Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hak Asasi Manusia (selanjutnya disebut HAM) adalah suatu hak yang melekat dan berhubungan erat dengan diri manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Secara alamiah hak tersebut terbentuk oleh karena keberadaannya sebagai manusia sehingga hak asasi manusia tersebut merupakan hak yg dilindungi secara Internasional yaitu melalui Declaration of Human Rights: seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki, dan hak untuk mengeluarkan pendapat. Karakteristik dari HAM bersifat universal (tidak diskriminatif sehingga berlaku sama untuk semua Negara), indisible (tidak dapat dipilah-pilah), dan interdependent (adanya saling ketergantungan antara satu sama lain secara internasional). HAM juga merupakan salah satu tolak ukur dari tingkat kesuksesan sistem demokrasi disuatu Negara sehingga secara global suatu kehidupan berbangsa dan bernegara dikatakan demokrasi apabila telah memenuhi unsur demokrasi berupa: (a) adanya check and balance dalam ketatanegaraan; (b) adanya free and election; (c) adanya good governance; (d) adanya civil supremacy; (e) adanya kebebasan pers; (f) adanya keberadaan masyarakat madani; (g) adanya promosi dan perlindungan HAM; (h) adanya Kekuasaan Kehakiman yang merdeka.


(2)

Salah satu unsur tersebut, yaitu promosi dan perlindungan HAM merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dan tidak mungkin dihindari. Dalam perkembangan Ketatanegaraan Negara Indonesia, jaminan terhadap HAM ditegaskan secara eksplisit dalam undang-undang. Hal tersebut merupakan hal yang patut disyukuri sebab dengan adanya jaminan HAM dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD Tahun 1945) tercipta tantangan bagi bangsa Indonesia pada saat ini dan masa depan untuk mewujudkan jaminan HAM tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, jangan sampai terjadi jaminan HAM dalam Konstitusi hanya sebatas Normatif belaka, yang bertolak belakang dengan praktik empiriknya. Jika ini yang terjadi berarti cita-cita the living constitution belum tercapai di Negara Indonesia. Sebab, kesesuaian antara muatan Normatif Konstitusi dengan wujud empiriknya merupakan ciri bahwa telah terbangun the living constitution.1 Sebab dengan tercapainya the living constitution maka tercapailah cita-cita dari Bangsa Indonesia.

Indonesia sebagai Negara Hukum yang telah terbentuk dari tahun 1945 dapat diibaratkan sebagai rumah yang belum selesai dengan benar. Negara Indonesia merupakan Negara yang dapat diibaratkan sebuah rumah yang membahagiakan penghuninya, namun bagaimana sebuah rumah bisa bahagia apabila terdapat perbedaan dalam proses keadilan itu sendiri para pendiri Republik Indonesian sepakat untuk membentuk Negara Republik Indonesia yang berdasarkan hukum (rechtsstaat) dan bukan Negara kekuasaan

1

Majda El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia , (Jakarta: Kencana Prenada,2012) hal.8.


(3)

(machtsstaat). Maka diyakini cita-cita dari Indonesia adalah agar terciptanya keadilan yang dilindungi oleh hukum.

Hak manusia dilanggar ketika Pemerintah membuat Negara menjadi majikannya, ketimbang menjadi pelayan warga negaranya. Indonesia telah mengalami Reformasi Konstitusi dimana pengakuan terhadap HAM, terkait persamaan di hadapan hukum telah diatur dalam UUD Tahun 1945 Amandemen II yang memberikan jaminan terhadap; pengakuan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang sama terhadap setiap orang2. Oleh sebab itu Konstitusi menjamin hak setiap warga Negara dalam mendapat perlakuan yang sama di hadapan hukum, termasuk hak untuk mengakses keadilan melalui pemberian bantuan hukum sebagai perwujudan terhadap keadilan.

