Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu Binaan Puskesmas Padang Bulan Medan.

(1)

MOTIVASI MASYARAKAT BERKUNJUNG KE POSYANDU

BINAAN PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN

SKRIPSI Oleh

Minta Ito Melinda Harahap 061101020

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

(3)

PRAKATA

Segala puji kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posynadu Binaan Puskesmas Padang Bulan Medan”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Anna Kasfi, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Nur Asnah, S.Kp, MNS selaku dosen penguji I dan Rika Endah N. S.Kp, M.Pd selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran dan kritik.

5. Ayahanda Arpan Harahap dan Ibunda Dewi Liana Siregar yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan moril dan materil serta kasih sayangnya. Saudara-saudaraku (kk Nesha, kk Eny, & adikku tersayang Yulia Mawaddah yang selalu memberikan Motivasi dalam penulisan skripsi ataupun semasa perkuliahan)

6. Kepala Puskesmas Padang Bulan Medan yang telah memberikan izin penelitian

7. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Keperawatan, rekan rekan Mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2006. (Ani Farida, Husna, Upite, desi, Elis & Gank) dan untuk teman seperjuangan (Afnizar Wahyu, Elfi Hariati, Eqlima Elfira, Ananda, Rosy Pardosi)


(4)

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, 12 Januari 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan ... i

Prakata ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Skema ... v

Abstrak ... vi

BAB 1. Pendahuluan 1 1. Latar Belakang 1 2. Pertanyaan Penelitian ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Konsep Motivasi ... 7

1.1. Konsep Motivasi ... 8

1.2. Proses Motivasi ... 9

1.3. Teori Motivasi ... 9

1.4. Motif Motivasi ... 10

1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 11

2. Konsep Posyandu ... 14

2.1. Posyandu ... 14

2.1.1. Pengertian Posyandu ... 14

2.1.2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu ... 17

2.1.3. Manfaat Posyandu ... 18

2.2. Program Posyandu ... 19

2.2.1. Keluarga Berencana (KB) ... 19

2.2.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ... 20

2.2.3. Pelayanan Gizi ... 21

2.2.4. Imunisasi ... 22

2.2.5 Pencegahan dan Penanggulangan Diare ... 22

2.3. Revitalisasi Posyandu ... 23

2.3.1. Pengertian Renitalisasi Posyandu ... 23

2.3.2.Tujuan Revitalisasi Posyandu ... 24

2.3.3. Sasaran Revitalisasi Posyandu ... 25

2.3.4. Strategi Revitalisasi Posyandu ... 25

2.3.5. Kompenan Program Revitalisasi Posyandu ... 26


(6)

BAB 3. Kerangka Penelitian ... 33

1. Kerangka Konseptual ... 33

2. Defenisi Operasional ... 35

BAB 4. Metodologi Penelitian ... 36

1. Desain Penelitian 36 2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 36

2.1. Populasi ... 36

2.2. Sampel ... 36

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4. Pertimbangan Etik ... 37

5. Instrumen Penelitian ... 38

6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

7. Pengumpulan Data ... 40

8. Analisa Data ... 41

BAB 5. Hasil dan Pembahasan ... 42

5.1. Hasil Penelitian ... 42

5.1.1. Karakreristik Responden ... 42

5.2. Pembahasan ... 48

BAB 6. Kesimpulan dan Saran ... 49

1. Kesimpulan ... 52

2. Saran ... 52 Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

1. Lembar Persetujuan Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan 5. Hasil Tabulasi Data Hasil Penelitian

6. Taksasi Dana


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responde di Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan ... 43 2. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi masyarakat berkunjung ke

Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan ... 44 3. Distribusi frekuensi dan motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu

binaan Puskesmas Padang Bulan Medan ... 45 4. Distribusi frekuensi motivasi intrinsic dan ekstrinsik masyarakat

berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan ... 48


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema Halaman

1. Proses motivasi dasar ... 8 2. Kerangka konseptual penelitian motivasi masyarakat berkunjung


(9)

Judul : Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu Binaan Puskesmas Padang Bulan Medan

Nama : Minta Ito Melinda Harahap

Fakultas : Keperawatan

Tahun : 2011

Abstrak

Motivasi merupakan keinginan di dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertindak. Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat menampilakan perilaku untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan dirinya baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seseorang yang mempunyai motivasi berarti dia mempunyai keinginan untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu, dengan menggunakan desain deskriptif dengan teknik pengambilan sampel convenient pada 88 orang responden. Karakteristik responden mayoritas dewasa muda pada rentang usia 20-30 tahun (51,2%), suku Batak (40,9%), beragama Islam (70,5%), pendidikan SMU (42,0%) dan pekerjaan terbanyak wiraswasta (34,1%) dengan penghasilan Rp 800.000,- perbulan (52,2%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan berada pada kategori tinggi (37,6%) dan (35,5%) masyarakat memiliki motivasi yang sedang. Penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai motivasi intrinsik dan juga ekstrinsik, yaitu diketahui mayoritas masyarakat memiliki motivasi intrinsik tinggi (54,5%) sedangkan motivasi ekstrinsik masyarakat mayoritas berada pada kategori sedang (52,3%)


(10)

Judul : Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu Binaan Puskesmas Padang Bulan Medan

Nama : Minta Ito Melinda Harahap

Fakultas : Keperawatan

Tahun : 2011

Abstrak

Motivasi merupakan keinginan di dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertindak. Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat menampilakan perilaku untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan dirinya baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seseorang yang mempunyai motivasi berarti dia mempunyai keinginan untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu, dengan menggunakan desain deskriptif dengan teknik pengambilan sampel convenient pada 88 orang responden. Karakteristik responden mayoritas dewasa muda pada rentang usia 20-30 tahun (51,2%), suku Batak (40,9%), beragama Islam (70,5%), pendidikan SMU (42,0%) dan pekerjaan terbanyak wiraswasta (34,1%) dengan penghasilan Rp 800.000,- perbulan (52,2%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan berada pada kategori tinggi (37,6%) dan (35,5%) masyarakat memiliki motivasi yang sedang. Penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai motivasi intrinsik dan juga ekstrinsik, yaitu diketahui mayoritas masyarakat memiliki motivasi intrinsik tinggi (54,5%) sedangkan motivasi ekstrinsik masyarakat mayoritas berada pada kategori sedang (52,3%)


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Dalam mengusahakan kesejahteraan masyarakat, terutama lapisan bawah, pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai lembaga yang ada di masyarakat. Puskesmas merupakan salah satu program sebagai sarana untuk menggalakkan program pembangunan kesehatan nasional (Azwar, 1999).

Puskesmas adalah salah satu bentuk pokok pelayanan kesehatan yang merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang bertempat di kecamatan dimaksudkan sebagai pengganti keberadaan rumah sakit dan klinik-klinik kesehatan yang bertanggung jawab atas kesehatan rakyat. Puskesmas juga merupakan instansi pemerintah yang wajib bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak di setiap kecamatannya, terlebih lagi pada daerah-daerah pedalaman yang sulit untuk menjangkau rumah sakit dikarenakan akses terhadap infrastruktur desa yang masih sangat kurang. Fungsi dari puskesmas adalah pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama (Fajar, 2009).

Puskesmas memiliki program pokok/wajib dan program pengembangan. Yang termasuk program pokok yang wajib diselenggarakan oleh Puskesmas salah satunya


(12)

adalah program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Andrew, 2010). Pelayanan program KIA/KB dari puskesmas memiliki jangkauan pelayanan yang terbatas, sehingga dibuatlah sebagai perpanjangan/daya jangkau pelayanan tersebut (Effendi, 1998). Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan dalam kegiatan KIA/KB yang berfungsi untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah mempercepat penurunan angka kematian bayi dan balita, mempercepat penurunan angka kematian ibu, ibu hamil dan ibu nifas, mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan (Effendi, 1998).

Banyak manfaat posyandu yang dapat diperoleh masyarakat seperti kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB, dapat mengoptimalisasikan fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan masyarakat, dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat, meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu (Effendi, 1998).

Namun yang terjadi adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat terhadap pemanfaatan posyandu, walaupun dari segi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2006, untuk anggaran kegiatan posyandu nasional telah meningkat.


(13)

Data dari Sekretaris Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dikutip dari Kangirwan (2008) menunjukkan adanya kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia pada akhir tahun 2000 terkait penyakit Polio, Kurangnya Energi Protein (KEP), gizi buruk, dan lain–lain.

Salah satu indikator keberhasilan berjalannya program posyandu adalah meningkatknya status gizi anak sehingga jumlah anak yang berat badannya tidak naik semakin menurun. Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara masalah gizi buruk di Sumatera Utara tahun 2007 prevalensi gizi buruk adalah sebesar 4,4% dan prevalensi gizi kurang 18,8%. Kasus gizi buruk sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan asalkan si ibu membawa anak ke Posyandu setiap bulan sekali untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita sebagai awal deteksi dini (Hasronifathurrahman, 2008).

