Analisis Pengaruh Fundamental dan Makroe

Analisis Pengaruh Fundamental dan Makroekonomi terhadap Harga Saham
Emiten yang Terdaftar di LQ-45 Bursa Efek Indonesia
Hesniati, SE., MM.
Prodi Management Fakultas Ekonomi
Universitas Internasional Batam
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of fundamental and macroeconomic factors in
explaining stock price on listed companies in LQ-45 Indonesia Stock Exchange (IDX). The
fundamental factors are earning per share and dividend per share. Macroeconomic factors are
gross domestic product, inflation, money supply, and exchange rate.
This study is using panel regression to explain relationship of variables in longitudinal
data. Samples used in this study are the companies listed on LQ-45 Indonesia Stock Exchange
(IDX) at least two periods and distributing dividends successive years during the period 20112015.
The results revealed that earning per share has a significant positive influence on stock
price of listed company in Indonesia. Dividend per share is significantly negative influence stock
price. The variables of gross domestic product, money supply, inflation, and exchange rate are
insignificantly influence on stock price of listed companies in LQ-45.
Keywords:
stock price, macroeconomic, fundamental, earning per share, dividend per share, gross domestic
product, interest, inflation, money supply, exchange rate


PENDAHULUAN
Investasi dalam pasar modal terdapat berbagai jenis investasi yang tersedia, seperti
obligasi, reksadana, deposito, saham, dan sebagainya. Sebagian menawarkan pengembalian dari
suku bunga dan sebagian dalam bentuk profit. Investor cenderung memilih untuk
menginvestasikan dana dengan membeli saham untuk mengejar keuntungan yang lebih besar.
Produk pasar modal yang paling banyak diminati masyarakat adalah saham. Terutama saham blue
chip, yaitu saham unggulan yang bernilai tinggi karena dianggap paling aman dan paling
menguntungkan.
,Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi beberapa krisis yang mengguncang perekonomian
global, seperti krisis subprime mortgage di Amerka Serikat pada tahun 2008 yang menyebabkan
bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar, yaitu Lehman Brothers. Dampak negatif lain yang
disebabkan subprime mortgage adalah krisis lilitan hutang di negara Uni Eropa pada tahun 2011,
indikasi default atau tidak mampu membayar obligasi yang diterbitkan oleh beberapa pemerintah
Eropa pada tahun 2012, dan belakangan ini pada tahun 2013 terjadi pengurangan kebijakan
stimulus dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed untuk perbaikan ekonomi di AS).
Isu tapering off di Amerika Serikat juga mengguncang harga saham dan obligasi di
Indonesia. Tappering off atau pengurangan kebijakan stimulus dilakukan untuk memulihkan
perekenomian Amerika Serikat dengan cara mengurangi nilai pembelian obligasi pemerintah,
mengurangi uang yang beredar, menaikkan suku bunga di Amerika Serikat diperkirakan akan
menarik dana-dana investor asing yang ditanam dalam bentuk saham di Indonesia kembali ke

Amerika Serikat sehingga harga saham dan obligasi di Indonesia akan turun.
Makroekonomi Indonesia dan global telah memberikan sentiment negatif terhadap 10
sektor saham di pasar modal Indonesia. Sepuluh sektor saham di pasar modal Indonesia hanya naik
di kisaran 2% sampai dengan 12%. Kebijakan BI mengenai down payment untuk kredit sektor
properti dan kenaikan suku bunga menjadi 7,5% mempengaruhi indeks saham sektor properti.
Indeks saham sektor properti hanya mampu naik 2,27% secara year to date. Sektor saham
pertambangan yang mendapat pengaruh paling besar dan menurun sebanyak 24,17% akibat harga
komoditas melemah dan permintaan batu bara berkurang (Liputan 6, 2013). Dari paparan di atas

1

penulis merasa penting untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor
Makroekonomi terhadap Harga Saham pada Emiten di Bursa Efek Indonesia”.
KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Somoye, Akintoye, dan Oseni (2009) melakukan pengujian harga saham pada 130
perusahaan yang terdaftar di pasar modal Nigeria dari periode 2001 sampai dengan 2007.
Penelitian tersebut meneliti harga saham dengan menggunakan faktor fundamental dan faktor
makroekonomi. Faktor fundamental yang digunakan adalah pendapatan per saham dan dividen per
saham. Faktor makroekonomi yang digunakan adalah Produk Domestik Bruto (PDB) , inflasi, suku
bunga, dan jumlah uang yang beredar.

Al-Shubiri (2010) melakukan penelitian terhadap harga saham pada 14 perbankan komersial
di Amman Stock Exchange pada periode 2005 sampai dengan 2008. Tujuan penelitian untuk
menguji pengaruh faktor mikroekonomi dan makroekonomi terhadap harga saham perbankan.
Faktor fundamental yang digunakan adalah nilai buku per saham, hasil dividen, dan pendapatan
per saham. Sedangkan faktor makroekonomi yang digunakan dalam penelitian adalah suku bunga,
inflasi, dan PDB.
Azam (2011) menganalisis perilaku dari variasi harga saham berdasarkan makroekonomi
dan variabel keuangan perusahaan di Karachi Stock Exchange. Metode penelitian tersebut
menggunakan regresi data panel dengan sampel yang terdiri dari 35 perusahaan yang membayar
dividen dari periode 2000 sampai dengan 2008. Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini
telah diidentifikasikan melalui investor institusional. Perilaku investor yang berpendidikan tinggi
dan profesional telah diobservasi melalaui survei. Mayoritas investor institusional menggunakan 2
variabel makroekonomi, yaitu suku bunga dan PDB. Sedangkan fundamental perusahaan yang
digunakan adalah dividen per saham dan pendapatan per saham.
Al-Tamimi, Alwan, dan Rahman (2011) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi harga pasar saham di Uni Emirat Arab dari tahun 1990 sampai dengan 2005.
Penelitian dilakukan pada bursa efek Uni Emirat Arab karena negara tersebut merupakan salah
satu emerging markets dan perlu dikembangkan agar dapat beroperasi secara efisien dan efektif di
lingkungan pasar saham yang berkompetitif. Harga saham ditentukan oleh permintaan dan
penawaran pasar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik dan turunnya harga saham, yaitu

fundamental perusahaan, makroekonomi, dan perilaku pasar. Hal ini mendorong peneliti
melakukan penelitian dengan menggunakan faktor fundamental dan faktor makroekonomi. Faktor
fundamental yang diteliti adalah pendapatan per saham dan dividen per saham, sedangkan faktor
makroekonomi yang diteliti adalah harga minyak, PDB. inflasi, suku bunga, dan jumlah uang
beredar.
Harga Saham
Berdasarkan Gitman (2009), terdapat beberapa pendekatan dalam mengukur nilai harga saham,
antara lain:
a.
Nilai Buku
Nilai buku per saham merupakan perhitungan nilai per saham yang diterima perusahaan bila
perusahaan menjual keseluruhan nilai buku aset dan membayar keseluruhan hutang dibagi dengan
jumlah saham yang beredar.
Nilai buku =
Nilai buku aset – Total hutang
Jumlah saham yang beredar
b.
Nilai Likuidasi
Nilai likuidasi adalah nilai saham yang diterima perusahaan bila aset perusahaan dijual sesuai nilai
pasar dan dikurangi dengan keseluruhan hutang dan dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Nilai likuidasi = Nilai pasar aset – Total hutang
Jumlah saham yang beredar
c.
Pendekatan Price/Earning Ratio
PER mencerminkan apresiasi investor terhadap setiap dolar dari keuntungan perushaaan.
Pendekatan PER merupakan teknik yang popular dalam mengestimasi nilai saham perusahaan
dengan mengkalikan pendapatan per saham perusahaan dengan PER rata-rata industri.
Nilai pasar saham = Pendapatan per saham X PER rata-rata industri

