Strategi Badan Penanaman Modal Kota Medan Dalam Meningkatkan Investasi Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proporsi
untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep (Singarimbun, 2008:37).
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel
atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto dalam Dwi, 2009:92).
Berdasarkan pengertian diatas, maka teori yang digunakan untuk menerangkan
permasalahan dalam penelitian ini antara lain yaitu:

2.1.1.Strategi
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos”, yang berasal dari
“stratos” yang berarti militer dan “gos” yang artinya memimpin. Kata strategi
awalnya digunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian semakin
berkembang keberbagai bidang kepentingan.
Menurut Coulter dalam Kuncoro (2005:12) Strategi adalah sejumlah
keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan
sumberdaya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam

lingkungan industrinya.
Sementara menurut Jatmiko (2003:4) strategi adalah sebagai suatu cara
dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya sesuai dengan peluang-peluang

12
Universitas Sumatera Utara

dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan
internal organisasi.
Menurut Hunger & Wheelen (2003:16), strategi merupakan rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan
tujuannya dimana strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
meminimalkan keterbatasan bersaing.
Menurut Dirgantoro (2001:5) strategi adalah sebagai penetapan arah kepada
“manajemen” yakni bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang dapat memberikan
keuntungan terbaik bagi organisasi. Dalam hal ini lebih kedalam kompetisi bisnis
yang bagaimana cara untuk bersaing dalam pesaing dalam pasar.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah goaldirected actions yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang diinginkan organisasi
dan “bagaimana” mengimplementasikannya dengan mempertimbangkan semua
kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan

tantangan.

2.1.2. Ciri-ciri dan Manfaat Strategi
Adapun ciri-ciri strategi menurut Pardede (2011:57-58) yaitu:
1. Mempengaruhi Setiap Tingkatan Manajemen
Keputusan dari serangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap
tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen
terendah dari organisasi.
2. Menimbulkan Pengaruh Dalam Jangka Panjang

13
Universitas Sumatera Utara

Pembuatan keputusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat
namun keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut akan
mempengaruhi terhadap jangka panjang dari aktivitas organisasi.
3. Berwawasan Masa Depan
Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa
mendatang oleh khususnya putusan strategi didasari oleh sebuah analisis yang
menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan

kelemahan organisasi.
4. Mempengaruhi Seluruh Bagian Organisasi
Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan
antara satu dengan yang lain. Maka ketika putusan-putusan strategi
mempengaruhi satu bidang maka otomatis akan mempengaruhi bidang yang
lain. Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa besar
tingkat keterikatan dan ketergantungan satu bidang dengan bidang lainnya.
5. Berwawasan Terbuka
Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu
dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat diluar organisasi, oleh karena itu
keputusan strategi harus berwawasan terbuka karena mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan diluar organisasi.
6. Memberikan Kerangka Pengambilan Keputusan pada Manajemen Tingkat
Yang Lebih Rendah
Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggungjawab dalam
berjalannya organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan
keputusan dalam kegiatannya oleh karena putusan strategi menjadi sebuah
landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang lebih rendah untuk

14

Universitas Sumatera Utara

mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer
tertinggi dan arah tujuan organisasi.
7. Membutuhkan sumber daya
Sebuah keputusan strategi akan memerlukan penambahan sumber daya yang
relevan untuk mendukung dan menjalankan strategi tersebut.
Manfaat Strategi
Beberapa manfaat strategi menurut Dirgantoro (2001):
1. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organsiasi dan menentukan
jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.
2. Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan keuntungan
organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi.
3. Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi peluang
4. Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem
5. Menggambarkan framework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol
terhadap efektivitas.
6. Meminimumkan pengaruh dan perubahan
7. Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan
8. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif

9. Membantu perilaku yang lebih terintegrasi

2.1.3. Jenis-Jenis Strategi
Adapun jenis-jenis strategi menurut David dalam Capah (1997:248-272) yaitu:
1. Strategi Integrasi, yang terdiri atas:
a. Integrasi ke Hilir, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas
distributor atau pengecer dari produk perusahaan.

15
Universitas Sumatera Utara

b. Integrasi ke hulu, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas
perusahaan pemasok.
c. Integrasi Horizontal, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas
perusahaan pesaing.
2. Strategi Intensifikasi, antara lain terdiri dari:
a. Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan porsi pasar pada pasar yang sudah ada
melalui usaha marketing yang lebih kuat.
b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan yang ada pada area pasar
yang baru.

c. Pengembangan produk, yaitu meningkatkan yang sudah ada atau
menciptakan yang baru.
3. Strategi diversifikasi, antara lain terdiri atas:
a. Diversifikasi se-inti, yaitu menambah produk yang baru namun masih
berhubungan dengan produk yang sudah ada.
b. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk yang baru yang tidak
berhubungan dengan produk yang sudah ada.
c. Diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk yang baru namun masih
berhubungan dengan produk yang sudah ada dan memperkenalkan produk
baru tersebut pada pelanggan yang sudah ada.
4. Strategi difensif, antara lain:
a. Join Venture, yaitu berkerjasama dengan perusahaan lain membentuk
organisasi terpisah.
b. Penciutan, yaitu pengurangan biaya dan aset untuk mengantisipasi
penurunan omset.

