Pemanfaatan Literatur Anak Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

(1)

Pemanfaatan Literatur Anak Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Ahlimadya (A. Md)

Disusun Oleh: ARIEF HIDAYAT

112201032

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Pemanfaatan Literatur Anak Pada Kantor

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

Oleh : Arief Hidayat

NIM : 112201032

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN

KETUA : Dra. ZaslinaZainuddin, M.Pd NIP : 19570407 198603 2 001

TandaTangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP : 19511013 197603 1 001 Tanda Tangan :


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Pemanfaatan Literatur Anak Pada Kantor

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

Oleh : Arief Hidayat

NIM : 112201032

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum NIP : 19560331198603 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal :

Dosen Pembaca : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si NIP : 19560716197903 2 002

TandaTangan :


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat meneyesaikankan kertas karya ini yang berjudul “Pemanfaatan Literatur Anak Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita mendapat pertolongannya dihari kemudian Amin. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda Suparli dan Ibunda tercinta Nuraini yang telah begitu banyak memberikan dukungan moril, materil dan yang paling utama doa yang tiada tara diucapkan disetiap sujudnya.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis juga telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai harganya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi arahan dan bimbingan sampai kertas karya ini selesai.

2. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku dosen pembaca yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis.

3. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf pengajar program studi D-III perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan mendidik penulis selama perkuliahan.


(5)

6. Ibu Nina Zahara MZ, S.H, M.AP, sebagai Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dan staff terkait lainnya yang bersedia memberikan informasi dan arahan untuk kertas karya penulis. 7. Buat Abangku Hamzah Akbar, Kakakku Nurlina, Kakakku Santi dan

Kakakku Ani tanpa doa dan dukungan yang kalian berikan penulis tidak dapat menyelesaikan kertas karya ini. Dan seluruh keluarga besar penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,.

8. Buat teman-teman terdekat Zulham, Adi Kurniawan, Ahmad Afandi, Faturrahaman, Rizky Ardiansyah, Dimas K Putera, Billy Sebayang, Eko Andi Syahputra, Fista Chairani, Meli Liasta, Dedek Marhamah, Rayhan Tina, Desi Andika yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan kertas karya ini. Terimakasih atas doa-doanya dan dukungannya serta semangatnya kalian telah menjadi energi yang sangat besar.

9. Dan seluruh teman-teman Stambuk 2011 yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

Penulis ucapkan terimakasih untuk kebersamaan selama ini. Akhir kata, penulis berharap semoga kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila selama pembuatan kertas karya ini ada tingkah laku penulis yang kurang berkenann. Dan kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis ucapkan banyak terimakasih dan mendapat Ridho dan Rahmat dari Allah SWT, Amin

Medan, Agustus 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Ruang Lingkup ... 3

1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Perpustakaan Umum ... 4

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 4

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ... 5

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum ... 7

2.1.4 Peran Perpustakaan Umum ... 10

2.2 Pemanfaatan ... 12

2.2.1 Pengertian Pemanfaatan Literatur Anak ... 12

2.2.2 Tujuan Pemanfaatan Literatur Anak ... 12

2,2,3 Tingkat Pemanfaatan Literatur Anak ... 13

2.3 Koleksi Perpustakaan ... 13

2.4 Pengertian Literatur Anak ... 14

2.5 Layanan Anak ... 14

2.5.1 Pengertian Layanan Anak ... 15

2.5.2 Tujuan Layanan Anak ... 15.

2.5.3 Jenis - Jenis Layanan Anak ... 16

2.5.4 Sistem Layanan Anak ... 17

2.5.4.1 Sistem Pelayanan Terbuka ... 17

2.5.4.2 Sistem Pelayanan Tertutup ... 20

2.5.5 Unsur - Unsur Pelayanan Anak ... 22


(7)

BAB III Pemanfaatan Literatur Anak Pada Kantor Perpustakaan,

Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi ... 27

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan ... 27

3.2 Visi dan Misi Perpustakaan ... 28

3.2.1 Visi ... 28

3.2.2 Misi ... 29

3.3 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan ... 29

3.4 Struktur Organisasi ... 30

3.5 Sistem Pelayanan ... 32

3.6 Jenis Pelayanan ... 32

3.6.1 Layanan Sirkulasi ... 32

3.7 Pengguna Perpustakaan Layanan Anak ... 33

3.8 Pelayanan Pengguna Anak ... 35

3.8.1 Jenis - Jenis Pelayanan Anak ... 36

3.8.2 Unsur - Unsur Layanan Anak ... 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 40

4.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Pegawai ... 29 Tabel 3.2 Koleksi Perpustakaan Layanan Anak ... 36 Tabel 3.3 Peralatan dan Perlengkapan Perpustakaan ... 37


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan umum mempunyai peran sebagai lembaga netral didalam masyarakat. Pepustakaan umum bagi masyarakat menjadi tempat rujukan dalam mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing yang pada akhirnya masyarakat mendapat informasi yang baik dan berkualitas. Oleh karena itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan.

Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 6, pengertian perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial – ekonomi. Perpustakaan tempat terkumpulnya bahan pustaka baik tercetak maupun terekam yang dikelola secara teratur dan sistematis, serta mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

Menurut Hermawan dan Zulfikar (2003 : 3) “Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat, dan didanai dengan dana masyarakat. Kegiatan utama perpustakaan umum adalah melayani masyarakat sebagai pengguna perpustakaan. Perpustakaan amat penting bagi kehidupan kultural dan kecerdasan bangsa, karena perpustakaan umum merupakan satu – satunya pranata kepustakawanan yang dapat diraih umum.

Sebagaimana halnya manusia dewasa, anak pun membutuhkan informasi tentang dunia dan segala sesuatu yang ada dan terjadi disekelilingnya yang dapat dijangkau pikiran. Pemenuhan kebutuhan anak akan informasi tersebut dapat dilakukan dan diberikan, melalui bacaan. Pada hakikatnya semua orang senang dan butuh cerita, terlebih anak yang sedang berada dalam masa peka untuk tumbuh dan berkembang.

Dewasa ini perhatian orang akan pentingnya Pemanfaatan literatur anak serta pemenuhan dan penyediaan buku – buku bacaan bagi anak - anak semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan bacaan anak merupakan sesuatu yang penting selain oleh kebutuhan yang lain seperti mainan. Penyediaan literature anak yang tepat sejak mereka masih anak-anak diyakini akan membantu literasi dan kemauan membaca anak pada usia dini.

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi merupakan perpustakaan yang diharapkan mampu menyediakan sarana dengan baik agar masyarakat atau khususnya bagi pengguna bacaan anak dapat menfaatkan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya, hal ini sesuai dengan visi perpustakaan yaitu : menjadi pusat informasi dan sarana belajar sepanjang hayat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Pemanfaatan Literatu Anak.


(11)

Berdasarkan profil kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi tahun 2013, memiliki koleksi buku berjumlah lebih kurang 826 judul dan 2.720 eksemplar buku, selain itu juga tedapat majalah, tabloid , surat kabar, bahan audio – visual berupa CD dan DVD dan sebuah Taman bermain mini. Jumlah pengguna terdaftar sebanyak lebih kurang 4.500 orang. Adapun jam buka perpustakaan yaitu pada hari senin – kamis mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB, hari jum’at mulai pukul 08.00 – 11.30 WIB, serta hari minggu mulai pukul 09.00 – 14.00 WIB.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik memilih judul

“Pemanfaatan Literatur Anak Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi”. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penulisan kertas karya ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan literature anak dan kegiatan literature anak tersebut dalam memenuhi kebutuhan informasi.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan literatur anak Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

2. Untuk mengetahui jumlah koleksi literatur anak pada Kantor Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

3, Mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapi dalam pemanfaatan literatur anak pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

1.3 Ruang Lingkup

Sesuai dengan judul yang diambil oleh penulis maka ruang lingkup dalam penulisan kertas karya ini adalah meliputi pemanfaatan literature anak, pemenuhan dan penyediaan bahan koleksi anak dan hal-hal yang ada kaitannya dengan pemanfaatan literature anak

1.4 Metode Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu : penulis untuk mengumpulkan bahan – bahan dan buku – buku dan bahan pustaka lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Pemanfaatan literatur anak.

b. Studi Lapangan (Observasi)

Penulis melakukan peninjauan langsung ke Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi sebagai objek penelitian terutama pada pelayanan anak.

c. Wawancara

Penulis melakukan wawancara langsung dengan kepala perpustakaan, pustakawan dan semua yang terlibat didalam kegiatan pemanfaatan

literatur anak pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Perpustakaan yang dipeuntukkkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran yang terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda –bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan tempat memperoleh informasi mengenai berbagai masalah, tempat rekreasi intelektual serta tempat belajar berkesinambungan.

Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009 : 77) perpustakaan umum adalah “ A library system that provides unrestricted access to library resources and services free of charge to all resident of a given community, district, or geograpich region, supported wholly or in oart by public funds”. Dalam pengertian sederhana definisi di atas menyatakan bahwa Perpustakaan Umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat.

Menurut Sutarno (2006 : 37) Perpustakaan umum sering diibaratkan, “sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai displin ilmu, dan penggunaanya oleh seluruh lapisan masyarakat dan memberikan kesempatan dan akses layanan bagi semua orang untuk memanfaatkannya”.

Menurut Siregar (2011 : 38) Perpustakaan umum didefenisikan,” sebagai suatu organisasi yang didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat baik melalui pemerintah local, regional maupun nasional atau melalui berbagai bentuk organisasi masyarakat”.

Sedangkan menurut Unesco Public Library Manifesto yang dikutip oleh Hasugian (2009 : 77) menyatakan bahwa Perpustakaan umum dinyatakan sebagai berikut : The public library is the local center of information, making all kinds of knowledge and information readily available to its users. The public library, the local gateway to knowledge, provides a basic condition for lifelong learning, independent of the individual and social groups.

Sedangkan menurut Sjahrial – Pamuntjak (2000 : 30) “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum”. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat mempergunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan umum merupakan sumber ilmu pengetahuan yang memiliki peran sebagai penyebar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Perpustakaan umum menyediakan dan melayani segala informasi yang dibutuhkan oleh pengguna disuatu daerah tertentu


(13)

tanpa membedakan penggunanya. Perpustakaan didanai oleh umum serta jasa yang diberikan pada dasarnya cuma-cuma sebagai media mencerdaskan kehidupan bangsa.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Tujuan perpustakaan umum adalah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari pusat informasi lainnya yang bersama – sama bertujuan mendukung proses kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya suatu masyarakat yang terinformasi.

Secara teknis, tujuan perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan masyarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras, pekerjaan, serta layanan cuma-cuma bagi umum.

. Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Menurut Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Hasugian ( 2009 : 77) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan utama, yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik 2. Menyediakan informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat,

terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan sedang hangat dalam kalangan masyarakat

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehinga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarkat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan seperti ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka untuk umum namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan, adakalanya harus melalui perpustakaan lain

4. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran

budaya, ceramah, pemutaran film dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni.

Selain uraian tersebut di atas dalam Buku Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum (2000 : 6), dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut :


(14)

Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang

berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang Universitas Sumatera Utara daya kreasi dan inovasinya bagi

peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.

2. Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah : a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca, serta mendayagunakan budaya tujlisan dalam segala sektor kehidupan. b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta

memanfaatkan informasi

c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri

e. Memupuk minat dan bakat masyarakat

f. Menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat g. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

3. Tujuan Operasional

Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

Dari kedua uraian di atas mengemukakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah membina dan mendidik masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkan bahan pustaka dengan baik agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Perpustakaan umum memberikan pengarahan dan pendidikan tentang tujuan dan manfaat perpustakaan bagi masyarakat. Di samping itu perpustakaan umum juga berperan untuk mengembangkan kebiasaan membaca serta belajar mandiri masyarakat dengan mempergunakan bahan pustaka.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Fungsi perpustakaan umum sebagaimana tertuang dalam undang-undang perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007, perpustakaan umum mempunyai beberapa fungsi strartegis dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat yaitu :

a) Fungsi perpustakaan umum sebagai tempat pembelajaran seumur hidup (life-long learning). Perpustakaan umum tempat dimana semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampau usia lanjut bisa terus


(15)

belajar tanpa dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Banyak program pemerintah, seperti pemberantasan buta huruf dan wajib belajar, akanjauh lebih berhasil seandainya terintegrasi dengan perpustakaan umum. Bila di sekolah orang diajar agar tidak buta huruf dan memahami apa yang dibaca. Maka diperpustakaan umum, orang diajak untuk terbuka wawasannya, mampu berpikir kritis, mampu mencermati berbagai masalah bersama dan kemudian bersama-sama dengan anggota komunitas yang lain mencarikan solusinya. Tugas perpustakaan umum membangu lingkungan pembelajaran (learning environment) dimana anggota komunitas pemakainya termotivasi untuk terus belajar dan terdorong untuk berbagi pengetahuan. Dalam konsep manajemen modern, hal ini ddisebut dengan Knowledge Management.

b) Fungsi perpustakaan umum sebagai katalisator perubahan budaya. Peubahaan perilaku masyarakat pada hakikatnya adalah perubahan budaya masyarakat, perpustakaan umum merupakan tempat strategis untuk mempromosikan segala sesuatu untuk meningkatkan produktifitas masyarakat. Individu komunitas yang berpengetahuan akan membentuk komunitas berpengetahuan, Perubahan pada tingkat individu akan membawa perubahan pada tingkat masyarakat. Komunitas yang berbudaya adalah komunitas yang berpengetahuan dan produktif. Komunitas yang produktif mampu melakukan perubahan dan meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik.

c) Fungsi perpustakaan umum sebagai agen perubahan sosial. Idealnya perpustakaan umum adalah tempat dimana segala lapisan masyarakat bisa bertemu dan berdiskusi tanpa dibatasi prasangka agama, ras, kepangkatan, strata, kesukuan, golongan, dan lain-lain. Perpustakaan umum sangat strategis dijadikan tempat anggota komunitas berkumpul dan mendiskusikan beragam masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, pepustakaan tidak hanya menyediakan ruang baca, tetapi juga menyediakan ruang public bagi komunitasnya untuk melepas unek-uneknya dan kemudian berdiskusikan bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Tugas pustakawanlah untuk mendokumentasikan semua pengetahuan publik yang dihasilkan dan menyebarluaskan keanggota komunitas yang lain, seorang pustakawan dituntut tidak hanya mampu mengolah informasi, tetapi juga harus punya kepekaan sosial yang tinggi dan skill berkomunikasi yang baik.

d) Fungsi perpustakaan umum sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Dari semua pengetahuan komunitas yang didokumentasikan di perpustakaan umum, fungsi berikutnya adalah melakukan kemas ulang informasi, kemudian memberikan kepada para pengambil keputusan sebagai masukan dari masyarakat. Dengan begini masyarakat akan puna posisi tawar yang lebih baik dalam memberikan masukan-masukan dalam pengambilan kebijakan publik. Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsi diatas perpustakaan umum tidak dapat berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat umum maupun pemerintah daerah setempat, hal ini sesuai dengan amanat


(16)

undang-undang perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 8 huruf a s/d f yang bebunyi sebagai berikut :

a).Menjamin penyelenggaran dan pengembangan perpustakaan di daerah. b).Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata diwilayah masing-masing

c).Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolahan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat

d).Menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatka perpustakaan

e). Memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan didaerah dan

f). Menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum daerah berdasar kekhasan daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang kekayaan budya dearah di wilayahnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peran pemerintah dearah sangat besar terhadap perkembangan perpustakaan umum di daerahnya, selain adanya dukungan yang kuat dari masyarakatnya. Hal inilah kiranya yang dapat mendorong perlunya pemikiran oleh masyarakat dan pemerintah kota untuk dikembangkan, agar perpustakaan umum berkembang sesuai dengan berkiprah sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang mampu mengembangkan potensi masyarakat serta mampu sebagai pusat pelestarian kekayaan budaya bangsa

Sedangkan menurut Hasugian (2000 : 82 ) yakni : 1. Penyimpanan

2. Pendidikan 3. Penelitian 4. Informasi 5. Kultural

6. Fungsi rekreasi

Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai :

a) Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.

b) Preservasi kebudayaan, menyimpan dan meyediakan tulisan-tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan dimasa yang akan datang.

c) Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian, dan

d) Rekreasi, dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang (Samosir, 2004 : 8)

Sehubungan dengan fungsi tersebut di atas Siregar, (2004 : 76) menjelaskan peran utama perpustakaan umum yang ditugaskan pemerintah negara kepada suatu perpustakaan umum yaitu :


(17)

1. Membantu masyarakat terutama remaja dan anak-anak menjadi melek informasi termasuk didalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca.

2. Membantu orang dewasa untuk “belajar sepanjang hayat” dan belajar kembali untuk perubahan atau peningkatan karier

3. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan. Peran tersebut termasuk unik karena tidak dapat dipenuhi oleh lembaga jenis lainnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki fungsi yang kompleks, selain sebagai sarana belajar, penelitian dan pengembangan minat baca, perpustakaan umum juga berfungsi sebagai tempat pelestarian bahan pustaka local atau dengan istilah lain sebagai pusat deposit lokal dalam membantu masyarakat umum untuk belajar dalam mengembangkan diri.

2.1.4 Peran Perpustakaan Umum

Peran perpustakaan umum sesungguhnya sangat strategis di tengah-tengah masyarakat. Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Perpustakaan juga pusat informasi lokal dari semua jenis ilmu pengetahuan dan informasi yang tersedia untuk para penggunanya.

Menurut Sutarno (2006 : 68), peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain :

a) Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi, dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat. b) Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi

menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya. c) Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin

dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

d) Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan yang membutuhkansumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya.

e) Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

f) Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

g) Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat


(18)

belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan/

h) Petugas perpustakaan dapatberperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.

i) Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

j) Perpustaaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belim memiliki perpustakaan yang memadai representative.

k) Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat – obat terlarang, dan indipliner.

Sedangkan menurut Sutarno (2003 : 55) menjelaskan bahwa beberapa peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan umum antara lain:

1 Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

2 Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara semua pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayaninya. 3 Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan

minat baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

4 Pepustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

5 Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai agen perubahan, pengembangan, agen pembangunan kebudayaan manusia.

6 Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.


(19)

2.2 Pemanfaatan

2.2.1 Pengertian Pemanfaatan

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Depdikbud Balai Pustaka (2000: 711) dijelaskan “bahwa pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah. Kemudian mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses, cara, perbuatan pemanfaatan. Dengan demikian pemanfaatan dapat diaritikan suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau obyek”. Pemanfaatan koleksi buku merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna menggunakan buku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam buku dapat bersifat ilmiah yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan bersifat hiburan. Defenisi tersebut merupakan pengembangan dari pengertian pemanfaatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 711) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di artikan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah suatu proses atau cara memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Pemanfaatan koleksi di perpustakaan antara lain yaitu menggunakan koleksi didalam perpustakaan dan meminjam buku untuk digunakan diluar perpustakaan.

2.2.2 Tujuan Pemanfaatan Literatur Anak

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2003 : 77) Tujuan dilakukannya pemanfaatan secara umum adalah untuk mempermudah pengguna perpustakaan menemukan informasi yang dibutuhkan. Dalam menyelenggarakan perpustakaan, unsur yang utama adalah mengupayakan agar semua koleksi dan perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik. Tugas perpustakaan adalah untuk mengajak, menarik dan mengundang masyarakat pengguna berkunjung keperpustakaan atas kesadarannya sendiri, agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasanya membaca dan berbudaya tinggi. Masyarakat yang demikian senantiasa mengikuti peristiwa dan perkembangan mutakhir karena menguasai sumber informasi dan ilmu pengetahuan, sehingga masyarakat pengguna tersebut mempunyai pandangan dan wawasan yang luas, bersikap mandiri, percaya diri dan mengikuti kemajuan zaman.

Berdasarkan pengertian di atas tujuan pemanfaatan adalah untuk mempermudah pemakai atau pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi sehingga tujuan perpustakaan yang salah satunya adalah menyediakan berbagai sumber informasi atau bahan pustaka yang diperlukan oleh pengguna atau pemakai dapat terpenuhi.

2.2.3 Tingkat Pemanfaatan Literatur Anak

Menurut Mount Sunt Vincent University Library (dalam Evi 2004 : 11) mengemukakan bahwa ada beberapa teknik untuk mengevaluasi tingkat pemanfaatan koleksi perpustakaan yaitu:

1. Memperhatikan tingkat judul berdasarkan standar umum, dapat dilihat melalui:


(20)

a. Katalog perpustakaan b. Bibliografi subjek c. Analisis sitasi d. Review essay e. Bibliografi khusus

f. Daftar usulan dari pengguna

2. Sistem data perpustakaan mencakup keseluruhan judul dalam subjek tertentu berhubungan dengan pengadaan, frekuensi sirkulasi peminjaman dan statistic silang layanan.

3. Menguji secara langsung ke rak termasuk evaluasi kondisi fisik buku.

4. Survei pengguna tentang cakupan, kedalaman, kesesuaian, dan kemuktakhiran bahan pustaka.

2.3 Koleksi Perpustakaan Umum

Koleksi perpustakaan merupakan unsur yang penting, karena layanan tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh. Untuk dapat memberikan pelayanannya, maka perpustakaan harus berupaya menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Pengertian koleksi perpustakaan menurut Siregar (2002 : 2) adalah “Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakatguna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi meliputi segala macam bentuk cetakan dan rekaman.

Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 19), menyatakan bahwa : “Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain -lain.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan umum terdiri dari bahan pustaka tercetak, bahan pustaka terekam, dan bahan pustaka elektronik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.

2.4 Pengertian Literatur Anak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan Pemanfaatan mengandung arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Dari pengertian diatas dapat diambil batasan bahwa Pemanfaataan Literatur anak adalah suatu proses yang dilakukan pengguna. Dalam memanfaatkan informasi yang terdapat dalam bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi. Khsusunya pengguna literature anak.

2.5 Pelayanan Anak

Layanan seperti ini biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan sekolah. Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan sekolah yaitu memberikan pelayanan kepada pengguna/murid melalui pendayagunaan koleksi bahan pustaka untukkeperluan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, maka salah satu layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan sekolah adalah layanan anak atau juga dikenal dengan seksi anak- anak. Berbagai kegiatan


(21)

disiapkan untuk kebutuhan anak- anak dari pemilihan bahan pustaka sampai kepada pelayanannya disesuaikan untuk anak menurut usia dan selera anak- anak.

Bahan bacaan anak usia balita lebih ditekankan pada gambar (picture books) tanpa teks. Anak balitabanyak tertarik pada gambar dan warna- warna yang menyolok. Setelah usia sekolah dasar anak diperkenalkan dengan huruf dan angka. Oleh karena itu koleksi untuk usia anak dini adalah buku- buku yang banyak gambar dan warna- warni, namun sudah mulai ada sedikit teks. Anak- anak tumbuh dan berkembang sehingga mereka membutuhkan bacaan- bacaan.Penyedian bacaan yang tepat adalah menjadi tanggung jawab pustakawan agar anak tertarik dan gemar membaca.Anak- anak harus menemukan kepuasan dalam membaca, karena itu pustakawan tidak boleh mengabaikan selera anak. Anak- anak membutuhkan bacaan hiburan, informasi, dan hal- hal yang menarik dari lingkungannya. Telivisi dan teknologi informasi telah banyak mengubah kehidupan anak- anak modern seperti sekarang ini termasuk bahan bacaannya.Oleh karena itu bacaan anak- anak perlu disesuaikan dengan dunia anak- anak saat ini.

2.5.1 Pengertian Layanan Anak

Adapun pengertian layanan anak sebagai berikut :

Menurut Joan M. Rietz (2002 : 74) layanan anak adalah pelayanan perpustakaan yang ditunjukan untuk anak sampai anak berumur 12- 13 tahun, didalamnya termasuk pengembangan koleksi anak muda, lapsit services, mendongeng, membantu pengajaran dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, program summer reading, biasanya disediakan oleh pustakawan anak di ruang anak yang ada di perpuatakaan.

2.5.2 Tujuan Layanan Anak

Adapun Tujuan layanan anak sebagai berikut :

Menurut Bowler (2000:24) seperti yang dikutip oleh Sri Sumekar tujuan utama layanan anak diperpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan koleksi berbagai macam bahan pustaka yang disajikan secari menarik dan mudah digunakan oleh anak- anak

2. Memberi bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan bahan pustaka lainnya

3. Membina, mengembangkan, dan memelihara kesenangan membaca sebagai suatu hobi dan mendidik untuk belajar mandiri

4. Memberi dukungan dalam masyarakat sebagai kekuatan social bersama- sama dengan lemabaga lain yang berhubungan dengan kesejahteraan anak

5. Menunjang pendidikan seumur hidup dengan menggunaka semua sumber ada di perpustakaan

6. Membantu anak dalam mengembangkan kecakapannya dan menambah pengetahuannya


(22)

Layanan anak di perpustakaan adalah pelayanan yang ditunjukan khusus untuk anak- anak-anak.Pelayanan yang diberikan bervariasi, antara lain koleksi, mendongeng, membimbing kesenangan membaca, mendidik untuk belajar mandiri, membaca bersama, dan sebagainya. Koleksi anak- anak agak berbeda dengan koleksi orang dewasa. Memilih buku bacaan untuk anak- anak bukanlah tugas yang mudah. Kreteria bacaan anak-anak harus sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasannya.

2.5.3 Jenis- jenis Layanan Anak

Jenis layanan anak- anak di perpustakaan sekolah meliputi : 1. Layanan membaca

Selain meminjamkan bahan pustaka anak- anak, perpustakaan umum menyediakan layanan anak- anak Balita dan anak sampai usia 12 tahun. Merka diarahkan untuk mengembangkan imajinasi, meningkatkan minat baca dan gemar belajar serta rekreasi yang mendidik.

2. Bimbingan membaca

Layanan ini diperlukan bagi anak- anak yang membutuhkan bacaan khusus namun sulit untuk mendapatkannya.Anak- anak diperkenalkan kepada buku secara bertahap yaitu dengan memberikan buku bergambar tanpa teks.Setelah mengenal huruf mereka diberi buku bergambar dengan teks sederhana dan mudah dibaca.Setelah lancer membaca maka mereka diberi buku dengan teks yang lebih banyak daripada gambar sampai kepada buku yang hanya terdiri dari teks saja.Untuk acara bimbingan membaca ini perlu dilakukan secara terencana dengan jadwal yang teratur sehingga tidak menggangu ham pelajaran sekolah.

3. Layanan referens anak

Layanan kepada anak- anak perlu juga dilengkapi dengan layanan referena.Anak- anak perlu diperkenalkan kepada buku- buku referens sejak dini. Bahan refrens untuk anak- anak mencakup ensiklopedia, kamus, atlas dan lain- lain. Pustakawan yang bertugas di bagian referens anak- anak dapat memberi bimbingan bagaimana mencari informasi, cara menggunakan buku referens dan menjawab pertanyaan anak- anak.

4. Acara mendongeng

Layanan mendongeng ini biasanya sangat digemari anak- anak terutama usia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada usia ini anak-anak memiliki resa ingin tahu. Karena itu sangat tepat bila pada usia ini diperkenalkan buku- buku yang sesuai dengan imajinasi anak- anak. Buku tersebut dapat dibacakan oleh pustakwan dengan cara seperti mendongeng. Pustakawan ( dapat bekerja sama dengan guru TK dan SD) harus menggunakan koleksi dan alat peraga yang ada di perpustakaan dalam mendongeng. Pembawa cerita harus mempunyai pengetahuan tentang bacaan anak- anak yang akan disampaikan. Waktu untuk melaksanakan acara mendongeng harus disesuaikan dengan waktu berkunjung aka keperpustakaan, biasanya waktu libur.Jadwal acara mendongeng tersebut harus diumumkan di bagian pelayanan sehingga anak- anak mengetahui untuk berkunjung apabila ingin mendengarkan dongeng tersebut.


(23)

5. Pertunjukan atau pemutaran film

Perpustakaan umum yang harus dimiliki berbagai kegiatan untuk layanan anak- anak sebaiknya melaksanakan pertunjukan film anak- anak. Untuk menyelenggarakan acara pemutaran film ini perpustakaan dapat bekerja sama dengan pustakawan lain yang lebih besar memiliki koleksi film yang lengkap dan peralatan pemutar film. Saat ini pemutaran film dapat menggunakan alat pemutar VCD atau DVD yang diproyeksikan ke layar melalui LCD proyektor.Beberapa film anak- anak juga tersedia dalam bentuk VCD atau DVD. Beberapa jenis film dengan tema sejarah, flora dan fauna, alam, pengenalan tentang Negara, penemuan ilmiah dan ruang angkasa dapat menjadi pilihan untuk diputar.

2.5.4 Sistem Pelayanan Anak

2.5.4.1 Sistem Pelayanan Terbuka (Open Access)

Dalam sistem pelayanan terbuka perpustakaan memberikan kebebasan kepada para pemakai untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta dikembalikan.

Menurut Darmono (2001 : 139) pengertian sistem layanan terbuka adalah “sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendakinya dari jajaran koleksi perpustakaan”. Pendapat- pendapat diatas menyatakan bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih langsung bahan pustaka apa yang mereka butuhkan.

Sistem layanan terbuka ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan seperti :

a. Keuntungan

Adapun keuntungan dari pelayanan terbuka adalah :

1. Pengguna bebas memilih bukunya sendiri, artinya pemakai dapat melakukan browsing atau pemilihan koleksi secara bebas di rak. Jika pemakaian tersebut ingin mencari buku mengenai auatu topic tertentu (misalnya saja bertanam dengan hidroponik) maka dia dapat memilih sendiri buku yang cocok dengan keinginannya di rak.

2. Kebebasan ini menimbulkan rangsanganuntuk membaca. Ketika akan memilih nuku yang diinginkannya, mungkin dia akan menemukan buku lain yang menarik perhatiannya, dank arena tertarik dia akan melihat dan mungkin saja dia akan membacanya.

3. Kalau buku yang dikehendaki tidak ada, dapat memilih buku yang lain. Mungkin pada saat masuk perpustakaan seorang pemakai berniat untuk mencari buku dengan judul dan pengarang tertentu (misalnya saja Manajemen Perpustakaan karangan Sutarno NS). Pemakai tersebut dapat mencari judul buku yang dimaksudkannya tersebut langsung ke rak buku ( jika dia tahu lokasi buku tersebut), atau mencari duli di katalog. Pada saat mencari buku di rak, ternyata buku Manajemen Perpustakaan Sutarno NS tidak ada, namun pemakai tersebut menemukan buku lain dengan judul kurang lebig sama misalnya


(24)

Manajemen Perpustakaan yang dikarang oleh Lasa HS, dan isi buku tersebut cocok dengan kebutuhannya. Maka pemakai tersebut dapat menggunakan buku tersebut sebagai pengganti buku yang dicarinya karena topic da nisi buku tersebut sama dengan yang dicarinya.

4. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan (Ramdan, 2009 : 34).

b. Kekurangan

Adapun kekurangan dari pelayanan terbuka adalah:

1. Susunan buku dalam rak menjadi sulit teratur. Sebagai akibat dari kebebasan pemakai mengambil buku ke rak, maka susunan rak tersebut akan menjadi tidak teratur. Untuk mengurangi ketidak teraturan susunan buku ini, maka perpustakaan harus memberikan peringatan bahwa pemakai tidak boleh menyimpan sendiri koleksi yang sudah digunakannya ke dalam rak. Juga perlu diingatkan bahwa hanya buku yang diperlukan saja yang diambil dari rak dan dibaca di meja baca yang sudah disediakan, bukan membacanya di sela-sela rak. Pendidikan pemakai perlu dilakukan secara terus menerus agar pemakai mengetahui cara- cara mencari buku secara sistematis dan benar. Dengan demikian pemakai tidak akan mencari buku dengan cara mengacak-acak rak secara sembarangan.

2. Kemungkinan banyak buku yang hilang. Biku hilang juga merupakan salah satu resiko dari system pelayanan terbuka. Untuk itu perlu pengawasan yang baik terutama di pintu keluar. Untuk mengurangi penyobekan halaman buku, maka perlu dilakukan monitoring oleh petugas atau pustakawan. Beberapa perpustakaan besar sering menempatkan kamera pengontrol (atau cermin cembung sebagai cermin pengawas) pada tempat tempat yang diperkirakan akan menjadi penyobekan. Penyediaan mesin fotocopi yang dekat dengan ruang koleksi juga perlu dipertimbangkan, khususnya apabila di perpustakaan tersebut banyak koleksi yang tidak dipinjamkan. Dengan penyediaan mesin fotokopi tersebut kemudahanmendapatkan salinan buku yang diperoleh oleh pengguna sehingga mengurangi keinginan untuk melakukan penyobekan atau pencurian oleh pemakai perpustakaan.

3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa (Ramdan, 2009 : 34).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari dan mengambilan sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi.Namun sistem layanan terbuka membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku hilang relative lebih besar.


(25)

2.5.4.2 Sistem Pelayanan Tertutup ( Close Access)

Kebalikan dari sistem pelayanan terbuka adalah sistem pelayanan tertutup dimana pengunjung tidak boleh masuk keruangan koleksi, tetapi yang koleksi yang dibutuhkannya harus diambilkan oleh petugas.Penelusuran/ pencarian koleksi harus melalui katalog.Petugas selain mencatat peminjaman dan pengembalian, juga mengembalikan dan mengembalikan koleksi ke rak.

Sistem pelayanan tertutup ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan seperti

a. Keuntungan

Adapun keuntungan dari pelayanan tertutup adalah:

1. Susunan dan letak buku lebih teratur dan terpelihara. Hal ini karena hanya petugas (yang tentunya sudah terampil dalam menyusun buku) yang menyimpan dan mengambil buku ke rak. 2. Tidak perlu ada petugas khusus untuk mengawasi pengguna.

Dengan demikin keamanan koleksi dapat terga dengan sendirinya (Ramdan, 2009 : 34).

b. Kekurangan

Adapun kekurangan dari pelayanan tertutup adalah :

1. Kebebasan melihat buku tidak ada, harus dicari melalui katalog. Artinya pemakai perpustakaan tidak dapat melakukan browsing atau pemilihan sendiri koleksi yang dibutuhkannya di rak. Krena untuk mencari koleksi pemakai tergantung kepada katalog perpustakaan, maka catalog perpustakaan harus betul-betul baik dan dapat diandalkan (reliable).

2. Melihat katalog terkadang mengesalkan, karena dalam katalog ada, tetapi bukunya sering tidak ada, dan harus memilih lagi sampai berulang-ulang.

3. Petugas harus mengambilkan dan mengembalikan buku. Inilah resiko penerapan sistem pelayanan tertutup. Karena itu diperlukan petugas yang cukup banyak di bagian pelayanan. Kadang- kadang faktor manusia yaitu kelelahan perlu diperhitungkan dalam melayani pemakai. Jika petugas lelah dalam melayani, petugas cendrung kurang teliti dalam mencari koleksi yang dibutuhkan pengguna sehingga buku yang seharusnya ditemukan di rak dikatakan tidak ada kepada pengguna. Untuk menghindari hal ini pada perpustakaan yang jumlah pemakainya besar, perlu dilakukan pergiliran petugas (shift). Dengan demikian petugas bias secara bergiliran beristirahat.

4. Katalog harus lengkap. Seperti sudah dijelaskan, karena pemakai perpustakaan sepenuhnya tergantung kepada katalog perpustakaan sepenuhnya tergantung kepada katalog perpustakaan untuk mencari kebutuhan informasinya, maka katalog tersebut harus lengkap dan dapat diandalkan. (Ramdan, 2009 : 34).


(26)

2.4.5 Unsur - Unsur Layanan Anak

Empat unsur dalam suatu layanan anak di bawah ini, yaitu:

1 Koleksi

Bahan pustaka untuk anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Yang dimaksud dengan bahan pustaka untuk anak ialah beragam materi yang bersedia untuk anak, baik materi berbentuk buku maupun non buku (kaset, CD,VCD,DVD, film,games computer, dan lain- lain).Menurut Kamus Ilmu Perpustakaan dan Informasi buku anak adalah buku yang ditulis dan diilustrasikan secara spesifik untuk anak sampai dengan umur 12- 13 tahun. Beberapa macam buku untuk anak antara lain bacaan fiksi dan nonfiksi, board books, sajak anak, buku alphabet, buku berhitung, buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula, buku cerita bergambar dan buku cerita.

