Analisis Pengaruh Market Timing Ability, Stock Selection Skill, Expense Ratio dan Tingkat Risiko terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Investasi
Menurut Tandelilin (2010:3) Investasi komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan
berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah,
emas, mesin atau bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham ataupun
obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan.

Beberapa

alasan mengapa seseorang melakan investasi antara lain:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi.

Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain
seseorang dapat menghindari diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak
miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

14
Universitas Sumatera Utara

c. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifar
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang
usaha tertentu.

2.1.2 Pasar Modal
2.1.2.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas
yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi
(Tandelilin, 2010:13).Samsul (2006:43) menjelaskan pasar modal adalah tempat

atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen
keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun.
Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 13 juga
menjelaskan pengertian dari pasar modal. Pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan

dengan

penawaran

umum

dan

perdagangan

efek

yang


diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

15
Universitas Sumatera Utara

2.1.2.2 Instrumen Pasar Modal
Bentuk instrumen di pasar modal biasanya disebut efek. Samsul (2006:45)
menjelaskan beberapa instrumen di pasar modal, yaitu:
a. Saham
Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut
juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa
seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah
apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang
disebut Daftar Pemegang Saham (DPS).
b. Obligasi (bonds)
Obligasi adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada
masyarakat yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut
pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan menerima kupon
sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan
sekali. Pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan

menerima kupon dan pokok obligasi.
c. Bukti Right
Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham lama. Harga
sudah ditetapkan di muka dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga
tebusan (strike price atau exercise price).

16
Universitas Sumatera Utara

d. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham
lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis
(sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Harga tertentu berarti
harganya sudah ditentukan di muka sebesar di atas harga pasar saat diterbitkan.
Jangka waktu tertentu berarti setelah 6 bulan, atau dapat setelah 3 tahun, 5
tahun, atau 10 tahun.
e. Derivative (produk turunan)
indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan

untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Perdagangan yang
dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya
perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual. Berbeda
dengan saham, obligasi, bukti right, dan waran, indeks saham dan indeks
obligasi diperdagangkan secara berjangka. Mekanisme perdagangan produk
derivative ini dilakukan secara future dan option.
Selain saham, obligasi dan derivative Tandelilin (2010:22) juga
menambahkan reksa dana sebagai salah satu instrumen pasar modal. Reksa dana
sebagai instrumen pasar modal menurut Tandelilin merupakan sertifikat yang
menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan
Reksa Dana untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal
maupun di pasar uang. Perusahaan Reksa Dana akan menghimpun dana dari
investor untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk

17
Universitas Sumatera Utara

oleh Manajer Investasi. Melihat itu, investor dapat membentuk portofolio secara
tidak langsung melalui Manajer Investasi.


2.1.3 Reksa Dana
2.1.3.1 Pengertian Reksa Dana
Pengertian reksa dana menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun
1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh Manajer Investasi.
Tandelilin (2010:20) menjelaskan bahwa reksa dana (mutual fund) adalah
sertifikat yang menjelaskan bahawa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada
perusahaan reksa dana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar
modal maupun di pasar uang. Perusahaan reksa dana akan menghimpun dana dari
investor untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk
oleh manajer investasi. Dengan demikian, investor dapat membentuk portofolio
secara tidak langsung melalui manajer investasi. Pembentukan portofolio melalui
reksa dana seperti terlihat pada gambar berikut.

18
Universitas Sumatera Utara

Portofolio


Manajer Investasi

Investor Individu dengan
Dana Terbatas
Sumber: Tandelilin (2010:21)

Gambar 2.1
Proses Pembentukan Portofolio Melalui Reksa dana

2.1.3.2 Bentuk Reksa Dana
Samsul (2006:89) menjelaskan berdasarkan bentuknya, reksa dana dapat
dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:
a. Investment companies
Untuk reksa dana berbentuk investment companies, kontrak pengelolaan dibuat
oleh direksi perseroan dan manajer investasi. Kontrak penyimpanan kekayaan
reksa dana berbentuk investment companies dibuat oleh manajer investasi
dengan Bank Kustodian, dan Bank Kustodian dilarang terafiliasi dengan
manajer investasi. Reksa dana berbentuk Investment companies dapat bersifat
reksa dana terbuka (open-end fund) atau dikenal juga dengan istilah mutual
fund dan reksa dana tertutup (closed-end fund).


19
Universitas Sumatera Utara

Reksa dana berbentuk investment companies menerbitkan Reksa Dana berupa
saham berbadan hukum Perseroan Terbatas. Bank Kustodian menerbitkan
NAB harian untuk open-end fund dan NAB mingguan untuk closed-end fund.
b. Unit Investment Trust (Kontrak Investasi Kolektif/KIK)
Untuk reksa dana berbentuk KIK pengelolaan dilakukan oleh perusahaan yang
memiliki izin usaha sebagai manajer investasi. Kontrak penyimpanan kekayaan
reksa dana berbentuk KIK -seperti halnya dengan reksa dana berbentuk
Investment companies- dibuat oleh manajer investasi dengan Bank Kustodian,
dan Bank Kustodian dilarang terafiliasi dengan manajer investasi. Reksa dana
berbentuk KIK bersifat open-end fund.
Reksa dana KIK menerbitkan Reksa Dana berupa Unit Penyertaan (UP) oleh
Manajer Investasi (MI). Unit Penyertaan untuk pertama kalinya diterbitkan
oleh sponsor dengan nominal Rp 1.000 per satu Unit Penyertaan pada saat
Initial Public Offering (IPO). Unit Penyertaan dapat dijual kembali kepada
manajer investasi. Bank Kustodian menerbitkan NAB harian untuk open-end
fund.


20
Universitas Sumatera Utara

Reksa

Kustodian

Unit Investment
Trust

Investment
Companies

Traded funds

Mutual funds

Kontrak Investasi


Closed-end
funds

Open-end
funds

Open-end
funds

NAB
mingguan

NAB
harian

NAB
harian

Sumber: Samsul (2006:347)


Gambar 2.2
Sifat Reksa Dana
2.1.3.3 Sifat Reksa Dana
Reksa dana dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan jenisnya yaitu (Tandelilin,
2010:21):
a. Reksa dana tertutup (close-ended)
Pada reksa dana tertutup, setelah dana terhimpun mencapai jumlah tertentu
maka reksa dana tersebut akan ditutup. Dengan demikian, investor tidak dapat
menarik kembali dana yang telah diinvestasikan.
b. Reksa dana terbuka (open-ended)
Pada reksa dana terbuka, investor dapat menginvestasikan dananya dan / atau
menarik dananya setiap saat dari reksa dana tersebut selama reksa dana tersebut
masih aktif. Dengan demikian, investor dapat membeli kembali reksa dana
yang telah dijual.

