Laporan Penindjauan Depernas Bulan September dan Oktober 1962 Bidang Kemasjarakatan ke daerah sumatera utara

DEWAN PERANTJANG NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
__________

LAPORAN
PENINDJAUAN DEPERNAS
BULAN SEPTEMBER DAN OKTOBER 1962

BIDANG

: KEMASJARAKATAN

KE DAERAH

: SUMATERA UTARA

513/C/Dep/XII/’62
- 150 DEWAN PERANTJANG NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
-------------kd-------------


LAP O RAN

PENINDJAUAN DE PERNAS

Bidang

: KESEDJAHTERAAN RAKJAT

Daerah

: SUMATERA UTARA – ATJEH

Waktu

: 29 September – 9 Oktober 1962.

----------oOo----------

DEWAN PERANTJANG NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

------------------------------Djakarta, 15 Oktober 1962.
Kepada
J. M. Wakil Menteri Pertama/Ketua
Dewan Perantjang Nasional
D JAKAR TA .
- SURAT PENGANTAR Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan kepada Jang Mulia Laporan
Penindjauan jang telah kami lakukan kedaerah Sumatera Utara
dan Atjeh mengenai Bidang Kesedjahteraan Rakjat jang bentuk
dan susunan isinja disesuaikan dengan pedoman jang diberikan
oleh Pimpinan Sekretariat.
Bidang
Depernas.

Dalam pada itu kami masih menambahkan laporan mengenai
lain-lain,
jang
kami
anggap
dapat

berfaedah
bagi

Kami berharap agar Jang Mulia menumpahkan perhatian
chusus kepada bagian-bagian/saran jang langsung mengenai diri
Depernas sendiri.-

A.n. Ketua Rombongan
Wakil Ketua,
ttd.
(Hikmatullah).-

-----------------------------------

DAF TAR – I S I
Halaman.
SURAT PENGANTAR …………………………………
PENDAHULUAN ………………………………………

1


TINDJAUAN UMUM …………………………………..

4–6

BIDANG KESEDJAHTERAAN RAKJAT …………….

7

A.

UNIVERSITAS ……………………………………

7

B.

PEMBERANTASAN BUTA HURUF …………….

8


C.

LEMBAGA SOSIAL DESA ……………………….

9

D.

RUMAH SAKIT ……………………………………

10

E.

POLIKLINIK ……………………………………….

11

F.


B K I A ………………………………………………

12

III. BIDANG LAIN-LAIN ……………………………………

13

IV. K E S I M P U L A N ……………………………………..

14

V.

16

II.

S A R A N – S A R A N …………………………………..


----------oOo----------

PE N DAHU LUAN
1. Tugas
Mengadakan penindjauan dalam bidang Kesedjahteraan Rakjat :
Universitas, P.B.H., Lembaga Sosial Desa dan Rumah Sakit/Poliklinik Desa/BKIA didaerah Sumatera Utara dan Atjeh.
2. Susunan Rombongan
Rombongan diketahui oleh Sdr.Mr.Sudarisman Purwokusumo dengan
anggotanja Sdr. Hikmatullah, Sdr. Sitor Situmorang tidak djadi turut
oleh karena halangan jang tiba2 dan sekretarisnja Sdr.
A.Hamzah
Nasution.
3. Persiapan
Sebelum rombongan berangkat telah disiapkan :
a.
hubungan seperlunja dengan Departemen2 jang bersangkutan
untuk memberikan pendjelasan tentang program dan untuk meminta
infor-masi/bahan2 jang diperlukan. Sebagai hasil dari pada hubungan
itu telah diperoleh keterangan2 lisan dan bahan publikasi

mengenai projek2 jang akan ditindjau. Departemen telah mengirimkan kawat kepada instansi2nja didaerah mengenai kedatanagn
dan program penindjauan.
Maksud Departemen Kesehatan untuk menurutkan seorang
petugas didalam rombongan gagal oleh karena sesuatu halangan
tiba2.
b.
intisari keterangan tertulis mengenai projek2 jang akan ditindjau.
c.
daftar pertanjaan mengenai tiap2 projek jang akan diadjukan
kepada instansi projek jang dikundjungi untuk didjawab selengkapnja.
d.
pengiriman kawat dan radiogram kepada Gubernur/kepala daerah
jang hendak dikundjungi untuk memberitahukan kedatangan sambil meminta fasilitas2.
4. Perdjalanan
Penindjauan telah dilakukan dari tanggal 29 September sampai tanggal 9 Oktober 1962. Setjara singkat dibawah ini diterangkan daftar perdjalanan tersebut :
Tgl. 29/9
Berangkat dengan kapal udara Djakarta-Medan
Tiba pk. 16.30 wsu.
Tgl. 30/9
Menghubungi petugas2 kantor Gubernur karena

pendjemputan dilapangan terbang dan penjediaan
hotel tidak ada sama sekali.
Tgl. 1/10 …………….
-1-

