Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semua pihak mengetahui bahwa terjadinya krisis di Indonesia yang
beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus 1997. Krisis
ini berkembang secara cepat menjadi krisis keuangan dan perbankan, krisis
ekonomi dan didramatisir dengan terjadinya krisis sosial. Krisis tersebut segera
disusul dengan krisis politik.

Khususnya krisis perbankan, krisis perbankan

berkaitan erat dengan sistem ekonomi makro, kebijakan moneter pemerintah,
kebijakan fiskal, sistem pemerintahan, aspek hukum, politik, sosial dan
sebagainya. Pendek kata, dalam mengupas tentang krisis perbankan tidak dapat
melepaskan diri dari aspek-aspek lainnya dalam sistem kehidupan nasional kita
(Dendawijaya, 2005: 157). Kondisi krisis tresebut mengakibatkan harga sahamsaham mengalami penurunan, sehingga menurunkan minat dan kepercayaan calon
investor terhadap saham perbankan. Akibatnya banyak bank dilanda penyakit
yang sama dan menyebabkan banyak bank yang lumpuh karena dihantam kredit
macet.
Dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah terjadi krisis perbankan,
perhatian pemerintah di berbagai negara termasuk Indonesia terhadap kebijakan

pengaturan dan pengawasan bank semakin besar. Kegagalan suatu bank
khususnya yang bersifat sistematik akan dapat mengakibatkan terjadinya krisis
yang dapat mengganggu kegiatan suatu perekonomian (Warjiyo, 2004: 141).

1
Universitas Sumatera Utara

Pasar modal memiliki peran sentral dalam perekonomian suatu negara,
bahkan maju atau tidaknya perekonomian suatu negara dapat dilihat dari kondisi
pasar modal negara tersebut. Pasar modal juga memiliki peran sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dan sebagai sarana bagi masyarakat
(investor) untuk menanamkan modalnya. Kedua peran penting pasar modal ini
juga dimiliki oleh sektor perbankan. Bank adalah lembaga keuangan yang
kegiatan

utamanya

adalah

menghimpun


dana

dari

masyarakat

dan

menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank
lainnya (Kasmir, 2004: 11). Baik-buruknya keadaan suatu perbankan akan
mengindikasikan baik-buruknya perekonomian negara tersebut. Perbankan juga
memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediasi) antara pihak-pihak yang
kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana. Hal ini menjadi
alasan kenapa perlu diperhatikannya kondisi pasar modal dan kondisi sektor
perbankan.
Peran sektor perbankan yang penting perlu didukung oleh sumber
pendanaan yang cukup besar dari berbagai sumber pendanaan, khususnya
pendanaan eksternal. Untuk mendapatkan pendanaan eksternal, bank dapat
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau deposito. Namun

saat ini, pendanaan eksternal tidak hanya bisa didapat dari simpanan atau
deposito. Bank juga dapat mendapatkan pendanaan eksternal melalui IPO (Initial
Public Offering) dan menjadi perusahaan go public. IPO adalah penjualan saham
perdana umum sebuah perusahaan kepada investor di pasar modal. Saham dapat

2
Universitas Sumatera Utara

didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (www.idx.co.id).
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan investasi sudah mulai diminati
masyarakat dunia. Baik investasi pada pasar modal maupun investasi dalam
bentuk real aset. Return adalah pengembalian yang akan didapatkan oleh investor
sebagai imbal hasil atas kegiatan investasinya. Return merupakan salah satu daya
tarik bagi investor dalam menanamkan modalnya. Berbicara tentang return maka
tidak akan terlepas dari adanya resiko. Semakin besar return yang diharapkan
maka akan semakin tinggi risiko yang akan dihadapi. Hal ini sangat lumrah,
terutama dalam investasi bentuk saham. Return dalam saham terdapat dua jenis
yaitu capital gain/loss dan deviden. Namun lebih umum return saham dihitung
dengan membandingkan harga saham periode ini terhadap harga saham periode

sebelumnya dengan anggapan bahwa tidak semua perusahaan membagikan
dividen kepada pemegang sahamnya sebagai return.
Pada

tahun

2012

ketidakstabilan

kondisi

ekonomi

luar

negeri

mengakibatkan pertumbuhan kredit di Indonesia mengalami perlambatan. Hal ini
terus berlanjut hingga tahun 2014. Pada 2013 perlambatan terutama dipengaruhi

adanya penarikan kredit yang tidak sesuai dengan komitmen sebelumnya dan
pengaruh nilai tukar rupiah yang menurun. Bank Indonesia memperkirakan
pertumbuhan kredit akan melambat seiring dengan kenaikan suku bunga yang
akan menaikkan NPL. Pada tahun 2014 kondisi perbankan kembali mengalami
perlambatan ditandai dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit yang
mengalami perlambatan.