16
Universitas Sumatera Utara

c. Divestasi, yaitu menjual divisi atau bagian lainnya dari organisasi yang

sudah ada.
d. Pembubaran, yaitu menjual aset perusahaan seluruhnya.

2.1.4.Tantangan Dalam Perencanaan Strategis
Dalam perencanaan, tantangan harus dikenali dan diidentifikasi sebelumnya.
Hal ini bertujuan untuk membuat perubahan penting dalam organsasi. Adapun
tantangan dalam perencanaan strategis menurut Bryson (2005: 227) antara lain yaitu:
1. Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian
orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, keputusan, konflik, dan
preferensi kebijakan ditempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi.
2. Masalah proses adalah manajemen ide strategis. Kearifan yang tidak
konvensional harus diubah menjadi kearifan yang konvensional.
3. Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.
Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

2.1.5. Manajemen Strategi
Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk
mengformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. (fred r. david, 2004:5)
Menurut Hunger & Wheelen (2003:4) manajemen strategi adalah serangkaian

keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang, dimana manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan
evaluasi peluang, dan ancaman lingkungan.

17
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Dess & Lumpkin (Kuncoro: 2005:7) terdapat dua elemen
utama yang merupakan jantung manajemen strategi, pertama manajemen strategi
memerlukan tiga proses yang berkelanjutan, yaitu: analisis, keputusan, dan aksi.
Kedua, inti dari manajemen strategi yakni mempelajari mengapa perusahaan mampu
mempunyai kinerja yang mengungguli perusahaan yang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli atas dapat diartikan bahwa manajemen strategi
adalah serangkaian proses manajerial yang dilakukan secara berkelanjutan dengan
mengformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang
akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan
dan mengungguli perusahaan yang lain.

2.1.5.1.Manfaat Manajemen Strategi
Beberapa manfaat manajemen strategi menurut Soesilo (2002: 1-14):

1. Menjadi lebih efektif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dan membuat
pengambilan keputusan.
2. Menambah kemungkinan sukses dalam mencapai tujuan.
3. Menciptakan sebuah organisasi yang menghargai pengetahuan dan perubahan.
4. Dampak untuk memonitor, memperbaiki dan menganalisis.
Berdasarkan beberapa manfaat diatas menunjukkan bahwa pentingnya
menerapkan manajemen strategis dalam sebuah organisasi atau perusahan yang ingin
terus maju.

18
Universitas Sumatera Utara

2.1.5.2.Proses Manajemen Strategi
Manajemen strategi dapat dilihat sebagai suatu proses yang meliputi sejumlah
tahapan yang saling berkaitan dan berurutan. Adapun proses manajemen strategi
tersebut yakni (Kuncoro, 2005:13):
1. Analisis Lingkungan, meliputi deteksi dan evaluasi konteks organisasi,
lingkungan eksternal dan internal organisasi.
2. Formulasi Strategi, mencakup desain dan pilihan strategi yang sesuai
3. Implementasi strategi, adalah proses bagaimana melaksanakan strategi yang

telah dengan tindakan nyata.
4. Evaluasi

Strategi,

adalah

proses

mengevaluasi

dan

sejauh

mana

mempengaruhi kinerja.
Pendapat Kuncoro sejalan pula dengan pendapat Hunger & Wheleen
(2003:12) yang mengatakan bahwa proses manajemen strategi meliputi empat elemen

dasar yaitu:
1. Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan terdiri atas:
a. Analisis Lingkungan Eskternal, terdiri dari variabel-variabel (kesempatan
dan ancaman) yang berada dari luar organisasi dan tidak khusus ada dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Analisis lingkungan
esternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja yang terdiri dari
elemen-elemen yang atau kelompok yang secara langsung berpengaruh
atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi, dan yang kedua
adalah lingkungan sosial.
b. Analisis lingkungan Internal, terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan
kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam

19
Universitas Sumatera Utara

pengendalian jangka panjang dari manajemen puncak. Analisis ini
meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi.
2. Perumusan Strategi
Pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari
kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi, tujuan-tujuan yang
ingin dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.
3. Implementasi Strategi
Proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan
melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur.
4. Evaluasi dan Pengendalian
Proses yang melalui aktiva-aktiva perusahaan dan hasil kinerja monitor dan
kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan.

Gambar 2.1 Proses Manajemen Strategi menurut Hunger & Wheleen
Pengamatan
Lingkungan
Esternal
Lingkungan
Sosial
Lingkungan
Kerja

Perumusan Strategi

Impelemntasi Strategi

Evaluasi dan
Pengendalian

Misi
Strategi
Tujuan
Kebijakan
Program

Internal

Anggaran

Struktur

Prosedur

Budaya
Sumberdaya

Kinerja

Sumber: Hunger & Wheleen (2003:12)

20
Universitas Sumatera Utara

2.1.5.3.Analisis SWOT
Menurut Thompson (2008: 97) analisis SWOT adalah simpel namun
merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta
mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan
ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) biasa digunakan
untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun pada
lingkungan internal perusahaan. SWOT biasanya digunakan untuk mendorong
refleksi diri dan diskusi kelompok tentang bagaimana mengembangkan perusahaan
dan posisinya untuk mencapai sukses. Analisis SWOT teridir dari empat faktor yaitu:
1. Strength (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organsisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organsisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
organsiasi, proyek atau konsep bisnis itu senidri. Misalnya kompetitor,
kebijakan pemerintah, dan kondisi lingkungan.
4. Threats (ancaman) merupakan kondisi ancaman yang dapat kapan saja dapat
mempengaruhi posisi perusahaan atau organisasi. Ancaman ini berasal dari
luar organisasi yang dapat sewaktu-waktu mengoyahkan organisasi sehingga

21
Universitas Sumatera Utara

harus diidentifikasi dengan cepat agar dapat disusun cara mengatasi atau
menghindarinya.
Gambar 2.2 Matriks SWOT
Strength (S)
Daftar semua kekuatan yang
dimiliki

Weaknesses (W)
Daftar semua kelemahan
yang dimiliki

Opportunities (O)
Daftar semua peluang yang
dapat diidentifikasi

Strategi SO

Strategi WO

Gunakan semua kekuatan
yang dimiliki untuk
memanfaatkanpeluang yang
ada

Atasi semua kelemahan
dengan memanfaatkan
peluang yang ada

Threats (T)
Daftar semua ancaman yang
dapat diidentifikasi

Strategi ST

Strategi WT

Gunakan semua kekuatan
untuk menghindar dari
ancaman

Tekan semua kelemahan dan
cegah semua ancaman

Sumber: Kuncoro (2005:52)

1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
3. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
4. Strategi WT

22
Universitas Sumatera Utara

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelmahan dan menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan
untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.

Kendati analisis SWOT umum dipakai dalam menganalisis, analisis SWOT
mempunyai keterbatasan. Keterbatasan yang dipunyai analisis SWOT menurut
Kuncoro (2005:53) antara lain:
1. Kekuataan tidak selalu menjadi suatu keunggulan
2. Analisis SWOT terhadap lingkungan eksternal terlalu sempit
3. SWOT memberikan analisis pada keadaan statis dan tidak dinamis
4. SWOT terlalu menekankan pada strategi satu dimensi

2.1.6.Investasi
Investasi atau penanaman modal merupakan istilah yang terkenal baik dalam
kegiatan bisnis maupun dalam bahasa perundang-undangan. Investasi merupakan
istilah dalam dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal lebih banyak
digunakan dalam bahasa perundang-undangan. Pada dasarnya kedua istilah tersebut
mempuyai pengertian yang sama sehingga kadang-kadang digunakan secara
interchangeable. Dalam berbagai kepustakaan hukum ekonomi atau hukum bisnis,
terminologi investasi dapat berarti investasi yang dilakukan secara langsung oleh
investor lokal (domestic direct investor, DDI), investor asing (Foreign direct
investment, FDI), dan investasi yang dilakukan secara tidak langsung oleh pihak asing
(Foreign Indirect Investment, FII). Investasi yang dilakukan secara tidak langsung ini
dikenal dengan istilah investasi dalam bentuk portofolio, yakni pembelian efek lewat
lembaga pasar modal (capital market).

23
Universitas Sumatera Utara

Menurut Hendrik dalam Lusiana (2012:34) Investasi adalah penggunaan
modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan
maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke resiko yang dirancang untuk
mendapatkan perolehan modal. Investasi dapat menunjukkan kesuatu investasi
keuangan (dimana investor menetapkan uang ke dalam suatu sarana) atau menunjuk
investasi usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan keberhasilan
pekerjaannya.
Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau
mempertahankan stok barang modal. Stok barang modal (capital stocks) terdiri dari
pabrik, mesin, kantor dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam
proses produksi. Barang modal juga meliputi perumahan tempat tinggal dan juga
persediaan. Investasi adalah pengeluaran yang ditambahkan kepada komponenkomponen barang modal ini. Sedangkan menurut Pasaribu (2013:234) investasi atau
penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan
atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.
Menurut Halim (2005:4) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Menurut Halim investasi terbagi menjadi dua yaitu: investasi pada asetaset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi
aset-aset fiansial dilakukan dipasar uang sementara investasi pada aset-aset rill dapat
berbentuk pembelian aset portofolio, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan
lainnya.
Menurut Anorgana dalam Lusiana (2012:37), dilihat dari sudut pandang
ekonomi yang memandang investasi sebagai salah satu faktor produksi di samping
faktor produksi lainnya, investasi dapat diartikan:

24
Universitas Sumatera Utara

1. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi, atau suatu penyertaan lainnya.
2. Suatu tindakan membeli barang-barang modal.
3. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di masa
yang akan datang.
Merujuk pada uraian diatas, unsur kegiatan investasi yaitu:
1. Adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan
nilai modalnya.
2. Bahwa modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata
dan dapat diraba (tangible), tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat tidak
kasat mata dan tidak dapat diraba (intangible).

2.1.6.1.Jenis-Jenis Investasi
Pada dasarnya, menurut Lusiana (2012:41) kegiatan penanaman modal
diklasifikasikan atas dua kategori besar, yaitu:
1. Investasi Langsung (Direct Investment) atau penanaman modal jangka panjang
Investasi langsung dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan patungan
dengan mitra lokal, melakukan kerjasamaoperasitanpa membentuk perusahaan
baru, mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam
perusahaan lokal, memberikan bantuan teknis dan manajerial maupun
memberikan lisensi dan lain-lain.
2. Investasi tidak Langsung (Indirect Investment) atau penanaman modal tidak
langsung (Portofolio investment)
Investasi tidak langsung pada umumnya merupakan penanaman modal jangka
pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang.
Investasi ini disebut pananaman modal jangka pendek karena pada umumnya

25
Universitas Sumatera Utara

mereka melakukan jual beli saham dan / atau mata uang dalam jangka waktu
yang relatif singkat, tergantung fluktuasi nilai saham dan / atau mata uang
yang hendak mereka perjualbelikan.

2.1.6.2.Sumber Investasi
Menurut Pasaribu (2013:236), investasi berasal dari dua sumber, yaitu:
1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-undang No.
25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal. Penanam modal Dalam Negeri
dapat dilakukan oleh perseorangan WNI, badan usaha Negeri, dan/atau
pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia. Kegiatan usaha usaha atau jenis usaha terbuka bagi
kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang
dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan
modal Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden
No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup
dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman
Modal. Latar Belakang PMDN didasari bahwa pembangunan ekonomi
selayaknya disandarkan pada kemampuan rakyat Indonesia sendiri. Untuk
memanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki oleh orang asing.
Investasi sebagai wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan untuk
dapat memelihara atau menaikkan nilai atau memberikan hasil yang positif

26
Universitas Sumatera Utara

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Penanaman Modal menyebutkan bahwa
PMDN adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah
Negara RI yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan
menggunakan modal dalam negeri Sedangkan yang dimaksud dengan
penanam modal dalam negeri adalah perseorangan WNI, badan usaha
Indonesia, Negara RI, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah Negara RI (Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Penanaman Modal)
Bidang usaha yang dapat menjadi garapan PMDN adalah semua bidang usaha
yang ada di Indonesia. Namun ada bidang-bidang yang perlu dipelopori oleh
pemerintah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah. Misalnya yang berkaitan
dengan rahasia dan pertahanan Negara. PMDN di luar bidang-bidang tersebut
dapat diselenggarakan oleh swasta nasional seperti perikanan, perkebunan,
pertanian, telekomunikasi, jasa umum, perdagangan umum. PMDN dapat
merupakan sinergi bisnis antara modal negara dan modal swasta nasional.
Misal: di bidang telekomunikasi, perkebunan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PMDN antara lain:
a. Potensi dan karakteristik suatu daerah
b. Budaya masyarakat
c. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional
d. Peta politik daerah
e. Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan lokal dan
peraturan daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis
dan investasi.

27
Universitas Sumatera Utara

2. Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman Modal Asing merupakan bentuk investasi dengan jalan
membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman Modal
di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan
Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal). Sedangkan menurut Suratman dalam
Novelda Riyanti (2014:4) Investasi Asing adalah kegiatan menanam modal
untuk melalukan usaha di wilayah negara Republik Indnesia yang dilakukan
oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan
diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan andil dalam alih
teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru.
Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat
terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.
Fungsi Penanaman Modal Asing bagi Indonesia
a. Sumber dana modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat
investasi dan pertumbuhan ekonomi.
b. Modal asing dapat berperan penting dalam penggunaan dana untuk
perbaikan struktural agar menjadi lebih baik lagi.
c. Membantu dalam proses industrilialisasi yang sedang dilaksanakan

28
Universitas Sumatera Utara

d. Membantu dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak sehingga mampu
mengurangi pengangguran.
e. Mampu meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.
f. Menjadi acuan agar ekonomi Indonesia semakin lebih baik lagi dari
sebelumnya.
g. Menambah cadangan devisa negara dengan pajak yang diberikan oleh
penanam modal.
Faktor yang mempengaruhi berkurangnya PMA yaitu:
a. Instabilitas Politik dan Keamanan.
b. Banyaknya kasus demonstrasi / pemogokkan di bidang ketenagakerjaan.
c. Kurangnya jaminan kepastian hukum.
d. Lemahnya penegakkan hukum.
e. Kurangnya jaminan / perlindungan Investasi.
f. Masih maraknya praktek KKN
g. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia

2.1.6.3.Bidang Usaha Untuk Investasi
Bidang usaha dalam investasi diatur dalam Undang-Undang nomor 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal pasal 12, yaitu: (1) Semua bidang usaha atau jenis
usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis
usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. (2) Bidang usaha
yang tertutup bagi penanam modal asing adalah: a). produksi senjata, mesiu, alat
peledak, dan peralatan perang; dan b). bidang usaha

yang

secara

dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang. (3) Pemerintah

eksplisit

berdasarkan

Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal,

29
Universitas Sumatera Utara

baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral,
kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan
nasional lainnya. (4) Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang
terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka
dengan persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden. (5)
Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan
kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan,
pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi
dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta
kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah.

2.1.6.4.Tujuan Investasi
Menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
tujuan penyelenggaraan investasi adalah;
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional
5. Mendorong pengembangan ekonomi kerkayatan
6. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Tujuan penanaman modal dijadikan acuan dalam kebijakan penanaman modal
oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal, departemen teknis terkait, dan pemerintah

30
Universitas Sumatera Utara

daerah. Tujuan harus mampu mengarahkan kebijakan dasar penanaman modal sesuai
ketentuan undang-undang.

2.1.6.5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Faktor

yang

dapat

mempengaruhi

investasi

yang

dijadikan

bahan

pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya antara lain (Pasaribu,
2013:235):
1. Sumber daya alam
2. Sumber daya manusia
3. Stabilitas politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha
4. Kebijakan pemerintah
5. Kemudahan dalam peizinan
Dari segi Penanaman Modal Asing, banyak faktor yang menyebabkan
timbulnya keengganan masuk investasi ke Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang
dapat menjadi pendukung masuknya arus investasi ke suatu negara, seperti jaminan
keamanan, stabilitas politik, dan kepastian hukum, tampaknya menjadi suatu
permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Bahkan otonomi daerah yang sekarang
diterapkan di Indonesia dianggap menjadi permasalahan baru dalam kegiatan
investasi di beberapa daerah.
Sementara menurut Prasetyo (2009:98) faktor yang dapat mempengaruhi besar
kecilnya investasi diantaranya adalah:
1. Tingkat Bunga
Jika tingkat bunga rendah maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi,
karena kredit dari bank menguntungkan untuk mengadakan investasi.
Sebaliknya jika tingkat bunga tinggi, maka tingkat investasi akan rendah,

31
Universitas Sumatera Utara

karena tingkat kredit dari bank tidak dapat memberikan keuntungan dalam
proyek investasi.
2. Peningkatan Aktivitas Perekonomian
Jika ada perkiraan peningkatan aktivitas perekonomian di masa yang akan
datang, walaupun tingkat suku bunga lebih besar, maka investasi mungkin
akan tetap dilakukan oleh para investor yang mempunyai insting tajam (risk
seeking). Karena investor menganggap bahwa investasi di masa yang akan
datang memperoleh banyak keuntungan. Sekalipun faktor insting ini bukan
faktor utama, tetapi penting untuk dipertimbangkan oleh para investor dalam
mengambil keputusan.
3. Kestabilan Politik Suatu Negara
Semakin stabilnya kondisi politik suatu Negara akan semakin baik iklim
investasi disuatu Negara tersebut, sehingga investasi baik dalam bentuk PMA
atau PMDN di Negara tersebut akan meningkat. Karena dengan suhu politik
yang stabil, berarti country risk juga rendah yang berarti keuntungan investasi
akan semakin baik.
4. Tingkat Keuntungan Investasi yang akan diperoleh
Semakin tinggi tingkat keuntungan dalam berinvestasi sudah barang tentu
akan semakin besar tingkat investasi tersebut. Namun, secara umum semakin
tinggi tingkat keuntungan dari investasi juga semakin tinggi resikonya.
Sedangkan menurut Malik (2007), ada lima faktor utama yang mempengaruhi
masuknya investasi pada suatu negara yaitu:
1. Stabilitas politik
2. Kepastian hukum
3. Konsistensi kebijakan

32
Universitas Sumatera Utara

4. Regulasi
5. Pajak

2.2. Ketentuan Penanaman Modal di Indonesia
Ketentuan tentang pendirian perusahaan dalam rangka penanaman modal
diatur dalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor:
1/P/2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor 57/SK/2004 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan
Penanaman Modal yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan
Penanaman Modal Asing. Pasal 2 Keputusan Kepala BKPM Nomor 57/SK/2004,
dikemukakan: ayat (1) calon penanam modal yang akan melakukan kegiatan
penanaman modal dalam rangka PMDN dan PMA wajib mengajukan permohonan
kepada kepala BKPM, ayat (2) syarat persetujuan (SP) atas permohonan penanaman
modal dalam rangka PMDN dan PMA di tanda tangani oleh kepala BKPM, ayat (3)
penanaman modal yang telah memperoleh surat persetujuan wajib mengajukan
permohonan untuk memperoleh perizinan pelaksanaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan penanaman modal, ayat (4) perizinan pelaksanaan penanaman modal
sebagaimana dimaksud ayat (3) terdiri dari :
1. Perizinan yang diterbitkan oleh BKPM, berupa:
a. Angka Pengenal Importir Terbatas
b. Izin Usaha/Izin Usaha Tetap/Izin Perluasan
c. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing
d. Rekomendasi Visa bagi Penggunaan Tenaga Kerja Asing
e. Izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

