Analisis Kelayakan dan Implementasi Sist

Analisis Kelayakan dan Implementasi Sistem Telecytology
Murah Dengan Menggunakan Raspberry Pi, Smart Phone
dan IP Camera Dengan Metode Benchmarking

Magister Teknik Elektro
Dosen: DR. Ir. Iwan Krisnadi, MBA

Makalah ini disusun oleh :
Nge Beni Santoso 55415110030

1. Abstrak
Saat ini minat utama dalam bidang telecytology di seluruh dunia sedang berkembang
pesat. Kebutuhan dari cytopathologist untuk menganalisa sampel jaringan atau
specimen dari jarak jauh terkendala oleh mahalnya investasi awal dari perangkat
pendukungnya baik perangkat keras maupun perangkat kerasnya. Kebutuhan
sistem telecytology di Indonesia pun memiliki permasalahan yang sama. Selain biaya
awal yang tinggi, jumlah dokter patologi di Indonesia masih relatif sedikit.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk melakukan penelitian untuk meneliti
kelayakan perangkat keras maupun lunak dari sistem telecytology yang murah dan
mudah diaplikasikan dan juga sesuai dengan standar proses diagnosa pada sistem
Fine Needle Aspiration (FNA). Penelitian dilakukan dengan melakukan survey dan

studi literatur dari jurnal maupun buku yang membahas topik tentang Telemedicine
secara umum dan Telecytology secara khusus. Lalu melakukan diskusi dan
wawancara dengan dokter ahli patologi. Setelah itu dilanjutkan dengan membuat
sistem telecytology baik secara perangkat keras maupun perangkat lunak, dan
dilanjutkan dengan pengujian dan pengukuran sistem yang sudah dibuat.
Pengukuran dilakukan secara nyata pada 2 (dua) lokasi yang berbeda dengan
koneksi Internet dengan bandwidth tertentu. Parameter yang akan diukur meliputi
resolusi gambar, frame rate, dan latensi.
Ada 3 sistem telecytology yang akan diukur yaitu pertama, menggunakan Raspberry
Pi, kedua menggunakan Smart Phone Android dan ketiga menggunakan IP Camera.
Penelitian ini mencoba membuktikan bahwa 3 (tiga) sistem telecytology ini mampu
menampilkan citra yang ditangkap oleh mikroskop dan ditampilkan pada lokasi
remote dengan resolusi dan bandwidth yang diinginkan. Dengan begitu akan
diperoleh hasil penelitian yang memuaskan untuk membuktikan bahwa sistem yang
dibuat cukup murah dan layak untuk diaplikasikan secara nyata dalam bidang
telecytology di Indonesia.
Keywords : Telecytology, Telepathology, Raspberry Pi

2. Pendahuluan
Teknologi di bidang kedokteran semakin berkembang, salah satunya adalah

telemedicine. Telemedicine adalah suatu proses pengobatan jarak jauh dengan
menggunakan jaringan telekomunikasi dan teknologi komputer.
Telemedicine
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatkan kualitas
dan efisiensi pelayanan kesehatan. Peralatan yang digunakan dalam telemedicine
adalah teknologi komputer dan jaringan data telekomunikasi. Aplikasi telemedicine
dalam pelayanan kesehatan antara lain teleradiologi, telepatologi, teledermatologi,
telekardiologi, teleoptalmologi, telekonsultasi dan teleedukasi. Keuntungan utama
telemedicine yaitu menghemat waktu dan biaya pengobatan serta meningkatkan
efisiensi pengobatan.
Pada makalah ini secara khusus akan dibahas aplikasi telemedicine pada
telecytology. Ilmu cytology merupakan salah satu bidang dari ilmu patologi yang
mempelajari tentang struktur dan fungsi sel, jadi telecytology adalah salah satu
cabang ilmu patologi yang bertujuan untuk mengobservasi ciri-ciri dan

perkembangan penyakit (sebagian besar untuk penyakit kanker) dengan
menganalisia perubahan fungsi atau bagian tubuh seperti darah, urine, sampel
jaringan, dll melalui mikroskop dari lokasi yang jauh.
Di dalam system telepatologi melibatkan penggunaan teknologi komputer dan
teknologi telekomunikasi dalam melakukan diagnosa pada suatu spesimen penyakit.

