Resistensi Buruh Terhahap Kebijakan Sistem Outsourcing ( Studi kasus : Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) di kota Medan)

BAB II
PROFIL GABUNGAN SERIKAT BURUH INDONESIA ( GSBI )
A. Sejarah Lahirnya GSBI
Sejarah pergerakan serikat buruh di indonesia dapat dibagi kedalam
beberapa periode yaitu pada rezim kolonial Belanda dan Jepang. Periode setelah
proklamasi kemerdekaan, Oede Baru dan masa Reformasi (saat ini ).
Pada tahun 1894 muncul serikat pekerja di Indonesia seperti NIOG
(Nederland Indies Onderw Genoots ). Perserikatan dari guru-guru bangsa
Belanda. 36 Pada tahun 1908 berdiri organisasi-organisasi buruh seperti, VSTP (
Vereeniging van Spoor-en Tremwege Personel in naderland indie) dipimpin
Semaoen dan para pimpinannyayang beraliran Sosialis Komunis yang bertujuan
membela hak-hak dan kemjuan kaum buruh kereta api. Tahun 1916 berdiri PPBB
(Perserikatan Pegawai Pengadaian Bumi Putra) dipimpin R.Soro Kardono. Tahun
1928 berdiri SKBI (Serikat Kaum Buruh Indonesia) dipimpin Iwa Kusuma
Sumantri. Tahun 1942 berdiri SBO (Serikat Buruh Ondenering) perserikatan
perama dari pegawai perkebunan. 37
Selanjutnya pada masa proklamasi kemerdekaan, muncul BBI (Barisan
Buruh Indonesia). Muncul karena kondisi kemerdekaan indonesia harus diisi
dengan perjuangan gerakan buruh agar peran kaum buruh dalam mengisi
kemerdekaan indonesia tetap diperhitungkan. Kemudian berdiri SOBSI (Sentral


36
37

Sandra, “Sejarah Pergerakan Buruh Indonesia” (jakarta;Turc, cetakan pertama,2007).hal.3
Iskandar Tedjasukmana, “Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indoensia” (Jakarta;Truc,2008) hal.3

Universitas Sumatera Utara

Organisasi Buruh Seluruh Indonesia) menggantikan GASBI (Gabungan Serikat
Buruh Indonesia). 38
Reformasi yang dialami kaumburuh adalah ketika dikeluarkannya
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 tahun 1998 terkait pendaftaran serikat
buruh. Hal ini juga sekaligus mengakhiri era serikat buruh tunggal yang dikuasi
oleh SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia). Selanjutnya diperkuat dengan
dikeluarkannya Undang-undang Serikat Pekerja/Serikat Buruh No 21 Tahun 2000
Tentang serikat Pekerja/Serikat Buruh pada era Abdurrahman Wahid tahun 2000
era serikat tunggal yang dapat dikontrol negara diberhentikan. 39
a. Bahwasanya kemerdekaan berserikat, berkumpul, dalam mengeluarka
pikiran secara lisan ataupun tulisan, mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan layak bagi manusia, dan mempunyai kedudukan yang

sejajar (sama) dalam hukum adalah merupakan hak dari setiap warga
negara.
b. Bahwasanya

dalam

rangka

mewujudkan

kemerdekaan

dalam

berserikat, pekerja/buruh berhak mendirikan atau membentuk dan juga
mengembangkan serikat pekerja/serikat buruh yang bebas, mandiri
beranggung jawab, terbuka dan demokratis.
c. Bahwasanya serikat pekerja/serikat buruh meruupakan sebuah sarana
untuk melindungi, membela dan memperjuangkan dari kepentingan
juga kesehjateraan pekerja/buruh dengan pengusaha dan pemerintah

38

Sandra, Op.cit., hal.61
Drs.M. Benoe SatryonWibowo, 2002,”Himpunan Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan”
(Yogyakarta; Penerbit Andi) hal.,282.
39

Universitas Sumatera Utara

sehingga dapat menghasilkan suasana yang harmonis, dinamis dan
adil.
d. Bahwasanya berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang telah
dijelaskan pada huruf a,b,c, maka perlu ditetapkan undang-undang
tentang serikat

pekerja/serikat

buruh. (Undang-undang Serikat

Pekerja/Serikat Buruh No 21 Tahun 2000).

Proses lahirnya GSBI dalam kancah perserikat buruhan di Indonesia
pembangunannya jauh sudah di mulai sejak tahun 80-an yang di rintis oleh
beberapa aktivis dan tokoh buruh dan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) pejuang hak buruh yaitu SISBIKUM (Yayasan Saluran Informasi Sosial
dan Bimbingan Hukum) dengan cara melakukan kerja-kerja penyadaran dan
pengorganisasian, pendidikan dan bantuan hukum/advokasi buruh di tingkat
komunitas yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi
(Jabodetabek).
Untuk menghindari kejaran otoriter rezim orde baru pada saat itu sebagai
alat berkumpulnya kawan-kawan buruh yang diorganisir pada tahun 1990-an di
bentuklah komunitas TEATER BURUH INDONESIA atau yang lebih di kenal
dengan TBI. TBI adalah organisasi yang bergerak dibidang kesenian dan
kebudayaan yang menghimpun kreatifitas dan potensi kaum buruh dengan
aktivitas mulai dari bermain musik, lagu-lagu perjuangan dan kehidupan buruh,
puisi, melukis serta teater/drama dan juga pendidikan-pendidikan hukum
perburuhan, diskusi-diskusi, penerbitan bulletin dan pementasan Teater serta hasil

