S SEJ 1204467 Chapter5

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan
Bangsa Indonesia berjuang demi memperjuangkan haknya mencapai
kemerdekaan bersama ditengah semakin minimnya perhatian dari pemerintah
kolonial Hindia Belanda kepada masyarakat Indonesia. Pendidikan menjadi salah
satu jalan merubah kondisi tersebut menjadi lebih baik. Paguyuban Pasundan
yang terdiri dari orang-orang berpendidikan menengah ke atas mempunyai citacita mensejahterakan bangsa Indonesia dengan cara memperhatikan taraf
pendidikannya.
Paguyuban Pasundan lahir di tengah-tengah zaman pergerakan nasional
yang identik dengan perjuangan yang lebih terstruktur dan mengedepankan jalan
diplomasi. Paguyuban Pasundan yang merupakan salah satu organisasi modern
sadar betul akan peranannya di masyarakat Sunda sangat dinantikan dapat
memberikan suatu perubahan. Kondisi zaman yang lesu bagi masyarakat
bumiputera membuat orang-orang Sunda yang berpendidikan tinggi sekolah di
STOVIA mempunyai inisiatif mendirikan suatu organisasi kedaerahan. Ide
tersebut dilatarbelakangi oleh dua hal yakni, pertama adanya reaksi dari sikap
organisasi Budi Utomo yang lebih bersifat Jawa-sentris dalam segala
pergerakannya sehingga orang-orang Sunda yang menjadi anggota Budi Utomo
merasa kecewa. Kedua, adanya anggapan bahwa berdirinya Paguyuban Pasundan

merupakan respon dari masyarakat Sunda yang kurang ulet, kurang berdinamika,
sulit mendapatkan pekerjaan yang pada intinya orang Sunda itu merasa sudah jauh
tertinggal oleh etnis-etnis lain Eropa maupun etnis lokal lainnya. Oleh karena itu,
Paguyuban Pasundan berdiri dan mencoba memperbaiki kondisi di zaman tersebut
salah satunya dengan jalan meningkatkan taraf pendidikan masyarakatnya
termasuk di daerah Tasikmalaya.
Sistem pendidikan tentunya berubah-ubah seiring dengan perkembangan
zaman yang tidak jarang pula dipengaruhi juga oleh aspek politik. Aspek politik
tersebut diterapkan pada zaman kolonial Hindia Belanda dengan menerapkan
125
Rifki Adiyana, 2016
PERANAN PAGUYUBAN PASUNDAN DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI TASIKMALAYA PADA
TAHUN 1913-1942
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

126

pendidikan model barat ditengah pendidikan teologis yang berkembang di
Indonesia termasuk di Tasikmalaya. Di Tasikmalaya sebelum masuknya pengaruh
pendidikan model barat, sudah berkembang pendidikan pesantren yang dipelopori

oleh pesantren-pesantren induk yang besar dan berjaya pada zamannya hingga
sekarang. Pesantren-pesantren berikut ini menjadi pesantren tertua di Tasikmalaya
diantaranya Pesantren Riyadhlul Ulum Wadda’wah, Pesantren Al Mathlaul Khair,
Pesantren Bahrul Ulum, Pesantren Gudang, Pesantren Cilenga, Pesantren Argasari
dan Pesantren Suryalaya.
Paguyuban Pasundan yang mempunyai cita-cita memajukan etnis Sunda
bergerak secara masif di berbagai wilayah di Jawa Barat dengan membentuk
cabang dan badan khusus organisasi. Di Tasikmalaya, Paguyuban Pasundan
berperan besar dalam perkembangan pendidikan dengan mendirikan banyak
sekolah-sekolah formal diantaranya HIS Pasundan I tahun 1922, MULO Pasundan
pada tahun 1928, HIS Pasundan II pada tahun 1931, Kweekschool Pasundan pada
tahun 1933, ULO pada tahun 1936 serta terdapat sekolah Schakelschool
Pasundan, Pasoendanschool dan Volksschool Pasoendan Istri. Selain mendirikan
sekolah, Paguyuban Pasundan melalui Pasi atau Pasundan Istri mengadakan
kursus A.B.C.
Peranan yang masif dari Paguyuban Pasundan memberikan dampak positif
bagi masyarakat Tasikmalaya dimana mereka mempunyai akses dan fasilitas yang
mudah dengan adanya sekolah MULO Pasundan di Tasikmalaya sehingga mereka
tidak perlu pergi bersekolah jauh ke Jakarta atau Bandung. Selain itu, dampak
lainnya ialah adanya peran besar Paguyuban Pasundan melalui media surat

kabarnya memberikan infromasi-informasi yang edukatif. Tentunya, dampak yang
paling besar ialah Paguyuban Pasundan bisa merubah kondisi sosial di
Tasikmalaya karena dipercaya sebagai agent of change. Perubahan tersebut
ditegaskan bahwa guna membentuk individu-individu yang mempunyai nAch dan
virus mental yang kuat salah satunya dilalui dengan pendidikan. Pendidikan di
sekolah-sekolah Pasundan yang mempunyai corak pendidikan barat itu tidak
menghapus pendidikan Islam, justru memasukan pelajaran agama di dalam
kurikulumnya. Oleh karena itu, pandangan masyarakat yang menilai pendidikan