3
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
Perkembangan Return Saham Perusahaan Perbankan
di BEI Periode 2012-2014
No.

Nama Perusahaan

1.
2.
3.

4.
5.

Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank Maybank Indonesia Tbk
Bank Nusantara Parahyangan Tbk
Bank Permata Tbk
Bank Victoria Internasional Tbk
Rata-rata

2012
20,00
-3,57
0
-2,94
-9,30
0,84

Return Saham (%)
2013

-3,09
-23,46
13,85
-4,55
6,84
-2,08

2014
37,26
-32,90
56,08
19,44
-4,00
15,18

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa return saham sektor perbankan
mengalami fluktuasi. Adanya perbedaan kenaikan dan penurunan return saham
pada bank-bank di atas menghasilkan nilai rata-rata yang mencerminkan
terjadinya fluktuasi return saham. Pada tahun 2012 menuju 2013 return saham
sektor perbankan mengalami penurunan dari 0,84% menjadi -2,08%. Sedangkan

pada 2014 return saham sektor perbankan kembali mengalami kenaikan menjadi
15,18%. walaupun secara garis besar perbankan mengalami perlambatan tetapi
masih ada bank yang memiliki yang memiliki return saham yang meningkat
(bernilai positif). Return saham yang tidak stabil ini mengharuskan investor lebih
teliti dalam memilih perusahaan untuk melakukan investasi. Ketidakstabilan
return saham ini mengindikasikan bahwa adanya faktor yang mempengaruhinya,
faktor tersebut bisa berasal dari faktor eksternal ataupun faktor internal.
Faktor eksternal bisa diakibatkan oleh perubahan nilai tukar, inflasi,
tingkat suku bunga atau pun perubahan faktor makro ekonomi lainnya. Sedangkan
dari faktor internal bisa dilihat dari tingkat kesehatan bank tersebut. Untuk menilai
tingkat kesehatan bank sampai saat ini metode yang digunakan adalah metode
CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings dan Liquidity). Sebenarnya ada
satu faktor lagi yaitu sensitivitas to market risk. Namun dalam Khasanah (2010)

4
Universitas Sumatera Utara

menyebutkan bahwa variabel tersebut tidak digunakan karena keterbatasan data.
Data-data yang berhubungan dengan sensitivitas terhadap resiko pasar tersebut
tidak dipubliskan oleh bank dan cenderung bersifat internal perusahaan.

Pada penelitian ini digunakan faktor internal perusahaan untuk melihat
faktor yang mempengaruhi return saham. Berdasarkan CAMEL maka dipilih
rasio untuk mewakili masing-masing aspek, yaitu: Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Net Interest
Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandug risiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank,
disamping memperoleh dana-dana dari sumber bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2005: 121). Ketentuan Bank
Indonesia menyatakan bahwa CAR yang baik adalah sebesar 8%. Semakin besar
rasio CAR akan menunjukkan semakin baik kinerja bank. Hasil penelitian
Aprilian dan Augustine (2014) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh signifikan
positif terhadap return saham. sedangkan penelitian Devitra (2013) menunjukkan
bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap return saham.
Non Performing Loan (NPL) adalah rasio kredit bermasalah dengan total
kredit (Muhamad, 2015). NPL mencerminkan resiko kredit, semakin kecil NPL
semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung bank. Menurut Bank Indonesia
NPL yang baik adalah lebih kecil dari 5%. Penelitian Muhamad (2015)
menunjukkan bahwa NPL berperngaruh signifikan terhadap return saham.


5
Universitas Sumatera Utara

sedangkan penelitian (Dianasari, 2013) menunjukkan bahwa NPL tidak
berpengaruh terhadap return saham.
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang menggambarkan tingkat
keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima dari kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2005: 120). Berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia NPM yang baik adalah lebih besar dari 5%. Penelitian
Abdullah (2004) menunjukkan bahwa NPM berpengaruh positif terhadapharga
saham. Begitu pula dengan penelitian Utami (2005) NPM memiliki pengaruh
yang positif terhadap harga saham.
Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
bank dalam menghasilkan pendapatan bunga dengan melihat kinerja bank dalam
menyalurkan kredit (Devitra, 20013). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia NIM
yang sehat jika nilainya lebih besar dari 2%. Penelitian Kurniadi (2012) dan
Devitra (2013) menyatakan bahwa NIM memiliki pengaruh terhadap terhadap
return saham.
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit

yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia LDR dalam kondisi baik yaitu dibawah 100%. Penelitian
Kurniadi (2012) menyebutkan bahwa LDR memiliki pengaruh terhadap return
saham. Sedangkan penelitian Aprilian dan Augustinr (2014) menyebutkan bahwa
LDR tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.