Data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) dikutip dari Prasetyo (2006) menunjukkan bahwa terjadi penurunan sebesar 12% terhadap kunjungan posyandu baik oleh ibu dengan balita laki-laki maupun perempuan dalam rentang tahun 1997 hingga 2000. Selain cakupan, kualitas layanan dari posyandu itu sendiri juga menurun yang dengan indikasi adanya 14% penurunan cakupan pemantauan pertumbuhan dari tahun 1997 hingga 2000, serta rendahnya kepemilikan kartu menuju sehat (KMS).

Sedangkan pada penelitian tahun 2006 di Posyandu Desa Mendala Kecamatan Sirampong Jawa Tengah di dapatkan adanya penurunan jumlah pengunjung.


(14)

Sedangkan di daerah kecamatan Natar kabupaten Lampung dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dimulai dari tahun 2006 sampai 2008 diperoleh data masyarakat yang aktif di posyandu pada tahun 2006 adalah 80%, periode 2007 turun menjadi 75 % dan pada tahun 2008 menurun menjadi 65%. Dari kedua daerah tersebut faktor penyebab menurunnya kunjungan hampir sama yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan di posyandu.

Melihat fenomena yang semakin menurunnya minat masyarakat mengunjungi posyandu, hal ini berbeda dengan yang terjadi pada posyandu binaan puskesmas Padang Bulan Medan. Berdasarkan data bulan Juni-September 2009, mengalami peningkatan kunjungan posyandu sebanyak 30%. Puskesmas Padang Bulan Medan memiliki 6 posyandu binaan yaitu, Posyandu Titi Rante, Merdeka, Babura, Padang Bulan, Darat, dan Posyandu Petisah Hulu yang semuanya aktif dan berjalan rutin setiap bulan selain itu, sebelumnya di puskesmas ini belum pernah dilakukan penelitian, hal tersebut membuat penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana motivasi masyarakat dalam memanfaatkan posyandu di binaan puskesmas Padang Bulan Medan.

2. Pertanyaan penelitian

Bagaimana motivasi masyarakat berkunjung ke posyandu binaan puskesmas Padang Bulan Medan?


(15)

3. Tujuan Penelitian 3.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi jenis motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu

3.2. Tujuan Khusus

3.2.1. Mengidentifikasi motivasi intrinsik masyarakat berkunjung ke Posyandu

3.2.2. Mengidentifikasi motivasi ekstrinsik masyarakat berkunjung ke Posyandu.

4. Manfaat penelitian 4.1. Praktek keperawatan

Hasil penelitian ini menjadi informasi dan masukan dalam memberikan praktik pelayanan keperawatan yang komprehensif dan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pelayanan posyandu bagi masyarakat.

4.2. Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menberikan informasi kepada tenaga pendidik untuk memberikan penekanan materi tentang keluarga dan komunitas yaitu pemberian asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, dan golongan masyarakat luas


(16)

4.3. Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini berguna sebagai informasi pada penelitian berikutnya yang meneliti lebih lanjut tentang motivasi masyarakat berkunjung ke posyandu.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 1. KONSEP MOTIVASI

1.1. Konsep Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti to move. Secara umum mengacu pada adanya kekuatan dan dorongan yang menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu (Quinn, 1995). Menurut Steers dan Porter (Riggio, 2003) dikutip dari Hasibuan (2000) motivasi adalah suatu kekuatan yang memiliki tiga fungsi yaitu suatu kekuatan, atau menyebabkan orang untuk melakukan sesuatu, fungsi kedua mengarahkan prilaku untuk mendapatkan tujuan yang khusus dan fungsi yang ketiga kekuatan di atas menambahkan usaha dalam mencapai tujuan tersebut. Motivasi juga diartikan sebagai suatu perangsangan keinginan dan daya penggerak kemauan seseorang bekerja, setiap motivasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Menurut Winardi (2007 dikutip dari Michell, 1982) mengatakan bahwa motivasi adalah proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya kegiatan-kegiatan sukarela atau volunter yang diarahkan ke arah tujuan tertentu. Motivasi ini merupakan hasil dari sebuah proses yang bersifat internal dan eksternal. Yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu (Nursalam & Efendi, 2008).


(18)

1.2. Proses Motivasi

Menurut Winardi (2007) proses motivasi diawali dengan timbulnya keinginan, adanya kebutuhan dan munculnya berbagai harapan atau expectancy. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya ketegangan-ketegangan (tensi) pada diri individu yang dianggap kurang menyenangkan. Dengan anggapan bahwa perilaku tertentu dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan yang dirasakan sehingga orang yang bersangkutan melakukan suatu perilaku. Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi kondisi ketegangan yang dirasakan. Dimulainya perilaku tersebut menyebabkan timbulnya petunjuk-petunjuk yang memberikan umpan balik (informasi) kepada orang yang bersangkutan tentang dampak perilakunya. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada gambar berikut.

Skema 1. Proses Motivasi dasar

Skema 1. Proses Motivasi dasar

Tujuan-tujuan,

insentif, atau imbalan-imbalan Ketidakseimbangan

motivasi

Internal:Kebutuhan,keing inan, dan harapan

(expectancy)

Perilaku

Umpan Balik (Feedback):

pengurangan ketidak seimbangan: Pemuasan kebutuhan, Harapan


(19)

Dari gambar diatas dapatlah kita simpulkan bahwa, komponen-komponen dasar dari motivasi adalah: (1) Kebutuhan, keinginan, dan harapan (2) perilaku (3) tujuan-tujuan (4) umpan balik/feedback.

1.3. Teori-teori Motivasi

Ada beberapa teori-teori motivasi dikutip dari Notoatdmodjo (2007), sebagai berikut: a. Content theory, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari kebutuhan

kebutuhan. Teori ini mengajukan cara untuk menganalisa kebutuhan yang mendorong seseorang unutk bertingkah laku tertentu.

b. Process theory, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari prosesnya. Teori ini berusaha memahami proses berpikir yang ada yang dapat mendorong seesorang untuk berpikir tertentu (Wood et all, 1998 dalam Notoatmodjo, 2005). c. Cognitive theory (Vroom, 1964), yaitu teori yang menjelaskan mengapa

seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan tersebut sangat ia inginkan.

d. Menurut Herzberg (1996), ada dua jenis faktor yang mendorongan seseorang utuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasa. Dua faktor itu adalah faktor hygiene (faktor ekstrinik) dan factor motivator (faktor instrinsik). Faktor hygiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan. Sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk


(20)

berusaha mencapai kepuasan yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan.

e. Teori motivasi ERG (Clayton Alderfer), teori yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini mengemukakan jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari

pemenuhan kebutuhan dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi. ( Notoatmodjo, 2007).

1.4. Motif Motivasi

Menurut Morgan (1986) dikutip dari Notoatmodjo (2005), motif motivasi adalah:

1. Motif biogenesis adalah motif yang berkembang pada diri seseorang yang berasal dari organismenya sebagi makhluk biologi, motif biologi sudah ada sejak lahir dan tidak dipelajari, bercorak universal dan kurang terikat pada lingkungan kebudayaan. Secara biologis manusia cenderung untuk mengikuti prinsip homeostatis. Homeostatis adalah kecenderungan tubuh kita untuk memelihara kondisi internal. Sel reseptor tubuh kita secara terus-menerus akan memonitor tubuh kita. Jika ada ketidakseimbangan dalam tubuh, maka tubuh akan melakukan adaptasi untuk mencapai keadaan yang seimbang. Kebutuhan biologi misalnya; kebutuhan untuk makan, minum, mempertahankan suhu tubuh, seksual, umunya menganut prinsi ini (Morgan, 1986 dikutip dari Notoatdmojo, 2005).

2. Motif sosiogenik adalah motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkingan kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogenik tidak


(21)

berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang lain atau hasil kebudayaan. Motif sosial merupakan sesuatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari, namun pelajari dalam kelompok sosial dimana kita hidup. Motif sosial juga mencerminkan karakteristik dari seseorang yang juga merupakan komponen yang penting dari kepribadiannya.

3. Motif teogenesis, berasal dari interaksi antara manusia dengan tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupan sehari-hari dimana ia berusaha merealisasikan norma-norma agama tertentu. Manusia memerlukan interaksi dengan tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya sebagai manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang serba ragam.

1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Secara umum, motivasi ada dua macam yang dikenal, yaitu motivasi intrinsik(datang dari dalam diri individu), dan motivasi ekstrinsik (datang dari lingkungan).