33
Universitas Sumatera Utara

f. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang bekerja
dilebih dari satu Provinsi
g. Fasilitas pembebasan Bea masuk atas Pengimporan Barang Modal atau
Bahan Baku / Penolong dan Fasilitas Fiskal lainnya
2. Perizinan yang diterbitkan oleh pemerintah provinsi sesuai kewenangannya,
berupa perpanjangan izin memperkerjakan Tenaga Kerja Asing untuk Tenaga
Kerja Asing yang bekerja diwilayah Kabupaten/Kota dalam satu provinsi.
3. Perizinan yang diterbitkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota, berupa:
a. Izin lokasi
b. Sertifikat Hak Atas Tanah
c. Izin Mendirikan Bangunan
d. Izin Undang-Undang Gangguan/HO

2.3. Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Investasi
Sejalan dengan Undang-Undang UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah salah satu kewenangan yang diberikan kepada Pemerintah daerah
adalah mengenai pengelolaan penanaman modal. Hal ini dijabarkan dalam pasal 30
UUPM sebagai berikut:
1. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin kepastian dan keamanan
berusaha bagi pelaksanaan penanaman modal.
2. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan penanaman modal yang menjadi
kewenangannya, kecuali urusan penyelenggaraan penanaman modal yang
menjadi urusan pemerintah.
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang penanaman modal yang
merupakan urusan wajib pemerintah daerah didasarkan pada kriteria

34
Universitas Sumatera Utara

eksternalitas, akuntabilitas, dan efesiensi pelaksanaan kegiatan penanaman
modal.
4. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi
menjadi urusan pemerintah.
5. Penyelenggaraan

penanaman

modal

yang

ruang

lingkupnya

lintas

yang

ruang

lingkupnya

lintas

kabupaten/kota menjadi urusan provinsi.
6. Penyelenggaraan

penanaman

modal

kabupaten/kota menjadi urusan pemerintah kabupaten /kota.
7. Dalam urusan pemerintahan dibidang penanaman modal, yang menjadi
kewenangan pemerintah adalah:
a. Penanaman modal terkait dengan sumberdaya alam yang tidak terbarukan
dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan yang tinggi.
b. Penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas tinggi
pada skala nasional
c. Penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung
antarwilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi
d. Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan
keamanan nasional
e. Penanaman modal asing dan penanaman modal yang menggunakan modal
asing, yang berasal dari pemerintah negara lain, yang didasarkan
perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dan pemerintah negara lain
f. Bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut
Undang-undang:
-

Dalam urusan pemerintah dibidang penanaman modal yang menjadi
kewenangan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (7),

35
Universitas Sumatera Utara

pemerintah menyelenggarakannya sendiri, melimpahkannya kepada
Gubernur selaku wakil pemerintah atau menugasi pemerintah
kabupaten/kota.
-

Ketentuan mengenai pembagian urusan pemerintahan dibidang
penanaman modal diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

2.4. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community
(AEC) merupakan konsep yang digunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II
(Bali Concord II), Bali, Oktober 2003. MEA adalah salah satu pilar perwujudan
ASEAN Vision, bersama-sama dengan ASEAN Security Community (ASC) dan
ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). MEA adalah tujuan akhir integritas
ekonomi seperti dicanangkan dalam ASEAN Vision 2020. Namun pada pertemuan di
Filipina yang diselenggarakan pada 13 Januari 2007, para negara-negara anggota
ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Pembentukan ini dilatarbelakangi oleh persiapan menghadapi globalisasi
ekonomi dan perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta
menghadapi persaingan global terutama dari China dan India. Percepatan keputusan
negara ASEAN untuk membentuk MEA yang pada awalnya akan dimulai pada tahun
2020 menjadi 2015 menggambarkan tekad ASEAN untuk segera meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan daya saing antar sesama negara anggota ASEAN untuk
menghadapi persaingan global.
Pembentukan MEA dilakukan melalui empat kerangka strategis, yaitu
pencapaian pasar tunggal dan kesatuan berbasis produksi, kawasan ekonomi yang
berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi dengan

36
Universitas Sumatera Utara

perekonomian global. Menurut Djaafara dan Budiman dalam buku yang dikeluarkan
Bank Indonesia (2008:10), pencapaian MEA melalui penciptaan pasar tunggal dan
kesatuan basis produksi, ditujukan sebagai sebagai upaya perluasan melalui integrasi
tersebut (proses liberalisasi dan penguatan internal ASEAN) menjadi strategi
mencapai daya saing yang tangguh dan disisi lain akan berkontribusi positif bagi
masyarakat ASEAN secara keseluruhan maupun individual negara anggota.
Melalui proses integrasi ekonomi maka ASEAN secara bertahap menjadi
kawasan yang membebaskan perdagangan barang dan jasa serta aliran faktor produksi
(modal dan tenaga kerja), sekaligus harmonisasi pertaruan-peraturan terkait lainnya.
Strategi pencapaian MEA mengacu pada Vientiane Action Programme (VAP) 20042010 yang merupakan strategi dan program kerja terwujudnya ASEAN Vision.
Berdasarkan VAP, High Level Task Force-HLTF memberikan evaluasi dan
rekomendasi untuk menjadi ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi.
Terdapat 5 hal yang akan diimplementasikan pada pembukaan era MEA ini,
yaitu arus bebas barang, arus bebas jasa, arus bebas investasi, arus bebas modal, dan
arus bebas tenaga kerja terampil. Di antara 10 Negara ASEAN yang terdiri dari
Indonesia, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Philipina,
Laos, dan Kamboja, dan Vietnam harus membebaskan 5 hal di atas untuk menerapkan
aturan dari kesepakatan tersebut. Blueprint MEA tersebut menjadi pedoman untuk
tiap negara anggota supaya mengarah pada tujuan MEA, yaitu:
1. Menuju single market dan production base (arus perdagangan bebas untuk
sektor barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan modal).
2. Menuju penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi
dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan komsumen, hak atas

37
Universitas Sumatera Utara

kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan ecommerse.
3. Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata melalui
pengembangan UKM dan program-program Initiative for ASEAN Integration
(IAI).
4. Menuju integrasi penuh pada ekonomi global dengan pendekatan yang
koheren

dalam

hubungan

ekonomi

luar

kawasan

serta

mendorong

keikutsertaan dalam jejaring produksi global (global supply network).
Empat Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu:
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi yang mana akan
menerapkan aliran bebas barang dan jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan
modal.
2. Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi dimana dikembangkan kebijakan
kompetisi,

e-commerce,

perpajakan,

pengembangan

infrastruktur,

perlindungan konsumen, dan intellectual property right.
3. Pertumbuhan ekonomi yang merata.
4. Integrasi ke perekonomian global dengan partisipasi di jaringan rantai pasar
global.

2.4.1. Tantangan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Adapun tantangan Indonesia dalam mengahadapi MEA menurut laporan
Kementrian PPN / Bappenas antara lain adalah:
1. Masih banyaknya yang belum memahami MEA. Masih

rendahnya

pemahaman dan pengetahuan terhadap MEA di berbagai stakeholders, baik
Pemerintah Pusat, Daerah, pengusaha, akademisi, maupun masyarakat. Hasil

38
Universitas Sumatera Utara

survei yang dilakukan Benny dan Kamarulnizam (2011), Indonesian
Perceptions and Attitudes toward the ASEAN Community, dalam laporan
Kementrian PPN / Bappenas 2014 terhadap 399 responden di 5 kota besar
menunjukkan bahwa hanya 39% mengetahui MEA akan diimplementasi
diakhir tahun 2015.
2. Belum siapnya daerah untuk menghadapi MEA. Hal ini ditandai oleh masih
banyaknya pemerintah daerah yang belum menyiapkan kerangka regulasi,
kebijakan ataupun program, masih belum optimalnya koordinasi antara pusat
dan daerah maupun koordinasi antara pemerintah dan swasta, serta masih
kurangnya promosi MEA di pusat dan daerah.

2.4.2. Strategi Pemerintah Pusat Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN
Strategi pemerintah pusat dalam menghadapi MEA tertuang dalam RKP 2014
dengan isu strategis tentang peningkatan pemahaman dan kesiapan Indonesia dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, dimana arah kebijakan
berfokus pada:
1. Peningkatan kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA yang antara lain
mencakup kesiapan standar produk.
2. Pelaksanaan dan pemenuhan komitmen Cetak Biru MEA.
3. Peningkatan pemahaman sektor swasta dan masyarakat tentang keberdaan dan
manfaat MEA.

2.4.3. Strategi Daerah Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
1. Meningkatkan Daya Saing Produk Unggulan Daerah

39
Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk-produk unggulan daerah
-

