MAKALAH PROYEK EKONOMI INFLASI PASAR TAN

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perjalanannya, harga barang dan jasa selalu mengalami peningkatan
dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik intern maupun
ekstern. Peningkatan harga barang atau jasa yang secara terus menerus atau
berkelanjutan, disebut dengan inflasi. Setiap negara, tidak terkecuali akan
mengalami inflasi dalam pasarnya, baik dikarenakan pergolakan dari dalam
negaranya sendiri ataupun dampak yang diterima dari negara lain.
Inflasi, dalam penyusunannya memerlukan komponen berupa indeks harga
konsumen. Indeks harga konsumen adalah angka yang menggambarkan
perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili
belanja konsumen, kelompok barang yang dihitung bisa berubah-ubah disesuaikan
dengan pola konsimsi aktual masyarakat. Untuk mengukur berapa biaya
pembelian sekelompok barang serta jasa yang dianggap mewakili belanja
konsumen, dalam mengukur biaya yang mana langsung dibayar oleh konsumen
dengan tingkat harga eceran sehingga digunakanlah indeks harga konsumen.
Dalam menghimpun informasi mengenai biaya yang dikeluarkan konsumen
dan harga eceran di pasaran, harus dilakukan survey secara langsung, ke tempat
seperti pasar tradisional. Pengumpulan harga barang konsumsi eceran ini nantinya
akan dihitung dengan beberapa metode menemukan IHK, sehingga bisa dijadikan
bahan dalam menghitung laju inflasi pada tahun yang telah ditentukan.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inflasi?
2. Bagaimana inflasi terjadi?
3. Bagaimana faktor lain dapat mendorong terjadinya inflasi?
4. Bagaimana cara melakukan penghitungan laju inflasi?
5. Apa yang dimaksud dengan indeks harga konsumen?
6. Bagaimana cara melakukan penghitungan indeks harga konsumen?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan inflasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana inflasi terjadi.
3. Untuk mengetahui faktor lain yang dapat mendorong terjadinya inflasi.
4. Untuk mengetahui cara melakukan penghitungan laju inflasi.
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan indeks harga konsumen.
6. Untuk mengetahui cara melakukan penghitungan indeks harga konsumen.
1.4 Manfaat
1. Untuk penulis sebagai pengetahuan baru mengenai inflasi dan indeks harga
konsumen yang terjadi di Pasar Tanjung Jember
2. Untuk pembimbing sebagai pelengkap bahan pembelajaran tentang Inflasi
dan indeks harga konsumen.

3. Untuk lembaga sebagai arsip pelengkap informasi tentang hasil
pembelajaran ekonomi bab inflasi dan indeks harga konsumen..
4. Untuk masyarakat luas sebagai informasi tambahan untuk mengenal lebih
jauh lagi mengenai inflasi dan indeks harga konsumen yang terjadi di
Pasar Tanjung Jember.

BAB 2. TELAAH PUSTAKA
2.1 Pengertian Inflasi
Pengertian inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga
secara umum mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Kenaikan harga
yang bersifat sementara seperti kenaikan harga pada masa lebaran tidak dianggap
sebagai inflasi, karena disaat setelah masa lebaran, harga-harga dapat turun
kembali.
2.2 Penyebab Inflasi
Inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi.
Penjelasan lebih lanjut untuk kedua penyebab inflasi tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Inflasi karena kenaikan permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa
jenis barang. Dalam hal ini, permintaan masyarakat meningkatkan secara agregat

(aggregate demand). Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena peningkatan
belanja pada pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor,
dan peningkatan permintaan barang bagi kebutuhan swasta. Kenaikan permintaan
masyarakat (aggregate demand) ini mengakibatkan harga-harga naik karena
penawaran tetap.

Gambar 2.1 Kurva Demand Pull Inflation

b. Inflasi karena biaya produksi (Cost Push Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan
pada biaya produksi terjadi akibat karena kenaikan harga-harga bahan baku,
misalnya karena keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena
kenaikan harga bahan bakar minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan
harga naik dan terjadilah inflasi.

Gambar 2.2 Kurva Cost Push Inflation
c. Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah
Teori ini diajukan oleh kaum klasik yang mengatakan bahwa ada hubungan
antara jumlah uang yang beredar dan harga-harga. Bila jumlah barang itu tetap,
sedangkan uang beredar bertambah dua kali lipat maka harga akan naik dua kali

lipat. Penambahan jumlah uang yang beredar dapat terjadi misalnya kalau
pemerintah memakai sistem anggaran defisit. Kekurangan anggaran ditutup
dengan melakukan pencetakan uang baru yang mengakibatkan harga-harga naik.
2.3 Jenis-Jenis Inflasi
Jenis-jenis inflasi atau macam-macam inflasi dapat dibedakan berdasarkan
tingkat keparahan, sumber dan penyebabnya.
a. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat dibedakan atas ringan,
sedang, berat, dan sangat berat.

1. Inflasi ringan : Inflasi ringan adalah inflasi yang masih belum begitu
mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi ini dapat dengan mudah dikendalikan.
Harga-harga yang naik secara umum, namun belum menimbulkan krisis di bidang
ekonomi. Inflasi ringan berada di bawah 10% per tahun.
2. Inflasi sedang : Inflasi ini belum membahayakan kegiatan ekonomi. Tetapi
inflasi ini bisa menurunkan kesejahteraan orang-orang berpenghasilan tetap.
Inflasi sedang berkisar antara 10%-30% per tahun.
3. Inflasi berat : Inflasi ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian. Pada
inflasi berat ini, biasanya orang cenderung menyimpan barang. Dan pada
umumnya orang mengurungkan niatnya untuk menabung, karena bunga pada

tabungan lebih rendah daripada laju inflasi. Inflasi berat berkisar antara 30%100% per tahun.
4. Inflasi sangat berat (Hyperinflation) : Inflasi jenis ini sudah mengacaukan
kondisi perekonomian dan susah dikendalikan walaupun dengan kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi yang sangat berat berada pada 100% keatas
setiap tahun.
b. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, inflasi dibedakan atas inflasi yang bersumber dari
luar negeri dan inflasi yang bersumber dari dalam negeri.
1. Inflasi yang bersumber dari luar negeri : Inflasi ini terjadi karena ada
kenaikan harga di luar negeri. Pada perdagangan bebas, banyak negara yang
saling berhubungan dalam perdagangan. Bila suatu negara mengimpor barang
pada negara yang mengalami inflasi, maka otomatis kenaikan harga tersebut
(inflasi) akan memengaruhi harga-harga dalam negerinya sehingga menimbulkan
inflasi. Contoh, Indonesia banyak mengimpor barang-barang modal dari negara
lain. Jika di negara itu harga barang-barang modal naik, maka kenaikannya itu
akan turut berpengaruh di Indonesia sehingga menimbulkan inflasi.
2. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri : Inflasi yang bersumber dari
dalam negeri dapat terjadi karena pencetakan uang baru oleh pemerintah atau
penerapan anggaran defisit. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri juga dapat
terjadi karena kegagalan panen. Kegagalan panen menyebabkan penawaran pada


suatu jenis barang berkurang, sedangkan permintaan tetap, sehingga harga-harga
akan naik.
c. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan atas inflasi karena
kenaikan permintaan dan inflasi karena biaya produksi
1. Inflasi karena kenaikan permintaan : Kenaikan permintaan terkadang tidak
dapat dipenuhi produsen. Oleh karena itu, harga-harga cenderung naik. Hal ini
sesuai dengan hukum ekonomi "jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap,
maka harga cenderung naik.
2. Inflasi karena kenaikan biaya produksi : Kenaikan biaya produksi
mengakibatkan harga penawaran barang naik, sehingga dapat menimbulkan
inflasi.
2.4 Menghitung Laju Inflasi
Untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek
harga konsumen (IHK). IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok
barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka
waktu tertentu. Untuk menghitung IHK digunakan rumus :
Harga sekarang
IHK = ----------------------- x 100%

