0 7 Makalah Utama Herry Sonjaya

MAKALAH UTAMA
PERAN RISET MULTIDISIPLIN PERGURUAN TINGGI DALAM
PENGUATAN PEMBANGUNAN KAWASAN KEPULAUAN MALUKU
Herry Sonjaya
*Ketua Laboratorium Terpadu
Universitas Hasanuddin. Kampus UNHAS Tamalanrea
Jln Perintis Kemerdekaan KM 10. 90245 Makassar
e-mail: sonjayaherry @gmail.com

ABSTRAK

perlu diperkuat oleh riset dan kajian
Perguruan Tinggi agar mencapai sasaran
yang tepat untuk kesejateraan masyarakat.
Tulisan ini akan membahas tantangan
pembangunana kedepan baik yang berasal
dari luar negeri maupun dalam negeri serta
bagaimana peran riset multidisplin dalam
memperkuat
proses
pembangunan

Kawasan Kepulauan Maluku.

Pembangunana
Kawasan
kepulauan
Maluku
merupakan
bagian
dari
Pembangunaan
Kemaritiman
yang
dicanangkan oleh pemerintahan baru
Republik Indonesia akan berhadapan
dengan masalah-masalah yang kompleks
yang berkaitan dengan kemaritiman. Oleh
karena itu, untuk memperkuat proses
pembangunana yang akan direncanakan

PENDAHULUAN

Misi Pembangunan Nasional yang berkaitan langsung dengan pembangunan
kepulauan dan pesisir pantai adalah mewujudkan Indonesia menjadi negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Misi ini
bertujuan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar
pembangunan Indonesia berorientasi kelautan ; meningkatkan kapasitas sumber
daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan
kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu
dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.
Misi yang kedua adalah mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; dalam arti
mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;
meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian; pengembangan,
dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang
maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat
perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.
Penjabaran dari kedua misi pembangunanan kepulauan, di kepulauan Maluku
dan sekitarnya diarahkan untuk: (1) mengembangkan kota-kota pesisir sebagai
pusat pelayanan kegiatan industri kemaritiman terpadu yang merupakan sektor basis

dengan dukungan prasarana dan sarana yang memadai, khususnya tansportasi,
energi, dan sumber daya air; (2) mengembangkan wilayah darat, laut, pesisir, dan
pulau-pulau kecil sebagai satu kesatuan wilayah Kepulauan Maluku melalui kegiatan
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang terpadu yang didukung oleh
prasarana dan sarana yang memadai; (3) mempertahankan kawasan konservasi untuk
menjamin daya dukung lingkungan yang optimal bagi pengembangan wilayah; (4)
memacu pertumbuhan ekonomi wilayah Kepulauan Maluku melalui pengembangan
xxvi

sektor-sektor unggulan yang berbasis sumber daya setempat dan meningkatkan
keterkaitan antarpusat-pusat pertumbuhan di darat, pesisir, dan pulau-pulau kecil; (5)
memanfaatkan sumber daya alam secara produktif dan efisien, agar terhindar dari
pemborosan sehingga dapat memberi manfaat sebesar- besarnya berdasarkan prinsipprinsip kelestarian; serta (6) meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan memperluas
jangkauan pelayanan prasarana dasar, khususnya transportasi laut dan udara yang
didukung oleh transportasi antar moda secara terpadu dan optimal dengan
mengikutsertakan dunia usaha. Keenam tujuan pembangunan ini memerlukan kajian
dan strategi yang tepat untuk mencapai sasaran pembangunan yang diharapkan.
Peran Perguruan Tinggi sangat diperlukan untuk mempercepat tercapainya target
pembangunanan
atau