Universitas Sumatera Utara

karya-karya kaum buruh. Pada tahap selanjutnya proses penyadaran dan

pengorganisasian buruh di fokuskan pada pengorganisiran buruh-buruh di
perusahaan-perusahaan

sepatu

terutama

yang

memproduksi

merk/lisensi

internasional, seperti: Nike, Adidas, Fuma, Filla, Reebok dll. Dari hasil kerja
keras tersebut lahirlan kelompok-kelompok belajar buruh pabrik sepatu yang
tersebar di wilayah Jabodetabek, selanjutnya kelompok-kelompok belajar buruh
ini mempersatukan diri menjadi organisasi dan pada Tanggal 15 Desember 1996
di Cisarua Bogor Jawa Barat di bentuk serta di deklarasikan serikat buruh di
sektor Sepatu dan Perlengkapannya [foot wear] yang di berinama “Perkumpulan
Buruh


Pabrik

Sepatu”

yang

selanjutnya

di

singkat

PERBUPAS. 40

PERBUPAS adalah serikat buruh yang menghimpun potensi buruh-buruh
yang bekerja di pabrik sepatu, dengan tujuan guna memperkuat posisi tawar,
perlindungan dan juga perjuangan peningkatan kesejahteraan buruh disektor
sepatu dan perlengkapannya. Proses pengorganisasian ini di ikuti oleh
buruh/kelompok belajar buruh dipabrik Garmen dan Tekstil yang pada tanggal 17

Agustus 1997 di Bumi Perkemahan Jambore Cibubur, Jakarta Timur,
mendeklarasikan serikat buruh yang diberi nama “Asosiasi Buruh Garmen dan
Tekstil ” yang selanjutnya di singkat ABGTeks.
Pada saat itu juga sudah mulai berkembang kelompok diskusi di beberapa
perusahaan di berbagai jenis Industri/lapangan pekerjaan. Karena pada tahuntahun itu serikat buruh/pekerja yang diakui dan diperbolehkan oleh pemerintah
40

Sejarah Gabungan Serikat Buruh Indonesia, tersedia di http://www.infogsbi.org/p/sejarah-gsbi.html;
internet, diakses pada 01 juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

hanya SPSI, maka pada tahap awal Program Kerja dari kedua serikat buruh
tersebut (PERBUPAS dan ABGTEKS) adalah di fokuskan pada penguatan buruh
dan perluasan organisasi di kedua sektor tersebut melalui diskusi-siskusi,
pendidikan dan pelatihan, advokasi dan juga penerbitan berbagai brosur tentang
perburuhan secara tertutup dengan gerakan pengorganisasian di bawah tanah. Hal
ini disebabkan pada masa itu rejim orde baru tidak memberikan tempat kepada
buruh untuk membentuk serikat buruh lain diluar Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (SPSI) sebagai satu-satunya serikat buruh yang diakui oleh negara dan

berhak melakukan perundingan baik di pabrik maupun dalam sekala yang lebih
luas. 41
Dengan dirativikasinya Konvensi ILO 87/1948 dan juga di keluarkannya
Permenaker No. 05 tahun 1998 Artinya kran kebebasan berserikat bagi kaum
buruh telah di buka seluas luasnya oleh Pemerintah, maka dengan menggunakan
kesempatan tersebut serikat-serikat buruh yang tergabung dalam Perkumpulan
Buruh Pabrik Sepatu (PERBUPAS) maupun Asosiasi Buruh Garmen dan Tekstil
(ABGTeks) serta kelompok belajar buruh yang berada di berbagai perusahaan di
wilayah Jabodetabek dengan segera menyikapi perubahan tersebut dengan
mendeklarasikan serikat buruh di tingkat pabrik dan mencatatkannya di
Departemen Tenagakerja untuk menjadi serikat buruh yang legal.

41

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Seiring dengan perkembangan PERBUPAS dan ABGTeks lahir pula
berjamuran dalam proses kerja-kerja pengorganisasian ini serikat-serikat buruh

tingkat pabrik di berbagi jenis Industri, seperti Latek, Otomotif, Alumunium,
Plastik, Kimia dllnya. Mengingat persatuan dan serikat buruh yang kuat yang
memiliki basis yang mengakar, anggota yang terpimpin, terdidik dan terorganisir
yakin yang akan mampu merubah kondisi perburuhan maka sangat mutlak
dibutuhkan pada saat itu adalah harus lahir adanya serikat buruh baru ditingkat
nasional yang independen dan sejati yang menghimpun seluruh kekuatan kaum
buruh di Indonesia. Maka pada bulan November 1998 bertempat di Cimanggis
Depok diadakan pertemuan antara SISBIKUM – PERBUPAS – ABGTeks dan
pimpinan PTP serikat buruh tingkat perusahaan, dalam pertemuan tersebut semua
pihak sepakat untuk membentuk federasi tingkat nasional. 42
Pada akhirnya berdasarkan pada prinsip kesadaran dan demi untuk
mempersatukan

kaum

buruh,

perjuangan

serikat


buruh-serikat

buruh,

mengkonsolidasikan organisasi serikat-serikat buruh, memimpin langkah-langkah
perjuangan yang rapat dan kompak bersatu, serta memelihara setia kawan
(solidaritas) dalam praktek dikalangan segenap kaum buruh dalam pusat
perjuangan buruh yang sejati serta merujuk pada (1). Konvensi ILO No. 87,
tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi, (2).
Konvensi ILO No. 98, mengenai Kebebasan Berorganisasi dan Berunding
Bersama serta (3). Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05/MEN/1998, tentang
42

Pendirian Gabungan Serikat Buruh Indonesia, http://www.infogsbi.org/p/sejarah-gsbi.html., diaskes pada
02 juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