Sistem Peradilan yang sangat birokratis, mahal, rumit dan hanya dimengerti oleh kalangan tertentu saja, mengakibatkan tidak semua orang mendapatkan askses dan perlakuan yang sama pada saat berhadapan dengan hukum terutama bagi masyarakat miskin. Orang kaya dan Penguasa dengan mudah mengakses dan mendapatkan keadilan, melalui tangan-tangan Advokat Profesional yang disewanya. Tidak demikian halnya kelompok masyarakat tidak mampu, yang tidak memiliki pengetahuan akan hukum dan tidak mampu melakukan perbuatan serta tidak mampu untuk membayar Advokat. Dapat terlihat jelas bahwa hal tersebut menyebabkan kemustahilan untuk memperoleh perlakuan yang sama di hadapan hukum dan mempersulit akses


(4)

untuk memperoleh keadilan yang nyata dalam pelaksanaannya. Selain itu adanya permasalahan terhadap tidak adanya perluasaan akses yang sama bagi setiap warga negara untuk mendapatkan perlakuan yang sama di muka hukum, meskipun terdapat jargon yang menyatakan keadilan harus bersifat universal.

Adalah omong kosong bicara mengenai equality before law dalam situasi sosial-ekonomi yang tidak sama.3Selama hukum berpihak ke struktur atas maka selama itu pula sia-sia untuk penegakan mengenai HAM, karena hukum yang demikian itu tak memenuhi HAM yang dimiliki oleh rakyat miskin. Malah andai hukum itu tidak berpihak sekalipun jika kita berada dalam Negara yang jurang antara si kaya dengan si miskin itu cukup tajam maka tidak mungkin kita berbicara mengenai HAM. Hal tersebut dapat terlihat dari praktik selama ini yang menunjukkan bahwa uluran tangan untuk membantu masyarakat miskin mengakses keadilan amat sangat tidak memadai bahkan boleh dikatakan diabaikan.

Kedudukan masyarakat yang tidak mampu sering kali menjadi alasan dari terjadinya ketidakadilan sehingga diperlakukan secara tidak adil, disiksa, dihukum, dan diperlakukan secara tidak manusiawi bahkan direndahkan martabatnya sebagai manusia. Sering kali sistem yang ada di masyarakat tidak memungkinkan bagi masyarakat yang tidak mampu untuk berbicara secara terbuka dan memperoleh keadilan secara transparan terhadap suatu masalah apalagi dalam persoalan memperoleh hak.

3Majda El-Muhtaj, Op.Cit, Hal.31.


(5)

Telah menjadi rahasia umum bahwa seseorang yang mampu membayar Advokat kelas satu akan mendapat harapan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan seorang yang hanya mampu membayar seorang Pokrol Bambu. Seorang yang mampu membayar Dokter Spesialis akan mempunyai harapan lebih besar dari seorang yang hanya mampu membayar seorang Matri biasa.4 Bantuan hukum salah satu bentuk upaya untuk mengisi HAM terutama bagi lapisan termiskin masyarakat sebagai pihak yang tidak mampu sering menerima bentuk-bentuk ketidakadilan hukum secara nyata. Dalam medan berpikir seperti inilah kita harus memandang gerakan bantuan hukum dalam upaya perjuangan penegakan HAM bagi masyarakat tidak mampu mutlak diperlukan.

Dalam proses penegakan bantuan hukum ini peran Negara harus diperluas. Negara tidak hanya berperan sebagai regulator, lebih dari itu negara harus bertindak sebagai aktor dan fasilitator. Perlu dibentuk undang-undang bantuan hukum yang memperluas akses pemberian bantuan hukum sehingga masyarakat tidak mampu dapat dengan mudah mengakses bantuan hukum tersebut, sebab pada kenyataannya hukum malah sering menjadi hal yang paling ditakuti oleh mereka yang tidak mampu baik secara finansial maupun pengetahuan. Hukum yang seharusnya menjadi pihak yang netral bagi para pencari keadilan telah dianggap bersifat diskriminatif dan hanya memihak kepada mereka yang memiliki uang dan berkuasa.

4

T. Mulya Lubis (Buku I), Bantuan Hukum dan Kemiskinan struktural, (Jakarta :LP3ES,1986) , hal.10.


(6)

Program bantuan hukum di Negara-Negara berkembang pada umumnya mengambil arti dan tujuan yang sama seperti di Barat, yang pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu : pertama, bahwa bantuan hukum yang efektif adalah merupakan syarat yang esensial untuk berjalannya fungsi maupun integritas Peradilan dengan baik; kedua, bahwa bantuan hukum merupakan tuntutan dari rasa peri-kemanusiaan.5 Dengan demikian, diharapkan bantuan hukum di Indonesia dapat memberikan pelayanan bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu dengan mendidik masyarakat dalam arti seluas-luasnya dengan maksud menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya hak-hak yang mereka miliki sebagai subjek hukum dan bantuan hukum yang aktif mengadakan pembaharuan dan perbaikan dalam pelaksanaannya di segala bidang.