Tgl. 1/10

Mengundjungi Wakil Gubernur dan mengadakan pertemuan dan pendjelasan dengan Instansi2 bersangkutan.
Mengadakan penindjauan ke LSD dan BKIA dikota dan
PBH diperkebunan.
Tgl. 2/10
Mengadakan penindjauan ke Universitas Sumut.
Kundjungan kepada Panglima Daerah, disusul dengan
penindjauan ke Poliklinik-BKIA Kota, Inpeksi Ke- sehatan
Sumut.
Berangkat ke Pangkalan Berandan. Pertemuan dengan
Tjatur Tunggal Kewedanan.
Tgl. 3/10
Mengadakan penindjauan ke KKM (Kursus untuk pemimpin2 kursus keradjinan tangan wanita),
Rumah Sakit-BKIA dan LSD.

Berangkat ke Kualasimpang (Atjeh).
Pertemuan perkenalan dengan Tjatur-Tunggal Kewedanan. Menindjau PBH dan Usaha Sosial.
Tgl. 4/10
Menindjau Rumah Sakit-BKIA, LSD dan SMP Pertanian.
Mengadakan tjeramah kepada undangan instansi2 sipil, militer, polisi dan pimpinan2 masjarakat, diachiri dengan tanja-djawab.
Berangkat kembali ke Medan.
Tgl. 5/10
Menudju Kabandjahe. Menindjau LSD dan Kursus Landjutan PBH.
Tgl. 6/10
Menidnjau Rumah Sakit-BKIA, Gedung Baru Rumah Sakit, Kompleks Perawatan Penderita Kusta.
Tgl. 7/10
Kembali ke Medan.
Tgl. 8/10
Kundjungan/pertemuan diperkebunan dengan administratur2, petugas2 Panitia PBH Perkebunan, Inspeksi Pendidikan Masjarakat Sumut dan Serikat2 Buruh,
Penghubung dll.
Tgl. 9/10
Kembali ke Djakarta dengan G.I.A. Tiba pk. 12.05
di Kemajoran.
Sebagian perdjalanan harus dilakukan dengan djip oleh karena
djalan rusak benar, ump. Pangkalan Berandan-Kualasimpang p.p.

sepandjang 40 Km. Rombongan harus melaksanakan tugas sepandjang
hari oleh karena projek2 PBH dan LSD hanja beroperasi dan dapat
ditindjau pada sore/malam hari dan kebanjakan letaknja djauh
dari kota, diantaranja sampai 20-30 Km kedaerah pedusunan.
Perdjalanan pulang tertunda sehari oleh karena kapal terbang GIA
tgl. 8/10 tidak djalan.
Achirnja perlu kami kemukakan, bahwa rombongan tidak pergi
ke
Ibukota Daerah Atjeh, Kotaradja, oleh karena sulitnja dan
tidak teraturnja……..
-2-

tidak teraturnja perhubungan. Kundjungan/penindjauan didaerah
Kualsimpang diberitahukan kepada Gubernur/KDH Atjeh hanja mela- lui
kawat.

BAB I ………………

-3-

BAB I : TINDJAUAN UMUM
1.

2.

3.

4.

5.

Masalah penindjauan
Pada umumnja penindjauan oleh rombongan Depernas dapat sambutan baik, lebih2 lagi karena djumlah rombongan ketjil dan penindjauan dilakukan sampai kepelosok-pelosok desa. Dalam pada itu
diterima djuga pertanjaan, apakah perdjalanan/penindjauan Depernas
tidak berarti menghabiskan uang rakjat sadja, seperti halnja dengan rombongan2 instansi lain? (Pertanjaan di Kualasimpang).
Lain daripada itu timbul pertanjaan/keraguan tentang sifat
dan wewenang antara Depernas dan MPRS jang mempunjai Panitia Daerah
MPRS jang bertugas mengadakan pelaporan tentang pelaksanaan keputusan MPRS Bidang Pembangunan (djuga didaerah Sumut sendiri).
Kedudukan dan tugas Depernas
Didalam pertemuan tjeramah maupun diluar itu timbul pertanjaan2
ataupun pernjataan jang membuktikan, bahwa pengertian mengenai
kedudukan dan wewenang Depernas belum atau tidak dimaklumi, sehingga perlu didjelasakan.
Pembangunan Semesta
Daerah, chususnja kota ketjil/desa tidak/atau belum melihat
usaha2 Pembangunan Semesta, sehingga menimbulkan pertanjaan, apakah
jang akan dapat diterima/dilaksanakan oleh mereka untuk itu.
Projek2 apa jang masuk Pembangunan Semesta jang dapat mereka harapkan dilaksanakan didaerahnja ataupun jang dapat mereka rasakan
manfaat/hasilnja.
Pengertian tentang pemisahan Anggaran Routine dan Anggaran Pembangunan lebih sedikit lagi ataupun sama sekali tidak ada. Oleh instansi
resmi maupun oleh penduduk umum ditanjakan, mengapa mereka belum
menerima biaja untuk Pembangunan objek2 lama jang rusak ataupun
perlu diperbaiki atau objek2 baru.
Fonds Pembangunan Daerah
Ditiap-tiap Daerah telah dilakukan berbagai usaha dan tindakan untuk mengumpulkan Fonds Pembangunan (menurut kesan di Atjeh
sampai berdjumlah ratusan juta rupiah). Fonds inipun bagi instansi-instansi dan penduduk belum menundjukkan bukti2 jang djelas
jang langsung bermanfaat.
Penjelewengan-penjelewengan
Dari pertjakapan dan keluhan2 djelas ternjata, bahwa dimanamana dan disegala pihak masih ada penjelewengan kekuasaan dan
keuangan (korupsi), sehingga menimbulkan rasa tak senang ataupun
tjemas dan pertanjaan, apakah hal2 itu tidak merugikan usaha2 dan
hasil…………………..
-4-

6.

7.

hasil pembangunan Semesta.
Dalam hubungan ini masalah benar-tidaknja perentjanaan,
dikemukakan beberapa hal jang tak wadjar, ump. fakta kwkuranan
beras di Sumut, sehingga pegawai2 hanja mendapat beberapa ons
sadja dari djatahnja dan sehingga harga beras membumbung mendjadi
lebih dari Rp. 100,- se kg; djuga harga bahan produksi dalam
negeri jang lebih tinggi dari harga barang impor ump. kertas
hasil fabric P. Siantar.
Projek2 jang ditindju
Membesarkan hati instansi2 dan penduduk mendengar, bahwa
projek2 ketjil didesa-desa, seperti PBH, LSD, BKIA dan Poliklinik
Desa termasuk projek2 Pembangunan Semesta, karena mereka sebagian
besar belum mengetahui sebelumnja dan atau belum pernah menerima
biaja untuk itu, sedangkan sebagian mengetahui bahwa projek2 itu
di Djawa telah madju dan berkebang luas.
Sekarang dan seterusnja mereka mengharapkan dari Depernas
dan Instansi lain2 agar penindjauan itu tidak tinggal penindjauan sadja.
Pelaksanaan “pembangunan”
Pelaksanaan pembangunan/rehabilitasi objek2 selalu tertunda
tak mungkin – walaupun uang ada – oleh beberapa sebab, antara
lain2 :
(1) belum adanja keputusan tentang status, ump. rumah sakit jang
diambil alih/dipindjam dari pihak asing (Kualasimpang,
Kabandjahe).
(2) belum adanja ketegasan/follow up tentang objek2 ataupun
wewenang jang diserahkan oleh Daerah Tingkat I kepada Daerah
Tingkat II, ump. gedung jang besar di Kabandjahe jang dapat
digunakan sebagai rumah sakit atau centre,sehingga gednug
itu tinggal kosong sebagian besar dan mengalami kerusakan.
(3) terlalu burokratisnja atau terlalu sempitnja pengertian
petugas2
Pemerintahan Umum dan Petugas2 Otonomi, jang disa-na-sini
menimbulkan persaingan atau tindakan jang tak dise-ngadja jang
menghalangi usaha pembangunan oleh satu pihak, ump.
perbaikan djalan, pembersihan, penerangan listrik dsb.
oleh
rakjat jang bergotong-rojong melalui LSD ataupun orga-nisasi
lain (seperti halnja dikota Medan)
(4) masih adanja sebagian sikap/pendirian buruh perkebunan, bahwa
segala-galanja : pengobatan, kebersihan, pendidikan
dll.
adalah tanggung djawab “madjikan” mengingat perubahan
strukturil organisasi perkebunan belum terasakan dan kegotongrojongan dalam managerial belum dilaksanakan.
Sebaliknja ………..
-5-

Sebaliknja, didalam masjarakat buruh perkebunan “kpamonngpradjaan” belum dimasukkan seperti dimasjarakat luar perkebunan. Ada kalnja pula lurah jang telah diresmikan, tidak
pula diadjak turut didalam Panitia/usaha jang dibentuk oleh
Tjamat didaerah itu.
Pelaksanaan ternjata berdjalan baik dan ada kalanja mungkin berdjalan lantjar, hanjalah disebabkan oleh adanja kerdja sama antara
instansi2 resmi, sipil maupun militer dan polisi.

BAB II : …………..

-6-

BAB II : BIDANG KESEDJAHTERAAN RAKJAT
A.

Prejek Universitas .
Code Pola :AB 14, Biaja Rp. 700.000.000-Devisa Nihil. Rentjana
Pembangunan : Memperlengkapi Fakultas Kedokteran, Kehewanan, Pertanian-Kehutanan dan mendirikan Fakultas baru Teknologi dan FKIP.
1. Universitas Sumatera Utara (Negeri)
Rentjana pembangunan telah siap terperintji. Tanah tersedia (hanja
beberapa bagian masih belum dikuasai, oleh karena okku-pasi liar
belum terselesaikan).
Pelaksanaan pemangunan ketinggalan oleh karena :
(1) kurangnja/terlambatnja biaja diterima. Biaja dari Anggaran
Pembangunan 1962 belum diterima seluruhnja.
(2) Naiknja harga bahan2 dan kurang tersedianja bahan2 ini,
seperti semen, beton dll.
(3) belum terselesaikannja soal okkpasi liar (sebagian).
2. Bantuan Luar Negeri
(1) Fakultas Pertanian: New Zealand telah menjanggupi memberikan
bantuan melalui rentjana Colombo : 3 (tiga) buah gedung dengan
perlengkapannja, djuga dosen2 dengan sjarat sbb: terlebih
dahulu Universitas harus membuktikan bahwa pemabngunan
sungguh2 dimulai dengan mendirikan beberapa gedung atau
bagian dari padanja.
(2) Fakultas Kedokteran Gigi: Bantuan dari Pemerintah Djerman
Barat dalam bentuk dosen2 dan alat2 jang didatangkan menurut keperluan jang njata.
3. Usaha lain2
(1) Jajasan U.S.U., jang telah banjak membantu, uang, alat2 dsb.
akan berdjalan terus.
(2) Telah diusahakan oleh suatu badan tersendiri memperoleh
sebidang kebun perkebunan untuk didjadikan suatu perusahaan
dalam lingkungan Universitas.
4. Pimpinan Universitas
Menurut keterangan Presidennja sendiri, ia akan berhenti/pensiun.
5. Perpustakaan
Universitas memakai sistim Perpustakaan Fakultas. Ketjuali
buku2 dalam bahasa Inggris, terdapat djuga buku2 dalam bahasa
Djerman. Ump. Fakultas Kedokteran telah mempunjai kira2 10.000
buku, Pertanian kira2 2.400 buku, tetapi Fak. Teknik masih sangat kekurangan buku2.
6. Mahasiswa ……………..
-7-

pada achir (September) 1963. Diseluruh daerah telah diperintahkan untuk membentuk Panitia2 dan rentjana2 kerdja.
Kewedanan Tamiang, Kulalasimpang jang ditindjau telah melaksanakan kursus2 PBH dan jakin akan dapat memenuhi komando tsb.
Didaerah inipun segala tenaga terlebih dahulu akan dikerahkan guna pemberantasan.
C. Projek Lembaga Sosial Desa
Code Pola :AD 78, biaja Ro. 202.000.000-Devisa nihil.
1.
Dari Departemen Sosial ternjata instruksi dan tuntunan2 te-lah
merata sampai kedaerah. Menurut tuntunan LSD terbagi atas Seksi
Pendidikan, Seksi Sosial, Seksi Kemakmuran, Seksi Keamanan.
Susunan ini diikuti oleh Lembaga2 jang telah didirikan.
2. Pembentukan LSD2 di Sumatera Utara maupun di Atjeh belum meluas.
Di Sumut djumlahnja masih sedikit sekali, dikota Medan baru
sebuah.
Di perkebuan usaha ini menghadapi kesulitan jang chusus, mengingat perkampungan buruh, emplasemen staf dsb.nja merupakan
masjarakat tersendiri jang pada umumnja perkampungan/emplasemen tsb didirikan oleh perusahaan.
Di Atjeh usaha2 baru sadja dapat dimulai berhubung dengan masalah keamanan sebelumnja.
3. Dalam pada itu harus ditjatat, bahwa hamper ditiap-tiap des atelah ada organisasi/persatuan jang melaksanakan usaha2 seperti
dimaksud, jakni dengan gotong-rojong mendirikan sekolah,
balai pertemuan, mengurus kematian, memperbaiki djalan2 dsb.,
walaupun nemanja berlainan.
Koperasi umumnja berdiri sendiri,
Dengan demikian disuatu desa timbul berbagai organisasi jang
diandjurkan/didesakkan oleh masing2 instansi berkepentingan.
4. Biaja ditanggung oleh masjarakat sendiri setjara gotong-rojong
dengan mengumpulkan uang, padi, ala2 dsb. Subsidi dari Pemerintah, kalaupun ada, hanjalah merupakan bantuan pendorong.
Uang atau bantuan dari Anggaran Pembangunan belum pernah ada,
bahkan belum diketahui bahwa organisasi “LSD” termasuk projek
Pembangunan Semesta.

D. Projek………………

-9-

D.

Projek Rumah Sakit Umum ketjil
Code Pola
: AD.69, biaja Rp. 1.245.000.000,-Devisa nihil.
Tempat
: tiap-tiap kawedanan.
1. Di Sumatera Utara dikundjungi RSU di Kabandjahe, di Atjeh RSU
Kualasimpang.
a. Kabandjahe : gedung daru batu dan luas
telah ditambah
dengan sebuah local oleh Pmerintah Kabupaten.
Berasal dari “Rijnse Zending” jang telah menanjakan perkara
hak miliknja kembali. Status jang belum pasti benar ini menimbulkan keragu-raguan untuk mengadakan perbaikan berat/tambahan besar-besaran.
Sebagian perlengkapan/alat2 diusahakan sendiri dengan uang
jang diterima oleh pimpinan rumah sakit berupa bantuan.
Pimpinan : dokter Kabupaten dibantu oleh seorang dokter wanita
(isterinja).
Tenaga : dapat dikatakan mentjukupi, ketjuali tenaga analis dan
assisten apoteker jang tidak ada sama sekali.
RSU ini melaksanakan kursus latihan/pendidikan bagi tenaga2
pria dan wanita jang dikirimkan oleh Pemerintah Kabupaten2
seluruh SUMUT. Oleh karena Training centre jang bersifat
propinsi ini tidak dibiajai seluruhnja oleh Propinsi/Kabupaten2
jang mengirimkan utusan2-nja, usaha ini memberatkan Pemerintah
Kab. Tanak Karo sendiri.
b. Biaja : Karena urusan Kesehatan Kabupaten telah otonom, biaja
ditanggung oleh Daerah T.II dengan bantuan/subsidi dari Daerah
Otonom T.I dan untuk pendidikan djuga dari Pemerintah Pusat
(Dep. Kesehatan). Ongkos makan/perawatan pasien jang dipungut
ialah Rp. 10,- sehari. Pada saat2 harga beras membubung tinggi,
pasien diharuskan membawa berasnja sendiri (Kabandjahe).
Biaja/subsidi dari Anggaran Pembangunan belum pernah diterima.
c. Obat2-an : Di Sumut telah dilaksanakan sistim Apotik Kabupaten
jang diusahakan dengan capital pendorong/pindjaman dari Pemerintah Kabupaten. Apotik menjediakan obat2an untuk seluruh
kabupaten bagi remah2 sakit, dokter2 dan umum dengan harga
resmi. Usaha ini agak lantjar oleh karena adanja bantuan
dari Perusahaan2 obat2an.
2. RSU Kualasimpang
a. Kompleks bekas Perkebunan (Perantjis) jang karena problem
keamanan dan keadaan tidak memeliharanja lagi. Kompleks sangat luas, dapat menampung 1.000 orang2 pasien. Keadaan gedung2 sudah sangat buruk. Botjor2 dan rusak. Tempat tidur
tingal……………….
- 10 -

tinggal 135 buah jang dapat dipakai. Oleh karena status
jang tidak pasti itu, Pemerintah Daerah berkeberatan/belum
bersedia mengeluarkan biaja untuk perbaikan/reparasi.
b. Tenaga : pimpinan dibawah seorang dokter (Dr. B. Marpaung).
Seperti di Sumut tenaga analis dan assisten apoteker tidak
ada.
c. Obat2an dan perlengkapan dialami kekurangannja. Apotik Kabupaten seperti di Sumut tidak ada. Keadaan perawatan pasien
sangat sederhana. Tempat tidur kaju dan tidak mempunjai tilam
d. Kepada RSU ini ditempatkan sebuah BKIA.
e. Biaja/subsidi dari Angg. Pembangunan belum pernah diterima.
B. Projek Poliklinik, berfungsi sebagai Health Centre
Code Pola :AD.70. Biaja Rp. 730.000.000,-Devisa nihil.
Tiap2 Ketjamatan 2 sampai 3 buah, sehingga seluruhnja berdjumlah
7.300 buah.
Di Sumut dikundjungi Poliklinik Dj. Singamangaradja Medan, Kabandjahe (Sinaman) dan Pangkalan Berandan.
a. Poliklinik Pangkalan Berandan : kompleks adalah bangunan baru
(batu) jang kepadanja ditambahkan kamar2 untuk BKIA. Perlengkapan dan obat2an selalu mengalami kekurangan, djikalau Apotik
kabupaten tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Tempat tidur hanja 20 buah. Domter tetap tidak ada (untuk seluruh Kabupaetn hanja ada satu orang dokter). Poliklinik dipimpin oleh seorang Menteri kesehatan dan BKIA oleh seorang
bidan. Pasien2 jang berpenjakit berat terpaksa dikirim ke
Tandjung Pura, ibukota kabupaten.
Biaja seuruhnja dari Pemerintah daerah. Dari Angg. Pembangunan belum pernah ada. Demikian djuga BKIA belumlah hasil usaha gotong-rojong masjarakat seperti jang dimaksudkan.
b. Poliklinik dikota Medan : gedung bersama rumah dokternja bangunan baru, termasuk BKIA-nja. Dokter tetap tidak ada/sedang
diusahakan (untuk seluruh kotapradja Medan baru ada satu dokter, Dr. G. Pane). Tanah dan kemungkinan perluasan tjukup tersedia.
Biaja kompleks Rp. 250.000. BKIA dibangun antaranja dengan
uang “ropping” Pusat. Tempat tidur belum ada.
Urusan Kesehatan Kota telah otonom, seperti halnja di Kabupaten-Kabupaten.
c. Polokilinik Sinaman (Kabandjahe) : gedung baru sadja selesai,
dibangun oleh rakjat dengan bantuan/subsidi dari Pemerintah
Daerah. Tempat tidur belum ada dan BKIA akan dibangun.
Keadaan………..
- 11 -

Keadaan tenaga dan obat2an seperti di P. Berandan dan daerah2
kabupaten lain umumnja.
F.

Projek BKIA : sebenarnja tidak merupakan projek tersendiri (tidak
mempunjai kode Pola), tetapi termasuk didalam Projek Poliklinik
(Health Centre Ketjamatan). Oleh karena itu dimana-mana djuga
tempat dan pelaksanaannja “disatukan” didalam Poliklinik.
Kalau di Djawa BKIA telah meluas dan mendapat subsidi, didaerah
Sumut dan Atjeh masih merupakan usaha “baru”.
Ump. dikota Medan baru berdiri satu buah, diseluruh daerah baru
beberapa buah. Jang telah adapun bukanlah se-mata2 hasil usaha/biaja gotong-rojong rakjat.
Demikian djuga didaerah Atjeh.
Bahwa BKIA perlu dan sangat dibutuhkan rakjat ternjata dari djumlah kunjungan ibu2 dan anak2.
Mengingat hal2 tsb. dan hasilnja jang langsung diraaskan oleh rakjat dan mengingat kepentingannja dalam hubungan Pembangunan Masjarakat Deas, Departemen Kesehatan telah memintakan biaja pembangunan untuk th. 1962 jang disambut baik oleh Depernas dengan memberikan allokasi biaja, dibawah code AD 70.

BAB III BIDANG……

- 12 -

BAB III. BIDANG LAIN-LAIN
1. Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah.
(1) Adanja petugas Pusat dan Daerah Otonomi melahirkan pemisahan
administrasi Umum dan Urusan otonomi jang mengakibatkan kematjetan/kesulitan dalam pelaksanaan, lebih2 lagi kalau diantara
petugas2 tidak terdapat understanding dan semangat kerdjasama
jang tjukup.
Tidak adanja/kurang beresnja penerimaan dan pengurusan rombongan Depernas oleh Gubernuran mungkin sekali disebabkan oleh
keadaan “dualisme” itu.
(2) Di Sumut seetlah pembentukan DPR2 baru PBH dihapuskan dan sampai sekarang belum terbentuk kembali.
(3) Sifat “Istimewa” Daerah Atjeh jang telah mulai memasukkan/
melaksanakan “sjariat” Islam diadakan peraturan2-nja, harus
mendapat penegasan mengenai isi dan pengawasannja.
(4) Urusan/usaha2 jang termasuk rmah tangga daerah otonomi (T.I
maupun T.II) perlu mendapat penerangan/penegasan, agar usaha2
pembangunan dan tugas daerah otonom mendapat kedudukan dan
pembiajaan jang tepat. Ump. projek2 jang ditindjau adalah
urusan/tugas daerah otonom jang sekarang mengharapkan biaja/
subsidi dari Angg. Pembangunan.
Permintaan/harapan chusus dari beberapa daerah, seperti P. Berandan mengenai air bersih, Kabandjahe mengenai keperluan Perawatan penjakit kusta (Lau Simomo), perluasan gedung dll.,
Kualasimpang mengenai perbaikan rumah sakit jang mendekati
kerusakannja, perlu diperhatikan/ditjarikan pembiajaannja.
2. SSB dan soal beras.
Didaerah Sumut SSB ternjata kurang berhasil dan hasil panen
djauh dibawah rentjana (baru kira2 50%) walaupun target telah
dkurangi. Akibatnja kekurangan beras, distribusi bagi pegawai
tidak
djalan dan harga beras membubung tinggi (sampai lebih Rp. 100,- se kg).
Daerah Atjeh dapat memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi disana-sini
teradapat djuga kekurangan beras disebabkan transpor dan distribusi jang
kurang lantjar. Karena itu mengalami kenaikan hargab eras (ump.
Kualasimpang).
3. Koordinasi antara Departemen2/instansi2 daerah, chususnja dalam
bidang Kesedjahteraan Rakjat kurang sekali, sehingga satu Desa
“diserbu” oleh petugas2 dari berbagai Departemen/instansi (pendidikan masjarakt, PMD, koperasi, social, pertanian). Akibatnja
menimbulkan kebingungan dan halangan2 dikalangan msjarakt Desa.
BAB IV. Kesimpulan2.
- 13 -

(2) Tambahan lagi fakta kurangnja dokter, tenaga2 analis dan
assisten
apoteker dapat memperlambat perkembangan dan penjem-purnaan.
Kurang tersedianja obat2an dan alat2 mungkin akan mengakibatkan
adanja gedung2 jang “kosong”, sehingga terpaksa bekerdja dibawah
kapasitas sebenarnja.
(3) Biaja/ subsidi dari Anggaran Pembangunan Semesta belum pernah
diterima. Bagi golongan masjarakat jang tidak mengetahui, bahwa projek2 itu termasuk projek2 Pola, penindjauan dan pendjelasan rombongan Depernas menimbulkan harapan2, bagi pihak2
jang telah mengetahui akan hal itu menimbulkan pertanjaan, apakah
sebabnja biaja/subsidi dari Angg. Pembangunan itu belum keluar.
5. “Prjojek” B.K.I.A.
(1) Usaha2 untuk mendirikan BKIA masih pada taraf permulaan.
Djumlah jang telah ada masih sedikit sekali, dan jang telah
ada ini pun didirikan/dibiajai oleh Pemerintah.
Minat dan aktivitas masjarakat untuk mendirikannja dengan usaha gotong-rojong masih bersifat potensiil.
(2) Penerimaan dan tuntunan2 dari Departemen ternjata masih kurang.
(3) Perkembangan selandjutnja tidak sadja bergantung kepada biaja,
aktivitas dan tuntunan2, tetapi djuga sebagian besar kepada
ada-tidaknja bidan dan tenaga2 pembantunja.

BAB V. SARAN2………..