Penggunaan teknologi video untuk examinasi dan konsultasi penanganan penyakit
pada bagian-bagian tubuh yang berukuran mikroskopis untuk telepatologi telah
dibuktikan berhasil dilakukan.
Persyaratan minimum yang dibutuhkan untuk system telepatologi adalah :
• Mikroskop.
• Kamera atau WebCam
• Personal Computer atau Notebook untuk telepatologis.
•Jaringan telekomunikasi data.
Fine Needle Aspiration (FNA) adalah standar perawatan dalam proses diagnosa
dalam banyak penyakit. Gabungan FNA dengan panduan radiologis meningkatkan
akurasi dan ketepatan sampel, memungkinkan pengambilan sampel tumor yang
dapat diandalkan, dan meningkatkan keselamatan pasien secara keseluruhan.
Dengan kata lain, penambahan panduan radiologis akan menambah biaya
kesehatan secara signifikan.
Di Amerika penerapan On Site Evaluation of Adequacy (OSEA) sangat efektif
menekan biaya dan meningkatkan kenyamanan pasien karena hanya 1 (satu)
prosedur yang dijalanin oleh pasien. Dalam pendekatan OSEA, cytotechnologist, dan
pasien hadir di lokasi laboratorium pada saat biopsi dan sistem telecytology yang
digunakan menyajikan temuan mikroskopis secara langsung melalui live video
langsung ke cytopathologist di lokasi lain.

Beberapa peneliti telah menggunakan sistem telecytology untuk beberapa kasus uji
klinis termasuk endobronkial ultrasonografi yang dipandu FNA, kelenjar getah
bening, kelenjar tiroid yang dipandu FNA, dan USG endoskopi pankreas yang
dipandu FNA.
Hasil yang dicapai oleh sistem telecytology sangat menguntungkan, hambatan
terbesar untuk implementasi sistem secara luas adalah investasi awal yang sangat
besar di awal sistem tersebut dibangun secara komersial, yang harganya berkisar
dari USD 5000 sampai USD 25.000. Salah satu upaya untuk mengatasi hambatan
ini, maka penulis mencoba untuk mengembangkan dan menguji sistem telecytology
yang sederhana namun fungsional yang dapat diperoleh secara murah.

3. Tujuan dan Sasaran
Penelitian ini diawali dengan melakukan studi literatur dan wawancara kepada dokter
ahli patologi yang berkompeten untuk mengkaji kelayakan sistem telecytology murah
untuk diterapkan di Indonesia. Setelah itu melakukan pengembangan sistem
telecytology yang dimaksud. Pengembangan sistem telecytology ini meliputi
perancangan sistem dan pengukuran alat yang dibuat. Perancangan ditujukan untuk
membuat prototip sistem telecytology dengan memanfaatkan teknologi yang sudah

tersedia dalam hal ini adalah Raspberry Pi, Mobile Phone Android dan IP Camera

dengan harga yang murah. Sasaran selanjutnya dari penelitian ini adalah dilakukan
pengukuran untuk membandingkan (benchmarking) dan untuk membuktikan bahwa
sistem yang dibuat apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dan
pengukuran alat dilakukan secara real dengan menempatkan sistem di 1 lokasi untuk
diakses oleh pengamat di lokasi yang lain lewat jaringan Internet.

4. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup penelitian ini dibatasi pada pembuatan sistem telecytology dan
pengujian dan pengukuran pada alat untuk mengetahui kelayakan dan keandalan
dari sistem ini untuk diterapkan di Indonesia.

5. Rumusan Permasalahan
1) Jumlah dokter ahli Patologi yang terbatas di Indonesia (± hanya ada 750 orang
data tribunnews, separuh dari yang dibutuhkan sekitar 1500 dokter patologi) dan
jumlah pasien yang semakin meningkat.
2) Keterbatasan fasilitas medis yang tersedia dan investasi awal alat-alat pathology
yang relatif mahal.
3) Penjangkauan layanan patologi terkendala letak geografis yang jauh karena
terbatasnya jumlah dokter patologi yang ada.
4) Kebutuhan diagnosa yang cepat dan pelayanan yang efektif serta efisien.

Batasan Masalah
1) Biaya implementasi sistem yang murah.
2) Pengukuran dilakukan pada resolusi gambar dan frame rate tertentu.
3) Sistem yang dibuat dan diuji ada 3 jenis, yaitu : Raspberry Pi dengan Webcam,
Mobile Phone Android , dan Xiao Yi Ant IP Camera.
Total biaya investasi awal dari system telecytology yang sudah ada sangat besar. Di
Amerika perbandingan harga bisa dilihat pada tabel 1 dan table 2 dibawah ini. Harga
ini diambil pada akhir tahun 2013, jika dikurs dengan Dollar pada saat ini, maka
investasi awal di Indonesia menjadi jauh lebih mahal lagi. Harga sistem Raspberry
Pi yang dibuat berkisar USD : 85.55 USD. Harganya 120x lebih murah dibanding
pilihan perangkat keras yang paling mahal. Dan 7x lebih murah dari pada iPhone.
Harga yang lebih mahal tidak menjamin kualitas resolusi gambar yang dihasilkan.
Table 1 Itemized list of the Raspberry Pi system including cost.
No. Components
1
Power source: Vivitar 5 V, 2 A
2
Cable: USB to mini-USB power cable
3
Raspberry Pi board

4
Logitech C300 camera
5
13/4-in PVC pipe
6
1/4 -20 1-in thumbscrew type P (8 pieces)
7
1/4-in hex nuts (8 pieces)
8
28-gauge 100-ft galvanized wire

Cost (USD)
4.99
4.00
35.00
22.50
0.10
4.00
0.48
0.50


9
10

Gorilla Glue super glue
16 GB SD card
Total amount

1.00
12.98
85.55

Tabel 1. Harga dari sistem Raspberry Pi dan komponen-komponennya.
Table 2 Costs of currently available telecytology systems.
No. System
On-site equipment
1
Nikon
Digital microscope camera system DS-Ri
Control unit DS-L3

2
Olympus
Olympus DP72 camera replaced by DP73
CellSens software plus the telepathology
module
Windows operating PC
3

Skype system

4

iPhone with FaceTime

5

ipCam system

6


Raspberry Pi

SPOT Insight wide-field 4-megapixel CCD
scientific color digital camera
SPOT Advanced software, version 4.7
Windows operating PC
iPhone 4S
iPhone adapter
iPhone 4S
iPhone adapter
ipCam software
See Table 1

Itemized cost
5500.00
4700.00
8000.00
1800.00

Total cost

10,200.00
10,150.00

350.00
4619.30

5568.30

599.00
350.00
549.00
75.00
549.00
75.00
2.99
See Table 1

624.00
626.99

85.55

Tabel 2. Perbandingan harga dari sistem Telecytology.

6. Metodologi
1) Studi Literatur
2) Diskusi dan Wawancara
3) Metode eksperimen dan benchmarking dengan pengujian dan pengukuran
sistem telecytology
Pada penelitian ini langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama, melakukan studi literature atau studi pustaka. Kedua, dilanjutkan dengan
diskusi dan wawancara dengan praktisi medis, dalam hal ini dokter ahli patologi.
Ketiga, dilakukan perancangan sistem dan keempat, dilakukan pengujian,
pengukuran serta benchmarking untuk mengukur sejauh mana penggunaan sistem
Raspberry Pi, Mobile Phone Android dan IP Camera cukup layak untuk memberikan
solusi alternatif murah bagi cytopathologist untuk menganalisa spesimen jaringan
secara remote dari jarak jauh.

.

7. Perancangan Sistem

Alat yang dibuat merupakan gabungan dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Oleh karena itu penulis memilih Raspberry Pi, Mobile Phone berbasis Android dan IP
Camera (harga dipasaran di Indonesia sudah cukup murah). Raspberry Pi adalah
sebuah komputer berukuran sebesar kartu kredit dengan konsumsi daya yang
sangat kecil.
Pada mulanya diciptakan oleh Eben Upton untuk keperluan
pengenalan programming bagi anak-anak usia muda. Namun pada
perkembangannya secara luas digunakan dalam berbagai proyek yang sangat
berguna sebagai aplikasi untuk memecahkan berbagai masalah sehari-hari. Sedang
Mobile Phone berbasis Android dipilih karena relatif mudah diperoleh di pasaran dan
harganya yang relatif murah, terutama untuk smart phone segmen low-end.
Sedangkan untuk IP Camera dipilih merk Xiao Yi Ant Camera dengan harga yang
relatif terjangkau.
Sistem yang dievaluasi akan diukur dengan parameter sebagai berikut : resolusi,
frame rate dan latensi. Resolusi gambar adalah banyaknya detail gambar yang
tersimpan biasanya dalam pixel, dan ukurannya width x height. Frame rate adalah
jumlah bingkai gambar atau frame yang ditunjukkan setiap detik dalam membuat
gambar bergerak, diwujudkan dalam satuan fps (frames per second), makin tinggi
angka fps-nya, semakin mulus gambar bergeraknya, namun bandwidth yang
dibutuhkan juga semakin besar.
Latency adalah istilah jaringan untuk
menggambarkan total waktu yang dibutuhkan suatu paket data untuk berpindah dari
satu node ke node yang lain. Dalam konteks lain, ketika sebuah paket data
ditransmisikan dan kembali ke asal paket itu berasal, total waktu untuk satu putaran
tersebut dikenal sebagai latency.

Gambar 1. Tabel Resolusi Citra Digital.
Arsitektur Sistem Telecytology

Gambar 2. Arsitektur Telecytology Raspberry Pi, Smart Phone dan IP Camera
Pada penelitian ini akan ada 2 sistem telecytology yang digunakan sebagai
perbandingan dengan Raspberry Pi. Perangkat yang akan dites adalah :
1) Raspberry Pi type 2 dan Raspberry PI Camera.
2) HP Andorid merk Asus tipe Asus Fone 4 dengan aplikasi Asus Party Link.
3) IP Camera merk Xiao Yi Ant Camera dengan aplikasi Xiao Yi Ants Camera
dan iSpy Camera.
Perangkat Keras
Perangkat keras berupa Raspberry Pi (Single Board Computer) dan kamera
Webcam merk Logitech. Selain itu diperlukan Notebook atau PC yang digunakan
secara remote untuk melihat citra yang dihasilkan oleh Raspberry Pi maupun iPhone.
Spesifikasi Raspberry Pi :
1) Power micro USB 5V 1.5 A, Konsumsi daya sebesar 3.5W.
2) CPU ARM 11 700 MHz, bisa di overclock menjadi 1 GHz.
3) Storage menggunakan Micro SD (untuk type B+/2).
4) Memory 512 MB (type B+), 1 GB (type 2).
5) Slot USB (4 buah untuk type B+/2).
6) Ethernet Card 10/100 MHz.
7) Video Output RCA Composite dan HDMI.
8) Audio Output .
Spesifikasi Raspberry PI Camera :
Size

around 25 x 20 x 9 mm

Weight

3g

Still resolution

5 Megapixels

Video modes
Linux integration

1080p30, 720p60 and
640x480p60/90

C programming API

V4L2 driver available
OpenMAX IL and others available

Sensor

OmniVision OV5647

Sensor resolution

2592 x 1944 pixels

Sensor image area

3.76 x 2.74 mm

Pixel size

1.4 µm x 1.4 µm

Optical size
Full-frame SLR lens equivalent

1/4"

S/N ratio

36 dB

Dynamic range

67 dB @ 8x gain

Densitivity

680 mV/lux-sec

Dark current

16 mV/sec @ 60 C

Well capacity

4.3 Ke-

Fixed Focus

1 m to infinity

Focal length

3.60 mm +/- 0.01

Horizontal field of view

53.50 +/- 0.13 degrees

Vertical field of view

41.41 +/- 0.11 degress

Focal ratio (F-Stop)

2.9

35 mm

Spesifikasi Mobile Phone merk Asus Zenfone 4 berbasis Android :
1) Android 4.3 (Jelly Bean)
2) Dimensi Phone: 124.42 x 61.44 x 11.2 ~ cm (LxWxH)
3) Berat : 115 g (dengan baterai)
4) CPU : 2X2:Intel® Atom™ Multi-Core Z2520 Processor 1.2 GHz with Intel
Hyper-Threading Technology
5) Memori : 1 GB
6) Storage : 8GB eMMC Flash
7) Slot Memori : Micro-SD card (hingga 64 GB)
8) Teknologi Konektivitas : WLAN 802.11 b/g/n
9) Bluetooth V4.0+A2DP
10)Dual Micro SIM card
11)Network Standard UMTS/WCDMA
12)Display : 4.0inci, WVGA 800x480, TFT dengan Capacitive touch panel
13)Wireless :
• 802.11 b/g/n,Bluetooh 4.0 dengan A2DP
• Wi-Fi Direct, Hotspot capability
14)Konektivitas :
• MicroUSB, 3.5mm earjack
• MicroSD card support up to 64GB
15)Audio :
• ASUS SonicMaster untuk suara lebih jernih dan bass lebih dalam
• FM Receiver (Radio)
• MP3, AAC, AAC+, eAAC+, WMA, MIDI, WAV, AC3, FLAC

16)Video
• Playback MPEG-4 up to 1080p
• Video recording MPEG-4 1080p at 30fps
• DivX, H.264, MPEG4, H.263, Xvid, 3gP
17)Baterai Phone : 1600 mAh Lithium
18)Kamera :
Front 0.3 Mega-Pixel
Rear 5 Mega-Pixel, Auto Focus
Spesifikasi IP Camera merk Xiao Yi Ant Camera :
1) Camera
: 20fps (1280 x 720)
2) Lens Horizontal Viewing Angle : 92.7 degree
3) Vertical Viewing Angle
: 48.7 degree
4) Diagonal viewing angle
: 111.2 degree
5) Networking
: IEEE802.11b, 802.11g, 802.11n Draft
IPV4, UDP, TCP, HTTP, RTP/RTSP,
DHCP, P2P
6) Storage
: Micro SD 32GB
7) Dimension
: 114.4 x 80 mm
Spesifikasi lengkap Hardware :
Raspberry Pi yang dipilih adalah Raspberry Pi type 2 dilengkapi dengan adaptor
micro USB power supply 5 V dan 2 A, dan media penyimpanan microSD Card
dengan besar 16 GB merk Sandisk. Raspberry Pi terkoneksi dengan internet dengan
menggunakan kabel Ethernet.

Gambar 3. Sistem Raspberry Pi, Asus Zenfone 4 dan Ant IP Camera.
Diperlukan penyangga raspberry pi, smart phone dan IP Camera agar bisa
diletakkan berhadapan dengan mikroskop. Penyangga bisa berupa tongsis yang
dimodifikasi dan penyangga microphone.

Perangkat Lunak
Pada saat awal setup sistem Raspberry Pi kita memerlukan keyboard, mouse dan
monitor. Kita harus mendownload Raspbian Wheezy Linux for Raspberry Pi yang
akan kita gunakan sebagai Operating System. Image yang didownload lalu diburn
dengan menggunakan software Image Writer di Linux atau Win32DiskImager di
Windows. Setelah itu, Raspberry Pi dikonfigurasi IP Addressnya agar bisa diakses
lewat jaringan LAN atau Wifi. Selain itu kita perlu menginstall software Motion yang
akan digunakan untuk mengakses Live Video yang dicapture dari Mikroskop. Cara
mengakses software ini dilakukan lewat Web browser, maka diperlukan IP Address
Publik (bisa IP Address dinamis ataupun fix) dan port 8081 harus dibuka pada
firewall jika terletak di dalam firewall atau juga bisa diletakkan di DMZ. Selain itu bisa
menggunakan layananan Weaved sehingga tidak diperlukan setup pada router atau
firewall jaringan yang ada.
Untuk Mobile Phone Asus Zenfone 4 diakses dengan menggunakan software party
linkup Asus Smart phone dan untuk Xiao Yi Ant Camera bisa diakses dengan Xiao Yi
Camera App di Smart phone dan iSpy Camera di PC.
Cara Pengujian dan Pengukuran
Pengukuran dilakukan untuk mengukur perbedaan waktu antara mikroskop yang
sedang memfokuskan objek yang diamati dengan pengamat di sisi lokasi remote
yang melihat objek yang sama dengan nilai resolusi dan frame rate yang tetap.
Pengukuran dilakukan dengan stopwatch dengan mengukur pada awal citra mulai
diamati dan dihentikanp pada saat citra sudah stabil di layar komputer remote.
Ketika mikroskop mulai digerakkan untuk melihat objek, stopwatch mulai di tekan
start. pengamat mengamati dari komputer yang berbeda, setelah gambar yang
ditampilkan pada layar komputer stabil, stopwatch distop. Citra gambar dicapture
dengan menggunakan software snapshot. Proses ini diulang 100 kali untuk setiap
sistem telecytology yang diuji..

8. Hasil Yang Diharapkan
Perbandingan dari sisi biaya
Ditinjau dari sisi biaya diharapkan 3 (tiga) sistem telecytology ini terjangkau dengan
investasi awal sistem dibawah 1.5 juta rupiah. Sehingga bisa diaplikasikan secara
luas di Indonesia.
Perbandingan dari sisi performance :
Dari sisi performance dari sistem telecytology yang dibuat bergantung pada resolusi
kamera dan frame rate yang dipilih. Makin tinggi resolusi kamera, maka latensi bisa
semakin jelek. Selain itu tergantung juga pada bandwidth yang tersedia.
Sistem Telecytology yang menggunakan Raspberry Pi, Mobile Phone dan IP Camera
diharapkan memiliki keunggulan sebagai berikut :
1) Biaya yang relatif murah sehingga dapat diaplikasikan secara massal di seluruh
Indonesia..
2) Diperoleh latensi terbaik pada kondisi resolusi dan frame rate tertentu.

3) Mudah diaplikasikan, terutama di Indonesia yang memiliki kendala pada biaya
dan ahli patologi yang terbatas.
4) Kemampuan untuk menggunakan bandwidth yang terbatas, sehingga tidak
membebani dari sisi biaya sewa jaringan data telekomunikasi.
5) Dapat diakses secara mobile oleh cytopathologist dan timnya
Secara garis besar diharapkan untuk diperoleh manfaat dari 2 (dua) sisi dengan
implementasi sistem telecytology murah di Indonesia.
Manfaat sistem Telecytology bagi Pasien
1) Biaya yang lebih murah. Karena pasien tidak perlu harus datang ke pusat
laboratorium di kota besar untuk melakukan pemeriksaan sample jaringan.
2) Penanganan yang lebih cepat dan cermat.
Manfaat sistem Telecytology bagi Rumah Sakit
1) Untuk mengoptimalkan pelayanan sehingga penanganan kasus lebih cepat.
2) Penambahan jumlah pasien tanpa perlu menambah investasi, bisa menekan
biaya awal investasi dari sistem ini.

9. Daftar Pustaka
1. Radu Dudas BS, Christopher Vande Bussche, MD, PhD, Alex Baras, MD, PhD,
Syed Z.Ali, MD, FRCpath FIAC, Matthew T. Olson, MD, Inexpensive Telecytology
solutions that use the Rapsberry Pi and the iPhone.
2. Research and Development Team, Health Proffesional Education Quality (HPEQ)
Project, Dirjen Dikti Kemendikbud 2010, Potret Ketersediaan dan Kebutuhan
Tenaga Dokter.
3. Richard Wootton, Nivritti G Patil, Richard E Scott and Kendall Ho, Telehealth in
the Developing World.
4. Michael Thrall, Liron Pantanowitz, Walid Khalbuss, Telecytology: Clinical
applications, current challenges, and future benefits.
5. Sani Abubakar Malami, Recent Advances in Telepathology in the Developing
World
6. E. Kldiashvili, A. Burduli, G. Ghortlishvili, D. Agladze, I. Sheklashvili, The medical
information system and its application for quality assurance programs in cytology
– Georgian experience
7. Edmund S. Cibas,MD and Barbara S. Ducatman, MD, Cytology, Diagnostic Principles and Clinical Correlated. Abideen O. Oluwasola, FWACP, David Malaka,
MD, Andrey Ilyich Khramtsov, PhD, Offiong Francis Ikpatt, PhD, Abayomi Odetunde, MSc, Oyinlolu Olorunsogo Adeyanju, PhD, Walmy Elisabeth Sveen, MSb,
Adeyinka Gloria Falusi, PhD, Dezheng Huo, PhD, Olufunmilayo Ibironke Olopade, FACP, Use of Web-based training for quality improvement between a field immunohistochemistry laboratory in Nigeria and its United States–based partner institution.
8. Clovis Klock and Regina de Paula Xavier Gomes, Web conferencing systems:
Skype and MSN in telepathology.
9. Sahussapont J. Sirintrapun, Adela Cimic, Dynamic nonrobotic telemicroscopy
via skype: A cost effective solution to teleconsultation.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65