Bantuan hukum bersifat membela kepentingan dari para pencari keadilan yang terlepas dari bagaimana latar belakang, etnisitas, asal-usul, keturunan, warna kulit, ideologi, keyakinan politik, kaya ataupun miskin, agama, dan kelompok dari pencari keadilan itu sendiri. Oleh sebab itu urgensi dari bantuan hukum oleh para penegak hukum agar selayaknya memberikan bantuan kepada pencari keadilan yang tidak mampu atau pun orang miskin yang tidak mengerti hukum dengan harapan agar tidak terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak dari pihak yang tidak mampu tersebut.

Pemberian bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu seharusnya dapat dilaksanakan secara efektif apabila Lembaga Bantuan

5

Adnan Buyung Nasution (Buku I), Bantuan Hukum Di Indonesia , (Jakarta: LP3ES, 2006), hal.5.


(7)

Hukum dapat membangun kesadaran hukum masyarakat untuk menyadari hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai manusia yang terhormat yang menyadari harkat dan martabatnya sebagai subjek hukum. Para pemberi bantuan hukum juga harus menjelaskan tentang adanya jalan-jalan hukum dan upaya upaya hukum yang dapat ditemukan dalam Lembaga Bantuan Hukum yang telah menyediakan fasilitas dan jasa tersebut. Dengan demikian akan muncul keberanian pada masyarakat yang tidak mampu tersebut untuk menggunakan hak-hak yang mereka miliki secara sah dan memanfaatkan jalan dan upaya-upaya hukum yang tersedia. Oleh karena hal tersebut peran dari Lembaga Bantuan Hukum sangat besar dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat tidak mampu dalam memberikan pengetahuan yang luas, dan juga menumbuhkan keberanian dan kepercayan bagi mereka yang memerlukan bantuan.

Permasalahan pemberian bantuan hukum bagi masyarakat yang tidak mampu di Indonesia bukan semata-mata hanya masalah hukum saja melainkan juga masalah kompleks lainnya seperti menyangkut aspek-aspek permasalahan ekonomi, sosial dan politik. Pemerintah menduduki peran penting dalam mengatur agar pembangunan dalam negeri ditujukan kepada aspek-aspek yang menyangkut kebutuhan dari masyarakat tidak mampu yang memilih banyak ketidakmampuan, yang memerlukan pertolongan dari tangan-tangan menarik mereka dari kebodohan dan keterbelakangan, penindasan, kesewenang-wenangan, keterasingan dan keadaan tersisih dalam mendapatkan keadilan dan mempertahankan kembali martabat kemanusiaannya.


(8)

B. PERUMUSAN MASALAH

Pada pelaksanaannya program pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu telah berlangsung sejak tahun 1980 hingga sekarang. Dari pelaksanaannya, terlihat bahwa penerapan bantuan hukum cuma-cuma masih mengalami banyak kelemahan.

Adapun arah kebijaksanaan dari pada program bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu tidak hanya memberdayakan keberadaan dalam persamaan hukum bagi setiap lapisan dari masyarakat namun juga memiliki tujuan agar meningkatnya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam masyarakat, dengan bentuk perlindungan hak yang telah disediakan oleh Negara dalam membela kepentingan hukum masyarakat tidak mampu tersebut di hadapan Pengadilan.

Adapun perumusan masalah yang dapat saya angkat dalam penulisan skripsi ini antara lain adalah:

1. Bagaimana penerapan terhadap pemberian bantuan hukum cuma-cuma bagi pencari keadilan tidak mampu dalam perkara perdata melalui Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “PERSADA” di Peradilan Umum Medan?

2. Bagaimana persyaratan dan tata cara memperoleh bantuan hukum cuma-cuma pada Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK


(9)

3. Hambatan-hambatan apa yang dihadapi dalam memperoleh bantuan hukum cuma-cuma pada Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK

“PERSADA” di Peradilan Umum Medan serta bagaimana

penyelesaian terhadap hambatan tersebut?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi yang berjudul

“Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-cuma Bagi

Pencari Keadilan Tidak Mampu dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “PERSADA” Di Medan)” ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan terhadap pemberian bantuan hukum cuma-cuma bagi pencari keadilan tidak mampu dalam perkara Perdata melalui Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “PERSADA” di Peradilan Umum Medan.

