PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | Rosadi | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI 11208 23562 1 PB
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17
SURAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016
Amri Rosadi1), Triyanto2), Dyah Ratri Aryuna3)
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
2)3)
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
amri@student.uns.ac.id,2)triyanto@fkip.uns.ac.id, 3)ratriaryuna@gmail.com
Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share(TPS)
yang dapat meningkatkan keaktifan dan pestasi belajar matematika siswa kelas
VIII A SMP Negeri 17 Surakarta dan mengetahui peningkatan keaktifan dan
prestasi belajar matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).Berdasarkan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
keaktifan siswa kategori tinggimengalami peningkatan dari25% pada prasiklus
menjadi 37,5%pada siklus I dan menjadi 46,43% pada siklus II, sedangkan pada
keaktifan kategori rendah mengalami penurunan dari 46,43% pada prasiklus
menjadi 37,5% pada siklus I dan menjadi 19,64%. Untuk prestasi belajar
matematika, persentase siswa yang tuntas KKM mengalami peningkatan dari
46,43% pada prasiklus menjadi 71,43% pada siklus I dan menjadi 89,29%pada
siklus II. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 66,60pada
prasiklus menjadi 70,71 pada siklus I dan menjadi 74,91 pada siklus II. Hal ini
sesuai dengan indikator ketercapaian yang ditentukan yaitu setidaknya, minimal
30% dari siswa berada pada keaktifan kategori tinggi sedangkan maksimal 20%
siswa berada pada keaktifan kategori rendah dan sedikitnya 75% dari siswa
memperoleh hasil ujian lebih dari atau sama dengan batas KKM yaitu 72 dengan
rata-rata kelas lebih besar atau sama dengan 72.
Kata Kunci : TPS (Think Pair Share), keaktifan belajar, prestasi belajar
matematika
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
148
pembelajaran adalah proses interaksi
PENDAHULUAN
ilmu
peserta didik dengan pendidik dan
pengetahuan tentang penalaran yang
sumber belajar pada suatu ling-kungan
logik
belajar.
Matematika
dan
adalah
masalah-masalah
yang
berhubungan dengan bilangan (Sujono,
Hasil Ujian Nasional (UN) dari
1988:4), Sedangkan menurut James
data Pamer UN 2015 (nilai murni Ujian
dalam Erman Suherman (2001:19),
Nasional 2015) menunjukkan bahwa
mate-matika adalah ilmu tentang logika
nilai rata-rata matematika di SMP
mengenai bentuk, susunan, besaran,
Negeri 17 Surakarta tergolong rendah,
dan konsep-konsep yang berhubungan
yaitu sebesar 46,14. Penguasaan materi
satu dengan yang lain dengan jumlah
pada mata pelajaran matematika di
yang banyak yang terbagi ke dalam tiga
SMP Negeri 17 juga masih sangat
bidang yaitu aljabar, analisis dan
rendah, dengan persentase pada materi
geometri. Matematika merupakan ilmu
Bangun Geometris sebesar 42,89%,
dasar bagi disiplin ilmu yang lain dan
pada materi Operasi Aljabar sebesar
perkembangannya
bergantung
44,65% , pada materi Operasi Bilangan
pada ilmu yang lain. Matematika
sebesar 49,13%, dan pada materi
diajarkan karena dapat menumbuhkan
Statistika
kemampuan bernalar yaitu berpikir
56,55%.Observasi
sistematis, logis dan kritis dalam meng-
SMPN 17 Surakarta pada tanggal 13
komunikasikan gagasan atau ide dalam
dan 15 Januari 2016.Berdasarkan hasil
memecahkan
sehingga
dari observasi dan wawancara dengan
dengan belajar matematika diharapkan
guru mata pelajaran matematika kelas
siswa mampu berpikir sistematis, logis
VIII A yaitu ibu Lilik, diperoleh
dan
pendapat
informasi bahwa 1) Jumlah peserta
Smith(2009: 201), belajar merupakan
didik di kelas VIII A adalah 28 anak
pen-yusunan
pengetahuan
dengan
pengalaman
konkret,
kritis.
kolaborasi,
tidak
masalah,
Menurut
dan
interpretasi.Sedangkan
refleksi
dari
Peluang
sebesar
dilaksanakan
diantaranya
17
di
siswa
aktivitas
perempuan dan 11 siswa laki-laki; 2)
serta
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
menurut
matematika di kelas; 3) Nilai rata-rata
Rahyubi (2012) menyatakan bahwa
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
149
ujian semester sangat rendah yaitu
berdiskusi
37,11.
perbaikan.Perbaikan
Keaktifan
belajar
siswa
dilakukan
bahwa
adalah
harus
diadakan
yang
dengan
dapat
memilih
merupakan unsur dasar yang penting
model pembelajaran yang tepat.Salah
bagi keberhasilan proses pembelajaran.
satu
Keaktifan siswa ini meliputi kegiatan
memberi kesempatan pada siswa untuk
melihat dan mendengarkan, kegitan
terlibat dalam pembelajaran adalah
lisan, kegiatan menulis, dan kegiatan
model pembelajaran kooperatif. Pem-
motorik.Keaktifan siswa dalam ke-
belajaran kooperatif merujuk pada
giatan
berbagai pengajaran dimana para siswa
belajar
membantu
untukmengkonstruksi
mereka
sendiri.
siswa
pengetahuan
Mereka
aktif
bekerja
model
dalam
pembelajaran
yang
kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu sama
membangun pemahaman atas persoalan
lainnya
atau segala sesuatu yang mereka hadapi
pelajaran. Model pembelajaran koope-
dalam proses pembelajaran. Namun
ratif dapat digunakan pada semua
ketika
jenjang
guru
mendominasi
siswa
akan
menjadi
proses
terlalu
pembelajaran,
kurang
mendapat
kesempatan untuk lebih aktif dalam
dalam mempelajari
pendidikan
di
materi
berbagai
ilmu.Salah satu ciri dari pembelajaran
kooperatif adalah adanya pembentukan
kelompok yang heterogen.
Dari berbagai model pembela-
proses belajar.
Dengan adanya permasalahan-
jaran kooperatif yang ada, salah satu
permasalahan tersebut dapat disim-
model pembelajaran kooperatif yang
pulkan bahwa keaktifan dan prestasi
tepat
belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri
meningkatkan keaktifan dan prestasi
17 Surakarta rendah karena pembe-
belajar siswa adalah model pembela-
lajaran masih terpusat pada guru.
jaran kooperatif tipe Think Pair Share
Berdasarkan permasalahan diatas, perlu
(TPS).Model pembelajaran Think Pair
diupayakan suatu pembelajaran yang
Share memiliki tiga tahapan, yaitu
mampu mengaktifkan siswa sehingga
tahap
nantinya akan meningkatkan prestasi
Pair(berpasangan) dan tahap Share
belajar
(berbagi).Dengan model pembelajaran
siswa.Peneliti
dan
guru
untuk
Think
digunakan
(berpikir),
dalam
tahap
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
150
Think Pair Share ini siswa diberikan
permasalahan yang disajikan. Selain
waktu untuk berpikir secara individual
itu, siswa akan memiliki rasa tanggung
kemudian
secara
jawab yang lebih karena pada tahap
berpasangan untuk saling bekerjasama
ketiga (share) siswa dituntut untuk
dan membangun pengetahuan, setelah
mempresentasikan hasil diskusi dengan
itu masing-masing kelompok tersebut
teman kelompoknya. Penerapan model
diberikan
Think Pair Share ini juga memak-
dikelompokkan
waktu
untuk
mempre-
sentasikan hasil diskusi.
simalkan tugas guru sebagai fasilitator
Setiap tahapan dalam model
pembelajaran Think Pair Share sepenuhnya
membutuhkan
karena guru lebih banyak memantau
siswa dalam proses pembelajaran.
keterlibatan
Tujuan Penelitian ini adalah
siswa, sehingga menjadikan siswa aktif
untuk
dan mampu menyusun strategi untuk
penerapan
menyelesaikan
kooperatif tipe tipe Think Pair Share
suatu
permasalahan.
