Analisis Kelayakan Usahatani Tembakau (Studi Kasus : Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo, Sumatera utara)

BAB II
TINJAUN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asal Amerika. Asal mula tembakau
liar tidak diketahui dengan pasti karena tanaman ini sangat tua dan telah dibudidayakan berabadabad lamanya. Penggunaan tembakau berasal dari bangsa Indian, berkaitan denga upacara-upacara
keagamaan mereka. Tanaman tembakau telah menyebar ke seluruh Amerika Utara sebelum
kedatangan orang kulit putih ( Sudarmo, 1987).
Tanaman tembakau termasuk golongan tanaman semusim. Dalam dunia pertanian tergolong
tanaman perkebunan, tetapi bukan merupakan kelompok tanaman pangan. Tembakau dimanfaatkan
daunya sebagai bahan pembuatan rokok dan lain-lainnya (Cahyono, 2005).
Tanaman tembakau diklasifikasikan sebgai berikut.
Famili

: Solanaceae

Sub Famili

: Nicotianae

Genus


: Nicotianae

Spesies

: Nicotiana tabacum L. Dan Nicotiania ristica L

Tembakau yang tergolong genus Nicotianae terdiri dari banyak spesies, Namum yang
banyak dibudidayakan karena memiliki arti ekonomi penting (ekonomis) dalam pertembakauan,
hanya beberapa spesies saja antara lain spesies Nicotiana tabacum dan Nicotiania rustica.
Disamping itu juga, ada dua spesies lainnya yang cukup penting, yakni Nicotianae petuniodes dan
Nicotianae Pelidiolia.
Di Indonesia tanaman tembakau dibudidayakan oleh rakyat ataupun badan-badan hukum
swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun tidak semua jenis tembakau dapat
memberikan keuntungan yang sama besar karena semua jenis tembakau memiliki kualitas dan
kegunaan yang berbeda-beda. Dalam industri rokok, dikenal tiga jenis daun tembakau, yakni :

Universitas Sumatera Utara

a. Tembakau cerutu

b. Tembakau Pipa
c. Tembakau Asapen
Untuk memdapatkan hasil daun tembakau yang berkualitas baik, tidak terlepas dari
pemilihan lokasi yang sesuai dengan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Keadaaan
temperatur dan kelembapan udara berdeda-beda menurut ketinggiannya tempat dari permukaan
laut. Daerah yang berketinggian kurang dari 700 m dari permukaan laut memeliki temperatur
berkisar 100C-220C
( Anoimous, 1995).
Tembakau dan kelembapan udara yang sesuai dengan tanaman tembakau sangat bervariasi,
tergantung jenis tembakau. Tenbakau dataran tinggi memerlukan temperatur udara yang rendah,
sedangkan temperatur dataran rendah memerlukan temperatur yang tinggi. Namun, temperatur yang
cocok untuk pertumbuhan tembakau pada umumnya berkisar antara 210C-32,30C. Dianjurkan untuk
menanam tembakau pada derajat keasaman tanah (pH) yang baik adalah pH 5-6. Namun, tanaman
masih toleran pada pH 6,5 (Cahyano,2004)

Landasan Teori
Dalam usaha tani, seorang akan mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan
efesien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Yang dimaksud
dengan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki
sebaik-baik, dan dikatan efesien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran

(output) yang melebihi masukan ( sarana) (Sokartiwi,1995).
Faktor produksi dalam usaha pertanian mencakup tanah, modal dan tenaga kerja. Tanah
merupakan faktor fungsi dalam pertanian, tanpa tanah dan sekitar tanah banyak lagi faktor yang
harus diperhatikan, katakan luasnya dan topografinya, kesuburannya, lingkungannya, keadaan

Universitas Sumatera Utara

fisinya dan lain sebaginya. Dengan mengetahui semua keadaan tanah, usaha pertanian dapat
dilakukan dengan baik (Daniel, 2001).
Yang termasuk faktor produksi adalah semua korban yang diberikan pada tanaman agar
tanaman mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi ini dikenal pula dengan
istilah sarana produksi, input, production faktor

dan koorbanan produksi. Faktor produksi

menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman menunjukkan
bahwa faktor produksi lahan, benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan aspek manajemen adalah
faktor produksi yang penting (Sokartawi,1995).
Pendapatan usaha tani merupakan penerimaan yang dihasilakan dari kegiatan usaha tani,
sedangkan biaya operasinya merupakan pengeluran yang juga karena kegiatan usaha tani. Biaya

operasi ini dibagi menjadi 3 bagian:

a. Biaya tetap, merupakan biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantung pada perubahan
tingkat produksi dalam menghasilkan keluaran/produk di dalam interval tertentu.
b. Biaya variabel, merupakan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat
produksi.
c. Biaya semi-variabel, merupakan biaya yang di dalamnya terkandung biaya tetap dan
variabel sekaligus (Umar,2005).
Ada beberapa jenis pendapatan bedasarkan sumbernya:
a.

