Pengkajian Keperawatan Yang Akurat Dalam Peningkatan Kualitas Perawatan Pasien Stroke

\

Bidang llmu: Kesehatan

LAPORAN PENELITIAN
SKIM DOSEN MUDA
DANA PNBP UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ャュセョ@

13000324

Pengkajian Keperawatan Yang Akurat
DaJam Peningkatan KuaJitas p・イ。キエセウゥヲNMFォZ@

·
Mセ@

per

·• .-, t-


Mセ

'-res

-

]MᄋBA」N⦅セ

us

I

tjN|セZan@

\ セLNM⦅@

--·-,""'セ@

U


2V

Mセ

セᄋ@
JセM
オ セ ᄋオ lQセ セ9 ' Mセ
' n セ@ッ 1c,.;; セ G_「@ 7Jl
01
1
TIM PENELITI LN[Z@セ
• ... "'"''. セM カ@
• t' u __2__f-L-セZ」[
Q@ b c r
I |Mエコオセィ_N@
\IJ
/1
'\
11,.-1'

.J1 i)Cn'I.• sa
l""lc:rセ@
セM
セ@
Rosina Br Tarigan, SKp., MKep., Sp.KMB NIDN 0031107301
t

Mセᄋ@

Yesi Ariani, SKep., Ns., MKep NIDN 0009098001

Dibiayai oleh:
Universitas Sumatera Utara, Sesuai dengan Surat Penugasan Dalam Rangka
Pelaksanaan Program Penelitian Dosen Muda Tahun Anggaran 2012
Nomor: 35/UN5.2.3 .1/SP4/PPM/2012 tanggall Agustus 2012

DEPARTEMEN KEPERA WATAN MEDIKAL BEDAH-DASAR
FAKULTASKEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
NOVEMBER, 2012


セ@

halmャセ@
PENGESAHAN
HASIL SKIM PENELITIAN DOSEN MUDA
DANA PNBP UNIVERSITAS SUMATERA UTAR.\

I.

Judul Penelitian

2.
3.

Bidang Ilmu
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP/NIK
c. NIDN

d. Pangkat/Golongan
e. Jabatan Fungsional
f. Fakultas/Jurusan
g. Alamat Institusiffelepon?Faks

Pengkajian Keperawatan Yang Akurat
Dalam Peningkatan Kualitas Perawatan Pasien Stroke
Kesehatan

h. Alamat Rumah/Telp/E-mail

Rosina Br Tarigan, SKp., MKep., Sp.KMB
19731031 200112 2 002
003II07301
IIIc
Lektor
Keperawatan
Jl. Prof. Maas No.3 Kampus USU Medan/0618213318
Jl. Pinang 5 No.5 P.Simalingkar
Kel. Mangga. Kec. Medan Tuntungan

Kota Medan/ -/[email protected]
08126409634
Rindu A-4, RSVP H.Adam Malik Medan
6 bulan
Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.000

4.
5.
6.

7.

i. No.HP
Lokasi Penelitian
Lama Penelitian
Biaya yang Diperlukan
a. Sumber dari PNBP USU
b. Sumber Lain
Jumlah

Keljasama dengan institusi lain
a. Nama Institusi
b. Alamt
c. Te1epon/Fax/E-mai1

Rp. 5.000.000

Medan, November 2012

セ@

Rosina Br Tarigan, SKp., MKep., Sp.KMB
NIP. 19731031200112 2 002
Menyetujui,
Bidang Penelitian LP3M USU
Ketua,

セ@
Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE
NIP. 19520525 198003 1 003


ii

ABSTRAK

Perawat harus selalu mengawali aktifitas perawatan dengan ー・ョァォセゥ。L@
pengkajian
merupakan dasar untuk untuk menemukan data, sehingga dapat menentukan masalah
dengan tepat dan memilih intervensi yang relevan untuk mengatasi masalah pasien.
Penelitian deskriptif tentang Pengkajian Keperawatan Yang Akurat Dalam Peningkatan
Kualitas Perawatan Pasien Stroke dilakukan di ruang rawat RA-4 RSUP H.Adam
Malik Medan pada bulan Oktober 2012 dengan jumlah responden 22 orang perawat
dan 22 format pengkajian yang divalidasi pengisiannya. Format pengkajian yang sudah
diisi divalidasi oleh peneliti tentang kebenaran atau akurasi data yang ditulis. Perawat
diminta mengisi format yang berisi tentang kendala yang dihadapi dalam pengisian
format pengkajian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kelengkapan
pengisian format pengkajian keperawatan oleh perawat dan gambaran keakuratan
pengisian format tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada format yang
diisi dengan lengkap dan akurat (0%). Perawat mengalami kendala terbanyak dalam hal
kekurangan waktu (dalam rentang 22,7% s.d 36,4%), keterbatasan pengetahun (dalam

rentang 22,7% s.d 40,9%), dan keterbatasan keterampilan pengkajian (dalam rentang
18,2% s.d 31 ,3%). Saran berdasarkan penelitian ini adalah perlu penyegaran secara
berkala tentang skill dan pengetahuan tentang pengkajian keperawatan dan mengacu
kepada masalah pasien yaitu gangguan neurologi. Perlu dilakukan monitor dan evaluasi
perkembangan serta umpan balik untuk pencapaian pengisian format pengkajian yang
lengkap dan akurat.

ABSTRACT

Assessment is the first step in the nursing process, to provide subjective and objective
data as the base to choose the problem and intervention to solve the problem of patient.
The descriptive research has completed: Nursing Assessment Accurateness To Improve
Of Quality Of Nursing Care Of Stroke Patient At RA-4 RSUP Hajji Adam Malik
Medan on October 2012, 22 person of the nurse as respondent and 22 nursing
assessment format has validate of the accuracy of filling. The assessment sheet have
done wrote then validate about accurateness of the data. The nurse wrote the sheet to
seek out data about problem when doing the assessment and fill up the assessment
format. The research strive for fisnd the description of complete fill up and accuracy
the assessment format. Base on research no one of nursing assessment format has
completed and accurateness (0%). The most problem by the nurse is restricted of time

(in range of 22,7% to 36,4%), restricted of knowledge (in range of 22,7% to 40,9%),
and restricted the assessment skill (in range 18,2% to 31 ,3%). Base on research
recommendation need to do training of skill and knowledg's especially about neurology
nursing assessment, monitoring and evaluation of the progression and feedback about
the completeness and accurateness of filling the assessment format.

iii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
"Pengkajian Keperawatan Yang Akurat Dalam Peningkatan Kualitas Perawatan Pasien
Stroke" di RSUP H. Adam Malik Medan.
Penyelesaian penelitian ini tidak terlepas juga dari bantuan dari berbagai pihak,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga seluruh bantuan, bimbingan dan masukan yang telah penulis terima
mendapatkan balasan yang sebesar-besarnya dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis
menyadari masih terdapat banyak kelrurangan dalam penyusunan usulan penelitian ini.
Penulis berharap kegiatan penelitian dapat lebih baik di masa yang akan datang.