21
Universitas Sumatera Utara

2.1.3.4 Jenis Reksa Dana
Berdasarkan

portofolio

investasinya,

reksa

dana

dibagi

menjadi

(www.ojk.go.id):
a. Reksa dana Saham (Stock Funds)
Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari aktivanya dalam efek bersifat
ekuitas.

Lebih lanjut Reksa Dana Saham dapat dibagi-bagi berdasarkan

strategi investasinya, yaitu antara lain Aggressive-Growth Funds dengan
portofolio investasi terutama pada saham perusahaan-perusahaan baru yang
mempunyai potensi pertumbuhan sangat tinggi, walaupun bersifat spekulatif
dengan resiko yang sangat tinggi dan memperoleh pendapatan bersumber pada
kenaikan harga saham (Capital Gain) yang tinggi, walaupun dengan fluktuasi
harga yang juga tinggi, Growth Funds dengan portofolio investasi pada saham
perusahaan-perusahaan yang telah, dan diperkirakan akan terus mampu untuk
tumbuh diatas rata-rata industri dan memperoleh pendapatan bersumber pada
pada

kenaikan

harga

saham

(Capital

Gain)

yang

optimal

dengan

memperhatikan tingkat resiko yang ada, Growth- Income Funds yaitu Reksa
Dana dengan portofolio investasi pada perusahaan-perusahaan yang tumbuh
sedikit dibawah rata-rata dan memiliki sejarah pembayaran dividen yang baik,
dan memperoleh pendapatan bersumber pada potensi kenaikan harga (Capital
Gain) dan pembayaran dividen, Value-Income Funds dengan portofolio
investasi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki sejarah pembayaran

22
Universitas Sumatera Utara

dividen yang sangat baik, dan mempunyai pendapatan bersumber dari
penerimaan deviden.
b. Reksa dana Pendapatan Tetap / Obligasi (Bond Funds)
Reksa dana Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari aktivanya dalam
bentuk efek bersifat utang. Seperti halnya Reksa dana Saham, Reksa dana
Obligasi juga dapat dibagi berdasarkan strategi investasi, yaitu High-Yield
Bond Funds dengan sebagian besar portofolio investasi pada obligasi-obligasi
dengan tingkat bunga yang sangat tinggi, walaupun peringkat obligasi tersebut
berada dibawah Investment Grade (obligasi dengan peringkat dibawah BBB
(triple B)), atau bahkan obligasi-obligasi yang mempunyai potensi default yang
tinggi (Junk Bond).

High-Quality Bond Funds dengan sebagian besar

portofolio investasi pada obligasi-obligasi yang diterbitkan oleh perusahaanperusahaan mapan dengan peringkat yang sangat baik, yaitu minimal A (Single
A) walaupun hanya menawarkan tingkat suku bunga sesuai dengan rata-rata.
c. Reksa dana Campuran (Balanced Funds)
Reksa dana Campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek
bersifat ekuitas dan efek bersifat utang dengan komposisi berbeda dengan
Reksa dana Saham, dan Reksa dana Pendapatan Tetap. Adapun alokasi atau
porsi dari besarnya penempatan dana yang akan diinvestasikan pada masingmasing instrumen akan ditetapkan oleh manajer investasi. Porsi alokasi dana
tersebut akan dijelaskan dalam prospektus.

23
Universitas Sumatera Utara

d. Reksa dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Pada jenis reksa dana ini, dana diinvestasikan pada instrumen yang bersifat
utang dengan jangka waktu jatuh tempo yang pendek, umumnya kurang dari
setahun. Reksa dana jenis ini harus melakukan alokasi investasi sekurangkurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat utang.

Contoh

instrumen investasinya adalah: Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, atau
obligasi yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Oleh karena

diinvestasikan pada pasar uang, tingkat return yang ditawarkan pada reksa dana
pasar uang umumnya hanya sedikit berada di atas bunga deposito. Dalam reksa
dana pasar uang ini, tingkat bunga yang ditawarkan tetap di atas bunga
deposito umumnya. Karena selain diinvestasikan pada deposito, dana pada
reksa dana ini juga diinvestasikan pada obligasi yang jatuh tempo kurang dari
setahun dan SBI. Tentu obligasi dan SBI memberikan bunga di atas deposito.
e. Reksa dana Terproteksi (Protected Funds)
Reksa Dana Terproteksi adalah reksa dana yang selain memberikan potensi
tingkat pengembalian, juga bertujuan untuk memberikan proteksi investasi
pada saat jatuh tempo melalui mekanisme investasi dalam reksa dana tersebut.
Proteksi itu timbul bukan karena ada pihak ketiga yang memberikan proteksi,
melainkan karena reksa dana tersebut berinvestasi pada instrumen tertentu yang
bersifat aman.
Reksa dana terproteksi saat ini merupakan termasuk salah satu tipe reksa dana
yang cukup populer dalam keadaan pasar yang tidak pasti.

Para investor

kebanyakan memilih reksa dana tipe ini karena memang relatif lebih aman

24
Universitas Sumatera Utara

dibandingkan reksa dana tipe lain. Reksa dana ini memang menawarkan resiko
yang relatif lebih kecil dengan potensi return yang lebih besar.
f. Reksa Dana Syariah (Syaria Funds)
Dalam reksa dana jenis ini, dana diinvestasikan pada efek-efek yang memenuhi
ketentuan syariah. Saham yang terkandung dalam reksa dana akan disaring dan
dipilih oleh manajer investasi. Karena tidak semua saham yang ada di bursa itu
memenuhi syarat atau kriteria syariah. Oleh sebab itu, manajer investasi harus
melakukan screening dan filtering.
Screening adalah memilih saham dari perusahaan yang bergerak dalam bisnis
tertentu. Perusahaan dilarang bergerak dalam bisnis yang tidak sesuai dengan
prinsip syariah, misalnya :
1. Perusahaan jasa keuangan yang memberikan bunga kepada nasabah.
2. Perusahaan yang menjual alkohol, daging babi, atau komoditas haram
lainnya.
3. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perjudian atau night club.
Filtering adalah melihat rasio atas jumlah penggunaan utang yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut.Filter dilakukan terhadap rasio dari jumlah total
hutang perusahaan terhadap total nilai saham perusahaan tersebut.
g. Reksa Dana Indeks (Index Funds)
Reksa Dana yang melakukan investasi pada portofolio dengan alokasi dan
pemilihan saham sesuai, atau paling tidak berusaha menyamai pembobotan dan
saham yang digunakan untuk menyusun indeks saham tertentu. Sesuai dengan

