PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | Rosadi | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI 11208 23562 1 PB

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17
SURAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016
Amri Rosadi1), Triyanto2), Dyah Ratri Aryuna3)
1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
2)3)
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
amri@student.uns.ac.id,2)triyanto@fkip.uns.ac.id, 3)ratriaryuna@gmail.com
Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share(TPS)
yang dapat meningkatkan keaktifan dan pestasi belajar matematika siswa kelas
VIII A SMP Negeri 17 Surakarta dan mengetahui peningkatan keaktifan dan

prestasi belajar matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).Berdasarkan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
keaktifan siswa kategori tinggimengalami peningkatan dari25% pada prasiklus
menjadi 37,5%pada siklus I dan menjadi 46,43% pada siklus II, sedangkan pada
keaktifan kategori rendah mengalami penurunan dari 46,43% pada prasiklus
menjadi 37,5% pada siklus I dan menjadi 19,64%. Untuk prestasi belajar
matematika, persentase siswa yang tuntas KKM mengalami peningkatan dari
46,43% pada prasiklus menjadi 71,43% pada siklus I dan menjadi 89,29%pada
siklus II. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 66,60pada
prasiklus menjadi 70,71 pada siklus I dan menjadi 74,91 pada siklus II. Hal ini
sesuai dengan indikator ketercapaian yang ditentukan yaitu setidaknya, minimal
30% dari siswa berada pada keaktifan kategori tinggi sedangkan maksimal 20%
siswa berada pada keaktifan kategori rendah dan sedikitnya 75% dari siswa
memperoleh hasil ujian lebih dari atau sama dengan batas KKM yaitu 72 dengan
rata-rata kelas lebih besar atau sama dengan 72.
Kata Kunci : TPS (Think Pair Share), keaktifan belajar, prestasi belajar
matematika

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017


148

pembelajaran adalah proses interaksi

PENDAHULUAN
ilmu

peserta didik dengan pendidik dan

pengetahuan tentang penalaran yang

sumber belajar pada suatu ling-kungan

logik

belajar.

Matematika


dan

adalah

masalah-masalah

yang

berhubungan dengan bilangan (Sujono,

Hasil Ujian Nasional (UN) dari

1988:4), Sedangkan menurut James

data Pamer UN 2015 (nilai murni Ujian

dalam Erman Suherman (2001:19),

Nasional 2015) menunjukkan bahwa


mate-matika adalah ilmu tentang logika

nilai rata-rata matematika di SMP

mengenai bentuk, susunan, besaran,

Negeri 17 Surakarta tergolong rendah,

dan konsep-konsep yang berhubungan

yaitu sebesar 46,14. Penguasaan materi

satu dengan yang lain dengan jumlah

pada mata pelajaran matematika di

yang banyak yang terbagi ke dalam tiga

SMP Negeri 17 juga masih sangat


bidang yaitu aljabar, analisis dan

rendah, dengan persentase pada materi

geometri. Matematika merupakan ilmu

Bangun Geometris sebesar 42,89%,

dasar bagi disiplin ilmu yang lain dan

pada materi Operasi Aljabar sebesar

perkembangannya

bergantung

44,65% , pada materi Operasi Bilangan

pada ilmu yang lain. Matematika


sebesar 49,13%, dan pada materi

diajarkan karena dapat menumbuhkan

Statistika

kemampuan bernalar yaitu berpikir

56,55%.Observasi

sistematis, logis dan kritis dalam meng-

SMPN 17 Surakarta pada tanggal 13

komunikasikan gagasan atau ide dalam

dan 15 Januari 2016.Berdasarkan hasil

memecahkan


sehingga

dari observasi dan wawancara dengan

dengan belajar matematika diharapkan

guru mata pelajaran matematika kelas

siswa mampu berpikir sistematis, logis

VIII A yaitu ibu Lilik, diperoleh

dan

pendapat

informasi bahwa 1) Jumlah peserta

Smith(2009: 201), belajar merupakan


didik di kelas VIII A adalah 28 anak

pen-yusunan

pengetahuan

dengan

pengalaman

konkret,

kritis.

kolaborasi,

tidak

masalah,


Menurut

dan

interpretasi.Sedangkan

refleksi

dari

Peluang

sebesar

dilaksanakan

diantaranya

17


di

siswa

aktivitas

perempuan dan 11 siswa laki-laki; 2)

serta

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

menurut

matematika di kelas; 3) Nilai rata-rata

Rahyubi (2012) menyatakan bahwa

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017


149

ujian semester sangat rendah yaitu

berdiskusi

37,11.

perbaikan.Perbaikan
Keaktifan

belajar

siswa

dilakukan

bahwa

adalah

harus

diadakan

yang
dengan

dapat
memilih

merupakan unsur dasar yang penting

model pembelajaran yang tepat.Salah

bagi keberhasilan proses pembelajaran.

satu

Keaktifan siswa ini meliputi kegiatan

memberi kesempatan pada siswa untuk

melihat dan mendengarkan, kegitan

terlibat dalam pembelajaran adalah

lisan, kegiatan menulis, dan kegiatan

model pembelajaran kooperatif. Pem-

motorik.Keaktifan siswa dalam ke-

belajaran kooperatif merujuk pada

giatan

berbagai pengajaran dimana para siswa

belajar

membantu

untukmengkonstruksi
mereka

sendiri.

siswa

pengetahuan
Mereka

aktif

bekerja

model

dalam

pembelajaran

yang

kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama

membangun pemahaman atas persoalan

lainnya

atau segala sesuatu yang mereka hadapi

pelajaran. Model pembelajaran koope-

dalam proses pembelajaran. Namun

ratif dapat digunakan pada semua

ketika

jenjang

guru

mendominasi
siswa

akan

menjadi
proses

terlalu

pembelajaran,

kurang

mendapat

kesempatan untuk lebih aktif dalam

dalam mempelajari

pendidikan

di

materi

berbagai

ilmu.Salah satu ciri dari pembelajaran
kooperatif adalah adanya pembentukan
kelompok yang heterogen.
Dari berbagai model pembela-

proses belajar.
Dengan adanya permasalahan-

jaran kooperatif yang ada, salah satu

permasalahan tersebut dapat disim-

model pembelajaran kooperatif yang

pulkan bahwa keaktifan dan prestasi

tepat

belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri

meningkatkan keaktifan dan prestasi

17 Surakarta rendah karena pembe-

belajar siswa adalah model pembela-

lajaran masih terpusat pada guru.

jaran kooperatif tipe Think Pair Share

Berdasarkan permasalahan diatas, perlu

(TPS).Model pembelajaran Think Pair

diupayakan suatu pembelajaran yang

Share memiliki tiga tahapan, yaitu

mampu mengaktifkan siswa sehingga

tahap

nantinya akan meningkatkan prestasi

Pair(berpasangan) dan tahap Share

belajar

(berbagi).Dengan model pembelajaran

siswa.Peneliti

dan

guru

untuk

Think

digunakan

(berpikir),

dalam

tahap

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

150

Think Pair Share ini siswa diberikan

permasalahan yang disajikan. Selain

waktu untuk berpikir secara individual

itu, siswa akan memiliki rasa tanggung

kemudian

secara

jawab yang lebih karena pada tahap

berpasangan untuk saling bekerjasama

ketiga (share) siswa dituntut untuk

dan membangun pengetahuan, setelah

mempresentasikan hasil diskusi dengan

itu masing-masing kelompok tersebut

teman kelompoknya. Penerapan model

diberikan

Think Pair Share ini juga memak-

dikelompokkan

waktu

untuk

mempre-

sentasikan hasil diskusi.

simalkan tugas guru sebagai fasilitator

Setiap tahapan dalam model
pembelajaran Think Pair Share sepenuhnya

membutuhkan

karena guru lebih banyak memantau
siswa dalam proses pembelajaran.

keterlibatan

Tujuan Penelitian ini adalah

siswa, sehingga menjadikan siswa aktif

untuk

dan mampu menyusun strategi untuk

penerapan

menyelesaikan

kooperatif tipe tipe Think Pair Share

suatu

permasalahan.