Medan, November 2012
Penulis

iv

r
I イNセBヲ@ セィ@
l

DAFTARISI

ᄋMセ@

u

セrpGエイNB@ .
•.'K
セ@

L

1 univeセ⦅イウ@

ᄋセM@

-

t.J"

.1.


i:.hAil<
Nゥセ@

suMATERA urAR;:-

·----··

Halaman Judul. ....................................................................................................... .
Halaman Pengesahan Laporan Akhir.................................................. ....
Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
Prakata .......................................................................................
Daftar lsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar T abel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Lampiran.......................................................................................................

1v

BAB 1

Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ......... .....

1

BAB2

Tinjauan Pustaka ........................... .................................

3

BAB3

Tujuan dan Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

15

BAB4

Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

16

BAB5

Hasil dan Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...

18

BAB6

Kesimpulan dan Saran......................................................

35

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran

36

11
111

v
v1

vu

v

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Pendidikan Responden
di RA4 RSUP H. Adam Malik Medan, Oktober 2012 (n=22)

Tabel5.2.

Hasil Analisis Umur, Lama Bekerja Sebagai Perawat
dan Lama Bekerja di Bagian Neurologi RA4 RSUP H. Adam
Malik Medan Bulan Oktober 2012 (n=22)

18

19

Tabel5.3.

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengisian dan Akurasi
Format Pengkajian Keperawatan di Ruangan RA4 RSUP
H. Adam Malik Medan, Oktober 2012 (n=22)

19

Tabel5.4.

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kendala Yang Ditemukan
Perawat Dalam Mengisi Format Pengkajian Keperawatan di
Ruangan RA4 RSUP H. Adam Malik Medan, Oktober 2012
(n=22)

21

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Personalia Peneliti

Lampiran2

Jadwal Pelak:sanaan Penelitian

Lampiran 3

Surat Izin Penelitian

Lampiran 4

Form Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5

Instrurnen Penelitian

Lampiran 6

Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 7

Draft Artikel Ilmiah

Lampiran 8

Berita Acara Seminar Hasil Penelitian

BABl
PENDAHULUAN

Peran perawat dalam pengkajian status kesehatan pasien sangat penting. Data yang
didapatkan dari pengkajian merupakan dasar untuk menentukan masalah dengan tepat
dan memilih intervensi yang relevan untuk mengatasi masalah pasien. Setelah mengkaji
dengan komprehensive perawat harus mencatat dengan akurat setiap data yang
ditemukan. Catatan yang akurat ini akan mendasari prioritas masalah pasien. Perawat
harus mampu memprioritaskan masalah kesehatan pasien yang mengacu pada hasil
pengkajian. Biasanya memperioritaskan masalah adalah kemampuan dari seorang
perawat yang sudah terlatih dan ahli dibidang kerjanya (perawat primer).
Di rumah sakit umum jumlah pasien sangat banyak, perawat sering tidak merniliki
waktu untuk melakukan pengkajian dengan komprehensif dan akurat, sehingga tidak
dapat membuat prioritas masalah dengan tepat. Jumlah perawat yang terlatih dan ahli
dibidangnya juga tidak sebanding dengan jumlah pasien yang dirawat. Sehingga
pengkajian terkadang dilakukan oleh perawat pelaksana bukan oleh perawat primer.
Pengkajian yang berlama-lama, akan menunda tindakan perawatan yang seharusnya
sudah dilakukan. Kondisi ini mengakibatkan masalah pasien akan tertunda untuk
diatasi.
Harapan pasien datang ke rumah sakit untuk dirawat, namun secara tidak sadar perawat
tidak memenuhi harapan tersebut akibat perawat melalaikan tugas utamanya pada tahap
pertama dari lima langkah proses keperawatan. Lima langkah proses perawatan tersebut
diawali dengan tahap pengkajian, penentuan masalah, penentuan tujuan dan kriteria
evaluasi, penentuan intervensi dan implementasi, serta yang ke lima adalah evaluasi
(Potter & Perry, 2009). Langkah pengkajian merupakan hal mendasar yang harus
dilakukan dengan komprehensif dan akurat agar langkah berikutnya dapat dilakukan
dengan tepat dan efektif untuk mengatasi masalah pasien.

1

Pengkajian keperawatan memiliki cakupan yang luas, secara garis besar meliputi
pengkajian riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Pengkajian membutuhkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang mendasari. Data yang merupakan gejala dan tanda
dari gangguan fungsi seluruh system organ tubuh harus dikumpulkan dengan akurat,
agar menemukan masalah secara komprehensif. Pengkajian harus mengikuti petunjuk
sesuai dengan yang tertera pada format pengkajian. Format pengkajian sudah disiapkan
oleh setiap instansi layanan perawatan di rumah sakit. Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan (RSUP HAM) khususnya di ruangan rawat neurologi Rindu A-4
(R A-4) telah menyediakan format pengkajian. Format pengkajian ini sudah
diaplikasikan selama kurang lebih dua bulan dan sebelumnya telah dilakukan
pengenalan terlebih dahulu kepada seluruh stafperawat yang bekerja di R A-4. Dengan
demikian peneliti ingin melihat sejauh mana keakuratan pengkajian yang telah
dilakukan selama ini dengan menggunakan format pengkajian tersebut.
Perumusan Masalah

Data pasien adalah data yang sangat berharga, data yang dimaksud disini adalah tanda
dan gejala gangguan fungsi tubuh dan organ-organ tubuh pasien. Data yang akurat akan
menuntun perawat untuk menetapkan masalah perawatan, menentukan tujuan dan
memilih tindakan perawatan yang tepat untuk mengatasi masalah perawatan pasien.
Cara memperoleh data yang akurat tersebut, perawat harus mengisi data dengan
melengkapi format pengkajian yang telah dikeluarkan oleh RSUP HAM. Berdasarkan
hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti apakah

perawat sudah melakukan

pengkajian dan mengisi format pengkajian dengan akurat? Hambatan apa saja yang di
alami perawat ketika mengisi di setiap bagian dari format pengkajian tersebut?