25
Universitas Sumatera Utara

peraturan Bapepam, suatu reksa dana dapat digolongkan sebagai Reksa Dana
Indeks jika memenuhi 3 (tiga) persyaratan, yaitu :
1. Sekurang-kurangnya 80% dari nilai aktiva bersih Reksa Dana tersebut wajib
diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari kumpulan efek
penyusun Indeks saham tersebut.
2. Investasi dilakukan dengan jenis efek-efek yang sekurang-kurangnya
merupakan 80% dari keseluruhan saham penyusun indeks.
3. Komposisi setiap saham sekurang-kurangnya 80% dan sebanyak-banyaknya
120% dari pembobotan saham tersebut dalam perhitungan indeks.
h. Exchange Traded Fund (ETF)
ETF atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan sebagai
reksa dana yang diperdagangkan di bursa. Seperti halnya reksa dana, ETF
merupakan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dimana unit penyertaan
dicatatkan dan diperdagangkan di bursa seperti halnya saham. Seperti halnya
reksa dana konvensional, dalam EFT terdapat pula manajer investasi dan bank
kustodian.
Salah satu contoh reksa dana ETF adalah LQ-45. Meskipun harga ETF bisa
langsung dapat diketahui saat dibeli dan pembeliannya dilakukan pada saat
bursa (tidak melalui MI) tetapi bukan berarti ETF itu saham, ETF berbeda
dengan saham, ETF ini memiliki prinsip diversifikasi yang sama dengan reksa
dana.Secara profil resiko, ETF hampir sama dengan reksa dana saham karena
komponen pengisi portofolio adalah sama. Namun, ETF mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan reksa dana biasa. Salah satu kelebihannya

26
Universitas Sumatera Utara

adalah masalah likuiditas. ETF dapat dengan mudah dijual di market melalui
bursa efek.

2.1.4 Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Simatupang (2010:158) menjelaskan ukuran dari nilai portofolio efek
suatu reksa dana adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV).
Kinerja suatu produk reksa dana dapat dilihat dari NAB masing-masing reksa
dana yang menjadi satuan dari nilai aset suatu reksa dana. Secara umum NAB
suatu reksa dana sangat tergantung kepada kinerja sekuritas yang menjadi
portofolio Reksa Dana yang bersangkutan yaitu apabila harga pasar dari aset-aset
yang menjadi portofolio reksa dana mengalami kenaikan, maka secara otomatis
NAB reksa dana yang bersangkutan juga akan mengalami kenaikan dan
sebaliknya apabila aset-aset dalam portofolio reksa dana mengalami penurunan
dipasar maka otomatis total NAB reksa dana yang bersangkutan juga akan
mengalami penurunan.
Selanjutnya para investor juga perlu memahami bahwa total NAB suatu
reksa dana secara otomatis akan mencerminkan NAB per unit penyertaan yaitu
NAB dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar (outstanding). Dalam
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 angka (29)
menjelaskan bahwa unit penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan
bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif. Sesuai
dengan ketentuan bahwa satu unit penyertaan dinilai sebesar Rp 1000 pada hari
perdana reksa dana ditawarkan dan selanjutnya dapat berubah setiap saat

27
Universitas Sumatera Utara

tergantung dari harga pasar yang menjadi portofolio efek dari masing-masing
reksa dana tersebut.

2.1.5 Pihak-pihak yang Terkait dalam Aktivitas Reksa Dana
2.1.5.1 Manajer Investasi
Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, manajer
investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk
para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah. Simatupang (2010:163) menjelaskan bahwa sesuai dengan peraturan
Kep.19/PM/1996 dan Kep.07/PM/2007 tentang pedoman pengelolaan reksa dana
baik berbentuk perseroan maupun berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK),
sepenuhnya hanya dapat dilakukan oleh manajer investasi yang telah memperoleh
ijin dari Bapepam & LK. Disamping persyaratan yang mewajibkan pengelolaan
reksa dana hanya kepada manajer investasi, juga diatur persyaratan lain berupa
ketentuan pengelolaan reksa dana harus bersifat terbuka, khususnya bagi reksa
dana terbuka sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam & LK yaitu
Kep.08/PM/1997 tanggal 30 April 1997.
Adapun pengertian bersifat terbuka dimaksudkan bahwa posisi nilai aktiva
bersih reksa dana (NAB) wajib dihitung setiap hari dan hasilnya diumumkan oleh
manajer investasi melalui media informasi seperti pemberitaan didalam koran
yang memiliki peredaran berskala nasional, hal inilah yang juga menjadi salah
satu kelebihan reksa dana sebagai produk investasi mengingat bahwa masyarakat
khususnya para investor reksa dana tersebut dapat setiap saat mengetahui posisi
aset (NAB) yang dimilikinya. Untuk pendapatannya sendiri seorang Manajer

28
Universitas Sumatera Utara

Investasi menerima imbalan jasa manajemen berkisar antara 1 - 2,5% per tahun
dari total dana yang dikelola.

2.1.5.2 Bank Kustodian
Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, Kustodian
adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan
dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya. Pasal 43 ayat 1 UUPM menyebutkan bahwa yang dapat bertindak
sebagai bank Kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),
perusahaan efek dan bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari
Bapepam & LK.
Peranan bank kustodian sangat penting khususnya untuk melindungi aset
reksa dana dan administrasi pengelolaan reksa dana. Bank Kustodian
mendapatkan pendapatan sebagai imbalan jasa manajemen sebesar 0,15 – 0,25%
per tahun dari total dana yang dikelolanya (Simatupang, 2010:166).