2

Pengaruh Antara Pendapatan Per Saham dengan Harga Saham
Pendapatan per saham berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham karena
pendapatan per saham merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi harga saham
perusahaan (Somoye et al., 2009). Pendapatan per saham merefleksikan arus kas masa depan dan
pengembalian investasi investor sehingga pendapatan per saham dan harga saham mempunyai
hubungan yang positif (Al-Tamimi et al., 2011).
Hasil penelitian Khan et al. (2011) bahwa pendapatan per saham berpengaruh signifikan
positif terhadap harga saham perusahaan. Karena pendapatan per saham merupakan indikator
dalam pengukuran profitabilitas sebuah perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian dari Hadi (2005), Al-Shubiri (2010), Shamki dan Rahman (2011), Al-Dini et al. (2011),
Azam (2011), Alfaraih dan Alanezi (2011), Dastgir et al. (2011), Kouser dan Azeem (2011),
Glezakos et al. (2012), Gill et al. (2012), Nisa dan Nishat (2012), Aamir et al. (2012), Uddin et al.
(2013), dan Almumani (2014).
Sedangkan penelitian Modugu et al. (2012) menyatakan bahwa pendapatan per saham
mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap harga saham. Agu et al. (2012) yang meneliti
saham perbankan menjelaskan bahwa meskipun pedapatan per saham perusahaan menurun
ataupun menjadi negatif, tetapi perusahaan tetap membayar dividen sehingga investor tetap
menginvestasikan dana kepada perusahaan tersebut.
Pengaruh Antara Dividen Per Saham dengan Harga Saham
Dividen merupakan faktor yang paling mempengaruhi harga saham karena investor
menganggap bahwa perusahaan tersebut memiliki peluang investasi. Investor lebih memilih
menginvestasikan dananya ke saham yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi (Agu et al.,
2012).
Sharma (2011) pada penelitiannya menyatakan dividen per saham berpengaruh signifikan
positif terhadap harga saham. Karena dividen per saham merupakan faktor yang dominan dalam
mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian Hadi (2005), Somoye et al. (2009), Nirmala et al.
(2011), Khan (2012), Dawar (2012), Modugu et al. (2012), Kalunda dan Haryati (2012), dan
Malhotra (2013) juga menyebutkan bahwa dividen per saham berpengaruh signifikan positif
terhadap harga saham.

Sedangkan Al-Dini et al. (2011) menyatakan bahwa dividen per saham mempunyai
hubungan yang negatif terhadap harga saham pada Iran Khodro. Almumani (2014) pada
penelitiannya mendapatkan dividen per saham tidak signifikan mempengaruhi harga saham. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa pendapatan dan dividen mempunyai hubungan kausal yang jangka
pendek sehingga dividen itu tidak mempunyai kekuatan dalam memprediksi pendapatan masa
depan.
Pengaruh Antara Produk Domestik Bruto dengan Harga Saham
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. PDB
memperhitungkan total ekonomi yang dihasilkan oleh warga negara yang berdomisili di negara
tersebut (Mankiw, 2008). Tingkat PDB merupakan indikator yang sangat signifikan terhadap
perubahan harga saham karena tingkat PDB yang akan datang mempengaruhi harga saham yang
sekarang dan perubahan harga saham ini mempengaruhi tingkat PDB yang akan datang. Hasil
penelitian Azam (2011) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara tingkat PDB
terhadap harga saham.
Penelitian Al-Shubiri (2010) menyatakan bahwa PDB mempunyai pengaruh signifikan
positif terhadap harga saham di Jordania. Somoye et al. (2009) membuktikan PDB mempunyai
pengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Kenaikan pada tingkat PDB dapat
mempengaruhi tingkat kenaikan pada harga saham (Khan, 2012). Hasil penelitian tersebut
konsisten dengan Sohail dan Hussain (2009), Al-Tamimi (2011), Hsing (2011), Nisa dan Nishat

(2012), dan Zafar (2013). Tingkat PDB mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham juga
dibuktikan oleh Naik (2013). Semakin tingginya tingkat PDB menandakan bahwa semakin banyak
yang diproduksi oleh industri negara tersebut dan meningkatkan laba industri sehingga semakin
tinggi investor menilai harga saham pada industri tersebut.
Agu et al. (2012) pada penelitiannya menceritakan PDB dapat berpengaruh negatif
terhadap harga saham. Harga saham bank menurun ketika terjadi peningkatan PDB. Kemungkinan