2

BAB2
TINJAUAN PUSTAKA

Tahap pertarna proses keperawatan disebut dengan pengkajian, pada tahap ini perawat
mengumpulkan data untuk mencapai tujuan keperawatan. Informasi dikumpulkan
menggunakan ketrampilan observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan intuisi dan
dari berbagai sumber, termasuk dari pasien sendiri, keluarga atau orang terdekat,
catatan kesehatan, tim kesehatan, dan riview literature. Tahap pengkajian ini saling
terkait dengan tahapan proses keperawatan lainnya. Pengkajian ditujukan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan aktual dan potensial. Informasi dari pengkajian
merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kualitas keperawatan.
Menurut Gordon (1994) bahwa pengkajian keperawatan berfokus kepada pengumpulan
data tentang status kesehatan pasien, kemarnpuan fungsional, status fisik, kekuatan, dan
respon aktual dan potensial terhadap masalah kesehatan. Tujuan pengkajian
keperawatan adalah mengumpulkan data tentang individu, keluarga, atau komunitas
yang akan digunakan dalam menegakkan diagnosis, identifikasi tujuan perawatan,
perencanaan tindakan, dan pelaksanaan perawatan. Alasan dilakukan pengkajian
adalah: menyediakan informasi dasar pasien, membedakan fungsi normal pasien,
membedakan risiko disfungsi, membedakan ada atau tidak disfungsi, membedakan
kekuatan pasien, dan menyediakan data dalam tahap diagnosis. Aktifitas yang
dilakukan selama mengkaji

adalah:

mengumpulkan data,

memvalidasi

data,

mengorganisir data
Tipe Pengkajian

Pengkajian dilakukan dalam berbagai bentuk, tergantung pada situasi klinis, status
pasien, waktu yang tersedia, dan tujuan pengumpulan data. Tipe pengkajian terdiri dari
pengkajian awal/umum, pengkajian fokus, pengkajian ulang dalam kurun waktu
tertentu, dan pengkajian emergensi.

3

Pengkajian umum, disebut juga pengkajian ketika masuk rumah sakit yang dilakukan
ketika pertama kali pasien mendatangi fasilitas kesehatan, menerima perawatan di
agensi kesehatan, atau di poli umum. Tujuan pengkajian disi.ni adalah untuk evaluasi
status kesehatan pasein, identifikasi pola kesehatan fungsional yang bermasalah, dan
melakukan pengkajian data yang mendalam dan menyeluruh. Pengkajian ini adalah
tugas dari perawat yang sudah di registrasi. Jika pengkajian tidak dapat diselesaikan
karena status kesehatan pasien atau masalah kesehatan yang urgen, maka pengkajian
harus diselesaikan kemudian. Sering sekali pengkajian didelegasikan kepada perawat
yang nonprofessional. Kejadian seperti ini harus dihindari, perawat professional harus
melengkapi pengkajian dengan akurat. Joint Commission on Accreditation of
Healthcare Organization (JCAHO) 1996, memberi mandate bahwa setiap pasien harus
memiliki dokumen pengkajian keperawatan ketika masuk kerumah sakit sesuai dengan
yang disepakati oleh institusi yang bersangkutan. Perawatan di rumah, fasilitas
perawatan jangka panjang, dan berbagai sarana kesehatan harus memiliki data pasien
masuk sesuai aturan yang berlaku.
Pengkajian fokus, mengumpulkan data tentang masalah yang barn saJa dialami.
Pengkajian fokus mencakup waktu yang singkat dibanding dengan pengkajian umum.
Perawat mengidentiftkasi masalah yang sedang berlangsung dan masalah yang sudah
berubah, seperti: pertambahan, perburukan, atau yang sudah diatasi. Pengkajian juga
meliputi klariftkasi kesalahan diagnosis. Perawat di unit perawatan intensif dapat
melakukan pengkajian fokus setiap selang beberapa menit.
Perawat sering mengkaji masalah perawatan spesifik dan memberikan perawatan pada
waktu yang bersamaan. Misalnya ketika memandikan pasien perawat mengkaji kondisi
kulit pasien, kekuatan otot, dan kemampuan pasien melakukan aktifttas perawatan
diri(Gordon, 1994).
Pengkajian dalam periode waktu tertentu, dilakukan

beberapa waktu setelah

pengakajian umum untuk mengevaluasi perubahan kesehatan fungsional pasten.
Perawat melakukan pengkajian ulang ketika pasien berkunjung kembali ke klinik,
ketika mengunjungi pasien ke rumah, screening status dan perkembangan kesehatan.
Pengkajian emergensi, dilakukan ketika situasi yang mengancam kehidupan pasien
untuk menyelamatkan jiwanya. Situasi emergensi sangat tergantung pada kecepatan
4

waktu melakukan identifikasi data dan intervensi untuk mengatasi masalah kesehatan
pasien. Pasien sering mengalami kesulitan/masalah pada jalan napas, pernapasan, dan
sirkulasi (ABC). Perubahan konsep diri seperti rencana bunuh diri atau masalah
hubungan korban kekerasan juga dapat merupakan kondisi emergensi. Pengkajian
emergensi berfokus pada beberapa masalah kesehatan esensial dan tidak menyeluruh.
Persiapan dan Lingkungan

Pengkajian dapat dilakukan ditempat yang dipersiapkan oleh perawat bagi pasien dan
anggota keluarganya, misalnya di rumah pasien, di klinik, di ruangan rumah sakit, di
fasilitas-fasilitas kesehatan, ditempat kerja pasien. Pengkajian harus dilakukan di
tempat yang nyaman bagi pasien, dengan waktu yang tepat, tidak menimbulkan rasa
Ielah, lapar atau nyeri.
Perawat harus menyadari faktor lingkungan yang kondusif untuk mengumpulkan data
yang akurat. Pengkajian harus dilakukan dengan situasi yang tenang, menjaga privasi
pasien, agar dapat membicarakan masalah/informasi yang sensitive, dan sangat pribadi.
Perawat membuat batasan skejul dan menghindarkan tirnbulnya rasa malu atau
direndahkan kepada pasien selam wawancara dan pemeriksaan fisik. Pengunjung dan
keluarga perlu dianjurkan keluar ruangan untuk sementara waktu. Kurangi hal yang
mengganggu konsentrasi seperti televisi, radio, intercom dan gangguan dari petugas
kesehatan lainnya. Tutup pintu, dan gorden, atur suhu ruangan, atau pindahkan pasien
ke ruangan yang kondusif.
Keterampilan Pengkajian

Perawat melakukan berbagai keterampilan untuk mendapatkan data menyeluruh dari
pasien dan keluarganya. Mempelajari berbagai keterampilan sangat bermanfaat, tetapi
pengalaman klinis dan kebiasaan melakukan pengkajian akan mengembangkan
keahlian dalam mengkaji. Pengkajian meliputi pencarian dan mengumpulkan cues,
sepotong-sepotong inforrnasi tentang status kesehatan pasien. Cues dapat bersifat
objektif dan subjektif. Contoh cues yang objektif menggambarkan area insisi:
kemerahan, sedikit darah diserap oleh balutan atau tekanan darah 11 0/80mmHg.
Contoh data subjektif adalah yang dikatakan oleh pasien, misalnya: saya merasa nyeri