Berdasarkan isi kandungannya, materi untuk anak dibedakan untuk anak dibedakan menjadi dua, yakni fiksi dan non-fiksi.

1. Fiksi untuk anak adalah semua bentuk prosa naratif yang mengundang unsure rekaan yang ditujukan (dalam beberapa materi bahkan diciptakan oleh anak) untuk anak dengan mengikuti kriteria-kriteria tertentu. Namun dapat juga karya tersebut, mungkin pada awalnya ditunjukan untuk orang dewasa tetapi karena dapat memenuhi kriteria-kriteria karya fiksi untuk anak maka karya anak tersebut juga dapat dibaca oleh anak.

2. Materi non fiksi adalah segala materi yang tidak berupa rekaan, yang mengandung pengetahuan mengenai suatu aspek kehidupan nyata/ilmiah/religi dan disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa dan penulisan serta penjelasan yang dapat dipahami untuk tanpa mengurangi nilai- nilai kandungan ilmiah/kenyataan/religi/ materi tersebut.

Materi anak, bila dipilih dan digunakan dengan baik akan memberikan banyak manfaat. Secara umum materi untuk anak selain menjadi hiburan bagi anak, juga dapat memberikan pengetahuan (baik materi fiksi maupun non fiksi) mengenai dunianya anak. Selain itu materi tersebut juga dapat dijadikan stimulant bagi rasa ingin tahunya akan dunianya, lingkungan dan segala hal yang ada disekitarnya dan juga merangsang kemampuan bahasa dan sebagainya. Di Negara Barat, materi tertentu bahkan digunakan dalam pengobatan trauma pada anak- anak korban kekerasan fisik maupun mental ( bibliotheraphy).

2 Fasilitas

Masa anak- anak merupakan masa terpenting karena dimasa inilah seorang anak mulai peka menerima informasi di sekitarnya.Pentingnya masa anak- anak ini perlu diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik minat mereka sehingga dapat dapat meningkatkan kemampuan mereka.Oleh karena itu, diperlukan fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan kemampuan tersebut.Tak terkecuali dengan perpustakaan.Suatu perpustakaan perlu dilengakapi dengan berbagai fasulitas dalam mendukung kegiatan yang berlangsung di dalamnya.Fasilitas yang mendukung dalam pemberian pelayanan anak antara lain meja baca, dan belajar, papan tulis, computer, karpet, mainan, ruang bermain, peralatan dan perlengkapan belajar.


(27)

3 Jasa yang diberikan

Perpustakaan bukan hanya tempat membaca, namun dalam suatu perpustakaan juga tersedia berbagai jasa yang diberikan. Jasa perpustakaan anak antara lain :

1. Peminjaman

Jasa ini hampir ada disetiap perpustakaan. Salah satu tujuan datang ke perpustakaan adalah untuk membaca buku dan apabila perlu buku tersebut akan dipinjam untuk dibaca di rumah atau di tempat lain. Peminjaman dapat dilakukan apabila peminjaman telah menjadi anggota suatu perpustakaan.Membaca merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh ppengguna suatu perpustakaan.Mungkin ia memiliki tujuan dalam membaca buku.

Menurut Sulistyo-Basuki (2005 :3 – 7) Tujuan membaca ialah: a) Membaca untuk kesenangan, kegembiraan, dan santai b) Membantu untuk memperoleh informasi

c) Membaca untuk memperoleh pengetahuan (belajar) d) Membaca untuk kombinasi di atas

2. Jasa bimbingan pembaca

Jasa ini berkaitan dengan bimbingan bacaan bagi perorangan mengenai apa yang baik dibaca. Tujuan bimbingan pembaca ini adalah menemukan apa yang sesuai bagi pengguna untuk kepentingan pendidikan atau hiburan mereka

3. Menjawab pertanyaan (referens)

Penyediaan jasa referens merupkan salah satu layanan penting yang ada dalam suatu perpustakaan.Layanan menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh pengguna perpustakaan. Layanan refrens menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh pengguna perpustakaan.

4. Pinjam antar perpustakaan

Pinjam antar perpustakaan adalah transaksi peminjaman materi perpustakaan yang melibatkan dua perpustakaan. “pola pinjam antar perpustakaan perlu dimanfaatkan mengingat harga buku semakin mahal, anggaran belanja perpustakaan amat terbatas, geografi Indonesia yang luas serta menghindari duplikasi yang tidak perlu. Pinjam antar perpustakaan sejeni dilakukan untuk mengatasi kebosanan akan koleksi buku yang itu-itu saja.

5. Layanan belajar

Salah satu fungsi perpustakaan adalah belajar. Pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang ada dalam suatu perpustakaan untuk mendukung belajar atau tugas mereka.proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa meliputi (Syah, 2007 : 12)

a) Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan angka ragam keterampilan fisik anak ( motors skills).


(28)

b) Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/ kecerdasan otak anak

c) Perkembangan social dan moral (social and moral development), yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan- perubahan anak dalam berkomunikasi dengan obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. 6. Bercerita

Pustakawan perpustakaan dapat bercerita atau mendongeng sebagai hiburan untuk anak. Mendongeng terkadang dilakukan dengan alat bantu seperti papan cerita atau boneka.

2.6 Pustakawan Layanan Anak

Bukan hanya koleksi yang berperan dalam suatu perpustakaan, namun pustakawan juga berperan pentingnya. Agar kegiatan perpustakaan berjalan dengan efektif dan efesien, diperlukan pustakawan yang mengerti akan kebutuhan penggunanya. Dalam Children’s Guidelines, perpustakaan anak memerlukan pustakawan anak yang terlatih dan berkomitmen dalam menjalankan suatu perpustakaan. Keterampilan yang dimiliki antara lain :

1. Memiliki antusiasme yang tinggi

2. Kemampuan berkomunikasi, interpersonal, kerja tim, dan keterampilan memecahkan masalah

3. Kemampuan untuk untuk membuat jaringan dan bekerja sama 4. Kemampuan memulai, fleksibel, dan terbuka untuk perubahan

5. Kemampuan menganalisis kebutuhan pengguna, merencanakan, mengelolah dan mengevaluasi pelayanan dan program

6. Hasrat yang besar untuk terus belajar keterampilan baru dan mengembangkan diri.

Pustakawan anak juga membutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai :

a. Psikologi dan perkembangan anak b. Teori belajar dan promosinya

c. Artistic dan kesempatan kebudayaan

d. Literature untuk anak dalam bentuk tercetak (buku) dan media lain. Terkadang ditemukan seseorang yang menjadi relawan atau seseorang yang sedang magang dalam suatu perpustakaan baik perpustakaan umum maupun perpustakaan khusus.Dalam perpustakaan layanan anak peran mereka pun sangat besar. Menurut Kamus Ilmu Perpustakaan dan Informasi relawan adalah seseorang yang bekerja untuk sebuah perpustakaan atau organisasi lain tapa imbalan berupa materi.

Pustakawan perpustakaan layanan anak termasuk kedalam pekerja social. Pekerja social adalah seseorang professional yang bekerja membantu dengan focus kepada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Pada umumnya mereka memiliki akreditasi pendidikan.


(29)

BAB III

PEMANFAATAN LITERATUR ANAK PADA KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KOTA TEBING

TINGGI 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan

Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi telah ada pada tahun 1978. Dibentuk atas gagasan putra putri Tebing Tinggi yang berada di Pulau Jawa dengan membangun gedung yang disebut dengan nama Gedung Perpustakaan Gelora Pemuda yang terletak di Jalan T. Imam Bonjol Tebing Tinggi. Gedung Perpustakaan Gelora Pemuda diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef pada tanggal 19 April 1982 dihadiri Walikotamadya Tebing Tinggi Drs. Amiruddin Lubis. Sejak tahun 1985 sampai dengan 2000 Perpustakaan tersebut tidak beroperasi. Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Abdul Hafiz Hasibuan menugaskan Kepala sub bagian Perpustakaan H. Rachmad Suprapto, SH mengoperasikan kembali Perpustakaan Umum Gelora Pemuda pada tanggal 23 Maret 2001. Selanjutnya Walikota Tebing Tinggi kembali menugaskan Kasubbag Perpustakaan untuk membentuk Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi berdasarkan Peraturan Daerah No. 01 Tahun 2002 tanggal 30 Desember 2002. Pada tanggal 01 Juli 2003 Kantor Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi yang terletak di jalan Sutomo No. 40 diresmikan oleh Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Abdul Hafiz Hasibuan.

Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 14 tahun 2008 tanggal 14 Nopember 2008, Kantor Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi diubah menjadi Kantor Perpustakaan, Arsip dan dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Seiring dengan visi dan misi dari Kota Tebing Tinggi dan tujuan dari Perpustakaan yang ingin memajukan masyarakat Tebing Tinggi dengan membaca, maka didirikanlah 3 Rumah Baca dan 3 Perpustakaan Kelurahan serta Pustaka-pustaka Binaan di sekolah-sekolah dan masjid. Selain itu untuk menjangkau daerah yang belum didirikan Rumah Baca, maka Perpustakaan Kota Tebing Tinggi mengoperasikan mobil keliling dari Perpustakaan Nasional, sebagai hadiah dari juara II tingkat nasional tahun 2005 dan bus keliling bantuan dari Perpustakaan Daerah Sumatera Utara. Adapun Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi sejak didirikan pada tahun 2002 sampai dengan Juni 2009 dipimpin oleh Alm. H. Rachmad Suprapto, SH., kemudian dari bulan Juli 2009 s/d Januari 2010 dipimpin oleh Redawaty Nasution, mulai Januari 2010 s/d Februari 2011 dipimpin oleh Zahidin, S.Pd, M.Pd, dan mulai Maret 2011 s/d saat ini Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dipimpin oleh Hj. Nina Zahara MZ, SH, MAP.