2.1.5.3 Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD)
Menurut Simatupang (2010:167) Agen Penjual Efek Reksa Dana
(APERD) adalah pihak yang melakukan penjualan efek reksa dana berdasarkan
kontrak kerjasama dengan manajer investasi pengelola reksa dana.

APERD

umumnya terdiri dari perusahaan pialang, bank umum, dan lembaga-lembaga
keuangan lain yang diharapkan mampu menjangkau seluruh lapisan investor

29
Universitas Sumatera Utara

lembaga maupun perorangan yang memiliki dana besar, menengah sampai kepada
investor kecil sekalipun.

2.1.5.4 Wakil Penjual Efek Reksa Dana (WaPERD)
Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No.Kep- 110/PM/1996 bahwa
wakil penjual efek reksa dana (Waperd) adalah pihak yang bersifat perorangan
yang memperoleh ijin dari Bapepam untuk bertindak sebagai wakil dari suatu
perusahaan efek, perusahaan perbankan atau lembaga yang diperkenankan
melakukan penjualan efek reksa dana. Keberadaan Waperd sebagai wakil dalam
kegiatan penjualan reksa dana dapat memberikan penjelasan terkait dengan
peluang dan risiko dari setiap efek reksa dana yang dipasarkannya (Simatupang,
2010:171).

2.1.5.5 Perantara Pedagang Efek (Broker Dealer)
Pengertian broker dealer menurut Undang-undang Pasar Modal adalah
pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri
atau pihak lain.

Keberadaan broker dealer dalam aktivitas reksa dana juga

memiliki peranan yang penting, dikarenakan pembelian dan penjualan efek-efek
dibursa oleh manajer investasi untuk portofolio aset reksa dana yang dikelolanya,
tetap diwajibkan menggunakan broker dealer seperti halnya persyaratan bagi
setiap investor yang melakukan jual beli efek saham yang diperdagangkan di
bursa efek (Simatupang, 2010:173).

30
Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Keuntungan dan Risiko Investasi Reksa Dana
2.1.6.1 Keuntungan Investasi Reksa Dana
Investasi reksa dana memiliki beberapa kelebihan dan sangat cocok untuk
investor kecil yang tidak memiliki waktu dan juga pengetahuan yang cukup.
Namun tidak hanya itu investasi pada reksa dana juga menawarkan beberapa
keuntungan yang akan didapat oleh investor yaitu (Simatupang, 2010:175):
a. Pengelolaan Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksa dana hanya boleh dilaksanakan oleh
manajer investasi yang telah memperoleh izin dari Bapepam & LK sebagai
tenaga ahli dibidang investasi.

Peran manajer investasi sangat penting

mengingat bahwa mayoritas investor individu akan mengalami kesulitan untuk
melakukan diversifikasi sendiri atas dana investasi yang dimilikinya.
b. Diversifikasi Otomatis
Peraturan yang mengharuskan bahwa portofolio reksa dana ridak boleh
menginvestasikan dananya melebihi 10% dari total portofolio reksa dana jelas
menunjukkan bahwa pengelolaan reksa dana terdifersifikasi secara otomatis
yang merupakan salah satu syarat untuk pengamanan risiko dari kerugian yang
fatal akibat dari kejatuhan harga apabila portofolio investasi hanya terdiri dari
satu atau dua efek tertentu saja.
c. Transparansi/keterbukaan
Manajer investasi wajib mengungkapkan secara jelas tentang arah portofolio
reksa dana yang akan diterbitkan didalam prospektus reksa dana yang

31
Universitas Sumatera Utara

bersangkutan. Misalnya apakah komposisi reksa dana yang diterbitkan dalam
bentuk reksa dana saham, pendapatan tetap, pasar uang dan yang lainnya.
Setelah diterbitkan, manajer investasi wajib mengumumkan NAB reksa dana
setiap hari di surat kabar dan menerbitkan laporan keuangan tahunan secara
teratur kepada publik.
d. Likuiditas Tinggi
Tingkat likuiditas reksa dana yang tinggi dimungkinkan karena NAB yang
wajib diumumkan setiap hari oleh manajer investasi dan selanjutnya para
investor dapat menjual (redemption) kembali unit penyertaannya setiap saat
kepada manajer investasi yang mengelola reksa dana yang bersangkutan
sesuai nilai NAB yang diumumkan setiap hari di surat kabar oleh manajer
investasi tersebut.
e. Tersedia Fasilitas Perpajakan
Peraturan perpajakan secara tegas menyebutkan bahwa setiap bunga yang
diterima dari investasi obligasi akan dikenakan bunga yang besarnya cukup
tinggi saat ini diperkirakan sebesar 30%. Adanya ketentuan pengenaan pajak
bunga dari obligasi tersebut yang menjadi menariknya produk investasi reksa
dana, karena produk investasi reksa dana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku saat ini memperoleh fasilitas perpajakn khususnya untuk produk
investasi reksa dana pendapatan tetap.
f. Tersedia Banyak Alternatif Pilihan Jenis Investasi Reksa Dana
Telah dijelaskan bahwa jenis-jenis reksa dana sangat variatif dan setiap
jenisnya mempunyai karakteristik masing-masing baik dilihat dari tingkat

32
Universitas Sumatera Utara

risiko, return, likuiditas dan lain-lain. Disamping itu investor setiap saat juga
dimungkinkan untuk mengganti reksa dana yang dimilikinya (switching)
sehingga terbuka luas bagi investor untuk memilih jenis investasi reksa dana
yang lebih sesuai kemampuan atau kondisi keuangannya serta dengan tujuan
investasinya.
g. Mendorong Meningkatkan Profesionalisasi Pelaku Pasar Modal di Indonesia.
Dibawah tahun 2000, perilaku investor maupun para pialang sangat dominan
tergantung dengan perilaku investor asing. Kondisi ini menguntungkan
investor asing dan banyak merugikan para investor lokal karena investor asing
masuk membeli saham-saham pada harga relatif murah dan kembali
menjualnya pada saat harga saham sudah naik dengan harga yang tinggi.
Seiring dengan perkembangan reksa dana di Indonesia, investor lokal melalui
para manajer investasi sudah mulai menunjukkan kemampuannya untuk tetap
tenang dan tidak ikut-ikutan panik apabila investor asing melakukan penjualan
atau pembelian secara besar-besaran terhadap efek dipasar modal.