Motivasi intrinsik yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti yang termasuk faktor intrinsik adalah pembawaan individu, tingkat pendidikan, harapan/keinginan, pengalaman masa lampau dan aspek lain yang secar internal melekat pada seseorang. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti lingkungan, dorongan atau bimbingan dari orang lain, pengaruh sosial ekonomi seperti jarak antar tempat tinggal dengan posyandu (Achmad, 2007). Faktor intrinsik adalah pembawaan individu, tingkat pendidikan, harapan/keinginan, pengalaman masa lampa


(22)

a) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi yang mereka peroleh. Tinggi rendahnya pendidikan erat kaitanya dengan keaktifan ibu yang memiliki balita untuk berkunjung ke posyandu, serta kesadaran terhadap program posyandu yang bermanfaat khususnya untuk kesehatan balitanya. Tingkat pendidikan ibu yang memiliki balita yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang posyandu terhambat atau terbatas ketidakaktifan ibu yang memiliki balita merupakan sikap dari ibu terhadap salah satu program posyandu dalam kunjungan ke posyandu, proses pendidikan maupun sebagai dampak dari penyebaran informasi (Suhardjo, 1990).

b) Harapan/keinginan

Harapan adalah melihat kedepan dengan kepercayaan diri. Ketika ada harapan, maka ada kehidupan (Werdiyanto, 2007). Harapan yang dibuat oleh hati adalah impian, sedangka harapan yang dibuat oleh pikiran adalah rencana, seseorang tidak mungkin melihat jalan menuju yang baik, bila hati kosong dari harapan. Harapan yang tinggi adalah pembentukan kesungguhan hati untuk menggunakan semua kekuatan dari keberadaan kita untuk mencapai yang tertinggi dari yang mungkin kita capai.

c) Pengalaman masa lampau

Pengalaman masa lampau disebut juga faktor penguat yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku pada masyarakat dalam berkunjung ke posyandu. Perilaku berawal dari adanya pengalaman seseorang serta


(23)

fakta-fakta dari luar (lingkungan), baik fisik maupun non fisik, kemudian pengalaman dan lingkungan diketahui, dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak yang akhirnya terjadi perwujudan niat yang berupa perilaku (Notoatmodjo, 2003).

Faktor eksternal seperti lingkungan, dorongan atau bimbingan dari orang lain dan jarak antar tempat tinggal dengan posyandu

a) Lingkungan

Lingkungan didefenisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

b) Dorongan atau bimbingan dari orang lain

Faktor ini berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk membantu dan mengubah sikap, stimuls dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung misalnya individu dengan keluarganya atau dengan kelompokknya.

c) Jarak

Jarak tempat tinggal dengan posyandu sangat mempengaruhi ibu balita untuk hadir di kegiatan posyandu. Ketidak hadiran ibu balita ke posyandu disebabakan karena letal rumah balita yang jauh dengan posyandu


(24)

2. KONSEP POSYANDU

2.1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5 (lima) program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan dengan bantuan pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi jenis pelayanan dimana msayrakat tidak mampu memberikan sendiri (Depkes RI, 1986).

2.1.1. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknik dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga) intervensi (Sembiring, N. 2004), yaitu :

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.


(25)

2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya berperan membantu (Azwar, 2002).

Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1) Posyandu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4). Posyandu Mandiri (Depkes RI, 2006).

1) Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.


(26)

2) Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.

3) Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

4) Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.


(27)

2.1.2. Tujuan Penyelenggara Posyandu & system Lima Meja

Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2006) :

1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka kelahiran

2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu nifas

3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan

5. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.

Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (pasangan usia subur).

1. Sistem Lima Meja

Proses kegiatan di posyandu dikenal dengan istilah “mekanisme lima meja”, dan kegiatan-kegiatan setiap meja adalah:

a. Meja 1 dimulai dengan pendaftaran, pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur


(28)

c. Meja III pengisian kartu menuju sehat (KMS)

d. Meja IV diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi, pasangan usia subur yang belum mengikuti keluarga berencana (KB), penyuluhan kesehat, pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan dan penyuluhan kondom

e. Meja V adalah pemberian imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, dan pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan (Ridha, 2008).

2.1.3. Manfaat Posyandu

Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut : I. Bagi Masyarakat

Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. II. Bagi Kader

Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB. III. Bagi Puskesmas

Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.


(29)

IV. Bagi Sektor Lain

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat

b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor (Wikipedia, 2007).

2.2. Program Posyandu

Program kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain mencakup: keluarga berencana (KB), kesehatan ibu dan anak, imunisasi, peningkatan gizi dan penanggulangan diare (Sembiring, 2004).

2.2.1. Keluarga Berencana (KB)

Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan masyarakat selain melalui pembangunan dalam bidang ekonomi, pembangunan fisik maka upaya yang tidak kalah penting adalah melalui pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Upaya yang menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah melalui program keluarga berencana (Depkes RI, 2006).

Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta pengayoman medis terhadap penderita. Dalam pelayanan Keluarga


(30)

berencana di posyandu antara lain : pembagian pil KB atau kondom, suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan (susuk) (Depkes RI, 2006).

2.2.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung keberhasilan melahirkan bayi yang sehat adalah seorang ibu yang sehat di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari bagian lain tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan, maka bayi yang akan dilahirkan kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu amatlah penting. Didalam program posyandu dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu pemberian pil tambah darah (ibu hamil), pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), Imunisasi, penimbangan balita, pemberian oralit dan pemberian makanan tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).

Kesehatan ibu hamil yang harus diperhatikan meliputi sebagai berikut : 1) Ibu hamil harus makan lebih banyak dibandingkan dengan sebelum hamil

2) 1-2 piring nasi lebih banyak dari biasa dalam satu hari, ditambah dengan sayur dan buah

3) Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan minimal 4 kali selama hamil


(31)

Sedangkan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui dan nifas mencakup :

a) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, untuk ibu nifas perawatan kebersihan jalan lahir (vagina).

b) Pemberian vitamin A dosis tinggi dan tablet besi c) Perawatan payudara

d) Senam ibu nifas

e) Jika ada tenaga kesehatan dan tersedia ruangan dilakukan pemeriksaan kesehtan umum, pemeriksaan payudara

f) Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ada ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2.2.3. Pelayanan Gizi

Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangn vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan gizi di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Pelayanan gizi di Posyandu meliputi : pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita, pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan oralit, penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan (Depkes RI, 1990).


(32)

2.2.4. Imunisasi

Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 1997).

Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara sengaja. Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC (Tubercolosis), imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1999).

Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990). Menurut program Departemen Kesehatan RI (1996), pemberian imunisasi lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.

2.2.5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Menurut Depkes RI (2002), diare (mencret) adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap, tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan


(33)

dengan : memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa (Depkes RI, 2005).

2.3. Revitalisasi Posyandu

2.3.1. Pengertian Revitalisasi Posyandu

Revitalisasi Posyandu adalah upaya pemberdayaan kembali Posyandu sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasi dampak krisis ekonomi tahun 1997 pada penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Revitalisasi Posyandu diperlukan untuk menunjang program JPSBK baik dalam PMT pemulihan maupun dalam penemuan sasaran yang berhak dan perlu mendapatkan bantuan program JPSBK. Upaya revitalisasi Posyandu harus dikembangkan meskipun krisis sudah teratasi sebagai upaya permanen mempertemukan kebutuhan masyarakat dengan ketersediaan layanan oleh petugas kesehatan untuk menjaga keluarga sehat tetap sehat (Depkes RI, 2001).

Revitalisasi Posyandu adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat, yang secara umum terpuruk sebagai akibat langsung maupun tidak langsung adanya krisis multi dimensi di Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan setiap keluarga dalam memaksimalkan potensi pengembangan kualitas sumber daya manusia, diperlukan upaya Revitalisasi Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat yang langsung dapat dimanfaatkan untuk melayani pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan kualitas manusia dini, sekaligus merupakan salah satu komponen perwujudan kesejahteraan keluarga.


(34)

Untuk melaksanakan Revitalisasi Posyandu perlu dihimpun seluruh kegiatan masyarakat agar berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya, baik sebagai pelaksana maupun sebagai pembina dilingkungannya masing-masing, sehingga cakupan sasaran kelompok masyarakat yang membutuhkan pelayanan Posyandu pada hari buka dan kunjungan rumah dapat mencapai hasil yang setinggi-tingginya. (Depkes RI, 2001).

2.3.2. Tujuan Revitalisasi Posyandu

1. Tujuan umum

Meningkatkannya fungsi dan kinerja Posyandu agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan (Depkes RI, 2001). 1.Tujuan Khusus

1. Meningkatkan kualitas kemampuan dan keterampilan kader Posyandu 2. Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan Posyandu

3. Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat dan obat di Posyandu 4. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk

kesinambungan kegiatan Posyandu

5. Meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan Posyandu (Depkes RI, 2001).


(35)

2.3.3. Sasaran Revitalisasi Posyandu

Sasaran kegiatan revitalisasai Posyandu pada dasarnya meliputi seluruh Posyandu dengan prioritas utama pada Posyandu yang sudah tidak aktif atau yang berstrata rendah (Posyandu Pratama dan Madya) dan Posyandu yang ada di daerah yang sebagian besar penduudknya tergolong miskin.(Depkes RI,2006).