5

tajam di bahu saya. Cues akan di interpretasi, dikelompokkan, dan dianalisis pada tahap
diagnosis.
Perawat mengaplikasikan keterampilan dengan observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik, dan intuisi saat mengkaji pasien dengan membandingkannya dari berbagai tahap
kehidupan. Perawat bekerja secara simultan ketika mengkaji pasien. Contohnya selama
pasien diwawancara, perawat bertanya, mengobservasi, mendengarkan jawaban paisen,
dan informasi yang tersimpan untuk mengeksplorasi lebih lanjut selama pemeriksaan
fisik.
Perawat berhubungan dengan pasien dari semua golongan usia, jadi perlu memodifikasi
teknik pengkajian sesuai dengan masing-masing usia dan tahap perkembangan pasien.
Contohnya pengkajian pada anak sering harus ditemani oleh orang tua. Orangtua atau
caregiver dapat menggendong anak untuk memfasilitasi pemeriksaan. Teknik distraksi
seperti gerakan benda, dapat membantu untuk mengalihkan perhatian selama
pengkajian. Contohnya ketika memeriksa telinga (Bickley, 2003). Ketika mengkaji
pasien yang gemuk perlu menggunakan cuff manset yang Iebar untuk mengukur
tekanan darah. Berbicara lambat dan jelas ketika memeriksa usia lanjut dengan
berkurangnya pendengaran akibat degenerative. Pasien dengan masalah pada sendi atau
kelemahan otot dapat memilih posisi yang nyaman selama pemeriksaan fisik.
Observasi, membutuhkan kemampuan perawat untuk melihat pasien, perawat juga
menggunakan sensasi penghidu, pendengaran, sentuhan dan bahkan pengecapan
Garang sekali) (Gordon, 1994; Yura & Walsh, 1988). Observasi mulai ketika perawat
bertemu pasien. Ketika pasien berjalan memasuki ruangan, berdiri dari kursi, atau naik
ke atas tempat tidur, perawat terns mengobservasi menggunakan semua modalitas
sensori yang dimilikinya. Observasi meliputi: melihat, menonton, memeriksa,
mengamati dari dekat, survey, scanning, dan menilai. Perawat mengobservasi
mendalam menggunakan ilmu pengetahuan keperawatan, pengkajian fisik, ilmu dasar,
ilmu social, dan patofisiologi. Keterampilan intelektual juga berperan ketika perawat
mengambil keputusan data apa yang perlu dikaji.
Inspeksi atau melihat, digunakan dalam kondisi tertentu. Perwat mampu melakukan
survey bagaimana pasien melihat kunci. Apakah pasien memperlihatkan tanda dari
distress atau tidak nyaman, seperti wajah meringis, seperti mau marah, atau ekpresi
6

yang resah, seperti meringis, meraung, atau memeluk bagian tubuh? Apakah pasien
duduk tegak di kursi dengan lengan dalam posisi istirahat dengan nyaman disisi
tubuhnya, atau terjuntai diatas tempat tidur? Bagaimanakah ukuran tubuh pasien dan
status nutrisi? Apakah pasien kegemukan, obesitas, berat badan normal, atau
kekurangan nutrisi dan sangat kurus? Bagaimanakah postur tubuh pasien? Apakah
pasien mampu berjalan? Apakah ada gerakan yang abnormal?
Bagaimana dandanan dan pakaian pasien? Apakah pakaian pasien bersih, berlebihan,
tidak sesuai dengan kondisi cuaca? Jika pakaian dan penampilan pasien tidak sesuai,
malca

perlu

menggali

informasi

lanjut

tentang

faktor

apakah

pasten

mengenali/menyadari dirinya? Bandingkan penampilan paisen dengan status pekerjaan,
gaya hidup, usia dan social ekonomi, bagaimana pendapat anda? (Bickley, 2003; Yura
& Wals, 1988).
Perilaku nonverbal dicatat selama interaksi dengan pasien. Pasien diam-diam secara
nonverbal menunjukkan perasannya kepada perawat, staf, dan keluarga (Sundeen,
DeSalvo, Stuart, & Cohen, 1997). Apakah pasien menunjukkan tanda marah,
malu/segan, cemas, atau tidak perhatian pada masalah kesehatan tetapi tampak pada
ekspresi wajah atau pandangan mata. Pasien dapat beralasan dan tidak bersahabat
dengan keluarga tetapi kooperatif dan ramah kepada staf.
Penghidu, dipakai ketika mengidentiflkasi apakah bau napas yang mengindikasikan
penurunan kondisi fisik. Contohnya napas bau foul dapat menandakan infeksi pada
mulut atau pulmonal. Napas bau buah dapat mengindikasikan gangguan metabolic
seperti ketosis pada pasien diabetes mellitus. Napas bau alcohol dapat berarti intake
alcohol yang berarti menjelaskan status mental dan fisik (Bickley, 2003). Bau tubuh
mengindikasikan kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dan kebersihan pasien.
Pengemis dan tunawisma bau tubuhnya mengindikasikan gaya hidupnya dan tidak
punya tempat untuk mandi.
Mendengar, kemampuan perawat untuk mendengar apa yang dikatakan pasien. Tingkat
kesadaran paisen dan response pasien terhadap lingkungan perlu dicatat. Kemampuan
pasien untuk menyebutkan namanya, lokasi, dan tanggal dengan benar di identifikasi
dengan menanyakan dan mengobservasi bagaimana jawaban pasien. Kemampuan
memulai percakapan dan merespon hanya hila pasien memberi jawaban clues tentang
7

kondisi mental dan fisik pas1en. Jika pas1en bingung, validasi informasi terkait.
Anggota keluarga atau orang terdekat pasien, jika mungkin dapat memberikan
informasi bagi pasien yang sedang bingung atau tidak mampu.
Sentuhan, observasi umum dilanjutkan dengan melakukan sentuhan. Sentuhan
digunakan ketika bersalaman dengan pasien, sebagai ungkapan nonverbal dan untuk
merasakan suhu dan kelembaban tubuh. Observasi keringat, kehangatan atau
kedinginan, dan kekuatan genggaman tangan pasien. Sentuhan yang gentle pada lengan
atau tangan dapat memastikan dan kadang-kadang merasakan adanya kekeringan kulit
yang mengindikasikan dehidrasi atau maslah tiroid. Sentuhan secara spesifik medalam
disebut dengan palpasi yang dilakukan selam pemeriksaan fisik.
Jangan lupa mengenal budaya pasien ketika menyentuh. Berbagai budaya, sentuhan
harus dimodifikasi untuk meminimalkan sensasi yang mengganggu privasi pasien.
Contohnya pasien warga Cina sangat dibatasi, dan ini menimbulkan kesulitan untuk
mengkaji fisik pasien seperti pemeriksaan payudara

