata menjadi primadona memiliki
banyak manfaat terhadap peningkatan sektor-sektor lainnya, seperti Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Jasa-jasa, Sektor Industri Pengolahan

melalui peningkatan produksi cinderamata dan handycraft, Sektor Bangunan
melalui pembangunan konstruksi pendukung

pariwisata, dan sektor-sektor

lainnya. Untuk peningkatan daya saing dan antisipasi menghadapai MEA 2015,
peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak diperlukan. SDM ini
harus dipersiapkan sebagai insan yang berdaya saing regional bahkan global.
Perlu juga dipersiapkan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, (UMKM),
dan juga penciptaan wisausahawan baru untuk mendukung penguatan sektor
potensial4. Oleh karena itu diharapkan Indonesia kelak dapat bersaing dengan
negara-negara lain di kawasan ASEAN dengan sektor yang telah dibangun dan
diperbaiki oleh Indonesia.
2. 3 Persiapan Pembangunan di Indonesia dalam Menghadapi MEA 2015
Implemetasi MEA yang semakin dekat, sudah saatnya kita berbenah dan
mengambil tindakan sedini mungkin untuk menghadapi persaingan yang akan
semakin sengit. Kerjasama dan prioritas kepentingan nasional harus dikedepankan
oleh berbagai pihak untuk mendukung terciptanya Indonesia menjadi negara yang
mendapatkan keuntungan terbesar dengan diterapkannya MEA 2015. Tidak
kurang dari 2 bulan pelaksanaan ASEAN Economic Community akan segera
dilaksanakan, yaitu tepatnya tanggal 31 Desember 2015.
Kesan siap dalam menghadapi ASEAN Economic Community masih
kurang dari harapan. Sebagai perbandingan yang riil, berdasarkan pengalaman
yang pernah

dialami

sebelumnya

yaitu

pada saat Indonesia menghadapi

ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) pada tahun 2004, Indonesia
bersama ASEAN telah menyepakati perjanjian

oleh

China yang

dikenal

dengan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Pasca kesepakatan ini,
Indonesia menghadapi dampak langsung. Sampai saat ini Indonesia kebanjiran
produk-produk asal negeri China yang bernilai milyaran dolar.
Kesepakatan ini bagaikan pukulan telak karena produk lokal kalah dalam
bersaing dengan produk China yang harga jualnya jauh lebih murah. Sebenarnya
apa yang perlu untuk dipersiapkan oleh Indonesia tidaklah mudah. Mengingat
4

Akbar, Ridho. 2014. Tantangan dan Keuntungan AFTA 2015 untuk Indonesia.
http://himamanuny.wordpress.com/2014/03/22/tantangan-dan-keuntungan-afta-untuk-indonesia/.
Diakses pada tanggal 14 Desember 2014 pukul 23:00

Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di kawasan Asia Tenggara harus
mempersiapkan 5 (lima) hal pokok sebagai subjek dari ASEAN Economic
Commnunity tersebut, meliputi arus bebas barang, arus bebas perdagangan, arus
bebas

investasi,

arus bebas modal, dan arus bebas tenaga kerja terlatih

(profesional).
Arus bebas barang dilakukan dengan menghilangkan hambatan non-tarif
yang ada melalui peningkatan transparansi tindakan-tindakan non-tarif, dan
diberlakukannya aturan dan peraturan yang sesuai dengan standar dan praktek
internasional.

Selanjutnya,

arus

bebas

perdagangan

dilakukan

dengan

penghapusan semua pembatasan yang berhubungan dengan penyediaan layanan
dan pembentukan perusahaan melintasi perbatasan dari 10 negara anggota
ASEAN pada tahun 2015, yang tunduk pada peraturan nasional masing-masing.
Kemudian, arus bebas investasi ditandai dengan pembentukan penuh rezim
investasi yang bebas dan terbuka, untuk meningkatkan daya saing di negaranegara ASEAN, dan untuk menarik arus investasi ke blok ekonomi5.
Selanjutnya, hal lainnya yang cukup penting dengan adalah arus bebas
modal dan arus bebas tenaga kerja terlatih (profesional). Untuk arus bebas modal
dilakukan dilakukan dengan membentengi pengembangan pasar modal dengan
harmonisasi standar keuangan melalui diberlakukannya peraturan di bidangbidang seperti penawaran surat utang, dan persyaratan pengungkapan, untuk
meningkatkan arus modal di seluruh wilayah. Sedangkan terhadap arus bebas
tenaga kerja terlatih atau profesional dilakukan dengan meningkatkan mobilitas
tenaga kerja di kawasan ASEAN, dengan memfasilitasi penerbitan visa dan
pekerjaan lolos untuk para profesional dan tenaga kerja terampil, sehingga
mengintensifkan kompetisi untuk kesempatan

