Analisis Konten Pada Situs Web Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Kota Padang Panjang

BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Situs Web Perpustakaan
2.1.1 Pengertian Situs Web Perpustakaan
Situs web perpustakaan adalah salah satu layanan yang diperoleh pengguna
dalam memanfaatkan dan mengeksplorasi koleksi yang dimiliki oleh sebuah
perpustakaan dengan menggunakan jaringan internet. Situs web perpustakaan
biasanya bertujuan untuk mempermudah pengguna untuk mencari koleksi yang
dimiliki oleh sebuah perpustakaan tanpa harus melakukan kunjungan secara fisik ke
perpustakaan tersebut.
Dalam perkembangan dunia perpustakaan sekarang ini banyak sekali
terminologi-terminologi mengenai situs web perpustakaan. Istilah terkait yang sering
digunakan biasanya Electronic Library, Digital Library, Sistem Informasi
Perpustakaan Berbasis Web (Web Catalogue), dan lain sebagainya. Namun, dewasa
ini istilah yang paling paling popular untuk istilah situs web perpustakaan ini adalah
Perpustakaan Digital (Digital Library). Perpustakaan digital adalah penggabungan
dari sistem informasi perpustakaan melalui web atau pun secara elektronik dengan
koleksi-koleksi dalam format digital.
Menurut wahyono (2014, 30) Perpustakaan digital merupakan suatu organisasi
yang menyediakan sumber informasi termasuk penyiapan staff yang ahli dalam
menyeleksi, menstruktur, mengakses, menginterpretasi, menyebarkan, menyimpan

berbagai hasil kerja berupa digital dan menyajikannya secara ekonomis untuk
keperluan masyarakat.
6

Menurut Hasugian (2008, 143), digital library atau sistem perpustakaan digital
merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi informasi dalam menajemen
perpustakaan.
Dari defenisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa situs web perpustakaan merupakan penggabungan dari sistem informasi
perpustakaan melalui web atau pun secara elektronik yang menyediakan sumber
informasi termasuk penyiapan staff yang ahli dalam menyeleksi, menstruktur,
mengakses, menginterpretasi, menyebarkan, menyimpan berbagai hasil kerja berupa
digital dan menyajikannya secara ekonomis untuk keperluan masyarakat yang dewasa
ini lebih dikenal dengan istilah digital library.
2.1.2 Unsur-unsur Situs Web Perpustakaan
Menurut Suyanto (2007, 22) dalam mendesain sebuah situs web perpustakaan,
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Homepage
Homepage sebagai panduan untuk membuka situs web dapat ditemukan
pada URL (Uniform Resource Locator) yang menyatakan nama host dengan

tempat server. Homepage pada suatu situs web identik dengan sampul suatu buku
yang dipublikasi. Suatu bentuk homepage yang menarik akan mempunyai kesan
tersendiri bagi pengunjung situs web untuk ingin mengetahui lebih jauh tentang isi
dari situs web bersangkutan. Suatu homepage dari situs web perpustakaan minimal
menyangkut hal-hal sebagai berikut: (1) nama instansi yang menaungi
perpustakaan; (2) logo atau simbol instansi yang menaungi perpustakaan; (3)
7

alamat kantor, nomor telepon dan fax, alamat e-mail perpustakaan; (4) suatu
gambar dalam bentuk citra (image) yang memberikan informasi tentang sesuatu
yang menarik dari daerah bersangkutan (landmark), bisa berbentuk pemandangan,
gedung monumental, atau produk unggulan; (5) suatu teks kalimat yang
berhubungan dengan keberadaan situs web perpustakaan (jargon); (6) kontak email (alamat e-mail manajer situs) untuk menyampaikan suatu permintaan atau
keterangan; (7) link dengan isi yang tersedia pada situs web pemda; (8) fasilitas
pencarian.
2. Data dan Informasi
Data dan informasi pada situs web disajikan dalam bentuk teks. Beberapa
ketentuan yang berhubungan dengan pembuatan teks antara lain:
1) Informasi yang disajikan harus dalam bentuk format teks/HTML;
2) teks disajikan dalam bentuk yang lebih kontras dibandingkan dengan latar

belakang berwarna yang digunakan; perancang harus menghindari latar
belakang yang terlalu mendetil;
3) Teks tidak boleh mengunakan flash;
4) teks harus selalu dalam bentuk statis;
3. Penyajian Teks
Penyajian teks menggunakan huruf yang sudah terdapat pada perangkat
lunak yang digunakan. Beberapa aturan di dalam pemilihan huruf untuk teks pada
situs web, antara lain:

8

1) Ukuran huruf tidak diatur/dispesifikasi;
2) Pada umumnya, huruf yang digunakan untuk teks adalah Arial, Helvetica,
Times New Roman;
3) Huruf kapital dan miring dapat digunakan di dalam pembuatan teks;
4) Huruf yang berwarna jangan menggunakan warna putih, sebab tidak dapat
dicetak;
5) Warna huruf yang digunakan harus kontras dengan warna latar belakang untuk
memudahkan di dalam pembacaan
4. Warna

Jumlah warna sebanyak 261 harus digunakan untuk keperluan garfis, teks
dan hyperlinks. Suatu bentuk grafis jika memungkinkan harus ditampilkan dengan
menggunakan web palette, tanpa menyertakan tampilan JPEG. Warna latar
belakang harus dipilih dari web palette, dan harus kontras dengan warna teks yang
digunakan. Hindari warna merah dan hijau bersamaan karena dapat menimbulkan
masalah bagi pengguna yang buta warna.
5. Format citra (image)
Format citra (image) dan gambar direkomendasikan menggunakan format
.gif dan .jpg. Gambar tunggal bila memungkinkan ukurannya dibawah 30 kb. Bila
gambar yang ditampilkan mempunyai ukuran besar, diperlukan tampilan
peringatan dan ukuran arsip bagi pengguna. Ukuran gambar atau citra yang besar
jangan ditampilkan pada homepage. Sebaiknya panjang dan lebar dimensi gambar
disertakan dalam etiket gambar. Gambar atau citra tidak boleh mengandung teks,
9

terkecuali versi teks HTML yang disediakan. Gambar yang menggunakan palette
terbatas harus dalam format .gif. Total ukuran untuk animasi .gif jangan melebihi
30 kb.
Sedangkan mneurut Adji (2000, 6) Untuk menyediakan keberadaan sebuah
website perpustakaan, maka harus tersedia unsur-unsur penunjangnya, adalah sebagai

berikut:
1.

Nama domain (Domain name/URL – Uniform Resource Locator)
Pengertian nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL
adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang
digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet. Nama domain
sendiri diperjualbelikan secara bebas di internet dengan status sewa tahunan.
Nama

domain

mempunyai

identifikasi

ekstensi/akhiran

sesuai


dengan

kepentingan dan lokasi keberadaan website tersebut. Contoh nama domain berekstensi internasional adalah com, net, org, info, biz, name, ws. Contoh nama
domain ber-ekstensi lokasi Negara Indonesia adalah co.id (untuk nama domain
website perusahaan), ac.id (nama domain website pendidikan), go.id (nama
domain website instansi pemerintah), or.id (nama domain website organisasi)
2.

Rumah tempat website (Web Hosting)
Web hosting merupkaan ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat
menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan
ditampilkan di situs web. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari
10

besarnya web hosting yang disewa/dipunyai, semakin besar web hosting semakin
besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam situs web. Web
hosting juga diperoleh dengan menyewa. Besarnya hosting ditentukan ruangan
harddisk dengan ukuran MB (Mega Byte) atau GB (Giga Byte). Lama
penyewaan web hosting rata-rata dihitung per tahun. Penyewaan hosting

dilakukan dari perusahaan-perusahaan penyewa web hosting yang banyak
dijumpai baik di Indonesia maupun luar negeri.
3.