2.1.6.2 Risiko Investasi Reksa Dana
Dalam investasi reksa dana, selain keuntungan juga senantiasa dihadapkan
dengan berbagai risiko yang dihadapi para investor didalam melakukan
investasinya sehingga perlu diwaspadai setiap investor reksa dana. Adapun
bentuk-bentuk risiko dalam investasi reksa dana dapat diuraikan yaitu
(Simatupang, 2010:180):

33
Universitas Sumatera Utara

a. Risiko Wanprestasi
Risiko wanprestasi adalah risiko yang terjadi pada reksa dana apabila terdapat
pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana seperti misalnya penerbit obligasi
tidak dapat membayar bunga dan pokok obligasi kepada reksa dana yang
meupakan aset dalam portofolio reksa dana yang bersangkutan yang
menyebabkan kerugian aset reksa dana yang terwujud dengan menurunnya
NAB total dan per unit reksa dana.
b. Risiko Likuiditas
Likuiditas yang tinggi adalah salah satu keuntungan investasi reksa dana
karena ketika investor menjual unit penyertaannya kepada manajer investasi
maka manajer investasi wajib membelinya sesuai dengan harga NAB yang
berlaku pada hari itu. Namun dapat menjadi kerugian ketika muncul isu-isu
yang menimbulkan kepanikan bagi para investor reksa dana sehingga para
investor berbondong-bondong menjual unit penyertaan yang dimilikinya
(redemption) yang berakibat tidak mampunya manajer investasi menyediakan
dana tunai yang cukup untuk melakukan pembayaran.
c. Risiko Perubahan Politik dan Ekonomi
Investasi reksa dana tidak terlepas dari risiko adanya gejolak politik dan
menurunnya tingkat ekonomi akan otomatis berdampak buruk terhadap aset
reksa dana. Hal ini disebabkan produk pasar modal termasuk reksa dana
adalah produk investasi yang juga termasuk sangat sensitif terhadap perubahan
politik dan ekonomi, karena sifat transaksinya sangat mudah masuk dan keluar

34
Universitas Sumatera Utara

(sangat likuid), sehingga unit reksa dana setiap saat dapat dijual oleh investor
kepada manajer investasi.
d. Risiko Pasar dan Globalisasi
Kondisi pasar keuangan yang sangat dinamis yang menimbulkan terjadinya
perubahan-perubahan yang sangat cepat yang tidak saja dipengaruhi faktorfaktor didalam negeri suatu negara saja tetapi juga sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar negeri atau yang disebut pengaruh globalisasi, misalnya
krisis yang terjadi di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2008,
menyebabkan anjloknya harga-harga saham di pasar modal Amerika Serikat
yang diikuti hampir semua negara didunia termasuk pasar modal Indonesia
yang mengalami penurunan IHSG lebih dari 100%.
e. Risiko Terkait Peraturan
Adanya peraturan yang ketat ternyata dapat menghambat para manajer
investasi untuk dapat mengoptimalkan pengelolaan aset portofolio reksa dana.
Seperti pembatasan efek-efek asing maksimal 15% didalam portofolio reksa
dana yang membatasi manajer investasi dalam melakukan diversifikasi
portofolio reksa dana.
f. Risiko Aktivitas Lembaga-lembaga Terkait Reksa Dana
Kegiatan reksa dana melibatkan cukup banyak pihak dan telah menunjukkan
kemampuan kinerjanya, namun fakta-fakta menunjukkan bahwa pihak
tersebut dapat saja melakukan kesalahan atau kecurangan yang menyebabkan
kerugian bagi para investor reksa dana. Dengan kata lain bisa saja terjadi
manajer investasi yang pada awalnya memiliki kinerja yang baik, tetapi

35
Universitas Sumatera Utara

sejalan dengan berjalan waktu, manajer investasi melakukan kesalahan,
kecurangan atau manipulasi yang menyebabkan kerugian reksa dana. Maka
investor juga wajib berhati-hati dan selektif menentukan pilihan investasi dari
reksa dana yang beredar.

2.1.7 Biaya Reksa Dana
Biaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari reksa
dana. Adapun jenis-jenis biaya yang umum dibebankan kepada suatu reksa dana
yaitu (Simatupang, 2010:161):
a. Biaya Pengelolaan (Manajemen Fee)
Biaya pengelolaan adalah biaya pengelolaan yang merupakan jasa manajer
investasi sebagai pihak yang mengelola reksa dana dan biaya manajemen ini
menjadi beban bagi reksa dana yang bersangkutan atau dengan kata lain biaya
pengelolaan tersebut menjadi tanggungan para investor dan besarannya sangat
tergantung dari masing-masing manajer investasi sehingga perlu dicermati
para investor.
b. Biaya Penyimpanan (Kustodian Fee)
Biaya penyimpanan adalah merupakan jasa bagi kustodian atas peranannya
didalam pengamanan aset reksa dana serta fungsinya sebagai pihak yang
melakukan fungsi administrasi atas seluruh transaksi efek-efek yang terjadi
didalam portofolio suatu reksa dana.

Adapun besarnya biaya penyimpanan

tidak diatur didalam peraturan reksa dana, seperti halnya biaya pengelolaan
yang dilakukan oleh manajer investasi untuk portofolio suatu reksa dana.

36
Universitas Sumatera Utara

c. Biaya Penjualan (Selling Fee)
Biaya penjualan adalah biaya yang dikenakan kepada setiap investor yang
akan membeli reksa dana baik melalui manajer investasi maupun melalui agen
penjual reksa dana yang ditunjuk, dimana ketentuan mengenai besaran biaya
penjualan ini pada prinsipnya juga mengacu seperti halnya pada penetapan
besaran biaya pengelolaan yang ditetapkan manajer investasi yaitu semakin
sulit atau berisiko jenis produk reksa dana yang akan dikelola manajer
investasi maka akan semakin besar juga biaya penjualan (selling fee) yang
dikenakan kepada setiap investor.
d. Biaya Penjualan Kembali (Redemption Fee)
Biaya penjualan kembali (redemption fee) adalah biaya yang dikenakan
kepada para investor reksa dana ketika akan menjual kembali reksa dana yang
dimilikinya. Sesuai dengan peraturan reksa dana untuk seluruh produk reksa
dana berbentuk KIK, kecuali untuk reksa dana KIK ETF, penjualan kembali
unit reksa dana dilakukan investor kepada manajer investasi dan manajer
investasi wajib untuk membelinya sesuai dengan NAB per unit yang
diumumkan setiap hari kerja bursa.
e. Biaya Penggantian / Pertukaran (Swtiching Fee)
Biaya penggantian / pertukaran (switching fee) adalah biaya yang dikenakan
kepada investor reksa dana apabila ingin mengganti jenis reksa dana yang
dimilikinya kepada jenis reksa dana lain yang juga dikelola oleh manajer
investasi yang sama.

