LPSE POM 2. Pekerjaan Ars

Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
ARSITEKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN ARSITEKTUR
A.

Syarat-syarat Umum, Peraturan dan Standard.
Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus memenuhi peraturan-peraturan
yang berlaku di dalam negara Republik Indonesia. Pada khususnya peraturanperaturan ini berkenaan dengan pasal di atas meliputi:
1. Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bangunan:
NI-3 (PUBB)/1963.
NI-3 (PUBB)/1960.
NI-3 1970.
2. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja, harian,
mingguan dan bulanan / borongan).
3. Peraturan AVWI.
Tata cara pelaksanaan atau peraturan-peraturan Pembangunan dari Pemerintah
setempat harus ditaati.


B.

Ruang Lingkup Pekerjaan.
1. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan Arsitektur sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
2. Pekerjaan yang tercantum dalam bagian ini adalah:
a.
Pekerjaan beton non struktur.
b.
Pekerjaan lantai
c.
Pekerjaan pasangan batu bata
d.
Pekerjaan plesteran.
e.
Pekerjaan kayu non struktural.
f.
Pekerjaan kusen, daun pintu, kaca, penggantung dan pengunci.
g.

Pekerjaan langit-langit (plafon).
h.
Pekerjaan pengecatan.
i.
Pekerjaan pengerasan jalan.
j.
Pekerjaan Meubeulair.

Pasal 2
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
A.

Lingkup Pekerjaan.
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan.
2. Pekerjaan ini meliputi beton-beton kolom praktis, beton ring balk untuk
bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan
bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur seperti yang
ditunjukan pada gambar.


PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

23

Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

B.

Persyaratan Bahan.
1. Semen Portland.
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan
perencana/pengawas dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen
portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai, terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
2. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantum Konsultan Pengawasan dalam PBI 1971.

3. Koral beton/split.
Digunakan koral yang bersih, mutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi
kekerasan
sesuai
dengan
syarat-syarat
PBI
1971.
Penyimpangan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dari
yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.
4. Air.
Air yang digunakan harus air tawar, bersih, tidak mengandung minyak, tidak
mengandung asam, tidak mengandung alkali dan tidak mengandung bahan
organis yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10.
Perencana/Owner Engineer meminta kepada kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi atas biaya
kontraktor.
5. Besi Beton.

Digunakan mutu U 24 < Ø10mm, U39 > Ø10mm. Besi harus bersih dari
lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang
besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971). Bila dipandang
perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksanaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
a. Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 NI-2.
c. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 NI-8.
d. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
e. Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan
Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara
No. 1457.
f. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan-lisan maupun tertulis
yang diberikan Direksi/Pengawas Lapangan.
g. Standard Normalisasi Jerman (DIN).
h. American Society for Testing and Material (ASTM).
i. American Concrete Institute (ACI).

C.


Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, kontraktor agar meneliti gambargambar dan kondisi di lapangan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

24

Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

2. Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan
petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan meluputi gambar denah lokasi,
ukuran, bentuk dan kualitas.
3. Mutu Beton.
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225 dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971.
a. Pembesian.
1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring),
persyaratan lain sesuai PBI 1971.

2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai
ketentuan dalam PBI-1971.
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24(dua puluh empat) jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Cara Pengadukan.
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump
minimum 5cm maksimum 10cm, sesuai Job Mix Formula.
c. Pengecoran Beton.
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan

dan penempatan penahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya
maka
tempat
pemberhentian
harus
disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan.
d. Pekerjaan Acuan/Bekesting.
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan yang diperlukan dalam gambar.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan

kedudukannya selama pengecoran dilakukan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

25

Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin bebas dari
kotoran-kotoran (serbuk gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
4. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split,
pasir dan semen portland) kepada Direksi/Pengawas Lapangan, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
5. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan
tetap terjamin sesuai dengan persyaratan.
6. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40mm,

kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 PBI tahun 1971.
7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan, harus diperhatikan.
8. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10(sepuluh) hari setelah
pengecoran.
e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
perencana/pengawas, setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
f. Pengujian Mutu Pekerjaan.
1. Sebelum dilakukan pemasangan, kontraktor diwajibkan untuk
memberikan pada pengawas certificate test bahan besi dari
produsen/pabrik.
2. Bila ada “Certificate Test” maka kontraktor harus melakukan pengujian
atas besi/kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
3. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan
mengambil benda uji berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai

dengan
syarat-syarat/ketentuan-ketentuan
dalam
PBI-1971.
Pembuatanya harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus/silinder beton serta ketentuanketentuan PBI 1971.
4. Kontraktor diwajibkan membuat “Tryal Mix” terlebih dahulu, sebelum
melalui pekerjaan beton.
5. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi/Pengawas
Lapangan.
6. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut,
menjadi tanggung jawab kontraktor.
g. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama
3x24 jam setelah pengecoran.
2. Beton dihindari dari kemungkinan cacat dari pekerjaan-pekerjaan
lainnya.
PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

26

Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

3. Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan tanggung
jawab kontraktor.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 10(sepuluh) hari atau lebih
(sesuai ketentuan dalam PBI 1971).

Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
A.

Lingkup Pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan ini.
b) Pekerjaan yang dimaksud meliputi: pekerjaan pasangan batu bata, bak kontrol
pasangan batu batu dan atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja.

B.

Persyaratan Bahan.
a) Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, dengan
pembakaran sempurna dan merata serta memenuhi persyaratan bahan.
b) Batu bata harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku
dan ukuran yang seragam.
c) Persyaratan bahan semen, pasir dan air lihat pada Bab Pekerjaan Beton.

C.

Persyaratan Pelaksanaan.
a) Sebelum mulai pelaksanaan pemasangan, kontraktor agar meneliti gambargambar dan kondisi di lapangan.
b) Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam terlebih dahulu ke dalam air
bersih hingga jenuh, pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
c) Adukan perekat/spesi:
• Adukan perekat pasangan batu bata kedap air 1PC:3PSR untuk:
Pondasi pasangan batu bata.
Dinding pasangan batu bata dari P +0,00 setinggi 60cm. Dari +0,00
setempat hingga setinggi 210cm pada ruang-ruang daerah basah dan
semua dinding pasangan batu bata yang disyaratkan kedap air seperti
yang tercantum dalam gambar kerja.
Dinding pasangan batu bata yang langsung berhubungan dengan luar.
Bak control.
Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P +0,60 ke atas, dipakai
aduk perekat/spesi campuran 1 PC: 5PSR terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
d) Kolom Praktis.
• Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dinding bagian dalam
bangunan setiap luas 9cm2 dan atau seperti tercantum dalam gambar kerja,
harus dipasang kolom praktis/kolom penguat beton. Dimensi, ukuran,
penulangan beton kolom praktis (tul.4 Ø10mm, sengkang Ø8-20mm) atau
sesuai gambar kerja.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

27

Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur







Di atas setiap lubang pintu/jendela dan lubang lain harus dipasang ring
balok beton terlepas apakah ring beton tersebut tergambar atau tidak dalam
gambar kerja.
Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar
kerja harus dipasang anker Ø 10mm tiap jarak 1.30m. Bagian yang mencuat
keluar setinggi 20cm dan bagian yang tertanam minimal sedalam 15cm.
Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat difinish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

Pasal 4
PEKERJAAN PLESTERAN
A.

Lingkup pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya
untuk melaksanakan pekerjaan ini.
b) Pekerjaan yang dimaksud meliputi: beraben, plesteran, plesteran kedap air,
plesteran halus/acian dan atau seperti ketentuan dalam gambar.
c) Pekerjaan plesteran untuk semua permukaan pasangan batu bata serta
permukaan beton yang terlihat, dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan
untuk finish.

B.

Persyaratan bahan.
Persyaratan bahan semen, pasir dan air lihat pada bab pekerjaan beton.

C.

Persyaratan pelaksanaan.
a) Sebelum memulai melaksanaan pemasangan, kontraktor agar meneliti gambargambar dan kondisi di lapangan.
b) Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan
petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan meliputi gambar denah lokasi,
ukuran, bentuk dan kualitas.
c) Campuran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
d) Berapen adalah campuran kasar kedap air yaitu 1PC: 3 PSR.
e) Dipakai untuk untuk permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam
dalam tanah dan atau lantai.
f) Plesteran adalah campuran 1PC:4PSR.
g) Plesteran kedap air adalah campuran 1PC : 3 PSR.
h) Plesteran halus/aci adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapat campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah
pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plester sebagai lapisan
dasar berumur 14(empat belas) hari atau selama 2(dua) minggu (sudah kering).
i) Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
j) Terkecuali untuk berapen, permukaan semua adukan plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

28

Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

k)

l)
m)

n)

o)
p)

q)

bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga serta tidak berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata
dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa bekisting kemudian
diketrek/scatdhed. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
formatie harus tertutup aduk plesteran.
Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata
dan beton yang akan difinish dengan cat.
Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik/granit tile dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi
alur-alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/meterial finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku untuk bahan
finishing cat.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai
yang dinyatakan dalam gambar kerja dan/atau sesuai dengan peil-peil yang
diminta dalam gambar kerja. Tebal plesteran minimal 1cm, maksimal 2,5cm.
Jika ketebalan melebihi 3cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkan kepermukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5mm, untuk setiap jarak 2m.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7(tujuh) hari setelah
pengacian selesai, kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurangkurangnya 2(dua) kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, kontraktor
harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan dapat
diterima Direksi/Pengawas Lapangan.
Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
berumur lebih dari 2(dua) minggu.
Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada peturasan, sebelum pelaksanaan
pekerjaan aduk plesteran ini terlebih dahulu harus diberi lapisan kedap air
setinggi 40cm dari peil finish lantai bersangkutan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

29