Mengetahui

Bagaimanakah

model

pembelajaran

Beberapa kelebihan dalam penerapan

(TPS)

model pembelajaran Think Pair Share

keaktifan dan prestasi belajar mate-

diantaranya, pada model pembelajaran

matika siswa kelas VIII A SMP Negeri

Think Pair Share ini memungkinkan

17

siswa untuk mengajukan pertanyaan-

2015/2016.

agar

dapat

Surakarta

pada

meningkatkan

tahun

ajaran

pertanyaan mengenai kesulitan dalam
Langkah-langkah

materi yang dibahas karena secara
tidak

langsung

siswa

memperoleh

kesempatan untuk memikirkan materi
yang dibahas, siswa akan lebih aktif
karena dalam penerapan model Think
Pair Share ini, siswa berkelompok
dengan masing-masing anggota kelompoknya yang berjumlah dua orang yang
menuntut setiap siswa dalam kelompok
kecil tersebut untuk bertukar pendapat
dan pemikiran dalam memecahkan

atau

fase

dari model ThinkPairShare menurut
Trianto

(2011)

(Thinking)Guru
pertanyaan
dikaitkan

adalah1)

Berpikir

mengajukan

suatu

masalah

yang

atau
dengan

pelajaran,

dan

meminta siswa menggunakan waktu
beberapa menit untuk berpikir sendiri
jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara
atau

mengerjakan

bukan

bagian

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

151

Think

berpikir.2)Berpasangan
guru

(Pairing)Selanjutnya

meminta

Pair

Share

menyampaikan

(TPS),

pertanyaan

Guru
yang

siswa berpasangan dan mendiskusikan

berhubungan dengan materi yang akan

apa

disampaikan, Siswa memper-hatikan

yang

telah

mereka

peroleh.

Interaksi selama waktu yang disediakan

dan

dapat menyatukan jawaban jika suatu

penjelasan dan pertanyaan dari guru. b)

per-tanyaan

Berpikir : siswa diberikan waktu untuk

yang

diajukan

atau

mendengarkan

berpikir

masalah khusus yang diidentifikasi.

memberikan kesempatan kepada siswa

Secara normal guru memberi waktu

untuk memikirkan jawaban dari per-

tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

masalahan

berpasangan.3)Berbagi(Sharing)Pada

guru. Pada tahap ini guru dapat

langkah akhir, guru meminta pasangan-

meminta kepada masing-masing siswa

pasangan

untuk

berbagi

dengan

individual,

aktif

menyatukan gagasan apabila suatu

untuk

secara

dengan

Guru

yang disampaikan oleh

menuliskan

hasil

pemikiran

keseluruhan kelas yang telah mereka

mereka. c) Berpasangan : tahap di

bicarakan.

untuk

mana siswa berpasangan dengan teman

berkeliling ruangan dari pasangan ke

sebangku dan diminta untuk saling

pasangan dan melanjutkan sampai

menyampaikan hasil pemikiran dan

sekitar sebagian pasangan mendapat

mendiskusikannya, Guru mengorgani-

kesempatan untuk melaporkan.

sasikan siswa untuk berpasangan dan

Hal

ini

efektif

Berdasarkan langkah-langkah diatas,
proses

pembelajaran

model

dikelasdengan

ThinkPairShare

langkah

pelaksanaannya1)Pendahuluan,

Guru

melakukan

Guru

apersepsi,

menjelaskan pem-belajaran Think Pair
Share (TPS), Guru menyampaikan
tujuan

pem-belajaran,

Guru

memberikan motivasi 2) Kegiatan Inti,
a) Fase Pelaksanaan pembelajaran tipe

memberikan

waktu

untuk

men-

dikusikan pemikiran mereka masingmasing, selain itu guru juga memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan
kelompok. Selain berdiskusi mengenai
pemikiran masing-masing, di tahap ini
setiap kelompok diberian LKS yang
berisikan soal latihan yang harus
dikerjakan secara bersama pasangan
dalam kelompok. d) Berbagi : beberapa
kelompok dipersilahkan untuk maju

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

152

didepan kelas menyampaikan jawaban

siswa, b) Cocok untuk tugas sederhana,

hasil diskusi kelompok mereka masing-

c)

masing,

Kelompok yang maju dibe-

kesempatan untuk kontribusi masing-

rikan waktu untuk mempresentasikan

masing anggota kelompok, d) Interaksi

hasil diskusi dan kelompok yang lain

lebih mudah, e) Lebih mudah dan cepat

diberikan kesempatan untuk bertanya

membentuk kelompok.

Lebih

banyak

memberikan

maupun memberikan pendapat dari
hasil diskusi yang disampaikan oleh

METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini

kelompok yang maju, Guru dalam
tahap ini

membantu

merefleksi

hasil

siswa untuk

dari

pemecahan

dilaksanakan

di

SMP

Negeri

surakarta yang beralamat di

17
Jalan

masalah yang telah mereka diskusikan.

Jendral.A.Yani, Sumber, Banjarsari,

Selain itu guru juga memberikan pujian

Surakarta.Kelas yang digunakan se-

bagi kelompok yang berhasil menjawab

bagai penelitian adalah kelas VIII A.

dengan benar dan memberikan moti-

Alasan

vasi bagi kelompok yang masih belum

karena pada observasi di kelas, peneliti

tepat dalam menjawab. 3) Penutup,

menemukan permasalahan mengenai

a) Guru membimbing siswa untuk

keaktifan siswa yang masih rendah dan

membuat kesimpulan dari materi yang

prestasi belajar siswa yang juga masih

telah didiskusikan.

rendah.

b) Guru memberikan evaluasi yaitu
berupa latihan soal yang harus dikerjakan mandiri (individual).
c) Guru memberikan PR kepada siswa
dan harus dikerjakan untuk dibahas
pada pertemuan mendatang.
Anita

Lie

(2008)

mukakan

bahwa

kelompok

berpasangan

menge-

kelebihan

dari

(kelompok

yang terdiri dari 2 orang siswa) adalah:
a)

Akan

meningkatkan

partisipasi

dipilihnya

tempat

tersebut

Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah metode 1) Metode
Observasi, Dalam penelitian digunakan metode observasi untuk mengumpulkan

data

pada

proses

pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran Think Pair Share dan
untuk mengumpulkan data mengenai
keaktifan siswa.Hal-hal yang diamati
dalam pengumpulan data pada saat

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

153

proses

pembelajaran

beberapa

hal

terlaksana

atau

ini

meliputi

dengan guru terlebih dahulu.Kegiatan

adalah

diskusi dilaksanakan peneliti dengan

langkah-

guru kelas VIII A SMP Negeri

diantaranya
tidaknya

telah

17Surakarta yaitu Ibu Lilik sebanyak

untuk

dua kali pada tanggal 13 Januari 2016

matematis

dan 15 Januari 2016. Pada tanggal 13

pembelajaran

Januari 2016 peneliti berdiskusi dan

berlangsung.2) Metode Tes, metode

melakukan observasi awal di kelas VIII

tes

mengetahui

A. Kegiatan diskusi dan observasi awal

kemampuan siswa, sehingga siswa

ini digunakan untuk mengetahui per-

dapat

golongan

masalahan yang dihadapi oleh guru

siswa dengan prestasi belajar rendah

dalam proses pembelajaran dan untuk

atau prestasi tinggi. Pada penelitian ini

mengetahui tingkat kemampuan siswa.

dilaksanakan beberapa kali tes yaitu tes

Hasil dari kedua kegiatan tersebut

awal dan tes akhir siklus.3) Metode

digunakan

langkah

pembelajaran

yang

direncanakan

dalam

meningkatkan

keaktifan

siswa selama

proses

digunakan

RPP

untuk

digolongkan

pada

Dokumentasi,Dalam

penelitian

ini,

peneliti melaksanakan kegiatan doku-

sebagai

refleksi

dalam

membantu guru untuk memperbaiki
proses pembelajaran.
Hasil

mentasi dengan mengumpulkan arsip-

dari

diskusi

yang

peneliti

beserta

guru

arsip yang tujuanya adalah untuk

dilakukan

memperoleh data mengenai data siswa

diperoleh bahwa siswa dalam pem-

dan daftar nilai sebelum pelaksanaan

belajaran masih kurang aktif dalam

tindakan. Selain itu peneliti

juga

memperhatikan apa yang disampaikan

gambar

guru.Banyak siswa yang sibuk ber-

berupa foto kegiatan para siswa dan

bincang atau bergurau dengan teman-

guru dalam pelaksanaan pembelajaran

nya,

saat penelitian dilaksanakan.

bertanya sedikit siswa yang mau

melakukan

pengambilan

ketika

diberikan

bertanya.Ketika

kesempatan

siswa

diberikan

HASIL PENELITIAN DAN PEM-

kesempatan berdiskusi untuk menye-

BAHASAN

lesaikan

Kegiatan

observasi

dilak-

sanakan di kelas VIII A dan diskusi

permasalahan,

siswa

cenderung tidak mengerjakan tetapi
ketika

diberikan

persoalan

yang

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

154

Kegiatan

harusnya dikerjakan mandiri beberapa

berikutnya

yang

siswa mengerjakannya dengan ber-

peneliti lakukan adalah tahapan pra

diskusi bersama temannya.Selain itu

siklus dilaksanakan hari Senin, 18

guru juga mengatakan bahwa siswa

April 2016 dan Jumat, 22 April 2016 di

masih

kesulitan

dalam

kelas VIII A SMP Negeri 17 Surakarta.

permasalahan

yang

Kegiatan ini bertujuan untuk menge-

materi

yang

tahui data awal mengenai kondisi

guru

sudah

mengalami

menyelesaikan
berkaitan
disampaikan,

dengan
padahal

keaktifan

dan

prestasi

belajar

menyampaikan materi yang digunakan

siswa.Kegiatan observasi pra siklus ini

untuk

permasalahan

bertujuan untuk mengetahui keaktifan

tersebut.Berdasarkan hasil observasi

siswa sebelum proses pembelajaran

tersebut, peneliti memperoleh beberapa

menerapan model pembelajaran Think

kelemahan pada proses pembelajaran

Pair Share. Pada kegiatan ini penga-

dan kemampuan siswadiantaranya:

matan

1) Siswa kurang aktif dalam mengikuti

dilakukan selama 2 x 40 menit oleh 3

proses pembelajaran di antaranya siswa

observer. Pengamatan keaktifan siswa

tidak fokus memperhatikan ketika guru

dilakukan dengan instrumen berupa

menjelaskan, hanya sedikit siswa yang

lembar observasi, sebelum digunakan

bertanya dan menyampaikan pendapat

lembar observasi telah diuji validasi

maupun jawaban.

isinya oleh 3 validator .

menyelesaikan

terhadap

keaktivan

siswa

2) Pada proses pembelajaran terlihat

Berikut adalah hasil penelitian

guru masih mendominasi kegiatan di

tentang keaktifan dan prestasi belajar

kelas.

siswa kelas VIII A SMP Negeri 17

3) Siswa mengalami kesulitan dalam

Surakarta:

mengerjakan soal yang berbeda dari 1.) Pra Siklus
Persentase keaktifan siswa pra
soal contoh yang sudah diberikan guru,
sehingga mereka cenderung menunggu

siklus hanya 7 siswa dengan persentase

jawaban dari siswa lain atau menunggu

25%

guru menjelaskan dan menyelesaikan

belajar

soal tersebut.

persentase 28,57% termasuk kategori

termasuk
tinggi,

kategori
8

siswa

keaktifan
dengan

keaktifan belajar sedang, 13 siswa

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

155

dengan persentase 46,43% termasuk

< 72

15

53,57%

Jumlah

28

100 %

kategori keaktifan belajar rendah.

Kategori

Jumlah

Persentase

Keaktifan

Siswa

(%)

Tinggi

7

25%

Sedang

8

28,57%

Rendah

13

46,43%

Jumlah

38

100

Selain itu, prestasi belajar juga dilihat
dari nilai rat-rata kelas. Dari data hasil
ujian diperoleh nilai rata-rata kelasnya
adalah 66,60 yang masih dibawah
KKM.Dua hal tersebut menunjukkan
bahwa masih banyak siswa kelas VIII
A SMP Negeri 17 Surakarta yang

Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak siswa kelas VIII A SMP Negeri

prestasi belajarnya masih rendah.
2.) Siklus I

17 Surakarta yang belum berperanaktif
ber-

Persentase keaktifan pada siklus

langsung. Padahal keaktifan siswa

I untuk pertemuan pertama terdapat 10

selama proses pembelajaran sangat

siswa atau sebesar 35,71% mencapai

berpengaruh terhadap prestasi belajar

kategori keaktifan tinggi, terdapat 6

siswa. Pada penelitian ini, prestasi

siswa atau sebesar 21,43% pada kate-

belajar siswa dilihat dari ketuntasan

gori sedang, dan 12 siswa atau sebesar

nilai tes yang harus melampaui KKM

42,86% pada kategori rendah. Sedang-

yaitu 72 dan rata-rata kelas lebih dari

kan pada siklus I untuk pertemuan

atau sama dengan 72.

kedua terdapat 11 siswa atau sebesar

selama

proses

pembelajaran

Persentase ketuntasan belajar

39,29% mencapai kategori keaktifan

siswa pra siklus yaitu siswa yang lulus

tinggi, 8 siswa atau 28,57% pada kate-

KKM

gori

adalah

13

anak

dengan

persentase 46,43% dan 15 anak lainnya
dinyatakan belum lulus KKM.
Indikator
≥72

Jumlah

46,43 %

dan

9

siswa

atau

32,14%pada kategori rendah.
Kategori Keaktifan

Persentase
(%)

Persentase

Siswa
13

sedang,

Tinggi

37,5%

Sedang

25%

Rendah

37,5%

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

156

Dari

kedua

pertemuan

tersebut

diperoleh kualifikasi hasil observasi

dengan persentase 71,43% memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72.

keaktifan siswa pada siklus I dengan
menghitung rata-rata persentase tiap
pertemuan

pada

siklus

Idiperoleh

informasi bahwa persentase keaktifan
siswa pada pembelajaran matematika
yang mencapai kategori tinggi pada
siklus I adalah 37,5%. Siswa dengan
kategori keaktifan tinggi mengalami
peningkatan
persentase

sebanyak
prasiklus

12,5%
25%

dari

menjadi

37,5%pada tindakan siklus I. Sedangkan pada kategori keaktifan rendah
pada tahap pra siklus adalah 46,43%
dan mengalami penurunan pada siklus I
sebesar

8,93%

sehingga

menjadi

37,5%. Walaupun sudah mengalami
peningkatan pada keaktifan kategori
tinggi dan memenuhi kriteria keaktifan
kategori tinggi, tetapi peningkatan ini
belum mencapai target yang telah
ditentukan pada keaktifan kategori
rendah,

yaitu

setidaknya

minimal

terdapat 30% dari siswa tergolong pada
aktif kategori tinggi dan maksimal dari
20% siswa tegolong pada keaktifan
kategori rendah.
Persentase ketuntasan belajar
pada siklus I yaituterdapat 20 siswa

Batas

Jumlah

Persentase

KKM

Siswa

(%)

≥ 72

20

71,43

< 72

8

28,57

Jumlah

28

100

Dari hal tersebut diketahui bahwa
setelah adanya tindakan siklus I, siswa
yang mendapatkan nilai lebih dari atau
sama dengan 72 mengalami peningkatan sebesar 25% yaitu dari 46,43%
pada prasiklus menjadi 71,43% pada
siklus I. Selain itu, setelah dihitung
rata-rata kelas pada siklus I adalah
70,71. Terlihat bahwa rata-rata kelas
meningkat sebesar 4,11 poin dari 66,60
menjadi

70,71.

mengalami

Walaupun

peningkatan,

sudah
tetapi

tindakan siklus I ini belum bisa
mencapai target yang telah ditentukan
yaitu setidaknya terdapat lebih dari
atau sama dengan 75% dari jumlah
siswa mencapai ketuntasan hasil tes
dengan standar KKM 72 dan rata-rata
kelas lebih besar atau sama dengan
standar KKM yaitu 72.
3.) Siklus II

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

157

siswa

Sedangkan pada kategori keaktifan

siklus II untuk pertemuan pertama

rendah pada tahap siklus 1 adalah

terdapat 12 siswa atau sebesar 42,86%

37,5% dan mengalami penurunan pada

mencapai kategori keaktifan tinggi,

siklus II sebesar 19,64% sehingga

terdapat 11 siswa atau sebesar 39,28%

menjadi 17,86%. Persentase ini sudah

pada kategori sedang, dan 5 siswa atau

mencapai target yang telah ditentukan

sebesar 17,86% pada kategori rendah.

yaitu setidaknya, minimal terdapat 30%

Sedangkan

untuk

dari siswa tergolong pada aktif kategori

pertemuan kedua terdapat 14 siswa

tinggi dan maksimal dari 20% siswa

atau sebesar 50% mencapai kategori

tegolong

keaktifan tinggi, 9 siswa atau 32,14%

rendah.

Persentase

pada

keaktifan

siklus

II

Kategori Keaktifan

Persentase

46,43%

Sedang

35,71%

Rendah

17,86%
pertemuan

tersebut

diperoleh kualifikasi hasil observasi
keaktifan siswa pada siklus II dengan
menghitung rata-rata persentase tiap
pertemuan

pada

siklus

IIdiperoleh

informasi bahwa persentase keaktifan
siswa pada pembelajaran matematika
yang mencapai kategori tinggi pada
siklus II adalah 46,43%. Siswa dengan
kategori keaktifan tinggi mengalami
peningkatan

sebanyak

8,93%

dari

persentasi 37,5% pada siklus I menjadi
46,43%

pada

tindakan

siklus

dengan persentase 89,29% memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72.

Tinggi

kedua

kategori

pada siklus II yaitu terdapat25 siswa

(%)

Dari

keaktifan

Persentase ketuntasan belajar

pada kategori sedang, dan 5 siswa atau
17,86% pada kategori rendah.

pada

II.

Batas

Jumlah

Persentase

KKM

Siswa

(%)

≥ 72

25

89,29

< 72

3

10,71

Jumlah

28

100

Dari hal tersebut diketahui bahwa
setelah adanya tindakan siklus II, siswa
yang memiliki nilai lebih dari atau
sama dengan 72 mengalami peningkatan

sebesar

17,86%

yaitu

dari

71,43% pada siklus I menjadi 89,29%
pada siklus II. Persentase ini sudah
mencapai target yang telah ditentukan,
yaitu setidaknya terdapat lebih dari
atau sama dengan 75% dari jumlah

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

158

siswa mencapai ketuntasan hasil tes

adalah sebesar 37,5%, kategori sedang

dengan standar KKM 72.

25%, dan pada kategori rendah 37,5%.

Selain itu, setelah dihitung rata-

Sedangkan persentase pada siklus II

rata kelas pada siklus II adalah 74,64.

dengan kategori tinggi sebesar 46,43%,

Terlihat bahwa rata-rata kelas mening-

pada kategori sedang 35,71%, dan pada

kat sebesar 3,39 poin dari 70,71

kategori rendah 17,86%.

menjadi 74,64. Persentase ini sudah

2.

mencapai target yang ditentukan yaitu,

Think

setidaknya terdapat lebih dari atau

meningkatkan prestasi belajar mate-

sama dengan 75% dari jumlah siswa

matika di kelas VIII A SMP Negeri 17

mencapai ketuntasan hasil tes dengan

Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Hal

standar KKM 72 dan rata-rata kelas

ini terbukti berdasarkan hasil tes pra

lebih besar atau sama dengan standar

siklus, tes siklus I dan tes siklus II

KKM yaitu 72.

mengalami peningkatan dan mencapai

Think

Penerapan model pembelajaran
Pair

Share

(TPS)

dapat

meningkatkan keaktifan belajar pada
kelas VIII A SMP Negeri 17 Surakarta
tahun

ajaran

2015/2016.

Hal

ini

terbukti berdasarkan hasil observasi
selama

pelaksanaan

Pair

Share

(TPS)

dapat

target sesuai indikator keberhasilan

SIMPULAN DAN SARAN
1.

Penerapan model pembelajaran

pembelajaran

mengalami pening-katan dan mencapai
target sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan. Adapun peningkatan
keaktifan siswa pada tahap pra siklus
dengan kategori tinggi adalah sebesar
25%, kategori sedang 28,57%, dan
kategori rendah 46,43%. Persentase
paada siklus I dengan kategori tinggi

yang telah ditetapkan. Adapun peningkatan

persentase

prestasi

belajar

matematika siswa yang memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72
sebelum dilakukan tindakan persentasenya sebesar 46,43%, pada tes akhir
siklus I persentasenya sebesar 71,43%
dan pada tes akhir siklus II persentasenya sebesar 89,29%. Selain itu juga
terjadi penigkatan nilai rata-rata kelas
yaitu 66,60 sebelum dilakukan tindakan, 70,71 pada tes akhir siklus I,
dan 74,64 pada tes akhir siklus II.
Berdasarkan kesimpulan, dikemukakan beberapa saran yaitu:

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

159

1.

Bagi guruhendaknya mampu

4.

Bagi

peneliti lain hendaknya

menerapkan model pembelajaran Think

dapat mengembangkan penelitian ini,

Pair Share (TPS) dalam proses pembe-

misalnya

lajaran sebagai salah satu alternatif

model pembelajaran kooperatif tipe

dalam meningkatkan keaktifan dan

Think Pair Share (TPS) dengan strategi

prestasi belajar matematika. Selan-

atau pendekatan lain atau dengan

jutnya pada tahapan Pair, siswa lebih

memanfaatkan

alat

memahami

pembelajaran

dengan

materi

karena

mereka

dengan

menggabungkan

peraga

dalam

menggunakan

menemukan konsep sendiri kemudian

model pembelajaran kooperatif tipe

menggunakan konsep tersebut untuk

Think Pair Share (TPS).

menyelesaikan persoalan dan siswa
akan terbiasa untuk terlibat aktif dalam

DAFTAR PUSTAKA

pembelajaran. Pada tahapan Share
yaitu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi menjadikan siswa
terbiasa untuk menyampaikan hasil
pekerjaan serta terbiasa untuk bertanya,
menanggapi

dan

menyampaikan

pendapat.
2.

Bagi Siswa hendaknya dapat

mengikuti pelajaran dengan baik yaitu
disiplin

dan

tertib

dalam

setiap

kegiatan pembelajaran yang dilak-

[1] Erman Suherman dkk. 2001.
Common
textbook:Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.
[2] Lie, Anita. 2005. Cooperating
Learning:Mempraktikkan
Cooperative
Learning
di
Ruangan Kelas. Jakarta PT
Gramedia.
[3] Rahyubi, H. 2012. Teori-Teori
Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Nusa Media :
Bandung..

sanakan
3.

Bagi

sekolah

hendaknya

memberikan sosialisasi kepada guru
tentang model pembelajaran Think Pair

[4] Smith, M.K., dkk. 2009. Teori
Pembelajaran dan Pengajaran.
Jogjakarta : Mirza Media
Pustaka.

Share (TPS) ini sebagai salah satu
alternatif
keaktifan

dalam
dan

matematika siswa.

meningkatkan
prestasi

belajar

[5] Sujono.
1988.
Pengajaran
Matematika
Untuk
Sekolah
Menengah. Jakarta : Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

160

[6] Trianto, M. Pd. 2011. Mendesain
Model Pembelajaran InovatifProgresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya
pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Media Group.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017

161

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (PTK Pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 22 Surakarta Semester Ge

0 3 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (PTK Pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 22 Surakarta Semester Ge

0 3 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII Penerapan Pembelajaran Think Pair Share Pada Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit

0 2 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII Penerapan Pembelajaran Think Pair Share Pada Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit

0 0 16

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS VIII SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 17

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 19

this PDF file PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (Think Talk Write) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA | Nugroho | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI 1 PB

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 - UNS Institutional Repository

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 19

SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP

1 1 160