Pertanian Kopi Di Desa Tamba Dolok Kabupaten Samosir (1992-2002)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat
maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang
menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut1. Perubahan
juga mempunyai dua arah yaitu kearah yang lebih baik maupun kearah yang lebih buruk. Di
dalam penelitian ini perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari suatu yang kurang
baik menjadi lebih baik lagi. Begitu juga dengan yang terjadi di Desa Tamba Dolok yang
berada di Kabupaten Samosir. Desa Tamba Dolok ini adalah sebuah desa yang terletak di
Kec. Sitio-tio di Kabupaten Samosir. Luas wilayah desa ini adalah sekitar 12,69 km2 . Jarak

Desa Tamba Dolok dengan kecamatan adalah sekitar 12 km, sedangkan jarak desa ke
ibukota kabupaten sekitar 15 km 2.

Kehidupan bertani sudah mendarah daging bagi masyarakat Desa Tamba Dolok.
Pertanian ini sudah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat. Kehidupan
masyarakat Desa Tamba Dolok yang agraris ini dulunya bersifat subsistensial yaitu hasil
pertanian mereka hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ada pun tanaman yang
menjadi hasil pertanian dari Desa Tamba Dolok sebelum


tahun 1992 adalah tanaman

1

Soerjono soekanto, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial , Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983, hal.

2

Wawancara , dengan Uluan Rajagulguk, tanggal 2 Januari 2013, Desa Tamba Dolok Kabupaten

42.
Samosir.

1
Universitas Sumatera Utara

bawang dan padi, sedangkan ubi, pisang, dan jagung adalah sebagai tanaman tambahan saja.
Padi adalah tanaman yang dijadikan masyarakat Desa Tamba Dolok sebagai tanaman
pokok. Biasanya masyarakat di desa ini memanen padi dua kali dalam setahun. Namun,

ketika padi ditanam di lahan yang sama secara berulang –ulang maka hasil padi dari tahun ke
tahun tidak bisa dipertahankan. Setiap tahunnya hasil dari tanaman padi semakin menurun
sehingga masyarakat mulai beralih ke tanaman lain yaitu bawang. Walaupun tetap menanam
padi namun tidak menjadi tanaman pokok dan tidak sebanyak dulu. Masyarakat menanam
padi menjadi sekali dalam setahun, hal ini dilakukan supaya bisa memperoleh

hasil yang

sama setiap tahunnya.
Pada tahun 1960-an bawang mulai ditanam oleh masyarakat di Desa Tamba Dolok
karena hasil padi semakin menurun sehingga tanaman bawang mendapat respon yang baik
dari masyarakat petani. Tanaman bawang sudah ada sejak tahun 1950 di Pangururan, namun
baru

tahun 1960-an masuk ke Desa Tamba Dolok3. Harga tanaman bawang pada saat itu

sangat tinggi, sehingga masyarakat Desa Tamba Dolok berlomba-lomba menanam bawang,
namun tidak sepenuhnya meninggalkan tanaman padi. Jenis tanaman bawang yang paling
banyak ditanam adalah bawang merah. Namun pada bulan-bulan tertentu seperti bulan April,
masyarakat juga menanam bawang putih. Masyarakat menanam bawang putih pada bulan

april karena mereka menjauhi curah hujan yang sangat banyak. Bawang putih akan gagal
panen ketika curah hujan sangat tinggi. Selain kondisi alam, masyarakat juga menanam pada
bulan ini karena harga bawang putih pada bulan juli melonjak tinggi. Meskipun
bawang

3

tanaman

mempunyai nilai ekonomis tinggi namun tidak banyak mengubah keadaan

Wawancara , dengan Geloria Lumban Gaol , tanggal 20 Agustus 2012, Desa Janjimaria Kabupaten

Samosir.