6
Universitas Sumatera Utara

Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba
usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham
(return saham), juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik.

Tabel 1.1
Data Jumlah Modal, Pendapatan Bunga Bersih, Jumlah Kredit, Laba Bersih,
Harga Saham dan Return Saham Emitem BBCA, BBNI, BJBR
Kode
Emitem

BBCA

BBNI

BJBR

Tahun
2012
2013
2014
2012
2013
2014
2012
2013
2014

Pendapatan Jumlah
Modal
Bunga Bersih Kredit
(Milyar
(Milyar
(Milyar
Rupiah)
Rupiah)
Rupiah)
43.900
21.238
252.760
56.211
26.425
306.679
67.840
32.027
339.857
39.191
15.459
169.119
43.563
19.058
201.245
50.353
22.376
216.097
4.572
3.655
38.332
5.340
4.782
45.109
5.759
4.461
49.377

Laba
Bersih
(Milyar
Rupiah)
11.718
14.256
16.512
7.048
9.058
10.829
1.193
1.376
1.120

Harga
Saham
(Rp)
9.100
9.600
13.125
3.700
3.950
6.100
1.060
890
730

Return
Saham
(%)
13,75
5,49
36,72
-2,70
6,76
54,43
16,48
-16,04
-17,98

Sumber: Bursa Efek Indonesia
Dari tabel diatas dapat terlihat data jumlah modal, pendapatan bunga
bersih, jumlah kredit, laba bersih, harga saham dan return saham tiga emitem
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu BBCA, BBNI dan BJBR. Pada
Emitem BBCA dapat dilihat bahwa modal, pendapatan bunga bersih, jumlah
kredit, laba bersih dan harga saham perusahaan mengalami kenaikan, namun
return saham BBCA mengalami kenaikan yang fluktuasi. Dimana pada tahun
2012 return saham bernilai positif sebesar 13,75%, pada tahun 2013 masih
bernilai positif namun mengalami penurunan menjadi 5,49%. Kemudian
meningkat kembali pada 2014 menjadi 36,72%.
Pada emitem BBNI dapat dilihat bahwa modal, pendapatan bunga bersih,
jumlah kredit, laba bersih dan harga saham perusahaan mengalami kenaikan. Hal

7
Universitas Sumatera Utara

ini juga diikuti oleh kenaikan return saham. pada tahun 2012 return saham BBNI
memiliki nilai yang negatif yaitu -2,70%, namun tahun berikutnya meningkat
menjadi 6,76% dan pada tahun 2014 meningkat lagi menjadi 54,43%.
Sedangkan pada emitem BJBR dapat dilihat bahwa jumlah modal dan
jumlah kredit mengalami kenaikan. Pendapatan bunga bersih dan laba bersih
BJBR mengalami fluktuasi dimana meningkat pada tahun 2013, namun menurun
di tahun 2014. Sedangkan harga saham dan return saham perusahaan mengalami
penurunan. Hal inilah yang menjadi salah satu perhatian, mengapa dengan modal
yang terus meningkat, dan pendapatan bunga bersih dan laba bersih yang sempat
meningkat pada 2013 mengakibatkan return saham BJBR terus mengalami
penurunan.
Berdasarkan uraian mengenai data-data keuangan bank dan perbedaan dan
persamaan atas penelitian sebelumnya, peneliti memutuskan mengambil judul
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Dengan variabel independen
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Magrin
(NPM), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Mengambil
rentan waktu penelitian selama tiga tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2012
sampai tahun 2014. Karena tahun tersebut masih dalam jangka waktu yang baru
terlalui beberapa saat lalu, sehingga masih bisa menjadi panduan dalam analisis
saham untuk saat ini.

8
Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah
Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net
Profit Magrin (NPM), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio
(LDR) berpengaruh terhadap Return Saham.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Magrin (NPM), Net
Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return Saham.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor dan Calon Investor
Peneltian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan melakukan
investasi dalam bentuk saham, khususnya bagi investor sektor perbankan.
2. Bagi perusahaan (Emitem)
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja
keuangan

perusahaan

yang

dapat

mempengaruhi

return

saham

perusahaannya.
3. Bagi Pembaca dan Peneliti Berikutnya
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat juga digunakan
sebagai masukan yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian lebih lanjut
dengan jenis penelitian yang sama, atau sebagai acuan dalam penelitian
lainnya.

9
Universitas Sumatera Utara