kerja

di

wilayah

ini

pada

tahun 2015. 5 (lima) subjek pokok dari ASEAN Economic Community itu
tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata. Butuh persiapan yang matang dan
sistematis baik mencakup perangkat peraturannnya maupun infra struktur untuk
mendukungnya. Hal ini tentunya tidak menjadi suatu hal yang berlebihan,
mengingat, ASEAN Economic Community bukan hanya produk-produk barang
saja yang bisa keluar masuk Indonesia, namun juga tenaga kerja, jasa, dan modal.
5

Aulawo, Akhmad. 2014. Arah Pembangunan Hukum dalam Menghadapi Asean
Economy Sommunity 2015, hal. 1.

Apalagi sebagai negara yang memiliki penduduk terbesar dan sumber daya alam
terbanyak dibanding negara-negara ASEAN lainnya, tentu Indonesia menjadi
pasar yang potensial bagi produk mereka.
Salah satu perangkat yang penting yang perlu untuk dipersiapkan untuk
menghadapi ASEAN Economic Community adalah pembangunan perangkat
hukum berupa peraturan perundang-undangan yang mendukung terhadap
kebutuhan ASEAN Economic Community. Persiapan perangkat hukum yang
mensupport AEC juga bukanlah suatu yang mudah untuk dilakukan. Hal ini
disebabkan penerapan integrasi ekonomi ASEAN ini masih dibatasi oleh
kebijakan-kebijakan dan keputusan ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing
negara ASEAN. Hal ini menimbulkan tantangan, yaitu ketika Indonesia ingin
bekerjasama lebih erat dengan negara ASEAN lain, mau tidak mau Indonesia
harus mampu membuat keputusan bersama. Persoalannya, di satu sisi Indonesia
masih enggan untuk membagi sebagian kedaulatan, namun dilain pihak kenyataan
di lapangan pemerintah harus realistis untuk menghadapi tuntutan pasar ekonomi
dan perdagangan. Pada akhirnya, pemerintah Indonesia akan berada dalam situasi
yang memaksa untuk mengambil kebijakan secara bersama dan kolektif.
Tertera dalam pembangunan jangka panjang Nasional 2005-2025
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007, belum
terlihat secara konkret dukungan pembangunan hukum nasional dalam
menghadapi perubahan perdagangan internasional yang salah satunya dalam
bentuk AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam salah satu visi
pembangunan nasional yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional disebutkan bahwa visi pembangunan nasional bertujuan untuk
mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia Internasional
dengan cara memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan
kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan
identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional, dan mendorong
kerja sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok,
serta antarlembaga di berbagai bidang. Sedangkan sasaran pokok dari visi ini di
antaranya adalah memulihkan posisi penting Indonesia sebagai negara demokratis
besar yang ditandai oleh

keberhasilan diplomasi di fora internasional dalam

upaya pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan
kekayaan sumber daya alam nasional; terwujudnya kemandirian nasional dalam
konstelasi global dan meningkatnya investasi perusahaan-perusahaan Indonesia di
luar negeri.6.
Sehingga bila negara Indonesia sudah siap sedia dengan ASEAN
Economic Community maka tidak akan menjadi masalah lagi, karena dengan
datangnya ASEAN Economic Community akan terjadinya ledakan besar dari luar
negeri yang berupa sumber daya manusia jadi akan membuat iklim persaingan
pekerjaan akan semakin lebih ketat dan luas. Mungkin saja lulusan dari negara
malaysia untuk menjadi tenaga ahli dengan upah yang lebih manusiawi atau tak
ada upah tambahan dari visa lagi, bisa juga sarjawan indonesia pergi ke singapura
menjadi praktisi IT disana karena sudah tidak ada lagi kendala dalam hal visa
lagi7.

III. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
3.1. Hubungan Pembangunan Ekonomi di Indonesia dengan MEA 2015
Dengan adanya pendidikan yang baik, peningkatan standar kesehatan dan
nutrisi, pemberantasan kemiskinan, perbaikan kondisi hidup, pemerataan
kesempatan, peningkatan kebebasan individual, dan peletarian ragam kehidupan
di negara kita maka pembangunan ekonomi di Indonnesia sangat siap dan
berpengaruh terhadap persaingan pasar global Masyarakat Ekonomi Asia 2015 .