2.3.4. Strategi Revitalisasi Posyandu

Strategi yang perlu ditempuh dalam rangka mencapai tujuan Revitalisasi Posyandu adalah (Depkes RI, 2001) :

1. Meningkatkan kemampuan/pengetahuan dan keterampilan teknis serta dedikasi kader di Posyandu

2. Memperluas sistem Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah

3. Menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan prasarana kerja Posyandu

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan Posyandu

5. Memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga professional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).


(36)

2.3.5. Komponen Program Revitalisasi Posyandu I. Pelatihan Kader

Kader diartikan sebagai tenaga sukarela yang tertarik dalam bidang tertentu yang tumbuh dalam masyarakat dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan dan meningkatkan serta membina kesejahteraan termasuk bidang kesehatan.

Pelatihan kader bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sekaligus dedikasi kader agar timbul kepercayaan diri untuk dapat melaksanakan tugas sebagai kader dalam melayani masyarakat baik di posyandu maupun saat melakukan kunjungan rumah. Materi dalam pelatihan kader dititik-beratkan pada keterampilan teknis menyusun rencana kerja kegiatan di Posyandu, cara menimbang, menilai pertumbuhan anak, cara menyiapkan peragaan cara pemberian makanan pendamping ASI dan PMT untuk anak yang pertumbuhannya tidak cukup sebagaimana pertambahan umurnya dan anak yang berat badannya tidak naik, memantau perkembangan ibu hamil dan ibu menyusui dan sebagainya.

Agar pelatihan kader dapat berjalan efektif, maka diperlukan unsur pelatih kader yang mampu dan berdedikasi dalam memberikan materi pelatihan secara efektif dan berkesinambungan yakni melalui pendampingan dan bimbingan. Pelatihan kader diberikan secara berkelanjutan berupa pelatihan dasar dan berjenjang yang berpedoman pada modul pelatihan kader (Depkes RI, 2001).

Maksud diadakannya pelatihan yaitu untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang. Biasanya sasarannya adalah seseorang atau sekelompok orang yang sudah bekerja pada suatu organisasi yang


(37)

efisien, efektivitas dan produktivitas kerjanya dirasakan perlu ditingkatkan secara terarah dan programatik (Syafridah, 2003).

II. Optimalisasi Kegiatan Posyandu

Mengoptimalkan kegiatan Posyandu dengan cara memenuhi sarana dan prasarananya, sehingga Posyandu dapat berlangsung secara optimal, baik saat hari buka maupun saat kunjungan rumah tanpa mengalami hambatan. Sarana dasar seperti timbangan bayi, timbangan dewasa, kartu KMS, pita LILA, alat peragaan memasak, bahan KIE, obat-obatan berupa Vit.A, tablet dan sirup Fe, kapsul iodium, obat cacing, oralit, ATK dan format SIP untuk menunjang kegiatan pelayanan minimal dan paket tambahan sesuai jumlah kelompok sasaran yang ditetapkan, merupakan syarat dasar untuk berfungsinya Posyandu secara baik.

Bahwa pemenuhan sarana dan prasarana tersebut pada hakekatnya menjadi tanggung jawab pengelola Posyandu dan masyarakat setempat. Pemerintah dan lembaga donor lainnya dapat membantu dalam melengkapi kegiatan, yang selanjutnya untuk kesinambungannya harus diusahakan oleh masyarakat.

Pada hari buka biasanya Posyandu menggunakan ruangan dan peralatan yang disediakan oleh masyarakat yang peduli terhadap keberadaan Posyandu. Prasarana kerja dan sumbangan masyarakat akan sangat mempengaruhi kinerja para kader maupun para pengunjung Posyandu pada saat pelayanan. Prasarana kerja yang menciptakan suasana menentramkan dan akrab pendatang, akan menjadi salah satu daya tarik bagi kelompok sasaran untuk secara teratur atau secara berkala mengunjungi Posyandu.


(38)

III. Memperkuat Dukungan Pendampingan Dan Pembinaan Oleh Tenaga Profesional dan Tokoh Masyarakat.

Tugas kader Posyandu untuk mengelola dan melayani masyarakat untuk mendukung peningkatan kualitas SDM dini merupakan tugas yang berat dan dilakukan secara sukarela. Berkaitan dengan hal tersebut, mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki kader, maka keberhasilannya akan sangat tergantung dari seberapa jauh upaya pelaksanaan tugas kader mendapatkan dukungan pendampingan maupun bimbingan tenaga professional terkait maupun dari para tokoh masyarakat.

Secara teknis pendampingan dapat dilakukan oleh tenaga profesional pada saat posyandu buka, yakni melalui pelayanan pada meja II, III, IV, dengan cara meningkatkan ketrampilan kader dalam menimbang, mencatat hasil penimbangan pada kartu KMS maupun register dan memahami hasil penimbangan, serta melakukan penyuluhan perorangan tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh para ibu baik untuk dirinya maupun untuk anaknya.

Secara teratur pembinaan harus dilakukan oleh pengelola Posyandu di desa untuk memajukan penyelenggaraan Posyandu. Selain itu, pembinaan juga dilakukan oleh Dinas/Instansi yang peduli dan terkait dengan kegiatan program Posyandu, seperti Pokjanal Posyandu Kecamatan, unsure Puskesmas (Bidan di Desa / Polindes), Dinas Pendidikan, BKKBN, Kepala Desa/Lurah, Tim Penggerak PKK, dan organisasi kemasyarakatan lainnya yang mengelola Posyandu. Pembinaan dapat dilakukan secara sendiri atau dalam kesatuan Tim yang dibentuk untuk pembinaan Posyandu, disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan setempat (Depkes RI, 2001).


(39)

2.3.6. Pengorganisasian Revitalisasi Posyandu

Untuk melaksanakan Revitalisasi Posyandu, perlu dilakukan pengorganisasian terhadap dua hal yang berkaitan, yaitu pengorganisasian Posyandu di Desa dan pengorganisasian untuk pembinaan Posyandu (Depkes RI, 2001).

A. Pengorganisasian Posyandu

Sebagai unit yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dan bersifat sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat terutama ibu dan anak, maka organisasi Posyandu sesungguhnya bersifat organisasi fungsional yang dipimpin oleh seorang Pimpinan/Penanggungjawab dan dibantu oleh para pelaksana pelayanan yang terdiri dari kader Posyandu sebanyak 4-5 orang. Agar Posyandu dapat dikelola secara baik, perlu dukungan tenaga administrasi yang bertugas mengadministrasikan kegiatan Posyandu. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (Kelurahan/Desa atau dengan sebutan lain) selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok (nama lain) Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu ini dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari para anggota.

Bentuk susunan organisasi Unit Pengelola Posyandu di Desa, ditetapkan melalui kesepakatan dari para anggota Pengelola Posyandu. Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pada setiap kepengurusan, juga disepakati dalam unit/kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat. Namun pada hakekatnya susunan kepengurusan itu sifatnya fleksibel, tergantung pada kondisi setempat. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat di desa, unit Pengelola Posyandu mempunyai kewajiban melaporkan keberadaannya kepada Kepala Desa/Lurah. Oleh


(40)

karena itu, Kepala Desa/Lurah berkewajiban pula untuk membina keberadaan unit Pengelola Posyandu, karena kegiatan Posyandu yang dikelola oleh masyarakat itu pada dasarnya adalah untuk kepentingan pemajuan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) dini di daerahnya, yang berarti sebagai suatu asset di desa (Depkes RI, 2001).

B. Pengorganisasian Institusi Pembina Posyandu

Untuk mendukung kegiatan posyandu sebagai wahana yang memberi pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan kualitas manusia dini, perlu dibentuk institusi Pembina Posyandu yang berfungsi memfasilitasi, membina, memantau dan mengevaluasi kegiatan Posyandu sesuai kebutuhan. Institusi tersebut mempunyai struktur seperti Pokjanal (Program Kerja Jangka Nasional) Posyandu yang berada di Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat.

Bila Pokjanal Posyandu di daerah masih berfungsi, maka diharapkan dapat memanfaatkan keberadaan organisasi tersebut sebagai institusi Pembina Posyandu yang keanggotaannya terdiri dari wakil-wakil dinas/ instansi/ lembaga terkait dan organisasi kemasyarakatan yang memiliki kepedulian terhadap kegiatan pelayanan masyarakat di Posyandu.