memperkuat
proses
pelaksanaannya dengan
melaksanakan berbagai riset dan kajian secara holistik dan integrasi . Oleh karena,
dalam pencapaian tujuan pembangunana akan menghadapi masalah-masalah yang
kompleks, maka kontribusi riset perguruan tinggi yang diperlukan adalah riset
multidisiplin dari berbagai disiplin ilmu.
Permasalahan dalam melaksanakan riset multi disiplin adalah bagaimana
bentuk dan manajemen riset yang akan dilaksanakan, masalah pembangunan apa
yang memerlukan riset multidisiplin . Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan
dibahas peran riset multidisiplin dalam memperkuat pembangunan Wilayah
Kepulauan Maluku.
Tantangan - Peluang Global dan Nasional Yang Berkaitan Dengan Pembangunan
Salah sa t u tantangan ekonomi dalam waktu yang dekat adalah kesiapan
Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Tahun 2015, khususnya
masalah kondisi daya saing, tantangan dan kinerja perdagangan dan bagaimana
menyusun strategi menghadapi Kesepakatan Perdagangan Bebas ( Free Trade
Agreement). Cetak biru Masyarakat ekonomi Asia Tenggara meliputi :
 Pasar Tunggal dan Basis Produksi: arus bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terampil dan aliran modal yang lebih bebas, Sektor Integrasi Prioritas (PIS), dan

pangan, pertanian dan kehutanan;
 Daerah Ekonomi Kompetitif : kebijakan persaingan, perlindungan konsumen, Hak
Kekayaan Intelektual (HKI), pembangunan infrastruktur, energi, perpajakan, ecommerce
 Pembangunana Ekonomi Keadilan : pengembangan UKM, inisiatif untuk Integrasi
 Asean Integral Ekonomi Global Lengkap : pendekatan yang koheren menuju
hubungan ekonomi eksternal, meningkatkan partisipasi dalam jaringan pasokan
global
Keempat pilar ekonomi Masyarakat ASEAN ini dapat digambarkan sebagai
berikut :

xxvii

Penerapan MEA yang akan dimulai pada awal tahun 2015, akan berpengaruh
langsung terhadap perekonomian nasional maupun regional, baik langsung
maupun tidak langsung. Aspek positifnya dari penerapan MEA adalah kesempatan
bagi masyrakat ( Pengusaha /UKM ) untuk mengekspor komoditi-komoditi unggulan
ke pasar bebas MEA dan merupakan lapangan kerja bagi tenaga-tenaga Indonesia
yang terlatih untuk mencari pekerjaan di Negara ASEAN. Internasionalisasi dan
globalisasi ini akan merubah lingkungan kerja; dibutuhkan ketrampilan baru , multi
bahasa, kemampuan berkomunikasi ,negoisasi dan pemahaman budaya dan aturan

antar Negara. Kualitas tenaga kerja akan ditentukan oleh pendidikan dan pelatihan
yang akan menentukan daya saing Negara. Kebutuhan akan kualifikasi yang semakin
tinggi untuk memasuki lapangan kerja modern yang menyebabkan meningkatnya
kebutuhan akan pergurun tinggi. Perubahan lapangan kerja yang sangat dinamis
baik didalam negeri maupun lintas Negara akan meningkat kebutuhan skills baru,
teknologi baru dan lingkungan bisnis baru. Jadi tantangan ini membutuhkan ekonomi
dan masyarakat berbasis pengetahuan dan IPTEKS.
Indonesia masih merupakan Negara yang sedang membangun dan masih
mempunyai beberapa kelemahan seperti yang digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1 : Parameter-parameter yang menggambarkan kondisi Negara Indonesia saat ini

Data yang berkaitan dengan tantangan global yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi adalah rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development Index) Indonesia yang hanya menempati urutan-124 dari 187 negara
yang disurvei (UNDP, 2011). Sekedar perbandingan, negara-negara tetangga
Singapura bertengger pada urutan-26, Malaysia-61, Thailand-103, dan Philipina-112.
Data untuk indeks daya saing bangsa Indonesia Tahun 2014 menduduki ranking
37, daiatas Filipina rangking 43 dan dibawah Singapura, Malayasia dan Thailand
masing-masing ranking 3, 12, dan 29 (IMD World Competitiveness Yearbook.2014).

Tantangan dalam negeri yang berpengaruh terhadapa pembangunan adalah
transformasi demokrasi dan reformasi di segala bidang, persatuan dan kesatuan
bangsa, pengikisan karakter, jati diri, budaya bangsa akibat pengaruh global dan bias
informasi/ Harapan public terhadap Perguruan tinggi sebagai kekuatan social, kunci
kemajuan dan mobilitas sosia;. Tingkat sarjana pengangguran tinggi, Peran PT dalam
pembangunan daerah, pembangunan nasional dan pembangunana ekonomi dan
social. Perguiruan tinggi sebagai ujung tombak daya saing bangsa. Tantangan
xxviii

pembangunan manusia dan pencapaain Milenium Development Goals, pemanfatan
sumberdaya alam berwawasan lingkungan.
Fakta bahwa Indonesia sampai sekarang masih sebagai negara berkembang
dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang tinggi serta daya saing ekonomi
yang rendah merupakan sebuah ironi yang memilukan. Betapa tidak, Indonesia
dikaruniai Tuhan modal dasar (potensi) yang lengkap untuk menjadi bangsa besar
yang maju dan sejahtera. Modal dasar itu, pertama adalah berupa 240 juta jiwa
penduduk (terbesar keempat di dunia) dengan kualitas dasar yang sebenarnya bagus,
berarti merupakan human capital dan potensi pasar domestik yang sangat besar.
Kedua adalah kekayaan alam yang cukup besar dan beraneka ragam, baik yang
terdapat di darat maupun di laut. Sebagai contoh, Indonesia mempunyai cadangan

geothermal terbesar di dunia, Batu bara, Timah , Nikel masing masing no 2, 2 dan 4
di dunia. Kelapa sawit, coklat merupakan no 1, 2, 2 di dunia. dan Ketiga adalah
posisi geoekonomi yang sangat strategis, dimana 45% dari total barang dan
komoditas yang diperdagangkan di dunia dengan nilai 1.500 triliun dolar AS setiap
tahunnya dikapalkan melalui wilayah laut Indonesia (UNCTAD, 2010). Selain akses
kepada pasar global yang mudah dan terbuka lebar bagi segenap produk dan jasa
(goods and services) nasional kita, Indonesia juga semestinya menjadi penentu dan
penerima manfaat terbesar dari sektor transportasi laut. Celakanya, sejak 1987 sampai
sekarang, Indonesia terus menghamburkan devisa rata-rata 18 miliar dolar AS per
tahun untuk membayar jasa armada kapal niaga (pengangkut) asing (INSA, 2011).
Banyak faktor yang menyebabkan Indonesia tertinggal, mulai dari kelembagaan
politik (political institution) yang menyuburkan budaya instan, premanisme, politik
uang (money politics), dan korupsi, rendahnya etos kerja bangsa yang unggul, sampai
lemahnya penguasaan dan penerapan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
dalam berbagai bidang kehidupan bangsa ini. Salah satu yang terpenting adalah
karena kita belum punya visi pembangunan yang tepat dan benar serta dilaksanakan
secara sistematis dan berkesinambungan. Visi pembangunan Indonesia sejak zaman
penjajahan hingga sekarang sangat dominan berorientasi darat. Padahal, Indonesia
merupakan negara maritim dengan luas wilayah yang 75% territorial laut dan
kepulauan terbesar di dunia. Akibatnya, ekonomi Indonesia menjadi kurang efisien

dan rendah daya saing nya.
Tantangan lokal yang ada dalam kawasan kepulauan Maluku dan perlu
diantisipasi oleh Pemerintah Daerah adalah keterbatasan sumberdaya manuisa yang
terlatih, rendahnya indeks pembangunana, sarana dan prasarana transportasi antar
pulau dan kepulauan dan rendahnya daya saing komoditas unggulan kepulauan
Maluku.
Berdasarkan tantangan tersebut, seyogyanya, pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah sudah harus mengantisipasi tantangan eksternal maupun internal
dengan cara meningkatkan kapasitas kerja dari institusi pemerinthana dan
peningkatan sumberdaya manusia, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihanpelatihan vocasional.
Pembangunanan Kawasan Kepulauan Maluku
Pengembangan wilayah Kepulauan Maluku, sebagai salah satu wilayah
kepulauan dengan gugusan pulau yang tersebar dan berbatasan dengan negara
tetangga, perlu dilakukan dengan kebijakan dan program yang terpadu dan tepat
sesuai dengan potensi yang dimiliki dan berbagai hambatan yang dihadapi.
Pembangunan wilayah Maluku diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan
nilai tambah perkebunan, peternakan dan perikanan dengan memperhatikan
keterkaitan wilayah-wilayah pulau.kepulauan
xxix


Pulau-pulau dan kepulauan yang terdapat di Provinsi Maluku dan Maluku
Utara cukup banyak terdiri atas pulau besar dan kecil, seperti Halmahera, Seram,
Maluku, Buru, Morotai, kepulauan Aru, Sula, Obi dll. Bentang alam pulau-pulau besar
didominasi oleh pegunungan dan perbukitan. Pegunungan dan perbukitan
membentang di bagian tengah-tengah pulau dan beberapa puncak gunung menghiasi
pemandangan alam wilayah kepulauan Maluku. Dengan geografis yang berupa
kepulauan, masalah transportasi merupakan masalah utama untuk mobilisasi
penduduk antar pulau dan kepulauan dalam melakukan aktivitasnya, baik untuk
kegiatan pemerintahan, kegiatan pendidikan dan kegiatan bisnis yang menunjang
perekonomian kepulauan.
Komoditas unggulan utama yang mendukung perekonomian wilayah
kepualaun maluku adalah hasil rempah-rempah dari perkebunan seperti pala, kopi,
lada dan kakao. Komoditas lain yang penting yang banyak dihasilkan pesisir pantai
Kepulauan Maluku adalah hasil tangkapan perairan laut, seperti ikan tuna, cakalang,
epiting dan udang. Pada beberapa pesisir pantai , beberapa nelayan sudah tidak lagi
mengantungkan diri kepada penangkapan di perarian laut, tetapi sudah
membudidayakan hasil peraran lautnya secara budidaya keramba, seperti abalon, dan
beberapa komoditi ikan untuk tujuan perdaganagn antar pulau.
Dalam program pemerintah yang lama Master Plan Percepatan Pembangunan
Ekonomi Indonesia ( MP3EI ) , Sulawesi - Maluku Utara termasuk Koridor Ekonomi

Pengembangan Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian , Perkebunan dan
Perikanan Nasional, sedangkan Maluku Papua Penolahan Sumber Daya Alam yang
Melimpah dan SDM yang sejahtera.
Sesuai dengan kondisi geografisnya, arah kebijakan pembangunan dan
pengembangan wilayah Kepulauan Maluku sebaiknya difokuskan kepada perintisan
pengembangan industri berbasis sumber daya kelautan dan wisata bahari. Sejalan
dengan arah ini, strategi yang diperlukan meliputi: (1) pengembangan sumber daya
manusia berketrampilan tinggi di bidang kelautan (pendidikan dan pelatihan); (2).
pengembangan komoditas unggulan bernilai tinggi berbasis kelautan seperti kerang
mutiara dan ikan hias; (3) pengembangan industri angkutan laut (perkapalan); (4).
pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat khususnya wilayah pesisir untuk
memperkuat modal sosial; (5) peningkatan akses permodalan bagi nelayan; (6).
pengembangan wisata bahari. Hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2015-2019 bahwa tahap pada periode ini adalah memanatapkan
pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan
kompetitif perekonomian berbasis Sumberdaya Alam (SDA) yang tersedia,
Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas serta kemampuan IPTEKS. Pada era
pemerintah baru peri0de 2015 2019, pemerintah pusat lebih memfokuskan kepada
Pembangunan kemaritiman di Indonesia. Pembangunan kemaritiman diarahkan
untuk membangun industri maritime, yang meliputi industri pelayaran dan , industri
perikanan dan industry pariwisata bahari. (Putera 2010).
Aspek pembangunan industriy maritim, selain memerlukan peran dari
Pemerintah ( Pusat dan Daerah) , juga peran Sumberdaya Manusia dari Perguruan
Tinggi sangat diperlukan . Oleh karena itu, perguruan tinggi (PTN dan PTS) yang
ada di Kepulauan Maluku harus mempersipkan sumber daya manusia yang andal
dan berkualitas. Kebutuhana SDM untuk pembangunana industri maritim perlu
dikaji secara mendalam untuk pemutakhiran kurikulum perguruan tinggi. Perguruan
tinggi perlu dilibatkan dalam pembangunan industri maritim supaya memberikan
kontribusi akan keberadaan Negara maritim yang modern dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetauan dan teknologi .

xxx

Peran riset multidisiplin PT dalam memperkuat pembangunnan kawasan
Kepulauan Maluku
Seperti yang disebutkan diatas, peran perguruan tinggi sangat penting dalam
pembangnanan industri maritim dengan cara terlibat dalam proses perencanaan,
kajian dan penelitian pembangunan industri maritim. Perkembangan ipteks
teraplikasikan melalui riset , pengembangan dan penerapan ipteks dalam bidang
industri maritim. Kepentingan riset dan pengembangan ipteks dibidang ini dapat
diselaraskan dengan UU no 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ipteks dan juga UU perikanan. Karena kepulauan
Maluku terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil serta beberapa kepulauan, maka
penelitian dari perguruan tinggi diharapakan dapat memecahkan masalah-masalah
pembangunan kepulauan dan pesisir pantai, khususnya pembangunan industri
kemaritiman.
Dalam konteks pembangunan daerah, beberapa hal harus bisa diperankan oleh
perguruan tinggi, antara lain sebagai berikut: Pertama, membangun sumber daya
manusia daerah yang berkualitas dengan meningkatkan dan memperkuat basis
pendidikan masyarakat. Membangun sumber daya manusia. berkualitas ini
mempunyai makna sangat strategis bagi pembangunan jangka panjang. Pandangan
pembangunan dewasa ini menunjukkan sumber daya manusia sebagai variabel
utama yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kedua, mengadakan studistudi kebijakan untuk disumbangkan kepada pemerintah daerah sehingga
memudahkan dalam menentukan prioritas program pembangunan berdasarkan
kebutuhan daerah. Juga membuat studi-studi evaluatif dalam upaya perbaikan
program pembangunan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas program. Ketiga,
mengembangkan model-model pembangunan daerah dengan mempertimbangkan
sektor-sektor unggulan, yang dapat diangkat dan dimanfaatkan oleh pemerintah
daerah dan masyarakat. Model-model pembangunan tersebut diperlukan terutama
untuk merumuskan program yang relevan dengan kondisi lokal dan masyarakat
setempat. Keempat, membangun kerjasama antara univer sitas, pemerintah daerah,
dan masyarakat antara lain untuk (i) menyusun kebijakan dan program dalam agenda
RPJM-RPJP daerah, (ii). melaksanakan studi-studi spesifik sehubungan dengan usaha
mengembangkan ekonomi masyarakat daerah, (iii) melakukan kajian-kajian terhadap
program nasional yang akan diterapkan di daerah, sehingga dapat memberikan
sumbangan bagi pembangunan nasional di samping pembangunan daerah sendiri. (
Ginajar 1997)
Riset multidisiplin merupakan riset yang kompleks dan memerlukan berbagai
disiplin ilmu dan tim ahli yang berkompeten dalam bidangnya untuk memecahkan
suatu masalah pembangunan secara bersama-sama atau mencapai tujuan bersama
Riset Multidisiplin memanfaakan keahlian berbagai disiplin ilmu untuk meneliti
masalah tertentu , sedangkan riset monodisiplin adalah riset yang dikerjakan oleh
sekelompok orang dengan disiplin ilmu yang sama untuk meneliti masalah tertentu.
Mengapa riset multidisiplin dari perguruan tinggi diperlukan dalam
pembangunan kawasan Kepulauan Maluku ?. Terdapat beberapa alasan riset
multidisplin diperlukan , antara lain :
 Dinamika masyarakat terus berkembang yang ditandai dari perubahan dari
berbagai aspek kehidupan, misalnya dalam hal berkonsumsi, komunikasi,
perubahan cara pandang, perubahan sikap/perilaku terhadap fenomena yang ada
di masyarakat.
 Perkembangan metodologi
penelitian
dan
berkembangnya teknologi
memungkinkan dilakukan riset interdisiplin atau lintas disiplin ilmu
xxxi

 Keinginan peneliti atau pembuat kebijakan untuk memperoleh gambaran yang
komplit dari suatu persoalan penelitian
 Perkembangan pengetahuan manusia telah mengakibatkan fragmentasinya
sendiri menjadi disiplin-disiplin yang sangat terspesialisasi;
 Para (super) spesialis yang merasa mempunyai kepentingan sendiri dengan
curiga
melindungi dunia mereka dari campur tangan orang lain.
Mengakibatkan isolasi disiplin tertentu yg tidak dapat memecahkan masalah yg
berkembang cepat dengan hanya satu disiplin ilmu.
 Perkembangan keahlian mengkomunikasikan gagasan dan hasil riset monodisiplin menuntut kognisi dan artikulasi tingkat lintas-pengetahuan pribadi;
Pada gilirannya dirasakan perlunya keterlibatan penuh melakukan riset secara
inter / lintas disiplin
Pelaksanaan riset multidisiplin perguruan tinggi dalam memperkuat pembangunan
kawasan Kepulauan Maluku memerlukan berbagai tahapan, yaitu :
 Masalah Pembangunan harus diidentifikasi dan dirumuskan oleh Badan
Peencanaan Daerah (BAPEDA), yang merupakan hasil kajian dan hasil
Musrebang yang dilakukan pada tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan,
Kabupaten dan Provinsi.
 Ketua Tim Riset sebaiknya periset dari perguruan tinggi yang mempuntai
track record yang baik dan ketua harus mampu mengkaji dan memahami
masalah-masalah pembangunaan kawasan kepulauan Maluku.
 Lakukan brain storming
dengan berbagai disiplin ilmu membahas,
mengidentifikasi dan merumuskan masalah pembangunan yang akan diteliti
 Masalah masalah pembangunan yang akan diteliti melalui riset multidisiplin
perlu memperhatikan RPJM 2015-2019 Pusat dan Daerah , Kebijakan Pemerintah
Baru dalam bidang kemaritiman, komoditi unggulan kabupaten Lingkup wilayah
Kepulaua Maluku dan MPEI yang disusun oleh Pemerintah lama.
 Buatlah rancangan proposal besar ( Grand Design) secara terintegrasi dan holistik,
serta kordinasikan untuk masing-masing tim keahlian disiplin ilmu. Perjelas
tujuan dari proyek riset multidisiplin.
 Dalam manajemen riset, ketua tim harus menentukan tugas dan kewajiban dari
masing- masing kelompok disiplin ilmu.
 Ketua Tim juga bertindak sebagai koordinator dan bertugas melakukan pertemuapertemuan, mengkombinasikan ide-ide dari anggota,
 menulis proposal yang komprehensip dan bertanggung jawab melaksanakan
program .
Beberapa tema riset multidisiplin dalam pembangunan kepulauan Maluku dapat
mengacu kepada tema-tema yang sedang menjadi issue mutakhir seperti Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia dalam Wilayah Kepulauan Maluku: Tema riset
multidisilin dapat berupa :
 Penyelamatan: feeder di negeri sendiri & desain penguasaan angkutan
internasional
 Mapping existing capacity & potensi pengembangan
 Kapasitas pengembangan pelabuhan
 Penentuan volume & jenis kapal
 Penentuan jalur utama & feeder
 Pengelolaan Fungsional Teluk Ambon Untuk Kesejahteraan Masyarakat dan
Keamanan Transportasi

xxxii

Tema-tema lain untuk mendukung industri perikanan dan wisata bahari
disesuaikan dengan kondisi alam wilayah kepulauan Maluku dan sekitarnya, tema
riset multidisiplin dapat berupa :
1. Kajian Dampak Pencemaran terhadap biota dan ekosistem pesisir dan laut serta
metode pengendaliannya:
 Pemeliharaan biota laut seperti larva kima, abalon lola dan kuda laut dengan
sistem resirkulasi
 Pengembangan metode pemeliharaan boita laut langka secara terintergrasi
dengan komoditi lain yang sesuai
 Penangkaran biota laut langka dengan berbagai metode berdasarkan karakter
lingkungan.
2. Pemetaan potensi sumberdaya laut dan pesisir dengan teknologi penginderaan
jauh
 Analisis reflaktansi spektrak untuk ekosistem pesisir dengan menggunakan
sensor secara insitu
 Analisis reflaktansi spektrak untuk ekosistem pesisir dengan menggunakan
sensor multispektral
 Pengembangan algoritma untuk menentukan kondisi ekosistem (lamun dan
terumbu karang)
 Verifikasi keakuratan diskriminasi berbagai kondisi lamun, mangrove dan
terumbu karang
3. Kajian Oseanografi untuk mendukung konservasi, ekowisata, budidaya laut dan
perikanan tangkap
 Analisis kesesuaian lahan berdasarkan parameter oseanografi untuk
penanaman mangrove
 Pemetaan habitat pantai (seagrass dan coral reef) dengan menggunakan Side
Scan Sonar dan Citra ALOS AVNIR-2
 Analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan budidaya laut dan wisata
bahari
 Pemanfaatan data satelit untuk studi dinamika pantai (perubahan garis pantai)
daerah yang rawan erosi dan sedimentasi
 Studi dinamika dan karakteristik massa air Kepulauan Maluku atau teluk
Ambon untuk penentuan fishing ground (lokasi penagkapan ikan)
 Identifikaasi daerah rawan bencana pesisir dan upaya penaggulanggannya
Tema
tema riset multidisiplin diatas merupakan contoh yang mungkin
merupakan bagian dari permasalahan pembangunan kepulauan kecil dan pesisir
pantai atau permasalahan dari industri maritim yang sedang dicanangkan oleh
pemerintah baru. Para periset / peneliti seyogyanya lebih aktif untuk mengidentifikasi
masalah-masalah pembangunan yang ada di kawasan kepulauan Maluku dan
memerlukan pemecahan masalah melalui riset multidisplin. Peran riset multidisiplin
tanpa partisipasi aktif dari para periset dan staff instansi terkait Pemerintah Daerah
tidak akan ada gunanya dalam mempercepat pembangunan kawasan Kepulauan
Maluku .
KESIMPULAN
1) Pembangunan Kawasan Kepulauan Maluku merupakan bagian dari Pembangunan
Nasional yang mempunyai karakteristik masalah kemaritiman
2) Riset Multidisiplin Perguruan Tinggi sangat diperlukan dalam Mempercepat
Tercapainya Target Pembangunan dan Mengatasi Masalah-masalah Pembangunan
Kawasan Kepulauan Maluku
xxxiii

3) Tema Riset Multidisiplin Perguruan Tinggi untuk kawasan Kepulauan Maluku
harus merupakan hasil kerjasama kajian identifikasi masalah pembangunan dari
Tim Periset dan Tim Pemerintah Daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, W. dan H. Kariawan. 2004. Membangun Ekonomi Kelautan:
Tinjauan Sejarah dan Perspektif Ekonomi. Jakarta: Teplok Press. 128p
Anonim, 2012. Panduan Penelitian Prioritas Nasional. Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunana Ekonomi Indonesia 2011 2015. PenPrinas MP3EI.
DIKTI- Kementrian Pendidikan dan Kebudayan . Jakarta.
Bateman, S., and Dick Sherwood. 1995. Australia s Maritime Bridge into Asia.
Australia: Royal Australian Navy. 222p.
Brown, R.L. 2003. Plan B: Rescuing a Planet under Stress and a Civilization in
Trouble. New York: Earth Policy Institute. 285p.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 412p.
Dahuri, R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor. 233p.
Dahuri, D 2010. P emb an gu nan Ekon omi Maritim. S eput a r Ind on esia . 11 D es
ember . http://dahuri.wordpress.com/2010/12/11/pembangunan -ekonom
i-maritim/.( Akses tanggal 24 Oktober 2014)
Dahuri D. 2009. Pembangun an Berbasis Kelautan dan Kepulauan. Media
Indonesia, Rabu, 07 Oktober 2009
Djamil, A.S. 2004. Alquran dan Kelautan. Jakarta: Arasy Mizan. 549p.
Direktur Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil . 2004. Strategi Pemanfaatan Ruang
Laut Nasional . Rakerda BKTRN 2004 di Pekanbaru, 8 Maret 2004. Dirjen Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan .2014 .Kebijakan Pengembangan
Ternak Lokal . Seminar Nasional Optimalisasi Sumberdaya Lokal Pada
Peternakan Rakyat Berbasis Teknologi . Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin . 9Oktober . Hotel Swiss Bell. Makassar.
FAO. 2012. The State of World Fisheries and Aquaculture. Rome: FAO
Information Division.
Field, G, J., G. Hempel and C. P. Summerhayes. 2002. Oceans 2020: Science, trends,
and the Challenge of Sustainability. Washington: Island Press. 365p.
Haapasaari, P., S. Kulmala, and S. Kuikka, 2012, Growing into Interdisciplinarity:
How to Converge Biology, Economics and Social Sciences in Fisheries
Research, Ecology and Society 17:1, 6.
Janssen, W. and P. Goldsworthy, 1996. Multidisciplinary Research for Natural
Resource Management: Conceptual and Practical Implications, Agricultural
Systems 51, 259-279.
Kartasasmita G,1997. Mewujudkan Masyarakat Indonesia Masa Depan. Suatu
Tinjauan Khusus Mengenai Pembangunan Daerah dan Peran Perguruan Tinggi.
Orasi Ilmiah Orasi Ilmiah pada Dies Natalis ke-15 Univ ersitas Bengkulu .
Bengkulu, 30 Juli 1997.
Kemendag, 2010. Kesiapan Indonesia Memasuki Masyarakat Ekonomi Asean di
2015. Direktorat Kerja Sama ASEAN. DITJEN Kerja Sama Perdagangan
Internasional, Hotel Aryaduta, Jakarta, 13 Desember 2010
Lockeretz, W. , 1991. Multidisciplinary Research and Sustainable Agriculture, Journal
of Sustainable Production Systems 8:2, 101-122
xxxiv

Lyon, G. 2013. Multidisciplinary Research Biomedical Electronics Laboratory,
Department of Electronic and Computer Engineering, University of Limerick
Manik, T. 2013.Analisis Pengaruh Kmakmuran, Ukuran Pemeintah Daerah, inflasi,
Intergovermenetal Revenue dan Kemiskinan Terhadap Pembangunan Manusia
dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 9: 2013,107-124 .
McKinsey Global Institute. 2012. The archipelago economy: Unleashing Indonesia s
potential. 106p.
Putera : P.B., 2010. Pembangunan Negara Maritim, Pusat Penelitian Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (LIPI) .http://u.lipi.go.id/1262765932 (Akses
tanggal 24 Oktober 2014).
Santoso, D. Peran Pendidikan Tinnggi dalam Meningkatkan mutu dan Relevansi.
www.kopertis3.or.id/.../mutu-relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djokosantoso.(
Akses 5 November 2014)
Santoso, D. 2011 Membangun Kompetensi Baru Lulusan Perguruan tinngi. Kuliah
Umum
Mahasiswa. UMM.
http://www.umm.ac.id/.../Makalah%20PPT/
Kuliah_Umum_Mahasiswa_UMM- 2011 (akses 5 November 2014
Sulystiono S.T. 2014. Mengekplorasi Tema-Tema Penelitian Sejarah Maritim Indonesia.
Workshop Penyusunan Roadmap Penelitian Ilmu Sejarah. Fakultas Sastra. Universitas
Hasanuddin. 29 Oktober 2014. Hotel Aerotel Smile. Makassar.
Tampubolon, S. 2013. Politik Hukum Iptek, pp. 299-301; Todaro, M.P , S.C. 2012.
Smith. Pembangunan Ekonomi . Edisi ke sembilan. Erlangga
Tsui A. S. 2007. From Ho,ogenization to Pluralism: International Management
Research in Academy and Beyond. Academy of Management Journal. Vol. 50, No.
6, 1353 1364
Till, G. 2004. Seapower: A Guide for the Twenty-First Century. Frank Cass Publisher.
London. 430p.
United Nations Development Programme (UNDP), 2011. Human Development
Report 2011 Sustainability and Equity A Better Future for All. New York, USA.
185 p.

xxxv