37
Universitas Sumatera Utara

f. Biaya Audit, Distribusi Prospektus dan lain-lain
Secara umum, disamping biaya-biaya yang disebut diatas, juga setiap reksa
dana yang diterbitkan dan dipasarkan kepada masyarakat terdapat biaya-biaya
lain yang tidak langsung dibebankan kepada para investor seperti biaya audit,
distribusi prospektus dan lain-lain.

2.1.8 Pengukuran Kinerja Reksa Dana
Zubir (2011:251) menjelaskan pengukuran kinerja saham dan portofolio
berkaitan dengan pengukuran perubahan return dan risiko investasi tersebut dari
waktu ke waktu. Ada 3 (tiga) ukuran kinerja investasi yaitu:

2.1.8.1 Indeks Sharpe
Menurut Zubir (2011:252) rasio ini disebut sebagai excess return to
variability meassure. Dalam proses mendapatkan portofolio yang terbaik,
portofolio tersebut diurut berdasarkan excess return to variablility terbesar sampai
dengan terkecil. Portofolio yang mempunyai rasio terbesar dinilai mempunyai
kinerja terbaik. Ukuran kinerja ini disebut juga sebagai Sharpe Meassure atau
Indeks Sharpe yang dinyatakan sebagai berikut:

di mana:

R̅� − ��
��

R̅I

= expected return saham atau portofolio

Rf

= risk free rate of return

σi

= deviasi standar return saham atau portofolio

38
Universitas Sumatera Utara

Halim (2005:69) menjelaskanIndeks Sharpe ini pada hakikatnya untuk
menghitung kemiringan (slope) garis yang menghubungkan portofolio yang
berisiko dengan bunga bebas risiko. Kemiringan garis dinyatakan dengan (Rp –
Rf)/ � p.

Dengan demikian, semakin besar kemiringan garis tersebut berarti

semakin baik portofolio yang membentuk garis tersebut. Karena semakin besar
rasio premi risiko portofolio terhadap standar deviasi dapat dikatakan bahwa
portofolio tersebut semakin baik. Indeks Sharpe ini relevan digunakan untuk
investor yang menanamkan dananya hanya atau sebagian besar pada portofolio
tersebut, sehingga risiko portofolio dinyatakan dalam standar deviasi.

2.1.8.2 Indeks Treynor
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Jack Treynor dan disebut Indeks
Treynor. Zubir (2011:257) menyatakan Indeks Treynor ini adalah ukuran kinerja
investasi menggunakan excess return terhadap beta, yaitu risiko yang tidak dapat
dihilangkan melalui divesfisikasi. Pengukuran ini mengasumsikan bahwa
portofolio terdiversifikasi dengan baik, sehingga risiko yang ada dalam portofolio
hanyalah systematic risk. Indeks Treynor ini dinyatakan sebagai berikut:

di mana:

R̅ − ��
��



= expected return saham atau portofolio

Rf

= risk free rate of return

�i

= beta saham atau portofolio

39
Universitas Sumatera Utara

Halim (2005:69) menjelaskan dalam metode ini kinerja portofolio diukur
dengna cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko
portofolio yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko sistematis).
Sama halnya dengan Indeks Sharpe, Indeks ini untuk mengukur kemiringan garis
yang menghubungkan portofolio yang berisiko dengan bunga bebas risiko, namun
pembandingnya adalah beta. Semakin besar premi risiko portofolio terhadap beta,
dapat dikatakan bahwa kinerja portofolio tersebut semakin baik.
Indeks Treynor ini relevan digunakan untuk investor yang memiliki
berbagai portofolio atau menanamkan dananya pada berbagai reksa dana (mutual
funds), atau melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio, sehingga risiko
portofolio dinyatakan dalam beta (β), yaitu risiko pasar atau risiko sistematis.
2.1.8.3 Indeks Jensen
Menurut Zubir (2011:258) Indeks Jensen berhubungan dengan model
CAPM. Pengukuran tersebut merupakan perbedaan return (differential return)
suatu investasi terhadap return yang diukur dengan CAPM.
CAPM atau Capital Asset Pricing Modeladalah sebuah model hubungan
antara risiko dan expected return suatu sekuritas atau portofolio. Model tersebut
digunakan untuk menentukan harga aset berisiko (Zubir, 2011:197). Indeks
Jensen dinyatakan dengan alpha. Jika alpha mempunyai nilai positif, maka
kinerja investasi tersebut lebih baik daripada indeks pasar. Indeks Jensen
dinyatakan sebagai berikut:

40
Universitas Sumatera Utara

αi= RiA– [Rf + (R̅m– Rf) βi]

di mana:
αi

= differential return

RiA

=expected return saham atau portofolio

Rf

= tingkat bunga bebas risiko

R̅m

= expected return market portofolio

βi

= beta saham atau portofolio

2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang penulis jadikan sebagai
bahan acuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Putri (2014) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Market
Timing Ability, Stock Selection Skill,Expense Ratio dan Tingkat Risiko (Studi
Pada Reksa Dana Saham Jenis KIK Periode (2009-2013)”. Variabel dependen
yang digunakan didalam penelitian ini adalah kinerja reksa dana saham
dengan variabel independen Market Timing Ability, Stock Selection
Skill,Expense Ratio dan Tingkat Risiko.

Peneliti menggunakan metode

analisis data uji asumsi klasik, analisis linier berganda, uji koefisien
determinasi serta uji hipotesis uji t dan uji F. Hasil yang dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: hasil dari uji F yang dilakukan menunjukkan bahwa
market timing ability, stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko
berpengaruh signifikan terhadapkinerja reksa dana saham sebesar 25,7%.
Hasil dari uji t adalah bahwa stock selection skill dan market timing ability
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerjareksa dana saham, expense

41
Universitas Sumatera Utara

ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerjareksa dana saham
sedangkan tingkat risiko berpengaruh positif namun tidaksignifikan terhadap
kinerja reksa dana saham.
2. Nindyaswara (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kinerja Reksa dana Saham di Indonesia Periode
Tahun 2011-2013”. Variabel terikat yang digunakan adalah kinerja reksa dana
saham dengan variabel bebas total aset, perputaran portofolio, kapitalisasi dan
rasio biaya.

