Analisis Kesiapan Kota Medan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Integrasi Ekonomi
Hingga kini dijumpai berbagai bentuk kerja sama ekonomi regional seperti
European Economic Community (EEC) yang selanjutnya menjelma menjadi
European Community (EC) dan akhirnya European Union. Pada dasarnya,
organisasi regional dikategorikan sebagai suatu wadah kerja sama ekonomi jika
tujuannya sekedar menghimpun negara-negara anggota untuk mengadakan
koordinasi dalam suatu kerja sama ekonomi tanpa secara eksplisit mencantumkan
perangkat kerja sama untuk mencapai integrasi ekonomi. Sementara itu,integrasi
ekonomi bertujuan untuk memadukan pasar dan perekonomian negara-negara
anggota. ( Faisal Basri,Haris Munandar,2010:210)
Integrasi ekonomi juga merupakan wujud dari perdagangan internasional
produk produk yang terdiferensiasi. Produk dideferensiasi adalah produk produk
yang serupa tetapi tidak identik (seperti mobil,mesin tik dan rokok putih) yang
diproduksi oleh industry yang sama atau kelompok produk yang luas di berbagai
negara. (Dominick Salvatore, 2012:64)
2.2 ASEAN (Assosiation of Southeast Asian Nations)
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri

luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik
(Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S.
Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).

7
Universitas Sumatera Utara

Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan
bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan
administrasi
Memelihara kerja sama yang erat di tengah - tengah organisasi regional
dan internasional yang ada
Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan
penelitian di kawasan Asia Tenggara
Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara
pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada

tanggal

7

Januari

1984

(tepat

seminggu

setelah

memperingati

hari

kemerdekaannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota
baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli

1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota
ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk
bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana
tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja.
Meskipun begitu, satu tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi
anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember 1998.

8
Universitas Sumatera Utara

Salah satu wujud kerjasama antar negara ASEAN untuk mewujudkan integrasi
ekonomi yakni membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
merupakan agenda utama negara ASEAN 2020. Adapun visi dari ASEAN untuk
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tersebut adalah aliran bebas barang (free
flow of goods) dimana tahun 2015 perdagangan barang dapat dilakukan secara
bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif maupun non-tarif.
2.3 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system
perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara
anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN
memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur,
dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi
kemiskinan

dan

kesenjangan

sosial-ekonomi

(ASEAN

Vision

2020).

Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan
bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi

ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas
Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN.
Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun
Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan
Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk
mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan

9
Universitas Sumatera Utara

di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi
Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015
Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat

pembentukan

Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN
menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terampil dan aliran modal yang lebih bebas.
2.3.1 Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari
integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada
konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam
dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan
batas waktu yang jelas. Dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),
ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke
luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan
multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan
komitmen ekonomi yang efektif yang berbasis aturan yang telah ditetapkan.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai
pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif
dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru
yang ada inisiatif ekonomi, mempercepat integrasi regional di sektor-sektor
prioritas, memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat, dan
memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk
mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN, masyarakat ASEAN akan mengatasi

10
Universitas Sumatera Utara


kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja,
Laos, Myanmar dan Vietnam melalui Initiative for ASEAN Integration dan
inisiatif regional lainnya. Bentuk Kerjasamanya adalah :
1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas
2. Pengakuan kualifikasi profesional
3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan
4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan
5. Meningkatkan infrastruktur
6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN
7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan
sumber daerah
8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA).
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk
Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan,
karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
1. Pasar dan basis produksi tunggal
2. Kawasan ekonomi yang kompetitif
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur
yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan

11
Universitas Sumatera Utara

konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan
saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.
2.3.2 Peluang dan Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2.3.2.1 Peluang MEA
Banyak pihak yang menyatakan bahwa Indonesia belum siap untuk
menghadapi MEA 2015 nanti, namun jika kita bisa lebih jeli melihat peluangpeluang yang ada dengan diberlakukannya MEA 2015 nanti, bukan tidak mungkin
Indonesia akan menjadi negara yang perekonomian meningkat tajam. Peluangpeluang tersebut di antaranya :
1. Manfaat Integrasi Ekonomi.
Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk dapat membuka dan
membentuk pasar yang lebih luas lagi. Hal ini akan mendorong
peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang
penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN. Dengan jumlah penduduk
terbesar dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia
berpeluang untuk mengirimkan tenaga kerjanya dengan mempersiapkan

peningkatan kualitas dan keterampilan (Hard skill dan soft skill).
2. Pasar Potensial Dunia.
Penduduk Indonesia menyumbang angka 40 % penduduk ASEAN tentu
saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia dalam menjadi
negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar
ASEAN di masa depan.