2. Untuk mengetahui persyaratan dan tata cara memperoleh bantuan hukum cuma-cuma di Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK

“PERSADA” di Peradilan Umum Medan.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam memperoleh bantuan hukum cuma-cuma pada Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “PERSADA” di Peradilan Umum Medan cara penyelesaiannya.


(10)

D. MANFAAT PENULISAN

1. Secara teoritis

Sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini diharapkan bermanfaat dalam penyebaran ilmu pengetahuan dalam penerapan pelaksanaan bantuan hukum cuma-cuma terhadap para pencari keadilan terutama dalam bidang Hukum Perdata.

2. Secara praktis

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat terutama kepada masyarakat yang tidak menyadari ataupun mengetahui bahwa mereka memiliki hak atas keadilan, seperti kepada masyarakat yang tidak mampu baik dalam pengetahuan dan ekonomi agar dapat memperjuangkan hak mereka terkhususnya penulis akan membahas dalam penyelesaian perkara dalam bidang Perdata.

E. METODE PENELITIAN

1. Metode penelitian yang digunakan

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini bersifat Yuridis Normatif, dimana bantuan hukum cuma-cuma sebagai implementasi dari Pasal 237, Pasal 238 dan Pasal 239 Herzien Inlandsch Reglement

(selanjutnya disebut HIR) atau Pasal 273, Pasal 274 dan Pasal 275 Rechtsreglement Buitengewesten (selanjutnya disebut RBg) atau


(11)

undang-undang lainnya yang berkaitan. Penulis juga menggunakan metode yang bersifat Empiris , yaitu penelitian yang menggunakakan pengalaman atau keadaan yang terjadi di dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pelaksanaan bantuan hukum cuma-cuma di Indonesia terkhususnya di Kota Medan pada Pos bantuan Hukum (selanjutnya disebut Posbakum) Yayasan Lembaga Bantuan Hukum LBH-PK “PERSADA”, serta melalui serta dengan menggunakan buku-buku, majalah-majalah hukum, artikel dan bahan hukum lainnya yang berkaitan dengan judul skripsi penulis.

2. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan jenis penelitian komparatif dimana penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan teori dari pentingnya diterapkan pelaksanaan bantuan hukum cuma-cuma dalam bidang perdata yang ditinjau dari Undang-Undang Bantuan Hukum dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dari skripsi ini dilakukan di Posbakum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum LBH-PK “PERSADA” di Kota Medan dan di lokasi yang dapat menyempurnakan kelengkappan data skripsi.

4. Sumber data


(12)

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan dengan media seperti: wawancara terhadap Ketua Posbakum Yayasan LBH-PK “PERSADA” dan para Penasihat Hukum yang berada di tempat tersebut dan para Penasihat Hukum yang berada di Lembaga Bantuan Hukum di Medan maupun Lembaga Bantuan Hukum lain yang dapat mendukung proses penulisan skripsi. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan yang

berupa:

1) Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni:

a) Norma/kaidah dasar, yaitu Pembukaan dari UUD Tahun 1945;

b) Peraturan dasar, yaitu Batang Tubuh UUD Tahun 1945; c) Peraturan Perundang-undangan Nasional yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti hasil penelitian, dan sebagainya yang menunjang keberhasilan dari penulisan skripsi ini.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan penunjang yang mencakup bahan-bahan yang memberikan informasi dan


(13)

petunjuk beserta penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder; kamus, ensiklopedia, dan sebagainya

5. Metode Pengumpulan Data

Penulis melakukan metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dengan cara:

a. Library research (Kepustakaan) yaitu dengan mengadakan berbagai penelitian data data yang dibutuhkan yang diperoleh melalui literatur, catatan-catatan serta majalah-majalah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini untuk memperkuat fakta dari penelitian.

b. Field research (Penelitian Lapangan) yaitu dengan melakukan interaksi langsung ke lapangan atau sumbernya yang penulis lakukan dengan cara: wawancara yang penulis lakukan terhadap Ketua Posbakum Yayasan LBH-PK “PERSADA” mengenai mekanisme penerapan bantuan hukum cuma-cuma terhadap pencari keadilan tidak mampu di Kota Medan yang akan menjadi topik dari penulisan skripsi.