Bahasa Program (Scripts Program)
Scripst program merupakan bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap
perintah dalam website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat
menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah website. Semakin banyak
ragam bahasa program yang digunakan maka akan terlihat website semakin
dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus.Beragam bahasa program saat ini telah
hadir untuk mendukung kualitas website. Jenis jenis bahasa program yang
banyak dipakai para desainer website antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java
Scripts, Java applets dan lain-lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam mendesain sebuah situs web

perpustakaan haruslah memperhatikan unsur-unsur yang terdapat pada situs web
perpustakaan. Unsur-unsur utama dalam situs web serta unsur-unsur penunjang pada
situs web perpustakaan.

11


2.2 Konten Situs Web Perpustakan
2.2.1 Pengertian Konten Situs Web Perpustakaan
Konten dalam bahasa Inggris disebut dengan content merupakan muatan atau
kandungan dalam suatu media. Media untuk penyampaian konten dapat dilakukan
berupa: internet, televisi, CD audio, bahkan acara langsung seperti konferensi
dan pertunjukan panggung. Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi dan
menguantifikasi beragam format dan jenis informasi sebagai komponen nilai
tambah media.
Konsep konten menurut Gahran yang dikutip oleh Sweetanie (2012, 8) adalah
elemen-elemen dari materi yang dipublikasikan meliputi teks, grafik, suara, dan klip
video.
Sedangkan menurut Sweetanie sendiri (2012, 9) konten merupakan istillah yang
digunakan untuk menggambarkan materi ataupun informasi yang ingin disampaikan
kepada public (dipublikasikan), yang bias dipresentasikan melalui teks, gambar,
suara, animasi, dan sebagainya. Konten mengarah kepada materi yang dilihat oleh
viewer.
Dalam bidang ilmu teknologi informasi, Chaerani (2012, 1) menjelaskan
pengertian konten dalam situs web yaitu setiap jenis atau unit informasi digital yang
digunakan untuk mengisi setiap halaman misalnya text, gambar, animasi, suara, dan

lain-lain. Intinya semua yang ingin diperliahatkan kepada publik melalui internet.
Dari defenisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
konten situs web perpustakaan adalah segala yang dimuat serta kandungan isi berupa

12

informasi maupun ilmu pengetahuan yang mengisi setiap halaman pada situs web
yang dapat dilihat oleh pengguna. Konten dalam situs web dapat berupa text, gambar,
animasi, suara, dan lain-lain.
2.2.2 Analisis Konten Situs Web Perpustakaan
Ada sejumlah penelitian yang telah dilakukan terhadap situs web perpustakaan.
Sebagian besar dari penelitian tersebut berkaitan dengan kinerja, evaluasi serta
kegunaan (usability) dari situs perpustakaan. Sedangkan penelitian terhadap analisis
konten yang pernah dilakukan sebelumnya adalah mengenai analisis terhadap
sejumlah faktor yang berhubungan dengan navigasi, akses, kecepatan, informasi
perpustakaan umum, pernyataan misi, koleksi, sumber daya dan jasa, akses katalog,
sumber daya elektronik, informasi kontak dan layanan interaktif lainnya seperti RSS
feed, chatting dengan pustakawan, dan lain-lain.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Brower yang dikutip oleh Parek dan
Gupta (2013, 3) melakukan analisis konten pada situs web perpustakaan akademis

kesehatan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Brower, Unsur-unsur yang diteliti
meliputi informasi umum tentang perpustakaan, bantuan situs web perpustakaan dan
alat-alat, layanan perpustakaan, sumber daya perpustakaan dan metrik navigasi
melalui banyak pertanyaan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Michalec yang dikutip Parek dan Gupta
(2013, 3) melakukan penelitian analisis konten terhadap situs web perpustakaan seni.
Analisis konten dilakukan terhadap rincian kontak, jam operasi, informasi tentang