(Wang, 2003). Pasien dari

berbagai latar budaya dapat menginterpretasi sentuhan sebagai tingkah yang tidak
senonoh. Warga Cina meyakini jika mengambil sampel darah akan mengurangi energy
tubuh, yang tidak dapat diganti (Barkauskas, Baumann, & Darling-fisher, 2002).
Budaya lain menggunakan sentuhan dengan cara lain. Contohnya pasien Mexican
mendemonstrasikan sentuhan sebagai kedekatan hubungan. Dengan berjabat tangan
Mexican-american, berarti petugas kesehatan memberikan perhatian dan dukungan
(Zoucha & Purnell, 2003).
Wawancara, supaya wawancara berhasil perawat harus melakukan komunikasi efektif.
Faktor yang mempengaruhi kualitas wawancara dan percakapan tergantung pada
keterampilan dan pengalaman perawat dan kemurahan pasien untuk menyampaikan
informasi. Beberapa teknik yang memfasilitasi komunikasi antara perawat-pasien
seperti laporan, membantu perawat menghindari pemikiran dan perasaan pasien,
anjurkan percakapan, dan pastikan pemahaman muatualisme (Sundeen et al., 1997).
Wawancara merupakan keterampilan penting untuk mencari informasi riwayat
keperawatan. Foku riwayat keperawatan pada sejumlah pasien pada masalah kesehatan
potensial dan actual serta akibatnya terhadap status kesehatannya. Riwayat perawatan
membantu bagi perawat untuk mengklarifikasi dan memverifikasi persepsi pas1en
8

tentang status kesehatannya, membandingkan status kesehatan sekarang dengan
sebelumnya, gaya hidup, dan kemampuan koping, identiflkasi diagnosa perawatan
potensial dan actual, mengembangkan rencana perawatan pasien, implementasi
intervensi perawatan untuk mendukung respon adaptif pasien.
Institusi perawat biasanya memiliki bentuk sistematis dalam mengumpukan dan
mencatat riwayat keperawatan. Jika kondisi pasien misalnya nyeri berat, sulit bemapas
atau ketika duduk misalnya terlalu ribut, privasi tidak terjaga akan mempersulit
mendapatkan informasi masalah yang prioritas hingga waktu yang tepat bisa
ditemukan. Wawancara dapat dibagi empat tahap yaitu persiapan, perkenalan,
pelaksanaan, dan kesimpulan.
Fase Persiapan
Persiapan atau preinteraksi terjadi sebelum perawat bertemu pasien. Tindakan pada
tahap ini adalah memastikan bahwa wawancara kali ini akan produktif. perhatian
perawat langsung kepada persiapan untuk interaksi perawat-pasien yang pertama kali.
Selama fase ini lakukanlah: mencari informasi sebanyak mungkin tentang pasien,
putuskan data apa yang dibutuhkan dan tipe data apa yang dikumpulkan, review
literature sesuai dengan perkembangan usia, aspek psikososial, dan patofisiologi, kajji
perawaan sendiri atau reaksi pasien selama berinteraksi dengan perawat, mencari
bantuan dari perawat yang berpengalaman, mentor, atau supervisor, rencanakan
wawancara dengan tenang dan bersifat pribadi, jadwal, dan lamanya waktu wawancara,
modifikasi lingkungan untuk mernfasilitasi interview.
Fase Perkenalan
Fase kedua disebut dengan fase perkenalan atau orientasi. Mulai ketika perawat dan
pasien bertemu, pada fase ini yang dilakukan adalah membuat laporan, klariflkasi
peran, dan mengurangi kecemasan. Perawat dan pasien saling aktif bertanya,
mengemukakan harapan masing-masing selama wawancara status kesehatan. Semua
fase ini lakukan: memperkenalkan diri dengan menyebut nama dan posisi, menjelaskan
tujuan dan isi wawancara, mulai menulis laporan dengan menjalin rasa percaya,
observasi perilaku pasien, dan dengarkan dengan aktif untuk membedakan persepsi diri
dan bagaimana pasien menampilkan masalah kesehatannya, validasi persepsi pasien
9

selama wawancara berlangsung, informasikan dengan jelas bagaimana cara perawat
mengumpulkan data, awali dengan tidak mengancam, bertanya spesifik dan berikan
pertanyaan terbuka, lakukan kontrak secara verbal sesuai dengan tujuan wawancara.
Fase Pelaksanaan

Fase ini adalah fase kerja, perawat dan pasien bekerja bersama mencapai tujuan tertentu
atau tujuan yang disepakati pada fase perkenalan. Patisipan mempertahankan interaksi
untuk mencapai tujuan, tetapi perawat harus bertanggungjawab untuk memastikan
tujuan tercapai. Tujuan harus saling menguntungkan antara perawat dan pasien. Pada
fase ini lakukan: fokus kepada tujuan kerja, anjurkan pasien mengemukakan
perasaannya, hal yang dipikirkan dan pertanyaan-pertanyaannya, gunakan teknik
memfasilitasi komunikasi antara perawat dan pasien misalnya: diam, validasi;
observasi respon nonverbal pasien misalnya pasien mengatakan tidak khawatir, atau
menggigit kuku, bergerak kesana kemari, dan merokok selama wawancara; kaji
kemampuan pasien melanjutkan wawancara misalnya: jika muncul ekspresi nyeri,
napas pendek-pendek, Ielah; fasilitasi untuk membicarakan topic berikutnya setelah
satu tujuan tercapai.
Fase Kesimpulan

Fase kesimpulan atau terminasi, perawat dan pasien menyelesaikan interaksinya. Hal
yang harus dilakukan adalah membantu memastikan terminasi dengan pengalaman
yang positif bagi perawat dan pasien. Fokus pada pencapaian tujuan dan ungkapkan
kepuasan dalam pencapaian tujuan selama wawancara. Pada fase ini lakukanlah: ulangi
apakah tujuan sudah tercapai, rangkum garis besar hasil wawancara dan capai
pemahaman berasama antara pasien dan perawat, gunakan bahasa yang dimengerti
dengan pasien, sesuai budaya untuk menutup pertemuan.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan sebagai skrining rutin dan sebagai tindakan
kesehatan preventif, dan untuk penerimaan di rumah sakit atau fasilitas perawatan
jangka panjang.

10

Perawat menggunakan pengkajian fisik untuk mengumpulkan data dasar tentang
kesehatan klien; untuk menambah dan mengonfmnasi data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan pasien; untuk mengonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa
keperawatan; untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan (potter & Perry, 2005).
Keterampilan Pengkajian Fisik
Intuisi

Intuisi didefmisikan sebagai penggunaan insting dan pengalaman klinis dalam
membuat keputusan klinis tentang pasien. Intuisi disebut juga indra ke enarn yang
memicu perawat bertindak atau reflek langsung yang mempengaruhi kemarnpuan
perawat untuk menganalisis data pasien (Cioffi, 1997; King & Appleton, 1997).
Aktifitas Dalam Pengkajian