2
Universitas Sumatera Utara

masyarakat di Desa Tamba Dolok ini, karena lahannya banyak bebatuan. Akhirnya tanaman
bawang tidak berbeda jauh keadaannya dengan tanaman padi yang juga


mengalami

penurunan hasil panen. Akibatnya masyarakat Desa Tamba Dolok mengalami kesulitan,
selain itu harga bawang dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal inilah yang membuat
masyarakat Desa Tamba Dolok melirik tanaman yang lebih cocok untuk lahan yang terjal
dan bisa tumbuh di sela-sela bebatuan serta menguntungkan yaitu kopi. Mengurus tanaman
kopi tidak sesulit mengurus tananam bawang.
Masyarakat Desa Tamba Dolok mengenal pertanian kopi sekitar tahun 1992, yaitu
ketika kepala Desa Tamba Dolok, Halomoan Tamba membawa bibit kopi dari tempat
pembudidayaan tanaman di Balige4. Pertanian kopi di Desa Tamba dolok ini ternyata banyak
sekali membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat di desa tersebut. Pertanian
kopi mampu menaikkan pendapatan masyarakat
meningkatnya pendapatan dan

Desa Tamba Dolok. Dengan semakin

meningkatnya taraf

hidup masyarakat sehingga muncul


keinginan untuk meningkatkan pendidikan anak-anak mereka. Semakin meningkatnya
pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat, hal ini juga mempengaruhi pola kehidupan
masyarakat Desa Tamba Dolok. Ini bisa terlihat di kehidupan sehari-hari seperti
memperbaiki lingkungan, di mana masyarakat tersebut sudah mulai ada kesadaran untuk
bergotong royong memperbaiki jalan dengan biaya dari masyarakat sendiri. Mengingat pada
waktu itu, jarak dari Kabupaten Toba Samosir sangat jauh sehingga pemerintah tidak dapat
menjangkau daerah Tamba ini sehingga proses perbaikan maupun pembenahan desa sangat
minim. Di dalam kehidupan sehari-hari pun pola makanan sudah diperhatikan. Begitu juga
4

Halomoan membawa bibit kopi dari Kabupaten Toba Samosir yang waktu itu masih belum
dimekarkan menjadi Kabupaten Samosir.Pada saat itu ibukota kabupaten masih berada di Balige. Wawancara ,
dengan Osdeman Gultom, tanggal 16 Agustus 2013, Desa Tamba Dolok Kabupaten Samosir.

3
Universitas Sumatera Utara

dengan sarana transportasi, sebagian besar masyarakat sudah mempunyai kendaraan sendiri
sekalipun belum semuanya memiliki.

Penelitian ini membahas tentang pertanian kopi di Desa Tamba Dolok Kabupaten
Samosir (1992-2002). Tahun 1992 adalah sebagai tahun

awal

penelitian

merupakan

periode dimulainya pertanian kopi di Desa Tamba Dolok yang diprakarsai oleh kepala desa
yaitu Halomoan Tamba. Tahun 2002 sebagai akhir dari penelitian ini karena selama 10
tahun telah terjadi perubahan yang banyak pada pertanian kopi di desa ini, seperti jumlah
masyarakat yang menanam dan melakukan pertanian kopi, lahan yang digunakan, sistem
permodalan, serta pemasaran yang semakin terorganisir. Selama sepuluh tahun ini juga sudah
terlihat kehidupan masyarakat semakin banyak perubahan ke arah yang lebih baik seperti,
pada bidang pendidikan, pola hidup, dan terhadap lingkungan dan pembangunan desa. Atas
dasar pemikiran di atas, maka penulisan ini diberi judul “Pertanian Kopi di Desa Tamba
Dolok Kabupaten Samosir (1992-2002)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan

latar

belakang

yang

telah

dikemukakan

sebelumnya,

untuk

mempermudah penulis dalam penulisan dan menghasilkan penelitian yang objektif, maka
penulis perlu membatasi masalah yang dibahas. Pokok permasalahan yang dibahas yaitu
“Pertanian Kopi di Desa Tamba Dolok Kabupaten Samosir (1992-2002).
Dari judul diatas, maka pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirumuskan

sebagai berikut :

4
Universitas Sumatera Utara

1. Bagaimana kehidupan dan mata pencaharian

masyarakat Desa Tamba Dolok

sebelum tahun 1992?
2. Bagaimana awal pertanian kopi di Desa Tamba Dolok?
3. Bagaimana perkembangan pertanian kopi di Desa Tamba Dolok Kabupaten Samosir
tahun 1992-2002?
4. Apa pengaruh pertanian kopi terhadap ekonomi petani di Desa Tamba Dolok?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan dan manfaat yang dicapai.
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1.