Pendaftaran Serikat Pekerja, dan sebagai tindak lanjut dari pertemuan November

1998 maka pada tanggal 21 Pebuari 1999 GSBI di bentuk dan dirikan di
Mekarsari Depok Jawa Barat oleh 17 (tujuh belas) Serikat Buruh Tingkat
Perusahaan (PTP), 9 (sembilan) Kelompok Belajar Buruh yang tersebar di
berbagai pabrik di Jabodetabek, oleh 2 (dua) Federasi Nasional Serikat Buruh
(PERBUPAS DAN ABGTEKS) serta puluhan Individu aktivis dan tokoh buruh
seperti bapak Arist Merdeka Sirait, yang selanjutnya GSBI di deklarasikan ke
tengah-tengah publik pada Tanggal 21 Maret 1999 di Jakarta di Lapangan Tenis
Gelora Bung Karno Jakarta, yang dihadiri tidak kurang oleh 7.000 (tuju ribu)
buruh dari berbagai sektor industri dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang,
Bekasi dan Depok.43

43

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

B. Gambaran Masa Kini Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI)
Ditahun

masa

sekarang

ini

tuntutan

untuk

perubahan

dibidang

ketenagakerjaan juga merupakan hal keharusan untuk dilakukan perubahan.
Dengan waktu yang tidak lama setelah berakhirnya orde baru akan diadakan
konferensi ILO (International Labour Oragnitation) di bulan juni 1998. Pada
konferensi ILO, pemerintah mencabut Kepmenaker No 45 tentang pendaftaran
SPSI dan menggantinya dengan Kepmenaker No 5 tahun 1998 yang
memungkinkan lahirnya Serikat Pekerja di luar SPSI.44 Pemerintah juga
meratifikasi Konvensi ILO tentang Kebebasan Berserikat dan perlindungan hak
untuk berorganisasi, 1948 (No.87) dengan keputusan Presiden RI No.83 tahun
1998. 45
Gabungan Serikat Buruh Indonesia yang selanjutnya di singkat GSBI di
sahkan pada tanggal 26 Mei 2015 dalam Kongres Nasional Ke III pada 23 - 27
Mei 2015 di Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat, merupakan kelanjutan dari
Gabungan

Serikat

Buruh

Indonesia/Federation

of

Independent

Trade

Union (GSBI) yang didirikan dan dideklarasikan pada tanggal 21 Maret 1999 di
Jakarta.
GSBI adalah organisasi Pusat Perjuangan Buruh dari berbagai macam
bentuk organisasi serikat suruh sektoral dan non-sektoral yang independen,
militan, patriotik dan demokratis. GSBI terbentuk dan lahir dalam semangat
44
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang Pendaftaran Organisasi
Serikat Buruh Nomor: per-05/MEN/1998.
45
Keputusan Presiden Nomor: 83 Tahun 1998 Tanggal 5 Juni Tentang Pengesahan Convention Concering
Freedom Association of The Right to Organise (Konvensi Pengesahan tentang Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi).

Universitas Sumatera Utara

persatuan dan dalam gelora perjuangan rakyat

untuk

perubahan untuk

menggulingkan rezim otoriter Soeharto untuk demokrasi sejati.
GSBI didirikan untuk bekerja dan berjuang mempersatukan kaum buruh
dan serikat buruh-serikat buruh, mengkonsolidasikan organisasi serikat-serikat
buruh, memimpin langkah-langkah perjuangan yang rapat dan kompak bersatu,
serta memelihara setia kawan (solidaritas) dalam praktek dikalangan segenap
kaum buruh dalam garis serikat buruh sejati yang Independen, militan, patriotik
dan

demokratis,

untuk

membela,

melindungi,

mempromosikan

dan

memperjuangkan hak dan kepentingan kaum buruh untuk mendapatkan pekerjaan,
upah yang layak, jaminan sosial, kondisi kerja dan syarat-syarat kerja yang
manusiawi, hak untuk kebebasan serikat buruh, berunding secara kolektif, hak
untuk mogok, untuk demokrasi dan solidaritas internasional untuk perdamaian
diantara bangsa-bangsa. Untuk memastikan dan mewujudkan partisipasi kaum
buruh yang nyata dalam perjuangan demokratis nasional, pekerjaan serta
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Serikat buruh diciptakan bukan tidak memiliki pernyataan sikap terhadap
masalah-masalah atas buruh yang sangat sering berhadapan dengan peraturan
yang dicptakan oleh pemerintah dan kepada perusahaan-perusahaan. Sebagai
sebuah organisasi yang mendengarkan aspirasi buruh, gabungan serikat buruh
sering menyatakan pendapatnya secara nyata. GSBI memandang adanya konflik
antar-serikat adalah sesuatu yang alamiah. Namun demikian GSBI juga
berpandangan bahwa adanya konflik antar-serikat buruh dicipatakan oleh pihak

Universitas Sumatera Utara

manajemen. Dengan pandangan demikian, jika ada konflik antarserikat buruh,
GSBI mengharapkan agar manajemen menjadi fasilitator atau mediator dalam
konflik tersebut. Disamping itu GSBI juga, melibatkan pemerintah dalam hal ini
Disnaker sebagai penengah dalam konflik antar-serikat buruh. Cara lainnya adalah
melibatkan pihak buyer dan melakukan investigasi atas persoalan yang terjadi. 46
Organisasi GSBI bersifat Independen, terbuka, militan, nasional patriotik,
demokratis, dan bertangung jawab serta tidak menjadi bagian atau onderbouw dari
salah

satu

organisasi

partai
Pusat

politik. Sedangkan Bentuk dari
Perjuangan

Buruh dari

organisasi GSBI

berbagai

macam

adalah
bentuk

organisasi serikat buruh sektoral dan non-sektoral. Organisasi GSBI berazaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Solidaritas Buruh Seluruh Dunia
Sebagai sebuah organisasi serikat pekerja/serikat buruh yang selalu memiliki
prinsip melawan terhadap setiap perlakuan tidak adil kepada buruh, maka semua
itu akan dapat diperbuat di dalam sistem yang diciptakan serikat buruh tersebut.
Serikat pekerja tercipta diharapkan dapat menjalankan peranannya dan tugasnya
dengan baik terutama sebagai kekuatan sosial menyelenggarakan pendidikan
politiksehingga seluruh anggotanya menghayati dan mengamalkan hak dan
keawajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan

politik

mengarahkan

anggota akan kesadaran nasional, disiplin nasional dan menguasai perkembangan
nasional, menyangkut semua aspek kehidupan Negara dan Bangsa berdasarkan

46

Rini Purwaningsih,”KONFLIK ANTAR SERIKAT BURUH”Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September
2008, Vol. 15, No.2,hal.147.

Universitas Sumatera Utara

pancasila. 47 Sebagai serikat pekerja/serikat buruh yang sah di dalam hukum, maka
adapun tujuan Gabungan Serikat Buruh adalah : 48
1. Mempersatukan dan memperkuat perjuangan socialekonomi, politik dan
kebudayaan kaum buruh dalam menghadapi penindasan dan penghisapan.
2. Meningkatkan kesadaran politik kaum buruh melalui pendidikan yang
intensif, pengorganisasian, mobilisasi dan pemogokan untuk perjuangan
dalam meningkatkan kesejahteraan kaum buruh dan keluarganya.
3. Membela, melindungi, mempromosikan dan memperjuangkan hak dan
kepentingan kaum buruh untuk mendapatkan pekerjaan, upah yang layak,
jaminan sosial, kondisi kerja dan syarat-syarat kerja yang manusiawi, hak
untuk kebebasan serikat buruh, berunding secara kolektif, hak untuk
mogok, untuk demokrasi sejati dan perdamaian.
4. Memastikan dan mewujudkan partisipasi kaum buruh yang nyata dalam
perjuangan demokratis nasional, pekerjaan, kehidupan berbangsa dan
bernegara bersama-sama kelompok masyarakat lainnya sebagaimana citacita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan Undang-Undang Dasar
1945 untuk Indonesia yang berdaulat, demokratis, kaum buruh dan rakyat
yang sejahtera adil dan makmur.
5. Mempersatukan

perjuangan

serikat

buruh-serikat

buruh,

mengkonsolidasikan organisasi serikat-serikat buruh, memimpin langkah-

47

Sarwo Edhi Wibowo,1987,”Pedoman Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila”, Jakarta, Yayasan
Tripartit Nasional,hal.,69.
48
GSBI, “Tentang Tujuan GSBI”, tersedia di http://www.infogsbi.org/p/blog-page_7113.html; diunduh pada
03 juni 2017

Universitas Sumatera Utara

langkah perjuangan yang rapat dan kompak bersatu, serta memelihara setia
kawan (solidaritas) dalam praktek dikalangan segenap kaum buruh.
Sebagai serikat buruh, maka GSBI mempunyai cita-cita dan tujuan
meningkatkan kesejahteraan kaum buruh serta memperjuangkan perbaikan
nasib, syarat-syarat kerja dan penghidupan yang layak sesuai dengan
kemanusiaan juga memperjuangkan terciptanya perluasan kesempatan kerja
dalam rangka mensukseskan pembangunan. Maka secara umum tugas dan
fungsi GSBI adalah : 49
1. Sebagai

alat

perjuangan

kaum

buruh

dalam

meningkatkan

kesejahteraan buruh dan keluarganya serta memberikan perlindungan hak
serta kepentingan bagi kaum buruh dari kondisi kerja dan syarat kerja
yang buruk serta hantaman arus modal dalam negeri maupun modal asing.
2. Mempersatukan kaum buruh dan berbagai macam bentuk organisasi
serikat buruh sektoral dan non-sektoral untuk mewujudkan solidaritas
dalam mempertahankan, mempromosikan hak dan kepentingan kaum
buruh serta memperkuat perjuangan perbaikan sosial ekonomi, politik dan
kebudayaan kaum buruh.
3. Sebagai sekolah bagi kaum buruh untuk memiliki kemampuan seni
memimpin dan kepemimpinan yang handal, menciptakan agitator dan
propagandis handal serta keterampilan dalam mengatur organisasi dengan

49

GSBI, “Tentang Fungsi GSBI”, tersedia di http://www.infogsbi.org/p/blog-page_7113.html; diunduh pada
03 juni 2017

Universitas Sumatera Utara

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, kursus-kursus serta pusat
informasi dalam

rangka meningkatkan kesadaran, mutu pengetahuan,

keterampilan

produktivitas

dan

yang

menyangkut

perkembangan

perburuhan dalam rangka pengembangan dan penguatan serikat buruh dan
perjuangannya.
4. Memperjuangkan terwujudnya syarat-syarat dan kondisi kerja yang
manusiawi dengan berbagai cara, termasuk melalui Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) maupun dengan mempengaruhi kebijakan pemerintah di
bidang perburuhan dan rakyat banyak lainnya untuk terwujudnya
perundang-undangan dan peraturan pelaksanaannya yang berpihak pada
kaum buruh dan rakyat.
5. Mendorong dan terciptanya usaha-usaha ekonomi yang mandiri dan
berkeadilan sosial.
6. Sebagai wakil kaum buruh dalam lembaga-lembaga ketenagakerjaan
nasional dan internasional.
7.

Sebagai alat kontrol atas pelaksanaan berbagai kebijakan dan

perundang-undangan yang di keluarkan pemerintah.
8. Sarana membangun kerja sama dan menggalang solidaritas dengan
badan-badan sosial serta organisasi lain dalam maupun luar negeri baik
kaum tani, mahasiswa dan sektor rakyat lainnya serta kekuatan-kekuatan
pro demokrasi dan hak azasi manusia untuk perdamaian dunia, menentang
dominasi modal dalam negeri ataupun modal asing dan segala bentuk

Universitas Sumatera Utara

ketidak adilan serta memperjuangkan dan mewujudkan pemerintahan yang
demokratis, bersih, berdaulat, adil dan makmur.

C.

Program Perjuangan Gabungan Serikat Buruh Indonesia ( GSBI )
Seorang buruh dan warga lainnya memiliki kemerdekaan penuh dalam

mengemukakan pendapat denga beragam cara, baik dalam pertemuan-pertemuan
umum maupun khusus. Ia juga memiliki kemerdekaan untuk melancarkan kritikkritik terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa, apabila pemerintah telah
menyimpang dari jalan kebenaran dan telah menyalahi aturan. 50 Dalam
menciptakan suatu organisasi yang baik dan dapat terus berlangsung dalam jangka
panjang maka harus ada suatu hal yang harus diperbuat suatu organisasi tersebut.
Program-program yang akan dilakukan dibidang-bidang tertentu akan membantu
organisasi menjalankan visi nya dengan baik, adapun GSBI yang meiliki program
perjuangan.
Sebagai Serikat Buruh yang sudah matang maka semua peraturan di
dalamnya harus di jalankan. Adapun program perjuangan adalah sebagai
peraturan, oleh karena itu progream perjuangan GSBI di lapangan politik adalah
sebagai berikut : 51
1.

Menuntut dihapuskannya seluruh Undang-undang dan kebijakan pemerintah

yang anti buruh, anti rakyat dan anti demokrasi dalam lapangan ekonomi, politik,

50

Baqir Syarif al-Qarasyi, 2007,” Keringat Buruh”, Jakarta:Al-Huda,hal.237.
GSBI, Progran Perjuangan GSBI, tersedia di http://www.infogsbi.org/p/blog-page_7113.html; diunduh
pada 03 juni 2017
51

Universitas Sumatera Utara

sosial, kebudayaan dan keamanan. Penolakan ini diarahkan pada setiap undangundang dan kebijakan serta praktek yang menguntungkan borjuasi komprador,
tuan tanah, kapitalis birokrat dan imperialis yang menindas kebebasan berbicara,
berkumpul, berserikat, hak mogok, hak berunding, berkeyakinan politik,
menganut kepercayaan agama, dan kebebasan pribadi bagi rakyat, agar rakyat
mendapatkan hak-hak kebebasan yang penuh
2.

Menolak segala bentuk privatisasi BUMN dan aset-aset milik negara yang

menyebabkan Indonesia jatuh kepada kontrol dan dominasi kekuatan oligarki
ekonomi dan kapitalis monopoli asing melalui sekutu terpercayanya yaitu borjuasi
komprador. Yang pada pokoknya menentang seluruh undang-undang, peraturan,
kontrak perjanjian, dan persetujuan, yang mengikat ketergantungan ekonomi
nasional kepada kapitalis monopoli asing dan menolak seluruh utang dan bantuan
keuangan dari imperialis.
3.

Menuntut adanya jaminan dan perlindungan atas hak politik kaum buruh

dalam bentuk kebebasan berserikat, berkumpul dan menyuarakan kepentinganya
secara bersama-sama dimuka umum (mogok kerja, aksi, demontrasi) tanpa
intimidasi, teror, PHK, dan kriminalisasi serta bentuk represif dan kekerasan
lainnya serta menuntut segera dihentikan semua proses dan praktek-praktek
kriminalisasi bagi para anggota, pimpinan dan aktivis serikat buruh, menuntut
dibebaskan pimpinan dan aktivis buruh, petani, mahasiswa, kaum miskin kota dan
para pejuang hak azasi manusia yang ditahan karena aktivitasnya dalam
memperjuangan dan membela rakyat.

Universitas Sumatera Utara

4.

Menuntut dan memperjuangkan terciptanya perlindungan sejati bagi Buruh

Migran Indonesia dan keluarganya. Dimana negara harus menjamin perlindungan
terhadap buruh migran yang meliputi: Perlindungan hukum; Perlindungan atas
hak-hak sosial ekonomi dan politik buruh sepenuhnya; Perlindungan dari
penyimpangan kerja seperti perbudakan, pelacuran atau prostitusi, perdagangan
manusia,

pelecehan

seksual,

diskriminasi,

intimidasi,

kekerasan

dan

penganiayaan; Perlindungan dari segala bentuk penipuan dan pemerasan terhadap
buruh migran yang menyangkut masalah perjanjian kerja, kontrak kerja, biayabiaya administrasi, dokumentasi dan keimigrasian.
Dimana

negara/pemerintah

harus

menjamin

pelaksanaan

hak-hak

demokratis buruh migran sebagai warga negara seperti: hak politik, pelayanan
sosial, perawatan kesehatan dan pendidikan. Untuk itu menuntut dan mendesak
negara/pemerintah untuk mencabut UU No 39 tahun 2004 serta berbagai
perundangan dan peraturan yang menindas buruh Migran Indonesia, juga
menuntut dan berjuang mendesak pemerintah dengan segera untuk membuat
berbagai peraturan dan undang-undang yang memberikan perlindungan sejati
terhadap

BMI

dan

keluarganya

semenjak

perekrutan,

dipenampungan,

keberangkatkan, saat bekerja (penempatan) dan saat kepulangannya.

5.

Menuntut kepastian kerja dan menolak serta menuntut dihapuskan nya system

kerja kontrak jangka pendek (PKWT) dan outsourcing.

Universitas Sumatera Utara

6.

Menuntut dan memperjuangkan kesetaraan bagi kaum perempuan terutama

bagi kaum perempuan pekerja untuk mendapatkan hak yang sama dalam
pekerjaan dan perlindungan kerja serta perlindungan khusus yang meliputi:
Persamaan dalam hak-hak sosial ekonomi, yaitu: upah, K3, cuti haid, cuti hamil
dan cuti melahirkan, tunjangan, persamaan hak bagi yang belum menikah, sudah
menikah dan berkeluarga, serta orangtua tunggal (single parent), tidak
dipekerjakan pada malam hari, terlebih yang sedang hamil, perlindungan dari
pelecehan seksual dan kekerasan, dan hak-hak sosial ekonomi umumnya.
Selanjutnya persamaan dalam politik, yaitu: kebebasan untuk berserikat, memilih
dan dipilih, berpendapat, berunding, mogok, dan lain-lain.
7.

Menuntut dan memperjuangkan dihapuskannya segala bentuk hubungan kerja

dan proses produksi yang melibatkan anak-anak sebagai buruh. Negara harus
menjamin usaha tersebut dengan menindak tegas dan menghukum pelaku yang
memperkerjakan anak-anak di bawah usia 18 tahun. Hal demikian berlaku bagi
segala bentuk perdagangan anak dan perbudakan. Negara harus melindungi dan
menjamin anak-anak untuk bisa mengikuti proses pendidikan (hak-hak anak) yang
diberikan secara bebas dan tanpa kompensasi.
8.

Menuntut untuk di tangkap, di adili dan sita seluruh harta koruptor dan

menolak segala bentuk kuropsi, kolusi maupun nepotisme (KKN) dan sejenisnya.
9.

Menuntut dilaksanakannya reforma agraria sejati (land reform), menolak dan

melawan segala bentuk monopoli dan perampasan tanah serta dilaksanakannya
pembangunan industrialisasi nasional yang kuat.

Universitas Sumatera Utara

10.

Melawan segala bentuk diskriminasi, intimidasi, kriminalisasi serta tindakan

teror fasistik yang dilakukan negara maupun sipil terhadap kaum buruh dan
seluruh golongan rakyat yang berwatak demokratis, patriotis dan militan di
Indonesia.
11.

Memperjuangkan hak-hak demokratis bagi seluruh elemen rakyat yang anti

imperialisme dan feodalisme di Indonesia agar mampu menyuarakan dan
memperjuangkan hak-hak dasarnya secara legal.
12.

Menolak hutang dan menolak pembayaran hutang luar negeri dan menuntut

pembebasan dari segala eksploitasi dan penindasan kapital keuangan internasional
di dalam negeri yang berbentuk hutang pokok dan bunganya.
13.

Menolak dan melawan segala bentuk intervensi dan dominasi kekuatan

modal asing di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan militer serta system
ekonomi feodalisme terhadap negara dan rakyat Indonesia, menentang segala
bentuk dominasi melalui globalisasi, perang dan pendudukan oleh imperialis,
khususnya pimpinan Amerika Serikat (AS).
14.

Menentang berbagai pengaturan dan kerjasama regional, bilateral dan

multilateral yang dibentuk dan disokong oleh Imperialisme terutama imperialism
Amerika Serikat (AS) yang merugikan rakyat dan kedaulatan Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Adapun Program Perjuangan GSBI di lapangan Ekonomi adalah sebagai
berikut: 52
1.

Memperjuangkan dan menuntut terciptanya system dan atau kebijakan Upah

Minimum Nasional bagi buruh Indonesia yaitu upah yang diberikan harus mampu
memenuhi kebutuhan hidup dasar dan sosial yang layak, sandang, pangan, papan,
kesehatan, pendidikan, informasi, dan kebutuhan sosial lainnya serta menentang
dan menolak seluruh praktek-praktek dari system maupun kebijakan politik upah
murah dan perampasan upah mulai dari tingkat pabrik sampai dengan nasional.
2.

Menuntut dihapuskannya UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

Permen 13 tahun 2012, Kepmen 231 tahun 2003, Instruksi Presiden No 9 tahun
2013, Permen 07 tahun 2013 tentang Upah Minimum dan seluruh keputusan
pemerintah baik pusat maupun daerah yang menopang dan melanggengkan politk
upah murah serta perampasan upah.
3.

Memperjuangkan dan menuntut diberlakukannya system Upah Sektoral serta

menolak segala bentuk praktek diskriminasi upah yang berdasarkan ras, suku,
kebangsaan, jender, politik, dan agama.
4.

Menuntut untuk membuka dan menyediakan lapangan pekerjaan yang seluas-

luasnya bagi seluruh rakyat tanpa diskriminasi dengan memberikan upah yang
layak.

52

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

5.

Menuntut di hentikannya segala modus operandi Pemutusan Hubungan Kerja

(PHK) bagi buruh, maka secara tegas menolak dan melawan segala bentuk PHK
yang dilakukan oleh pengusaha/pemilik modal dan pemerintah karena PHK
adalah gerbang kemiskinan dan kematian bagi kaum buruh.
6.

Menuntut, memperjuangkan dan memastikan semua kaum buruh harus

dijamin dan dilindungi keamanan dan keselamatan kerjanya dengan menerapkan
standar keamanan dan keselamatan kerja (K3) yang baik di tingkat pabrik atau
tempat kerja masing-masing.
7.

Menuntut dan memperjuangkan agar semua buruh dan keluarganya serta

seluruh rakyat Indonesia mendapatkan jaminan sosial yang sepenuhnya di
tanggung oleh Negara, yang meliput i :


Pelayanan kesehatan (medical care);



Santunan selama sakit (sickness benefit);



Santunan pengangguran (unemployment benefit);



Jaminan hari tua (old-age benefit);



Jaminan kecelakaan kerja (employment injury benefit);



Santunan/pelayanan bagi anggota keluarga (family benefit);



Perawatan kehamilan dan persalinan (maternity benefit);



Santunan kecacatan (invalidity benefit); dan



Santunan bagi janda dan ahli waris (survivors' benefit).

Universitas Sumatera Utara

Dimana Jaminan sosial ini dikelola secara langsung oleh pemerintah dan
menjangkau seluruh buruh dan rakyat Indonesia. Pengelolaan ini tidak boleh
dikelola oleh lembaga swasta dan memakai cara-cara kapitalisme. Dan dalam
pelaksanaannya Serikat Buruh dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan,
kontrol dan pelaksanaan.
8.

Menuntut dan memperjuangkan fasilitas perumahan minimum yang layak

bagi buruh, sarana dan fasilitas transportasi umum, telekomunikasi harus dijamin
negara untuk seluruh rakyat.
9.

Menuntut dan memperjuangkan dibangunnya tempat penitipan anak ditempat

kerja dengan perlindungan, pengasuhan dan pendidikan yang layak.
10.

Memperjuangan Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di pabrik-

pabrik.
Adapun Program Perjuangan GSBI di Lapangan Kebudayaan adalah sebagai
berikut :53
1. Memperjuangkan

dan

menuntut

dilaksanakannya

atau

terselenggarakannya pendidikan murah, ilmiah dan demokratis bagi buruh,
anak kaum buruh dan seluruh rakyat Indonesia. Serta kampanye melawan
imperialisme dan feodalisme serta pengaruhnya atas sistem pendidikan,
media massa, dan seluruh mesin-mesin kebudayaan.

53

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

2. Menentang segala bentuk kebudayaan imperialisme dan feodalisme
diberbagai bidang kehidupan.
3. Mempromosikan segala bentuk kebudayaan rakyat yang ilmiah, maju dan
demokratis yang menyokong kepentingan dan aspirasi kaum buruh dan
rakyat Indonesia.
Adapun Program Perjuangan GSBI di Lapangan Solidaritas Internasional
adalah untuk mencapai kemenangan perjuangan dalam kesejahteraan kaum buruh
dan kesejahteraan rakyat Indonesia yang lepas dari dominasi imperialisme, bebas
dari system ekonomi setengah feudal dan kapitalis biroktrat penting membangun
kerjasama dan solidaritas Internasional dengan buruh dan rakyat tertindas lainnya
di seluruh dunia yang tertindas dan terhisap oleh imperialisme dan pemerintahan
boneka di masing-masing negeri.
Solidaritas dibangun melalui kerjasama, dukungan dan seruan politik, aksiaksi bersama dengan berprinsip pada kemandirian dan penghormatan terhadap
perjuangan buruh dan rakyat di masing-masing negeri bersandarkan garis anti
imperialisme dan solidaritas buruh Internasional untuk perdamaian abadi,
kemanusiaan, demokrasi serta keadilan. 54
1. Menentang seluruh skema penghisapan dan penindasan imperialis
pimpinan Amerika Serikat (AS), menentang perang agresi, campur tangan
dan dominasi imperialism atas dunia di seluruh negeri.

54

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

2. Mendukung seluruh gerakan buruh dunia dan gerakan rakyat anti
imperialis.
Tidak hanya tentang isu sektoral klas buruh, sejak kelahirannyaGSBI juga
ambil bagian dalam setiap kampanye kaum tani untuk melawan monopoli
dan perampasan tanah serta menuntut dijalankannya reforma agraria sejati di
Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun sinergi diantara gerakan
rakyat yang didasari oleh keyakinan bahwa hanya dengan persatuan gerakan
rakyat, masalah-masalah utama yang dihadapi oleh rakyat Indonesia dapat
diselesaikan.
GSBI sejak kelahirannya juga telah memiliki konsentrasi untuk berlawan
terhadap dominasi imperialisme (AS) di Indonesia. Organisasi meyakini, bahwa
siapapun rejim yang berkuasa dinegeri ini tidak lebih dari sekedar boneka,
pelayan setia bagi kepentingan imperialisme,bukan pelayan bagi kaum buruh
dan rakyat Indonesia. Pemerintah Indonesia tidak lagi memiliki kedaulatan, hanya
menjadi operator bagi kepentingan imperialisme di Indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan dari seluruh kebijakan yang dilahirkan, tidak satupun peraturanperaturan perundangan yang mempunyai dampak langsung bagi terciptanya
kesejahteraan rakyat Indonesia. Sehingga organisasi berkewajiban untuk terus
menerus mengkampanyekan setiap kebijakan anti rakyat yang dilahirkan oleh
rejim, organisasi terus berusaha agar tidak absen dalam kampanye melawan
kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. 55

55

GSBI Indonesia, “profil GSBI”.

Universitas Sumatera Utara

D.

Daftar Serikat Buruh Anggota Gabungan Serikat Buruh Indonesia

(GSBI)
Yang diterima menjadi anggota GSBI adalah semua kaum buruh baik yang
bekerja di dalam atau di luar negeri terutama yang terorganisir dalam serikat
buruh, baik yang berpusat maupun yang lokal dengan tidak membeda-bedakan
suku bangsa, keturunan, kedudukan, laki-laki atau perempuan, agama dan
keyakinan politik, baik yang bekerja di pabrik, perusahaan-perusahaan, badanbadan pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta dan semua kaum buruh
serta serikat buruh (serikat buruh tingkat perusahaan (SBTP), Federasi atau
Gabungan Serikat Buruh Nasional ataupun Lokal, Konfederasi dan berbagai
formasi SB lainnya di berbagai tingkatan) yang menyetujui dan menerima
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GSBI, Program Perjuangan dan
Peraturan Organisasi GSBI. Keanggotaan dalam GSBI dan serikat buruh bersifat
terbuka,

bertanggung

jawab

serta

berdasarkan

pada

prinsip

sukarela.

Berikut ini adalah nama-nama Serikat Buruh yang menjadi anggota/tergabung di
GSBI. 56

56

Diolah dari arsip data GSBI cabang Medan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Serikat Buruh anggota GSBI
(GSBI centre of Indonesian Labor Struggle)

No.

Nama Anggota

Jenis Produksi

1.

Serikat Buruh Garmen Tekstil
dan Sepatu (SBGTS)
Serikat Buruh Metal dan
Elektronik (SBME)
Serikat Buruh Makanan dan
Minuman (SBMM)
Serikat Buruh Percetakan dan
Penerbitan (SBPP)
Serikat Buruh Industri Ketas
(SBIK)
Serikat Buruh Farmasi (SBF)
Serikat Buruh Industri Plastik
(SBIP)
Serikat Buruh Pertambangna ,
Energ dan Kimia (SBPEK)
Serikat
Buruh
Tambang
Independen (SBTI)
Serikat
Buruh
Perkebunan
Kelapa Sawit (SBPKS)
Serikat Buruh Migas dan gas
(GSBI- MIGAS)
Federasi Serikat Buruh Migas
Cilacap (FSBMC)
Serikat Buruh Peternakan (SBP)
Serikat Buruh Polywood (SBPJ)

GARMEN,TEKSTIL DAN SEPATU

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

METAL DAN ELEKTRONIK
MAKANAN DAN MINUMAN
PERCETAKAN DAN PENERBITAN
INDUSRTI KERTAS
FARAMASI
INDUSTRI PLASTIK
PERTAMBANGAN, ENERGI DAN
KIMIA
TAMBANG INDEPENDEN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MINYAK DAN GAS
MIGAS CILACAP
PETERNAKAN
POLYWOOD JOMBANG

Sumber: Arsip Gabungan Serikat Buruh Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Sebagai bagian dari Gabungan Serikat Buruh Indonesia setiap pengurus
dan anggota harus memiliki tekad dan tujuan yang sama dengan visi dan misi
GSBI. Semua tujuan yang akan dicapai oleh GSBI akan terwujud ketika ada yang
menjalankannya yaitu setiap anggota yang tersebar di seluruh pabrik-pabrik di
Indonesia. Pengurus GSBI di pabrik-pabrik adalah sumber daya yang paling kuat
untuk selalu bergerak melawan setiap penindasan yang di lakukan perusahaan.
Salah satu anggota serikat buruh GSBI di tingkat pabrik yang berada di
kota Medan adalah PTP.SBME-PT.DAMAI ABADI yang telah resmi bediri pada
tahun 2013. Sebagai bagian dari kekuatan GSBI maka anggota serikat buruh ini
harus memiliki sumber daya untuk menjalankan setiap kebijakan yang ada di
organisasi dalam rangka mewujudkan visi dari GSBI.
Keberadaan setiap pengurus yang berada di tingkatan peusahaan memiliki
tujuan dan fungsi untuk selalu mengawasi setiap perusahaan dalam melaksanakan
kebijakannya. Pengurus di tingkat perusahaan sebagai tempat atau wadah bagi
anggota buruh yang bekerja di perusahaan dalam hal mengutarakan segala
kesulitan yang dialami untuk bersama-sama mencari solusinya. Selain itu, serikat
buruh di perusahaan mampu mendampingi dan memberi pendidikan bagi buruh
yang masih buta akan setiap kewajiban dan hak buruh. Berikut adalah gambar dari
pengurus serikat buruh metal dan elektronik yang berlokasi di Medan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 : Pengurus Harian PTP.SBME – GSBI PT.DAMAI ABADI
Periode Mei 2017 sampai dengan Mei 2020

KETUA
(BUDI PRANOTO)

SEKRETARIS

BENDAHARA

(M.FAISAL NASUTION)

PANJI ADITYA

WAKIL KETUA DEVISI
DAMAI ABADI
(SAPWALUDDIN
HARAHAP)

KEPALA DEPARTEMEN
PENDIDIKAN DAN
PROPAGANDA

WAKILKETUA DEVISI
HALLO

WAKIL KETUA INTI BUMI
II

(ARI KURNIAWAN)

(SAHRIAL)

KEPALA DEPARTEMEN
HUKUM DAN ADVOKASI

KEPALA DEPARTEMEN
ORGANISASI

(INDRA KESUMA)

(GETSMAN FATAR
SIRAIT)

(WAHYU UTOMO)

KEPALA DEPARTEMEN
KAMPANYE MASSA

KEPALA DEPARTEMEN
PELAYANAN MASSA

KEPALA DEPARTEMEN
KEBUDAYAAN

(JHONI SPAYUNG)

(SURATNO)

(ADHIL ADHA)

KEPALA DEPARTEMEN
PERLINDUNGAN
PEREMPUAN DAN ANAK
(FITRI HANDAYANI)

Sumber : Arsip Divisi Pengorganisasian GSBI Medan-PTP.SBME

Universitas Sumatera Utara