Selama fase pengkajian perawat mengumpulkan, memvalidasi, dan mengorganisir data.
Tidak dapat dibedakan antara mengupulkan dengan mengorganisir data yang sering
dilakukan dalam waktu yang sama. Perawat dapat memilih uutuk memvalidasi
iuformasi yang ditemukan sebelum selesai meugumpulkan data. Ketika melakukan
organisir data menemukan keraguan akan data tersebut sehingga membutuhkau
klarif:tkasi dan validasi lebih lanjut.
Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data dimulai

sejak bertemu pasten, perawat mengobservasi,

wawancara, dan pemeriksaan fisik. Biasanya data dikumpulkan dengan sistematis
untuk memastikan akurasi iuformasi secara komprehensif. Tipe data dapat dibagi dua
yaitu subjektif dan objektif. Keduanya merupakan bagian integral dari pengkajian
selama mengumpulkan data. Data subjektif dikenal sebagai keluhan pasien, perasaan
dan pemyataan tentang masalah kesehatan mereka. Pemyataan pasien sering harus
divalidasi dan dikonfirmasi dari sumber lain yang tidak kelihatan. Data subjektif
didapatkan dari pasien ketika pengkajian dan langsung dicatat. Contohnya: 'saya tidak
merasakan nyeri yang tajam pada lambung sesudah makan'. Data objektif merupakan
tanda atau data yang dapat diobservasi, dan diukur serta dapat divalidasi atau
diverif:tkasi. Contonya bunyi usus, membaca suhu tubuh pada thermometer, pulsasi
11

perifer, distensi vena leher, kemerahan pada kulit. Data objektif didapat dari sensori
contoh: penglihatan, sentuhan, penghidu atau mengukur dengan alat: thermometer,
spigmomanometer, pemeriksaan laboratorium: jumlah sel darah, atau prosedur
diagnostic: kolonoscopy.
SumberData

Dua sumber data secara umum adalah secara primer dari pasien dan sekunder dari
sumber lain seperti keluarga, tim kesehatan lain, ternan dekat pasien, hasil
laboratorium, dan review literature. Data primer bersumber dari pasien, kecuali jika
pasien terganggu kesadarannya, nyeri hebat, pasca bedah, penyakit akut atau usia yang
tidak mungkin untuk dikaji. Data sekunder bersumber dari anggota keluarga dan orang
terdekat pasien contohnya bagaimana reaksi pasien terhadap penyakitnya, persepsi
pasien akan perubahan status kesehatannya, kemampuan menghadapai stressor, dan
situasi di rumah pasien.
Pencatatan Data

Pencatatan data menggunakan kerangka kerja atau outline yang sitematis. Biasanya
satu institusi menggunakan format khusus untuk mencatat data. Data yang dicatat akan
di bandingkan secara periodic untuk memastikan hasil pengkajian dan membandingkan
status pasien sekarang dengan sebelumnya. Dua cara yang dapat digunakan untuk
mencatat data yaitu secara tradisional dan komputerisasi.
V alidasi Data

Validasi data sering dilakukan dengan double-cek informasi, untuk mengkonfrrmasi
akurasi dari data yang dikumpulkan. Validasi membantu dalam veriftkasi dan
klariftkasi data, untuk menemukan akurasi, bebas dari bias, dan supaya interpretasi
tepat (Alfaro-LeFevre, 2006). Identifikasi data yang relevan dan benar tergantung pada
pengetahuan klinis perawat, ketrampilan mengkaji, nilai personal, pengalaman yang
lalu. Inferensial harus divalidasi sebelum data dikelompokkan dan dianalisis untuk
mengidentifikasi diagnosa perawatan. Metode validasi data yaitu: membandingkan data
dengan fungsi normal; merujuk ke buku, jurnal, dan laporan penelitian; memeriksa
konsistensi data; mengklarifikasi pernyataan pasien; menemukan consensus dari kolega
tentang inferensi.
12

Mengorganisir Data

Kerangka keija dalam mengumpulkan dan mencatat data sangat beragam, kerangka
keija sangat membantu perawat saat wawancara dan pemeriksaan fisik, membantu
mencegah kesalahan informai, dan memungkinkan untuk dianalisis pada fase diagnosis.
Berbagai model konseptual perawatan dapat digunakan seperti model konseptual Orem
'self care model'. Model adaptasi Roy, model system Neuman, dan model perilaku
Johnson (Fawcett, 2005). Salah satu dari model ini dapat digunakan.
Model Pola Kesehatan Fungsional

Kekuatan, talenta, dan pola kesehatan fungsional merupakan bagian integral dari
pengkajian data. Informasi ini kadang-kadang bisa terlupakan dalam kerangka keija
pengkajian. Pengkajian kesehatan fungsional berfokus pada fungsi normal pasien dan
perubahannya. Pola kesehatan fungsional mencakup 11 fungsi kesehatan yang
mendasari perawatan, sehingga dapat diaplikasikan kedalam semua konsep model
dalam praktik keperawatan (Gordon, 1994). Pengkajian pola kesehatan fungsional
dapat digunakan untuk pasien segala usia dan pada area khusus dan juga relevan untuk
mengkaji individu, keluarga, atau komunitas. Beberapa perawat mengkaji fisik
menggunakan model system tubuh atau head-to-toe tetapi menggunakan kerangka ketja
kesehatan fungsional untuk mengorganisir dan mencatat data. Keuntungan dari
kerangka ketja kesehatan fungsional antara lain: dapat mengidentifikasi kekuatan dan
asset pasien (defisit, masalah, atau keterbatasan); fokus pada diagnosa keperawatan
bukan diagnosa medis; mudah dikelompokkan karena kategorinya sederhana;
berkontribusi dengan pengkajian dasar yang relevan terhadap semua pasien.
Komponan pengkajian kesehatan fungsional meliputi label pola, parameter pengkajian
untuk setiap pola, dan pencatatan data. Label pola adalah nama yang diberikan untuk
mengkategorikan data. Identifikasi dari 11 kategori disebut pola kesehatan fungsional.
Parameter pengkajian menolong perawat menemukan informasi spesifik tentang
masing-masing pola kesehatan fungsional. Pertanyaan wawancara yang spesifik, teknik
pengkajian fisik, dan informasi lain seperti data laboratorium atau catatan kesehatan
meolong perawat mengidentifikasi masalah kesehatan dari setiap pola.

13

Format pencatatan basil pengkajian sangat bervariasi dan mengidentifikasi disfungsi
atau fungsi dari pola kesehatan pasien (Gordon, 1994). Data dapat dicatat dengan
manual atau dimasukkan kedalam computer.
Model Head-to-Toe

Kerangka keija head-to-toe secara sitematis mengkaji setiap bagian tubuh mulai dari
kepala dan berlanjut ke kaki. Pengkajian diawalai dari status kesehatan secara umum.
Mengukur tanda vital sebelum melakukan pemeriksaan fisik. Head-to-toe dapat
dimodifikasi untuk memastikan teknik invasive pada anak, seperti memeriksa telinga
dengan otoscope.
Model Sistem Tubuh

Model system tubuh disebut juga model medis atau review system yang berfokus pada
system anatomi umum pasien. Kerangka keija ini memungkinkan perawat untuk
mengumpulkan datat tentang kondisi sebelumnya dan kondisi sekarang dari setiap
organ atau system tubuh dan memeriksa seluruh system tubuh untuk menemukan
masalah kesehatan potensial dan actual. Pengkajian diawali dari status kesehatan umum
pasien, diikuti dengan pengkajian sistematis pada setiap system tubuh: neurologi,
cardiovascular, respiratori, gastrointestinal, dan seterusnya) hingga seluruh system
tubuh terkaji.