13

koleksi perpustakaan, perpustakaan lokasi halaman web pada situs web organisasi
induk, dan jumlah klik yang diperlukan untuk menavigasi informasi perpustakaan.
Michalec juga menganalisis ketersediaan link mesin pencari, sumber internet subjek,
sumber daya lokal, database elektronik, dan tautan ke referensi bantuan bersama
dengan dasar isi informasi-perpustakaan terkait lainnya.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Parek dan Gupta sendiri (2013, 8-17)
melakukan analisis konten pada situs web perpustakaan akademik di Rajhastan.
Analisis yang dilakukan meliputi aspek-aspek antara lain:
1. Aksesibilitas & Kecepatan (Accessibility and Speed)
Aksesibilitas dan kecepatan loading halaman situs web adalah hal penting yang

harus diperhatikan. Aksesibilitas dan kecepatan akses dapat diukur melalui
berbagai parameter. Ini sangat ideal untuk setiap pengguna untuk menemukan
informasi tentang perpustakaan organisasi melalui homepage dari organisasi
induk dan dalam tiga "klik". Penampilan beberapa teks yang berguna dalam
delapan detik dari waktu diyakini dapat diterima dengan link mati minimum dan
halaman web benar-benar dibangun.

Beberapa hal yang diperhatikan dalam

aksesibilitas dan kecepatan adalah:
1) User can see something within 8 seconds
2) The web site can be accessed publicly (no fees, registration or application
required to enter the site)
3) Link on parent organisation website homepage
4) Information about library can be found from link with “Library” title
5) Information about library can be found from link with facilities/
resources/ infrastructure

14

6) Not more than three clicks from homepage
7) Are there dead links
8) Under construction (few pages)
2. Navigasi (Navigation)
Navigasi sangat penting bagi pengguna untuk rute pencarian mereka dalam
sebuah situs web. Hal ini dapat dicapai dengan judul yang tepat, peta lokasi dan
pilihan kembali ke homepage dari setiap halaman situs web. Navigasi yang
tersedia dalam situs web perpustakaan adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Home link on every page of website
Page title describes content or location in site structure
Page title appears in the top window bar
Use of Graphics/ pictures / charts

3. Kepemilikan dan Keakuratan (Authority and Accuracy)
Siapapun dapat membuat situs web. Hal ini sangat penting untuk
mengetahui identitas penulis dan kualifikasi atau keahlian yang dimilikinya untuk
menentukan kredibilitas dan kebenaran dari informasi yang disampaikan.
kepemilikan yang jelas bertujuan untuk menggambarkan bahwa informasi yang
tersedia pada halaman web dapat dipercaya oleh pengguna. Beberapa hal yang
diperhatikan dalam Otoritas dan Akurasi adalah:
1) There is a phone number and postal address to contact for further
information. (Just an e-mail address is not sufficient)
2) Is the text well written and understandable? (no grammatical, typing, or
spelling mistakes)
3) rethere links to other credible websites?

15

4. Masa Berlaku (Currency)
Masa Berlaku serta berlaku sebuah website dapat dilihat pada tahun hak cipta
(copy right). Memperbarui tanggal website dan menjamin pengguna tentang
keadaan informasi terakhir sangatlah penting untuk diperhatikan. Beberapa hal
yang diperhatikan dalam masa berlaku adalah:
1)
2)
3)
4)
5)

Copyright information
The web site is updated frequently.
The information is current and timely enough to meet the need.
The pages have been updated in the past three months.
There is an indication of when the page was last updated/revised? (Or
is there a date on the page to indicate when it was uploaded to the
web?)
6) If material is presented in graphs and/or charts and/or tables, is it
clearly stated when the data was gathered?
5. Alat Bantu Situs Web (Website Aid and Tools)
Pencarian informasi dalam situs web mendefinisikan semua tautan yang dapat
membantu pengguna untuk lebih baik dalam menggunakan situs web dan untuk
menemukan informasi yang relevan dengan cara yang cepat dan sederhana. Bagian
ini meliputi lima item:
1)
2)
3)
4)
5)

Search Enggine
Site map
Library web site feedback form or e-mail link
Web site search
Frequently Asked Questions (FAQs)