Gross dan net income
- gross income adalah pendapatan yang belum dikurangi dengan biaya.
- net income adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

b. Pendapatan tenaga kerja petani adalah pendapatan pengolala ditambah upah tenaga kerja.
c. Pendapatan tenaga kerja keluarga petani adalah pendapatan pengelola ditambah upah tenaga
kerja petani dan anggota keluarga yang dihitung.

Universitas Sumatera Utara


d. Pendapatan petani adalah pendapatan tenaga kerja petani ditambah bunga modal milik
sendiri.
e. Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan tenaga kerja keluarga petani ditambah bunga
modal sendir (Prawirokusumo, 1999).
Bermacam-macam peluang ada kesempatan yang ada dalam kegiatan usaha, telah menuntut
perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan atau kesempatan tersebut dapat memberi manfaat
(benefit) bila diusahakan. Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat dapat diperoleh dalam
melaksanakan suatu kegiatan usaha disebut study kelayakan (Ibrahim, 1998).
Kelayakan usaha dapat melihat kelayakan dari suatu gagasan yang berasal dari pengusaha
secara individu. Kegiatan usaha terutama usaha tani pada umumnya mengutamakan financial benifit
daripada social benefit . Kelayakan usaha dapat diketahui dengan menggunakan beberapa kriteria
yang umum dikenal anatar lain sebagai berikut.BEP dan R/C ( Kasmir dab jakfar, 2003).
Break Event Point (BEP) adalah suatu kondisi yang menggambarkan hasil usaha tani yang
diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak
menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian (Cahyono,2005).
R/C adalah singkatan dari return cost ratio, atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah
antara penerimaan dan biaya. Secara matematika seperti dituliskan sebagai berikut :
A= R/C
R= Py.Y

C= FC+VC
a = {Py.Y) / (FC+VC)}
( Soekarwawi,2002).

Universitas Sumatera Utara

Kerangka Pemikran
Petani dalam mengusahakan usahataninya menggunakan beberapa faktor produksi
seperti:lahan, modal, sarna produksi(bibit,pupukpestisida dan peralatan) dan tenaga kerjauntuk
memperoleh hasil keuntungan.
Kepemilikan lahan merupakan salah satu faktor produksi untuk meningkatkan kegiatan
usahataninya, dimana semakin luas lahan yang dimilikinya maka semkin besar potensi dia untuk
mengembangan kegiatan usahataninya.
Peran modal sangat diperlukan dalam kegaitan usahatani, modal sangat dibutuhkan dalam
membeli berbagai sarana produksi seperti bibit, pupuk, pestisida, dan peralatan. Hal ini
diperuntukkan untuk suatu proses produksi yang membutuhkan input produksi. Input atau korbanan
semula berupa fisik, kemudian dinilai dalam bentuk uang yang disebut dengant total biaya produksi.
Petani harus memperhitungkan setiap biaya yang dikeluarkan untuk usahataninya untuk
sehingga dapat menentukan harga jual produksi. Biaya- biaya produksi yang dikeluarkan yaitu
biaya benih, biaya pupuk dan biaya tenga kerja, biaya pembelian dan pemeliharaan alat pertanian.

Untuk menilai layak dan tidak layaknya usaha tani untuk dikembangakan maka ada
beberapa komponen yang harus dilihat yaitu biaya produksi , pendapatan dan keuntungan. Usaha
tani tembakau di daerah penelitian layak atau tidak layak untuk dikembangkan di daerah penelitian
dapat diketahui melalui analisis kelayakan usaha tani. Selain melihat kelayakan usaha taninya perlu
juga dilihat ketersedian sarana produksi di daerah penelitian. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari
skema kerangka pemikiran dibawah sebagai berikut.

Petani
Tembakau
Sarana Peoduksi :
-Modal
-Lahan
-Pupuk/pestisida
-Tenaga kerja

Universitas Sumatera Utara

Usaha Tani
Tembakau


Produksi
Tembakau
Harga jual

Biaya
Penerimaan

Pendapatan

Layak

Kelayakan :
R/C
BEP

Tidak layak

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Indentifikasi masalah, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Pendapatan usaha tani tembakau lebih besar dari pada Upah haraian kerja daerah.

2. Produksi dan Produktivitas tembakau di daerah penelitian tinggi.
3. Usaha tani tembakau di daerah penelitian layak untuk dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara