LPSE POM 1. Pekerjaan Str

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
STRUKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.

PENGUKURAN TAPAK KEMBALI
1.1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan - keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon-pohon, letak batas-batas
tanah dengan menggunakan alat optik dan sudah ditera kebenarannya
oleh pihak yang berwajib.
1.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada direksi
lapangan untuk dimintakan keputusannya.
1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya
alat-alat waterpass/theodolit type T2.


dilakukan dengan

1.4. Pemborong harus menyediakan theodolit type T2 /waterpass beserta
petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan direksi
lapangan.
1.5. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah
disetujui oleh direksi lapangan.
1.6. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi
tanda yang jelas dan dilindungi dari kerusakan kerusakan yang
mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus
dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan dalam
pengukuran sesuai dengan ayat 1. Kontraktor bertanggung jawab atas
segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakannya.
1.7. Gambar pengukuran tapak proyek harus
mendapat
persetujuan
/
pengesahan direksi lapangan, yang meliputi antara lain :

- Sistim koordinat, sesuai ketentuan gambar.
- Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval 0.25 M.
- Rencana lokasi kantor direksi, kantor pemborong tempat simpan bahan
terbuka, tempat simpan bahan
tertutup, los kerja, sumber air dan
reservoir.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

1

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

2.

PEMBUATAN TUGU PATOK DASAR
2.1. Letak tugu patok dasar ditentukan oleh direksi lapangan
2.2. Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20
cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam satu meter dengan bagian
yang muncul diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan

pengukuran selanjutnya.
2.3. Tugu patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
direksi lapangan untuk membongkarnya.

3.

PAPAN PATOK UKUR
3.1. Papan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada
beton cor setempat sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubahrubah.
3.2. Papan patok ukur kayu dibuat dari kayu klas II, dengan ukuran tebal 3
cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
3.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya
kecuali dikehendaki lain oleh direksi lapangan.
3.4. Papan patok ukur dipasng sejauh 150 cm dari as dinding
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

terluar,

3.5. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur pemborong harus

melapor kepada direksi lapangan untuk dimintakan persetujuan, serta
harus menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan
patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan
direksi lapangan.
4.

KANTOR DIREKSI LAPANGAN
4.1. Kantor direksi cukup representatif untuk bekerja dan aman untuk
menyimpan dokumen-dokumen proyek selama pelaksanaan proyek
(kurang lebih 3 tahun).
4.2. Luas dan peralatan yang harus disediakan untuk kantor direksi
minimal harus memenuhi persyaratan didalam bab III persyaratan
administrasi buku ini.
4.3. Didalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan ruang WC dengan
baik air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
4.4. Posisi dan denah gambar kantor direksi lapangan tergambar pada
gambar rencana pagar proyek.
4.5. Alat alat lain yang harus senantiasa tersedia diproyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi lapangan adalah :
- 1 (satu) alat ukur theodolite type T1 dan T2.


PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

2

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

- 1 (satu) alat ukur Schuifmaat.
- 1 (satu) komputer lengkap dengan printernya.
- 1 (satu) kamera biasa lengkap dengan blitznya.
- 1 (satu) kamera polaroid lengkap dengan film dan blitznya.
- 10 (pasang) sepatu proyek dan helm proyek serta jas hujan.
5.

KANTOR PEMBORONG DAN LOS KERJA.
5.1. Ukuran luas kantor pemborong dan los kerja serta tempat simpan
bahan bakar, disesuai dengan kebutuhan pemborong dengan tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran,
serta memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran kerja dan arus lalu lintas, harus disediakan 3 buah

penyemprot api (extinghuizer) 20 kgs/cm2, 1 (satu) dipemborong, 1
(satu) diletakkan di kantor direksi lapangan, 1 (satu) diletakkan di
daerah yang strategis di los kerja.
5.2. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus
dibuatkan kotak simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga
masing-masing bahan tidak tercampur dengan bahan lainnya.
Pemborong tidak diperkenankan :
- Menyimpan alat-alat, bahan bangunan diluar pagar proyek, walaupun
untuk sementara.
- Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan karena tidak
memenuhi syarat.

6.

PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK KERJA.
6.1. Air untuk bekerja harus disediakan pemborong dengan membuat
sumur pompa ditapak proyek atau air PAM, air harus bersih bebas dari
lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya dengan dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium.
6.2. Reservoir/bak air untuk kerja berukuran minimum 4 m3 dan senantiasa

terisi penuh.
6.3. Listrik untuk bekerja harus disediakan pemborong ,penggunaan diesel
untuk pembangunan sementara atas persetujuan direksi lapangan.

7.