12
Universitas Sumatera Utara

3. Negara Tujuan Investor
Sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar (40 %) di antara Negara
anggota ASEAN, Indonesia diharapkan akan mampu menarik investor ke
dalam negeri dan mendapat peluang ekonomi yang lebih besar dari Negara
anggota

ASEAN

lainnya.


Dengan

kerja

sama

regional

untuk

meningkatkna infrastruktur (pipa gas, tekonologi informasi) membuka
peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia melalui pemanfaatan
program kerjasama regional, terutama dalam melancarkan program
perbaikan infrastruktur domestik.
4. Negara Pengekspor
Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara
pengeskpor baik produk berbasis sumber daya alam maupun berbagai
produk elektronik. Dengan meningkatnya harga komoditas internasional,
sebagian besar Negara ASEAN mencatat surplus pada neraca transaksi
berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik juga menyebabkan

ASEAN menjadi tempat tujuan investasi (penanaman modal
5. Sektor Jasa yang terbuka
Di bidang jasa, Indonesia yang mempunyai penduduk yang sangat besar
dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup dan pasar yang besar,
sehingga menjadi pusat industri. Selain itu, Indonesia dapat menjadikan
ASEAN sebagai tujuan pekerjaan guna mengisi investasi yang akan
dilakukan dalam rangka MEA 2015.

13
Universitas Sumatera Utara

6. Daya Saing
Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus
barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN
karena hambatan tarif dan non tarif yang berarti sudah tidak ada lagi.
Indonesia sebagai salah satu Negara besar yang juga memiliki tingkat
integrasi tinggi di sektor elektronik dan kunggulan komparatif pada sektor
berbasis sumber daya alam, berpeluang besar untuk mengembangkan
industri di sektor-sektor tersebut didalam negeri.
7. Aliran Modal
MEA 2015 membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan
aliran modal masuk ke kawasan yang kemudian ditempatkan di aset
berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak saja portofolio regional
tetapi juga dalam bentuk aliran modal langsung (PMA). Sedangkan dari
sisi peningatan kapasitas dan kualitas lembaga, peraturan terkait, maupun
sumber daya manusia, berbagai harmonisasi, standarisasi yang telah
disetujui. Artinya akan terjadi proses perbaikan kapasitas di berbagai
institusi, sektor maupun peraturan terkait.
2.3.2.2 Tantangan MEA
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menuju ASEAN Economic
Community (AEC) 2015, tidak hanya dari dalam negeri saja tetapi yang lebih
besar adalah persaingan dengan sesama negara ASEAN dan negara di luar
ASEAN seperti India, Korea dan Cina. Tantangan yang akan dihadapi oleh
Indonesia diantaranya adalah :

14
Universitas Sumatera Utara

1. Laju inflasi
Laju inflasi Indonesia masih tinggi bila dibandingkan dengan negara
anggota

ASEAN lainnya. Tingkat kemakmuran Indonesia masih lebih

rendah dibandingkan dengan negara lain dan juga stabilitas makro menjadi
kendala peningkatan daya saing Indonesia.
2. Laju Peningkatan Ekspor dan Impor
Kinerja ekspor selama periode 2004-2008, Indonesia berada diurutan ke-4
setelah Singapura, Malaysia dan Thailand. Sedangkan untuk impor,
Indonesia sebagai importer tertinggi ke-3 setelah Singapura dan Malaysia,
dan ini merupakan tantangan yang serius karena telah mengakibatkan
neraca perdagangan Indonesia yang defisit terhadap beberapa Negara
ASEAN.
3. Kesamaan Produk
Dalam hal kesamaan produk, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah
dengan meningkatkan nilai tambah bagi produk ekspornya sehingga
mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara ASEAN
lainnya.
4. Daya saing SDM
Hard skill dan soft skill tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan minimal
memenuhi ketentuan standar yang telah disepakati. Untuk itu, Indonesia
harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa
digunakan baik di dalam negeri maupun intra- ASEAN, untuk

15
Universitas Sumatera Utara

membendung tenaga kerja terampil dari luar sehingga Indonesia tidak
menjadi budak di negeri sendiri.
5. Dampak Negatif Arus Modal yang lebih bebas.
Dampak negatif dari arus modal yang lebih bebas dapat mengakibatkan
terjadinya konsentrasi aliran modal ke Negara tertentu yang dianggap
memberikan

potensi

keuntungan

lebih

menarik.