F. KEASLIAN PENULISAN

Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka skripsi ini sebagai sebuah karya tulis ilmiah penulis buat sebagai salah satu pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum, sehingga telah menjadi


(14)

sebuah keharusan bahwa skripsi ini ditulis oleh penulis berdasarkan hasil dari buah pikiran penulis sendiri yang benar-benar asli tanpa adanya tindakan peniruan dari karya orang lain. Penulis juga menjelaskan bahwa skripsi yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata Melalui Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK PERSADADi Peradilan Umum Medan belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun skripsi yang ditulis oleh penulis ini agar lebih tersistematika akan terbagi dalam 5 (lima) bab dan dibagi lagi dalam sub bagian yang sesuai dengan kepentingan pembahasan, yaitu

Bab I : PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini penulis akan menuliskan secara singkat latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II :TINJAUAN UMUM TERHADAP BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA DALAM UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM


(15)

Dalam bab ini diuraikan mengenai bagaimana tinjauan umum terhadap pelaksanaan bantuan hukum cuma-cuma yang berdasarkan pada Undang-Undang No.16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum.

Bab III :PERKEMBANGAN BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA DI INDONESIA

Dalam bab ini diuraikan mengenai bagaimana perkembangan bantuan hukum cuma-cuma yang diuraikan dalam beberapa sub bagian mengenai sejarah bantuan hukum cuma-cuma, penerapan bantuan hukum cuma-cuma dalam perkara perdata di Peradilan Umum, garis kemiskinan dan pemberian bantuan hukum cuma-cuma di Kota Medan, dan kekuatan dan kelebihan pelaksanaan pemberian bantuan hukum cuma-cuma terhadap pencari keadilan yang tidak mampu.

Bab IV: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA BAGI PENCARI KEADILAN TIDAK MAMPU DALAM PERKARA PERDATA MELALUI POS BANTUAN HUKUM YAYASAN LBH-PK “PERSADA” DI PERADILAN UMUM MEDAN

Bab ini sebagai inti dari penulisan skripsi ini membahas mengenai tinjauan terhadap penerapan bantuan hukum cuma-cuma bagi pencari keadilan tidak mampu dalam perkara Perdata Melalui Posbakum Yayasan LBH-PK “PERSADA” Di Peradilan Umum Medan.


(16)

Bab V: KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir dari skripsi ini penulis akan memaparkan kesimpulan mengenai permasalah yang telah dibahas sebelumnya dan memberikan saran-saran yang diharapkan berguna bagi pembaca.


(1)

undang lainnya yang berkaitan. Penulis juga menggunakan metode yang bersifat Empiris , yaitu penelitian yang menggunakakan pengalaman atau keadaan yang terjadi di dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pelaksanaan bantuan hukum cuma-cuma di Indonesia terkhususnya di Kota Medan pada Pos bantuan Hukum (selanjutnya disebut Posbakum) Yayasan Lembaga Bantuan Hukum LBH-PK “PERSADA”, serta melalui serta dengan menggunakan buku-buku, majalah-majalah hukum, artikel dan bahan hukum lainnya yang berkaitan dengan judul skripsi penulis.

2. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan jenis penelitian komparatif dimana penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan teori dari pentingnya diterapkan pelaksanaan bantuan hukum cuma-cuma dalam bidang perdata yang ditinjau dari Undang-Undang Bantuan Hukum dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dari skripsi ini dilakukan di Posbakum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum LBH-PK “PERSADA” di Kota Medan dan di lokasi yang dapat menyempurnakan kelengkappan data skripsi.