3.2

Pembangunan di Indonesia Harus Dipersiapkan untuk Menghadapi MEA
2015
Negara besar seperti Indonesia wajib melakukan pembangunan guna

menghadapi MEA 2015 karena peluangnya yang cukup besar. Diantara peluang
6

Aulawo, Akhmad. 2014. Arah Pembangunan Hukum dalam Menghadapi Asean
Economy Sommunity 2015, hal. 2.
7
Aulawo, Akhmad. 2014. Arah Pembangunan Hukum dalam Menghadapi Asean
Economy Sommunity 2015, hal. 3.

tersebut, Indonesia bisa memanfaatkan Kepulauan Riau yang hampir seluruh
wilayahnya diisi oleh laut, daerah-daerah perbatasan dengan negara lain bisa
dijadikan tempat wisata, dan juga untuk mengantisipasi daya saing maka SDM
harus lebih terlatih.

3.3

Persiapan Pembangunan di Indonesia dalam Menghadapi MEA 2015
Didalam MEA 2015, persiapan dan kesiapan Indonesia masih juah dari

harapan untuk itu kita bangsa Indonesia seharusnya mulai berbenah dan
mengambil tindakan untuk menghhadapi persaingan pasar di kawasan Asia
Tenggara. Kerjasama dan prioritas kepentingan harus dikedepankan untuk
mendukung terciptanya Indonesia menjadi negara yang mendapatkan keuntungan
dari MEA 2015 mendatang.

IV. DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ridho. 2014. Tantangan dan Keuntungan AFTA 2015 untuk Indonesia.
http://himamanuny.wordpress.com/2014/03/22/tantangan-dankeuntungan-afta-untuk-indonesia/. Diakses pada tanggal 14 Desember
2014 pukul 23:00.
Arifin, Sjamsul, Rizal A. Djaafara, dan Aida S. Budiman. 2008. Masyarakat
Eknomi ASEAN (MEA) 2015. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Aulawo, Akhmad. 2014. Arah Pembangunan Hukum dalam Menghadapi Asean
Economy Sommunity 2015, hal. 1.
Chik, Abdul razak, Norzilah Hj. Aziz dan Azizah MD. Yusof. 2010. Kerjasama
Ekonomi ASEAN Peralihan dan Perubahan. Universiti Utara Malaysia :
Kuala Lumpur.
Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Erlangga : Jakarta.
Mandagie, Revli Orelius. 2014. AFTA 2015; Perdagangan Bebas dan Kesiapan
SDM Indonesia. mhttp://manadaposstonline.com/read/2014/09/02/AFTA-

2015-Perdagangan-Bebas-dan-Kesiapan-SDM-Indonesia/5408.

Diakses

pada tanggal 13 Desember 2014 pukul 22:16.
Plummer, Michael G. dan Chia Siow Yue. 2009. Realizing the ASEAN Economic
Community. ISEAS Publishing: Pasir Panjang.
Soesastro, Hadi dkk. 2005. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia
dalam Setengah Abad Terakhir. ISEI : Yogyakarta.
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga Edisi 8. Erlangga : Jakarta.

Peranyaan
1. Pembangunan mencakup tentang seluruh perubahan yang mendasari atas
strukur soosial ?

(Aulia/TI IA)
Maksud struktur social secara umum adalah gerakan perubahan dari suatu
kelompok masyarakat sedangkan pada pertanyaan di atas maksud dari
perubahan yang mendasar dari struktur social masyarakat dituntut untuk
lebih dewasa, produktif, pintar dalam hal menangani suatu masalah.
Dengan demikian maka proses pembangunan untuk masyarakat ekonomi
ASEAN dengann dilandasi oleh perubahan yang mendasar akan lebih
maju dan sukses dalam pembangunnan suatu Negara.
(Hatma/TI1A)
2. Sebutkan hukum dagang selain hukum dagang syariat ?
(Fadli/TI1A)
Berdasarkan pengetahuan yang kami ketahui, hanya mengetahui hukum
dagang syariat merupakan salah satu hukum dagang yang berlaku di Indonesia.
Hukum dagang lainnya dapa juga berlaku dalam perdagangan di Indonesia.
(Abdan/TI1A)

3. Program pemerintah untuk perbaiki rakyat kecil ?
(Boby/TI1B)
Meningkatkan pendidikan pada daerah terpencil, meningkatkan
SDM pada daerah-daerah terpencil dan memberikan usaha kecil menengah demi
meningkatkan produktifitas daerah tersebut.
(M.Avisena/TI1A)