Pelayanan Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

(1)

PELAYANAN ANAK PADA BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SUMATERA UTARA

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.md) dalam bidang perpustakaan dan informasi

DISUSUN OLEH: MARISE TAMPUBOLON

102201016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN D-III

MEDAN 2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Pelayanan Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

Oleh : Marise Tampubolon NIM : 102201016

PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN

Ketua Jurusan : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd NIP : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan : ____________________


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Pelayanan Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara Oleh : Marise Tampubolon

NIM : 102201016

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum

NIP :

Tanda Tangan : _____________________

Tanggal : _____________________

Dosen Pembaca : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si

NIP :

Tanda Tangan : _____________________


(4)

   

Yeremia 17 : 7-8

“Diberkatilah orang mengadalkan Tuhan, yang menaruh harapannya

pada Tuhan. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang

merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak

mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak

kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”

Kupersembahkan Kepada Yesus Kristus yang selalu membimbingku dan Menolongku

“Penyertaanmu Sempurna dan Rangcanganmu Penuh Damai, YESUS”

Juga Buat Keluargaku Tercinta

Orang Tua ku  :   JAICAN JULISTER TAMPUBOLON (Alm)

ROSTIANI SIAHAAN

Saudara ku  :  Rosa Natalia Tampubolon Willian Bravo Tampubolon

Riski Rezeki Tampubolon 

 

“Namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup

melainkan Kristus yang hidup didalamku.”

(Galatia 2 : 2)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus, atas berkat dan kasih karunianya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Adapun judul kertas karya ini adalah “Pelayanan Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara.”

Penulisan kertas karya ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam kertas karya ini masih belum sempurna baik dari segi materi, pembahasan maupun penyusunan bahasanya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada mamaku tercinta Rostiani Siahaan, yang telah begitu banyak memberikan dukungan kepada penulis baik materi, moral, dan doa serta yang telah bersusah payah dengan cucuran keringat dan penuh rasa kasih sayang dalam mengasuh dan membesarkan penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, doa, dukungan dan motivasi:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Ibu Hotlan Siahaan,S.Sos, M.I.Kom, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian kertas karya ini.

5. Ibu Dra. Zurni Zahara, M.Si, selaku dosen pembaca penulis.

6. Seluruh Staff Pengajar, Dosen, dan Pegawai Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bantuannya selama Penulis menjadi Mahasiswa. Terlebih buat bang Suryawan yang membantu penulis menyelesaikan kertas karya ini, terimakasih banyak ya bang ! 7. Bapak Hasangapan Tambunan, S.Pd , M.Si selaku Kepala Badan

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara beserta seluruh staf pegawai yan telah mengizinkan penulis melakukan observasi dan mengumpulkan data sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan selesai.

8. Kakakku tersayang, Rosa Natalia Tampubolon yang banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mendoakan dan mendukung penulis. Abangku William Bravo Tampubolon dan adikku Riski Rezeki Tampubolon yang membantu dalam hal materi. Rosnelly Sinaga, S.Pd Inang uda terima kasih telah mebantu dalam hal keuangan dan motivasinya. Terima kasih buat semua keluarga.

9. Sahabat terbaik yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, juga telinganya untuk mendengarkan semua keluh-kesah penulis selama ini Vivi (Sawo Busuk), Nanda (Semangka busuk), Endang (kakak para busuk). Entah bagaimana penulis harus berterima kasih, Dan semua teman-teman stambuk 2010 terimakasih atas semuanya


(7)

10. Sahabat-sahabat ku Bismi, Dila, Indra, Hendro, Ruth yang selalu memotivasi ku dan membantu menghilangkan rasa suntuk, terimakasih teman-teman.

11.Teman-Teman Mahasiswa Stambuk 2010 Program Studi D-III Perpustakaan yang telah sama-sama berjuang dengan Penulis dalam menyelesaikan studi. Godlip, Tetty, Titir, Ersidto, Lamhot, Priay, Ario, bg Nando, de-el-el yang tak disebutkan satu-satu terima kasih atas senyum, tawa, sedih, amarah, tangis, benci dan senang selama ini. Khusus buat Pahri Zuhri makasih atas ucapan semangatnya yang lebih dari 50 kali itu, walaupun sedikit berisik.

Akhir kata Penulis mengharapkan kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama kepada penulis. Semoga berkat dan kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kita semua.

Medan, Juli 2013 Penulis

Marise Tampubolon NIM. 102201016


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR ………... viii

BAB I PENDAHULUAN ……….... 1

1.1Latar Belakang Penulisan ………... 1

1.2Tujuan Penulisan ……….... 2

1.3Ruang Lingkup ………... 3

1.4Metode Pengumpulan Data ……… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 4

2.1 Perpustakaan Umum ……… 4

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum ………... 4

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ………... 5

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum ………... 6

2.1.4 Peran Perpustakaan Umum ………. . 8

2.2 Struktur Organisasi ……….. 11

2.3 Koleksi Perpustakaan ……….. 11

2.3.1 Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan Umum ……… . 12

2.4 Pelayanan Perpustakaan ……….. 12

2.4.1 Pengertian Pelayanan Perpustakaan Umum ………. 12


(9)

2.4.2.2 Sistem Pelayanan Tertutup (Close Access) ….. 15

2.5 Pelayanan Anak ………. 17

2.5.1 Pengertian Layanan Anak ………... 18

2.5.2 Tujuan Layanan Anak ………. 18

2.5.3 Unsur-Unsur Layanan Anak ……… 19

2.5.3.1 Koleksi ………. 19

2.5.3.2 Fasilitas ……….... 20

2.5.3.3 Jasa yang diberikan ……….. 20

2.5.3.4 Pustakawan/Staf Layanan Anak ……….. 22

2.5.4 Jenis-Jenis Layanan Anak ………...… 23

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 25

3.1 Sejarah Singkat Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara ……….... 25

3.2 Visi dan Misi Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara ……….. 26

3.3 Struktur Organisasi ……… 27

3.4 Pelayanan Anak ………... 29

3.4.1 Kegiatan Pelayanan Anak ……….… 31

3.5 Pelayanan Pengguna Anak ……….…… 33

3.5.1 Sistem Pelayanan Anak ……….………...…………. 33

3.5.2 Jenis-Jenis Pelayanan ………. 33


(10)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………...… 37

4.1 Kesimpulan ……… 37

4.2 Saran ……….. 37

DAFTAR PUSTAKA ……….. 39


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Koleksi Layanan Anak Badan Perpustakaan arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara ………... 30 Tabel 2 Waktu Layanan Badan Perpustakaan arsip dan Dokumentasi


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Organisasi Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Provinsi Sumatera Utara………... 29

Gambar 2 Koleksi Pada Pelayanan Anak ………... 31

Gambar 3 Contoh Buku Mendongeng ……….. 32

Gambar 4 Contoh Kartu Anggota Perpustakaan ………..… 34

Gambar 5 Contoh Formulir Anggota Perpustakaan ………... 42

Gambar 6 Layanan Anak ……….. 43

Gambar 7 Ruang Baca Anak ………. 44

Gambar 8 Alat Pemutaran Film ………...…. 44


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penulisan

Peran Perpustakaan Umum sebagai wahana untuk mencerdaskan masyarakat sekitarnya menjadi sangat penting. Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan.

Menurut Hermawan dan Zulfikar (2003 : 3) Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat, dan didanai dengan dana masyarakat. Kegiatan utama di perpustakaan umum adalah melayani masyarakat sebagai pengguna perpustakaan. Perpustakaan amat penting bagi kehidupan kultural dan kecerdasan bangsa, karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang dapat diraih umum.

Perpustakaan umum memiliki beberapa jenis layanan, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut: Layanan sirkulasi, Layanan referensi, Layanan pendidikan pemakai, Layanan penterjemah, Layanan fotokopi (jasa reproduksi), Layanan anak, Layanan remaja, Layanan silang layan, Layanan perpustakaan keliling, Layanan Audio-Visual, Layanan Terbitan Berseri, Layanan digital.

Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi (BPAD-PROVSU) merupakan salah satu perpustakaan umum yang memiliki layanan anak.

Layanan anak adalah pelayanan perpustakaan yang ditujukan untuk anak sampai anak berumur 12-13 tahun, di dalamnya termasuk pengembangan koleksi


(14)

anak muda, lapsit services, mendongeng, membantu pengajaran dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, program summer reading, biasanya disediakan oleh pustakawan anak di ruang anak yang ada di perpustakaan umum . Layanan anak diselenggarakan oleh perpustakaan BPAD-PROVSU Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, maka salah satu layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum adalah layanan anak atau juga dikenal dengan seksi anak-anak. Berbagai kegiatan disiapkan untuk kebutuhan anak-anak dari pemilihan bahan pustaka sampai kepada pelayannya disesuaikan untuk anak menurut usia dan selera anak-anak. Koleksi bahan pustaka (buku) pada layanan anak BPAD-PROVSU berjumlah 4.117 judul dengan 11.941 eksemplar dan jumlah ini masih belum memadai untuk pengguna. Koleksi yang terdapat pada layanan anak yaitu buku dongeng, cerita rakyat, buku berhitung, buku bergambar, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik memilih judul “Pelayanan Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara (PROVSU)”. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penulisan kertas karya ini adalah untuk mengetahui kegiatan layanan anak dalam memenuhi kebutuhan informasi serta mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan layanan anak di Perpustakaan Umum BPAD-PROVSU.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan utama penulisan kertas karya ini adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang Pelayanan anak dan memiliki tujuan khusus yaitu :

a. untuk mengetahui kegiatan layanan anak BPAD-PROVSU dalam memenuhi kebutuhan informasi.

b. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan layanan anak di BPAD-PROVSU.


(15)

1.3 Ruang lingkup

Sesuai dengan judul yang diambil oleh penulis, maka ruang lingkup dalam penulisan kertas karya ini mencakup beberapa aspek pelayanan yaitu layanan anak pada BPAD Provsu.

1.4 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah :

a. Studi kepustakaan, yaitu suatu metode yang dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan bahan-bahan dan buku-buku yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan anak.

b. Studi lapangan, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke BPAD provinsi sumatera utara.

c. Wawancara, yaitu suatu cara yang digunakan penulis untuk mengadakan wawancara langsung dengan petugas perpustakaan ataupun dengan pustakawan yang ada disana. Dalam hal ini terutama petugas atau pustakawan yang bertanggungjawab dalam pelayanan anak.

                   


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran yang terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan tempat memperoleh informasi mengenai berbagai masalah, tempat rekreasi intelektual serta tempat belajar berkesinambungan.

Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009 : 77) perpustakaan umum adalah “ A library or library system that provides unrestricted access to library resources and services free of charge to all the resident of a given community, district, or geograpich region, supported wholly or in part by public funds”. Dalam pengertian sederhana definisi di atas menyatakan bahwa Perpustakaan Umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat.

Menurut Sutarno (2006 : 37) Perpustakaan Umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai displin ilmu, dan penggunaanya oleh seluruh lapisan masyarakat dan memeberikan kesempatan dan akses layanan bagi semua orang untuk memfaatkannya.

Menurut Sjahrial - Pamuntjak (2000 : 30) Perpustakaan umum adalah perpustakan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat


(17)

mempergunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama.

Menurut Siregar (2011 : 38) Perpustakaan umum didefenisikan sebagai suatu organisasi yang didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat baik melalui pemerintah lokal, regional maupun nasional atau melalui berbagai bentuk organisasi masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan umum merupakan sumber ilmu pengetahuan yang memiliki peran sebagai penyebar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Perpustakaan umum menyediakan dan melayani segala informasi yang dibutuhkan oleh pengguna di suatu daerah tertentu tanpa membedakan penggunanya. Perpustakaan umum didanai oleh umum serta jasa yang diberikan pada dasarnya cuma-cuma sebagai media mencerdaskan kehidupan bangsa.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Tujuan perpustakaan umum adalah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari pusat informasi lainnya yang bersama - sama bertujuan mendukung proses kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya suatu masyarakat yang terinformasi.

Secara teknis, tujuan perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan masyarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum tanpa membeda - bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras, pekerjaan, serta layanan cuma - cuma bagi umum.

Menurut Hermawan (2006 : 31) perpustakaan umum mempunyai 5 tujuan utama yaitu:

a) Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.

b) Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

c) Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan infornasi.


(18)

d) Bertindak selaku agen kultur, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

e) Memfasilitasi masyarakat untuk berlajar sepanjang hayat. Menurut Siregar (2011 : 39), menyatakan bahwa:

“Tujuan utama perpustakaan umum adalah memberikan sumberdaya dan pelayanan dalam berbagai bentuk media kepada penduduk yang membutuhkan, baik untuk kebutuhan pendidikan, informasi, dan pengembangan individu/pribadi, termasuk rekreasi dan mengisi waktu luang.

Dilihat dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, Perpustakaan Umum memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan lebih baik. Perpustakaan umum menyediakan sumber informasi yang cepat, murah dan tepat mengenai topik-topik yang sedang hangat dalam masyarakat maupun topik yang berguna bagi mereka. Selain itu perpustakaan umum membantu warga mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan secara umum menurut Hasugian (2000:82) yakni :

1. Penyimpanan 2. Pendidikan 3. Penelitian 4. Informasi 5. Kultural

6. Fungsi rekreasi

Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai :

a. Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.


(19)

b. Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan - tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang.

c. Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian; dan d. Rekreasi, dengan bahan - bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang (Samosir, 2004: 8)

Sedangkan dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 6), yakni :

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui

pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain - lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain - lain.

7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11.Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Sehubungan dengan fungsi tersebut di atas Siregar, (2004 : 76) menjelaskan peran utama perpustakaan umum yang ditugaskan pemerintahan negara kepada suatu perpustakaan umum yaitu :


(20)

1. Membantu masyarakat terutama remaja dan anak - anak menjadi melek informasi termasuk di dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca

2. Membantu orang dewasa untuk “belajar sepanjang hayat”dan belajar kembali untuk perubahan atau peningkatan karier

3. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan. Peran tersebut termasuk unik karena tidak dapat dipenuhi oleh lembaga jenis lainnya

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki fungsi yang kompleks, selain sebagai sarana belajar, penelitian dan pengembangan minat baca, perpustakaan umum juga berfungsi sebagai tempat pelestarian bahan pustaka lokal atau dengan istilah lain sebagai pusat deposit lokal dalam membantu masyarakat umum untuk belajar dalam mengembangkan diri. 2.1.4 Peran Perpustakaan Umum

Peran perpustakaan umum sesungguhnya sangat strategis di tengah - tengah masyarakat. Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Perpustakaan juga pusat informasi lokal dari semua jenis ilmu pengetahuan dan informasi yang tersedia untuk para penggunanya.

Menurut Sutarno (2006: 68), peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain:

a. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat. b. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi

menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.


(21)

c. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

d. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan - lahan dan hilang semangatnya.

e. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

f. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

g. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

h. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.

i. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

j. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya


(22)

masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai representatif.

k. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat - obat terlarang, dan indispliner.

Sedangkan Sutarno (2003: 55), menjelaskan bahwa beberapa peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan umum antara lain:

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara semua pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayaninya.

3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. 4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan

motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya

5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai agen perubahan, agen pengembangan dan agen pembangunan kebudayaan manusia. 6. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi

anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum dapat berperan aktif sebagai fasilator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.


(23)

2.2 Struktur Organisasi

Organisasi timbul karena adanya kebutuhan untuk mengumpulkan orang-orang dalam rangka pencapaian tujuan bersama melalui pembagian kerja. Pembagian kerja ini akan efektif apabila di dalam organisasi itu terdapat struktur organisasi yang jelas, baik secara makro maupun mikro.

Menurut Lasa (2005:275), “Pengorganisasian adalah penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen dalam suatu lembaga.”

Organisasi adalah suatu bentuk kerja sama antara sekelompok orang berdasarkan suatu keterikatan (perjanjian) untuk mencapai suatu tujuan bersama yang tertentu (Sutarno NS, 2006 : 46).

2.3 Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakan sangat besar peranannya dalam menunjang pelayanan informasi yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Pada dasarnya setiap perpustakaan mempunyai koleksi, namun masing-masing perpustakaan tersebut menyediakan koleksi yang dapat menunjang program atau kegiatan sesuai dengan fungsi dan jenis perpustakaan yang bersangkutan. Besar kecilnya koleksi perpustakaan tergantung pada jumlah anggota, bidang spesialisasi, serta dana yang tersedia, disamping itu besar kecil dan ragam koleksi juga tergantung pada jenis perpustakaan.

Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi meliputi segala macam bentuk cetakan dan rekaman. Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 19), dinyatakan bahwa :

“Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, koleksi perpustakaan umum terdiri dari bahan pustaka, audio visual dan terbitan berseri yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat umum.


(24)

2.3.1 Jenis – Jenis Koleksi Perpustakaan Umum

Perpustakaan harus memberikan ciri bagi jenis perpustakaan yang dibentuk. Jenis koleksi yang terdapat di Perpustakaan Umum harus sesuai dengan kebutuhan pengguna masyarakat. Karena koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah perpustakaan. Koleksi perpustakaan umum harus mencakup semua disiplin ilmu dan dimaksudkan untuk dipakai oleh semua lapisan masyarakat, sehingga penekanannya terletak pada variasi jenis koleksi.

Menurut Sutarno (2006 : 71) pengelompokkan bahan pustaka diperpustakaan terdiri atas :

1. Kelompok bahan pustaka umum.

2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).

3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar) 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar.

5. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).

6. Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik seperti film, kaset, video, dan lain-lain.

7. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anaka-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain.

8. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan harus memperhatikan koleksi guna mendukung, memperlancar, dan meningkatkan kualitas koleksi perpustakaan agar dapat memberikan informasi yang dapat disesuaikan dan dimanfaatkan dengan kebutuhan masyarakat.

2.4 Pelayanan Perpustakaan

2.4.1 Pengertian Pelayanan perpustakaan Umum

Pelayanan perpustakaan merupakan tugas penting dari setiap perpustakaan untuk melayani masyarakat umum. Pelayanan perpustakaan berarti kesibukan yang tak ada akhirnya, kecuali perpustakaan menyatakan jam layanan ditutup.


(25)

Menurut Sumantri (2006 : 78) Layanan merupakan semua jenis kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan dengan hubungan baik secara langsung kepada pengguna, maka koleksi harus cukup variasinya sehingga dapat menjawab semua pertanyaan dari pemakai jasa perpustakaan.

Sedangkan Darmono (2001: 134) menyatakan bahwa:

“layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang memiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan perpustakaan adalahpemberian informasi kepada pengguna.

2.4.2 Sistem Pelayanan Perpustakaan

2.4.2.1 Sistem Pelayanan Terbuka (Open Access)

Dalam sistem pelayanan terbuka perpustakaan memberi kebebasan kepada para pemakai untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta dikembalikan.

Menurut Darmono (2001 : 139) pengertian sistem layanan terbuka adalah “sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendakinya dari jajaran koleksi perpustakaan”. Pendapat-pendapat diatas menyatakan bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih langsung bahan pustaka apa yang mereka butuhkan.

Sistem pelayanan terbuka ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan seperti:

a. Kelebihannya

Adapun kelebihan dari pelayanan terbuka adalah :

1. Pengguna bebas memilih bukunya sendiri, artinya pemakai dapat melakukan browsing atau pemilihan koleksi secara bebas di rak. Jika pemakai tersebut ingin mencari buku mengenai suatu topik tertentu (misalnya saja bertanam dengan cara hidroponik) maka dia dapat memilihmilih sendiri buku yang cocok dengan keinginannya di rak.


(26)

2. Kebebasan ini menimbulkan rangsangan untuk membaca. Ketika dia memilih-milih buku yang diinginkannya, mungkin dia menemukan buku lain yang menarik perhatiannya, dan karena tertarik dia akan melihat-lihat dan mungkin saja dia akan membacanya.

3. Kalau buku yang dikehendaki tidak ada, dapat memilih buku yang lain. Mungkin pada saat masuk perpustakaan seorang pemakai berniat untuk mencari buku dengan judul dan pengarang tertentu (misalnya saja Manajemen Perpustakaan karangan Sutarno NS). Pemakai tersebut dapat mencari judul buku yang dimaksudkannya tersebut langsung ke rak buku (jika dia tahu lokasi buku tersebut), atau mencari dulu di katalog. Pada saat mencari buku di rak, ternyata buku Manajemen Perpustakaan karangan Sutarno NS tidak ada, namun pemakai tersebut menemukan buku lain dengan judul kurang lebih sama misalnya Manajemen Perpustakaan yang dikarang oleh Lasa HS, dan isi buku tersebut cocok dengan kebutuhannya. Maka pemakai tersebut dapat menggunakan buku tersebut sebagai pengganti buku yang dicarinya karena topik dan isi buku tersebut sama dengan buku yang dicarinya.

4. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan (Ramdan, 2009).

b. Kekurangannya

Adapun kekurangan dari pelayanan terbuka adalah :

1. Susunan buku dalam rak menjadi sulit teratur. Sebagai akibat dari kebebasan pemakai mengambil buku ke rak, maka susunan rak tersebut akan menjadi tidak teratur. Untuk mengurangi ketidak-teraturan susunan buku ini, maka perpustakaan harus memberikan peringatan bahwa pemakai tidak boleh menyimpan sendiri koleksi yang sudah digunakannya ke dalam rak. Juga perlu diingatkan bahwa hanya buku yang diperlukan saja yang diambil dari rak dan


(27)

disela-sela rak. Pendidikan pemakai perlu dilakukan secara terus menerus agar pemakai mengetahui cara-cara mencari buku secara sistematis dan benar. Dengan demikian pemakai tidak akan mencari buku dengan cara mengacak-acak rak secara sembarangan. 2. Kemungkinan banyak buku yang hilang. Buku hilang juga

merupakan salah satu resiko dari sistem pelayanan terbuka. Untuk itu perlu pengawasan yang baik terutama di pintu keluar. Untuk mengurangi penyobekan halaman buku, maka perlu dilakukan monitoring oleh petugas atau pustakawan. Beberapa perpustakaan besar sering menempatkan kamera pengontrol (atau cermin cembung sebagai cermin pengawas) pada tempat-tempat yang diperkirakan akan terjadi penyobekan. Penyediaan mesin fotokopi yang dekat dengan ruang koleksi juga perlu dipertimbangkan, khususnya apabila di perpustakaan tersebut banyak koleksi yang tidak dipinjamkan. Dengan penyediaan mesin fotokopi tersebut kemudahan mendapatkan salinan buku dapat diperoleh oleh pengguna sehingga mengurangi keinginan untuk melakukan penyobekan atau pencurian oleh pemakai perpustakaan.

3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa (Ramdan, 2009). Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi. Namun sistem layanan terbuka membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku hilang relatif lebih besar.

2.4.2.2 Sistem Pelayanan Tertutup (Close Access)

Kebalikan dari sistem pelayanan terbuka adalah sistem pelayanan tertutup dimana pengunjung tidak boleh masuk ke ruangan koleksi, tetapi yang koleksi yang dibutuhkannya harus diambilkan oleh petugas. Penelusuran/pencarian koleksi harus melalui katalog. Petugas selain mencatat peminjaman dan pengembalian, juga mengambilkan dan mengembalikan koleksi ke rak.


(28)

Sistem pelayanan tertutup ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan seperti:

a. Kelebihannya

Adapun kelebihan dari pelayanan tertutup adalah :

1. Susunan dan letak buku lebih teratur dan terpelihara. Hal ini karena hanya petugas (yang tentunya sudah terampil dalam menyusun buku) yang menyimpan dan mengambil buku ke rak. 2. Tidak perlu ada petugas khusus untuk mengawasi pengguna.

Dengan demikian keamanan koleksi dapat terjaga dengan sendirinya (Ramdan, 2009).

b. Kekurangannya

Adapun kekurangan dari pelayanan tertutup adalah :

1. Kebebasan melihat buku tidak ada, harus dicari melalui katalog. Artinya pemakai perpustakana tidak dapat melakukan

browsing atau pemilihan sendiri koleksi yang dibutuhkannya di rak. Karena untuk mencari koleksi pemakai tergantung kepada katalog perpustakaan, maka catalog perpustakaan harus betul-betul baik dan dapat diandalkan (reliable).

2. Melihat dari katalog kadang - kadang mengesalkan, karena dalam catalog ada, tetapi bukunya sering tidak ada, dan harus memilih lagi sampai berulang ulang.

3. Petugas harus mengambilkan dan mengembalikan buku. Inilah resiko penerapan sistem pelayanan tertutup. Karena itu diperlukan petugas yang cukup banyak di bagian pelayanan. Kadang-kadang faktor manusia yaitu kelelahan perlu diperhitungkan dalam melayani pemakai. Kadang-kadang, jika petugas lelah dalam melayani, petugas cenderung kurang teliti dalam mencari koleksi yang dibutuhkan pengguna sehingga buku yang seharusnya ditemukan di rak dikatakan tidak ada kepada pengguna. Untuk menghindari hal ini pada perpustakaan yang jumlah pemakainya besar, perlu dilakukan


(29)

pergiliran petugas (shift). Dengan demikian petugas bisa secara bergiliran beristirahat.

4. Katalog harus lengkap. Seperti sudah dijelaskan, karena pemakai perpustakaan sepenuhnya tergantung kepada katalog perpustakaan untuk mencari kebutuhan informasinya, maka katalog tersebut harus lengkap dan dapat diandalkan (Ramdan, 2009).

2.5 Pelayanan Anak

Layanan seperti ini biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan umum. Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, maka salah satu layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum adalah layanan anak atau juga dikenal dengan seksi anak-anak. Berbagai kegiatan disiapkan untuk kebutuhan anak-anak dari pemilihan bahan pustaka sampai kepada pelayannya disesuaikan untuk anak menurut usia dan selera anak-anak.

Bahan bacaan anak usia balita lebih ditekankan pada gambar (picture books) tanpa teks. Anak balita banyak tertarik pada gambar dan warna-warna yang menyolok. Setelah usia sekolah dasar anak diperkenalkan dengan huruf dan angka. Oleh karena itu koleksi untuk anak usia ini adalah buku-buku yang banyak gambar dan berwarna-warni, namun sudah mulai ada sedikit teks. Anak-anak tumbuh dan berkembang sehingga mereka membutuhkan bacaan-bacaan. Penyediaan bacaan yang tepat adalah menjadi tanggung jawab pustakawan agar anak tertarik dan gemar membaca. Anak-anak harus menemukan kepuasan dalam membaca, karena itu pustakawan tidak boleh mengabaikan selera anak. Anak-anak membutuhkan bacaan hiburan, informasi, dan hal-hal yang menarik dari lingkungannya. Televisi dan teknologi informasi telah banyak mengubah kehidupan anak-anak modern seperti sekarang ini termasuk bahan bacaannya. Oleh karena itu bacaan anak-anak perlu disesuaikan dengan dunia anak-anak saat ini.


(30)

2.5.1 Pengertian Layanan Anak

Menurut Joan M. Reitz layanan anak adalah pelayanan perpustakaan yang ditujukan untuk anak sampai anak berumur 12-13 tahun, di dalamnya termasuk pengembangan koleksi anak muda, lapsit services, mendongeng, membantu pengajaran dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, program summer reading, biasanya disediakan oleh pustakawan anak di ruang anak yang ada di perpustakaan umum (ibid., 137).

2.5.2 Tujuan Layanan Anak

Menurut Bowler (2000:24) seperti yang dikutip oleh Sri Sumekar tujuan utama layanan anak di perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan koleksi berbagai macam bahan pustakayang disajikan secara menarik dan mudah digunakan oleh anak-anak 2. Memberi bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku

dan bahan pustaka lainnya

3. Membina, mengembangkan, dan memelihara kesenangan membacasebagai suatu hobi dan mendidik untuk belajar mandiri

4. Memberi dukungan dalam masyarakat sebagai kekuatan social bersama-sama dengan lembaga lain yang berhubungan dengan kesejahteraan anak

5. Menunjang pendidikan seumur hidup dengan menggunakan semua sumber yang ada di perpustakaan

6. Membantu anak dalam mengembangkan kecakapannya dan menambah pengetahuannya

7. Membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sekolah.

Layanan anak di perpustakaan adalah pelayanan yang ditujukan khusus untuk anak-anak. Pelayanan yang diberikan bervariasi, antara lain koleksi, mendongeng, membimbing kesenangan membaca, mendidik untuk belajar mandiri, membaca bersama, dan sebagainya. Koleksi anak-anak agak berbeda dengan koleksi orang dewasa. Memilih buku bacaan untuk anak-anak bukanlah


(31)

tugas yang mudah. Kriteria bacaan anak-anak harus sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasannya.

2.5.3 Unsur-unsur Layanan Anak

Empat unsur dalam suatu layanan anak di bawah ini, yaitu : 2.5.3.1 Koleksi

Bahan pustaka untuk anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Yang dimaksud dengan bahan pustaka untuk anak ialah beragam materi yang tersedia untuk anak, baik materi berbentuk buku maupun non-buku (kaset, CD,VCD, DVD, film, games computer, dan lai-lain). Menurut Kamus Ilmu Perpustakaan dan Informasi buku anak adalah buku yang ditulis dan diilustrasikan secara spesifik untuk anak sampai dengan umur 12-13 tahun. Beberapa macam buku untuk anak antara lain bacaan fiksi dan nonfiksi, board books, sajak anak, buku alphabet, buku berhitung, buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula, buku cerita bergambar dan buku cerita.

Berdasarkan isi kandungannya, materi untuk anak dibedakan menjadi dua, yakni fiksi dan non-fiksi.

1. Fiksi untuk anak adalah semua bentuk prosa naratif yang mengandung unsure rekaan yang ditujukan (dalam beberapa materi bahkan diciptakan oleh anak) untuk anak dengan mengikuti kriteria-kriteria tertentu. Namun dapat juga karya tersebut, mungkin pada awalnya ditujukan untuk orang dewasa tetapi karena dapat memenuhi kriteria-kriteria karya fiksi untuk anak maka karya tersebut juga dapat dibaca oleh anak

2. Materi non fiksi adalah segala materi yang tidak berupa rekaan, yang mengandung pengetahuan mengenai suatu aspek kehidupan nyata/ilmiah/religi dan disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa dan penulisan serta penjelasan yang dapat dipahami anak tanpa mengurangi nilai-nilai kandungan ilmiah/kenyataan/religi materi tersebut.

Materi anak, bila dipilih dan digunakan dengan baik akan memberikan banyak manfaat. Secara umum materi untuk anak selain menjadi hiburan bagi anak, juga dapat memberikan pengetahuan (baik materi fiksi maupun non


(32)

fiksi) mengenai dunianya pada anak. Selain itu materi tersebut juga dapat dijadikan stimulant bagi rasa ingin tahunya akan dunianya, lingkungan dan segala hal yang ada di sekitarnya dan juga merangsang kemampuan bahasa dan sebagainya. Di negara Barat, materi tertentu bahkan digunakan dalam pengobatan trauma pada anak-anak korban kekerasan fisik ataupun mental (bibliotherapy).

2.5.3.2 Fasilitas

Masa anak-anak merupakan masa terpenting karena dimasa inilah seorang anak mulai peka menerima informasi di sekitarnya. Pentingnya masa anak-anak ini perlu diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik minat mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan tersebut. Tak terkecuali dengan perpustakaan. Suatu perpustakaan perlu dilengkapin dengan berbagai fasilitas dalam mendukung kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Fasilitas yang mendukung dalam pemberian pelayanan anak antara lain meja baca dan belajar, papan tulis, komputer, karpet, mainan, ruang bermain, peralatan dan perlengkapan belajar.

2.5.3.3 Jasa yang diberikan

Perpustakaan bukan hanya merupakan tempat membaca, namun dalam suatu perpustakaan juga tersedia berbagai jasa yang diberikan. Jasa perpustakaan anak antara lain :

1. Peminjaman

Jasa ini hampir ada di setiap perpustakaan. Salah satu tujuan datang ke perpustakaan adalah untuk membaca buku dan apabila perlu buku tersebut akan dipinjam untuk dibaca di rumah atau di tempat lain. Peminjaman dapat dilakukan apabila peminjaman telah menjadi anggota suatu perpustakaan. Membaca merupak salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pengguna suatu perpustakaan. Mungkin ia memiliki suatu tujuan dalam membaca buku. Menurut Sulistyo-Basuki (2005 : 3 – 7) Tujuan membaca ialah:


(33)

b. Membantu untuk memperoleh informasi

c. Membaca untuk memperoleh pengetahuan (belajar) d. Membaca untuk kombinasi di atas

2. Jasa bimbingan pembaca

Jasa ini berkaitan dengan bimbingan bacaan bagi perorangan mengenai apa yang baik dibaca. Tujuan bimbingan pembaca ini adalah menemukan buku yang sesuai bagi pengguna untuk kepentingan pendidikan atau hiburan mereka (ibid., 11 -7)

3. Menjawab pertanyaan (referens)

Penyediaan jasa referens merupakan salah satu layanan penting yang ada dalam suatu perpustakaan. Layanan referensmenjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh pengguna perpustakaan.

4. Pinjam antar perpustakaan

Pinjam antar perpustakaan adalah transaksi peminjaman materi perpustakaanyang melibatkan dua perpustakaan. “pola pinjam antar perpustakaan perlu dimanfaatkan mengingat harga buku semakin mahal, anggaran belanja perpustakaan amat terbatas, geografi Indonesia yang luas serta menghindari duplikasi yang tidak perlu” (ibid., 11 - 5). Pinjam antar perpustakaan sejenis dilakukan untuk mengatasi kebosanan akan koleksi buku yang itu-itu saja.

5. Layanan belajar

Salah satu fungsi perpustakaan adalah belajar. Pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang ada dalam suatu perpustakaan untuk mendukung belajar atau tugas mereka. Proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa meliputi (syah, 2007 : 12 ) :

a) Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan angka ragam keterampilan fisik anak (motor skills)

b) Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/ kecerdasan otak anak


(34)

c) Perkembangan social dan moral (social and moral development), yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan anak dalam berkomunikasi dengan obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok

6. Bercerita

Pustakawan atau staf perpustakaan dapat bercerita atau mendongeng sebagai hiburan untuk anak. Mendongeng terkadang dilakukan dengan alat bantu seperti papan cerita atau boneka.

2.5.3.4Pustakawan/ staf layanan anak

Bukan hanya koleksi yang berperan dalam suatu perpustakaan, namun staf perpustakaan juga tak kalah pentingnya. Agar kegiatan perpustakaan berjalan dengan efekti dan efisien, diperlukan staf perpustakaan yang mengerti akan kebutuhan penggunanya. Dalam Children’s Guidelines, perpustakaan anak memerlukan pustakawan anak yang terlatih dan berkomitmen dalam menjalankkan suatu perpustakaan. Keterampilan yang dimiliki antara lain :

1. Memiliki antusiasme yang besar

2. Kemampuan berkomunikasi, interpersonal, kerja tim, dan keterampilan memecahkan masalah

3. Kemampuan untuk membuat jaringan dan bekerja sama 4. Kemampuan memulai, fleksibel, dan terbuka untuk perubahan

5. Kemampuan mengnalisis kebutuhan pengguna, merencanakan, mengelolah dan mengevaluasi pelayanan dan program

6. Hasrat yang besar untuk terus belajar keterampilan baru dan mengembangkan dri.

Pustakawan anak juga membutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai :

a. Psikologi dan perkembangan anak b. Teori belajar dan promosinya

c. Artistik dan kesempatan kebudayaan

d. Literatur untuk anak dalam bentuk tercetak (buku) dan media lain. Terkadang ditemukan seorang yang menjadi relawan atau seseorang yang


(35)

perpustakaan khusus. Dalam perpustakaan layanan anak peran mereka pun sangat besar. Menurut Kamus Ilmu Perpustakaan dan Informasi relawan adalah seseorang yang bekerja untuk sebuah perpustakaan atau organisasi lain tanpa imbalan berupa materi.

Staf perpustakaan layanan anak termasuk ke dalam pekerja social. Pekerja social adalah seorang professional yang bekerja membantu dengan fokus kepada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Pada umumnya mereka memiliki akreditasi pendidikan.

2.5.4 Jenis-Jenis Layanan Anak

Jenis layanan anak-anak di perpustakaan umum meliputi: 1. Layanan membaca

Selain meminjamkan bahan pustaka anak-anak, perpustakaan umum menyediakan layanan anak-anak Balita dan anak-anak sampai usia 12 tahun. Mereka diarahkan untuk mengembangkan imajinasi, meningkatkan minat baca dan gemar belajar serta rekreasi yang mendidik.

2. Bimbingan membaca

Layanan ini diperlukan bagi anak-anak yang membutuhkan bacaan khusus namun sulit untuk mendapatkannya. Anak-anak diperkenalkan kepada buku secara bertahap yaitu dengan memberikan buku bergambar tanpa teks. Setelah mengenal huruf mereka diberi buku bergambar dengan teks sederhana dan mudah dibaca. Setelah lancar membaca maka mereka diberi buku dengan teks yang lebih banyak daripada gambar sampai kepada buku yang hanya terdiri dari teks saja. Untuk acara bimbingan membaca ini perlu dilakukan secara terencana dengan jadwal yang teratur sehingga tidak mengganggu jam pelajaran sekolah.

3. Layanan referens anak

Layanan kepada anak-anak perlu juga dilengkapi dengan layanan referens. Anak-anak perlu diperkenalkan kepada buku-buku referens sejak dini. Bahan referens untuk anak-anak mencakup ensiklopedia, kamus, atlas dan lain-lain. Pustakawan yang bertugas di bagian referens anak-anak dapat


(36)

memberi bimbingan bagaimana mencari informasi, cara menggunakan buku referens dan menjawab pertanyaan anak-anak.

4. Acara mendongeng

Layanan mendongeng ini biasanya sangat digemari anak-anak terutama usia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada usia ini anak-anak memiliki rasa ingin tahu. Karena itu sangat tepat bila pada usia ini diperkenalkan buku-buku yang sesuai dengan alam pikiran anak-anak. Buku tersebut dapat dibacakan oleh pustakawan dengan cara seperti mendongeng.

Pustakawan (atau dapat bekerjasama dengan guru TK atau SD) harus menggunakan koleksi dan alat peraga yang ada di perpustakaan dalam mendongeng. Pembawa cerita harus mempunyai pengetahuan tentang bacaan anak-anak yang akan disampaikan.

Waktu untuk melaksanakan acara mendongeng harus disesuaikan dengan waktu berkunjung anak ke perpustakaan, biasanya waktu libur. Jadwal acara mendongeng tersebut harus diumumkan di bagian pelayanan sehingga anak-anak tahu kapan mereka harus berkunjung apabila ingin mendengarkan dongeng tersebut.

5. Pertunjukan atau pemutaran film

Perpustakaan umum yang memiliki berbagai kegiatan untuk layanan anak-anak sebaiknya melaksanak-anakan pertunjukan film anak-anak-anak-anak. Untuk menyelenggarakan acara pemutaran film ini perpustakaan dapat bekerjasama dengan perpustakaan lain yang lebih besar yang memiliki koleksi film yang lebih lengkap dan memiliki peralatan pemutar film. Saat ini pemutaran film dapat menggunakan alat pemutar VCD atau DVD yang diproyeksikan ke layar melalui LCD proyektor. Beberapa film anak-anak juga tersedia dalam bentuk VCD atau DVD.

Beberapa jenis film dengan tema sejarah, flora dan fauna, alam, pengenalan tentang negara, penemuan ilmiah dan ruang angkasa dapat menjadi pilihan untuk diputar


(37)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Sejarah Singkat berdirinya Badan Perpusakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara awalnya didirikan pada tanggal 1 Agustus 1956 dengan nama Perpustakaan Negara Provinsi Sumatera Utara, yang bertugas untuk melayani keperluan pemerintah maupun masyarakat umum berupa buku, majalah, dan sejenisnya. Sekalipun Perpustakaan Negara Provinsi Sumatera Utara didirikan tahun 1956, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan No. 4762/S/1956, peresmiannya baru dilaksanakan pada tahun 1957.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0199/1997 tertanggal 23 Juni 1978 Perpustakaan Negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah Sumatera Utara. Setahun kemudian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Surat Keputusan No. 095/0/1979 bahwa Perpustakaan Wilayah Sumatera Utara termasuk kriteria Tipe B karena koleksinya kurang dari 20.000 judul.

Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan Keppres No. 11 tahun 1989 tertanggal 6 Maret 1989 Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, merupakan satuan organisasi di lingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berada di Kota Provinsi Sumatera Utara. Adapun Tugas dan Fungsi diatur oleh Perpustakaan Nasional RI melalui Keputusan kepala Perpustakaan Nasional No. 001/RG/1990 tertanggal 21 September 1990.

Dengan dikeluarkannya Keppres No. 50 tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI tertanggal 29 Desember 1997 Perpustakaan Daerah Sumatera Utara berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Melalui Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 44 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI tertanggal 23 Juli 1998 ditegaskan bahwa Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara termasuk Tipe A dengan eselon II a.


(38)

Setelah menjadi perangkat Dearah Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2000 berubah menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Kemudian Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara ditetapkan sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara danberdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 bahwa Perpustakaan dan Kearsipan merupakan unsur urusan wajib Pemerintah, dipimpin oleh seorang Kepala Badan berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah, maka Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Sumatera Utara senantiasa berupaya melakukan perbaikan dan revitalisasi sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi. Sebagai implementasi dan kondisi tersebut Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi berupaya melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan agar dapat berlangsung secara efisien, efektif, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya didasarkan pada rencana jangka panjang yang tertuang dalam rencana strategi berdasarkan azas kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsional, azas profesionalisme dan azas akuntabilitas serta visi/misi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

3.2 Visi dan Misi Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Adapun visi dari Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, yaitu :


(39)

Adapun misi dari Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, yakni :

1. Mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam, karya tulis dan naskah-naskah/dokumen sebagai hasil karya budaya bangsa

2. Meningkatkan promosi gemar membaca dan masyarakat sadar arsip

3. Meningkatkan pelayanan bagi pemustaka, pengguna arsip yang berbasis teknologi informasi guna mendukung kegiatan menulis, meneliti, berdiskusi dan wisata baca

4. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan dan kearsipan pada instansi pemerintah, BUMD, swasta dan masyarakat

5. Mendorong pengembangan kualitas sumber daya manusia guna mendukung tata pemerintahan yang baik.

3.3 Struktur Organisasi

Untuk bagian kesekretariatan dikepalai oleh seseorang kepala bagian secretariat membawahi sub bagian umum, sub bagian keuangan dan sub bagian program. Adapun yang menjadi tugas di bagian sekretariat ini adalah yang berkaitan dengan urusan surat menyurat, administrasi, kepegawaian dan urusan rumah tangga perkantoran dan urusan keuangan.

Untuk bidang arsip daerah di kepalai oleh seorang kepala bidang yang membawahi tiga sub bidang yakni sub bidang pengelolaan arsip in aktif, sub bidang pengelolaan arsip statis dan sub bidang pembinaan kearsipan. Bidang ini adalah merupakan peleburan dari kantor arsip daerah provinsi Sumatera Utara. Adapun tugas bidang kearsipan ini mengurus berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kearsipan.

Bidang pengembangan dan pengelolaan membawahi dua sub bidang yakni sub bidang deposit dan sub bidang pengembangan dan pengolahan bahan pustaka. Tugas bagian ini adalah untuk melakukan pemasyarakatan UU Nomor 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam serta melakukan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka. Bidang Layanan


(40)

Perpustakaan membawahi dua sub bidang yakni sub bidang layanan dan sub bidang automasi dan multimedia. Tugas di bagian ini adalah melaksanakan layanan informasi, melakukan kerjasama dan automasi, bibliografi, serta melakukan kegiatan promosi perpustakaan seperti melakukan pameran, perlombaan, serta membuat literature sekunder.

Bidang Pembinaan perpustakaan membawahi dua sub bidang yakni sub bidang sumberdaya manusia dan sub bidang kelembagaan. Adapun tugas dibagian pembinaan perpustakaan ini adalah melakukan pembinaan sumber daya manusia dan melakukan pembinaan semua jenis perpustakaan.

Berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah Povinsi Sumatera Utara dan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 061.293.K/Tahun 2002 tentang Tugas dan Tata Kerja Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara struktur organisasi BPAD Propsu .


(41)

Gambar 1 : Bagan Organisasi Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Sumber : http://bpad.sumutprov.go.id/content/index/4/profile 3.4 Pelayanan Anak

Layanan anak BPAD Provsu terletak di lantai satu dekat dengan tempat parkiran sepeda motor pengunjung. Pada Layanan anak tidak semua petugas yang berada diruang tersebut pustakawan. Jumlah Petugas pada layanan anak terdapat dua orang pustakawan dan dua orang pegawai.


(42)

Pelayanan yang diberikan BPAD Provsu kepada pengguna anak yaitu layanan membaca, mendongeng dan pemutaran film. Koleksi buku-buku yang terdapat di layanan anak merupakan hasil dari pembelian dan dana yang didapat untuk membeli semua koleksi adalah dari pemerintah. Jumlah koleksi untuk layanan anak adalah 4.117 judul dengan 11.941 eksemplar.

Tabel-1

Daftar Koleksi Layanan Anak Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi

No Klasifikasi Jumlah Eksemplar

1 000 Karya Umum 12 25

2 100 Filsafat 45 76

3 200 Agama 68 259

4 300 Ilmu Sosial 290 1.237

5 400 Bahasa 50 133

6 500 Ilmu Murni 46 397

7 600 Teknologi Terapan 3 26

8 700 Kesenian 12 93

9 800 Kesusasteraan 3 20

10 900 Geografis/Sejarah 328 665

Non fiksi 1.073 3.255

Fiksi 2.187 5.755

Jumlah 4.117 11.941

Jumlah pengunjung setiap hari pada layanan anak yaitu lebih kurang dari 50 orang. Apabila ada kunjungan dari sekolah seperti sekolah TK maka penggunjung akan bertambah dari hari biasa. Kendala yang sering dihadapi pustakawan ketika menghadapi anak adalah pada saat ada kunjungan dari sekolah karena dengan adanya kunjungan tersebut pustakawan akan susah mencari informasi yang di butuhkan pengguna. Ukuran ruangan anak adalah 5x8 meter. Ukuran ini termasuk dalam kategori masih sempit, sehingga dengan ukuran


(43)

layanan anak yang masih sempit maka pustakawan akan sulit untuk mencari informasi yang dibutuhkan anak.

Gambar 2 : koleksi pada pelayanan anak

BPAD Propsu memberikan motivasi semangat dalam minat baca dengan cara mengadakan kegiatan lomba membaca, lomba membaca puisi, lomba mewarnai.

3.4.1 Kegiatan Pelayanan Anak

1. Layanan membaca, Pada pelayanan anak BPAD PROVSU pustakawan memberikan layanan membaca kepada pengguna anak dengan cara memberikan buku bacaan yang mengembangkan imajinasi, meningkatkan minat baca, membuat gemar belajar.

2. Bimbingan membaca, Pustakawan memberikan bimbingan kepada pengguna anak misalnya anak yang belum mengenal huruf maka pustakawan memberikan buku yang hanya bergambar tanpa menggunakan teks.

3. Acara mendongeng, Layanan anak BPAD PROVSU mengadakan acara mendongeng. Acara dongeng dilakukan pada waktu adanya kunjungan dari sekolah atau pun rombongan yang membawa anak-anak ke BPAD. Acara dongeng akan dipimpin oleh pustakawan yang bertugas di ruangan tersebut, namun acara dongeng juga dapat dipimpin oleh guru mereka sendiri. Tempat yang digunakan untuk mendongeng tersebut adalah Ruang khusus layanan anak


(44)

Cara mendongeng yang dilakukan, yaitu:

a) Persiapan, Sebelum mendongeng, siapkan cerita yang menarik dan mengandung pesan moral tentunya. Biasanya, anak usia 3-8 tahun menyukai dongeng tentang binatang, cerita rakyat tradisional, dan cerita tentang orang di sekitarnya. Sedangkan anak usia 9-12 tahun, lebih suka cerita tokoh heroik, penuh tantangan dan bahaya, yang sifatnya lebih realistis.

b) Bangun suasana, Saat mendongeng, suasana yang menarik juga perlu dibangun agar anak tetap fokus pada cerita. Curi perhatian dari anak dengan pancingan tebak-tebakan, iringan lagu, atau selingan permainan di sela-sela waktu mendongeng. Kegiatan mendongeng akan terasa lebih atraktif, dan orang tua bisa makin intim dengan anak.

c) Kuasai teknik, Teknik mendongeng memang penting, tetapi Anda juga tak harus terlalu terpaku pada teori. Vokal dan ekspresi wajah, serta posisi saat mendongeng, merupakan teknik yang perlu diperhatikan.

d) Beri penutup, Karena dongeng merupakan salah satu sarana sosialisasi moral dan budi pekerti, maka setelah mendongeng Anda perlu memberi kesimpulan atas cerita. Anak perlu tahu mana tokoh yang baik dan patut dicontoh, dan mana yang sebaiknya tidak diikuti.


(45)

4. Pertunjukan atau pemutaran film, Pertunjukan atau pemutaran film dilakukan untuk menambah wawasan yang lebih banyak. Karena film yang diputar merupakan pelajaran yang dilakukan tanpa menggunakan jasa orang melainkan tenaga listrik. Pemutar film yang digunakan adalah DVD. Jenis film yang diputa yaitu tentang sejarah, flora, fauna, alam, penemuan ilmiah, dan sebagainya. Pemutaran film dilakukan dengan menggunakan televisi dan media player. Kegiatan ini dapat dilakukan apabila kunjungan dari sekolah untuk menunjukkan koleksi yang berupa tentan sejarah, floran ataupun fauna.

3.5 Pelayanan Pengguna Anak 3.5.1 Sistem Pelayanan

Perpustakaan BPAD Propsu dalam memberikan layanan kepada penggunanya menetapkan sistem dan kegiatan pelayanan. Sistem yang diterapkan pada BPAD Provsu kepada layanan anak adalah sistem layanan terbuka dimana pengguna dapat secara langsung memilih, menemukan dan mengambil bahan pustaka yang dikehendaki dengan memilih sendiri atau menggunakan bantuan pustakawan agar anak dapat menemukan informasi yang diinginkanya.

3.5.2 Jenis-Jenis Pelayanan 1. Keanggotaan

Yang menjadi anggota BPAD Provsu adalah seluruh masyarakat tanpa membedakan status sosial, ras agama, maupun mereka usia. Anak yang ingin mendaftar menjadi anggota BPAD harus mengisi formulirnya seperti pengguna umum. Anak-anak dapat di isikan oleh orang tua atau keluarga yang bertanggungjawab.

Syarat pendaftaran anggota BPAD Provsu untuk anak adalah :

a. Isi formulir permohonan menjadi anggota boleh di isikan oleh keluarga maupun keluarga yang bertanggungjawab.

b. Lampirkan Pas Poto ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar c. Lampirkan foto kopi indentitas yang digunakan d. Lama peminjaman buku maksimal 2 buku


(46)

e. lam dap f. Se ole kep Kartu ang inilah me pustaka, m

Sumber : B Se persyarata kantong perpustaka 2. Peminj Peminj pencatatan ma peminja pat diperpan telah dileng eh Kepala s pada petuga ggota akan d

njadi saran maka kartu a

Ga BPAD Provsu telah calo an keanggot pinjam. Pe aan njaman njaman baha

n bukti bah

aman empa njanag selam gkapi denga sekolah , be as administr diberikan k na indentita anggota ini

ambar 4 : Co

u, 2013 on anggota taan maka engguna sa an pustaka hwa pemaka

at belas har ma 2 mingg an pas poto erkas di ma rasi layanan kepada angg as bagi calo harus diisi

ontoh Kartu A

a menggur pengguna a ah dalam

adalah pela ai atau angg

ri lamanya gu

, foto kopi asukkan ke n. gota perpus on peminja dengan jela Anggota Perp rus kartu anak menda meminjam ayanan sirk gota perpus

dan bila m

Kartu Sisw dalam map

takaan. Kar aman atau p as. pustakaan anggota apatkan kar man koleks kulasi yang stakaan mem mana diper

wa serta disa p dan disera

rtu perpusta pengguna b

dan mem rtu anggota si yang ad

berupa keg minjaman b

rlukan ahkan ahkan akaan bahan enuhi a atau da di giatan bahan


(47)

dimana letak buku yang dicarinya atau mencari buku tersebut langsung ke rak-nya. Setalah mendapatkan Buku yang dibutuhkannya diberikannya kepada pustakawan untuk mencatat tanggal pengembalian pada buku peminjamn dan slip pengembalian. Buku yang di pinjam hanya 2 buku saja. Lama peminjaman buku selama 2 minggu.

Prosedur peminjaman bahan perpustakaan BPAD Propsu adalah sebagai berikut : a. Peminjaman boleh langsung dan mencarinya sendiri atau meminta bantuan

kepada petugas perpustakaan ke ruang koleksi dengan menunjukkan kartu anggota.

b. Mengambil sendiri buku yang diperlukan atau meminta bantuan kepada petugas perpustakaan.

c. Buku yang dipinjam ditunjukkan kepada petugas perpustakaan.

d. Petugas perpustakaan mencatat tanggal pengembalian pada peminjaman dan slip pengembalian.

e. Petugas menyerahkan buku kepada peminjam. 3. Pengembalian

Dalam pelayanan pengembalian bahan perpustakaan adalah merupakan kelanjutan dari pelayanan peminjaman suatu bahan perpustakaan. Lama peminjaman yang diberikan kepada pengguna anak hanya dua minggu. Setelah habis masa peminjaman maka anak wajib mengembalikan buku, anak juga bisa menitipkannya kepada keluarga untuk mengembalikan buku yang sudah di pinjam.

Prosedur pengembalian bahan perpustakaan BPAD Provsu adalah sebagai berikut: a. Peminjam menyerahkan bahan perpustakaan yang telah di pinjam kepada

petugas

b. Petugas menerima dan memeriksa bahan perpustakaan yang dipinjam apakah bahan perpustakaan yang dikembalikan dalam keadaan baik atau tidak.

c. Jika tidak terjadi kerusakan maka petugas memeriksa apakah bahan perpustakaan yang dikembalikan dalam keadaan baik atau tidak.

d. Petugas mengambil kartu peminjaman dari kotak kartu peminjaman atas nama anggota tersebut.


(48)

e. Petugas mengembalikan kartu buku pada kantung buku f. Petugas menyusun buku ke rak

4. Perpanjangan

Bahan perpustakaan yang dipinjam telah habis masa peminjamannya, maka anak dapat berkewajiban untuk mengembalikan bahan perpustakaan tersebut, anak juga bisa menitipkan kepada keluarga untuk mengembalikan buku yang sudah dipinjam. Jika peminjam masih ingin tetap menggunakan bahan pustaka maka anak harus melakukan perpanjangan dengan melapor kepada pustakawan dan perpanjangan masa peminjaman bahan perpustakaan hanya dapat satu kali saja dalam dua minggu. Perpanjangan harus dialakukan langsung oleh pengguna dan tidak boleh diwakilkan.

5. Penagihan

Prosedur penagihan yang dilakukan bila terjadi kerterlambatan batas pengembalian buku adalah petugas memeriksa lama keterlambatan pengembalian bahan pustaka dan membuat surat tagihan kepada pengguna sebagai sanksi administrasi atau denda sebesar Rp.1000/hari setiap buku kecuali buku hilang maka pengguna wajib mengganti dengan buku yang sama.

3.6.3 Waktu Pelayanan

Badan Perpustakaan Arsip dan dokumentasi Provsu dalam memberikan layanan telah menetapkan peraturan waktu buka pelayanan perpustakaan sebagai berikut :

Tabel-2 Waktu layanan

Hari Waktu Senin - Jumat O8.00 – 17.00 WIB

Sabtu - Minggu 09.00 – 15.00 WIB


(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. BPAD Provsu memberikan layanan kepada semua pengguna tanpa membedakan latar belakang, status sosial, suku, agama, pendidikan dan juga usia dari yang dewasa dan remaja maupun anak-anak. 2. Pelayanan yang diberikan BPAD Provsu kepada anak yaitu

layanan membaca, layanan mendongeng.

3. Sistem yang diterapkan pada BPAD Provsu kepada layanan anak adalah sistem layanan terbuka dimana pengguna dapat secara langsung memilih, menemukan dan mengambil bahan pustaka yang dikehendaki dan juga dengan meminta bantuan kepada pustakawan agar pengguna dapat menemukan informasi yang diinginkanya.

4. Jenis-jenis Pelayanan Pengguna anak yang diberikan BPAD Provsu adalah keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan, penagihan.

5. Dengan adanya pelayanan khusus yang diberikan BPAD Provsu ke anak-anak maka pengguna yang merupakan anak-anak mudah dalam mencari informasi yang diinginkannya.

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dari observasi yang telah dilakukan, maka penulis mencoba untuk mengemukakan saran dan masukkan, diantaranya adalah :

1. Koleksi bahan pustaka pada layanan anak termasuk dalam kategori sedikit maka perlu tambahan koleksi yang lebih banyak agar


(50)

pengguna mendapatkan informasi yang lebih banyak dan tidak bosan saat mencari informasi karena kurangannya koleksi.

2. Sebaiknya rak-rak buku diberi jarak yang lebih banyak agar pengguna tidak saling mengantri untuk masuk ke rak yang sama dan tidak mengganggu pengguna yang sedang mencari buku.

3. Menambahkan meja dan kursi pada layanan anak sehingga apabila pengunjung dari sekolah datang untuk berkunjung dapat menggunakan meja tersebut tanpa harus membaca dilantai.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan : USU Press.

Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyrakat. Jakarta : Sagung Seto.

Pamuntjak-Ny, Rusina Sjahrial. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan.

Siregar, Ridwan. 2011. Perencanaan Lokasi Perpustakaan Umum. Medan : USU Press

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.

Darmono. 2006. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Grasindo.

Hidayat, Fedri. 2011. Fungsi dan Tujuan Layanan Perpustakaan. Url :

http://www.fedrihidayat.co.cc/2009/12/fungsi-dan-tujuan-layananperpustakaan.html (Akses pada 10 Maret 2011).

Hermawan, Rachman. 2006. Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto

Indonesia, Perpustakaan Nasional RI. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Indonesia, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.


(52)

Hasiana,Nirma. 2009. Pelayanan Perpustakaan Literature. Url :


(53)

Lampiran 1

   

Untuk melakukan Observasi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara. Dengan judul Kertas Karya “PELAYANAN ANAK PADA BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI ( BPAD ) PROVINSI SUMATERA UTARA”


(54)

Lampiran

Gambar 5  

n 2

: Contoh foormulir angggota perpusttakaan


(55)

Lampiran 3

  Gambar 6 : Layanan Anak


(56)

(57)

(1)

Hasiana,Nirma. 2009. Pelayanan Perpustakaan Literature. Url :

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127133-RB13N198p-Pelayanan%20perpustakaan-Literatur.pdf (Akses pada 20 Juli 2013).


(2)

Lampiran 1

   

Untuk melakukan Observasi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara. Dengan judul Kertas Karya “PELAYANAN ANAK PADA BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI ( BPAD ) PROVINSI SUMATERA UTARA”


(3)

Lampiran

Gambar 5  

 

n 2

: Contoh foormulir angggota perpusttakaan

 


(4)

Lampiran 3

  Gambar 6 : Layanan Anak


(5)

Gambar 7 : Ruang baca anak

Gambar 8 : Alat Pemutaran Film


(6)