Dalam melaksanakan tugasnya, institusi Pembina Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang Ketua, yang dibantu oleh beberapa anggota yang mewakili instansi-instansi dan unsur yang terlibat dalam Posyandu. Susunan organisasi institusi Pembina Posyandu ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah masing-masing. Namun dengan tidak bermaksud untuk menyeragamkan bentuk susunan organisasi dan tata kerja institusi Pembina Posyandu, seyogyanya untuk mencegah


(41)

kerancuan perlu ada uraian peran masing- masing unsur dinas/instansi/lembaga yang terkait dalam pembinaan Posyandu, misalnya :

a. Dinas/Badan/Kantor PMD/Bina Pemberdayaan Masyarakat : berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan,penggerakan dan pengembangan masyarakat, pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis advokasi, dan sebagainya.

b. Dinas Kesehatan :berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi KMS, distribusi obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.

c. BKKBN/PLKB : berperan dalam pelayanan kontrasepsi, penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat, dan sebagainya.

d. BAPPEDA : berperan dalam perencanaan umum dan evaluasi

e. TP-PKK : berperan dalam pendayagunaan Kader, motivasi masyarakat, penyuluhan dan bimbingan teknis, dan sebagainya.

f. Dinas Pendidikan, LSM dan sebagainya : berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu.

Tugas dan fungsi institusi Pembina Posyandu secara keseluruhan ialah mendukung kelangsungan Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat, khususnya dari kelompok paling rentan Ibu dan Anak.

Meskipun Posyandu merupakan unit pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat yang berada di kelurahan/desa, namun karena peran Posyandu sangat


(42)

menentukan terhadap gambaran kondisi ibu dan anak secara nasional, maka disetiap daerah perlu dilakukan pemantauan kegiatan Revitalisasi Posyandu. Frekuensi dan jenis kegiatan Revitalisasi Posyandu yang dipantau ditetapkan atas kebutuhan masing-masing daerah. Pada tingkat operasional (Kelurahan/Desa, Kecamatan), pemantauan dilakukan secara bulanan, dengan melaksanakan kunjungan lapangan atau dengan mempelajari laporan yang disampaikan oleh Posyandu di wilayah kerjanya (Depkes RI, 2001).

C. Pendanaan

Dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan Posyandu termasuk untuk Revitalisasi, dihimpun dari semangat kebersamaan dan digunakan secara terpadu dari masyarakat, anggaran pemerintah daerah Kabupaten/Kota, Propinsi dan pemerintah pusat serta sumbangan swasta dan donor lainnya, baik domestik maupun Internasional.

Agar kegiatan Posyandu dapat berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka perlu digali potensi sumber dana yang saat ini masih belum digunakan khususnya penghimpunan dana secara tradisional maupun berbasis keagamaan.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat melanjutkan membiayai Revitalisasi Posyandu sebagai kegiatan pelayanan dasar yang pada saat ini dibiayai dari program Jaring Pengaman Sosial (JPS-BK).


(43)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual

Motivasi adalah proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya kegiatan-kegiatan sukarela atau volunter yang diarahkan ke arah tujuan tertentu. Motivasi terdiri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi tingkat pendidikan, harapan/keinginan dan pengalaman, faktor ekstrinsik berupa lingkungan, dorongan/bimbingan dari orang lain, jarak tempat tinggal ke puskesmas (Nursalam & Efendi, 2008).

Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan kepustakaan maka, penelitian ini mengidentifikasi bagaimana motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu, yang dikategorikan atas motivasi tinggi, sedang dan rendah. Serta mengidentifikas motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang dikategorikan atas tinggi, sedang dan rendah. kerangka konsep penelitian dapat di gambarkan sebagai berikut:


(44)

Skema 2. Kerangka konsep motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan

Motivasi Intrinsik (Tinggi, Sedang, Rendah)

 Tingkat

Pendidikan

 Harapan

/keinginan

 Pengala

Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu

Motivasi Ekstrinsik (Tinggi, Sedang, Rendah)

 Lingkunga

n

 Dorongan/

bimbingan dari orang lain

 Jarak


(45)

2. Definisi Operasional No Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. Motivasi Motivasi adalah keinginan yang ada dalam diri masyarakat yang dapat memotivasi masyarakat berkunjung ke Posyandi Padang Bulan Medan Diukur dengan Kuesioner sebanyak 20 pertanyaan

Ordinal Kuesioner Motivasi dikategorikan:    2. Motivasi Intrinsik Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri yang dipengaruhi harapan, pendidikan dan pengalaman. Diukur dengan Kuesioner sebanyak 10 pertanyaan

Ordinal Motivasi Intrinsik dikategorikan:    3. Motivasi Ektrinsik Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti lingkungan, dorongan atau Diukur dengan Kuesioner sebanyak 10 pertayaan

Ordinal Motivasi Ekstrinsik: 

 


(46)

bimbingan dari orang lain, dan pengaruh social ekonomi seperti jarak

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan.

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi


(47)

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan (ibu yang membawa anak balitanya, ibu hamil, dan ibu nifas). Puskesmas Padang Bulan memiliki 6 Posyandu binaan yang buka setiap bulan yaitu Posyandu; Titi Rante, Merdeka, Babura, Padang Bulan, Darat, dan Posyandu Petisah hulu. Data Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2009 rata-rata perbulan jumlah kunjungan ke Posyandu adalah 100 orang untuk setiap satu Posyandu binaan Padang Bulan Medan.

2.2. Sampel

Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan metode power analysis (Polit & Hungler, 1995) yang memperkirakan jumlah minimal sampel berdasarkan ketetapan alpha (α, tingkat kepercayaan), 1-beta (1- , kekuatan), dan gamma ( , efek populasi). Berdasarkan tabel Population Correlation Coefficient (Polit & Hungler, 1995) pada tingkat signifikansi (α) = 0.05, power ( ) = 0.80, dan efek size ( ) = 0.30, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 88 orang masyarakat yang berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan.

Teknik pengambil sampel dengan menggunakan convenient sampling dimana subjek dijadikan sampel yang kebetulan dijumpai ditempat dan waktu penelitian secara bersamaan (Nursalam, 2003). yaitu di Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan Kriteria sampel penelitian ini yaitu ibu yang membawa anaknya ke posyandu, ibu hamil dan ibu nifas, bersedia menjadi responden, dapat membaca, menulis dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik


(48)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan. Di tiga posyandu binaan yaitu posyandu Padang Bulan, posyandu Titi Ranted dan posyandu Petisah Hulu alasan pemilihan lokasi karena tersedianya sampel yang memadai, pelaksanaan posyandu sesuai dengan waktu pengambilan data yang dilakukan oleh penelit, dan lokasi yang mudah di jangkau peneliti, serta belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 2 November 2010 di posyandu Padang Bulan dengan jumlah responden 30 orang, pada 3 November di posyandu Titi Ranted 28 orang dan pada tanggal 4 November di posyandu Petisah Hulu dengan jumlah 28 orang.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilaksanakan setelah penelitian mendapatkan izin untuk malakukan penelitian dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan dan dari puskesmas Padang Bulan. Setelah itu kemudian peneliti memulai penelitian dengan beberapa pertimbangan etika. Yaitu peneliti memperkenalkan diri kepada responden dan menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari penelitian serta dampak yang mungkin terjadi sebelum dan sesudah pengumpulan data. Peneliti juga menjelaskan bahwa responden yang diteliti bersifat sukarela, responden mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian kapan pun ia mau. Jika responden bersedia menjadi responden, maka responden menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent). Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka lembar


(49)

pengumpulan data (kuesioner) hanya diberi kode tertentu tanpa nama, dan hanya peneliti yang mempunyai informasi tentang responden selengkapnya. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

5. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari sejumlah pertanyaan dan jawaban tertentu sebagai pilihan yang di ajukan kepada responden. Kuesioner terdiri dari du bagian, bagian pertama yaitu data demografi responden yang terdiri dari umur, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan perbulan. Bagian kedua yaitu kuesioner mengenai motivasi yang terdiri dari motivasi internal dan eksternal.

Kuesioner motivasi ini terdiri dari 20 pertanyaan berupa dikotomi Ya atau Tidak, skala pengukuran yang digunakan adalah interval. Untuk pengukuran kategori pada motivasi digunakan rumus (Sudjana, 1992), yaitu :

Panjang kelas =Rentang : Banyak kelas

Rentang adalah selisih nilai tertinggi dan terendah. Untuk motivasi nilai tertinggi adalah 40 dan nilai terendah adalah 20. Maka rentang untuk motivasi adalah 20, dengan banyak kelas tiga kategori, yaitu motivasi tinggi, sedang, dan rendah. Maka didapat panjang kelas adalah 7 dan nilai terendah adalah 20 sebagai batas bawah interval pertama. Maka motivasi masyarakat berkunjung ke posyandu dikategorikan tinggi adalah 20-26, sedang 27-33 dan tinggi 34-40.


(50)

Motivasi ini dibagi beberapa pertanyaan yang meliputi masing-masing 10 pertanyaan tentang motivasi intrinsik (no 1-10) dan motivasi ekstrinsik (no 11-20). Kuesioner motivasi menggunakan skala dikotomi dalam kuesioner/pertanyaan ini disediakan dua jawaban/alternative yaitu “ya” dan “tidak” dan responden hanya memilih satu diantaranya. Pada pertanyaan positif setiap alternatif jawaban Ya bernilai 2 (dua) dan pertanyaan Tidak (satu) untuk alternatif jawaban salah, sedangkan pada petanyaan negatif setiap alternatif jawaban Tidak bernilai 2 (dua) dan pertanyaan Tidak (satu) untuk alternatif jawaban benar. Jadi nilai tertinggi yang diperoleh adalah 20 dan nilai terendah adalah 10.