Hal

ini

dapat

menimbulkan risiko tersendiri bagi stabilitas makroekonomi Indonesia.
6. Kepentingan Nasional
Harus disadari bahwa kepentingan nasional merupakan yang utama
dibandingkan dengan kepentingan kawasan dalam rangka integrasi
ekonomi, hal ini berdampak pada sulitnya mencapai dan melaksanakan
komitmen liberalisasi AEC Blueprint, sehingga perwujudan integrasi
ekonomi kawasan akan dicapai dalam waktu yang lebih lama.
7. Kedaulatan Negara
Kewenangan suatu negara untuk menggunakan kebijakan fiskal, keuangan
dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri akan dibatasi
dengan adanya integrasi ekonomi ASEAN. Ini merupakan pengorbanan
yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya, karena bagaimana mungkin
tidak menggunakan kebijakan fiskal padahal Indonesia menargetkan
menggunaakan kebijakan fiskal.

16
Universitas Sumatera Utara

2.4 Analisis SWOT
2.4.1 Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Dalam membuat keputusan perusahaan perlu pertimbangan faktor internal
yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu
strategi perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan
dan memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisi
kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang
timbul dan harus dihadapi dengan tepat.
Tabel 2.1
Matrik SWOT
IFAS

Strenght (S)
Kekuatan yang dimiliki.

Weakness (W)
Kelemahan yang
dimiliki.

Opportunity (O)
Peluang yang dapat
diidentifikasi.

Gunakan semua kekuatan
yang dimiliki untuk
memanfaatkan peluang
yang ada.

Minimalkan semua
kelemahan dengan
memanfatkan semua
peluang yang ada.

Threats (T)
Ancaman yang dapat
diidentifikasi.

Gunakan semua kekuatan
untuk menghindari semua
ancaman.

Minimalkan semua
kelemahan dan hindari
semua ancaman.

EFAS

Keterangan :
IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary
EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary

17
Universitas Sumatera Utara

Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi perusahaan
atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan memanfaatkan
peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan yang ada dalam
perusahaan serta menekan berbagai ancaman yang akan timbul. Analisis SWOT
juga dapat digunakan untuk membantu analisis strategis dan acuan logis dalam
pembahasan sistematik tentang situasi perusahaan dan alternatif-alternatif pokok
yang mungkin dipertimbangkan perusahaan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Analisis kesiapan menghadapi MEA 2015 menarik untuk diteliti. Penelitian
yang dilakukan oleh Yermia Anggraeni dengan judul kesiapan Indonesia
menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriftif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara
umum Indonesia belum siap dengan diberlakukannya MEA karena masih ada
sektor yang vital dalam perdagangan bebas seperti infrastruktur dan logistik yang
masih perlu dibenahi. Namun disisi lain sektor pariwisata sudah dibenahi dan siap
menghadapi pasar bebas ASEAN. Hal ini dilihat dari meningkatnya kunjungan
wisata asing yang datang ke Indonesia dan sudah adanya sertifikasi SDM
pariwisata sehingga tenaga kerja pariwisata sudah siap bersaing saat
diberlakukannya MEA.
Pada penelitian kedua oleh Mahmud Syarif, dkk yang berjudul Analisis
perkembangan dan peran industri kreatif untuk menghadapi tantangan MEA 2015.
Penilitian ini menggunakan analisis SWOT

dimana hasil dari penelitian ini

menyimpulkann bahwa Untuk kontribusi ekspor terbesar terjadi pada industri

18
Universitas Sumatera Utara

Periklanan. Sementara untuk pertumbuhan impor tertinggi dan terendah terjadi
pada industri industri kerajinan dan barang seni. Secara umum, industri kreatif di
Indonesia mempunyai peran yang cukup besar terhadap penyerapan tenaga kerja.
Pada penelitian ketiga oleh Darwanto yang berjudul Kesiapan Bank
Pembangunan Daerah (BPD) dalam menghadapi ASEAN Economic Community.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dimana hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa BPD perlu meningkatkan kerjasama pemilik saham dan
kemitraan dengan berbagai pihak (pelaku usaha) khususnya diluar pemda untuk
memperluas layanan sehingga meningkatkan kemampuan bersaing. BPD juga
perlu meningkatkan keterampilan SDM dari berbahgai lini dan tingkatan guna
mengimbangi kualitas SDM yang dimiliki oleh perbankan lain. BPD juga harus
meningkatkan kemampuan Good Corporate Governance (GCG) sehingga
meningkatkan kredibilitas BPD sebagai lembaga keuangan regional. Implementasi
strategi tersebut akan membuat BPD lebih siap bersaing menghadapi AEC. Jasa
Suatma yang berjudul Kesiapan Indonesia Menghadapi ASEAN Economic
Community 2015 mengatakan bahwa Strategi yang dapat ditempuh indonesia
menghadapi AEC 2015 adalah pertama perbaikan infrastruktur dan policy. Kedua
kebugaran, industri nasional perlu vitamin dan
ini bisa ditempuh melalui insentif fiskal. Ketiga kalau sudah sehat dan pemberian
vitamin, industri nasional butuh suplemen contohnya dengan Kawasan Ekonomi
Khusus untuk mengurangi beban ekonomi.
Penelitian keempat yang dilakukan oleh Sholeh dengan judul persiapan
indonesia menghadapi AEC (ASEAN Economic Community). Penelitian ini