3

yang terjadi adalah keseluruhan ekonomi hanya mempengaruhi beberapa sektor sedangkan sektor
yang lain bersikap stagnan. Hasil penelitian Osisanwo dan Atanda (2012) menyatakan bahwa PDB
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Nigeria. Hasil
penelitian konsisten dengan Al-Qudah (2012) dan Eita (2012).
Pengaruh Antara Jumlah Uang Beredar dengan Harga Saham
Jumlah uang beredar merupakan kuantitas uang yang beredar di pasar. Jumlah uang yang
beredar adalah total dari currency ditambah dengan demand (checking account). Karena jumlah
uang yang beredar termasuk dalam demand deposit, jadi sistem perbankan memainkan peranan
yang penting (Mankiw, 2008). Berdasarkan penghitungan jumlah permintaan uang di masyarakat,
uang dapat dibedakan dengan M0, M1, M2, M3. M0 terdiri dari uang kartal (uang kertas dan uang
logam yang dipegang masyarakat). M1 merupakan M0 ditambah dengan demand deposit

(tabungan yang dimiliki masyarakat dan dapat dicairkan sewaktu-waktu bila dibutuhkan). M2
adalah M1 ditambah dengan time deposit (tabungan, deposito berjangka, dan sejenisnya yang
memiliki waktu jatuh tempo dan tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu bila dibutuhkan). M3 adalah
M2 ditambah dengan deposito jangka panjang, meliputi dana-dana institusional yang ada di pasar
uang.
Jumlah uang yang beredar mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap harga
saham dibuktikan oleh Al-Tamimi et al. (2011). Hal ini dapat dijelaskan dari stimulus ekonomi
dipengaruhi oleh pertumbuhan uang semakin tinggi laba yang didapatkan perusahaan
mencerminkan arus kas yang meningkat sehingga dapat mendorong investor untuk berinvestasi
pada perusahaan tersebut. Penelitian Alatiqi dan Fazel (2008) menyatakan bahwa jumlah uang
yang beredar mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap harga saham. Naik (2013)
menjelaskan jumlah uang yang beredar berpengaruh positif terhadap harga saham karena kuantitas
uang yang beredar dapat meningkatkan stimulus ekonomi sehingga harga saham juga akan naik.
Hasil penelitian tersebut konsisten dengan Sohail dan Hussain (2009), Nisa dan Nishat (2012), dan
Eita (2012).
Maswere dan Kaberuka (2013) pada penelitiannya menyimpulkan bahwa jumlah uang yang
beredar mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap harga saham secara jangka panjang.
Sedangkan hasil penelitian Osisanwo dan Atanda (2012) membuktikan jumlah uang yang beredar
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Antara Inflasi dengan Harga Saham

Inflasi merupakan persentase perubahan Consumer Price Index (CPI) pada jangka waktu
tertentu. CPI merupakan perhitungan dari keseluruhan biaya atas barang dan jasa yang dibeli oleh
konsumen (Mankiw, 2008). Inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap harga
saham. Hal ini dijelaskan oleh Al-Tamimi et al. (2011) bahwa jika harga barang dan jasa, gaji,
dan biaya-biaya lain berubah sesuai dengan perubahan tingkat inflasi, sehingga harga saham juga
dipengaruhi oleh laba operasi perusahaan.
Naik (2013) menjelaskan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang negatif signifikan
terhadap harga saham karena semakin tinggi inflasi dapat mendorong kenaikan biaya-biaya
produksi. Naiknya biaya-biaya produksi dapat mengurangi profitabilitas dana tingkat aktivitas
ekonomi sehingg harga saham menjadi rendah. Hasil penelitian tersebut konsisten denga hasil
penelitian Sohail dan Hussain (2009), Al-Shubiri (2010), Hsing (2011), Nisa dan Nishat (2012),
dan Eita (2012). Maswere dan Kaberuka (2013) menyatakan bahwa inflasi mempunyai pengaruh
yang signifikan positif terhadap harga saham. Hal ini dianggap bahwa ekuitas merupakan hedging
yang paling baik untuk melindungi nilai dari inflasi. Sedangkan hasil penelitian Osisanwo dan
Atanda (2012) bertolak belakang dan menyatakan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap harga saham. Penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian Al-Qudah
(2012) dan Ullah et al. (2014).
Pengaruh Antara Kurs dengan Harga Saham
Kurs atau exchange rate merupakan tingkat dimana seseorang dapat membeli barang dan
jasa dengan nilai mata uang negara yang berbeda. Nilai mata uang dikatakan apresiasi bila nilai