Untuk faktor intrinsik dan ekstrinsik dibagi atas tiga kategori yaitu; tinggi adalah (18-20), sedang (14-17) dan rendah(10-13). Dari 20 pertanyaan tersebut 11 pertanyaan positif dan 9 pertanyaa negatif yaitu pertanyaan 10, 13, 14 sampai 20.

6. Pengukuran Validitas & Realibitas

Kuesioner pada penelitian ini diambil dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian Akbar Arfian Iskandar tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu desa Mendala K pada tahun 2006, kuesioner ini telah melewati uji validitas sebelumnya yaitu uji validitas isi. Dan uji reliabilitas dilakukan dengan internal consistency (tehnik konsistensi internal) Konsistensi internal tergantung pada


(51)

interkorelasi butir tes, yang juga disebut homogenitas. Rumus statistik terbaik yang digunakan untuk menentukan koefisien reliabilitas konsistensi internal adalah: Alpha Cronbach dan Kuder-Richardson (KR-20 dan KR-21). Pengukuran reliabilitas instrument dilakukan dengan tehnik Alpha Cronbach dengan taraf signifikan 5% yang hasilnya 0,9599 maka kuesioner ini dinyatakan reliabel tinggi karena mendekati satu (Abidin, 2010).

7. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dan setelah mendapatkan surat izin penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan, lalu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada kepala puskesmas Padang Bulan. Dan peneliti diberikan jadwal oleh petugas Puskesmas sesuai dengan jadwal diadakan posyandu yaitu di tiga posyandu. Kemudian peneliti mendatangi posyandu sesuai dengan jadwal kegiatan posyandu, Pengambilan data dilakukan pada tanggal 2 November 2010 di posyandu Padang Bulan dengan jumlah responden 30 orang, pada 3 November di posyandu Titi Ranted 28 orang dan pada tanggal 4 November di posyandu Petisah Hulu dengan jumlah 28 orang. Pada waktu pengambilan data peneliti dibantu oleh kader-kader posyandu setempat. Peneliti dibantu oleh asisten yang bernama Elis Suryani yang sudah dilatih sebelumnya, selanjutnya peneliti dan asisten menjelaskan tujuan peneliti kepada responden dan bila responden setuju untuk menjadi sampel peneliti, maka peneliti mengajukan surat persetujuan


(52)

responden untuk ditandatangani. Setelah itu peneliti dan asisten membagikan kuesioner kepada responde setelah selesai diadakan posyandu. Kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner secara teliti dan cermat serta tidak ada hal-hal yang terlewatkan. Peneliti dan asisten juga mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan apa yang dialami/dilakuakan oleh responden. Setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan asisten kemudian diisi kelengkapannya. Apabila kuesioner yang tidak lengkap, maka diselesaikan pada saat itu juga. Untuk setiap responden dibutuhkan waktu 5 menit untuk mengisi kuesioner.

8. Analisa data

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data. Analisa data yang dilakukan melalui beberapa tahapan yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas data dari responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah di isi, tahap kedua coding yaitu member kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program computer, tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Pengolahan data demografi di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan presentasi untuk melihat bagaimana motivasi masyarakat berkunjung ke posyandu di wilayah binaan puskesmas Padang Bulan Medan.


(53)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 88 responden di posyandu binaan puskesmas Padang Bulan selama bulan Oktober sampai November 2010. Hasil penelitian ini menguraikan bagaimana motivasi masyarakat berkunjung ke posyandu.


(54)

5.1. Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini menguraikan gambaran data demografi responden dan gambaran motivasi masyarakat berkunjung ke posyandu binaan puskesmas Padang Bulan.

5.1.1. Karakteristik Responden

Reponden pada penelitian ini adalah ibu yang membawa anaknya ke posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan dengan jumlah 88 responden. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil tentang karakteristik responden yaitu usia paling rendah 20 tahun dan usia paling tinggi 35 tahun.

Hasil penelitian responden berdasarkan agama mayoritas Islam 62 responden (70,5%), suku terbanyak Batak 36 reponden (40,9%). Berdasarkan pendidikan manyoritas berpendidikan terakhir SM 37 reponden (42,0%), pekerjaan terbanyak wiraswasta 30 responden (34,1), penghasilan perbulan manyoritas Rp > 1000.000.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan persentase karakteristik responden di Posyandu binaan Padang Bulan (n= 88)


(55)

Usia

20-30 tahun > 30 tahun Agama Islam Protestan Katolik Suku Batak Jawa Melayu Minang Pendidikan terakhir Tidak sekolah SD SLTP SLTA Perguruan tinggi Pekerjaan Pegawai negeri Pegawai swasta Wiraswasta Petani/buruh

Tidak bekerja/ibu rumah tangga penghasilan perbulan < Rp.800.000 Rp. 800.000-Rp.1000.000 Rp.>Rp.1000.000 45 9 62 23 3 36 35 10 7 3 9 26 37 13 12 9 30 16 21 46 15 27 51,2 10,2 70,5 26,1 3,4 40,9 39,8 11,4 8,0 3,4 10,2 29,5 42,0 14,8 13,6 10,2 34,1 18,2 23,9 52,2 17,0 30,7

Table 2. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan (n=88)


(56)

Motivasi Katagori Motivasi n (%) Ya Tidak

f(%) f(%) 1. Saya berkunjung ke posyandu karena ingin

mengetahui gizi yang baik untuk saya

2. Saya berkunjung ke posyandu karena saya ingin mendapatkan imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

3. Saya berkunjung ke posyandu karena ingin melihat perkembangan anak saya

4. Saya berkunjung ke posyandu agar anak saya mendapat vitamin A

5. Saya berkunjung ke posyandu supaya anak saya mendapatkan imunisasi lengkap (BCG, DPT, Hepatitis, Campak dan Polio)

6. Saya berkunjung ke posyandu karena banyak manfaatnya bagi anak saya

7. Saya berkunjung ke posyandu karena pelayanan di posyandu cepat

8. Saya berkunjung ke posyandu karena petugas sering memberikan penyuluhan kesehatan

9. Saya berkunjung ke posyandu karena petugasnya ramah 73(83,0) 63(71,6) 86(97,7) 79(89,8) 88(100) 87(98,9) 49(55,7) 54(61,4) 61(69,3) 50(56,8) 14(15,9) 24(27,3) 2(2,3) 9(10,2) 0 1(1,1) 39(44,3) 34(38,6) 27(30,7) 38(43,2)


(57)

10. Saya berkunjung ke posyandu karena diperiksa oleh tenaga kesehatan yang sudah terkenal

11. Saya berkunjung ke posyandu karena tempatnya tenang dan sejuk

12. Saya berkunjung ke posyandu karena tempatnya bersih dan nyaman

13.Saya berkunjung ke posyandu karena saudara saya menjadi kader

14.Saya berkunjung ke posyandu karena sudah kenal dengan tenaga kesehatan dan kader

15.Saya berkunjung ke posyandu karena suami saya seorang tenaga kesehatan di puskesmas

16.Saya berkunjung ke posyandu karena dianjurkan oleh tetangga saya

17.Saya berkunjung ke posyandu karena dianjurkan oleh suami saya

18.Saya berkunjung ke posyandu karena letak posyandu dekat dengan rumah saya

19.Saya berkunjung ke posyandu karena dekat dengan tempat berjualan saya

20.Saya berkunjung ke posyandu karena posyandu berada di depan rumah saya

54(61,4) 70(79,5) 67(76,1) 39(44,3) 63(71,6) 49(55,7) 34(38,6) 29(33,0) 82(93,2) 72(81,8) 34(38,6) 18(20,5) 21(23,9) 49(55,7) 25(28,4) 39(44,3) 54(61,4) 59(67,0) 6(6,8) 15(17,0)


(58)

Berdasarkan tabel 3 diatas hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi intrinsik yang paling tinggi yang dijawab oleh responden adalah 88 responden (100%) yang menyatakan mereka berkunjung ke posyandu supaya anak mereka mendapatkan imunisasi yang lengkap, 87 responden (98,9%) menyatakan bahwa mereka berkunjung ke posyandu karena banyak manfaatnya bagi anak mereka, dan 86 responden (97,7%) menyatakan bahwa mereka berkunjung ke posyandu untuk melihat perkembangan anak mereka. Dan yang menunjukkan motivasi ekstrinsik yang tinggi yang dijawab oleh responden adalah 82 responden (93,2%) menyatalan mereka berkunjung ke posyandu karena dekat dengan tempat berjualan mereka, 72 responden (81,8%) menyatakan bahwa mereka berkunjung ke posyandu karena posyandu berada di depan rumah mereka, dan 70 responden (79,5%) menyatakan bahwa mereka berkunjung ke posyandu karena tempatnya bersih dan nyaman.

Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi yang tinggi untuk berkunjung ke posyandu yaitu sebanyak 35 orang (37,6%), memiliki motivasi sedang 33 orang (35,5) rendah untuk berkunjung ke posyandu sebanyak 20 orang (21,5%). Gambaran ini dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi frekuensi motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan (n=88)

No Motivasi Frekuensi Persentase (%)

1 Motivasi Tinggi 35 37,6

2 Motivasi Sedang 33 35,5

3 Motivasi Rendah 20 21,5


(59)

Table 4 menunjukkan hasil motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik masyarakat yang berkunjung ke posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan. Motivasi intrinsik tinggi sebanyak 48 orang (54,5%), motivasi sedang sebanyak 38 orang (43,2)dan motivasi intrinsik rendah 2 orang (2,3%). Motivasi ekstrinsik tinggi sebanyak 19 orang(21,6%), motivasi ekstrinsik sedang 46 orang (52,3%) dan rendah sebanyak 23 orang(26,1%). Gambaran ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4 Distribusi frekuensi motivasi intrinsik dan ekstrinsik masyarakat berkunjung ke posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan (n=88).

No Jenis Motivasi Frekuensi Persentasi (%)

1 Motivasi Intrinsik

a. Motivasi Intrinsik Tinggi b. Motivasi Intrinsik Sedang c. Motivasi Intrinsik Rendah

48 38 2 54,5 43,2 2,3 2 Motivasi Ekstrinsik

a. Motivasi Ekstrinsik Tinggi b. Motivasi Ekstrinsik Sedang c. Motivasi Ekstrinsik Rendah

19 46 23 21,6 52,3 26,1 5.2 Pembahasan

Desain deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi masyarakat berkunjung ke posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan dimana responden pada penelitian ini berjumlah 88 orang.


(60)

Target kunjungan posyandu tiap bulannya adalah 100 orang tetapi hal ini tidak tecapai karena dari hasil pengalaman peneliti didapatkan bahwa yang berkunjung ke posyandu hanya 30 orang hal ini mungkin disebabkan karena petugas kesehatan, kader dan juga Puskesmas yang membawahi posyandu tidak berhasil dalam mensosialisasikan program posyandu.

Hasil penelitian ini, mayoritas masyarakat memiliki motivasi yang tinggi untuk berkunjung ke Posyandu yaitu sebanyak 35 orang (37,6%). Hal ini berarti kecenderungan responden untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu tinggi. Motivasi responden yang datang ke posyandu dalam penelitian ini sangat beraneka ragam bentuknya dan tergantung dari proses sosialisasi dari responden yang bersangkutan, bila proses sosialisasi atau pembudayaannya baik maka akan mengarahkan responden ke perilaku yang baik pula, dan ini dibuktikan oleh responden yang datang ke posyandu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Kadek (2006) motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, baik yang bersumber dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri (motivasi intrinsik) maupun pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan, dan paksaan dari orang lain (motivasi ekstrinsik) sesuai dengan pendapat Herzberg (2006) kedua faktor inilah yang mendorong responden untuk datang ke posyandu. Seperti yang dijelaskan Purwanto (2004, dalam Achmad, 2007), apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung


(61)

resiko, selalu ada motivasinya. Ini berarti, apapun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu. Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.

Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ada keinginan di dalam diri seseorang (inner -Drive) yang secara sadar atau tidak sadar membuat orang berperilakuuntuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Jadi yang dimaksud dengan dorongan tadi pada hakekatnya adalah kebutuhan (Need) yang muncul dari dalam diri orang itu juga sehingga motivasi sering disebut juga sebagai kebutuhan. Semua kekuatan dari keberadaan kita untuk mencapai yang tertinggi dari yang mungkin kita capai. Berdasarkan penelitian responden berharap dengan berkunjung ke posyandu maka mereka akan mendapat pelayanan kesehatan yang baik yang nantinya meningkatkan derajat kesehatan keluarganya mereka, mereka berharap dengan dibawanya anak mereka ke posyandu maka anak mereka akan mendapatkan imunisasi yang lengkap, dan untuk mengetahui berat badan anaknya sebagai cara terbaik untuk menilai gizinya sehingga tumbuh kembang anak akan terjangkau dan untuk memantau tumbuh kembang anak mereka, harapan-harapan inilah yang mendorong mereka untuk tetap berkunjung ke posyandu.

Motivasi intrinsik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan motivasi seseorang. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar tetapi sudah dengan sendirinya mendorong untuk berbuat sesuatu maka akan terbentuk motivasi pembawaan, yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajarai. Faktor intrinsik akan mendorong individu melakukan penginderaan


(62)

terhadap suatu objek melalui panca inderanya sehingga individu akhirnya menjadi tahu. Dari hasil tahu dan pemahaman dari suatu objek, individu akhirnya akan berusaha untuk mengekspresikan ke dalam dorongan dari dalam diri untuk mencapai suatu tujuan. Dari hasil penelitian ini didapatkan faktor instrinsik tinggi (54,5%). Hal ini kemungkinan dikarenakan responden memiliki pendidikan yang cukup tinggi yaitu SMA (42,0%) sehingga pengetahuan masyarakat mengenai peran dan fungsi posyandu juga cukup baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Lawrence Green, bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Budioro, 2002).

Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal karena adanya rangsangan dari luar akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan perilaku seseorang. Hasil penelitian didapatkan bahwa kebanyakan responden memiliki motivasi ekstrinsik sedang (52,3%). Ini dikarenakan masyarakat cukup mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan kader kesehatan. Sumber informasi yang diterima akan meningkatkan opini dan kepercayaan responden terhadap suatu informasi. Menurut Azwar (1995) menyatakan bahwa berbagai informasi yang didapat individu akan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sedangkan menurut WHO (1984 dalam Iskandar, 2006) mengatakan bahwa semakin baik informasi yang didapatkan responden, maka akan semakin meningkatkan pengetahuan seseorang kearah yang lebih baik.


(63)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandi binaan Padang Bulan Medan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan November 2010 di Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan dan hasil pembahasannya maka, dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat memiliki motivasi tinggi yaitu 37,6%.

Sedangkan gambaran masyarakat memiliki motivasi intinsik berada pada kategori tinggi (54,5%) dan 52,3% masyarakat berada pada kategori sedang untuk motivasi ekstrinsik.

2. Saran

2.1 Untuk Praktik Keperawatan

Dalam praktik keperawatan komunitas perlu memberikan informasi yang lengkap mengenai motivasi masyarakat berkunjung ke Posyandu. Informasi yang diberikan diharapkan dapat merubah perilaku petugas kesehatan terkait informasi yang diberikan mengenai peran dan fungsi Posyandu.


(64)

2.2 Untuk Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini merupakan evidence yang dapat menjadi informasi tambahan bagi institusi pendidikan tinggi keperawatan untuk diintegrasikan dalam pembelajaran topic terkait, dan juga dapat digunakan sebagai informasi untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengembangan kesehatan selanjutnya.

2.3 Penelitian Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dan bagi peneliti lain yang ingin memakai instrument ini sebelunya perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada instrument ini.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. (2007). Membangun Motivasi Belajar Siswa. Diambil tanggal 20 November 2009 dari http://reseachengines.com

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian. Edisi 5., Jakarta: Rineka Cipta

Aprillia, Y. (2009). Analisa Faktor yang Berhubungan Dengan Partisipasi Kader Dalam Kegiatan Posyandu di Wilayah Puskesmas Jogonala II Kabupaten Klaten. Diambil tanggal 25 Oktober 2009 dari http://bidankita.com/?p=218 Azwar. (2005). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa

Bohkasim. (2008). Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. Diambil tanggal 29 September 2009. http://bocareyou.blogspot.com/2009/04/pedoman-umum-revitalisasi-

Budiono, B. (2002). Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Semarang: UNDIP.

Brockopp & Dorothy. (1999). Dasar-dasar Riset Keperawatan, Jakarta: EGC.