16

6. Informasi Umum Perpustakaan (Library General Information)
Informasi umum yang tersedia di situs web perpustakaan, yaitu pengenalan
perpustakaan, layanan, sumber daya, peraturan, koleksi, jam kerja, dan lain-lain.
Beberapa

hal

yang

diperhatikan

dalam

memberikan

informasi

umum

perpustakaan:
1) Library introduction
2) Information about library resources
3) Library collections
4) Information about library services
5) Contact information
6) Library location
7) Staff directory
8) Information about the building
9) Annual reports/statistics
10) Working hours
11) Library mission statement or objectives of library
12) Information about membership
13) Instructions or tutorials about library use
14) News and events
15) Administrative activities
16) Library policies and procedures
17) Library rules
18) Mail to facility to librarian/staff
19) Library department’s information
20) Information about the branches of library (if any)
21) Ongoing projects
22) Information about library committee
7. Sumberdaya Perpustakaan (Library Resources)
Setiap perpustakaan menyediakan sumber daya yang berbeda-beda.
Sumber daya yang disediakan dapat berupa penyediaan database, OPAC dan

17

Akses Katalog melalui website. Beberapa sumberdaya yang harusnya tersedia
dalam situs web perpustakaan sebagai berikut:
1) Bibliographical databases
2) Other reference sources (dictionaries, encyclopaedias etc)
3) OPAC
4) Links to other libraries online catalogues
5) Books (printed/electronic)
6) Journals, newspapers and magazines
7) CDs/DVDs ROMs
8) Audio-video materials
9) Grey Literature
10) Project reports
11) Legal deposits
12) Manuscripts
13) Online seminars
14) Microfilms
15) Music
8. Layanan Perpustakaan dan Layanan Teknis (Library Services and Technical
Services)
Layanan perpustakaan pada situs web memberikan penjelasan informasi tentang
fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan untuk penggunaan buku dan
penyebaran informasi. Sedangkan Layanan teknis pada situs web memberikan
informasi tentang akuisisi, klasifikasi, katalogisasi dan sirkulasi sering datang ke
tampilan di situs web perpustakaan. tujuan utama penyediaan layanan ini adalah
untuk memberikan gambaran kepada pengguna terhadap koleksi-koleksi baru
maupun koleksi-koleksi yang sedang diperbaiki. Beberapa informasi berkaitan
dengan layanan perpustakaan dan layanan teknis adalah sebagai berikut:

18

1) Reference services
2) Issue-return (Browsing, self check in/ out)
3) Bibliography services
4) Site search
5) Book bank services
6) Inter library loan
7) Information search request
8) Renew material
9) Fine accrued
10) Reprography services
11) Reference queries “Ask a librarian”
12) Information about classification and cataloguing
13) Material reservation
14) Purchase suggestions
15) Indexing services
16) Translation service
9. Tautan ke Sumber Daya Elektronik (Link to e-resources)
Tautan ke sumber-sumber elektronik adalah fitur kunci dari setiap
pengunaan situs web atau informasi. Sumber-sumber ini meliputi akses ke
database berlangganan khusus serta situs web yang dipilih lainnya yang
mendukung untuk pengguna online perpustakaan. Dalam kasus berlangganan
sumberdaya ini, tautan yang disediakan dibatasi dengan keterbatasan akses
atau password yang dilindungi. Tautan yang biasanya disediakan dalam situs
web perpustakaan adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Link to internal sources
Professional organisations or associations
Higher Education Commission (HEC) databases
Links to e-journals
Links to e-books
Reference tools list
Links to manuals for e-resources
Other databases
Links to search engines

19

10) E-discussion lists
10. Bahasa (Langguage)
Pilihan bahasa merupakan salah satu penentu dalam pengembangan
situs web perpustakaan. Situs web perpustakaan yang menyediakan banyak
jenis bahasa, akan memungkinkan lebih banyak pengguna yang dapat
mengerti dan mengakses situs web perpustakaan. Bahasa yang tersedia pada
situs web antara lain:
1) Bahasa Inggris
2) Selain Bahasa Inggris
3) Bahasa Lokal
Dari beberapa pembahasan yang telah dijelaskan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa dalam menganalisis konten situs web, dapat dilakukan dengan
mengamati unsur-unsur konten yang terdapat didalam situs web. Unsur-unsur
tersebut terdiri dari: (1) aksesibilitas dan kecepatan (accessibility and speed); (2)
navigasi (navigation); (3) kepemilikan dan ketepatan (authority and accuracy); (4)
masa berlaku (Currency); (5) Alat bantu Situs Web (Website aid and tools); (6)
informasi umum perpustakaan (library general information); (7) sumberdaya
perpustakaan (library resources); (8) layanan perpustakaan dan layanan teknis
(library service and technical services); (9) tautan menuju sumberdaya elektronik
(link to e-resources); (10) bahasa (language).
2.2.3

Pemutakhiran Konten Web
Berdasarkan cara pemutakhiran data dan informasinya, terdapat dua

model situs web yaitu:
20

1. Situs web dengan model statis
Situs web dengan model statis adalah web yang cara pemutakhirannya
dilakukan secara manual, yaitu mengganti dan menambah halaman web
dengan secara langsung pada halaman bersangkutan (Suyanto 2007, 22).
2. Situs web dengan model dinamis
Untuk situs web dengan model dinamis melakukan pemutakhirannya
secara otomatis dengan dukungan suatu aplikasi yang dikenal sebagai Content
Management System (CMS). CMS adalah suatu aplikasi yang memberikan
kemudahan di dalam proses distribusi informasi (Suyanto 2007, 22).
Menurut Chaerani (2012, 2) Pada organisasi pengelolaan situs web perpustakaan,
secara internal implementasi-nya dapat dalam bentuk intranet, sedang secara
eksternal implementasinya dilakukan melalui internet dengan menggunakan website.
Didalam

pengelolaan

situs

web

perpustakaan,

penggunaan

aplikasi

CMS

dimaksudkan untuk mempermudah di dalam:
(a) manajemen data, karena CMS mempunyai basisdata sehingga semua isi
yang terdapat di setiap halaman situs web dapat tersimpan dengan baik,
mudah dicari, serta dapat dibuat indeks;
(b) melakukan perubahan secara langsung isi situs web yang diinginkan
melalui grup pengguna. Perubahan yang dilakukan tidak secara manual,
melainkan dengan cara memasukan perubahan data yang diinginkan
melalui interface khusus pada browser;

21

(c) melakukan pemutakhiran dan pemeliharaan dengan menggunakan
“template based” yang memisahkan data isi dan disain tampilan. Jika
terdapat perubahan, hanya file bersangkutan yang diganti tanpa mengganti
semua halaman satu persatu;
(d) melakukan standarisasi isi dan tampilan karena antara data dan tampilan
terpisah, sehingga secara visual setiap halaman dapat dikontrol secara
mudah.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan pemutakhiran
konten web dapat dilakukan dengan 2 cara antara lain: (1) Secara langsung,
perubahan dilakukan secara manual pada setiap halaman situs web. (2) Menggunakan
Aplikasi CMS, dengan menggunakan aplikasi CMS, pembaruan konten situ web
dapat dilakukan secara cepat dan secara keseluruhan.
2.3 Arsitektur Informasi Web
2.3.1. Pengertian Arsitektur Informasi Web
Arsitektur informasi web merupakan aspek yang sangat penting dari
pengorganisasian sebuah situs web baik dalam hal memberikan informasi maupun
dalam hal berkomunikasi dengan user. Membangun sebuah situs web tidak hanya
sekedar menuliskan bahasa HTML saja. Siapa pengguna situs web tersebut dan apa
alasan mereka menggunakan situs tersebut adalah dua pertanyaan penting yang harus
dijawab seorang desainer sebelum membangun sebuah situs web. Seorang desainer
situs web perlu menemukan ide yang dapat menarik pengguna untuk berkunjung ke
situs web tersebut. Secara keseluruhan seorang desainer situs web membutuhkan visi

22

yang melekat kuat pada situs web tersebut yang membuatnya khas dan dan baik
untuk digunakan.
Menurut Rosenfeld (2011, 19) Web Information Architecture adalah sebuah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses desain informasi dan hasil dari
proses desain tersebut. Menurut Morville (2011, 20) arsitektur informasi untuk world
wide web adalah tentang menerapkan prinsip-prinsip arsitektur dan ilmu perpustakaan
dalam mendesain sebuah situs web. Tugas arsitek adalah untuk membuat sebuah
kerangka bangunan situs web yang membuatnya nyaman serta mengundang
pengguna untuk mau berkunjung, ‘bersantai’, atau bahkan berkunjung kembali suatu
hari nanti.
Sedangkan menurut O'Reilly (2006, 78) menyebutkan ada 4 jenis pengertian
arsitektur informasi:
1. The structural design of shared information environments;
2. The combination of organization, labeling, search, and navigation
systems within web sites and intranets.
3. The art and science of shaping information products and experiences to
support usability and findability.
4. An emerging discipline and community of practice focused on bringing
principles of design and architecture to the digital landscape.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsitektur informasi web merupakan
struktur rancangan (desain) web agar dapat tersusun suatu informasi yang tepat
(terorganisasi) dan mudah ditemukan isinya. Secara ringkas dapat disebutkan bahwa,
arsitektur informasi didefinisikan sebagai ilmu dan seni tentang bagaimana menyusun

23

(structuring), mengklasifikasi (classifysing) dan melakukan pelabelan (labelling)
informasi agar orang mudah mengatur dan menemukannya.
2.3.2 Komponen Arsitektur Informasi Web
Morville dan Rosenfeld (2006, 50) membagi arsitektur informasi menjadi
beberapa komponen, yaitu :
1) Alat Bantu Penelusuran (Browsing Aids)
Komponen ini bertujuan membantu pengguna menavigasi situs web. Pengguna
tidak

mengartikulasikan

apa

yang

menjadi

kebutuhan

mereka,

tetapi

menemukannya sendiri melalui menu dan link yang disediakan. Jenis alat bantu
browsing meliputi:
a. Sistem Organisasi (Organization System).
Adalah cara utama dalam pengelompokkan konten sebuah situs. Juga
dikenal dengan istilah taksonomi dan hirarki. Tag clouds adalah juga
merupakan bentuk sistem organisasi.
b. Sistem Navigasi Situs (Site-wide Navigation System)
Sistem navigasi utama yang membantu pengguna mengerti di situs
web
apa mereka berada dan kemana pengguna harus pergi untuk mengakses
sebuah situs.
c. Sistem Navigasi Lokal (Local Navigation System)

24

Hampir sama dengan site-wide navigation system, local navigation
system
membantu pengguna mengerti di situs apa mereka berada.
d. Peta Situs/Daftar Isi (Sitemaps/Table of Content)
Sistem navigasi yang melengkapi sistem navigasi utama. Memberikan
rangkuman dan link ke isi utama dari situs web, dan biasanya berbentuk
outline.
e. Index Situs (Site Indices)
Sistem navigasi tambahan yang memberikan daftar menurut abjad link
ke isi utama situs web.
f. Petunjuk Situs (Site Guides)
Sistem navigasi tambahan yang memberikan informasi khusus pada
topic
yang spesifik serta link ke situs web terkait kontent situs tersebut.
g. Site Wizards
Sistem navigasi tambahan yang mengarahkan pengguna melalui
serangkaian langkah-langkah berurutan, juga dapat membuat link ke halaman
situs web terkait.
h. Sistem Navigasi Kontekstual (Contextual Navigation System)
Secara konsisten menyajikan link ke konten terkait. Sering tertanam di
dalam teks, dan umumnya digunakan untuk menghubungkan konten yang
sangat khusus dalam sebuah situs web.
25

2. Alat Bantu Pencarian (Search Aids)
Komponen ini memungkinkan masuknya query yang dibangun sendiri oleh
pengguna melalui menu penelusuran/search dan secara otomatis akan menampilkan
informasi yang telah disesuaikan dengan query pengguna tersebut. Jenis komponen
penelusuran meliputi:
a. Kotak Penelusuran (Search Interface)
Cara-cara memasuki dan merevisi permintaan pencarian, biasanya
melalui
informasi mengenai bagaimana cara meningkatkan query yang dirumuskan
pengguna, serta cara lain untuk mengkonfigurasi pencarian pengguna.
b. Bahasa Query (Query Languege)
Bahasa query bisa termasuk operator Boelan (AND, OR, NOT)
operator
Proximity (ADJACENT, NEAR), atau dengan cara menspesifikkan bagian
yang dicari (contohnya AUTHOR=”Shakespeare”).
c. Pengembangan Query (Query Builders)
Adalah cara untuk memaksimalkan query penelusuran. Contoh paling
umum adalah dengan pengecekan ejaan, stemming, konsep penelusuran,
dan pencarian persamaan istilah melalui thesaurus.
d. Algoritma Temubalik (Retrieval Algorithms)

26

Bagian dari mesin pencari yang menentukan konten apa yang paling
sesuai
dengan query yang diberikan pengguna.
e. Wilayah Pencarian (Search Zones)
Himpunan bagian dari konten situs web yang telah diindeks secara
terpisah untuk mendukung penyempitan pencarian.
f. Hasil Penelusuran (Search Result)
Menampilkan konten yang sesuai dengan query penelusuran yang
dibangun oleh pengguna termasuk berapa banyak temuan yang akan
ditampilkan, dan bagaimana hasil temuan dirangking, disortir dan
dikelompokkan.
3.

Isi dan Tugas (Content and Task)
Ini adalah tujuan utama pengguna. Content dan task adalah sesuatu yang
sangat sulit dipisahkan dari arsitektur informasi. Content dan task meliputi:
a.

Label pada bagian atas situs web (headings)
Label untuk konten yang ditampilkan.

b.

Link tertanam (embedded links)
Link ke dalam teks

c.

Metadata tertanam (Embedded Metadata)
Informasi yang dapat digunakan sebagai metadata.

d.

Chunk
Unit logis dari konten, dapat bervariasi dalam glunarity
27

e.

Lists
Link ke potongan-potongan konten

f.

Alat bantu urutan (sequential aids)
Petunjung yang menunjukkan dimana pengguna berada dalam proses
atau
tugas, dan seberapa jauh dia harus pergi untuk menyelesaikan itu (misalnya
:”petunjuk 3 dari 8”).

g.

Tanda pengenal situs web (Identifiers)
Petunjuk yang menunjukkan dimana pengguna berada dalam sistem
informasi (misalnya menspesifikan logo apa situs yang digunakan, atau
breadcrumb yang menjelaskan dimana situs web tersebut berada)

4.

Komponen Tidak Terlihat (Invisible Component)
Komponen arsitektur tertentu terwujud sepenuhnya pada bagian latarbelakang
atau

yang

mungkin

tidak

pernah

berinteraksi

dengan

pengguna.

Komponenkomponen ini sering sangat mendukung komponen lainnya, seperti
thesaurus yang digunakan untuk meningkatkan pencarian. Berikut komponen
arsitektur tidak terlihat:
a.

Kosa kata terkontrol dan thesaurus
Kosa kata terkontrol dari kosa kata yang

merujuk yang

menggambarkan
domain yang spesifik, biasanya menyertakan istilah varian. Tesaurus
28

adalah

kosa

kata

terkontrol

yang

umumnya

menyertakan

link

kepengertian yang lebih luas dan sempit, istilah yang terkait, dan deskripsi
istilah yang merujuk. Sistem pencarian dapat meningkatkan query dengan
mengekstraksi sinonim query dari sebuah kosa kata terkontrol.
b.

Algoritma temubalik (retrieval algorithms)
Digunakan untuk merangking hasil penelusuran berdasarkan urutan
relevansi data yang terpanggil.

c.

Best bets
Hasil penelusuran manual yang dipadu dengan hasil penelusuran
menggunakan query untuk menilai hasil yang mana yang lebih relevan.

29