3.2 Visi dan Misi Perpustakaan 3.2.1 Visi

Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi sebagai organisasi perlu secara terus menerus mengembangkan peluang dan


(30)

inovasi. Meningkatnya persaingan, tantangan dan tuntutan masyarakat mendorong Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi untuk terutama dalam bidang informasi dan komunikasi yang semakin canggih sehingga harus mempersiapkan diri agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa mengupayakan perubahan kearah perbaikan yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi.

Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan. Visi pada dasarnya adalah gambaran bersama mengenai masa depan, yang merupakan komitmen murni dari seluruh anggota organisasi yang harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan. Visi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi adalah : ” Menjadi pusat pengelola dan penyebaran informasi yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi guna mendukung perpustakaan sebagai sarana belajar masyarakat melalui layanan prima”.

Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan oleh setiap organisasi harus mempunyai Misi yang jelas. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi Pemerintah sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Suatu pernyataan Misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu instansi Pemerintah dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut.

3.2.2 Misi

Misi sebagai pernyataan cita-cita, merupakan landasan kerja yang harus dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh jajaran instansi Pemerintah bersama dengan masyarakat.

Adapun Misi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi adalah:

1. Memberdayakan sumber informasi yang dimiliki agar dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat.

2. Meningkatkan minat baca untuk menjadi budaya baca pada masyarakat

3. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi guna menunjang modernisasi perpustakaan berbasiskan TIK

4. Meningkatkan pelayanan perpustakaan, arsip dan informasi guna pengembangan sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas, sejahtera

3.3 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan

Tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dalam Renstra Tahun 2011 adalah Meningkatkan kualitas dan Pendidikan Sumber Daya Masyarakat Melalui Sumber Daya yang Dimiliki oleh Perpustakaan dengan menitik beratkan pembangunan peningkatan sarana dan prasarana terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta sumber daya manusia yang


(31)

kompeten dalam menangani perpustakan yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi.

Fungsi Kantor Perpustakaan yaitu :

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi.

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5.

3.4 Struktur Organisasi

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KOTA TEBING TINGGI

PERDA. NO. 14 Tahun 2008

Sumber : http://perpustakaan.tebingtinggikota.go.id/index.php/struktur-organisasi

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dipimpin oleh seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi yaitu Seksi Akuisisi dan Pengolahan, Seksi Pelayanan dan Kerjasama, dan Seksi Arsip dan Dokumentasi serta satu Subbag Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dibentuk berdasarkan Perda Nomor 14 Tahun 2008, tanggal 14 Nopember 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

Data Pegawai Staf yang ada pada Kantor Perpustakaan Umum Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut :


(32)

Tabel 3. 1 Data Pegawai

NO NAMA GOL PENDI

DIKAN JABATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

NINA ZAHARA MZ,S.H,M.AP Hj. ROSMAWATY

DAMERIA

SAFARUDDIN, S.Sos UMMY SYAHTI, S.E

ROSFITA BR PURBA, A.Md IKA AMRI DAYANI, A.Md ARIANI FEBRIDA SINAGA FEBRIANTO SIHOMBING SARIAHMAN DAMANIK KHAIRANI

MASITA

PURNAMA MAYA SARI LUBIS RIDWAN NASUTION

LATIFAH HANIM HALIDA

CHAIRUL ANWAR TAUFIK HIDAYAT

NURMALA SARI LUBIS, A.Md MARSHA OKTINA, A.Md

ANDRE MAULANA RANGKUTI SRI WAHYUNI SUJUD

DARA NURINTAN SAPTA FAHAZAR NELY FITRAH NUR AFRIA LUBIS SUBOWO

ANGGI RIANGGA HALIMAH NASUTION HALIMAHSARAGIH WIRASASMITA, A.Md KRISTINAWATI, A. Md.Kom KHAIRUL ANWAR

RAHMAYANI

BAYU RESTU ADISTY AGUS CHANDRA JEFRIANTO RINA YOLANDA

ANNAN FUTU HIDAYAT, A.Md ADI SAPUTRA IV/a III/d III/d III/b III/c II/c II/c II/c II/c II/c II/b II/b II/b II/b II/a THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL THL S2 SMA SMA S1 S1 D3 D3 D3 D3 D3 SMA SMEA SMA SMEA STM SMEA SMA SMA SMA D3 D3 SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA D3 D3 D3 SMA SMEA SMA SMA SMA D3 SMK T Kepala Perpustakaan

Kepala Sub Bag. Tata Usaha Kasi Arsip dan Dokumentasi Kasi Pelayanan dan Kerjasama

Kasi Akuisisi dan Pengolahan Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf


(33)

3.5 Sistem Pelayanan

Kantor Perpustakaan, arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi dalam memberikan layanan kepada penggunanya menetapkan sistem dan kegiatan pelayanan. Sistem yang diterapkan pada perpustakaan, arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi kepada layanan anak adalah sistem layanan terbuka dimana pengguna dapat secara langsung memilih, menemukan dan mengambil bahan pustaka yang dikehendaki dengan memilih sendiri atau menggunakan bantuan pustakawan agar anak dapat menemukan informasi yang diinginkannya.

3.6 Jenis - Jenis Pelayanan 3.6.1 Sirkulasi

Layanan sirkulasi terdiri dari beberapa kegiatan meliputi :

1. Keanggotaan

Yang menjadi anggota perpustakaan umum arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi adalah seluruh masyarakat tanpa memberikan status sosial, ras, agama, maupun usia mereka. Anak yang ingin mendaftar menjadi anggota perpustakaan umum arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi harus mengisi formulirnya seperti pengguna umum. Anak-anak dapat di isikan oleh orang tua atau keluarga yang bertanggung jawab.

Syarat pendaftaran anggota perpustakaan umum arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi untuk anak adalah :

a) Isi formulir permohonan menjadi anggota boleh di isikan oleh keluarga maupun keluarga yang bertanggung jawab.

b) Lampirkan Pas poto ukuran 2x3 sebanyak 1 lembar c) Lampirkan foto kopi identitas yang digunakan d) Jumlah peminjaman buku maksimal 2 buku

e) Lama peminjaman tujuh hari lamanya dan bila mana diperlukan dapat diperpanjang selama satu minggu

f) Setelah dilengkapi dengan pas poto, fotokopi kartu siswa serta disahkan oleh Kepala sekolah, berkas dimasukkan ke dalam map dan diserahkan kepada petugas administrasi layanan.

Kartu anggota akan diberikan kepada anggota perpustakaan. Kartu perpustakaan inilah menjadi sarana identitas bagi calon peminjaman atau pengguna bahan pustaka, maka kartu anggota ini harus diisi dengan jelas. Setelah calon anggota mengurus kartu anggota dan memenuhi persyaratan keanggotaan maka pengguna anak mendapatkan kartu anggota atau kantong pinjam. Pengguna sah dalam meminjaman koleksi yang ada di perpustakaan.

2 Peminjaman

Peminjaman bahan pustaka adalah pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pencatatan bukti bahwa pemakai atau anggota perpustakaan meminjaman bahan pustaka. Anak dalam peminjaman buku dapat menanyakan kepada pustakawan dimana letak buku yang dicarinya atau mencari buku tersebut langsung ke raknya. Setelah mendapatkan buku yang dibutuhkan kepada pustakawan untuk mencatat tanggal pengembalian pada buku peminjaman dan


(34)

slip pengembalian. Buku yang dapat dipinjam hanya 2 buku saja. Lama peminjaman buku selama 1 minggu.

Prosedur peminjaman bahan perpustakaan umum arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

a) Peminjaman boleh langsung dan mencarinya sendiri atau meminta bantuan kepada petugas perpustakaan ke ruang koleksi dengan menunjukkan kartu anggota..

b) Mengambil sendiri buku yang diperlukan atau meminta bantuan kepada petugas perpustakaan.

c) Buku yang dipinjam ditunjukkan kepada petugas perpustakaan. d) Petugas perpustakaan mencatat tanggal pengembalian pada peminjaman dan slip pengembalian.

e) Petugas menyerahkan buku kepada peminjam.

Bahan Pustaka Pada Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi hanya bisa dipinjam oleh anggota saja. Sedangkan pengguna dari luar hanya bisa memfotokopi bahan pustaka yang diperlukan atau dibaca ditempat.

3 Pengembalian

Dalam pelayanan pengembalian bahan perpustakaan adalah merupakan kelanjutan dari pelayanan peminjaman suatu bahan perpustakaan. Lama peminjaman yang diberikan kepada pengguna anak hanya dua minggu. Setelah habis masa peminjaman anak wajib mengembalikan buku yang sudah di pinjam. Prosedur pengembalian bahan perpustakaan, arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

a) Peminjam menyerahkan bahan perpustakaan yang telah di pinjam kepada petugas

b) Petugas menerima dan memeriksa bahan perpustakaan yang telah di pinjam apakah bahan perpustakaan yang dikembalikan dalam keadaan baik atau tidak.

c) Jika tidak terjadi kerusakan maka petugas memeriksa apakah bahan perpustakaan yang dikembalikan dalam keadaan baik atau tidak.

d) Petugas mengambil kartu peminjaman dari kotak kartu peminjaman atas nama anggota tersebut.

e) Petugas mengembalikan kartu buku pada kantung buku. f) Petugas menyusun buku ke rak

4. Perpanjangan Masa Pinjam

Bahan perpustakaan yang dipinjam telah habis masa peminjamannya, maka anak berkewajiban atau keluarga untuk mengembalikan buku yang sudah dipinjam. Jika peminjam masih ingin tetap menggunakan bahan pustaka maka anak harus melakukan perpanjangan dengan melapor kepada pustakawan dan perpanjangan masa peminjaman bahan pustaka dapat dilakukan dua kali selama satu minggu. Perpanjangan harus dilakukan langsung oleh pengguna dan tidak boleh diwakilkan.


(35)

Prosedur Perpanjangan masa pinjam bahan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut

1. Peminjam membawa bahan perpustakaan yang akan diperpanjang.

2. Peminjam menyerahkan bahan perpustakaan yang akan diperpanjang kepada petugas.

3. Petugas mengambil kartu buku dan kartu anggota dari kotak penyimpanan. 4. Petugas menuliskan tanggal kembali pada kartu buku dan kartu anggota

serta memberi paraf.

5. Petugas menuliskan kembali kode bahan perpustakaan dan tanggal pengembalian pada kartu anggota sedangkan pada kartu buku dituliskan tanggal peminjaman.

6. Petugas menyerahkan kembali bahan perpustakaan tersebut kepada peminjam.

5. Pemberian sanksi

Pemberian sanksi yang sering terjadi pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi adalah keterlambatan pengembalian bahan perpustakaan yang dipinjam pengguna dan karena menghilangkan bahan perpustakaan.

Sanksi yang diberikan Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi adalah : a. Bila terlambat mengembalikan bahan perpustakaan diberikan

samksi berupa denda sebesar Rp 200,-per hari per buku.

b. Jika peminjam belum mengembalikan bahan perpustakaan dalam jangka waktu enam puluh hari maka hak sebagai anggota dapat dicabut dan keanggotaan tersebut dapat dibenikan setelah si peminjam mengembalikan bahan perpustakaan dengan utuh dan membayar denda.

c. Jika bahan perpustakaan yang dipinjam hilang atau rusak karena kelalaian peminjam maka si peminjam wajib mengganti dengan buku yang baru yang sama sesuai dengan judul buku yang hilang dan rusak. Dapat juga menggantinya dengan sejumlah uang sebesar harga buku yang telah hilang atau rusak tersebut.

3.7 Pengguna Perpustakaan Layanan Anak

Jumlah pengunjung setiap hari pada layanan anak yaitu lebih kurang 100 orang. Apabila ada kunjungan dari sekolah seperti sekolah TK, SD, atau SMP maka pengunjung akan bertambah dari hari biasa. Kendala yang sering dihadapi pustakawanan ketika menghadapi anak adalah pada saat ada kunjungan dari sekolah karena dengan adanya kunjungan tersebut pustakawanan akan susah mencari informasi yang di butuhkan pengguna.

Layanan anak di perpustakaan umum arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi terletak di lantai 1 dekat dengan tempat parkiran sepeda motor pengunjung dan juga dekat layanan Pengadaan atau akusisi . Pada layanan anak tidak semua petugas yang berada diruang tersebut pustakawaan. Jumlah petugas pada layanan anak terdapat dua orang pustakawanan dan dua orang pegawai.


(36)

Pelayanan yang diberikan perpustakaan, arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi kepada pengguna anak yaitu layanan membaca, mendongeng dan pemutaran film. Pemutaran film diadakan setiap hari minggu. Adapun waktu pelayanan adalah sebagai berikut: Senin - kamis Pukul 07.30 - 15.30 wib, Jumat 07.30 - 14.00 wib, Minggu 09.00 - 13.00 wib. Perpustakaan, arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi memberikan motivasi semangat dalam minat baca dengan cara mengadakan kegiatan lomba mebaca, lomba membaca puisi, lomba mewarnai.

3.8 Pelayanan Pengguna Anak 3.8.1 Jenis Pelayanan Anak

1. Lomba membaca, Pada pelayanan anak perpustakaan, arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi pustakawan memberikan layanan membaca kepada pengguna anak dengan cara memberikan buku bacaan yang mengembangkan imajinasi, meningkatkan minat baca, membuat gemar belajar.

2. Bimbingan membaca, Pustakawan memberikan bimbingan kepada pengguna anak misalnya anak yang belum mengenal huruf maka pustakawan memberikan buku yang hanya bergambar tanpa menggunakan teks.

3. Acara mendongeng, Layanan anak Kantor perpustakaan, arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi mengadakan acara mendongeng dilakukan pada waktu adanya kunjungan dari sekolah atau pun

rombongan yang membawa anak-anak ke perpustakaan umum arsip dan dokumentasi kota Tebing Tinggi tersebut, namun acara dongeng juga dapat dipimpin oleh guru mereka sendiri. Tempat yang digunakan untuk mendongeng tersebut adalah ruangan khusus layanan anak.

Cara mendongeng yang dilakukan , yaitu :

a) Persiapan, Sebelum mendongeng, siapkan cerita yang menarik dan mengandung pesan moral tentunya. Biasanya, anak usia 3-8 tahun menyukai dongeng tentang binatang, cerita rakyat tradisional, dan cerita tentang orang di sekitarnya. Sedangkan anak usia 9-12 tahun, lebih suka cerita tokoh heroic, pernuh tantangan dan bahaya, yang sifatnya lebih realistis.

b) Bangun suasana, Saat mendongeng, suasana yang menarik juga perlu dibangun agar anak tetap focus pada cerita. Curi perhatian dari anak dengan pancingan tebak-tebakan, iringan lagu, atau selingan

permainan di sela-sela waktu mendongeng. Kegiatan mendongeng akan terasa lebih atraktif, dan orang tua bisa makin intim dengan anak. c) Kuasai teknik, Teknik mendongeng memang penting, tetapi anda juga tak harus terlalu terpaku pada teori. Vokal dan ekspresi wajah, serta posisi saat mendongeng merupakan teknik yang perlu diperhatikan. d) Beri penutup, Karena dongeng merupakan salah satu sarana

sosialisasi moral dan budi pekerti, maka setelah mendongeng anda perlu memberi kesimpulan atas cerita. Anak perlu tahu mana tokoh yang baik dan patut dicontoh, dan mana yang sebaiknya tidak diikuti.


(37)

4. Pertunjukkan atau pemutaran film, Pertunjukkan atau pemutaran film dilakukan untuk menambah wawasan yang lebih banyak. Karena film yang diputar merupakan pelajaran yang dilakukan tanpa

menggunakan jasa orang melainkan tenaga listrik. Pemutar film yang digunakan adalah DVD. Jenis film yang diputar yaitu tentang sejarah, flora, fauna, alam, penemuan ilmiah, dan sebagainya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan televisi dan media player. Kegiatan ini dilakukan setiap hari minggu. Dan tujuannya untuk menunjukkan koleksi yang berupa tentang sejarah, floran ataupun faunadan juga tentang kisah-kisah Nabi.

3.8.2 Unsur- unsur Layanan Anak

Empat unsur dalam suatu layanan anak di bawah ini, yaitu:

1. Koleksi

Bahan pustaka untuk anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Yang dimaksud dengan bahan pustaka untuk anak ialah beragam materi yang bersedia untuk anak, baik materi berbentuk buku maupun non buku (kaset, CD,VCD,DVD, film,games computer, dan lain- lain).Menurut Kamus Ilmu Perpustakaan dan Informasi buku anak adalah buku yang ditulis dan diilustrasikan secara spesifik untuk anak sampai dengan umur 12- 13 tahun. Beberapa macam buku untuk anak antara lain bacaan fiksi dan nonfiksi, board books, sajak anak, buku alphabet, buku berhitung, buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula, buku cerita bergambar dan buku cerita. Koleksi buku-buku yang terdapat di layanan anak merupakan hasil dari pembelian dan dana yang didapat untuk membeli semua koleksi adalah dari pemerintah. Jumlah koleksi untuk layanan anak adalah 826 judul dengan 2.720 eksemplar

Tabel 3.2

Daftar Koleksi Layanan Anak Perpustakaan Umum Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi

NO Klasifikasi Jumlah Eksemplar

1 000 Karya Umum 10 20

2 100 Filsafat 12 40

3 200 Agama 35 115

4 300 Ilmu Sosial 105 325

5 400 Bahasa 38 140

6 500 Ilmu Murni 20 85

7 600 Ilmu Terapan 8 20

8 700 Kesenian 15 90

9 800 Kesusasteraan 5 25

10 900 Geografis / Sejarah 115 365


(38)

Fiksi 248 863

Jumlah 826 2.720

Sumber : http://perpustakaan.tebingtinggikota.go.id/

Selain buku ada juga koleksi bahan pustaka yang lain pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi yaitu bahan audio visual ( CD dan DVD) berjumlah 105 keping.