Mengetahui
Bagaimanakah
model
pembelajaran
Beberapa kelebihan dalam penerapan
(TPS)
model pembelajaran Think Pair Share
keaktifan dan prestasi belajar mate-
diantaranya, pada model pembelajaran
matika siswa kelas VIII A SMP Negeri
Think Pair Share ini memungkinkan
17
siswa untuk mengajukan pertanyaan-
2015/2016.
agar
dapat
Surakarta
pada
meningkatkan
tahun
ajaran
pertanyaan mengenai kesulitan dalam
Langkah-langkah
materi yang dibahas karena secara
tidak
langsung
siswa
memperoleh
kesempatan untuk memikirkan materi
yang dibahas, siswa akan lebih aktif
karena dalam penerapan model Think
Pair Share ini, siswa berkelompok
dengan masing-masing anggota kelompoknya yang berjumlah dua orang yang
menuntut setiap siswa dalam kelompok
kecil tersebut untuk bertukar pendapat
dan pemikiran dalam memecahkan
atau
fase
dari model ThinkPairShare menurut
Trianto
(2011)
(Thinking)Guru
pertanyaan
dikaitkan
adalah1)
Berpikir
mengajukan
suatu
masalah
yang
atau
dengan
pelajaran,
dan
meminta siswa menggunakan waktu
beberapa menit untuk berpikir sendiri
jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara
atau
mengerjakan
bukan
bagian
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
151
Think
berpikir.2)Berpasangan
guru
(Pairing)Selanjutnya
meminta
Pair
Share
menyampaikan
(TPS),
pertanyaan
Guru
yang
siswa berpasangan dan mendiskusikan
berhubungan dengan materi yang akan
apa
disampaikan, Siswa memper-hatikan
yang
telah
mereka
peroleh.
Interaksi selama waktu yang disediakan
dan
dapat menyatukan jawaban jika suatu
penjelasan dan pertanyaan dari guru. b)
per-tanyaan
Berpikir : siswa diberikan waktu untuk
yang
diajukan
atau
mendengarkan
berpikir
masalah khusus yang diidentifikasi.
memberikan kesempatan kepada siswa
Secara normal guru memberi waktu
untuk memikirkan jawaban dari per-
tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
masalahan
berpasangan.3)Berbagi(Sharing)Pada
guru. Pada tahap ini guru dapat
langkah akhir, guru meminta pasangan-
meminta kepada masing-masing siswa
pasangan
untuk
berbagi
dengan
individual,
aktif
menyatukan gagasan apabila suatu
untuk
secara
dengan
Guru
yang disampaikan oleh
menuliskan
hasil
pemikiran
keseluruhan kelas yang telah mereka
mereka. c) Berpasangan : tahap di
bicarakan.
untuk
mana siswa berpasangan dengan teman
berkeliling ruangan dari pasangan ke
sebangku dan diminta untuk saling
pasangan dan melanjutkan sampai
menyampaikan hasil pemikiran dan
sekitar sebagian pasangan mendapat
mendiskusikannya, Guru mengorgani-
kesempatan untuk melaporkan.
sasikan siswa untuk berpasangan dan
Hal
ini
efektif
Berdasarkan langkah-langkah diatas,
proses
pembelajaran
model
dikelasdengan
ThinkPairShare
langkah
pelaksanaannya1)Pendahuluan,
Guru
melakukan
Guru
apersepsi,
menjelaskan pem-belajaran Think Pair
Share (TPS), Guru menyampaikan
tujuan
pem-belajaran,
Guru
memberikan motivasi 2) Kegiatan Inti,
a) Fase Pelaksanaan pembelajaran tipe
memberikan
waktu
untuk
men-
dikusikan pemikiran mereka masingmasing, selain itu guru juga memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan
kelompok. Selain berdiskusi mengenai
pemikiran masing-masing, di tahap ini
setiap kelompok diberian LKS yang
berisikan soal latihan yang harus
dikerjakan secara bersama pasangan
dalam kelompok. d) Berbagi : beberapa
kelompok dipersilahkan untuk maju
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
152
didepan kelas menyampaikan jawaban
siswa, b) Cocok untuk tugas sederhana,
hasil diskusi kelompok mereka masing-
c)
masing,
Kelompok yang maju dibe-
kesempatan untuk kontribusi masing-
rikan waktu untuk mempresentasikan
masing anggota kelompok, d) Interaksi
hasil diskusi dan kelompok yang lain
lebih mudah, e) Lebih mudah dan cepat
diberikan kesempatan untuk bertanya
membentuk kelompok.
Lebih
banyak
memberikan
maupun memberikan pendapat dari
hasil diskusi yang disampaikan oleh
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini
kelompok yang maju, Guru dalam
tahap ini
membantu
merefleksi
hasil
siswa untuk
dari
pemecahan
dilaksanakan
di
SMP
Negeri
surakarta yang beralamat di
17
Jalan
masalah yang telah mereka diskusikan.
Jendral.A.Yani, Sumber, Banjarsari,
Selain itu guru juga memberikan pujian
Surakarta.Kelas yang digunakan se-
bagi kelompok yang berhasil menjawab
bagai penelitian adalah kelas VIII A.
dengan benar dan memberikan moti-
Alasan
vasi bagi kelompok yang masih belum
karena pada observasi di kelas, peneliti
tepat dalam menjawab. 3) Penutup,
menemukan permasalahan mengenai
a) Guru membimbing siswa untuk
keaktifan siswa yang masih rendah dan
membuat kesimpulan dari materi yang
prestasi belajar siswa yang juga masih
telah didiskusikan.
rendah.
b) Guru memberikan evaluasi yaitu
berupa latihan soal yang harus dikerjakan mandiri (individual).
c) Guru memberikan PR kepada siswa
dan harus dikerjakan untuk dibahas
pada pertemuan mendatang.
Anita
Lie
(2008)
mukakan
bahwa
kelompok
berpasangan
menge-
kelebihan
dari
(kelompok
yang terdiri dari 2 orang siswa) adalah:
a)
Akan
meningkatkan
partisipasi
dipilihnya
tempat
tersebut
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah metode 1) Metode
Observasi, Dalam penelitian digunakan metode observasi untuk mengumpulkan
data
pada
proses
pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran Think Pair Share dan
untuk mengumpulkan data mengenai
keaktifan siswa.Hal-hal yang diamati
dalam pengumpulan data pada saat
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
153
proses
pembelajaran
beberapa
hal
terlaksana
atau
ini
meliputi
dengan guru terlebih dahulu.Kegiatan
adalah
diskusi dilaksanakan peneliti dengan
langkah-
guru kelas VIII A SMP Negeri
diantaranya
tidaknya
telah
17Surakarta yaitu Ibu Lilik sebanyak
untuk
dua kali pada tanggal 13 Januari 2016
matematis
dan 15 Januari 2016. Pada tanggal 13
pembelajaran
Januari 2016 peneliti berdiskusi dan
berlangsung.2) Metode Tes, metode
melakukan observasi awal di kelas VIII
tes
mengetahui
A. Kegiatan diskusi dan observasi awal
kemampuan siswa, sehingga siswa
ini digunakan untuk mengetahui per-
dapat
golongan
masalahan yang dihadapi oleh guru
siswa dengan prestasi belajar rendah
dalam proses pembelajaran dan untuk
atau prestasi tinggi. Pada penelitian ini
mengetahui tingkat kemampuan siswa.
dilaksanakan beberapa kali tes yaitu tes
Hasil dari kedua kegiatan tersebut
awal dan tes akhir siklus.3) Metode
digunakan
langkah
pembelajaran
yang
direncanakan
dalam
meningkatkan
keaktifan
siswa selama
proses
digunakan
RPP
untuk
digolongkan
pada
Dokumentasi,Dalam
penelitian
ini,
peneliti melaksanakan kegiatan doku-
sebagai
refleksi
dalam
membantu guru untuk memperbaiki
proses pembelajaran.