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda dalam

teknik analisis datanya. Sampel yang digunakan adalah 15 reksa dana. Hasil
dalam penelitian ini yaitu Total asset tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa
dana saham. Artinya total asset tidak mempengaruhi kinerja reksa dana saham.
Terdapat pengaruh positif antara perputaran portofolio terhadap kinerja reksa
dana saham. Artinya semakin tinggi perputaran portofolio maka akan semakin
meningkatkan kinerja reksa dana saham atau dengan kata lain semakin baik
kinerja reksa dana saham.

Tidak terdapat pengaruh antara kapitalisasi

terhadap kinerja reksa dana saham. Artinya kapitalisasi tidak mempengaruhi
kinerja reksa dana saham. Terdapat pengaruh positif antara rasio biaya
terhadap kinerja reksa dana saham. Artinya semakin tinggi rasio biaya maka
akan semakin meningkatkan kinerja reksa dana saham atau dengan kata lain
semakin baik kinerja reksa dana saham.
3. Penelitian yang berjudul “Perromance, Timing and Selectivity skills of Indian
Equity Mutual Funds: An Empirical Approach” oleh Kaur (2013)
menggunakan 10 reksa dana saham di India sebagai sampel penelitian. Hasil

42
Universitas Sumatera Utara

dari penelitian ini adalah pada periode penelitian 2008-2010 dengan sampel 10
reksa dana saham dengan metode evaluasi kinerja portofolio Indeks Sharpe,
Indeks Treynor, dan Jensen Alpha disimpulkan bahwa market timing dan
stock selection skill berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana
saham.
4. Sari dan Purwanto (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Kebijakan Alokasi Aset, Kinerja Manajer Investasi dan Tingkat Risiko
terhadap Kinerja Reksa dana Saham di Indonesia”. Variabel terikat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja reksa dana saham dan variabel
bebasnya yaitu kebijakan alokasi aset, kinerja manajer investasi dan tingkat
risiko. Peneliti mengambil 75 reksa dana sebagai sampel penelitian. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Hasil dari penelitian ini adalah kebijakan alokasi aset memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham di
Indonesia.Hal ini menunjukkan bahwa walaupun seorang manajer investasi
berhasil melakukan kebijakan alokasi aset dengan baik, tidak akan ada
perpengaruh pada peningkatan return dari reksa dana saham. Kemampuan
manajer investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa
dana saham di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa apabila seorang
manajer investasi memiliki kemampuan stock selection ability dan market
timing ability dan mampu mengaplikasikannya maka akan terjadi peningkatan
pada return reksa dana saham yang dikelolanya. Tingkat risiko berpengaruh
negatif signifikan terhadap kinerja rekadana. Hal ini menunjukkan bahwa

43
Universitas Sumatera Utara

semakin besar return dari suatu reksa dana, risiko atas investasi justru
menurun (berbanding terbalik).
5. Panjaitan (2012) melakukan penelitan dengan judul “Analisis Kemampuan
Stock Selection dan Market Timing Manajer Investasi Pada Reksa Dana
Saham di Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja reksa
dana saham dengan variabel independennya adalah market timing ability dan
stock selection skill. Peneliti menggunakan 51 reksa dana sebagai sampel
penelitian degan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa stock selection
skill baik metode Treynor-Mazuy dan Henriksson-Merton menunjukkan
bahwa secara umum manajer investasi reksa dana saham di Indonesia tidak
memiliki kemampuan memilih saham yang undervalue yang dapat
mengalahkan kinerja pasar dan tidak memiliki kemampuan market timing
yang baik dimana kurang optimal dalam merubah komposisi portofolio reksa
dananya sesuai dengan tren pasar.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahya dan Bandi (2010) dengan judul
“Reksa Dana di Indonesia: Analisis Kebijakan Alokasi Aset, Pemilihan Saham
dan Tingkat Risiko” menunjukkan bahwa kebijakan alokasi aset (asset
allocation policy) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa
dana saham, yang berarti jika asset allocation policy semakin tinggi maka
kinerja akan semakin baik. Variabel pemilihan saham (stock selection)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, karena
stock selection merupakan kemampuan manajer investasi untuk memilih
saham yang tepat dalam porfolionya sehingga mampu memberikan imbal hasil

44
Universitas Sumatera Utara

yang tinggi. Tingkat risiko (risk level) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja, semakin tinggi risiko suatu reksa dana maka akan semakin
tinggi pula imbal hasil (return) yang diperoleh, sehingga makin baik kinerja
suatu reksa dana.
7. Cuthbertson dan Nitzsche (2010) melakukan penelitian dengan judul
”Performance, Stock Selection and Market Timing of the German Equity
Mutual Fund Industry”. Sampel yang digunakan berjumlah 555 reksa dana.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 6 reksa dana yang berkemampuan
stockselectionyang positif, 150 reksa dana berkemampuan negatif dan sisanya
tanpa kemampuan stock selection. Sedangkan pada market timing ability, 4075 reksa danamemiliki kemampuan markettimingdan adanya penurunan antara
150 hingga 95 reksa dana yang tidak memiliki kemampuan market timing.
8. Haslem, et al. (2007) melakukan penelitian dengan judul “Identification and
Performance of Equity Mutual Funds with High Management Fees and
Expense Ratios”. Hasil dari penelitian ini yaitu expense ratio berpengaruh
negatif terhadap kinerja reksa dana saham yang diukur melalui evaluasi
kinerja reksa dana dengan Indeks Sharpe, Jensen Alpha dan Morning Star
Rating.

Tabel 2.1

45
Universitas Sumatera Utara

Penelitian Terdahulu
No.
1.

2.

3.