mata uang domestik dapat membeli lebih banyak mata uang asing. Sedangkan depresiasi mata
uang terjadi jika nilai mata uang domestik membeli lebih sedikit daripada nilai mata uang asing
(Mankiw, 2008). Penelitian Somoye et al. (2009) menyatakan bahwa kurs berpengaruh negatif
terhadap harga saham. Hal ini dapat dijelaskan bahwa investor lokal dan asing cenderung

4

menginvestasikan dana pada saat nilai pertukaran mata uang sangat tinggi terhadap nilai mata uang
asing, sehingga pada saat nilai mata uang asing sedang tinggi, investor lokal akan takut dan
mengurangi kekuatan pembelian nilai mata uang asing sedangkan investor akan memperkuat daya
beli mata uang lokal. Hasil penelitian Eita (2012) juga menyebutkan kurs berpengaruh negatif
signifikan dengan harga pasar saham.
Haque dan Sarwar (2012) pada penelitiannya menjelaskan kurs mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap harga saham. Pengaruh tersebut menginterpretasikan depresiasi nilai
mata uang mendorong harga barang ekspor menjadi lebih murah untuk pasar internasional
sehingga ekspor meningkat dan dapat meningkatkan pengembalian saham bagi perusahaan
eksportir. Hasil penelitian Osisanwo dan Atanda (2012) menyatakan bahwa kurs berpengaruh
positif signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Sohail dan Husain (2009), Maswere dan Kaberuka (2013), dan Ullah et al. (2014). Sedangkan
penelitian Naik (2013), kurs mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian tersebut juga konsisten dengan hasil penelitian Izedonmi dan Abdullahi (2011).
Perumusan Hipotesis
H1: Pendapatan per saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada emiten LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia.
H2: Dividen per saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada emiten LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia.
H3: Produk domestik bruto berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada emiten LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia.
H4: Jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada emiten LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia.
H5: Inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada emiten LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia.
H6: Kurs berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada emiten LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia.

RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena tujuan dari penelitian ini adalah
pengembangan dan evaluasi terhadap konsep-konsep teoritis. Penelitian ini berupa persoalan yang
bersifat teoritis dan tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan penentuan kebijakan,
tindakan atau kinerja tertentu (Indriantoro & Supomo, 2002).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian historis ( historical
research) dan kausal komparatif (causal comparative research). Penelitian historis merupakan
penelitian terhadap data-data perusahaan di masa lalu. Sedangkan penelitian kausal merupakan
penelitian terhadap hubungan sebab akibat antara pendapatan per saham, dividen per saham, PDB,
jumlah uang yang beredar, inflasi, dan kurs terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar
di LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian yang akan diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di LQ-45 pada
Bursa Efek Indonesia (BEI). Objek penelitian meliputi laporan keuangan tahunan (annual
financing reporting ) dari perusahaan-perusahaan Indonesia dan statistik makroekonomi pada tahun
2011 sampai tahun 2015. Horison waktu dalam penelitian ini adalah studi cross sectional, yaitu
studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subjek yang diteliti dalam kurun waktu
tertentu dan studi time series yang lebih ditekankan pada data penelitian berupa data rentetan
waktu (Indriantoro & Supomo, 2002). Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah sampel
nonprobabilitas yang artinya tidak semua perusahaan mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi sampel dengan cara purposive sampling, yaitu memilih sampel secara tidak acak
dan memiliki tujuan atau target tertentu (Indriantoro & Supomo, 2002).
Kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sejak tahun 2011 dan masih beroperasi sampai dengan tahun 2015.