Harga pada tahun dasar
2.5 Pengertian Indeks Harga Konsumen
Indeks harga konsumen adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata
dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household). IHK sering
digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai
pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya.
Untuk memperkirakan nilai IHK pada masa depan, ekonom menggunakan indeks
harga produsen, yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen
untuk membuat produknya. Untuk mengukur tingkat harga secara makro,

biasanya menggunakan pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) atau
Consumer Price Indeks (CPI). Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat diartikan
sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masingmasing diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang
bersangkutan. IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu (seperti bahan
makanan pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli
konsumen dalam kurun waktu tertentu.
2.6 Tujuan Penghitungan Indeks Harga Konsumen
a.

Sebagai petunjuk atau indicator yang dapat digunakan dalam mengukur


kegiatan ekonomi secara umum.
b.

Indeks harga perdagangan dasar dapat memberi gambaran tren atau

kecenderungan dalam perdagangan.
c.

Indeks Harga Konsumen ( IHK ) dan indeks harga biaya hidup dapat

digunakan untuk penetapan gaji dan perubahannya.
d.

Sebagai pedoman pembelian gaji perusahaan yang memiliki persediaan

dalam jumlah besar dan teratur . jika harga naik secara terus menerus, pembelian
atau pengadaan persediaan dapat dipercepat. Sebaliknya jika harga cenderung
turun, pengadaan barang dapat ditunda.
e.


Indeks Harga yang berlaku bagi petani, yang dibayar dan diterimanya,

merupakan gambaran apakah petani semakin makmur atau semakin melarat.
f.

Indeks Harga umumnya digunakan pedagang dalam kebijakan

penetapan harga dan penentuan jumlah
2.7 Metode Penghitungan Indeks Harga Konsumen
Terdapat beberapa metode dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen :
1.

metode agregatif sederhana=

2.

indekslaspeyres ( IL )=

∑ ❑ Pn ×100

∑ ❑ Po

∑ ❑ Pn∙ Qo × 100
∑ ❑ Po ∙Qo

3.

indeks paasche ( IP )=

∑ ❑ Pn∙ Qn ×100
∑ ❑ Po∙ Qn

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilakukan di . Waktu penelitian berlangsung pada
3.2 Alat
1. Daftar pertanyaan
2. Alat rekam
3. Kamera
4. Catatan

3.3 Narasumber

3.4 Metode Penelitian
Dalam penelitian tugas ini dapat dijelaskan secara sederhana oleh diagram
proses alur penelitian adalah sebagai berikut:

Mulai
Tinjauan Pustaka
Persiapan Bahan dan Alat
Wawancara
Data Hasil
Kesimpulan
Selesai

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Daftar Harga Barang Pokok di Pasar Tanjung Jember 2015, 2016, 2017

NO NAMA BAHAN POKOK

SATUAN

HARGA HARGA HARGA
2015

01

02

2017

BERAS
- Bengawan

kg

10.000

10.300

10.000

- Mentik

kg

10.500

11.200

11.000

- IR 64

kg

9.000

9.800

9.000

kg

11.000

12.000

12.500

620 ml

-

-

12.000

2 Liter

26.000

24.000

26.000

kg

11.000

9.000

11.500

- Daging Sapi Murni

kg

100.000

- Daging Ayam Broiler

kg

24.000

32.000

27.000

- Daging Ayam Kampung

kg

60.000

60.000

55.000

- Telur Ayam Ras / Petelur

kg

18.000

22.500

17.000

- Telur Ayam Kampung

kg

32.000

32.000

35.000

8.500

8.500

10.000

GULA PASIR
- Gula Pasir Dalam Negri

03

2016

MINYAK GORENG
- Bimoli Botol / Kemasan
(Sps) 620 ml
- Bimoli botol/Kemasan (sps)
2 liter
- Tanpa Merk / Minyak Curah