2. Fasilitas

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi menempati sebuah gedung. Dan layanan anak terdapat di lantai 1. Ukuran ruangan pada layanan anak adalah 457 M2. Dalam melaksanakan kegiatannya agar berjalan dengan baik dan lancar, perpustakaan juga harus didukung oleh perabotan dan peralatan yang sesuai dengan aktifitas perpustakaan tersebut.

Tabel 3.3 Peralatan dan Perlengkapan Perpustakaan

Rak Buku 22 buah

Rak Majalah 2 buah

Rak Buku Display 3 buah

Rak Surat Kabar 2 buah

Meja Kerja 18 buah

Kursi Kerja 18 buah

Meja Baca 22 buah

Kursi Baca 161 buah

Komputer 15 buah

Komputer PC Take Screen 1 buah

TV 3 buah

DVD 2 buah

Audio Visual 2 buah

AC 18 buah

Sumber : http://perpustakaan.tebingtinggikota.go.id/

Dan ada juga fasilitas yang diberikan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi yaitu sebuah Taman bermain mini yang dapat digunakan oleh pengguna layanan anak.


(39)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi memberikan layanan kepada semua pengguna tanpa membedakan latar belakang, status sosial, suku, agama, pendidikan, dan juga usia dari yang dewasa dan remaja maupun anak-anak.

2. Pemanfaatan literatur anak pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dimanfaatkan oleh para siswa atau pengguna layanan anak dalam beberapa kegiatan seperti membaca, mendongeng, dan pemutaran film.

3. Sistem yang diterapkan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi kepada layanan anak adalah sistem terbuka dimana pengguna dapat secara langsung memilih, menemukan, dan mengambil bahan pustaka yang dikehendaki dan juga dengan meminta bantuan kepada pustakawan agar pengguna dapat menemukan informasi yang dibutuhkan.

4. Jenis - jenis literatur anak pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi terdiri dari picture book, komik, sastra tradisional, fantasi modern, puisi, fiksi sejarah dan fiksi realistis, buku informatif, biografi.

5. Jenis-jenis pelayanan pengguna anak yang diberikan Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi adalah keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan, penagihan.

6. Kurangnya pustakawanan pada layanan anak di Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi.

7. Penataan koleksi Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi sudah baik.


(40)

4.2

Saran

Berdasarkan pembahasan dari observasi yang telah dilakukan, maka penulis mencoba untuk mengemukakan saran dan masukkan, diantaranya adalah :

1. Koleksi bahan pustaka pada layanan anak termasuk dalam kategori sedikit jika dilihat dari jumlah pengunjungnya maka perlu tambahan koleksi yang lebih banyak agar pengguna mendapatkan informasi yang lebih banyak dan tidak bosan saat mencari informasi karena kurangnya koleksi.

2. Perlu penambahan pegawai atau pustakawan di layanan anak karena jika ada kunjungan dari sekolah - sekolah maka

pustakawan akan susah mencari informasi yang dibutuhkan pengguna.

3. Penataan koleksi pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kota Tebing Tinggi sudah baik. Namun sebaiknya penataan koleksi berdasarkan area language yaitu antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga akan lebih

mempermudah pengguna memanfaatkan koleksi di perpustakaan berdasarkan area language.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2009. Pemanfaatan koleksi buku pada perpustakaan Sekolah Sutomo 1 Medan. Medan : USU Repository.

Afrien, Deni. 2012. Perpustakaan Umum dan Khusus. Url:

http;//sintagieso.files.wordpress.com/.../perpustakaan-khusus-dan- umum.docx (Akses 15 Mei 2014).

Darmono. 2006. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Grasindo.

Hasugian, Jonner.2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan : USU Press.

Hermawan, Rachman. 2006. Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.

Indonesia, Perpustakaan Nasional RI. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta : Balai Pustaka.

Muhibbin, Syah. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada. Pramuntjak-Ny, Rusina Sjahrial. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan.

Jakarta : Djambatan.

Saleh, Abdul Rahm an. 2009. Buku Mat eri Pok ok Manaj em en Perpust akaan.

Jak art a : Univ er sit as Terbuk a.

Siregar, Ridwan. 2011. Perencanaan Lokasi Perpustakaan Umum. Medan : USU Press.

Sutarno NS. 2006. Perpusttakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto.

Undang - Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Url :


(42)

LAMPIRAN

Gambar 2 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi


(43)

Gambar 3 Koleksi komik pada layanan anak

Gambar 4 Koleksi pada layanan anak


(1)

Fiksi 248 863

Jumlah 826 2.720

Sumber : http://perpustakaan.tebingtinggikota.go.id/

Selain buku ada juga koleksi bahan pustaka yang lain pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi yaitu bahan audio visual ( CD dan DVD) berjumlah 105 keping.

2. Fasilitas

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi menempati sebuah gedung. Dan layanan anak terdapat di lantai 1. Ukuran ruangan pada layanan anak adalah 457 M2. Dalam melaksanakan kegiatannya agar berjalan dengan baik dan lancar, perpustakaan juga harus didukung oleh perabotan dan peralatan yang sesuai dengan aktifitas perpustakaan tersebut.

Tabel 3.3 Peralatan dan Perlengkapan Perpustakaan

Rak Buku 22 buah

Rak Majalah 2 buah

Rak Buku Display 3 buah

Rak Surat Kabar 2 buah

Meja Kerja 18 buah

Kursi Kerja 18 buah

Meja Baca 22 buah

Kursi Baca 161 buah

Komputer 15 buah

Komputer PC Take Screen 1 buah

TV 3 buah

DVD 2 buah

Audio Visual 2 buah

AC 18 buah

Sumber : http://perpustakaan.tebingtinggikota.go.id/

Dan ada juga fasilitas yang diberikan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi yaitu sebuah Taman bermain mini yang dapat digunakan oleh pengguna layanan anak.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi memberikan layanan kepada semua pengguna tanpa membedakan latar belakang, status sosial, suku, agama, pendidikan, dan juga usia dari yang dewasa dan remaja maupun anak-anak.

2. Pemanfaatan literatur anak pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi dimanfaatkan oleh para siswa atau pengguna layanan anak dalam beberapa kegiatan seperti membaca, mendongeng, dan pemutaran film.

3. Sistem yang diterapkan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi kepada layanan anak adalah sistem terbuka dimana pengguna dapat secara langsung memilih, menemukan, dan mengambil bahan pustaka yang dikehendaki dan juga dengan meminta bantuan kepada pustakawan agar pengguna dapat menemukan informasi yang dibutuhkan.

4. Jenis - jenis literatur anak pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi terdiri dari picture book, komik, sastra tradisional, fantasi modern, puisi, fiksi sejarah dan fiksi realistis, buku informatif, biografi.

5. Jenis-jenis pelayanan pengguna anak yang diberikan Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi adalah keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan, penagihan.

6. Kurangnya pustakawanan pada layanan anak di Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi.

7. Penataan koleksi Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi sudah baik.


(3)

4.2

Saran

Berdasarkan pembahasan dari observasi yang telah dilakukan, maka penulis mencoba untuk mengemukakan saran dan masukkan, diantaranya adalah :

1. Koleksi bahan pustaka pada layanan anak termasuk dalam kategori sedikit jika dilihat dari jumlah pengunjungnya maka perlu tambahan koleksi yang lebih banyak agar pengguna mendapatkan informasi yang lebih banyak dan tidak bosan saat mencari informasi karena kurangnya koleksi.

2. Perlu penambahan pegawai atau pustakawan di layanan anak karena jika ada kunjungan dari sekolah - sekolah maka

pustakawan akan susah mencari informasi yang dibutuhkan pengguna.

3. Penataan koleksi pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kota Tebing Tinggi sudah baik. Namun sebaiknya penataan koleksi berdasarkan area language yaitu antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga akan lebih

mempermudah pengguna memanfaatkan koleksi di perpustakaan berdasarkan area language.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2009. Pemanfaatan koleksi buku pada perpustakaan Sekolah Sutomo 1 Medan. Medan : USU Repository.

Afrien, Deni. 2012. Perpustakaan Umum dan Khusus. Url:

http;//sintagieso.files.wordpress.com/.../perpustakaan-khusus-dan- umum.docx (Akses 15 Mei 2014).

Darmono. 2006. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Grasindo.

Hasugian, Jonner.2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan : USU Press.

Hermawan, Rachman. 2006. Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.

Indonesia, Perpustakaan Nasional RI. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta : Balai Pustaka.

Muhibbin, Syah. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada.

Pramuntjak-Ny, Rusina Sjahrial. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan.

Saleh, Abdul Rahm an. 2009. Buku Mat eri Pok ok Manaj em en Perpust akaan.

Jak art a : Univ er sit as Terbuk a.

Siregar, Ridwan. 2011. Perencanaan Lokasi Perpustakaan Umum. Medan : USU Press.

Sutarno NS. 2006. Perpusttakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto.

Undang - Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Url :


(5)

LAMPIRAN

Gambar 2 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi


(6)

Gambar 3 Koleksi komik pada layanan anak