Rifki Adiyana, 2016
PERANAN PAGUYUBAN PASUNDAN DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI TASIKMALAYA PADA
TAHUN 1913-1942
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

127

barat itu haram bisa berubah bahkan bisa mempunyai respon yang positif dari
masyarakat dengan memasukan anaknya ke sekolah-sekolah Pasundan.
5.2 Rekomendasi
Penulis mempunyai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan pembahasan Paguyuban Pasundan dan Kota Tasikmalaya agar
bisa mengisi gap atau kekosongan yang ada pada penelitian-penelitian
sebelumnya sebagai berikut :
Pertama, penelitian mengenai Paguyuban Pasundan lebih baik terfokus
kepada

pergerakannya di

bidang pendidikan,

ekonomi,

sosial

budaya,

kepemudaan dan kewanitaan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh sudah banyaknya
penelitian mengenai pergerakan Paguyuban Pasundan di bidang politik. Tidak ada
salahnya mengangkat pergerakan Paguyuban Pasundan dengan fokus penelitian
mengenai Pasundan Istri, JOP, Bale Pawulangan Pasundan, Studiefonds,

Socialfonds, dan lain sebagainya. Akan lebih baiknya juga pembahasan tersebut
dikaji dalam skala lokal karena Paguyuban Pasundan itu merupakan organisasi
yang mempunyai banyak cabang yang tersebar di dalam maupun di luar Jawa
Barat.
Kedua, penelitian mengenai sejarah Tasikmalaya lebih diperkaya lagi.
Selain penelitian mengenai peranan Paguyuban Pasundan dalam perkembangan
pendidikan di Tasikmalaya, ada baiknya juga dikaji mengenai organisasi lainnya
yang berperan bagi pendidikan di Tasikmalaya seperti organisasi Muhammadiyah,
Taman Siswa dan lain sebagainya. Bagi instansi pemerintah daerah Tasikmalaya
juga sekiranya lebih memfasilitasi lagi bagi penelitian-penelitian mengenai
sejarah Tasikmalaya terutama bagi pengurus Paguyuban Pasundan cabang
Tasikmalaya.
Ketiga, bagi Departemen Pendidikan Sejarah bisa lebih memprioritaskan
penelitian-penelitian yang bertemakan pendidikan. Hal tersebut dilatarbelakangi
oleh instansi Universitas Pendidikan Indonesia yang identik dengan bidang
pendidikan. Oleh karena itu, ada baiknya bila penulisan sejarah diperkaya oleh
pergerakan organisasi-organisasi Pergerakan Nasional di bidang pendidik
Keempat, skripsi yang berjudul “Peranan Paguyuban Pasundan dalam
Perkembangan Pendidikan di Tasikmalaya pada tahun 1913-1942” ini bisa
Rifki Adiyana, 2016

PERANAN PAGUYUBAN PASUNDAN DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI TASIKMALAYA PADA
TAHUN 1913-1942
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

128

menjadi bahan pengayaan siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas mata pelajaran
Sejarah Wajib / Sejarah Indonesia dan Peminatan dengan materi pokok
“Pergerakan Nasional di Indonesia”. Materi ini di dalam Kurikulum 2013 mata
pelajaran Sejarah Wajib masuk ke dalam Kompetensi Dasar 3.4 yaitu
menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pegerakan
nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan
sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan. Sedangkan di dalam mata
pelajaran Sejarah Peminatan masuk ke dalam Kompetensi Dasar 3.10 yaitu
menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan
pengaruhnya bagi masa kini.
Penulis merekomendasikan materi yang ada di karya tulis ilmiah skripsi ini
bisa menjadi sumber referensi lain disamping buku wajib sejarah di sekolah. Hal
tersebut dilatarbelakangi oleh kurangnya atau sedikitnya materi ajar yang
membahas mengenai pergerakan Paguyuban Pasundan. Di buku-buku sejarah

sekolah kebanyakan menonjolkan peran Budi Utomo sebagai organisasi modern
pertama yang didirkan oleh orang Indonesia, Sarekat Islam dengan jumlah
massanya yang luar biasa, Indische Partij dengan pergerakannya yang radikal,
ataupun Partai Komunis Indonesia yang menjadi organisasi fenomenal dengan
pergeraknnya yang progresif revolusioner di Indonesia. Oleh karena itu, penulis
merekomendasikan karya tulis ilmiah ini menjadi sumber literatur siswa guna
menambah khazanah pengetahuan kesejarahan lokal khususnya di Tasikmalaya
dengan tujuan mengenalkan akan keberadaan organisasi Paguyuban Pasundan
yang memberikan peran besar dalam bidang pendidikan di Tasikmalaya.

Rifki Adiyana, 2016
PERANAN PAGUYUBAN PASUNDAN DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI TASIKMALAYA PADA
TAHUN 1913-1942
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

129

Rifki Adiyana, 2016
PERANAN PAGUYUBAN PASUNDAN DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI TASIKMALAYA PADA
TAHUN 1913-1942

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu