ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KOMA Stroke
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KOMA
1.
Pengkajian
Data fokus yang perlu dikaji:
a)
Riwayat kesehatan, meliputi:
1) Penyakit yang diderita sebelumnya ( DM, Hipertensi, ginjal, hepar, epilepsi, penyakit
darah )
2) Keluhan sebelum jatuh koma ( nyeri kepala, pusing, kejang )
3) Terjadinya koma mendadak atau perlahan-lahan
b)
Pemeriksaan fisik
1)
Keadaan Umum
2)
Pemeriksaan persistem
Sistem persepsi dan sensori: pemeriksaan panca indera
Sistem persyarafan : pemeriksaan neurologi koma
Tujuan: menentukan letak proses patologi Hemicerebral/ hemisperium, ataukah
di batang otak, dan etiologinya ( vaskuler, neoplasma, radang, trauma,
metabolik ), Meliputi:
o
Status kesadaran: nilai GCS ( Glasgow Coma Scale )
o
Pemeriksaan menentukan letak lesi: kortek, sub kortek, atau batang otak
Umum
Perhatikan automatisasi, berarti fungsi batang otak masih baik ( menelan,
membasahi bibir, menguap ), maka prognosenya baik.
o Myoclonic jerk multifokal berulang kali berarti terjadi gangguan metabolik
o Perhatikan letak lengan dan tungkai
Bila fleksi, maka terjadi kelainan pada hemisperium, fungsi batang
otak baik
Bila ekstensi, maka terjadi kelainan pada batang otak
Khusus
Pengamatan pola pernafasan, dapat menunjukkan letak dari proses
o
Cheyne stokes : proses di hemicerebral dan batang otak atas
o
Kusmaul : proses di batas mesencpl dan pons
o
Apnoutic breathing : proses di pons
o
Ataxing breathing : pernafasan cepat-dangkal dan tidak teratur, proses
diformato reticule batang otak
Kelainan pupil dan bola mata
( Penampang pupil, perbandingan pupil kanan dan kiri, bentuk, reflek )
Defiasi conjugate
o
Kedua bola mata kesamping kearah hemicerebral yang terganggu.
Besar, penampang pupil dan reaksi reflek cahaya normal, menunjukkan
kerusakan di pontamen
Kelainan thalamus
o
Kedua bola mata melihat ke hidung, dan tak dapat melihat ke atas,
pupil kecil, reflek cahaya lambat.
Kelainan pons
o
Kedua bola mata di tengah, bila dilakukan gerakan, Doll Eye M, pupil
sebesar titik (pin point pupil), reflek cahaya positif(+)
Kelainan di cerebellum
o
Kedua bola mata ditengah, pupil lebar, bentuk normal, reflek cahaya
positif(+)
Kelainan di nervus III
o
Pupil di daerah terganggu melebar, reflek cahaya positif (+), pupil
pada sisi sehat normal. Sering terlihat pada herniasi tentorium, nervus III
tertekan.
Reflek chepalik dari batang otak
Batang otak mempunyai banyak nucleas dan mempunyai reflek
tertentu. Melalui reflek tersebut dapat menilai bagian batang otak mana yang
terganggu.
o Reflek pupil (mesencpl) : reflek cahaya, reflek konsensual, felek
convergensi
Bila reflek cahaya tergangu atau negative maka terdapat gangguan di
mesencpl (bagian atas batang otak).
o Gerakan mata boneka (occulochepalic reflek), maka terjadi gangguan di
pons
o Occulo vestibuler reflek, terjadi gangguan di pons ( caloric test )
o Reflek kornea, terjadi gangguan di pons
o Occulo auditorik reflek, terjadi ganguan di MD
o Reaksi rangsang nyeri pada supra orbita, jaringan bawah kuku
Gerak abduksi : high level function, hemicerebral masih baik
Abduksi dan fleksi/ ekstensi : low level function, hemicerebral
masih baik
Hanya melakukan fleksi di lengan dan tungkai, berarti ada
gangguan di hemicerebral
Kedua lengan dan tungkai posisi posisi ekstensi ( DCR ), maka ada
gangguan di batang otak
3)
Sistem pernafasan : nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, bau nafas dan
kepatenan jalan nafas
4)
Sistem kardiovaskuler : nilai tekanan darah, nadi dan irama, kualitas dan
frekuensi
5)
Sistem gastrointestinal : nilai kemampaun menelan, peristaltik, adakah stress
ulcer, eliminasi (BAB, adakah retensi alvi)
6)
Sistem integumen : nilai warna, turgor, tektur kulit, adakah luka/ lesi
7)
Sistem reproduksi
8)
Sistem perkemihan : nilai frekuensi BAK, volume BAK, adakah retensio urine
c)
Pola Fungsi Kesehatan
1)
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, termasuk adakah kebiasaan merokok,
minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan sebelum terjadi koma.
2)
Pola aktivitas dan latihan : adakah keluhan lemas, pusing, kelelahan dan
kelemahan otot sebelum klien koma.
3)
Pola nutrisi dan metabolisme : adakah keluhan mual, muntah.
4)
Pola eliminasi : BAK dan BAB
5)
Pola tidur dan istirahat
6)
Pola kognitif dan perceptual
7)
Pola persepsi diri dan konsep diri
8)
Pola toleransi dan koping stress
9)
Pola seksual dan reproduksi
10)
Pola hubungan dan peran
11)
Pola nilai dan keyakinan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan koma adalah sebagai
berikut:
a)
Kebersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan fisiologis ( disfungsi
neuromuskuler ).
b)
Kurang perawatan diri : makan, mandi, toiletting berhubungan dengan penurunan
kesadaran.
c)
Perfusi jaringan serebral tak efektif berhubungan dengan hipoksia otak.
d)
Pola nafas tak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler dan
hipoventilasi.
e)
Resiko aspirasi, faktor resiko: penurunan tingkat kesadaran, penurunan fungsi otototot pernafasan
f)
Resiko konstipasi, faktor resiko: fisiologis ( penurunan motilitas traktus
gastrointestinal dan perubahan pola makan dan makanan dari biasanya ).
g)
Resiko terjadi kerusakan integritas kulit, faktor resiko: immobilisasi fisik dan
perubahan sirkulasi
h)
Resiko ketidakseimbangan volume cairan, faktor resiko: penurunan fungsi ginjal
akibat penurunan kesadaran/ koma
i)
Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan, faktor resiko: tak mampu
memasukkan, mencerna, dan mengabsorbsi makanan karena faktor biologi ( penurunan
kasadaran/ koma )
j)
Resiko infeksi, faktor resiko: prosedur invasif
Rencana Perawatan
No
1.
Diagnosa keperawatan/
masalah kolaborasi
Kebersihan jalan nafas tak
efektif berhubungan
dengan fisiologis
(disfungsi neuromuskuler),
dengan batasan
karakteristik:
Dyspnea, penurunan
suara nafas
Kelainan suara nafas
(ronchi)
Batuk tak efektif/ tak ada
Produksi sputum banyak
Klien gelisah
Perubahan frekuensi dan
irama nafas
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Setelah dilakukan tindakan 1.
keperawatan selama .... X
24 jam, diharapkan klien
menunjukkan jalan nafas
yang paten.
NOC: respiratory status:
airway patency (0410)
Indikator:
Tak ada kecemasan /
gelisah
Frekuensi nafas 1624x/menit
Irama nafas teratur
Sputum
dapat
dikeluarkan dari jalan
Manajemen jalan nafas
Buka jalan nafas, gunakan
teknik chin lift atau jaw trust
bila perlu
Posisikan
klien
untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi klien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada
bila perlu
Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara berlebihan
nafas
Tak ada
tambahan
suara
nafas
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronchodilator bila
perlu
Berikan pelembab udara
Atur intake cairan utuk
mengoptimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi dan status
oksigen
2. Suction jalan nafas (3160)
Pastikan kebutuhan oral
suctioning
Auskultasi
suara nafas
sebelum
dan
sesudah
suctioning
Informasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning
Berikan oksigen dengan
menggunakan nasal untuk
memfasilitasi
suction
nasotrakheal
Gunakan alat yang steril
setiap melakukan tindakan
Hentikan
suction
dan
berikan O2 apabila klien
menunjukkan bradikardia dan
peningkatan saturasi O2
2.
Resiko aspirasi, faktor
resiko:
penurunan tingkat
kesadaran
penurunan fungsi
otot -otot pernafasan
Setelah dilakukan tindakan 1.
Suction jalan nafas (3160)
keperawatan selama ....x
Lihat diagnosa 1
24 jam klien mampu
mencapai:
2.
Pencegahan
aspirasi
1.
Respiratori status:
(3200)
ventilasi
(pertukaran Monitor tingkat kesadaran,
gas dalam paru) 0403,
reflek menelan, gangguan
indikator:
reflek,
dan
kemampuan
Irama nafas teratur
menelan
RR: 16-24 x/mnt
Monitor status paru paru
Ekspansi
dada Pertahankan jalan nafas
simetris
Jaga suction selalu siap pakai
Bernafas
spontan/ Cek posisi NGT sebelum
mudah
memberikan makanan
Suara nafas bersih
Cek residu NGT sebelum
Tak ada retraksi
memberikan makanan
dada
Hindari
memasukkan
Tak ada suara nafas
makanan jika residu masih
tambahan
banyak
2. Respiratori status: gas Posisikan kepala/ tinggikan
exchange (pertukaran
bed 30-40 menit setelah
gas CO2 dan O2 di
pemberian makanan
alveoli
(0402)
indikator:
3. Monitoring Respirasi (3350)
Bernafas mudah
Monitor
rata
rata,
Tak ada dyspnea
kedalaman, irama, dan usaha
Tak ada cyanosis
respirasi
Saturasi O2 85-
Catat pergerakan dada,
100%
amati
kesimetrisan,
PaO2
70-100
penggunaan
otot
otot
mmHg dan PaCO2
tambahan, retraksi otot supra
35-45 mmHg, jika
klavikula, dan intercostals
klien
memakai
Monitor
suara
nafas
ventilator
seperti dengkur/ ngorok
Monitor
pola
nafas,
bradipnea,
takipnea,
kusmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes, biot.
Palpasi
kesamaan
ekspansi paru
Perkusi thorak anterior
dan posterior dari apeks
sampai basis bilateral
Catat lokasi trachea
Monitor kelelahan otot
diafragma
(gerakan
paradoksi)
Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan atau tak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskultasi cracles dan
ronchi pada jalan nafas utama
Auskultasi suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui hasilnya
Monitor hasil ventilasi
mekanik, catat peningkatan
tekanan
inspirasi
dan
penurunan tidal volume (jika
klien memakai ventilator)
Catat
perkembangan
SaO2, dan tidal CO2,
perubahan AGD (jika klien
memakai ventilator)
Monitor kemampuan klien
untuk batuk efektif
Monitor sekret respirasi
klien
Catat onset, karakteristik,
dan durasi batuk
Monitor dyspnea dan
kejadian yang meningkatkan
atau memperburuk respirasi
Buka jalan nafas dengan
chin lift atau jaw trust k/p
Posisikan klien pada satu
sisi untuk mencegah aspirasi
Lakukan resusitasi k/p
Lakukan tindakan terapi
respiratori
4. Posisioning/ mengatur posisi
(0840)
Atur posisi klien semi
fowler, ekstensi kepala
Miringkan kepala bila
muntah
3.
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh, faktor
resiko: tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna,
mengabsorbsi makanan
karena faktor biologis
(penurunan kesadaran/
koma), dengan batasan
karakteristik:
Dilaporkan adanya
intake makanan kurang
dari kebutuhan yang
dianjurkan
Konjunctiva dan
membran mukosa pucat
Pembuluh kapiler
rapuh
Klien tak mampu
menelan dan mengunyah
makanan
Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
NOC label: Status Nutrisi
1. Monitoring gizi
Monitor masukan kalori dan
bahan makanan
Amati rambut yang kering
dan mudah rontok
Amati tingkat albumin,
protein total, Hb, Hmt, GDS,
cholesterol dan trigliseride
Monitor muntah
Amati jaringan mukosa
yang pucat, kemerahan, dan
kering
Amati konjunctiva yang
pucat
Amati turgor kulit dan
perubahan pigmentasi
Catat
adanya
edema,
hiperemik, hipertonik papilla
lidah dan cavitas oral
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ….x
24 jam status nutrisi klien
meningkat/ membaik
1.
Status
Nutrisi
(1004) Indikator:
Intake
makanan
dan minum adequat
Tanda
tanda
malnutrisi tidak ada
Konjunctiva dan
membran
mukosa
tidak pucat
Turgor kulit baik
2.
Status
nutrisi:
Biochemical Measures
(1005)
Indikator:
Protein total: 5,3-8,9 2. Manajemen Nutrisi
gr/dl
Kaji apakah klien alergi
Albumin:
3,8-4,4
makanan
gr/dl
Kerjasama dengan ahli gizi
Globulin:
1,5-4,5
dalam menentukan jumlah
gr/dl
kalori, protein, dan lemak
Hmt: 37-47 %
secara tepat sesuai dengan
Hb: 10-16 gr/dl
kebutuhan klien
GDS: 180 mg%
Masukkan kalori sesuai
Cholesterol:
140dengan kebutuhan
250 mg%
Monitor catatan makanan
Trigliseride: 45-160
yang masuk atas kandungan
mg%
gizi dan jumlah kalori
3.
Nutrisi
status:
Kolaborasi penambahan inti
Food and Fluid intake
protein, zat besi, dan vitamin
(1008) Indikator:
C yang sesuai
Intake makanan per
Pastikan
bahwa
diit
NGT adekuat
mengandung makanan yang
Intake cairan per
berserat
tinggi
untuk
NGT adekuat
mencegah sembelit
Intake Total Protein
Beri makanan protein tinggi,
Nutrition
(TPN)
kalori tinggi, dan bergizi
adekuat
yang sesuai
Intake
cairan
parenteral adekuat
3. Terapi Gizi
NB: skala adekuat
Monitor masukan cairan dan
1-5
makanan,
hitung
kalori
makanan dengan tepat
Kolaborasi ahli gizi
Pastikan diit gizi serat dan
buah buahan yang cukup
Pantau
laboratorium
biokimia jika perlu (protein,
albumin, globulin, Hb, Hmt,
GDS,
chollesterol,
trigliseride)
Evaluasi
tanda
tanda
kerusakan gizi
Berikan perawatan mulut
4.
Pola nafas tak efektif
berhubungan dengan
disfungsi neuromuskuler
dan hipoventilasi dengan
batasan karakteristik:
Menggunakan otot
pernafasan tanmbahan
Dyspnea
Ortopnea
Perubahan
pengembangan dada
Nafas pendek
Tahan ekspansi
berlangsung sangat lama
Pernafasan rata rata
16-24x/menit
Kedalaman
pernafasan: tidal volume
500ml saat istirahat
Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen airway
keperawatan selama .... x Lihat intervensi diagnosa 1,
24 jam klien mencapai:
Kebersihan jalan nafas
1. Status
respirasi:
Ventilasi
2. Terapi Oksigen
Indikator:
Bersihkan jalan nafas dari
Status respirasi:
sekret
ventilasi pergerakan
Pertahankan jalan nafas
udara ke dalam dan
tetap efektif
keluar paru
Berikan oksigen sesuai
Kedalaman
instruksi
inspirasi
dan
Monitor aliran oksigen,
kemudahan bernafas
canul oksigen, dan humidifier
Ekspansi
dada
Observasi
tanda
tanda
simetris
hipoventilasi
Suara
nafas
Monitor
respon
klien
tambahan tidak ada
terhadap pemberian oksigen
Nafas
pendek
tidak ada
3. Monitoring Vital Sign
2.
Vital sign status
Monitor TD, nadi, suhu, dan
Indikator:
Status tanda vital
(RR, TD) dalam
rentang
yang
diharapkan
RR: 16-24x/mnt
TD:
120-140
mmHg
70-90
RR
Catat adanya fluktuasi TD
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor kualitas nadi
Monitor adanya pulsus
paradoks
Monitor adanya pulsus
alteransmonitor jumlah dan
irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya chusing
triad (tekanan nadi yang
melebar,
bradikardia,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dan
perubahan vital sign
4. Monitor Respirasi
Monitor
rata
rata,
kedalaman, irama, dan usaha
respirasi
Catat pergerakan dada,
amati
kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraventrikuler
dan intercostals
Monitor suara nafas, seperti
dengkur
Monitor
pola
nafas:
bradipnea, takipnea, kusmaul,
hiperbentilasi, cheyne stokes,
biot
Palpasi kesamaan ekspansi
paru
Perkusi thoraks anterior dan
posterior dari apeks sampai
basis bilateral
Monitor kelelahan otot
diafragma (gerakan paradoks)
Auskultasi suara nafas, catat
area penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
Tentukan kebutuhan suction
5.
Resiko ketidakseimbangan
volume cairan, faktor
resiko: penurunan fungsi
ginjal akibat penurunan
kesadaran/ koma
dengan
mengauskultasi
crakles dan ronchi pada jalan
nafas utama
Auskultasi
suara
paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui hasilnya
Monitor kekuatan inspirasi
maksimal, volume ekspirasi,
dan kapasitas vital
Monitor hasil ventilasi
mekanik, catat peningkatan
tekanan
inspirasi
dan
penurunan tidal volume (jika
klien memakai ventilator)
Monitor
peningkatan
kelelahan, cemas, dan lapar
udara
Catat perubahan SaO2,
SvO2 dan tidal Co2 (jika
klien memakai ventilator)
Monitor kemampuan klien
untuk batuk efektif
Monitor sekret respirasi
klien
Catat onset, karakteristik,
dan durasi batuk
Monitor
dyspnea
dan
kejadian yang meningkatkan
atau memperburuk respirasi
Buka jalan nafas dengan
chin lift atau jaw trust k/p
Posisikan klien pada satu
sisi untuk mencegah aspirasi
Lakukan resusitasi k/p
Lakukan tindakan terapi
respiratori
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor cairan (4130)
keperawatan selama .... x
Tentukan riwayat jenis dan
24 jam balance cairan
banyaknya intake cairan dan
adekuat
kebiasaan eliminasi
Balance
Cairan
Tentukan faktor resiko yang
(0601)
menyebabkan
Kriteria hasil:
ketidakseimbangan
cairan
Tekanan
darah
(hipertermi diuretic, kelainan
normal
ginjal, muntah, poliuri, diare,
Nadi perifer teraba
diaporesis, terpapar panas,
Tidak
terjadi
infeksi)
ortostatik
Monitor vital sign
hypotension
Monitor intake dan output
Intake-output
Periksa serum, elektrolit dan
seimbang dalam 24
membatasi
cairan
bila
jam
diperlukan
Serum,
elektrolit
Jaga keakuratan catatan
dalam batas normal
intake dan output
Hmt dalam batas
Monitor membrane mukosa,
normal
turgor kulit dan rasa haus
Tidak ada suara
Monitor warna dan jumlah
nafas tambahan
urine
BB stabil
Monitor distensi vena leher,
Tidak ada asites,
krakles, edema perifer dan
edema perifer
peningkatan berat badan
Tidak ada distensi
Monitor akses intravena
vena leher
Monitor tanda dan gejala
Mata tidak cekung
asites
Tidak bingung
Berikan cairan
Rasa haus tidak
Pertahankan aliran infus
berlebihan/ rakus
sesuai advis
Membran mukosa
2. Manajemen cairan (4120)
lembab
Pertahankan
keakuratan
Hidrasi kulit adekuat
catatan intake dan output
Pasang kateter kalau perlu
Monitor status hidrasi (
kelembaban
membran
mukosa, denyut nadi, tekanan
darah )
Monitor vital sign
Monitor
tanda
tanda
overhidrasi/ kelebihan cairan
( krakles, edema perifer,
distensi vena leher, asites,
edema pulmo )
Berikan cairan intravena
Monitor status nutrisi
Berikan intake oral selama
24jam
Berkan
cairan
dengan
selang ( NGT ) kalau perlu
Monitor
respon
klien
terhadap terapi elektrolit
Kolaborasi dokter jika ada
tanda dan gejala kelebihan
cairan
3. Monitoring Elektrolit (2020)
Monitor elektrolit serum
Laporkan
jika
ada
ketidakseimbangan elektrolit
Monitor tanda dan gejala
ketidakseimbangan elektrolit
( kejang, kram perut, tremor,
mual, dan muntah, lethargi,
cemas, bingung, disorientasi,
kram otot, nyeri tulang,
depresi pernafasan, gangguan
irama jantung, penurunan
kesadaran: apatis, coma )
4. Manajemen Elektrolit (2000)
Pertahankan cairan infus
yang mengandung elektrolit
Monitor
kehilangan
elektrolit
lewat
suction
nasogastrik, diare, diaporesis
Bilas NGT dengan normal
saline
Berikan diit makanan yang
kaya kalium
Berikan klien lingkungan
yang aman bagi klien yang
mengalami
gangguan
neurologis
atau
neuromuskuler
Kolaborasi dokter bila tanda
dan
gejala
ketidakseimbangan elektrolit
menetap
Monitor
respon
klien
terhadap terapi elektrolit
Monitor
efek
samping
pemberian
suplemen
elektrolit
Kolaborasi
dokter
pemberian
obat
yang
mengandung
elektrolit
(aldakton, Kcl, Kalsium
Glukonas)
Berikan suplemen baik
lewat oral, NGT, atau infus
sesuai advis dokter
1.
Pengkajian
Data fokus yang perlu dikaji:
a)
Riwayat kesehatan, meliputi:
1) Penyakit yang diderita sebelumnya ( DM, Hipertensi, ginjal, hepar, epilepsi, penyakit
darah )
2) Keluhan sebelum jatuh koma ( nyeri kepala, pusing, kejang )
3) Terjadinya koma mendadak atau perlahan-lahan
b)
Pemeriksaan fisik
1)
Keadaan Umum
2)
Pemeriksaan persistem
Sistem persepsi dan sensori: pemeriksaan panca indera
Sistem persyarafan : pemeriksaan neurologi koma
Tujuan: menentukan letak proses patologi Hemicerebral/ hemisperium, ataukah
di batang otak, dan etiologinya ( vaskuler, neoplasma, radang, trauma,
metabolik ), Meliputi:
o
Status kesadaran: nilai GCS ( Glasgow Coma Scale )
o
Pemeriksaan menentukan letak lesi: kortek, sub kortek, atau batang otak
Umum
Perhatikan automatisasi, berarti fungsi batang otak masih baik ( menelan,
membasahi bibir, menguap ), maka prognosenya baik.
o Myoclonic jerk multifokal berulang kali berarti terjadi gangguan metabolik
o Perhatikan letak lengan dan tungkai
Bila fleksi, maka terjadi kelainan pada hemisperium, fungsi batang
otak baik
Bila ekstensi, maka terjadi kelainan pada batang otak
Khusus
Pengamatan pola pernafasan, dapat menunjukkan letak dari proses
o
Cheyne stokes : proses di hemicerebral dan batang otak atas
o
Kusmaul : proses di batas mesencpl dan pons
o
Apnoutic breathing : proses di pons
o
Ataxing breathing : pernafasan cepat-dangkal dan tidak teratur, proses
diformato reticule batang otak
Kelainan pupil dan bola mata
( Penampang pupil, perbandingan pupil kanan dan kiri, bentuk, reflek )
Defiasi conjugate
o
Kedua bola mata kesamping kearah hemicerebral yang terganggu.
Besar, penampang pupil dan reaksi reflek cahaya normal, menunjukkan
kerusakan di pontamen
Kelainan thalamus
o
Kedua bola mata melihat ke hidung, dan tak dapat melihat ke atas,
pupil kecil, reflek cahaya lambat.
Kelainan pons
o
Kedua bola mata di tengah, bila dilakukan gerakan, Doll Eye M, pupil
sebesar titik (pin point pupil), reflek cahaya positif(+)
Kelainan di cerebellum
o
Kedua bola mata ditengah, pupil lebar, bentuk normal, reflek cahaya
positif(+)
Kelainan di nervus III
o
Pupil di daerah terganggu melebar, reflek cahaya positif (+), pupil
pada sisi sehat normal. Sering terlihat pada herniasi tentorium, nervus III
tertekan.
Reflek chepalik dari batang otak
Batang otak mempunyai banyak nucleas dan mempunyai reflek
tertentu. Melalui reflek tersebut dapat menilai bagian batang otak mana yang
terganggu.
o Reflek pupil (mesencpl) : reflek cahaya, reflek konsensual, felek
convergensi
Bila reflek cahaya tergangu atau negative maka terdapat gangguan di
mesencpl (bagian atas batang otak).
o Gerakan mata boneka (occulochepalic reflek), maka terjadi gangguan di
pons
o Occulo vestibuler reflek, terjadi gangguan di pons ( caloric test )
o Reflek kornea, terjadi gangguan di pons
o Occulo auditorik reflek, terjadi ganguan di MD
o Reaksi rangsang nyeri pada supra orbita, jaringan bawah kuku
Gerak abduksi : high level function, hemicerebral masih baik
Abduksi dan fleksi/ ekstensi : low level function, hemicerebral
masih baik
Hanya melakukan fleksi di lengan dan tungkai, berarti ada
gangguan di hemicerebral
Kedua lengan dan tungkai posisi posisi ekstensi ( DCR ), maka ada
gangguan di batang otak
3)
Sistem pernafasan : nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, bau nafas dan
kepatenan jalan nafas
4)
Sistem kardiovaskuler : nilai tekanan darah, nadi dan irama, kualitas dan
frekuensi
5)
Sistem gastrointestinal : nilai kemampaun menelan, peristaltik, adakah stress
ulcer, eliminasi (BAB, adakah retensi alvi)
6)
Sistem integumen : nilai warna, turgor, tektur kulit, adakah luka/ lesi
7)
Sistem reproduksi
8)
Sistem perkemihan : nilai frekuensi BAK, volume BAK, adakah retensio urine
c)
Pola Fungsi Kesehatan
1)
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, termasuk adakah kebiasaan merokok,
minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan sebelum terjadi koma.
2)
Pola aktivitas dan latihan : adakah keluhan lemas, pusing, kelelahan dan
kelemahan otot sebelum klien koma.
3)
Pola nutrisi dan metabolisme : adakah keluhan mual, muntah.
4)
Pola eliminasi : BAK dan BAB
5)
Pola tidur dan istirahat
6)
Pola kognitif dan perceptual
7)
Pola persepsi diri dan konsep diri
8)
Pola toleransi dan koping stress
9)
Pola seksual dan reproduksi
10)
Pola hubungan dan peran
11)
Pola nilai dan keyakinan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan koma adalah sebagai
berikut:
a)
Kebersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan fisiologis ( disfungsi
neuromuskuler ).
b)
Kurang perawatan diri : makan, mandi, toiletting berhubungan dengan penurunan
kesadaran.
c)
Perfusi jaringan serebral tak efektif berhubungan dengan hipoksia otak.
d)
Pola nafas tak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler dan
hipoventilasi.
e)
Resiko aspirasi, faktor resiko: penurunan tingkat kesadaran, penurunan fungsi otototot pernafasan
f)
Resiko konstipasi, faktor resiko: fisiologis ( penurunan motilitas traktus
gastrointestinal dan perubahan pola makan dan makanan dari biasanya ).
g)
Resiko terjadi kerusakan integritas kulit, faktor resiko: immobilisasi fisik dan
perubahan sirkulasi
h)
Resiko ketidakseimbangan volume cairan, faktor resiko: penurunan fungsi ginjal
akibat penurunan kesadaran/ koma
i)
Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan, faktor resiko: tak mampu
memasukkan, mencerna, dan mengabsorbsi makanan karena faktor biologi ( penurunan
kasadaran/ koma )
j)
Resiko infeksi, faktor resiko: prosedur invasif
Rencana Perawatan
No
1.
Diagnosa keperawatan/
masalah kolaborasi
Kebersihan jalan nafas tak
efektif berhubungan
dengan fisiologis
(disfungsi neuromuskuler),
dengan batasan
karakteristik:
Dyspnea, penurunan
suara nafas
Kelainan suara nafas
(ronchi)
Batuk tak efektif/ tak ada
Produksi sputum banyak
Klien gelisah
Perubahan frekuensi dan
irama nafas
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Setelah dilakukan tindakan 1.
keperawatan selama .... X
24 jam, diharapkan klien
menunjukkan jalan nafas
yang paten.
NOC: respiratory status:
airway patency (0410)
Indikator:
Tak ada kecemasan /
gelisah
Frekuensi nafas 1624x/menit
Irama nafas teratur
Sputum
dapat
dikeluarkan dari jalan
Manajemen jalan nafas
Buka jalan nafas, gunakan
teknik chin lift atau jaw trust
bila perlu
Posisikan
klien
untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi klien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada
bila perlu
Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara berlebihan
nafas
Tak ada
tambahan
suara
nafas
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronchodilator bila
perlu
Berikan pelembab udara
Atur intake cairan utuk
mengoptimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi dan status
oksigen
2. Suction jalan nafas (3160)
Pastikan kebutuhan oral
suctioning
Auskultasi
suara nafas
sebelum
dan
sesudah
suctioning
Informasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning
Berikan oksigen dengan
menggunakan nasal untuk
memfasilitasi
suction
nasotrakheal
Gunakan alat yang steril
setiap melakukan tindakan
Hentikan
suction
dan
berikan O2 apabila klien
menunjukkan bradikardia dan
peningkatan saturasi O2
2.
Resiko aspirasi, faktor
resiko:
penurunan tingkat
kesadaran
penurunan fungsi
otot -otot pernafasan
Setelah dilakukan tindakan 1.
Suction jalan nafas (3160)
keperawatan selama ....x
Lihat diagnosa 1
24 jam klien mampu
mencapai:
2.
Pencegahan
aspirasi
1.
Respiratori status:
(3200)
ventilasi
(pertukaran Monitor tingkat kesadaran,
gas dalam paru) 0403,
reflek menelan, gangguan
indikator:
reflek,
dan
kemampuan
Irama nafas teratur
menelan
RR: 16-24 x/mnt
Monitor status paru paru
Ekspansi
dada Pertahankan jalan nafas
simetris
Jaga suction selalu siap pakai
Bernafas
spontan/ Cek posisi NGT sebelum
mudah
memberikan makanan
Suara nafas bersih
Cek residu NGT sebelum
Tak ada retraksi
memberikan makanan
dada
Hindari
memasukkan
Tak ada suara nafas
makanan jika residu masih
tambahan
banyak
2. Respiratori status: gas Posisikan kepala/ tinggikan
exchange (pertukaran
bed 30-40 menit setelah
gas CO2 dan O2 di
pemberian makanan
alveoli
(0402)
indikator:
3. Monitoring Respirasi (3350)
Bernafas mudah
Monitor
rata
rata,
Tak ada dyspnea
kedalaman, irama, dan usaha
Tak ada cyanosis
respirasi
Saturasi O2 85-
Catat pergerakan dada,
100%
amati
kesimetrisan,
PaO2
70-100
penggunaan
otot
otot
mmHg dan PaCO2
tambahan, retraksi otot supra
35-45 mmHg, jika
klavikula, dan intercostals
klien
memakai
Monitor
suara
nafas
ventilator
seperti dengkur/ ngorok
Monitor
pola
nafas,
bradipnea,
takipnea,
kusmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes, biot.
Palpasi
kesamaan
ekspansi paru
Perkusi thorak anterior
dan posterior dari apeks
sampai basis bilateral
Catat lokasi trachea
Monitor kelelahan otot
diafragma
(gerakan
paradoksi)
Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan atau tak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskultasi cracles dan
ronchi pada jalan nafas utama
Auskultasi suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui hasilnya
Monitor hasil ventilasi
mekanik, catat peningkatan
tekanan
inspirasi
dan
penurunan tidal volume (jika
klien memakai ventilator)
Catat
perkembangan
SaO2, dan tidal CO2,
perubahan AGD (jika klien
memakai ventilator)
Monitor kemampuan klien
untuk batuk efektif
Monitor sekret respirasi
klien
Catat onset, karakteristik,
dan durasi batuk
Monitor dyspnea dan
kejadian yang meningkatkan
atau memperburuk respirasi
Buka jalan nafas dengan
chin lift atau jaw trust k/p
Posisikan klien pada satu
sisi untuk mencegah aspirasi
Lakukan resusitasi k/p
Lakukan tindakan terapi
respiratori
4. Posisioning/ mengatur posisi
(0840)
Atur posisi klien semi
fowler, ekstensi kepala
Miringkan kepala bila
muntah
3.
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh, faktor
resiko: tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna,
mengabsorbsi makanan
karena faktor biologis
(penurunan kesadaran/
koma), dengan batasan
karakteristik:
Dilaporkan adanya
intake makanan kurang
dari kebutuhan yang
dianjurkan
Konjunctiva dan
membran mukosa pucat
Pembuluh kapiler
rapuh
Klien tak mampu
menelan dan mengunyah
makanan
Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
NOC label: Status Nutrisi
1. Monitoring gizi
Monitor masukan kalori dan
bahan makanan
Amati rambut yang kering
dan mudah rontok
Amati tingkat albumin,
protein total, Hb, Hmt, GDS,
cholesterol dan trigliseride
Monitor muntah
Amati jaringan mukosa
yang pucat, kemerahan, dan
kering
Amati konjunctiva yang
pucat
Amati turgor kulit dan
perubahan pigmentasi
Catat
adanya
edema,
hiperemik, hipertonik papilla
lidah dan cavitas oral
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ….x
24 jam status nutrisi klien
meningkat/ membaik
1.
Status
Nutrisi
(1004) Indikator:
Intake
makanan
dan minum adequat
Tanda
tanda
malnutrisi tidak ada
Konjunctiva dan
membran
mukosa
tidak pucat
Turgor kulit baik
2.
Status
nutrisi:
Biochemical Measures
(1005)
Indikator:
Protein total: 5,3-8,9 2. Manajemen Nutrisi
gr/dl
Kaji apakah klien alergi
Albumin:
3,8-4,4
makanan
gr/dl
Kerjasama dengan ahli gizi
Globulin:
1,5-4,5
dalam menentukan jumlah
gr/dl
kalori, protein, dan lemak
Hmt: 37-47 %
secara tepat sesuai dengan
Hb: 10-16 gr/dl
kebutuhan klien
GDS: 180 mg%
Masukkan kalori sesuai
Cholesterol:
140dengan kebutuhan
250 mg%
Monitor catatan makanan
Trigliseride: 45-160
yang masuk atas kandungan
mg%
gizi dan jumlah kalori
3.
Nutrisi
status:
Kolaborasi penambahan inti
Food and Fluid intake
protein, zat besi, dan vitamin
(1008) Indikator:
C yang sesuai
Intake makanan per
Pastikan
bahwa
diit
NGT adekuat
mengandung makanan yang
Intake cairan per
berserat
tinggi
untuk
NGT adekuat
mencegah sembelit
Intake Total Protein
Beri makanan protein tinggi,
Nutrition
(TPN)
kalori tinggi, dan bergizi
adekuat
yang sesuai
Intake
cairan
parenteral adekuat
3. Terapi Gizi
NB: skala adekuat
Monitor masukan cairan dan
1-5
makanan,
hitung
kalori
makanan dengan tepat
Kolaborasi ahli gizi
Pastikan diit gizi serat dan
buah buahan yang cukup
Pantau
laboratorium
biokimia jika perlu (protein,
albumin, globulin, Hb, Hmt,
GDS,
chollesterol,
trigliseride)
Evaluasi
tanda
tanda
kerusakan gizi
Berikan perawatan mulut
4.
Pola nafas tak efektif
berhubungan dengan
disfungsi neuromuskuler
dan hipoventilasi dengan
batasan karakteristik:
Menggunakan otot
pernafasan tanmbahan
Dyspnea
Ortopnea
Perubahan
pengembangan dada
Nafas pendek
Tahan ekspansi
berlangsung sangat lama
Pernafasan rata rata
16-24x/menit
Kedalaman
pernafasan: tidal volume
500ml saat istirahat
Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen airway
keperawatan selama .... x Lihat intervensi diagnosa 1,
24 jam klien mencapai:
Kebersihan jalan nafas
1. Status
respirasi:
Ventilasi
2. Terapi Oksigen
Indikator:
Bersihkan jalan nafas dari
Status respirasi:
sekret
ventilasi pergerakan
Pertahankan jalan nafas
udara ke dalam dan
tetap efektif
keluar paru
Berikan oksigen sesuai
Kedalaman
instruksi
inspirasi
dan
Monitor aliran oksigen,
kemudahan bernafas
canul oksigen, dan humidifier
Ekspansi
dada
Observasi
tanda
tanda
simetris
hipoventilasi
Suara
nafas
Monitor
respon
klien
tambahan tidak ada
terhadap pemberian oksigen
Nafas
pendek
tidak ada
3. Monitoring Vital Sign
2.
Vital sign status
Monitor TD, nadi, suhu, dan
Indikator:
Status tanda vital
(RR, TD) dalam
rentang
yang
diharapkan
RR: 16-24x/mnt
TD:
120-140
mmHg
70-90
RR
Catat adanya fluktuasi TD
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor kualitas nadi
Monitor adanya pulsus
paradoks
Monitor adanya pulsus
alteransmonitor jumlah dan
irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya chusing
triad (tekanan nadi yang
melebar,
bradikardia,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dan
perubahan vital sign
4. Monitor Respirasi
Monitor
rata
rata,
kedalaman, irama, dan usaha
respirasi
Catat pergerakan dada,
amati
kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraventrikuler
dan intercostals
Monitor suara nafas, seperti
dengkur
Monitor
pola
nafas:
bradipnea, takipnea, kusmaul,
hiperbentilasi, cheyne stokes,
biot
Palpasi kesamaan ekspansi
paru
Perkusi thoraks anterior dan
posterior dari apeks sampai
basis bilateral
Monitor kelelahan otot
diafragma (gerakan paradoks)
Auskultasi suara nafas, catat
area penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
Tentukan kebutuhan suction
5.
Resiko ketidakseimbangan
volume cairan, faktor
resiko: penurunan fungsi
ginjal akibat penurunan
kesadaran/ koma
dengan
mengauskultasi
crakles dan ronchi pada jalan
nafas utama
Auskultasi
suara
paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui hasilnya
Monitor kekuatan inspirasi
maksimal, volume ekspirasi,
dan kapasitas vital
Monitor hasil ventilasi
mekanik, catat peningkatan
tekanan
inspirasi
dan
penurunan tidal volume (jika
klien memakai ventilator)
Monitor
peningkatan
kelelahan, cemas, dan lapar
udara
Catat perubahan SaO2,
SvO2 dan tidal Co2 (jika
klien memakai ventilator)
Monitor kemampuan klien
untuk batuk efektif
Monitor sekret respirasi
klien
Catat onset, karakteristik,
dan durasi batuk
Monitor
dyspnea
dan
kejadian yang meningkatkan
atau memperburuk respirasi
Buka jalan nafas dengan
chin lift atau jaw trust k/p
Posisikan klien pada satu
sisi untuk mencegah aspirasi
Lakukan resusitasi k/p
Lakukan tindakan terapi
respiratori
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor cairan (4130)
keperawatan selama .... x
Tentukan riwayat jenis dan
24 jam balance cairan
banyaknya intake cairan dan
adekuat
kebiasaan eliminasi
Balance
Cairan
Tentukan faktor resiko yang
(0601)
menyebabkan
Kriteria hasil:
ketidakseimbangan
cairan
Tekanan
darah
(hipertermi diuretic, kelainan
normal
ginjal, muntah, poliuri, diare,
Nadi perifer teraba
diaporesis, terpapar panas,
Tidak
terjadi
infeksi)
ortostatik
Monitor vital sign
hypotension
Monitor intake dan output
Intake-output
Periksa serum, elektrolit dan
seimbang dalam 24
membatasi
cairan
bila
jam
diperlukan
Serum,
elektrolit
Jaga keakuratan catatan
dalam batas normal
intake dan output
Hmt dalam batas
Monitor membrane mukosa,
normal
turgor kulit dan rasa haus
Tidak ada suara
Monitor warna dan jumlah
nafas tambahan
urine
BB stabil
Monitor distensi vena leher,
Tidak ada asites,
krakles, edema perifer dan
edema perifer
peningkatan berat badan
Tidak ada distensi
Monitor akses intravena
vena leher
Monitor tanda dan gejala
Mata tidak cekung
asites
Tidak bingung
Berikan cairan
Rasa haus tidak
Pertahankan aliran infus
berlebihan/ rakus
sesuai advis
Membran mukosa
2. Manajemen cairan (4120)
lembab
Pertahankan
keakuratan
Hidrasi kulit adekuat
catatan intake dan output
Pasang kateter kalau perlu
Monitor status hidrasi (
kelembaban
membran
mukosa, denyut nadi, tekanan
darah )
Monitor vital sign
Monitor
tanda
tanda
overhidrasi/ kelebihan cairan
( krakles, edema perifer,
distensi vena leher, asites,
edema pulmo )
Berikan cairan intravena
Monitor status nutrisi
Berikan intake oral selama
24jam
Berkan
cairan
dengan
selang ( NGT ) kalau perlu
Monitor
respon
klien
terhadap terapi elektrolit
Kolaborasi dokter jika ada
tanda dan gejala kelebihan
cairan
3. Monitoring Elektrolit (2020)
Monitor elektrolit serum
Laporkan
jika
ada
ketidakseimbangan elektrolit
Monitor tanda dan gejala
ketidakseimbangan elektrolit
( kejang, kram perut, tremor,
mual, dan muntah, lethargi,
cemas, bingung, disorientasi,
kram otot, nyeri tulang,
depresi pernafasan, gangguan
irama jantung, penurunan
kesadaran: apatis, coma )
4. Manajemen Elektrolit (2000)
Pertahankan cairan infus
yang mengandung elektrolit
Monitor
kehilangan
elektrolit
lewat
suction
nasogastrik, diare, diaporesis
Bilas NGT dengan normal
saline
Berikan diit makanan yang
kaya kalium
Berikan klien lingkungan
yang aman bagi klien yang
mengalami
gangguan
neurologis
atau
neuromuskuler
Kolaborasi dokter bila tanda
dan
gejala
ketidakseimbangan elektrolit
menetap
Monitor
respon
klien
terhadap terapi elektrolit
Monitor
efek
samping
pemberian
suplemen
elektrolit
Kolaborasi
dokter
pemberian
obat
yang
mengandung
elektrolit
(aldakton, Kcl, Kalsium
Glukonas)
Berikan suplemen baik
lewat oral, NGT, atau infus
sesuai advis dokter