Peneliti
(Tahun
Penelitian)
Cicilia Henry
Mungkas Putri
(2014)

Atilia Nini
Nindyaswara
(2014)

Inderjit Kaur
(2013)

Judul
Penelitian
Analisis
Pengaruh
Market Timing
Ability, Stock
Selection
Skill,Expense
Ratio dan
Tingkat Risiko
(Studi Pada
Reksa Dana
Saham Jenis
KIK Periode
(2009-2013)
Analisis Faktorfaktor yang
Mempengaruhi
Kinerja
Reksadana
Saham di
Indonesia
Periode Tahun
2011-2013

Performance,
Timing and
Selectivity Skills
of Indian Equity
Mutual Funds:
An Empirical
Approach

Variabel
Penelitian

Metode
Analisis

Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham

Regresi
Linier
Berganda

1.Market Timing Ability berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham
2. Stock Selection Skill berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham
3. Expense Ratio berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja
reksa dana saham
4. Tingkat Risiko berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham.

Regresi
Linier
Berganda

1. Total Aset tidak berpengaruh
terhadap kinerja reksadana saham

Independen:
1. Market Timing
Ability
2. Stock Selection
Skill
3. Expense Ratio
4. Tingkat RIsiko

Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham

2. Perputaran portofolio berpengaruh
terhadap kinerja reksadana saham

Independen:
1. Total Aset
2. Perputaran
portofolio
3. Kapitalisasi
4. Rasio Biaya
Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham

Hasil Penelitian

3. Kapitalisasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja reksadana saham
4. Rasio biaya berpengaruh positif
terhadap kinerja reksadana saham
Regresi
Linier
Berganda

1. Market Timing berpengaruh positif
terhadap kinerja reksa dana saham
2. Selectivity Skills berpengaruh positif
terhadap kinerja reksa dana saham.

Independen:
1.Market Timing
2. Selectivity Skill

4.

Anindita
Putri N.S dan
Agus
Purwanto
( 2012)

Analisis
Kebijakan
Alokasi Aset,
Kinerja Manajer
Investasi dan
Tingkat Risiko
terhadap Kinerja
Reksadana
Saham di
Indonesia

Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham
Independen:
1. Kebijakan
Alokasi Aset
2. Kinerja
Manajemen
Investasi
3. Tingkat Risiko

Regresi
Linier
Berganda

1. Kebijakan Alokasi Aset berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham
2. Kinerja Manajer Investasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja reksa dana saham
3. Tingkat Risiko berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja reksa
dana saham.

46
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1

No.
5.

6.

Peneliti
(Tahun
Penelitian)
Michael
Vincentius
Panjaitan
(2012)

Ginting
Pasetya E.N
dan Bandi
(2010)

Variabel
Penelitian

Metode
Analisis

Analisis
Kemampuan
StockSelectionda
n Market Timing
Manajer
Investasi Pada
Reksa Dana
Saham di
Indonesia

Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham

Regresi
Linier
Berganda

Reksa Dana di
Indonesia:
Analisis
Kebijakan
Alokasi Aset,
Pemilihan Saham
dan Tingkat
Risiko

Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham

Judul Penelitian

Independen:
1. Stock Selection

Hasil Penelitian
1. Manajer investasi reksa dana saham
di Indonesia tidak memiliki
kemampuan memilih saham yang
undervalue yang dapat mengalahkan
kinerja pasar.
2. Manajer Investasi tidak memiliki
kemampuan market timing yang
baik dimana kurang optimal dalam
merubah komposisi portofolio reksa
dananya sesuai dengan tren pasar.

2. Market Timing

Regresi
Linier
Berganda

1. Kebijakan Alokasi Aset berpengaruh
positif signifikanterhadap kinerja
reksa dana saham

Independen:
1. Kebijakan
Alokasi Aset

2. Pemilihan Saham berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
reksa dana saham.

2. Pemilihan
Saham

3. Tingkat Risikoberpengaruh
positifdan signifikan pada kinerja
reksa dana saham.

3. Tingkat Risiko
7

Keith
Cuthbertson

Performance,
Stock Selection

dan Dirk
Nitzsche
(2010)

and Market
Timing of the
German Equity
Mutual Fund
Industry

Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham

Regresi
Linier
Berganda

2. Sedangkan pada market timing
ability, 40-75 reksa danamemiliki
kemampuan markettimingdan
adanya penurunan antara 150 hingga
95 reksa dana yang tidak memiliki
kemampuan market timing.

Independen:
1. Stock Selection
2. Market Timing

8.

Haslem, et al.
(2007)

Identification
and Performance
of Equity Mutual
Funds with High

Dependen:
Kinerja Reksa
Dana

1. Terdapat 6 reksa dana saham yang
berkemampuan stockselectionyang
positif, 150 reksa dana
berkemampuannegatif dan sisanya
tanpa kemampuan stock selection.

Regresi
Linier
Berganda

1. Management Fees berpengaruh
negatif terhadap kinerja reksa dana
2. Expense Ratio berpengaruh negatif

47
Universitas Sumatera Utara

Management
Fees and
Expense Ratios

terhadap kinerja reksa dana
Independen:
1. Management
Fees
2. Expense Ratios

2.3 Kerangka Konseptual
“timing ability mirrors the ability to forecast the return of the benchmark
portfolio. If the fund managers possess real superior forecasting abilities, then
they would be able to provide the investors with excess abnormal returns”
(Knight dan Satchell, 2002:3). Menurut Knight dan Satchell (2002:3) market
timing menggambarkan kemampuan manajer investasi untuk meramalkan return
portofolio

pasar..

Jika

manajer

investasi

memiliki

kemampuan

untuk

mengantisipasi perubahan atau pergerakan yang akan terjadi pada harga pasar
maka akan memberi return yang lebih besar dari return pasar kepada investor.
Jadi kinerja reksa dana akan lebih baik ketika market timing atas pembaruan
portofolio saham yang dilakukan manajer investasi baik pula.
Knight dan Satchell (2002:3) menyatakan “In security selection, the fund
manager uses his assumptions and information about the market to take
advantageof any mispricing that he believes is occurring and uses the information
he has about the mispricing to gain abnormal returns. If a manager does have
superior ability and can identify the over- and/or underpriced securities then he
can game on his skills and generate excess returns”. Menurut Knight dan Satchell
(2002:3)

stock

selection

adalah

kemampuan

manajer

investasi

untuk

48
Universitas Sumatera Utara

menghasilkan excess return dari asumsi dan informasi mengenai penyimpangan
harga saham yang terjadi di pasar modal. Jadi, Stock selection skill adalah
kemampuan manajer investasi dalam memilih saham-saham yang tepat yang akan
dim