14

BAB3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

perawat sudah melakukan

pengkajian dan mengisi format pengkajian dengan akurat? Hambatan apa saja yang di
alami perawat ketika mengisi di setiap bagian dari format pengkajian tersebut?
Manfaat Penelitian

Kualitas perawatan sangat terkait dengan lima langkah asuhan keperawatan yang
diawali dari pengkajian keperawatan, menentukan masalah keperawatan, menetapkan
tujuan keperawatan dan krieteria evaluasi, memilih intervensi keperawatan yang tepat.
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
keakuratan pengisian format pengkajian keperawatan dan hambatan yang ditemukan
oleh perawat dalam hal mengkaji data pasien dan mencatatnya kedalam format
pengkajian. Berdasarkan tujuan ini dapat disimpulkan masalah yang sedang dihadapi
oleh perawat dalam melaksanakan tugas pengkajian keperawatan. Selanjutnya akan
dapat dirancang suatu rencana yang strategis untuk mengatasi masalah tersebut.
Data yang akurat akan menuntun perawat untuk menetapkan masalah perawatan,
menentukan tujuan dan memilih tindakan perawatan yang tepat untuk mengatasi
masalah perawatan pasien. Cara memperoleh data yang akurat tersebut, perawat harus
mengisi data dengan melengkapi format pengkajian yang telah dikeluarkan oleh RSUP
HAM.

15

I MIUK PERPUSTAKAAN

I. univセャtas@

sNセZtera@

U P.RI),

_!

BAB4

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujun untuk menemukan masalah yang dihadapi
perawat pada tahap pengkajian perawatan di ruang rawat neurologi RA-4 RSUP HAM.
Metode penelitian yang diaplikasikan adalah deskriptip eksplorasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang rawat meurologi RA-4 RSUP
HAM yakni sejumlah 28 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 orang
dengan teknik pengambilan sampel yakni total sampling. Pemilihan lokasi penelitian di
RA-4 RSUP HAM, karena merupakan ruangan percontohan kerjasama intemasional
dengan maksud evaluasi penjarninan mutu layanan keperawatan di RSUP HAM.
Variabel penelitian ini adalah pengisian format pengkajian keperawatan dan kendala
pengisiannya. Instrumen dalam penelitian ini adalah format pengkajian keperawatan
dan kuisioner kendala pengisian format pengkajian. Setelah data dikumpulkan
kemudian akan dilakukan analisis univariat terhadap format pengkajian dan
kendalanya. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan persentasi.
Def'misi operasional:

Pengakajian keperawatan: perawat melakukan pengkajian dan mencatat pada format
yang sudah disepakati dari instansi suatu rumah sakit yang dalam hal ini adalah RSUP
HAM di ruangan RA-4.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah perawat sudah
melakukan pengkajian dan mengisi format pengkajian dengan akurat? Hambatan apa
sajakah yang dialami perawat ketika mengisi di setiap bagian dari format pengkajian
terse but?

16

Skema 2.1. Kerangka Penelitian

Pasien
Masuk

q

Perawat:
1. Melakukan
pengkajian
2. Melakukan
pencatatan

Semua item di format
pengkajian di isi atau
tidak
2. Data yang didapatkan
akurat atau tidak
3. Semua data yang ada
pada pasien tercatat
pada format pengkajian
atau tidak
4. Hambatan
yang
ditemukan oleh perawat
ketika
melakukan
pengkajian & pencatatan
di masing-masing item
format pengkajian

c=)l.

17

BAB5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jumlah total responden dalam penelitian ini adalah sejumlah 22 orang pasien (22
format pengkajian keperawatan). Berikut ini akan diuraikan tentang hasil yang
didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini merniliki tiga tujuan
yaitu untuk mengetauhi sejauhmana kelengkapan dan keakuratan pengisian format
pengkajian keperawatan serta kendala yang ditemukan oleh perawat saat mengisi
format pengkajian keperawatan tersebut. Hasil hitung dan persentasinya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Hasil Penelitian
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Pendidikan Responden di RA4
RSUP H. Adam Malik Medan, Oktober 2012 (n=22)
Data Demografi
Jenis kelamin
Pendidikan

Jenis Kelamin &
Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
SPK
Diploma III
S 1 Keperawatan

Frekuensi

Persentase

(f)

(%)

0
22
9
9
4

0
100
40,9
40,9
18,2

Berdasarkan Tabel 5.1. dapat diketahui bahwa keseluruhan perawat di ruangan RA-4
RSUP H.Adam Malik Medan adalah perempuan [22 (100%)]. Tingkat pendidikan
perawat terdiri dari tiga kategori yaitu SPK dan Diploma III Keperawatan dengan
proporsi yang sama yaitu [9 (40,9%)]; dan S1 Keperawatan sejumlah [4 (18,2%)].

18

Tabel 5.2. Hasil Analisis Umur, Lama Bekerja Sebagai Perawat dan Lama
Bekerja di Bgin Neurologi RA4 RSUP H. Adam Malik Medan
Bulan Oktober 2012 (n=22).
Varia bel

Mean

Umur (Tahun)
Lama bekerja sebagai
perawat (Tahun)
Lama
bekerja
di
neurologi (Tahun)

Median

Modus

SD

Min-Maks
(CI95%)

37,36

36
11,25

36
6

7,77

10,69

7,12

24-51
0,8-22

4,81

3,75

7

4,00

0,5- 16

Berdasarkan Tabel 5.2. diketahui bahwa usia perawat yang bekerja di RA-4 RSUP
H.Adam Malik medan rata-rata 37 tahun paling tua 51 tahun dan paling muda 24 tahun.
Lama beketja sebagai perawat rata-rata 10 tahun dengan paling lama 22 tahun dan
paling barn 10 bulan. Lama bekerja di ruangan neurologi rata-rata 4 tahun dengan
paling lama 16 tahun dan paling barn 5 bulan.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengisian dan Akurasi Format
Pengkajian Keperawatan di Ruangan RA4 RSUP H. Adam Malik
Medan, Oktober 2012 (n=22)
Item Pengisian Format
Pengkajian

No.