19
Universitas Sumatera Utara

menggunakan metode deskriptif analitik dimana hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa ASEAN Economic Community (AEC) mendatangkan
beberapa tantangan dan peluang secara bersamaan. Strategi yang harus disiapkan
Indonesia dalam menghadapi AEC mengharuskan pemerintah Indonesia berjalan
dengan lebih cepat. Selain itu, minimnya tindakan sosialisasi tentang AEC dan
perkembangannya terhadap masyarakat luas juga menjadi salah satu hal yang
krusial bagi pemerintah Indonesia, dikarenakan pemahaman masyarakat juga akan
melambangkan kesiapan negeri ini.
Pada penelitian kelima oleh Boy S.Bakhri yang berjudul Kesiapan Indonesia
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Perspektif

Daya Saing

Nasional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif (studi
kepustakaan) dimana hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa konsekuensi
MEA dan persiapan yang dibutuhkan jelas merupakan hal yang kompleks. Hal itu
menuntut kontribusi dan kolaborasi para pemangku kepentingan untuk
menghadapinya. Otoritas bersama-sama pelaku usaha harus bahu-membahu dan
mengesampingkan ego sektoral untuk membuat ekonomi produsen kita berdaya
saing dalam MEA. Itu perlu didukung oleh semangat nasionalisme konsumen kita
untuk lebih mencintai produk dan jasa yang dihasilkan oleh anak bangsa. Tanpa
itu semua bisa-bisa pupus harapan meraih peluang terbuka di MEA. Kita terancam
hanya jadi penonton dalam keriuhan MEA. Ini tidak baik bagi kewibawaan
ekonomi dan bangsa Indonesia. Jadi, siap atau tidak siap, indonesia harus siap
menghadapi MEA.

20
Universitas Sumatera Utara

Pada penelitian keenam oleh Tri Ernayanti yang berjudul penerapan analisis
SWOT dalam strategi peningkatan daya saing pedagang muslim untuk
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Penelitian ini menyimpulkan
bahwa Keberhasilan busana muslim Rabbani dalam berbisnis dalam hal pelayanan
konsumen dan kualitas produk yang ditawarkan menyebabkan busana muslim
Rabbani terus mengalami peningkatan. Namun demikian, untuk memperoleh
pangsa pasar yang lebih besar,busana muslim Rabbani dapat melakukan cara
memperbenyak jenis variasi produk busana muslim/kerudung dan membuka
beberapa outlet ke wilayah-wilayah potensial lainnya secara intensif. Saat ini
busana muslim Rabbani sedang dalam masa pertumbuhan. Untuk itulah harus
mengembangkan jadwal rencana baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang
2.6 Kerangka Konseptual
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlangsung sejak 31 desember 2015.
Persaingan antar negara ASEAN untuk memperoleh peluang yang besar dari adanya
MEA. Kota Medan sebagai kota yang berbatasan dengan beberapa negara ASEAN
mendapat peluang dan ancaman dari adanya MEA ini. Oleh karena itu peneliti melakukan
analissi SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threat) dalam menentukan
kebijakan untuk memperoleh peluang pasar yang besar dari adanya MEA. Dimana
analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu analisis faktor internal yang terdiri
dari kekuatan dan kelemahan, dan analisisi eksternal yang terdiri dari peluang dan
ancaman.

21
Universitas Sumatera Utara

KOTA MEDAN

Faktor
Eksternal

Faktor
Internal

Kekuatan
(Strength)

Kelemahan
(Weakness)

Peluang
(Oppurtunities)

Ancaman
(Threats)

Formulasi strategi
kebijakan

Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

22
Universitas Sumatera Utara