Untuk mengetahui bagaimana kehidupan dan mata pencaharian masyarakat
Desa Tamba Dolok Kabupaten Samosir sebelum tahun 1992.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan awal pertanian kopi di Desa Tamba
Dolok.
3. Untuk mengetahui perkembangan pertanian kopi di Desa Tamba Dolok
Kabupaten Samosir tahun 1992-2002.
4. Untuk mengetahui pengaruh dari pertanian kopi terhadap ekonomi petani
kopi di Desa Tamba Dolok.

5
Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Menambah wawasan tentang latar belakang perekonomian para petani kopi di
Desa Tamba Dolok Kabupaten Samosir.
2. Bahan masukan bagi pemerintah daerah untuk mendukung perekonomian desa
dan sebagai acuan dan pertimbangan ketika dalam pengambilan kebijakan

dalam rangka untuk kesejahteraan para petani, kondisi petani di daerahnya,
khususnya petani yang jauh dari pusat pemerintahan seperti Desa Tamba
Dolok.
3. Menambah literatur bacaan dalam ilmu sejarah dan menjadi acuan bagi
penulis lain manakala penelitian ini dirasa perlu penyempurnaan.
4. Menjadi sebuah karya tulis (skripsi), sebagai persyaratan untuk menjadi
Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam penyelesaian tulisan ini perlu dilakukan tinjauan pustaka dengan
menggunakan buku yang berhubungan dengan judul tulisan ini yakni tentang pertanian kopi
di Desa Tamba Dolok Kabupaten Samosir (1992-2002). Untuk itu penulis menggunakan
beberapa litetatur yang dapat mendukung tulisan ini.
Dari buku yang ditulis oleh Aak dalam bukunya yang berjudul Budidaya Tanaman
Kopi (1988) mengemukakan tentang sejarah kopi dan bagaimana cara membudidayakan kopi

tersebut. Buku ini juga menjelaskan manfaat dari tanaman kopi. Kopi menjadi bahan

6
Universitas Sumatera Utara


perdagangan, kopi salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, permintaan
terhadap kopi ini sangat tinggi dan mampu meningkatkan taraf hidup petani kopi. Kopi
menjadi bahan perdagangan maka perkebunan kopi semakin meluas dan permintaan terhadap
kopi semakin banyak dikarenakan banyaknya orang yang suka dengan minuman kopi tetapi
negaranya tidak menghasilkan kopi, sehingga banyak yang mengekspor kopi5.
Buku ini tidak hanya memberikan informasi terhadap penulis mengenai tanaman
kopi dan cara membudidayakannya namun juga menjadi sarana pembanding antara budidaya
petani kopi Desa Tamba Dolok dengan petani kopi di berbagai daerah, dengan demikian
masyarakat Desa Tamba Dolok menjadi menemukan jawaban dari masalah yang dihadapi
dalam pertanian kopi tersebut.
Dalam buku Sri Najiyati dan Danarti yang berjudul Kopi: Budidaya dan Penanganan
Pasca Panen (2006) menjelaskan tentang jenis-jenis kopi, tentang lingkungan ideal untuk

penanaman tanaman kopi, tentang penyediaan bibit dan penanamannya kemudian
pemeliharaan, pengendalian hama dan sampai ke pasca panen. Dalam buku ini juga
dijelaskan bahwa kopi adalah komoditas ekspor yang menjanjikan sehingga bisa menjadi
sarana untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.
Dalam buku James J.Spillane yang berjudul Komoditi Kopi (1990) menjelaskan
tentang peranan kopi dalam perekonomian Indonesia. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa
kopi bisa menjadi salah satu penunjang perekonomian masyarakat dan dianggap penting di
Indonesia. Buku ini juga menjelaskan tentang kopi sebagai salah satu industri yang menarik
dengan proses dan dengan sifat-sifat yang khusus dari kopi.
5

Aak, Budidaya Tanaman Kopi, Yogyakarta: Kanisius, 1988, hal. 11.