PAGAR SEMENTARA PROYEK
7.1. Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak proyek seperti
yang ditentukan dengan tinggi 2 M.
7.2. Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang
rangka pada tiang dan rangka kayu klas II, dan diperkuat dengan beton
setempat.
Pada tempat-tempat yang ditentukan dalam gambar dibuat pintu
masuk untuk kendaraan angkutan dan pintu masuk orang, pintu terbuat
dari rangka kayu dan selanjutnya ditutup dengan finish cat dengan
persetujuan direksi lapangan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

3


Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

Pasal 2
PEKERJAAN TANAH
1. U M U M
Penelitian lahan dan lingkup pekerjaan tanah sesuai dengan syarat-syarat
permulaan pekerjaan, maka Pemborong harus mengunjungi site dan mengamati
kondisi-kondisi yang ada serta bahan-bahan yang akan digunakan.
Pekerjaan tanah meliputi sebagai berikut :
a. Penggalian dan pemindahan dari tanah bagian permukaan, tanah liat, tumbuhtumbuhan dan semua benda-benda yang tidak diperlukan.
b. Penggalian sampai pada permukaan-permukaan yang dikehendaki sesuai
dengan yang tertera pada gambar-gambar kerja.
c. Pengurugan dengan bahan-bahan yang telah disetujui sampai kepada ketinggian
yang direncanakan.
2. PEIL-PEIL DARI HALAMAN.
Sebelum memulai pekerjaan galian Pemborong harus memastikan peil-peil dari
halaman dengan baik, seteliti mungkin sesuai dengan titik-titik atau garis-garis
kontur yang ditentukan didalam gambar kerja.
Bila ditemukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka Pemborong

harus memberikan laporan tertulis kepada Pengawas.
3. LAPISAN TANAH HUMUS.
Lapisan tanah humus harus dibuang rata-rata sedalam 20 cm dan harus diurug
lagi sebagai lapisan permukaan kemudian, sekeliling bangunan di tempat-tempat
yang ditentukan Konsultan Pengawas.
Bilamana ditemukan lapisan tanah humus dalamnya lebih dari 20 cm maka
penggalian harus sedalam lapisan tersebut maksimal 1 meter, dan kemudian
dilaksanakan pengurugannya sebagai lapisan permukaan, sebagaimana disebutkan
terdahulu, dengan ketentuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas, dan biaya
akibat kelebihan penggalian ini merupakan tanggungan Pemborong dan bukan
termasuk dalam pekerjaan tambah.
Lapisan dari tanah pada permukaan yang ada terdiri dari atau ditandai oleh akarakar tanaman, atau organisme lainnya yang diperhitungkan akan dapat
mengakibatkan gangguan pada stabilitas konstruksi yang akan dilaksanakan.
Sesudah pembersihan site, permukaan tanah, tanah liat, tanaman-tanaman lainnya,
atau rawa-rawa, maka dapat dimulai pekerjaan galian. Bilamana tanah humus
yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau
pembatas maka tanah humus ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan
tersebut diatas.
Tanah humus yang tidak berguna harus di singkirkan dan diangkut keluar dari
halaman atau lokasi kerja. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan

tanggung jawab Pemborong. Setiap biaya yang diakibatkan oleh pekerjaan di atas
ini harus sudah diperhitungkan dalam harga borongan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

4

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

4. PEKERJAAN GALIAN.
Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, kemiringan,
dan lengkungan, berdasarkan kebutuhan konstruksi pekerjaan, atau sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar, atau jika perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan
yang tidak dipakai, atau juga kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan, dan,
sebagaimana yang diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas.
5. PERSIAPAN UNTUK URUGAN.
Tanah humus harus disingkirkan sebagaimana disebutkan dalam bagian 3.0. dari
pasal ini.
Permukaan tanah yang sudah diambil humusnya harus digilas sehingga
kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai penurunan terjadi

15 cm.
Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan
pengurugan tanah.
6. BAHAN-BAHAN UNTUK URUGAN DAN URUGAN KEMBALI.
Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali
harus dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas, yang ketentuannya
akan ditetapkan pada peraturan yang baru.
7. PENGURUGAN
Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja.
8. PENGUJIAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN URUGAN.
Pengujian yang harus dilakukan bagi setiap bahan-bahan urugan untuk pekerjaan
bangunan dan jalan-jalan adalah sebagai berikut :
1. Plasticity test.
2. Grading test atau Sieve analysis test.
3. Density/Moisture Content Compaction test (Standard proctor test).
Pengetesan dapat dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah yang disetujui
oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
9. PERSETUJUAN SUMBER TANAH TIMBUNAN (BORROWPITS).
Semua sumber tanah timbunan untuk pengadaan tanah tambahan sebagaimana
yang ditetapkan untuk pekerjaan urugan harus mempunyai kualitas yang seragam
dan hanya dapat digunakan dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.
Pemborong harus memberikan data-data mengenai jumlah, kualitas
dan
keseragaman dari tanah pada daerah mana akan digali sumur coba (borrowpit),
selambat-selambatnya 10 hari sebelum dilakukan penggalian sumur coba tersebut
dan terlebih dahulu contoh-contoh yang telah diuji melalui metode test yang benar
serta harus mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
Semua biaya bagi pengerjaan di atas termasuk biaya pengangkutannya ditanggung
kontraktor.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

5

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

10. BAHAN URUGAN.
Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengurugan pada pekerjaan bangunan
dan jalan harus diambil dari sumber tanah pasir atau tanah kerikil laterit atau tanah
merah, dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.

Tanah pasir
__________
a. Butiran halus yang melewat
ayakan no. 200 tidak melampaui 35 %
b. Liquid limit tidak melampaui
45 %
c. Plasticity index tidak melampaui 20 %

Tanah
Kerikil Laterit
_____________

30 %
50 %
20 %

11. PEMADATAN.
Kepadatan tanah harus diukur dengan nilai dry density contoh tanah sebagai
persentase kepadatan kering maksimum pada kadar air optimum sebagaimana
ditetapkan pada pengujian (test) ini.
Semua bahan yang akan digunakan bagi urugan harus sesuai dengan ayat ini dan
harus didapatkan sampai 90% kepadatan kering. Pemadatan dari seluruh bahanbahan harus dilakukan dengan penyiraman optimum untuk mendapatkan hasil
pemadatan yang dikehendaki Pengawas.
Pengawas dapat memerintahkan Pemborong untuk memeriksa kandungan air pada
tanah timbunan dengan maksud menghindari terjadinya konsolidasi.
Bila diperlukan untuk memberikan air tambahan kedalam campuran bahan untuk
mendapatkan kepadatan kering yang dikehendaki, biaya dari pengadaan,
pengangkutan atau pemompaan, penyemprotan serta pencampuran dari air harus
dimasukkan dalam harga borongan.
Air harus ditambahkan jika atau pada mana dibutuhkan dengan angkutan tangki
air yang dilengkapi dengan alat semprotan yang memenuhi syarat segala pekerjaan
pemadatan dari konstruksi atau cara lain tidak diijinkan untuk dilakukan dalam
keadaan apapun juga.
Segala bahan-bahan untuk pengurugan harus digabungkan dalam suatu rencana
operasi kerja yang telah disetujui dengan mencantumkan uraian-uraian kerjanya,
seperti penyimpanan dan pencampuran sesuai dengan ketetapan di atas dan
pemadatan dilaksanakan dengan izin yang telah dikeluarkan.
Pemborong harus mengurangi sekecil mungkin kekosongan-kekosongan antara
kegiatan yang satu dengan yang selanjutnya. Semua alat-alat pemadatan harus
bekerja pada seluruh daerah untuk menjamin adanya suatu pemadatan yang merata
(seragam), semua pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
tidak lebih dari 0.20 m atau yang lebih tipis agar dicapai kepadatan yang
dikehendaki.
Semua bagian-bagian yang telah selesai dipadatkan harus dilindungi terhadap
kerusakan akibat peralatan, aliran air hujan, atau penyebab lainnya.
PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

6

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan seperti tersebut diatas, Pemborong
diwajibkan untuk memperbaikinya.
Bila ada bagian tanah yang tidak baik yang menurut pendapat Pengawas tidak
dibutuhkan, pasir atau tanah liat yang kelebihan, maka daerah tanah semacam
ini harus diperbaiki dengan campuran dari bahan-bahan yang baik, atau dengan
membuang bagian ini dan menggantikan dengan bahan lain agar dapat dijamin
keseragaman dari formasi pemadatan.
Pengujian (test) untuk kontrol dari pemadatan harus dilakukan secara berkala dan
teratur. Bila dalam test tertentu dijumpai bagian tanah yang berada dibawah
standard minimum, maka Pemborong diwajibkan untuk menyiram sebagaimana
yang dikehendaki Pengawas.
Pemborong harus memberikan waktu yang cukup untuk melakukan dan
pemberitahuan test-test di atas dalam rencana program konstruksinya.
12. PEMADATAN DARI URUGAN YANG ADA.
Pemborong diharuskan melakukan pengujian tanah (diuraikan) dan kondisi dari
tanah, bila bahan urugan yang ada terjadi penurunan. Pemborong diwajibkan
untuk melakukan pengujian sampai kedalaman 1 meter dengan pemadatan yang
dikehendaki dan bilamana tidak, bahan-bahan urugan yang ada harus dipadatkan
sesuai dengan syarat-syarat tertulis ini (spesifikasi) dan urugan harus dilaksanakan
sampai ke peil-peil yang dikehendaki.
13. PENGUJIAN UNTUK KONTROL DARI PEMADATAN.
Pemborong harus menempatkan peralatan, pekerja serta tenaga-tenaga pembantu
bila dikehendaki Pengawas untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan, pengujianpengujian pada bahan-bahan yang digunakan untuk pengurugan.
1. In situ dry density test.
2. Dry density/moisture content compaction test (standard proctor test).
Biaya dari pengujian ini menjadi tanggung jawab Pemborong.
14. PEMELIHARAAN
Pemborong diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan tanah
yang ada dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul- tanggul ini
sampai batas periode kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas
tanggungan sendiri untuk menjaga terhadap hal tersebut di atas.
15. PEMERIKSAAN PENGGALIAN DAN PENGURUGAN.
Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas sebelum
memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Pengawas akan segera
menunjukkan bagian-bagian tanah mana yang dipadatkan dan harus siap
dilaksanakan pengujian pemadatannya.
16. PENGGALIAN TAMBAHAN.
Bila menurut pendapat Pengawas diperlukan untuk memberi bentuk, memperluas,
dan/atau memperdalam pondasi-pondasi yang dibawah atau sekeliling bagian
tertentu dari pekerjaan-pekerjaan diatas ini harus dikerjakan sesudah adanya
perintah resmi dari Konsultan Pengawas.
PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

7

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

17. PENGGALIAN YANG MELEBIHI KEDALAMAN YANG DIKEHENDAKI.
Bilamana terjadi penggalian yang melebihi kedalaman peil atau peil-peil yang
tertera dalam gambar atau yang dikehendaki untuk suatu dasar yang tepat, maka
Pemborong harus mengurug kembali bagian-bagian galian yang kelebihan tersebut
dengan bahan-bahan yang sama seperti ketentuan-ketentuan untuk bahan urugan
dan cara-cara pemadatan sesuai dengan ketetapan Direksi dan Konsultan
Pengawas, dimana semuanya menjadi tanggungan Pemborong dan tidak ada
pembayaran bagi Pemborong, untuk pekerjaan galian atau urugan diatas, bahkan
untuk pekerjaan-pekerjaan dari bahan galian yang lebih.
18. MENAHAN TINGGINYA GALIAN.
Pemborong bertanggung jawab atas ketentuan pinggiran dari semua penggalian
dan tidak ada claim atas semua pekerjaan galian tambahan, beton, pasangan atau
bahan atau pekerjaan lainnya.
Pemborong harus bertanggung jawab atas adanya kerusakan pada strukturstruktur lainnya dalam halaman atau pada pekerjaan jalan umum, bangunanbangunan dan lain sebagainya yang disebabkan oleh keruntuhan dari bagian
pinggiran tanggul-tanggul tanah galian.
19. KUNJUNGAN PEMERIKSAAN SEBELUM PENGURUGAN KELILING
STRUKTUR.
Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi
oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Direksi
dan Konsultan Pengawas.
20. SISA-SISA BAHAN-BAHAN KAYU DALAM GALIAN.
Kayu-kayu sisa, kotoran-kotoran dan lain sebagainya harus disingkirkan terlebih
dahulu sebelum pekerjaan urugan, kecuali telah ada persetujuan Pengawas.
21. PENGURUGAN SEKELILING STRUKTUR.
Pengurugan sekeliling pondasi, atau struktur lainnya harus dilakukan serempak
dan tidak dibenarkan untuk melakukan sebagian-sebagian kecuali ada persetujuan
tertentu dari Pengawas.
Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan
dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sebaiknya dilakukan dengan
mesin giling (tumbuk) dan tidak diperbolehkan untuk menambahkan air kecuali
telah dikehendaki dan disetujui Pengawas.

Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
1.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN.
Pengadaan prestressed concrete pile & panjang (sesuai gambar kerja) lengkap
dengan sambungannya, mobilisasi & demobilisasi alat pemancangan, dan
pemancangan serta test beban.
Kedalaman tiang pancang disesuaikan dengan gambar.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

8

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

2.

SYARAT-SYARAT UMUM DAN PERATURAN.
2.1.
Pemeriksaan lapangan dan pekerjaan persiapan .
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan/pengukuran di lapangan dan
pengecekan langsung guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan,
bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan
sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
Kontraktor harus membuat patok pengukuran dari beton yang ditentukan
letaknya pada referensi tinggi BM sesuai dengan gambar.

3.

4.

5.

6.

TIANG PANCANG BETON PRACETAK
3.1
Mutu beton minimum tiang pancang adalah K-450 dan tulangan U-24 dan
U-39. Atau sesuai dengan standar produksi.
3.2

Pelaksanaan pembuatan tiang pancang harus mengikuti
sepenuhnya
Peraturan Beton Indonesia 1971 atau peraturan lainnya tentang beton
pracetak.

3.3

Brosur dari produsen tiang pancang serta sambungannya harus disertakan
dalam penawaran.

3.4

Daya dukung Tiang pancang

25x25 cm tersebut adalah 80 ton.

PERALATAN .
4.1. Alat pancang yang digunakan adalah system hidrolik.
4. 2.

Dengan melihat lapangan dan untuk mempercepat waktu pelaksanaan
dapat dipakai lebih dari satu alat pancang.

4.3.

Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan keamanan
baik keselamatan kerja maupun keselamatan barang atau peralatan yang
ada di lapangan dalam masa kerja.

PEMANCANGAN
5.1.
Pemancangan dilakukan sesuai titik yang tertera pada gambar.
5.2.

Pengukuran dan posisi titik dilakukan oleh Pemborong.

5.3.

Pemancangan harus tepat pada titik yang telah ditentukan dengan posisi
vertikal.

5.4.

Pada saat pemancangan pemborong bersama petugas/direksi lapangan
membuat laporan pemancangan sampai dengan pengecekan penurunan.

5.5.

Pemborong harus mengganti tiang pancang yang patah sewaktu
dipancang disebabkan karena kualitas tiang pancang yang buruk.
Posisi tiang pengganti ditentukan oleh direksi lapangan./y

PEKERJAAN PERCOBAAN PEMBEBANAN.
6.1.
Ruang Lingkup Pekerjaan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

9

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

Pekerjaan ini meliputi percobaan pembebanan vertikal atas 2(dua) buah
pondasi tiang pancang yang telah dikerjakan atau minimal 1 tiang setiap
100 – 150 tiang pancang.
Volume percobaan pembebanan dapat berubah sesuai peraturan
pemerintah setempat atau permintaan team ahli direksi, dan bukan
merupakan pekerjaan tambahan.
6.2.

Syarat Pelaksanaan.
6.2.1. Percobaan pembebanan mengikuti syarat-syarat yang
dalam ASTM D.1143-1981 (Standard Loading test).

disebut

6.2.2. Besarnya pembebanan maksimum adalah dua kali kapasitas tiang.
6.2.3. Penurunan maksimum adalah 25 mm sebagai penurunan kotor
(gross settlement) dikurangi perpendekkan elastis dari tiang.
6.2.4. Jack untuk load test harus dikalibrasi sebelum pelaksanaan load
test paling lama tiga bulan sebelumnya dan hasilnya harus
memperlihatkan ketelitian minimal 95 %.
7.

Cara Pelaksanaan
7.1.
Pembebanan yang diberikan adalah dua kali kapasitas tiang (2 x 80 ton)
atau apabila kerusakan terjadi lebih dahulu.
Beban diberikan secara bertahap.
7.2.

Tahapan Pembebanan .
Pembebanan keBeban % Kerja
1
2
3
4
5
6
7
8

40
80
120
160
120
80
40
0

7.3.

Setiap tahapan beban
dilakukan selama 10 menit. Pembacaan
pertama dilakukan secepatnya dan pembacaan berikutnya setiap interval
2,5 menit.

7.4.

Laporan percobaan pembebanan berupa grafik yang menunjukkan
hubungan kerja kurva beban terhadap settlement, harus dibuat dan
diserahkan oleh kontraktor kepada direksi.

7.5.

Laporan diatas dilengkapi data-data :
Lokasi test pile
Lokasi titik boring, sondir & standard penetration test terdekat.
Panjang tiang pondasi dan diameter teoritis.
Kalendering dari pemancangan tiang.
Kuat tekan kubus dari umur 7 hari , 28 hari dan saat dimulai
pembebanan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

10

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

Karakteristik alat pancang.
Jadwal pemasangan, pembetonan tiang dan mulainya load test.
Laporan tekanan jack dan alat-alat ukur.
7.6.

Letak anker untuk load test (jika digunakan) harus berjarak minimum 1,5
m dari tepi tiang jarak tersebut dapat dikurangi sampai 1,0 m jika
pelaksanaan dapat membuktikan bahwa tidak ada pengaruhnya pada
hasil- hasil load test.

7.7.

Letak test piles berjarak maksimum 5 m dari lokasi boring, terdekat.

7.8.

Keputusan tentang terpenuhi atau tidaknya syarat kekuatan pondasi
tiang,akan diberikan direksi lapangan.

7.9.

Jika menurut evaluasi direksi terdapat penyimpangan tentang kapasitas
tiang rencana atau terjadi gangguan dalam pelaksanaan pemancangan
yang diluar kemampuan kontraktor untuk mengatasinya, dan merupakan
kesulitan
yang tidak mungkin diatasi menurut pertimbangan direksi
maka dapat dimintakan penambahan tiang dari yang direncanakan, dan
penambahan ini tidak/bukan dianggap pekerjaan tambahan.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON
1.

BETON COR DI TEMPAT
1.1. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuanketentuan seperti yang tertera dalam :
NI - 2 - PBI 1971
NI - 3 - 1970
NI - 5 - 1961
NI - 8 - 1974
STKM - JIS G 3445
PB 1989
1.2. Bahan-bahan
Bahan menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete) atau dengan
beton adukan di tempat dengan memakai molen, kontrol mutu sesuai dengan
spesifikasi ini
* Agregat Beton
- Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wet System Stone Crusher.
-

Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33.

- Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

11

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

-

Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan
danmenjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.

-

Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.

* Agregat Kasar
- Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras
tidak berpori dan berbentuk kubus.
Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 % dari
jumlah berat seluruhnya.
-

Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131 - 55.

-

Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.
Gradasi
Saringan

1”
3/4”
3/8”
No. 4

Ukuran

25
20
95
4.76

mm
mm
mm
mm

% Lewat
Saringan
100
90 - 100
20 - 55
0 - 10

*Agregat Halus
- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal.
-

Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-substansi
yang merusak beton.
Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5%.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang
tidak diinginkan.

Saringan

Ukuran

% Lewat saringan

3/8”

9.5 mm

100

No. 4

4.76 mm

90 - 100

No. 8

2.38 mm

80 - 100

No. 16

1.19 mm

50 - 85

No. 30

0.595 mm

25 - 65

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

12

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

No. 50

0.297 mm

10 - 30

No. 100

0.149 mm

5 - 10

No. 200

0.074

0-5

* PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI - 8 Bab 3.2. PC
type 1.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik
dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan
lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengirimannya. Semen yang rusak
atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.
* Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa,
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun
basah.Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran-ukuran
masing-masing. Besi penulangan rata maupun besi-besi penulangan
bergelombang (deformed bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI - 2
Bab 3.7.
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain,
apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy Off" yang
disetujui pengawas.
Direksi/Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan di
tempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang ada di
tempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya
tambahan.
Penulangan harus terdiri dari baja keras dengan mutu U 39 dan baja lunak
dengan mutu U 24 sesuai PB I 1971 & PBI 1989
* Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI - 2
Bab. 3.7.
* Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI - 2 - Bab 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran digunakan, harus terlebih dahulu diperiksakan
pada Laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui Pengawas dan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.
* Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk
POZZOLITH 300 R atau yang setaraf. Bahan tersebut harus disetujui oleh
Pengawas. Additive yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh
dipergunakan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

13

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

1.3. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan trial test atau mixed design
yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari
hasil test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standard" yang akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.
* Pengecoran Beton
Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin secara
tertulis dari Pengawas. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh stekstek maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolomkolom, balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding
bata maupun pekerjaan instalasi.
Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang
dengan jarak setiap 1 meter.
* Pengecoran Beton
- Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum sesuatu
pengecoran beton dilaksanakan.
Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat
melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut di atas tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara
menyeluruh.
-

-

-

-

-

-

Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan
waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi menganggap perlu didasarkan
pada kondisi tertentu.
Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute &
sebagainya, harus mendapat persetujuan Direksi.
Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari
2 meter.
Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh
adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
"initialset" atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis
karena getaran.
Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitances)
dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup
sampai tercapai beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

14

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

* Pemadatan Beton
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
- Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting.
Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak
berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi
pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
- Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
- Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar frekwensi tinggi 0.2 cm, agar dijamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih.
* Slump (kekentalan beton).
Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI1971 adalah sebagai berikut :

Jenis Konstruksi

Slump/Max
(mm)

(mm)
Mi
n
50

- Kaki dan Dinding Pondasi

125

- Pelat, balok dan dinding

150

75

- Kolom

150

75

- Pelat diatas tanah

125

50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga
tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak
boleh melebihi 150 mm.
* Penyambungan Beton dan Water Stop
a. Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/ dikasarkan dan
diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
b. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak di bawah
permukaan tanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan
air hujan/air kotor harus diberi PVC water stop LWG (9") dan dipasang
sesuai dengan petunjuk pengawas/produsen.
* Construction Joint (Sambungan Beton)
- Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian
satu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut Direksi akan
memberikan persetujuan dimana letak construction joints tersebut.
Dalam keadaan mendesak Direksi dapat merubah letak construction joints.
- Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton, sesudah 2
jam tapi kurang dari 4 jam sejak beton dituang.
PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

15

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

-

Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor, perbaikan
dilakukan dengan CONCRESIVE SGB Process.

* Pengujian Kekuatan Beton
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari
hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat
1 sample benda uji, atau untuk seluruh bangunan dibuat minimal 20 sampai
benda uji.
Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang disetujui
pengawas dan biaya ketentuan PBI-1971 pasal 3.5 harus dipenuhi.
Mutu beton yang disyaratkan K-225 & K-300 untuk SDB & Arsip
* Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau
perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton
yang sudah ada sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.
Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.
2.

CETAKAN BETON
2.1. Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi dibawah
ini:
NI - 2 - 1971
NI - 3 - 1979
2.2. Bahan-bahan
- Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada
semua acuan untuk pekerjaan beton.
-

-

Cetakan untuk beton cor ditempat biasa.
Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi
penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada
waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, yang disetujui oleh
pengawas.
Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.

-

Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.

-

Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.
Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan
dengan permukaan yang halus dan rata.

-

Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan
bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dari segala benda yang
tidak diinginkan dan kotoran kotoran.
Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form
oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

16

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat
mengurangi daya lekat besi dan beton.
-

Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi
penyerapan air beton yang baru dituang.

-

Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
*
*
*
*

Bagian bawah sisi balok
Balok tanpa beban konstruksi
Balok dengan beban konstruksi
Pelat lantai/atap

28 hari
7 hari
21 hari
21 hari

Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal
benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala ijin yang
diberikan oleh Direktur sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk
mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada pada permukaan
beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
-

3.

Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam
dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurugan tanah kembali.

HASIL PENGECORAN & FINISHING
3.1. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa cacat,
lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
3.2. Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi tetapi
langsung diberi plamur dan cat.
3.3. Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan menyatakan
persetujuannya.

Pasal 5
PEKERJAAN BAJA
1.

LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi baja
sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
Penyediaan semua material, peralatan dan tenaga, fabrikasi baja struktur terutama bagian
penunjang seperti yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi, pengiriman hasil
fabrikasi baja sampai ke site dan erection konstruksi baja disite.
1.1. SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN
Pekerjaan baja harus sesuai dengan standard dibawah ini :
- Peraturan Muatan Indonesia (PMI)
- American Institute Of Steel Construction (AISC)

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

17

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

-

Japanese Industrial Standard (JIS)
ASTM (American Sociaty for Testing Material
Amarican Welding Sociaty (WS)
Steel Structural Panising Council (SSPC)
Standar Industri Indonesia (SII)

1.2. B A H A N
a. Semua bagian bahan baja yang digunakan harus baru dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja jenis ST. 37. dengan tegangan tarik
putus baja minimum 3.700 kg/cm2.
b. Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubang, dibengkokan, puntiran
dan cacat perubahan bentuk lainnya. Batang profil tekan tidak diijinkan
bengkok lebih dari 1/400 kali panjang batang.
c. Semua bahan/batang baja untuk struktur ini harus disediakan sesuai dengan
Gambar Rencana, baik penampang, bentuk, tebal, ukuran, berat maupun
detail-detailnya.
d. Baut baut atau mur yang digunakan harus baut hitam dengan tegangan baut
dan tegangan leleh 6400 kg/cm2 (Type 8.8). Ukuran ukuran baut yang dipakai
harus seperti yang tercantum dalam gambar.
1.3. MACAM PEKERJAAN
a. Syarat-syarat pelaksanaan umum.
1. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga dalam
memasang tidak akan memerlukan pengisi kecuali bila gambar detail
menunjukan hal tersebut.
2. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang
dengan hati hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.
3. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk
memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian bagian yang
terhalang oleh benda lain.
4. Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi ketentuan
diatas, akan ditolak dan harus diganti.
Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokanbengkokan dan sambungan-sambungan yang terbuka.
5. Konstruksi baja yang telah selesai dikerjakan harus segera dilindungi
terhadap pengaruh pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara
yang memenuhi persyaratan.
6. Sebelum bagian - bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua
bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi
besi, maka bagian bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

18

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

7. Semua pekerjaan yang akan dimulai kontraktor diwajibkan membuat
detail gambar kerja (shop-drawing) untuk disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Pengawas.
b. Penyambungan dan pemasangan.
1. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati.
Logam yang dilas harus bebas dari retak dan lain-lain cacat yang
mengurangi kekuatan sambungan dan pemukaannya harus halus.
Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan
teratur. Las-las yang menunjukan cacat harus dipotong dan dilas kembali
atas biaya Kontraktor.
2. Pekerjaan las harus dilakukan didalam bengkel, pekerjaan las yang
dilakukan dilapangan harus sama standarnya dengan pekerjaan las yang
dilakukan didalam bengkel, dan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan
pada waktu basah atau hujan.
3. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan di las harus bebas
dari kotoran minyak, cat dan lain-lain. Cara pengelasan harus dilakukan
menurut persyaratan yang berlaku atau disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Pengawas.
Las yang dipakai yaitu las sudut dan las tumpul. Mutu las minimal harus
sama dengan mutu dari profil yang bersangkutan. Bila
diperlukan
dengan pengujian laboratorium. Pekerjaan pengelasan yang akan tampak
harus dihaluskan sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.
4. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
Tebal las minimum
Panjang las minimum
Panjang las maksimum

: 3,5 mm
: 13 x tebal las
: 43 x tebalnya.

5. Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan
kekuatan baja yang dipakai.
Kelas E 60 atau grade SAW-1 sesuai ASTM-A 233
6. Direksi dan Konsultan Pengawas berhak mengadakan test terhadap hasil
pengelasan di Balai Penelitian Bahan bahan menurut standard yang
berlaku di Indonesia atas biaya Kontraktor, jika pekerjaan
penyambungan dinilai meragukan.
c. Pemasangan di tempat pembangunan
1. Pemborong
berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk
menumpuk barang yang telah diserahkan kepadanya, tetap baik
keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian konstruksi
yang harus diangkut diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya.
2. Baut-baut.
Sambungan baut harus menggunakan baut hitam/HTB/Type 8.8 lubang
untuk sambungan baut harus di bor (tidak boleh di pons) dengan toleransi
tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter baut.
3. Untuk konstruksi kap sebelumnya harus diberikan lawan lendut
(kontra zeeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan.
PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

19

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

4. Bagian bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi puntiran-puntiran, bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara
untuk mencegah timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang
diijinkan, dan ikatan sementara tersebut dibiarkan terpasang sampai
pemasangan seluruh konstruksi selesai.
5. Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam
keadaan diam dan bebas dari beban penutup atap.
d. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas bekas irisan,
gilingan, masakan dan lain-lain.
1. Bagian-bagian bekas irisan harus benar datar, lurus dan bersih, sekaligus
tidak diperbolehkan bekas-bekas jalur, beram-beram dan lain-lain.
2. Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan mesin diperoleh pinggiranpinggiran bekas irisan maka bagian tersebut harus dibuang sekurangkurangnya selebar 2,5 mm, sudah tidak tampak lagi jalur- jalur.
3. Bagian konstruksi yang berfungsi tidak perlu membuang bekas-bekas
potongan.
e. Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan.
1. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh di lakukan pada
bagian non struktural, untuk melengkungkan harus digunakan gilingangilingan lengkung.
Melengkungkan pelat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak
boleh kurang dari tiga kali tebal pelat, demikian juga untuk batang-batang
dibidang dan badannya.
2. Melengkungkan batang-batang
dilakukan dalam keadaan panas.

menurut

jari-jari yang kecil harus

3. Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan segera setelah
bahannya dipanaskan menjadi merah tua.

f.

4. Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan,
bilamana bahan yang dipanaskan tidak lagi menyinarkan cahaya.
Menembus, Mengebor dan Meluaskan lubang.
1. Pada keadaan akhir, diameter lebar untuk baut yang dibubut dengan
tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing
sebanyak 0,1 mm dari pada diameter batang baut-baut itu.
2. Untuk lubang - lubang dalam bagian konstruksi yang disambungkan dan
yang harus dijadikan satu dengan alat menyambung di bor sekaligus
diameter sepenuhnya, dan apabila tidak sesuai maka perubahan perubahan
lubang tersebut di bor atau diluaskan dan menyimpangnya tidak boleh
melebihi 0,5 mm.
3. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus diberam dan tidak
boleh dilakukan dengan mempergunakan besi besi pengerut.

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

20

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

g. Paku keling dan baut.
1. Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar.
2. Pemasangan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan
yang merata antara yang satu dan lainnya.
h. Perlindungan pekerjaan-pekerjaan baja dengan cara pengecatan.
Pengecatan baja menggunakan menit besi ICI dan cat enemel ICI dua kali,
warna akan ditentukan kemudian.

Pasal 6
PEKERJAAN WATER PROOFING
1.

LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi
dari pabrik yang bersangkutan. Bagian yang di waterproofing adalah sesuai
dengan gambar kerja.

2.

PERSYARATAN BAHAN
2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan Standar dari bahan dan prosedur yang
ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti : NI.3 ASTM
828, ASTME, TAPP I 803 dan 407, kontraktor tidak dibenarkan
merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi dan Konsultan
Pengawas.
2.2. B a h a n
Jenis bahan yang digunakan sesuai dengan lokasi, ditentukan sebagai
berikut:
Jenis waterproofing sistim membrane tebal 4 mm setara dengan produk
Asphaltoplast Betek atau bahan yang lain dengan persetujuan dahulu dari
Konsultan Perencana dan Direksi .

3.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. PERSYARATAN UMUM
3.1.1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kapada
Direksi dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan,
lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
3.1.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka
bahan-bahan pengganti harus yang disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
3.1.3. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERLUASAN GEDUNG F BADAN POM

21

Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus
sesuai gambar.
3.1.4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Direksi
dan Konsultan Pengawas.
3.1.5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi
dan lainnya, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi
dan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor
tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
4.

CARA-CARA PELAKSANAAN
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman
(ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dulu harus
mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
Waterproofing dilaksanakan untuk daerah basah /lantai kamar mandi dan
pelapis beton yang ditunjukan pada gambar.

5.

PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
5.1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/pengetasan
terhadap ahli pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi
siraman diatas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
5.2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik
atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan ámaka
kontraktor harus memperbaiki/mengganti
sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
Pada waktu penyerahan, maka kontraktor harus memberikan jaminan
atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah
dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan
yang berlaku, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki semua jenis kerusakan yang terjadi.

6.

SYARAT PENGAMAN PEKERJAAN
6.1. Kontraktor wajib mengadakan perl