Analisis Kesiapan Kota Medan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarkat Ekonomi ASEAN / ASEAN Economic Community (AEC)
merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi antar negara anggota
ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang stabil dan berdaya saing tinggi dengan
pertumbuhan ekonomi yang merata. Siap tidak siap setiap negara anggota
ASEAN harus siap meleburkan batas teritorial negaranya dalam satu pasar bebas
yang diperkirakan akan menjadi tulang punggung perekonomian dikawasan Asia.
Meskipun banyak pihak yang menyatakan bahwa Indonesia belum siap untuk
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, namun jika kita melihat lebih jeli
banyak

peluang

bagi

negara

Indonesia


untuk

menjadi

negara

yang

perekonomiannya meningkat tajam. Peluang-peluang tersebut seperti manfaat
integrasi ekonomi, pasar potensial dunia, negara tujuan investor, negara
pengekspor dan sektor jasa yang terbuka. Dimana peluang tersebut dapat
dimanfaatkan Indonesia dengan jumlah penduduk
sekitar 40% penduduk ASEAN

yang menyumbang angka

yakni 253.370.792 jiwa pada tahun 2015.

Jumlah tersebut tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia

untuk menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin
pasar ASEAN di masa depan.
Dengan adanya MEA ini, setiap kota di Indonesia harus siap untuk
menghadapi MEA dan salah satunya yakni Kota Medan. Kota Medan adalah ibu
kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan

1
Universitas Sumatera Utara

terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta
dan Surabaya.Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 kmĀ²) atau 3,6%
dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan
dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil
dengan jumlah penduduk yang relatif besar yakni 2.465.469 jiwa pada tahun
2015.
Kota Medan adalah kota yang berbatasan langsung dengan kota-kota atau
negara-negara di ASEAN tentunya terkena dampak yang signifikan bagi
perekonomiannya. Peluang dan Ancaman bagi produk industri,tenaga kerja dan
investasi menuntut Kota Medan untuk memperbaiki daya saing agar mampu
bersaing dengan negara-negara tetangga. Kota Medan memiliki kawasan industri

baru yang berada di wilayah Medan Utara, namun kualitas produk-produk industri
yang dihasilkan masih belum memenuhi standar internasional dan tingkat daya
saing kota Medan juga relatif masih rendah. Untuk itu, industri-industri Kota
Medan perlu mengidentifikasikan produk-produk unggulan agar memperoleh
potensi pasar yang semakin besar dan juga mendorong peningkatan daya saing
agar produk produk dalam negeri tidak kalah bersaing dari negara tetangga.
Persaingan secara ekonomi itu menyebabkan Medan akan menerima serbuan
barang-barang impor dari negara-negara ASEAN, serta serbuan tenaga kerja asing
yang lebih memiliki keahlian, kemampuan dan profesional. Kota medan memiliki
jumlah tenaga kerja yang banyak, namun kualitas tenaga kerja yang ada masih
relatif rendah. Upaya yang perlu dilakukan Pemko Medan untuk menghadapi
persaingan itu dengan membuat dan mengubah regulasi. Regulasi dan kebijakan

2
Universitas Sumatera Utara

yang harus dilakukan yakni pertama, menyiapkan sumber daya manusia (SDM).
Pemko Medan harus mengejar kesiapan tenaga kerjanya dengan memperbanyak
pelatihan dan training keahlian guna meningkatkan kapasitas dan kemampuan
tenaga kerja. Sertifikasi tenaga kerja juga merupakan hal yang mutlak dilakukan

karena merupakan alat untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Medan
dengan tenaga kerja negara Asia Tenggara lain. Selain itu juga persyaratan
tentang kewarganegaraan serta pemahaman kebangsaan harus dimiliki para tenaga
kerja asing. Dengan demikian, tenaga kerja Kota Medan mampu menangkap
peluang untuk pangsa pasar tenaga kerja yang potensial.
Saat ini Pemko Medan meminta seluruh sekolah yang ada di Kota Medan
dapat membekali anak didiknya berupa keterampilan berbahasa internasional,
membekali keterampilan yang bersifat hard skill and soft skill. Dikatakan juga
Pemko melalui dinas pendidikan juga menyusun kurikulum pembelajaran,
program atau kegiatan yang juga berorientasi pada kesiapan sumber daya manusia
dalam menghadapi MEA. Pemberian beasiswa untuk siswa dengan kondisi
ekonomi orang tuanya yang kurang mampu juga dilakukan Pemerintah Kota
Medan, sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan disamping melakukan
kompetisi

antar

siswa.

Untuk


tenaga

pendidik,

diberikan

peningkatan

kesejahteraan guru non PNS non sertifikasi, hal ini tentunya memberikan motivasi
dan semangat bagi para pendidik.
Kota Medan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi diatas
rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nasional, dan masyarakat Kota Medan juga
memiliki kemampuan daya beli yang cukup tinggi. Hal ini dapat menunjang

3
Universitas Sumatera Utara

investor untuk berinvestasi di Kota Medan. Selain itu, infrastruktur Kota Medan
juga memadai baik segi kualitas maupun kuantitas seperti jalan raya, pelabuhan

Belawan, jalur kereta api dan jaringan telekomunikasi. Pemerintah Kota Medan
juga melakukan berbagai terobosan untuk dapat menarik minat investor asing,
mulai dari penyempurnaan pelayanan perizinan investasi sampai kepada
pemberian insentif baik yang bersifat langsung maupaun tidak langsung. Berbagai
langkah debirokasi daan deregulasi terus dilanjutkan untuk menciptakan efisiensi
berusaha dan berivestasi termasuk konsistensi aturan dan kepastian hukum untuk
meminimalisir

ketidakpastian

berusaha

bagi

investasi

asing.

Dalam


operasionalisasinya, berbagai langkah yang sedang, telah dan akan dilakukan
Pemko Medan adalah Membentuk institusi Kantor Penanaman Modal Daerah
Kota Medan sebagai institusi yang menyelenggarakan kewenangan perizinan
investasi baik yang bersifat PMDN, maupun sebahagian PMA, yang sebelumnya
ada pada pemerintah pusat/propinsi, dalam layanan sistem satu atap, (one stop
service). Membentuk Medan Bisnis Forum (MBF) sebagai wadah kemitraan
antara Pemko, Masyarakat dan Dunia Usaha (swasta) yang berfungsi sebagai
forum komunikasi, fasilitator, mediator, kegiatan bisnis dan investasi usaha
swasta dan asing.

4
Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu :
1. Apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Kota Medan dalam
menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?
2. Apa saja yang menjadi peluang dan ancaman Kota Medan dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

3. Bagaimana formulasi strategi kebijakan yang harus disiapkan dalam
mendukung kesiapan Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Kota Medan dalam
menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
2. Untuk mengetahui peluang dan ancaman Kota Medan dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
3. Untuk memformulasikan berbagai strategi kebijakan dalam mendukung
kesiapan Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
1.3.2 Manfaat Penelitian.
1. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti yang berkaitan dengan
kesiapan Kota Medan menghadapi MEA.
2. Dan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini.

5
Universitas Sumatera Utara


3. Sebagai bahan bacaan bagi penelitian berikutnya.
4. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

6
Universitas Sumatera Utara