Hasil
mentasi dengan mengumpulkan arsip-
dari
diskusi
yang
peneliti
beserta
guru
arsip yang tujuanya adalah untuk
dilakukan
memperoleh data mengenai data siswa
diperoleh bahwa siswa dalam pem-
dan daftar nilai sebelum pelaksanaan
belajaran masih kurang aktif dalam
tindakan. Selain itu peneliti
juga
memperhatikan apa yang disampaikan
gambar
guru.Banyak siswa yang sibuk ber-
berupa foto kegiatan para siswa dan
bincang atau bergurau dengan teman-
guru dalam pelaksanaan pembelajaran
nya,
saat penelitian dilaksanakan.
bertanya sedikit siswa yang mau
melakukan
pengambilan
ketika
diberikan
bertanya.Ketika
kesempatan
siswa
diberikan
HASIL PENELITIAN DAN PEM-
kesempatan berdiskusi untuk menye-
BAHASAN
lesaikan
Kegiatan
observasi
dilak-
sanakan di kelas VIII A dan diskusi
permasalahan,
siswa
cenderung tidak mengerjakan tetapi
ketika
diberikan
persoalan
yang
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
154
Kegiatan
harusnya dikerjakan mandiri beberapa
berikutnya
yang
siswa mengerjakannya dengan ber-
peneliti lakukan adalah tahapan pra
diskusi bersama temannya.Selain itu
siklus dilaksanakan hari Senin, 18
guru juga mengatakan bahwa siswa
April 2016 dan Jumat, 22 April 2016 di
masih
kesulitan
dalam
kelas VIII A SMP Negeri 17 Surakarta.
permasalahan
yang
Kegiatan ini bertujuan untuk menge-
materi
yang
tahui data awal mengenai kondisi
guru
sudah
mengalami
menyelesaikan
berkaitan
disampaikan,
dengan
padahal
keaktifan
dan
prestasi
belajar
menyampaikan materi yang digunakan
siswa.Kegiatan observasi pra siklus ini
untuk
permasalahan
bertujuan untuk mengetahui keaktifan
tersebut.Berdasarkan hasil observasi
siswa sebelum proses pembelajaran
tersebut, peneliti memperoleh beberapa
menerapan model pembelajaran Think
kelemahan pada proses pembelajaran
Pair Share. Pada kegiatan ini penga-
dan kemampuan siswadiantaranya:
matan
1) Siswa kurang aktif dalam mengikuti
dilakukan selama 2 x 40 menit oleh 3
proses pembelajaran di antaranya siswa
observer. Pengamatan keaktifan siswa
tidak fokus memperhatikan ketika guru
dilakukan dengan instrumen berupa
menjelaskan, hanya sedikit siswa yang
lembar observasi, sebelum digunakan
bertanya dan menyampaikan pendapat
lembar observasi telah diuji validasi
maupun jawaban.
isinya oleh 3 validator .
menyelesaikan
terhadap
keaktivan
siswa
2) Pada proses pembelajaran terlihat
Berikut adalah hasil penelitian
guru masih mendominasi kegiatan di
tentang keaktifan dan prestasi belajar
kelas.
siswa kelas VIII A SMP Negeri 17
3) Siswa mengalami kesulitan dalam
Surakarta:
mengerjakan soal yang berbeda dari 1.) Pra Siklus
Persentase keaktifan siswa pra
soal contoh yang sudah diberikan guru,
sehingga mereka cenderung menunggu
siklus hanya 7 siswa dengan persentase
jawaban dari siswa lain atau menunggu
25%
guru menjelaskan dan menyelesaikan
belajar
soal tersebut.
persentase 28,57% termasuk kategori
termasuk
tinggi,
kategori
8
siswa
keaktifan
dengan
keaktifan belajar sedang, 13 siswa
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
155
dengan persentase 46,43% termasuk
< 72
15
53,57%
Jumlah
28
100 %
kategori keaktifan belajar rendah.
Kategori
Jumlah
Persentase
Keaktifan
Siswa
(%)
Tinggi
7
25%
Sedang
8
28,57%
Rendah
13
46,43%
Jumlah
38
100
Selain itu, prestasi belajar juga dilihat
dari nilai rat-rata kelas. Dari data hasil
ujian diperoleh nilai rata-rata kelasnya
adalah 66,60 yang masih dibawah
KKM.Dua hal tersebut menunjukkan
bahwa masih banyak siswa kelas VIII
A SMP Negeri 17 Surakarta yang
Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak siswa kelas VIII A SMP Negeri
prestasi belajarnya masih rendah.
2.) Siklus I
17 Surakarta yang belum berperanaktif
ber-
Persentase keaktifan pada siklus
langsung. Padahal keaktifan siswa
I untuk pertemuan pertama terdapat 10
selama proses pembelajaran sangat
siswa atau sebesar 35,71% mencapai
berpengaruh terhadap prestasi belajar
kategori keaktifan tinggi, terdapat 6
siswa. Pada penelitian ini, prestasi
siswa atau sebesar 21,43% pada kate-
belajar siswa dilihat dari ketuntasan
gori sedang, dan 12 siswa atau sebesar
nilai tes yang harus melampaui KKM
42,86% pada kategori rendah. Sedang-
yaitu 72 dan rata-rata kelas lebih dari
kan pada siklus I untuk pertemuan
atau sama dengan 72.
kedua terdapat 11 siswa atau sebesar
selama
proses
pembelajaran
Persentase ketuntasan belajar
39,29% mencapai kategori keaktifan
siswa pra siklus yaitu siswa yang lulus
tinggi, 8 siswa atau 28,57% pada kate-
KKM
gori
adalah
13
anak
dengan
persentase 46,43% dan 15 anak lainnya
dinyatakan belum lulus KKM.
Indikator
≥72
Jumlah
46,43 %
dan
9
siswa
atau
32,14%pada kategori rendah.
Kategori Keaktifan
Persentase
(%)
Persentase
Siswa
13
sedang,
Tinggi
37,5%
Sedang
25%
Rendah
37,5%
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
156
Dari
kedua
pertemuan
tersebut
diperoleh kualifikasi hasil observasi
dengan persentase 71,43% memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72.
keaktifan siswa pada siklus I dengan
menghitung rata-rata persentase tiap
pertemuan
pada
siklus
Idiperoleh
informasi bahwa persentase keaktifan
siswa pada pembelajaran matematika
yang mencapai kategori tinggi pada
siklus I adalah 37,5%. Siswa dengan
kategori keaktifan tinggi mengalami
peningkatan
persentase
sebanyak
prasiklus
12,5%
25%
dari
menjadi
37,5%pada tindakan siklus I. Sedangkan pada kategori keaktifan rendah
pada tahap pra siklus adalah 46,43%
dan mengalami penurunan pada siklus I
sebesar
8,93%
sehingga
menjadi
37,5%. Walaupun sudah mengalami
peningkatan pada keaktifan kategori
tinggi dan memenuhi kriteria keaktifan
kategori tinggi, tetapi peningkatan ini
belum mencapai target yang telah
ditentukan pada keaktifan kategori
rendah,
yaitu
setidaknya
minimal
terdapat 30% dari siswa tergolong pada
aktif kategori tinggi dan maksimal dari
20% siswa tegolong pada keaktifan
kategori rendah.
Persentase ketuntasan belajar
pada siklus I yaituterdapat 20 siswa
Batas
Jumlah
Persentase
KKM
Siswa
(%)
≥ 72
20
71,43
< 72
8
28,57
Jumlah
28
100
Dari hal tersebut diketahui bahwa
setelah adanya tindakan siklus I, siswa
yang mendapatkan nilai lebih dari atau
sama dengan 72 mengalami peningkatan sebesar 25% yaitu dari 46,43%
pada prasiklus menjadi 71,43% pada
siklus I. Selain itu, setelah dihitung
rata-rata kelas pada siklus I adalah
70,71. Terlihat bahwa rata-rata kelas
meningkat sebesar 4,11 poin dari 66,60
menjadi
70,71.
mengalami
Walaupun
peningkatan,
sudah
tetapi
tindakan siklus I ini belum bisa
mencapai target yang telah ditentukan
yaitu setidaknya terdapat lebih dari
atau sama dengan 75% dari jumlah
siswa mencapai ketuntasan hasil tes
dengan standar KKM 72 dan rata-rata
kelas lebih besar atau sama dengan
standar KKM yaitu 72.
3.) Siklus II
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
157
siswa
Sedangkan pada kategori keaktifan
siklus II untuk pertemuan pertama
rendah pada tahap siklus 1 adalah
terdapat 12 siswa atau sebesar 42,86%
37,5% dan mengalami penurunan pada
mencapai kategori keaktifan tinggi,
siklus II sebesar 19,64% sehingga
terdapat 11 siswa atau sebesar 39,28%
menjadi 17,86%. Persentase ini sudah
pada kategori sedang, dan 5 siswa atau
mencapai target yang telah ditentukan
sebesar 17,86% pada kategori rendah.
yaitu setidaknya, minimal terdapat 30%
Sedangkan
untuk
dari siswa tergolong pada aktif kategori
pertemuan kedua terdapat 14 siswa
tinggi dan maksimal dari 20% siswa
atau sebesar 50% mencapai kategori
tegolong
keaktifan tinggi, 9 siswa atau 32,14%
rendah.
Persentase
pada
keaktifan
siklus
II
Kategori Keaktifan
Persentase
46,43%
Sedang
35,71%
Rendah
17,86%
pertemuan
tersebut
diperoleh kualifikasi hasil observasi
keaktifan siswa pada siklus II dengan
menghitung rata-rata persentase tiap
pertemuan
pada
siklus
IIdiperoleh
informasi bahwa persentase keaktifan
siswa pada pembelajaran matematika
yang mencapai kategori tinggi pada
siklus II adalah 46,43%. Siswa dengan
kategori keaktifan tinggi mengalami
peningkatan
sebanyak
8,93%
dari
persentasi 37,5% pada siklus I menjadi
46,43%
pada
tindakan
siklus
dengan persentase 89,29% memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72.
Tinggi
kedua
kategori
pada siklus II yaitu terdapat25 siswa
(%)
Dari
keaktifan
Persentase ketuntasan belajar
pada kategori sedang, dan 5 siswa atau
17,86% pada kategori rendah.
pada
II.
Batas
Jumlah
Persentase
KKM
Siswa
(%)
≥ 72
25
89,29
< 72
3
10,71
Jumlah
28
100
Dari hal tersebut diketahui bahwa
setelah adanya tindakan siklus II, siswa
yang memiliki nilai lebih dari atau
sama dengan 72 mengalami peningkatan
sebesar
17,86%
yaitu
dari
71,43% pada siklus I menjadi 89,29%
pada siklus II. Persentase ini sudah
mencapai target yang telah ditentukan,
yaitu setidaknya terdapat lebih dari
atau sama dengan 75% dari jumlah
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
158
siswa mencapai ketuntasan hasil tes
adalah sebesar 37,5%, kategori sedang
dengan standar KKM 72.
25%, dan pada kategori rendah 37,5%.
Selain itu, setelah dihitung rata-
Sedangkan persentase pada siklus II
rata kelas pada siklus II adalah 74,64.
dengan kategori tinggi sebesar 46,43%,
Terlihat bahwa rata-rata kelas mening-
pada kategori sedang 35,71%, dan pada
kat sebesar 3,39 poin dari 70,71
kategori rendah 17,86%.
menjadi 74,64. Persentase ini sudah
2.
mencapai target yang ditentukan yaitu,
Think
setidaknya terdapat lebih dari atau
meningkatkan prestasi belajar mate-
sama dengan 75% dari jumlah siswa
matika di kelas VIII A SMP Negeri 17
mencapai ketuntasan hasil tes dengan
Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Hal
standar KKM 72 dan rata-rata kelas
ini terbukti berdasarkan hasil tes pra
lebih besar atau sama dengan standar
siklus, tes siklus I dan tes siklus II
KKM yaitu 72.
mengalami peningkatan dan mencapai
Think
Penerapan model pembelajaran
Pair
Share
(TPS)
dapat
meningkatkan keaktifan belajar pada
kelas VIII A SMP Negeri 17 Surakarta
tahun
ajaran
2015/2016.
Hal
ini
terbukti berdasarkan hasil observasi
selama
pelaksanaan
Pair
Share
(TPS)
dapat
target sesuai indikator keberhasilan
SIMPULAN DAN SARAN
1.
Penerapan model pembelajaran
pembelajaran
mengalami pening-katan dan mencapai
target sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan. Adapun peningkatan
keaktifan siswa pada tahap pra siklus
dengan kategori tinggi adalah sebesar
25%, kategori sedang 28,57%, dan
kategori rendah 46,43%. Persentase
paada siklus I dengan kategori tinggi
yang telah ditetapkan. Adapun peningkatan
persentase
prestasi
belajar
matematika siswa yang memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72
sebelum dilakukan tindakan persentasenya sebesar 46,43%, pada tes akhir
siklus I persentasenya sebesar 71,43%
dan pada tes akhir siklus II persentasenya sebesar 89,29%. Selain itu juga
terjadi penigkatan nilai rata-rata kelas
yaitu 66,60 sebelum dilakukan tindakan, 70,71 pada tes akhir siklus I,
dan 74,64 pada tes akhir siklus II.
Berdasarkan kesimpulan, dikemukakan beberapa saran yaitu:
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
159
1.
Bagi guruhendaknya mampu
4.
Bagi
peneliti lain hendaknya
menerapkan model pembelajaran Think
dapat mengembangkan penelitian ini,
Pair Share (TPS) dalam proses pembe-
misalnya
lajaran sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran kooperatif tipe
dalam meningkatkan keaktifan dan
Think Pair Share (TPS) dengan strategi
prestasi belajar matematika. Selan-
atau pendekatan lain atau dengan
jutnya pada tahapan Pair, siswa lebih
memanfaatkan
alat
memahami
pembelajaran
dengan
materi
karena
mereka
dengan
menggabungkan
peraga
dalam
menggunakan
menemukan konsep sendiri kemudian
model pembelajaran kooperatif tipe
menggunakan konsep tersebut untuk
Think Pair Share (TPS).
menyelesaikan persoalan dan siswa
akan terbiasa untuk terlibat aktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran. Pada tahapan Share
yaitu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi menjadikan siswa
terbiasa untuk menyampaikan hasil
pekerjaan serta terbiasa untuk bertanya,
menanggapi
dan
menyampaikan
pendapat.
2.
Bagi Siswa hendaknya dapat
mengikuti pelajaran dengan baik yaitu
disiplin
dan
tertib
dalam
setiap
kegiatan pembelajaran yang dilak-
[1] Erman Suherman dkk. 2001.
Common
textbook:Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.
[2] Lie, Anita. 2005. Cooperating
Learning:Mempraktikkan
Cooperative
Learning
di
Ruangan Kelas. Jakarta PT
Gramedia.
[3] Rahyubi, H. 2012. Teori-Teori
Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Nusa Media :
Bandung..
sanakan
3.
Bagi
sekolah
hendaknya
memberikan sosialisasi kepada guru
tentang model pembelajaran Think Pair
[4] Smith, M.K., dkk. 2009. Teori
Pembelajaran dan Pengajaran.
Jogjakarta : Mirza Media
Pustaka.
Share (TPS) ini sebagai salah satu
alternatif
keaktifan
dalam
dan
matematika siswa.
meningkatkan
prestasi
belajar
[5] Sujono.
1988.
Pengajaran
Matematika
Untuk
Sekolah
Menengah. Jakarta : Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
160
[6] Trianto, M. Pd. 2011. Mendesain
Model Pembelajaran InovatifProgresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya
pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Media Group.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
161
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17
SURAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016
Amri Rosadi1), Triyanto2), Dyah Ratri Aryuna3)
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
2)3)
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
amri@student.uns.ac.id,2)triyanto@fkip.uns.ac.id, 3)ratriaryuna@gmail.com
Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share(TPS)
yang dapat meningkatkan keaktifan dan pestasi belajar matematika siswa kelas
VIII A SMP Negeri 17 Surakarta dan mengetahui peningkatan keaktifan dan
prestasi belajar matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).Berdasarkan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
keaktifan siswa kategori tinggimengalami peningkatan dari25% pada prasiklus
menjadi 37,5%pada siklus I dan menjadi 46,43% pada siklus II, sedangkan pada
keaktifan kategori rendah mengalami penurunan dari 46,43% pada prasiklus
menjadi 37,5% pada siklus I dan menjadi 19,64%. Untuk prestasi belajar
matematika, persentase siswa yang tuntas KKM mengalami peningkatan dari
46,43% pada prasiklus menjadi 71,43% pada siklus I dan menjadi 89,29%pada
siklus II. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 66,60pada
prasiklus menjadi 70,71 pada siklus I dan menjadi 74,91 pada siklus II. Hal ini
sesuai dengan indikator ketercapaian yang ditentukan yaitu setidaknya, minimal
30% dari siswa berada pada keaktifan kategori tinggi sedangkan maksimal 20%
siswa berada pada keaktifan kategori rendah dan sedikitnya 75% dari siswa
memperoleh hasil ujian lebih dari atau sama dengan batas KKM yaitu 72 dengan
rata-rata kelas lebih besar atau sama dengan 72.
Kata Kunci : TPS (Think Pair Share), keaktifan belajar, prestasi belajar
matematika
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
148
pembelajaran adalah proses interaksi
PENDAHULUAN
ilmu
peserta didik dengan pendidik dan
pengetahuan tentang penalaran yang
sumber belajar pada suatu ling-kungan
logik
belajar.
Matematika
dan
adalah
masalah-masalah
yang
berhubungan dengan bilangan (Sujono,
Hasil Ujian Nasional (UN) dari
1988:4), Sedangkan menurut James
data Pamer UN 2015 (nilai murni Ujian
dalam Erman Suherman (2001:19),
Nasional 2015) menunjukkan bahwa
mate-matika adalah ilmu tentang logika
nilai rata-rata matematika di SMP
mengenai bentuk, susunan, besaran,
Negeri 17 Surakarta tergolong rendah,
dan konsep-konsep yang berhubungan
yaitu sebesar 46,14. Penguasaan materi
satu dengan yang lain dengan jumlah
pada mata pelajaran matematika di
yang banyak yang terbagi ke dalam tiga
SMP Negeri 17 juga masih sangat
bidang yaitu aljabar, analisis dan
rendah, dengan persentase pada materi
geometri. Matematika merupakan ilmu
Bangun Geometris sebesar 42,89%,
dasar bagi disiplin ilmu yang lain dan
pada materi Operasi Aljabar sebesar
perkembangannya
bergantung
44,65% , pada materi Operasi Bilangan
pada ilmu yang lain. Matematika
sebesar 49,13%, dan pada materi
diajarkan karena dapat menumbuhkan
Statistika
kemampuan bernalar yaitu berpikir
56,55%.Observasi
sistematis, logis dan kritis dalam meng-
SMPN 17 Surakarta pada tanggal 13
komunikasikan gagasan atau ide dalam
dan 15 Januari 2016.Berdasarkan hasil
memecahkan
sehingga
dari observasi dan wawancara dengan
dengan belajar matematika diharapkan
guru mata pelajaran matematika kelas
siswa mampu berpikir sistematis, logis
VIII A yaitu ibu Lilik, diperoleh
dan
pendapat
informasi bahwa 1) Jumlah peserta
Smith(2009: 201), belajar merupakan
didik di kelas VIII A adalah 28 anak
pen-yusunan
pengetahuan
dengan
pengalaman
konkret,
kritis.
kolaborasi,
tidak
masalah,
Menurut
dan
interpretasi.Sedangkan
refleksi
dari
Peluang
sebesar
dilaksanakan
diantaranya
17
di
siswa
aktivitas
perempuan dan 11 siswa laki-laki; 2)
serta
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
menurut
matematika di kelas; 3) Nilai rata-rata
Rahyubi (2012) menyatakan bahwa
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
149
ujian semester sangat rendah yaitu
berdiskusi
37,11.
perbaikan.Perbaikan
Keaktifan
belajar
siswa
dilakukan
bahwa
adalah
harus
diadakan
yang
dengan
dapat
memilih
merupakan unsur dasar yang penting
model pembelajaran yang tepat.Salah
bagi keberhasilan proses pembelajaran.
satu
Keaktifan siswa ini meliputi kegiatan
memberi kesempatan pada siswa untuk
melihat dan mendengarkan, kegitan
terlibat dalam pembelajaran adalah
lisan, kegiatan menulis, dan kegiatan
model pembelajaran kooperatif. Pem-
motorik.Keaktifan siswa dalam ke-
belajaran kooperatif merujuk pada
giatan
berbagai pengajaran dimana para siswa
belajar
membantu
untukmengkonstruksi
mereka
sendiri.
siswa
pengetahuan
Mereka
aktif
bekerja
model
dalam
pembelajaran
yang
kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu sama
membangun pemahaman atas persoalan
lainnya
atau segala sesuatu yang mereka hadapi
pelajaran. Model pembelajaran koope-
dalam proses pembelajaran. Namun
ratif dapat digunakan pada semua
ketika
jenjang
guru
mendominasi
siswa
akan
menjadi
proses
terlalu
pembelajaran,
kurang
mendapat
kesempatan untuk lebih aktif dalam
dalam mempelajari
pendidikan
di
materi
berbagai
ilmu.Salah satu ciri dari pembelajaran
kooperatif adalah adanya pembentukan
kelompok yang heterogen.
Dari berbagai model pembela-
proses belajar.
Dengan adanya permasalahan-
jaran kooperatif yang ada, salah satu
permasalahan tersebut dapat disim-
model pembelajaran kooperatif yang
pulkan bahwa keaktifan dan prestasi
tepat
belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri
meningkatkan keaktifan dan prestasi
17 Surakarta rendah karena pembe-
belajar siswa adalah model pembela-
lajaran masih terpusat pada guru.
jaran kooperatif tipe Think Pair Share
Berdasarkan permasalahan diatas, perlu
(TPS).Model pembelajaran Think Pair
diupayakan suatu pembelajaran yang
Share memiliki tiga tahapan, yaitu
mampu mengaktifkan siswa sehingga
tahap
nantinya akan meningkatkan prestasi
Pair(berpasangan) dan tahap Share
belajar
(berbagi).Dengan model pembelajaran
siswa.Peneliti
dan
guru
untuk
Think
digunakan
(berpikir),
dalam
tahap
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
150
Think Pair Share ini siswa diberikan
permasalahan yang disajikan. Selain
waktu untuk berpikir secara individual
itu, siswa akan memiliki rasa tanggung
kemudian
secara
jawab yang lebih karena pada tahap
berpasangan untuk saling bekerjasama
ketiga (share) siswa dituntut untuk
dan membangun pengetahuan, setelah
mempresentasikan hasil diskusi dengan
itu masing-masing kelompok tersebut
teman kelompoknya. Penerapan model
diberikan
Think Pair Share ini juga memak-
dikelompokkan
waktu
untuk
mempre-
sentasikan hasil diskusi.
simalkan tugas guru sebagai fasilitator
Setiap tahapan dalam model
pembelajaran Think Pair Share sepenuhnya
membutuhkan
karena guru lebih banyak memantau
siswa dalam proses pembelajaran.
keterlibatan
Tujuan Penelitian ini adalah
siswa, sehingga menjadikan siswa aktif
untuk
dan mampu menyusun strategi untuk
penerapan
menyelesaikan
kooperatif tipe tipe Think Pair Share
suatu
permasalahan.
Mengetahui
Bagaimanakah
model
pembelajaran
Beberapa kelebihan dalam penerapan
(TPS)
model pembelajaran Think Pair Share
keaktifan dan prestasi belajar mate-
diantaranya, pada model pembelajaran
matika siswa kelas VIII A SMP Negeri
Think Pair Share ini memungkinkan
17
siswa untuk mengajukan pertanyaan-
2015/2016.
agar
dapat
Surakarta
pada
meningkatkan
tahun
ajaran
pertanyaan mengenai kesulitan dalam
Langkah-langkah
materi yang dibahas karena secara
tidak
langsung
siswa
memperoleh
kesempatan untuk memikirkan materi
yang dibahas, siswa akan lebih aktif
karena dalam penerapan model Think
Pair Share ini, siswa berkelompok
dengan masing-masing anggota kelompoknya yang berjumlah dua orang yang
menuntut setiap siswa dalam kelompok
kecil tersebut untuk bertukar pendapat
dan pemikiran dalam memecahkan
atau
fase
dari model ThinkPairShare menurut
Trianto
(2011)
(Thinking)Guru
pertanyaan
dikaitkan
adalah1)
Berpikir
mengajukan
suatu
masalah
yang
atau
dengan
pelajaran,
dan
meminta siswa menggunakan waktu
beberapa menit untuk berpikir sendiri
jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara
atau
mengerjakan
bukan
bagian
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
151
Think
berpikir.2)Berpasangan
guru
(Pairing)Selanjutnya
meminta
Pair
Share
menyampaikan
(TPS),
pertanyaan
Guru
yang
siswa berpasangan dan mendiskusikan
berhubungan dengan materi yang akan
apa
disampaikan, Siswa memper-hatikan
yang
telah
mereka
peroleh.
Interaksi selama waktu yang disediakan
dan
dapat menyatukan jawaban jika suatu
penjelasan dan pertanyaan dari guru. b)
per-tanyaan
Berpikir : siswa diberikan waktu untuk
yang
diajukan
atau
mendengarkan
berpikir
masalah khusus yang diidentifikasi.
memberikan kesempatan kepada siswa
Secara normal guru memberi waktu
untuk memikirkan jawaban dari per-
tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
masalahan
berpasangan.3)Berbagi(Sharing)Pada
guru. Pada tahap ini guru dapat
langkah akhir, guru meminta pasangan-
meminta kepada masing-masing siswa
pasangan
untuk
berbagi
dengan
individual,
aktif
menyatukan gagasan apabila suatu
untuk
secara
dengan
Guru
yang disampaikan oleh
menuliskan
hasil
pemikiran
keseluruhan kelas yang telah mereka
mereka. c) Berpasangan : tahap di
bicarakan.
untuk
mana siswa berpasangan dengan teman
berkeliling ruangan dari pasangan ke
sebangku dan diminta untuk saling
pasangan dan melanjutkan sampai
menyampaikan hasil pemikiran dan
sekitar sebagian pasangan mendapat
mendiskusikannya, Guru mengorgani-
kesempatan untuk melaporkan.
sasikan siswa untuk berpasangan dan
Hal
ini
efektif
Berdasarkan langkah-langkah diatas,
proses
pembelajaran
model
dikelasdengan
ThinkPairShare
langkah
pelaksanaannya1)Pendahuluan,
Guru
melakukan
Guru
apersepsi,
menjelaskan pem-belajaran Think Pair
Share (TPS), Guru menyampaikan
tujuan
pem-belajaran,
Guru
memberikan motivasi 2) Kegiatan Inti,
a) Fase Pelaksanaan pembelajaran tipe
memberikan
waktu
untuk
men-
dikusikan pemikiran mereka masingmasing, selain itu guru juga memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan
kelompok. Selain berdiskusi mengenai
pemikiran masing-masing, di tahap ini
setiap kelompok diberian LKS yang
berisikan soal latihan yang harus
dikerjakan secara bersama pasangan
dalam kelompok. d) Berbagi : beberapa
kelompok dipersilahkan untuk maju
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
152
didepan kelas menyampaikan jawaban
siswa, b) Cocok untuk tugas sederhana,
hasil diskusi kelompok mereka masing-
c)
masing,
Kelompok yang maju dibe-
kesempatan untuk kontribusi masing-
rikan waktu untuk mempresentasikan
masing anggota kelompok, d) Interaksi
hasil diskusi dan kelompok yang lain
lebih mudah, e) Lebih mudah dan cepat
diberikan kesempatan untuk bertanya
membentuk kelompok.
Lebih
banyak
memberikan
maupun memberikan pendapat dari
hasil diskusi yang disampaikan oleh
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini
kelompok yang maju, Guru dalam
tahap ini
membantu
merefleksi
hasil
siswa untuk
dari
pemecahan
dilaksanakan
di
SMP
Negeri
surakarta yang beralamat di
17
Jalan
masalah yang telah mereka diskusikan.
Jendral.A.Yani, Sumber, Banjarsari,
Selain itu guru juga memberikan pujian
Surakarta.Kelas yang digunakan se-
bagi kelompok yang berhasil menjawab
bagai penelitian adalah kelas VIII A.
dengan benar dan memberikan moti-
Alasan
vasi bagi kelompok yang masih belum
karena pada observasi di kelas, peneliti
tepat dalam menjawab. 3) Penutup,
menemukan permasalahan mengenai
a) Guru membimbing siswa untuk
keaktifan siswa yang masih rendah dan
membuat kesimpulan dari materi yang
prestasi belajar siswa yang juga masih
telah didiskusikan.
rendah.
b) Guru memberikan evaluasi yaitu
berupa latihan soal yang harus dikerjakan mandiri (individual).
c) Guru memberikan PR kepada siswa
dan harus dikerjakan untuk dibahas
pada pertemuan mendatang.
Anita
Lie
(2008)
mukakan
bahwa
kelompok
berpasangan
menge-
kelebihan
dari
(kelompok
yang terdiri dari 2 orang siswa) adalah:
a)
Akan
meningkatkan
partisipasi
dipilihnya
tempat
tersebut
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah metode 1) Metode
Observasi, Dalam penelitian digunakan metode observasi untuk mengumpulkan
data
pada
proses
pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran Think Pair Share dan
untuk mengumpulkan data mengenai
keaktifan siswa.Hal-hal yang diamati
dalam pengumpulan data pada saat
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
153
proses
pembelajaran
beberapa
hal
terlaksana
atau
ini
meliputi
dengan guru terlebih dahulu.Kegiatan
adalah
diskusi dilaksanakan peneliti dengan
langkah-
guru kelas VIII A SMP Negeri
diantaranya
tidaknya
telah
17Surakarta yaitu Ibu Lilik sebanyak
untuk
dua kali pada tanggal 13 Januari 2016
matematis
dan 15 Januari 2016. Pada tanggal 13
pembelajaran
Januari 2016 peneliti berdiskusi dan
berlangsung.2) Metode Tes, metode
melakukan observasi awal di kelas VIII
tes
mengetahui
A. Kegiatan diskusi dan observasi awal
kemampuan siswa, sehingga siswa
ini digunakan untuk mengetahui per-
dapat
golongan
masalahan yang dihadapi oleh guru
siswa dengan prestasi belajar rendah
dalam proses pembelajaran dan untuk
atau prestasi tinggi. Pada penelitian ini
mengetahui tingkat kemampuan siswa.
dilaksanakan beberapa kali tes yaitu tes
Hasil dari kedua kegiatan tersebut
awal dan tes akhir siklus.3) Metode
digunakan
langkah
pembelajaran
yang
direncanakan
dalam
meningkatkan
keaktifan
siswa selama
proses
digunakan
RPP
untuk
digolongkan
pada
Dokumentasi,Dalam
penelitian
ini,
peneliti melaksanakan kegiatan doku-
sebagai
refleksi
dalam
membantu guru untuk memperbaiki
proses pembelajaran.
Hasil
mentasi dengan mengumpulkan arsip-
dari
diskusi
yang
peneliti
beserta
guru
arsip yang tujuanya adalah untuk
dilakukan
memperoleh data mengenai data siswa
diperoleh bahwa siswa dalam pem-
dan daftar nilai sebelum pelaksanaan
belajaran masih kurang aktif dalam
tindakan. Selain itu peneliti
juga
memperhatikan apa yang disampaikan
gambar
guru.Banyak siswa yang sibuk ber-
berupa foto kegiatan para siswa dan
bincang atau bergurau dengan teman-
guru dalam pelaksanaan pembelajaran
nya,
saat penelitian dilaksanakan.
bertanya sedikit siswa yang mau
melakukan
pengambilan
ketika
diberikan
bertanya.Ketika
kesempatan
siswa
diberikan
HASIL PENELITIAN DAN PEM-
kesempatan berdiskusi untuk menye-
BAHASAN
lesaikan
Kegiatan
observasi
dilak-
sanakan di kelas VIII A dan diskusi
permasalahan,
siswa
cenderung tidak mengerjakan tetapi
ketika
diberikan
persoalan
yang
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
154
Kegiatan
harusnya dikerjakan mandiri beberapa
berikutnya
yang
siswa mengerjakannya dengan ber-
peneliti lakukan adalah tahapan pra
diskusi bersama temannya.Selain itu
siklus dilaksanakan hari Senin, 18
guru juga mengatakan bahwa siswa
April 2016 dan Jumat, 22 April 2016 di
masih
kesulitan
dalam
kelas VIII A SMP Negeri 17 Surakarta.
permasalahan
yang
Kegiatan ini bertujuan untuk menge-
materi
yang
tahui data awal mengenai kondisi
guru
sudah
mengalami
menyelesaikan
berkaitan
disampaikan,
dengan
padahal
keaktifan
dan
prestasi
belajar
menyampaikan materi yang digunakan
siswa.Kegiatan observasi pra siklus ini
untuk
permasalahan
bertujuan untuk mengetahui keaktifan
tersebut.Berdasarkan hasil observasi
siswa sebelum proses pembelajaran
tersebut, peneliti memperoleh beberapa
menerapan model pembelajaran Think
kelemahan pada proses pembelajaran
Pair Share. Pada kegiatan ini penga-
dan kemampuan siswadiantaranya:
matan
1) Siswa kurang aktif dalam mengikuti
dilakukan selama 2 x 40 menit oleh 3
proses pembelajaran di antaranya siswa
observer. Pengamatan keaktifan siswa
tidak fokus memperhatikan ketika guru
dilakukan dengan instrumen berupa
menjelaskan, hanya sedikit siswa yang
lembar observasi, sebelum digunakan
bertanya dan menyampaikan pendapat
lembar observasi telah diuji validasi
maupun jawaban.
isinya oleh 3 validator .
menyelesaikan
terhadap
keaktivan
siswa
2) Pada proses pembelajaran terlihat
Berikut adalah hasil penelitian
guru masih mendominasi kegiatan di
tentang keaktifan dan prestasi belajar
kelas.
siswa kelas VIII A SMP Negeri 17
3) Siswa mengalami kesulitan dalam
Surakarta:
mengerjakan soal yang berbeda dari 1.) Pra Siklus
Persentase keaktifan siswa pra
soal contoh yang sudah diberikan guru,
sehingga mereka cenderung menunggu
siklus hanya 7 siswa dengan persentase
jawaban dari siswa lain atau menunggu
25%
guru menjelaskan dan menyelesaikan
belajar
soal tersebut.
persentase 28,57% termasuk kategori
termasuk
tinggi,
kategori
8
siswa
keaktifan
dengan
keaktifan belajar sedang, 13 siswa
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
155
dengan persentase 46,43% termasuk
< 72
15
53,57%
Jumlah
28
100 %
kategori keaktifan belajar rendah.
Kategori
Jumlah
Persentase
Keaktifan
Siswa
(%)
Tinggi
7
25%
Sedang
8
28,57%
Rendah
13
46,43%
Jumlah
38
100
Selain itu, prestasi belajar juga dilihat
dari nilai rat-rata kelas. Dari data hasil
ujian diperoleh nilai rata-rata kelasnya
adalah 66,60 yang masih dibawah
KKM.Dua hal tersebut menunjukkan
bahwa masih banyak siswa kelas VIII
A SMP Negeri 17 Surakarta yang
Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak siswa kelas VIII A SMP Negeri
prestasi belajarnya masih rendah.
2.) Siklus I
17 Surakarta yang belum berperanaktif
ber-
Persentase keaktifan pada siklus
langsung. Padahal keaktifan siswa
I untuk pertemuan pertama terdapat 10
selama proses pembelajaran sangat
siswa atau sebesar 35,71% mencapai
berpengaruh terhadap prestasi belajar
kategori keaktifan tinggi, terdapat 6
siswa. Pada penelitian ini, prestasi
siswa atau sebesar 21,43% pada kate-
belajar siswa dilihat dari ketuntasan
gori sedang, dan 12 siswa atau sebesar
nilai tes yang harus melampaui KKM
42,86% pada kategori rendah. Sedang-
yaitu 72 dan rata-rata kelas lebih dari
kan pada siklus I untuk pertemuan
atau sama dengan 72.
kedua terdapat 11 siswa atau sebesar
selama
proses
pembelajaran
Persentase ketuntasan belajar
39,29% mencapai kategori keaktifan
siswa pra siklus yaitu siswa yang lulus
tinggi, 8 siswa atau 28,57% pada kate-
KKM
gori
adalah
13
anak
dengan
persentase 46,43% dan 15 anak lainnya
dinyatakan belum lulus KKM.
Indikator
≥72
Jumlah
46,43 %
dan
9
siswa
atau
32,14%pada kategori rendah.
Kategori Keaktifan
Persentase
(%)
Persentase
Siswa
13
sedang,
Tinggi
37,5%
Sedang
25%
Rendah
37,5%
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
156
Dari
kedua
pertemuan
tersebut
diperoleh kualifikasi hasil observasi
dengan persentase 71,43% memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72.
keaktifan siswa pada siklus I dengan
menghitung rata-rata persentase tiap
pertemuan
pada
siklus
Idiperoleh
informasi bahwa persentase keaktifan
siswa pada pembelajaran matematika
yang mencapai kategori tinggi pada
siklus I adalah 37,5%. Siswa dengan
kategori keaktifan tinggi mengalami
peningkatan
persentase
sebanyak
prasiklus
12,5%
25%
dari
menjadi
37,5%pada tindakan siklus I. Sedangkan pada kategori keaktifan rendah
pada tahap pra siklus adalah 46,43%
dan mengalami penurunan pada siklus I
sebesar
8,93%
sehingga
menjadi
37,5%. Walaupun sudah mengalami
peningkatan pada keaktifan kategori
tinggi dan memenuhi kriteria keaktifan
kategori tinggi, tetapi peningkatan ini
belum mencapai target yang telah
ditentukan pada keaktifan kategori
rendah,
yaitu
setidaknya
minimal
terdapat 30% dari siswa tergolong pada
aktif kategori tinggi dan maksimal dari
20% siswa tegolong pada keaktifan
kategori rendah.
Persentase ketuntasan belajar
pada siklus I yaituterdapat 20 siswa
Batas
Jumlah
Persentase
KKM
Siswa
(%)
≥ 72
20
71,43
< 72
8
28,57
Jumlah
28
100
Dari hal tersebut diketahui bahwa
setelah adanya tindakan siklus I, siswa
yang mendapatkan nilai lebih dari atau
sama dengan 72 mengalami peningkatan sebesar 25% yaitu dari 46,43%
pada prasiklus menjadi 71,43% pada
siklus I. Selain itu, setelah dihitung
rata-rata kelas pada siklus I adalah
70,71. Terlihat bahwa rata-rata kelas
meningkat sebesar 4,11 poin dari 66,60
menjadi
70,71.
mengalami
Walaupun
peningkatan,
sudah
tetapi
tindakan siklus I ini belum bisa
mencapai target yang telah ditentukan
yaitu setidaknya terdapat lebih dari
atau sama dengan 75% dari jumlah
siswa mencapai ketuntasan hasil tes
dengan standar KKM 72 dan rata-rata
kelas lebih besar atau sama dengan
standar KKM yaitu 72.
3.) Siklus II
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
157
siswa
Sedangkan pada kategori keaktifan
siklus II untuk pertemuan pertama
rendah pada tahap siklus 1 adalah
terdapat 12 siswa atau sebesar 42,86%
37,5% dan mengalami penurunan pada
mencapai kategori keaktifan tinggi,
siklus II sebesar 19,64% sehingga
terdapat 11 siswa atau sebesar 39,28%
menjadi 17,86%. Persentase ini sudah
pada kategori sedang, dan 5 siswa atau
mencapai target yang telah ditentukan
sebesar 17,86% pada kategori rendah.
yaitu setidaknya, minimal terdapat 30%
Sedangkan
untuk
dari siswa tergolong pada aktif kategori
pertemuan kedua terdapat 14 siswa
tinggi dan maksimal dari 20% siswa
atau sebesar 50% mencapai kategori
tegolong
keaktifan tinggi, 9 siswa atau 32,14%
rendah.
Persentase
pada
keaktifan
siklus
II
Kategori Keaktifan
Persentase
46,43%
Sedang
35,71%
Rendah
17,86%
pertemuan
tersebut
diperoleh kualifikasi hasil observasi
keaktifan siswa pada siklus II dengan
menghitung rata-rata persentase tiap
pertemuan
pada
siklus
IIdiperoleh
informasi bahwa persentase keaktifan
siswa pada pembelajaran matematika
yang mencapai kategori tinggi pada
siklus II adalah 46,43%. Siswa dengan
kategori keaktifan tinggi mengalami
peningkatan
sebanyak
8,93%
dari
persentasi 37,5% pada siklus I menjadi
46,43%
pada
tindakan
siklus
dengan persentase 89,29% memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72.
Tinggi
kedua
kategori
pada siklus II yaitu terdapat25 siswa
(%)
Dari
keaktifan
Persentase ketuntasan belajar
pada kategori sedang, dan 5 siswa atau
17,86% pada kategori rendah.
pada
II.
Batas
Jumlah
Persentase
KKM
Siswa
(%)
≥ 72
25
89,29
< 72
3
10,71
Jumlah
28
100
Dari hal tersebut diketahui bahwa
setelah adanya tindakan siklus II, siswa
yang memiliki nilai lebih dari atau
sama dengan 72 mengalami peningkatan
sebesar
17,86%
yaitu
dari
71,43% pada siklus I menjadi 89,29%
pada siklus II. Persentase ini sudah
mencapai target yang telah ditentukan,
yaitu setidaknya terdapat lebih dari
atau sama dengan 75% dari jumlah
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
158
siswa mencapai ketuntasan hasil tes
adalah sebesar 37,5%, kategori sedang
dengan standar KKM 72.
25%, dan pada kategori rendah 37,5%.
Selain itu, setelah dihitung rata-
Sedangkan persentase pada siklus II
rata kelas pada siklus II adalah 74,64.
dengan kategori tinggi sebesar 46,43%,
Terlihat bahwa rata-rata kelas mening-
pada kategori sedang 35,71%, dan pada
kat sebesar 3,39 poin dari 70,71
kategori rendah 17,86%.
menjadi 74,64. Persentase ini sudah
2.
mencapai target yang ditentukan yaitu,
Think
setidaknya terdapat lebih dari atau
meningkatkan prestasi belajar mate-
sama dengan 75% dari jumlah siswa
matika di kelas VIII A SMP Negeri 17
mencapai ketuntasan hasil tes dengan
Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Hal
standar KKM 72 dan rata-rata kelas
ini terbukti berdasarkan hasil tes pra
lebih besar atau sama dengan standar
siklus, tes siklus I dan tes siklus II
KKM yaitu 72.
mengalami peningkatan dan mencapai
Think
Penerapan model pembelajaran
Pair
Share
(TPS)
dapat
meningkatkan keaktifan belajar pada
kelas VIII A SMP Negeri 17 Surakarta
tahun
ajaran
2015/2016.
Hal
ini
terbukti berdasarkan hasil observasi
selama
pelaksanaan
Pair
Share
(TPS)
dapat
target sesuai indikator keberhasilan
SIMPULAN DAN SARAN
1.
Penerapan model pembelajaran
pembelajaran
mengalami pening-katan dan mencapai
target sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan. Adapun peningkatan
keaktifan siswa pada tahap pra siklus
dengan kategori tinggi adalah sebesar
25%, kategori sedang 28,57%, dan
kategori rendah 46,43%. Persentase
paada siklus I dengan kategori tinggi
yang telah ditetapkan. Adapun peningkatan
persentase
prestasi
belajar
matematika siswa yang memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 72
sebelum dilakukan tindakan persentasenya sebesar 46,43%, pada tes akhir
siklus I persentasenya sebesar 71,43%
dan pada tes akhir siklus II persentasenya sebesar 89,29%. Selain itu juga
terjadi penigkatan nilai rata-rata kelas
yaitu 66,60 sebelum dilakukan tindakan, 70,71 pada tes akhir siklus I,
dan 74,64 pada tes akhir siklus II.
Berdasarkan kesimpulan, dikemukakan beberapa saran yaitu:
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
159
1.
Bagi guruhendaknya mampu
4.
Bagi
peneliti lain hendaknya
menerapkan model pembelajaran Think
dapat mengembangkan penelitian ini,
Pair Share (TPS) dalam proses pembe-
misalnya
lajaran sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran kooperatif tipe
dalam meningkatkan keaktifan dan
Think Pair Share (TPS) dengan strategi
prestasi belajar matematika. Selan-
atau pendekatan lain atau dengan
jutnya pada tahapan Pair, siswa lebih
memanfaatkan
alat
memahami
pembelajaran
dengan
materi
karena
mereka
dengan
menggabungkan
peraga
dalam
menggunakan
menemukan konsep sendiri kemudian
model pembelajaran kooperatif tipe
menggunakan konsep tersebut untuk
Think Pair Share (TPS).
menyelesaikan persoalan dan siswa
akan terbiasa untuk terlibat aktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran. Pada tahapan Share
yaitu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi menjadikan siswa
terbiasa untuk menyampaikan hasil
pekerjaan serta terbiasa untuk bertanya,
menanggapi
dan
menyampaikan
pendapat.
2.
Bagi Siswa hendaknya dapat
mengikuti pelajaran dengan baik yaitu
disiplin
dan
tertib
dalam
setiap
kegiatan pembelajaran yang dilak-
[1] Erman Suherman dkk. 2001.
Common
textbook:Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.
[2] Lie, Anita. 2005. Cooperating
Learning:Mempraktikkan
Cooperative
Learning
di
Ruangan Kelas. Jakarta PT
Gramedia.
[3] Rahyubi, H. 2012. Teori-Teori
Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Nusa Media :
Bandung..
sanakan
3.
Bagi
sekolah
hendaknya
memberikan sosialisasi kepada guru
tentang model pembelajaran Think Pair
[4] Smith, M.K., dkk. 2009. Teori
Pembelajaran dan Pengajaran.
Jogjakarta : Mirza Media
Pustaka.
Share (TPS) ini sebagai salah satu
alternatif
keaktifan
dalam
dan
matematika siswa.
meningkatkan
prestasi
belajar
[5] Sujono.
1988.
Pengajaran
Matematika
Untuk
Sekolah
Menengah. Jakarta : Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
160
[6] Trianto, M. Pd. 2011. Mendesain
Model Pembelajaran InovatifProgresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya
pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Media Group.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.1 Januari 2017
161