Dep.Kes. RI. Buku Pedoman Petugas Lapangan. Jakarta: Komite Nasional Posyandu. 1996

Drakeiron. (2008). Info Posyandu. Diambil tanggal 20 September dari

http://drakeiron.wordpress.com/2008/11/16/info-posyandu/

Effendy, N. (1998). Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EG

Fajar. (2009). Info Posyandu. Diambil tanggal 20 November dari http://blog.uin-malang.ac.id/nasukhi/

Hartawan, P. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan denganPerkembangan Sukasad I Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Diambil tanggal 30

Oktober dari

http://adln.fkm.unair.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=adlnfkm-adln-putuagusha-1266


(66)

Hasroni, F. (2008). Rendahnya Cakupan Gizi. Diambil tanggal 20 November dari http://hasronifathurrahman.blogspot.com/

Hendra, A. W. (2008). Pengetahuan. Diambil tanggal 01 Oktober 2009 dari pengetahuan

http://ajangberkarya.wordpress.com/2008/06/07/konseppengetahuan/

Iskandar. (2006). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu Desa Mendalak

K. Diambil tanggal 20 September 2009 dari

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ysWrChNN1JcJ:one.in doskripsi.com/node/8110+skripsi+hubungan+tingkat+pengetahuan+masyarakat +tentang+peran+dan+fungsi+posyandu+terhadap+motivasi+kunjungan&cd=1& hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Kangirwan, (2008). Menagih Janji Penanganan Gizi Buruk. Diambil tanggal 30

Oktober 2009 dari

2008chttp://kangirwan.wordpress.com/2008/10/14/menagih-janji-penanganan-gizi-buruk/

Prasetyo, S. (2006). Perubahan Demografi Bantu Tingkatkan Derajat Kesehatan.

Diambil tanggal 30 Oktober 2009 dari http://www.lipi.go.id/www.cgi?cetakberita&1171717938&&2006&

Mununjaya, G. (2004). Manajemen Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Nasution, A. (1997). Administrasi Kesehatan Masyarakat. Medan: USU PRESS. Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika.

Ridha, W. (2008). Masalah Rendahnya Penimbangan Balita di posyandu dan Pemecahan Menurut Mutu Pelayanan kebidanan. Diambil tanggal 22 September 2009 dari http://issuu.com/radarjogja/docs/binder1


(67)

Ridlo, I. (2009). Kebijakan Kesehatan. Diambil tanggal 21 September 2009 dari http://obstetriginekologi.com/og/kebijakan+kesehatan+april+2009.html

Samhadi, S. (2006).Malnutrisi Sebuah Keteledoran Bangsa. Diambil tanggal 28 September 2009 dari http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/40058

Sutomo, A. (1993). Kader Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EGC. Soetedjo, Y. Revitalisasi Posyandu. Jakarta: Dirjen PPM Dep. Kes. 2006

Polit, D.E & Hungler, B.P. (1995). Nursing Research Principles and Methods. 6thed. Philadelphia: Lippincott.

Werdiyanto. E. (2007). Harapan Dalam dan Harapan Tinggi. Diambil tanggal 4 mei 2010 dari http://ekowerdiyanto.blogspot.com/2007/09/definisi-harapan.htlm Widiawati. (2007). Cara Pengukuran Pengetahuan. Diambil tanggal 26 September

2009 dari http://ekowerdiyanto.blogspot.com/

Winardi, J . (2001). Motivasi & Pemotivasi dalam Manajemen. Edisi 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wilis, T. R. (2008). Pendamping Dalam Penanganan Gizi Buruk. Diambil tanggal

22 September 2009 dari


(68)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Motivasi Masyarakat Memanfaatkan Posyandu di Posyandu Binaan Puskesmas Padang Bulan Medan

Oleh :

Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu binaan Puskesmas Padang Bulan Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon untuk mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya. Kuisioner yang akan Bapak/Ibu isi terdiri dari 20 pertanyaan.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi dan semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Apabila bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian ini.

Atas partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

No. Responden : Tanggal :


(69)

INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner Data Demografi

Hari/Tanggal :

Kel/Ling :

Petunjuk penelitian:

1. Isilah data anda dengan benar.

2. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada kotak jawaban yang yang sesuai dengan kondisi anda.

3. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

4. Setelah selesai, kembalikan kuesioner ini kepada peneliti atau petugas yang memberikan pada anda.

No. Urut : ……….

1. Umur : ……….tahun 2. Agama

( ) Islam ( ) Protestan ( ) Katolik ( ) Hindu ( ) Budha 3. Suku

( ) Batak ( ) Jawa ( ) Melayu ( ) Minang ( ) Banten ( ) Lainnya, sebutkan……….


(70)

4. Pendidikan terakhir

( ) Tidak sekolah ( ) SD ( ) SLTP/sederajat ( ) SLTA/sederajat ( ) Perguruan tinggi

5. Pekerjaan

( ) Pegawai negeri ( ) Pegawai swasta ( ) Wiraswasta

( ) Petani / buruh ( ) Tidak bekerja/ ibu rumah tangga ( ) Lainnya, sebutkan……….

6. Penghasilan perbulan

( ) < Rp 500.000 ( ) Rp 500.000 – Rp 800.000 ( ) Rp 800.000 – Rp 1.000.000 ( ) > Rp 1.000.000

1. DATA BALITA (diisi oleh peneliti) Kode Balita :

Jenis Kelamin : (1) laki-laki (2) perempuan

Usia : Bln/Thn


(71)

B. Kuesioner Motivasi Masyarakat Memanfaatkan Posyaandu

Petunjuk Pengisian: Seluruh pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan hal-hal yang memotivasi masyarakat memanfaatkan Posyandu. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia: YA, atau TIDAK

No PERTANYAAN Jawaban

Ya Tidak 1 Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin mengetahui gizi yang baik untuk

anak saya

2 Saya berkunjung ke Posyandu karena saya ingin mendapatkan imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

3 Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin melihat perkembangan anak saya

4 Saya berkunjung ke Posyandu agar anak saya mendapatkan vitamin A

5 Saya berkunjung ke Posyandu supaya anak saya mendapatkan imunisasi lengkap

6 Saya berkunjung ke Posyandu karena banyak manfaatnya bagi anak saya 7 Saya berkunjung ke Posyandu karena pelayanan di Posyandu cepat

8 Saya berkunjung ke Posyandu karena petugas sering memberikan penyuluhan kesehatan


(1)

B. Kuesioner Motivasi Masyarakat Memanfaatkan Posyaandu

Petunjuk Pengisian: Seluruh pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan hal-hal yang memotivasi masyarakat memanfaatkan Posyandu. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia: YA, atau TIDAK

No PERTANYAAN Jawaban

Ya Tidak 1 Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin mengetahui gizi yang baik untuk

anak saya

2 Saya berkunjung ke Posyandu karena saya ingin mendapatkan imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

3 Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin melihat perkembangan anak saya

4 Saya berkunjung ke Posyandu agar anak saya mendapatkan vitamin A

5 Saya berkunjung ke Posyandu supaya anak saya mendapatkan imunisasi lengkap

6 Saya berkunjung ke Posyandu karena banyak manfaatnya bagi anak saya 7 Saya berkunjung ke Posyandu karena pelayanan di Posyandu cepat

8 Saya berkunjung ke Posyandu karena petugas sering memberikan penyuluhan kesehatan


(2)

9 Saya berkunjung ke Posyandu karena petugasnya ramah-ramah

10 Saya berkunjung ke Posyandu karena diperiksa oleh tenaga kesehatan yang sudah terkenal

11 Saya berkunjung ke Posyandu karena tempatnya tenang dan sejuk 12 Saya berkunjung ke Posyandu karena tempatnya bersih dan nyaman 13 Saya berkunjung ke Posyandu Karena saudara saya menjadi kader

14 Saya berkunjung ke Posyandu karena sudah kenal dengan tenaga kesehatan dan kader

15 Saya berkunjung ke Posyandu karena suami saya seorang tenaga kesehatan di puskesmas

16 Saya berkunjung ke Posyandu karena dianjurkan oleh tetangga saya 17 Saya berkunjung ke Posyandu karena dianjurkan suami saya

18 Saya berkunjung ke Posyandu karena letak Posyandu dekat dengan rumah saya

19 Saya berkunjung ke Posyandu karena dekat dengan tempat berjualan saya 20 Saya berkunjung ke Posyandu karena posyandu berada di depan rumah saya


(3)

TAKSASI DANA

1. Persiapan Skripsi

- Biaya dan kertas print Skripsi Rp. 200.000,- - Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 100.000,- - Perbanyak Skripsi Rp. 50.000,-

- Biaya Internet Rp. 100.000,-

- Sidang Skripsi Rp. 50.000,-

2. Pengumpulan Data

- Transportasi Rp. 150.000,-

- Penggandaan Kuesioner Rp. 100.000,- 3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

- Biaya kertas dan print proposal Rp. 300.000,-

- Penjilitan Rp. 50.000,-

- Penggandaan laporan penelitian Rp. 200.000,- 4. Biaya Tak Terduga Rp. 200.000,-


(4)

(5)

(6)

CURICULUM VITAE

Nama : Minta Ito Melinda Harahap

Tempat/ Tanggal Lahir : Padangsidempuan/ 4 Mei 1988

Alamat : Jl. Sibolga Km.8 Padangsidempuan. Tapsel

Riwayat Pendidikan :

1. 1994-2000 : SD Muhammadiyah 06 Padangsidempuan 2. 2000-2003 : MTsN Model Padangsidempuan

3. 2003-2006 : SMA Negeri 6 Padangsidempuan 4. 2006 : Fakultas Keperawatan USU