Di isi

%

Tidak
di isi

%

Akurat

%

Tidak
Akurat

%

Data saat masuk

22

100.0

0

0

3

13.6

19

86.4

2

Data keperawatan

22

100.0

0

0

4

18.2

18

81.8

100.0

0

0

13

59.1

9

40.9

II

50.0

3

Penilaian nyeri

22

4

Penilaian fungsional

21

95.5

4.5

20

95.2

5

Penilaian risiko jatuh

22

100.0

0

0

11

50.0

6

Data psikososial

22

100.0

0

0

21

95.5

7

Kebutuhan komunikasi/pendidikan
dan pengajaran

20

90.9

2

9.1

9

45.0

11

55.0

8

Pengkajian neurologi

21

95.5

4.5

5

23.8

16

76.2

9

Pengkajian sirkulasi

19

86.4

3

13.6

7

36.8

12

63.2

10

Perencanaan

20

90.9

2

9. 1

4

20.0

16

80.0

11

Pemapasan

20

90.9

2

9.1

17

85 .0

3

15.0

12

Perkemihan

20

90.9

2

9.1

8

40.0

12

60.0

13

Seksual/reproduksi

8

36.4

14

63.6

4

50.0

4

50.0

14

Integument

12

54.5

10

45.5

10

83.3

2

16.7

19

86.4

3

13.6

11

57.9

8

42.1

18.2

17

94.4

5.6

4.8

4.5

15

Nutrisi

16

THT

18

81.8

4

17

Khusus pediatric

2

9.1

20

90.9

50.0

50.0

18

Khusus obstetric

2

9.1

20

90.9

50.0

50.0

19

Rencana kepu1angan

13

59.1

9

40.9

6

46.2

7

53.8

20
21

Daftar masalah keperawatan
Rencana perawatan interdisiplin

18
12

81.8
54.5

4
10

18.2
45.5

2
11

11.1
91.7

16

88.9
8.3

22

Nama & tanda tangan perawat

19

86.4

3

13.6

17

89.5

2

10.5

19

Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui bahwa dari 22 responden (22 format pengkajian
keperawatan) tidak ada format pengkajian yang terisi dengan lengkap dan akurat.
Format pengkajian terdiri dari 22 item yang dikaji, apabiila diuraikan satu persatu dari
ke dua puluh dua item yang di kaji tersebut maka dapat ditemukan 9 kategori pengisian
format tidak lengkap yaitu item pengkajian yang diisi dengan lengkap (100%), di isi
hanya 21 (95,5%); di isi hanya 20 (90,9%); di isi hanya 19 (86,4%); di isi hanya 18
(81,8%); di isi hanya 13 (36,4%); di isi hanya 12 (54,5%); di isi hanya 8 (36,4%); dan
di isi hanya 2 (9.2%).
Item pengkajian yang diisi lengkap [22 dari 22 item pengkajian (100 %)] ada lima
yaitu: data saat masuk dengan keakuratan pengisian 3 (13,6%); data keperawatan
dengan keakuratan pengisian 4 (18,2%); penilaian nyeri dengan keakuratan pengisian
13 (59,1%); penilaian risiko jatuh dengan keakuratan pengisian 11 (50% ); data
psikososial dengan keakuratan pengisian 21 (95,5 %). Item pengkajian yang di isi
kurang lengkap [21 dari 22 item pengkajian (95,5%)] ada 2 yaitu: penilaian fungsional
dengan keakuratan pengisian 20 (95,3%); dan pengkajian neurologi dengan keakuratan
pengisian 5 (23,8%). Item pengkajian yang di isi kurang lengkap [20 dari 22 item
pengkajian (90,9%)] ada empat yaitu: komunikasi/pendidikan dan pengajaran dengan
keakuratan pengisian 9 (45%); perencanaan dengan keakuratan pengisian 4 (20%);
pernapasan dengan keakuratan pengisian 17 (85%); perkemihan dengan keakuratan
pengisian 8 (40%).
Item pengkajian yang di isi kurang lengkap [19 dari 22 item pengkajian (86,4%)] ada
tiga yaitu: pengkajian sirkulasi dengan keakuratan pengisian 7 (36,8%); nutrisi dengan
keakuratan pengisian 11 (57,9%); nama dan tanda tangan perawat dengan keakuratan
pengisian 17 (89,5%). Item pengkajian yang di isi kurang lengkap [18 dari 22 item
pengkajian (81 ,8%)] ada dua yaitu: THT dengan keakuratan pengisian 17 (94,5%); dan
daftar masalah keperawatan dengan keakuratan pengisian 2 (11,2%). Item pengkajian
yang di isi kurang lengkap [13 dari 22 item pengkajian (36,4%)] ada satu yaitu: rencana
kepulangan dengan keakuratan pengisian 6 (4,2%). Item pengkajian yang di isi kurang
lengkap [12 dari 22 item pengkajian (54,5%)] ada dua yaitu: integument dengan
keakuratan pengisian 10 (83,4%); dan rencana perawatan interdisiplin dengan
keakuratan pengisian 11 (91,7%). Item pengkajian yang di isi kurang lengkap [8 dari 22
item pengkajian (36,4%)] ada satu yaitu: seksuaVreproduksi dengan keakuratan
20

penglSlan 4 (50%). Item pengkajian yang di isi kurang lengkap [2 dari 22 item
pengkajian (9,1%)] ada dua yaitu: khusus pediatric dengan keakuratan pengisian 1
(50%); dan khusus obstetric dengan keakuratan pengisian 1 (50%).
Tabel5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kendala Yang Ditemukan Perawat Dalam
Mengisi Format Pengkajian Keperawatan di Ruangan RA4 RSUP H. Adam
Malik Medan, Oktober 2012 (n=22)
No.

Item Pengisian Format Pengkajian
Data saat masuk

2

Data keperawatan

3

Penilaian nyeri

4

Penilaian fungsional

5

Penilaian risiko jatuh

6

Data psikososial

7

8

9

10

Kebutuhan komunikasilpendidikan dan pengajaran

Pengkajian neurologi

Pengkajian sirkulasi

Perencanaan

Kendala Pengisian Format Pengkajian

(f)

(%)

Kurangwaktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alat/bahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak: ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkaj ian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaj i
Tidak ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurangwaktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan

8
6
I
0
5
2
8
6
I
0
5
2
3
9
7
0
I
2
3
9
7
0
I
2
I
8
5
3
4

36,4
27,3
4,5
0
22,7
9,1
36,4
27,3
4,5
0
22,7
9,1
13,6
40,9
31 ,8
0
22,7
9,1
13,6
40,9
31 ,8
0
22,7
9,1
4,5
36,4
22,7
13,6
18,2
4,5
22,7
31,8
13,6
0
22,7

I

5
7
3
0
5
2
6
9
0
0

5
2

5
9
I
I
4
2
6
5
3
1

5
2
6
6
3
0

9,1
27,3
40,9
0
0

22,7
9,1
22,7
40,9
4,5
4,5
18,2
9,1
27,3
22,7
13,6
4,5
22,7
9, 1
27,3
27,3
13,6
0

21

II

Pemapasan

12

Perkemihan

13

Seksual/reproduksi

14

Integument

15

Nutrisi

16

THT

17

Khusus pediatric

18

Khusus obstetric

19

Rencana kepulangan

20

Daftar masalah keperawatan

21

Rencana perawatan interdisiplin

Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurang waktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurangwaktu
Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan keterampilan pengkajian
Keterbatasan alatlbahan
Tidak di kaji
Tidak ada masalah
Kurangwaktu
Keterbatasan pe