7
Universitas Sumatera Utara

Buku yang dianggap perlu juga dalam tulisan ini adalah karangan dari
P.S.Siswoputranto yang berjudul Perkembangan Teh, Kopi, Cokelat Internasional (1990).
Dalam buku ini dijelaskan bahwa perkembangan teh, kopi, dan cokelat sangat pesat di
Indonesia. Buku ini juga membahas mengenai perkembangan tentang produksi, eksporimpornya, harga dan pengaturan perdagangannya serta hal yang erat dengan kepentingan
ekonomi dan perdagangan Indonesia. Buku ini banyak memberikan informasi tentang kopi
serta pengaruh ekonominya bagi masyarakat Indonesia.

1.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan sejarah

ilmiah, pemakaian

metode sejarah sangatlah penting.

Metode penelitian sejarah lazimnya disebut sebagai metode sejarah. Metode penelitian ini
dimaksudkan untuk merekontruksi masa lampau manusia sehingga menghasilkan suatu karya
ilmiah yang bernilai. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu proses menguji dan
menganalisis secara kritis rekaman dari peninggalan masa lampau6. Ada beberapa tahap
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi dan
histiografi7.
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah heuristik atau
pengumpulan data atau bahan-bahan sebanyak mungkin yang memberi penjelasan tentang
masalah dalam penelitian yaitu pertanian kopi di Desa Tamba Dolok. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi
6

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah terjemahan (Nugroho Notosusanto), Jakarta: UI Press,1971,

7

Dudung Abdurahman, Metode Sejarah , Yogyakarta: Logos, 1999,hal. 35.

hal. 18.

8
Universitas Sumatera Utara

kepustakaan yaitu mencari sumber tertulis yang berasal dari buku seperti dari perpustakaan,
perpustakaan daerah maupun dari toko-toko buku lainnya, majalah, surat kabar, hasil laporan
penelitian, dan data

yang diperoleh dari internet. Adapun buku yang didapat dari

perpustakan yaitu buku karangan Aak yang berjudul Budidaya Tanaman Kopi, buku
karangan Sri Najiyati dan Danarti yang berjudul Kopi: Budidaya dan Penanganan Pasca
Panen, buku Koentjaraningrat yang berjudul Manusia dan Kebudayaan Indonesia , dll.

Penulis mencari sumber tentang pertanian kopi serta perubahan yang terjadi di Desa Tamba
Dolok

terutama di bidang ekonomi. Kopi mampu menaikkan tingkat perekonomian

masyarakat di desa Tamba Dolok. Studi lapangan dilakukan dengan cara mewawancarai
para petani kopi seperti Lasmian Naibaho, Edu Sitinjak,dll. Selain para petani kopi penulis
juga mewawancarai petani bawang yang sudah beralih ke pertanian bawang, para tauke serta
perangkat desa. Selain wawancara terhadap masyarakat juga

melakukan pengamatan

langsung ke lapangan.
Langkah berikutnya, melakukan kritik terhadap sumber. Untuk memeriksa keabsahan
sumber melalui kritik intern yang bertujuan untuk memperoleh fakta yang kredibel dengan
cara menganalisis isi ataupun penjelasan dalam sumber tertulis dan kritik ekstern dalam
memperoleh fakta yang otentik dengan cara meneliti asli atau tidaknya sumber tersebut. Data
yang ada tentang pertanian kopi di Desa Tamba Dolok sangat perlu dilakukan kritik sumber.
Sesudah melakukan langkah pertama dan langkah kedua berupa heuristik dan kritik sumber,
langkah selanjutnya dilakukan interpretasi. Langkah ini merupakan metode yang dilakukan
untuk menafsirkan fakta-fakta yang sudah diseleksi dan menghasilkan data yang valid.

9
Universitas Sumatera Utara

Langkah terakhir yang dilakukan dalam metode penelitian ini adalah metode
penulisan sejarah atau historiografi. Langkah ini penulis menjabarkan data hasil penelitian
sekaligus rangkaian secara kronologis dan sistematis dalam bahasa tulisan dapat berbentuk
deskriptif naratif sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah sejarah. Langkah ini
menuliskan hasil yang didapatkan selama penelitian yaitu seperti apa pertanian kopi di Desa
Tamba Dolok, pertanian yang dilakukan oleh masyarakat sebelum pertanian kopi dan juga
dampak pertanian kopi terhadap masyarakat desa ini.

10
Universitas Sumatera Utara