Gambaran Kelelahan Kerja Pada Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan dibidang kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian
integral dari pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan
terus-menerus dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menggapai cita-cita luhur
yakni terciptanya masyarakat yang adil dan makmur baik spiritual maupun
material (Djojodibroto, 1999). Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 Ayat (2) menyebutkan bahwa tenaga kerja
sebagai sumber daya manusia perlu terus dikembangkan, diberikan perlindungan
terhadap pengaruh teknologi kerja dan lingkungan kerja. Untuk melindungi
keselamatan pekerja/ buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Pekerja Harian Lepas
(PHL) juga termasuk kedalam tenaga kerja yang dilindungi dari pengaruh
teknologi kerja dan lingkungan kerja nya. Salah satu hal yang mungkin dialami
oleh tenaga kerja yang diakibatkan pengaruh dari teknologi kerja dan lingkungan
kerja adalah kelelahan kerja.
Kelelahan (fatigue) merupakan salah satu resiko terjadinya penurunan
derajat kesehatan tenaga kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja tenaga
kerja dan akan menimbulkan kesalahan dalam bekerja. Menurunnya kinerja sama
artinya dengan menurunnya produktivitas kerja. Kelelahan kerja termasuk salah

satu masalah umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja, namun masih jarang
mendapat perhatian yang serius oleh perusahaan. Menurut beberapa peneliti,
kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat

1
Universitas Sumatera Utara

menurunkan produktivitas. Menurut Suma'mur (1993), faktor penyebab kelelahan
kerja umumnya berkaitan dengan sifat pekerjaan yang monoton (kurang
bervariasi), intensitas kerja dan ketahanan kerja mental dan fisik yang tinggi,
keadaan lingkungan kerja (cuaca kerja, penyinaran dan kebisingan), sebab-sebab
mental (faktor psikologis), penyakit-penyakit dan gizi. Jadi kelelahan merupakan
basil dari berbagai ketegangan yang dialami oleh tubuh manusia sehari-hari.
Pemulihannya dapat dengan istirahat di tempat kerja atau dengan bentuk istirahat
lainnya.
Hasil penelitian (Melati, 2013) didapatkan bahwa semakin lama masa
kerja seseorang maka semakin tinggi tingkat kelelahan. Ini disebabkan oleh
karena semakin lama seseorang bekerja maka perasaan jenuh akibat pekerjaan
yang monoton tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat kelelahan yang
dialaminya. Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (1996)

bahwa lama masa kerja masuk ke dalam faktor yang mempengaruhi kelelahan
kerja. Dalam hal ini kelelahan terjadi karena lamanya bekerja akan berpengaruh
terhadap mekanisme dalam tubuh (sistem peredaran darah, pencernaan, otot,
syaraf, dan pernafasan). Menurut Soasa (2013) Adanya hubungan antara
pendidikan dengan kelelahan kerja disebabkan karena tenaga kerja paling banyak
memiliki tingkat pendidikan SD yang tidak mengetahui dampak dari pekerjaan
yang mereka lakukan. Mereka tidak memiliki penegetahuan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja khususnya sikap dan cara kerja yang baik dalam kegiatan
mengangkat dan mengangkut barang. Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
dalam (Setyawati, 2010) menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan seseorang

2
Universitas Sumatera Utara

makin mudah seseorang berpikir secara luas dan makin mudah pula untuk
menemukan cara-cara yang efisisen guna menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik. Menurut Triyunita (2013) mengenai faktor individu dengan kelelahan kerja
pada PT. X Batang dengan jumlah sampel sebanyak 51 orang (total populasi) di
bagian weaving menggunakan uji chi-square menghasilkan bahwa ada hubungan
antara umur dengan kelelahan kerja yang dilakukan pada pekerja di bagian

weaving pada PT. X Batang. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Tarwaka (2010), umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas kerja
fisik sampai batas tertentu.
PT. Mutiara Agam berdiri pada tahun 1982 dengan luas areal 8.625 ha
dengan rincian areal planted seluas 6.592,87 ha, memiliki pekerj sebanyak +/1.873 orang yang terdiri dari beberapa tingkat / level diantaranya : Staff, Semi
Staff, Organik, SKU / PHT, dan PHL. Perkebunan PT. Mutiara Agam terbagi atas
8 afdeling ( Wilayah Kerja ) yaitu afdeling A ( Alpha ), afdeling B ( Bravo ),
Afdeling C ( Charlie ), afdeling D ( Delta ), afdeling E ( Echo ), afdeling F ( Fanta
), afdeling G ( Golf ), afdeling H ( Hotel ). Setiap afdeling dipimpin oleh seorang
asissten dan dibantu oleh 5 orang mandor, 3 orang kerani, ± 5 orang Pekerja
Harian Tetap (PHT) dan 40 orang Pekerja Harian Lepas (PHL). Pekerja Harian
Lepas (PHL) di PT. Mutiara Agam ini hanya bekerja di PT. Mutiara Agam ini
saja, tidak ada pekerjaan lain yang pekerja lakukan diluar lingkungan PT. Mutiara
Agam walaupun status pekerjanya sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL). Setiap
Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT. Mutiara Agam ini yang memiliki masa kerja

3
Universitas Sumatera Utara

diatas 15 tahun dan kinerja yang baik mempunyai kesempatan untuk diangkat

menjadi pekerja tetap di PT. Mutiara Agam.
Proses kerja para Pekerja Harian Lepas (PHL) dimulai pada Jam 07.0012.00 WIB WIB, istirahat dari jam 12.00-14.00 WIB lalu dilanjutkan dari jam
14.00-16.00 (Untuk Hari Senin s/d Kamis). Pada hari jum‟at jam kerja dimulai
dari jam 07.00-11 WIB, istiraraht dari jam 11.00-14.00 WIB lalu dilanjutkan dari
jam 14.00-16.00 WIB dan hari sabtu jam kerja dimulai dari jam 07.00-13.00 WIB.
Jenis pekerjaan yang dilakukan Pekerja Harian Lepas (PHL) ini adalah
Pengendalian gulma, pemupukan, deteksi hama, pengendalian hama, pembuatan
piringan, prunning ( pemotongan pelepah sawit), pembuatan titi dan memanen.
Untuk kegiatan pengendalian gulma, pemupukan, deteksi hama, pengendalian
hama ini dilakukan hanya 3 bulan sekali. Pembuatan piringin dilakukan setiap 1
bulan sekali, sedangkan pembuatan titi tergantung dengan kondisi titi-titi
sebelumnya yang sudah ada apakah perlu diganti atau tidak. Untuk pekerjaan
memanen dan prunning ini dilakukan setiap hari kerja.
Pada saat ini PT. Mutiara Agam sedang melakukan tahap Replanting di
afdeling A (Alpha ), B (Bravo) dan C (Charlie) sehingga peniliti tidak diizinkan
meneliti di 3 afdeling ini, kemudian PT. Mutiara Agam juga sedang melakukan
Pembukaan lahan baru pada afdeling G (Golf) dan H (Hotel) . Oleh karena itu,
peneliti hanya melalukan wawancara pada beberapa Pekerja Harian Lepas (PHL)
di Afdeling D (Delta), E (Echo) dan F (Fanta) . Melalui wawancara yang peneliti
lakukan pada bulan November Tahun 2016 terhadap 4 orang Pekerja Harian

Lepas (PHL) pada afdeling F (Fanta) didapat ada yang merasakan keluhan seperti

4
Universitas Sumatera Utara

nyeri bagian punggung, nyeri diseluruh badan, nyeri dikaki, kebas-kebas pada
bagian kaki dan kurang konsentrasi. Keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja ini
bisa saja diakibatkan karena masa kerjanya, umurnya atau pendidikannya.
Berdasarkan keluhan-keluhan yang mengindikasikan adanya kelelahan kerja oleh
Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta di PT. Mutiara Agam
Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, sehingga penulis tertarik
melakukan penelitian tentang kelelahan kerja pada pekerja harian lepas bagian
afdeling fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten
Agam.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya bagaimana

gambaran kelelahan kerja pada pekerja harian lepas bagian afdeling fanta di PT.
Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada pekerja harian lepas

bagian afdeling fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara
Kabupaten Agam Tahun 2017.

5
Universitas Sumatera Utara

1.3.2

Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja berdasarkan umur pekerja
harian lepas bagian afdeling fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan
Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017.
2. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja berdasarkan tingkat
pendidikan pekerja harian lepas bagian afdeling fanta di PT. Mutiara
Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017.
3. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja berdasarkan masa kerja
pekerja harian lepas bagian afdeling fanta di PT. Mutiara Agam
Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017.
1.4

Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pengusaha dan Pekerja PT.Mutiara Agam
2. Sebagai sarana memperdalam pengetahuan dan wawasan bagi penulis
mengenai kelelahan kerja
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya.

6
Universitas Sumatera Utara