Kerjasama riset dengan universitas

-

Mendukung UKM dalam pengembangan produk dan kemasan

-

Mengembangkan produk daerah yang berorientasi ekspor

b. Mendorong ekspansi dan promosi produk unggulan baik barang dan jasa
-

Memfasilitasi dan mendorong eksportir untuk mengembangkan pasar
di ASEAN

-

Memberikan fasilitasi promosi bagi UKM

-

Meningkatkan jaringan kerjasama dan mitra usaha dengan negara
ASEAN

2. Mendorong Investasi di Daerah
a. Menyederhanakan prosedur, mempersingkat waktu, serta transparansi
proses perijinan investasi/memulai usaha
b. Menciptakan iklim investasi yang kondusif di daerah melalui tata kelola
investasi, kualitas sumber daya manusia dan kualitas pelayanan dan
perijinan
c. Mengoptimalkan kinerja dan efektivitas pelayanan terpadu satu pintu
(PTSP)
d. Meningkatkan promosi sektor unggulan yang belum menjadi target
investasi
3. Meningkatkan Daya Saing Sumber Daya Manusia Daerah
a. Meningkatkan utilisasi Balai Pelatihan Tenaga Kerja di Daerah
b. Bekerjasama dengan lembaga sertifikasi di daerah untuk meningkatkan
kualitas dan kompetensi pekerja sehingga diakui di dunia internasional
4. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Daerah

40
Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan proporsi anggaran daerah untuk pembangunan sistem
transportasi dan infrastruktur yang terintegrasi, yaitu jalan raya, pelabuhan,
dan bandara, serta ketersediaan pasokan energi dan listrik untuk
mendukung keterhubungan antar provinsi di Indonesia.
b. Mengoptimalkan
pengembangan

peran

dan

infrastruktur

kerjasama
melalui

dengan

mekanisme

swasta

dalam

Public-Private

Partnership (PPP).
5. Meningkatkan Sinkronisasi Kebijakan Pusat-Daerah dalam kerangka regulasi,
kebijakan dan program pusat dan daerah dalam menghadapi MEA.

2.5. Badan Penanaman Modal Kota Medan
Badan Penanaman Modal Kota Medan merupakan SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah) yang berada dibawah Badan Penanaman Modal dan Promosi
Provinsi Sumatera Utara (BPMP) sebagai perpanjangan tangan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) untuk menyelenggarakan fungsi utama dibidang
Penanaman Modal di Pemerintah Daerah. Badan Penanaman Modal adalah segala
bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun
penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia. Sehubungan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan, terjadi perubahan
nomenklatur instansi penanaman modal dari Kantor Penanaman Modal Daerah
(KPMD) menjadi Badan Penanaman Modal Kota Medan (BPM)
Sesuai dengan Peraturan Walikota Kota Medan Nomor 54 tahun 2010 tentang
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanaman Modal Kota Medan, Badan

41
Universitas Sumatera Utara

Penanaman Modal (BPM) Kota Medan merupakan unsur pendukung tugas Kepala
Daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota Medan melalui Sekretaris Daerah. Badan
Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal.

Dalam

melaksanakan

Modal

tugas

sebagaimana

dimaksud,

Badan

Penanaman

menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal.
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang
penanaman modal.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Peraturan Kepala BKPM tersebut di atas dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan dalam pelayanan dan informasi penanaman modal. Dengan pelayanan
terpadu satu pintu diharapkan semakin meningkatkan keinginan berinvestasi bagi
investor karena semua proses pengelolaan mulai dari permohonan sampai terbitnya
dokumen dalam satu tempat. Mendukung maksud Badan Koordinasi Penanaman
Modal, maka instansi penanaman modal baik di tingkat propinsi maupun
Kabupaten/Kota mengusahakan terbentuknya PTSP bidang penanaman modal,
dimana dalam Pasal 30 angka (5) dan (6) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal dinyatakan bahwa: penyelenggaraan penanaman modal yang ruang
lingkupnya

lintas

kabupaten/kota

menjadi

urusan

pemerintah

provinsi,

penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya berada dalam satu
kabupaten/kota menjadi urusan pemerintah kabupaten/kota.

42
Universitas Sumatera Utara

2.6. Definisi Konsep
Definisi konsep adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial. Menurut Effendi (2012) tujuan ditentukannya definisi konsep adalah untuk
memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari
variabel yang diteliti.untuk mendapatkan batasan-batasan yang lebih jelas mengenai
variabel-variabel yang akan diteliti dalam definisi konsep yang digunakan dalam
pengertian ini adalah:
1. Strategi adalah goal-directed actions yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa”
yang diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya
dengan mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan
kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan.
2. Manajemen strategi adalah serangkaian proses manajerial yang dilakukan
secara

berkelanjutan

dengan

mengformulasi,

mengimplementasi,

dan

mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang akan menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan dan mengungguli
perusahaan yang lain.
3. Proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar yaitu: pengamatan
lingkungan yang terdiri atas analisis lingkungan eskternal serta analisis
lingkungan Internal, perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi
dan pengendalian.
4. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) merupakan alat
bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui
ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman
eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi. Analisis SWOT digunakan

43
Universitas Sumatera Utara

untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun
pada lingkungan internal perusahaan.
5. Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang
diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam
negeri maupun luar negeri. Unsur kegiatan investasi yaitu: Adanya motif
untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai modalnya.
Dan Bahwa modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat
mata dan dapat diraba (tangible), tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat
tidak kasat mata dan tidak dapat diraba (intangible).

44
Universitas Sumatera Utara