04

05

06

DAGING
105.000 108.000

TELUR AYAM

SUSU
Kental Manis
- Susu Kental Manis Merk

397 gr/kl

Bendera
- Susu Kental Manis Merk

390 gr/kl

7.500

7.500

9.500

21.000

21.000

38.000

25.000

25.000

-

6.000

6.500

6.000

-

-

-

500

500

600

Indomilk
Susu Bubuk

07

- Susu Bubuk Merk Bendera

400

(Instant)

gr/dos

- Susu Bubuk Merk Indomilk

400

(Instant)

gr/dos

- JAGUNG PIPILAN

kg

KERING
08

09

- GARAM BERYODIUM
- Bata

Buah

- Halus

kg

6.500

6.500

4.000

kg

7.500

8.500

7.500

- Eks Impor

kg

9.000

-

8.500

- Lokal

kg

-

9.000

8.500

1.800

1.800

2.300

TEPUNG TERIGU
- Segitiga Biru (Kw Medium)

10

11

KACANG KEDELAI

MIE INSTANT
- Indomie Rasa Kari Ayam

12

Bungkus

CABE
- Keriting

kg

-

-

-

- Biasa

kg

28.000

22.000

25.000

- Cabe Rawit

kg

22.000

35.000

50.000

- BAWANG MERAH

kg

34.000

44.000

28.000

- BAWANG PUTIH

kg

18.000

25.000

45.000

14

- IKAN ASIN TERI

kg

40.000

40.000

60.000

15

- KACANG HIJAU

kg

19.000

18.000

18.000

16

- KACANG TANAH

kg

21.000

23.000

24.000

13

17

- KETELA POHON

kg

3.000

3.000

3.000

18

SAYUR MAYUR
- KOL/KUBIS

kg

4.000

10.000

5.500

- KENTANG

kg

8.000

15.000

13.000

- TOMAT

kg

14.000

14.000

7.000

- WORTEL

kg

7.000

15.000

10.000

- BUNCIS

kg

8.000

10.000

8.500

4.2 Penghitungan Indeks Harga Konsumen
IHK =

∈ Pn
∈ Po

x 100%

Keterangan :
IHK = Indeks Harga Konsumen
Pn = harga tahun n
Po = harga tahun dasar
1. Beras (Bangawan)
IHK 2016 =

10.300
10.000

x 100% = 103%

IHK 2017 =

10.000
10.300

x 100% = 97,09%

IHK 2016 =

12.000
12.500

x 100% = 96%

IHK 2017 =

12.500
12.000

x 100% = 104,17%

2. Gula Pasir

3. Minyak Goreng (Bimoli botol 2 liter)
IHK 2016 =

24.000
26.000

x 100% = 92,3%

IHK 2017 =

26.000
24,000

x 100% = 108,3%

4. Daging sapi murni

IHK 2016 =

105.000
108.000

x 100% = 97,2%

IHK 2017 =

108.000
105.000

x 100% = 102,86%

5. Telur ayam ras
IHK 2016 =

22.500
17.000

x 100% = 132,35%

IHK 2017 =

17.000
22.500

x 100% = 75,55%

4.3 Penghitungan Laju Inflasi

4.4 Kasus Peningkatan Harga
Awal tahun 2017, harga beras hingga cabai naik
Merdeka.com - Awal tahun 2017 dibuka dengan harga sejumlah bahan pokok
di beberapa daerah di Indonesia yang mengalami kenaikan. Seperti harga
sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Kabupaten Jember, Jawa Timur, di
antaranya beras, gula pasir, minyak goreng dan telur ayam ras.
Salah seorang pedagang bahan pokok di Pasar Tanjung Jember Samik,
mengatakan kenaikan harga beras rata-rata berkisar Rp 200 hingga Rp 500 per
kilogram untuk jenis beras kualitas medium dan premium.
Di mana harga beras kualitas medium dan premium saat ini berkisar Rp
10.000 hingga Rp 11.500 per kilogram, dari harga sebelumnya Rp 9.500 hingga
Rp 11.000 per kilogram.
"Kenaikan harga beras kemungkinan karena sebagian penggilingan
menggunakan mesin pengering karena tidak ada sinar matahari untuk menjemur
gabah, sehingga biaya produksi mengolah menjadi beras juga ikut naik dan
menyebabkan harga beras naik," kata Samik dikutip Antara, Senin (2/1).
Tidak hanya beras, bahan pokok lain seperti gula pasir juga naik dari Rp
12.500 menjadi Rp 12.750 per kilogram, dan telur ayam ras yang mengalami
kenaikan yang signifikan.

"Harga telur ayam ras menjelang Natal hingga Tahun Baru 2017 terus
merangkak naik dari Rp 16.500 hingga kini Rp 21.000 per kilogram, namun harga
terus fluktuatif, kadang naik dan kadang turun," imbuhnya.
Harga minyak goreng curah juga mengalami kenaikan dari Rp 11.300
menjadi Rp 11.500 per kilogram, sedangkan minyak dalam kemasan 2 liter
berbagai merek berkisar Rp 24.000 hingga Rp 26.000 per kilogram.
Harga daging sapi memasuki awal tahun 2017 juga mengalami kenaikan dari
Rp 108.000 menjadi Rp 110.000 per kilogram dan harga daging ayam juga naik
dari Rp 27.500 menjadi Rp 28.000 per kilogram.
Sementara itu, harga cabai juga meranjak naik. Seperti di pasar tradisional di
Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir melonjak dari Rp 58.000
menjadi Rp 70.000 per kilogram. "Kenaikan harga cabai merah itu karena pasokan
berkurang," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lebak Orok Sukmana.
Selama ini, pasokan cabai dari daerah-daerah sentral produksi berkurang
akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan suhu udara lembap. Biasanya, suhu
lembap itu dapat menimbulkan serangan hama maupun organisme pengganggu
tanaman (OPT).
Saat ini, tanaman cabai yang siap dipanen terserang hama patek sehingga
petani melakukan panen lebih awal dalam kondisi hijau dan belum berwarna
merah. Selain itu, permintaan pasar meningkat untuk kebutuhan restoran, rumah
makan, rumah tangga, dan pesta pernikahan.
Bukan hanya di Lebak, harga cabai merah biasa yang ditawarkan pedagang
pada tiga lokasi pasar tradisional Kota Ambon juga naik. "Harga cabai merah
biasa sudah bergerak naik sejak kemarin dari Rp 60.000 menjadi Rp 75.000 per
kg, baik di Pasar Mardika, Gotong Royong, dan Batu merah," kata Rosmini,
pedagang cabai di Ambon.
Dia mengatakan, kenaikan harga cabai di Kota Ambon secara merata terjadi
karena produksi lokal yang dibeli dari petani di kawasan Desa Taino, Kecamatan
Teluk Ambon sudah didapatkan dengan harga mahal.

Sedangkan cabai keriting panjang juga naik harganya dari Rp 30.000 menjadi
Rp 40.000 per kg, dan harga eceran Rp 5.000 per tumpuk kecil, untuk cabai rawit
hijau masih tetap dijual dengan harga Rp 45.000 per kg.
Harga Cabai Rawit di Jember Masih Tinggi
Jember (ANTARA News) - Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional
Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjelang Tahun Baru 2017, terus meroket
hingga menembus angka Rp80.000 per kilogram di tingkat konsumen.
"Saya menjual cabai rawit kepada konsumen Rp83.000 per kilogram karena
harga di tingkat pedagang sudah mencapai Rp80.000 per kilogram," kata Ahmad,
salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Pelita Jember, Selasa.
Menurutnya harga cabai rawit masih fluktuatif dan cenderung naik karena
sehari sebelumnya harganya masih Rp70.000 per kilogram, sehingga kenaikannya
cukup signifikan, yakni mencapai Rp10.000 per kilogram dalam sehari.
"Kami para pedagang sering mendapat keluhan dari ibu rumah tangga dan
penjual masakan seiring dengan kenaikan harga cabai rawit yang terus merangkak
naik, padahal kami menaikkan harga karena pembelian di tingkat pedagang juga
naik," tuturnya.
Ia mengatakan kenaikan harga cabai tersebut karena pasokan bahan baku
membuat sambal tersebut terbatas dan banyak lahan cabai petani yang rusak
hingga menyebabkan gagal panen akibat curah hujan yang cukup tinggi.
"Selama sepekan terakhir kenaikan harga cabai rawit cukup signifikan, mulai
Rp60.000, kemudian Rp64.000, terus merangkak naik hingga kini tembus
Rp80.000 per kilogram," katanya.
Padahal harga cabai rawit saat kondisi normal di Jember berkisar antara
Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram di pasaran, namun selama bulan
Desember 2016 harga komoditas bumbu dapur tersebut terus melambung tinggi di
atas Rp50.000 per kilogram.
Hal senada juga disampaikan oleh pedagang bumbu dapur di Pasar Tanjung,
Jember, Hartini, yang mengatakan kenaikan harga cabai terus meroket seiring
dengan pasokan dari petani yang terbatas.

"Kenaikan harga cabai karena dampak anomali cuaca yang terjadi saat ini dan
intensitas hujan yang sering mengguyur di Jember, sehingga membuat banyak
tanaman cabai yang membusuk dan gagal panen," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini stok cabai yang berkualitas baik sulit didapatkan
karena stok dari petani berkurang dan kurangnya stok cabai itulah yang memicu
kenaikan harga cabai di pasaran.
Pantauan di sejumlah pasar tradisional Jember menyebutkan harga cabai rawit
di kisaran Rp75.000 hingga Rp80.000 per kilogram, cabai merah besar Rp35.000
hingga Rp42.000 dan cabai keriting Rp37.000 hingga Rp40.000 per kilogram.
Sedangkan untuk komoditas bumbu dapur lainnya, seperti bawang merah
masih relatif stabil di kisaran Rp34.000 hingga Rp38.000 per kilogram dan
bawang putih di kisaran Rp32.000 hingga Rp35.000 per kilogram.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :
1. Inflasi merupakan suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara
umum mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Kenaikan harga yang
bersifat sementara seperti kenaikan harga pada masa lebaran tidak dianggap
sebagai inflasi, karena disaat setelah masa lebaran, harga-harga dapat turun
kembali.
2. Inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi.
3. Inflasi dibedakan menjadi 3 jenisnya, berdasarkan tingkat keparahannya,
sumbernya, dan penyebabnya.
4. Dalam menghitung laju inflasi diperlukan indeks harga konsumen, dengan
melakukan survey di lapangan, seperti pasar tradisional.
5. Indeks Harga Konsumen adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata
dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household).
6. Penghitungan ihk dilakukan dengan 3 metode, yaitu agregat sederhana,
laspeyres, dan paasche.
7. Di Pasar Tanjung Kabupaten Jember terjadi inflasi sebesar____
5.2 Saran
Diperlukan peran pemerintah dalam menangani dan mengawasi tingkat harga
bahan pokok yang dikonsumsi oleh konsumen, agar tidak terjadi pelonjakan harga
yang drastis dan terus menerus yang dapat menimbulkan inflasi dan menurunnya
tingkat kesejahteraan masyarakat.

LAMPIRAN