4. Sumber data


(2)

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan dengan media seperti: wawancara terhadap Ketua Posbakum Yayasan LBH-PK “PERSADA” dan para Penasihat Hukum yang berada di tempat tersebut dan para Penasihat Hukum yang berada di Lembaga Bantuan Hukum di Medan maupun Lembaga Bantuan Hukum lain yang dapat mendukung proses penulisan skripsi. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan yang

berupa:

1) Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni:

a) Norma/kaidah dasar, yaitu Pembukaan dari UUD Tahun 1945;

b) Peraturan dasar, yaitu Batang Tubuh UUD Tahun 1945; c) Peraturan Perundang-undangan Nasional yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti hasil penelitian, dan sebagainya yang menunjang keberhasilan dari penulisan skripsi ini.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan penunjang yang mencakup bahan-bahan yang memberikan informasi dan


(3)

petunjuk beserta penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder; kamus, ensiklopedia, dan sebagainya

5. Metode Pengumpulan Data

Penulis melakukan metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dengan cara:

a. Library research (Kepustakaan) yaitu dengan mengadakan berbagai penelitian data data yang dibutuhkan yang diperoleh melalui literatur, catatan-catatan serta majalah-majalah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini untuk memperkuat fakta dari penelitian.

b. Field research (Penelitian Lapangan) yaitu dengan melakukan interaksi langsung ke lapangan atau sumbernya yang penulis lakukan dengan cara: wawancara yang penulis lakukan terhadap Ketua Posbakum Yayasan LBH-PK “PERSADA” mengenai mekanisme penerapan bantuan hukum cuma-cuma terhadap pencari keadilan tidak mampu di Kota Medan yang akan menjadi topik dari penulisan skripsi.

F. KEASLIAN PENULISAN

Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka skripsi ini sebagai sebuah karya tulis ilmiah penulis buat sebagai salah satu pemenuhan


(4)

sebuah keharusan bahwa skripsi ini ditulis oleh penulis berdasarkan hasil dari buah pikiran penulis sendiri yang benar-benar asli tanpa adanya tindakan peniruan dari karya orang lain. Penulis juga menjelaskan bahwa skripsi yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata

Melalui Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK PERSADADi Peradilan

Umum Medan belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun skripsi yang ditulis oleh penulis ini agar lebih tersistematika akan terbagi dalam 5 (lima) bab dan dibagi lagi dalam sub bagian yang sesuai dengan kepentingan pembahasan, yaitu

Bab I : PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini penulis akan menuliskan secara singkat latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II :TINJAUAN UMUM TERHADAP BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA DALAM UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM


(5)

Dalam bab ini diuraikan mengenai bagaimana tinjauan umum terhadap pelaksanaan bantuan hukum cuma-cuma yang berdasarkan pada Undang-Undang No.16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum.

Bab III :PERKEMBANGAN BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA DI INDONESIA

Dalam bab ini diuraikan mengenai bagaimana perkembangan bantuan hukum cuma-cuma yang diuraikan dalam beberapa sub bagian mengenai sejarah bantuan hukum cuma-cuma, penerapan bantuan hukum cuma-cuma dalam perkara perdata di Peradilan Umum, garis kemiskinan dan pemberian bantuan hukum cuma-cuma di Kota Medan, dan kekuatan dan kelebihan pelaksanaan pemberian bantuan hukum cuma-cuma terhadap pencari keadilan yang tidak mampu.

Bab IV: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA BAGI PENCARI KEADILAN TIDAK MAMPU DALAM PERKARA PERDATA MELALUI POS BANTUAN HUKUM YAYASAN LBH-PK “PERSADA” DI PERADILAN UMUM MEDAN

Bab ini sebagai inti dari penulisan skripsi ini membahas mengenai tinjauan terhadap penerapan bantuan hukum cuma-cuma bagi pencari keadilan tidak mampu dalam perkara Perdata Melalui Posbakum Yayasan LBH-PK “PERSADA” Di Peradilan Umum Medan.


(6)

Bab V: KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir dari skripsi ini penulis akan memaparkan kesimpulan mengenai permasalah yang telah dibahas sebelumnya dan memberikan saran-saran yang diharapkan berguna bagi pembaca.


Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

6 68 115

Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-cuma Kepada Anak Golongan Masyarakat Kurang Mampu Yang Berkonflik Dengan Hukum Dalam Peradilan Pidana Anak (Studi di Lembaga Bantuan Hukum Medan)

2 53 120

PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA TERHADAP PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA TERHADAP MASYARAKAT MISKIN PADA PERADILAN PIDANA.

0 2 11

PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA.

0 1 20

PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM DALAM BERACARA SECARA CUMA - CUMA (PRODEO) OLEH LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG.

0 1 15

PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM DALAM BERACARA SECARA CUMA - CUMA (PRODEO) OLEH LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 2 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 8

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 29

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 5