- 15 -

BAB V. S A R A N – S A R A N
Mengingat bahwa maksud semula dan utama dari penindjauan adalah
mengumpulkan bahan2/keterangan2 chususnja bagi penjusunan Anggaran
Pembangunan tahun 1963, disini diutamakan saran-saran jang ada hubungannja dengan maksud tersebut.
(1)
Depernas hendaknja mengandjurkan/memperdjuangkan,
agar biaja un-tuk projek2 Kesedjahteraan Rakjat jang telah ditindjau
mendapat prioritas. Bukan sadja hal ini penting karena pembangunan
projek2
ini akan langsung dilihat oleh Rakjat dan manfaatnja
langsung di-rasakan, tetapi djuga penting dalam djangka pandjang guna
Pem-bangunan Masjarakat Desa keseluruhannja.
(2)
Projek2 tsb., ketjuali Universitas termasuk urusan/tugas
Pemerintah Daerah (T.I dan T.II). jang Departemen induknja
adalah
Departemen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah,
sedangkan projek2 itu termasuk urusan/lingkungan berbagai Departemen
lain, jang
sampai sekarang harus memasukkan permintaan
biaja/budget untuk projek2 tersebut.
Depernas hendaknja dapat mentjarikan djalan, bagaimana pemetjahan
maalah ini. Tugasnja : Bagaimana Pemerintah otonom dapat turut
serta melaksanakan pembangunan semesta didaerahnja dan bagaimana
mereka dapat memperoleh biaja/subsidi dari Anggaran Pembangunan
untuk projek2 Pola jang termasuk urusan/lingkungan rumah tangganja.
(3)
Chusus untuk pembangunan Universitas Sumatera Utara
hendaknja pemberian biaja guna pembangunan Fakultas Pertanian dan
Kedokteran Gigi mendapat prioritas, sehingga bantuan jang didjandjikan
oleh
New Zealand dan Djerman Barat dapat direalisir dengan segera.
(4)
Untuk kepentingan follow-up PBH dan untuk mentjegah
agar jang melek tidak mendjadi buta huruf kembali, sebagian biaja PBH
hen-daknja mulai dipergunakan untuk hal itu.
(5)
Untuk daerah2 dimana BKIA belum berkembang
hendaknja Depernas mengandjurkan kepada Departemen Kesehatan,
agar memberikan tuntunan2 dan penerangan jang lebih meluas.
(6)
Andjuran/usaha2
petugas2
dari
berbagai
Departemen/Instansi jang “menjerbu” kedesa-desa perlu dikoordinir
lebih sempurna. Depernas hendaknja dapat memberi saran/konsep
bagaimana pemetjahan masalah ini pada achirnja. Menurut pendapat
rombongan satu organisasi
jang sedjenis dengan LSD (namanja apa
tidak mendjadi soal) sedah dapat menampung semua usaha/aktivitas
masjarakat desa (sosial, pendidikan, koperasi dls.), sehingga dengan
demikian pemborosan
tenaga ………………

- 16 -

tenaga manusia, waktu dan biaja dapat ditjegah.
Soal status rumah sakit jang berasal dari pihak asing
hendaknja
segera diselesaikan, sehingga reparasi/pembangunannja
dapat diselenggarakan, sebelum kerusakan jang lebih hebat kedjadian.
(8)
Memperhatikan kurangnja tenaga2 ahli, seperti analis dan
assisten apoteker serta tenaga menengah hendaknja diusahakan
adanja suatu rentjana pendidikan tenaga jang dapat diselenggarakan, dan djika mungkin dibiajai dari Anggaran Pembangunan
(sebagai tambahan pada Anggaran Routine).
Djuga soal kurangnja obat2an perlu mendapat perhatian chusus.
Depernas mungkin dapat mengusulkan, agar PDN2 memberikan
prioritas kepada kebutuhan ini.
(7)

Lain–lain
(9)
Depernas hendaknja menarik perhatian Pemerintah kepada
perlunja segera kekosongan PBH di Sumut diselesaikan.
(10)
Untuk memelihara semangat dan tudjuan pembangunan
Depernas hendaknja mendesak lagi, agar pemberantasan penjelewengan
kekuasaan dan keuangan dipergiat. Djuga agar pemakaian fonds2
pembangunan diawasi.
(11)
Mengingat pentingnja kedudukan Sumut ekonomis maupun
politis (dekat ke Malaja dan Singapura) Depernas hendaknja dapat mengusulkan, agar radio Pusat diperkuat dan diatur siarannja
sehingga waktunja lebih sesuai dengan keadaan di Sumut.
Djuga agar Medan dapat memperoleh suatu Press House.-

----------kd----------

- 17 -