5

2.

Perusahaan terdaftar di LQ-45 selama 2 periode dan membayar dividen berturut-turut setiap
tahun selama 5 tahun kepada pemegang saham pada tahun 2011 dan 2015.
3.
Memiliki data laporan keuangan yang lengkap dan berakhir pada tanggal 31 Desember..
Variabel Dependen
Harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga
saham yang dipakai adalah harga saham penutupan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
Variabel Independen
1. Pendapatan Per Saham (EPS) =
Laba yang tersedia untuk pemegang saham
Jumlah saham yang beredar
Sumber: Gitman (2006).
2. Dividen Per Saham (DPS) =
Dividen tunai
Jumlah saham yang beredar
Sumber: Gitman (2006).
3. Produk Domestik Bruto (PDB): Nilai PDB yang digunakan merupakan harga konstan PDB
sesuai dengan hasil dari Badan Pusat Statistik Indonesia.
4. Jumlah uang beredar (M2): Jumlah uang beredar adalah broad money atau lebih dikenal
sebagai M2 (uang kartal dan giral ditambah dengan deposito berjangka). Jumlah uang beredar
yang digunakan berasal dari Bank Indonesia.
5. Inflasi (INF): Tingkat inflasi yang digunakan dari sumber Bank Indonesia.
6. Kurs (KURS): Kurs yang digunakan adalah kurs tengah pada akhir tahun dengan sumber dari
Bank Indonesia.
Regresi Panel Data
Tiga metode yang dapat digunakan dalam regresi panel data untuk menentukan pemodelan
dalam penelitian adalah Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random
Effect Model (REM). Dari ketiga metode akan dilakukan pemilihan model terbaik dengan bantuan
Uji Chow dan Uji Hausman (Ariefianto, 2012).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data-data tersebut
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan pada periode 2011 sampai dengan 2015 yang terdaftar
di LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia dengan criteria terdaftar sebanyak 2 periode di LQ-45 dan
membayar dividen berturut-turut selama 5 tahun. Jumlah sampel di Bursa Efek Indonesia yang
memenuhi kriteria sebanyak 184 data observasi.
Tabel 4.1
Jumlah Perusahaan Indonesia yang Dijadikan Sebagai Sampel
Keterangan
Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 tahun 2011
40 perusahaan
Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 tahun 2012
39 perusahaan
Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 tahun 2013
42 perusahaan
Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 tahun 2014
40 perusahaan
Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 tahun 2015
43 perusahaan
Total data observasi
184 sampel
Sumber: Data sekunder diolah (2016).

6

Uji Deskriptif
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Bursa Efek Indonesia
N

Mean

Harga Saham

184

8.830,0652

Std.
Deviation
12.166,5612

Maximum

Minimum

74.000,00

285,00

EPS

184

532,6533

740,1135

4.393,1421

-325,1162

DPS

184

256,9557

386,7310

2.478,00

4,3300

GDP

184

15,9830

0,0601

16,0622

15,8939

M2

184

15,5683

0,0705

15,6577

15,4590

INF

184

0,0570

0,0229

0,0838

0,0335

KURS

184

11.561,4837

1.770,5658

13.795,00

9.068,00

Sumber: Data sekunder diolah (2016).
Uji Chow (Pooled Least Square versus Fixed Effect Model )
Uji Chow digunakan untuk memilih metode antara PLS dan FEM. Kriteria yang digunakan
dalam pemilihan metode adalah nilai probabilitas pada Cross-section Chi-square diatas 0,05, maka
metode yang digunakan adalah PLS, tetapi jika nilai probabilitas Cross-section Chi-square
dibawah 0,05, maka akan dilanjutkan dengan Uji Hausman.
Tabel 4.3
Hasil Uji Chow
Effects Test

Statistic

d.f.

Prob.

Cross-section F
Cross-section Chi-square

7,976037
204,365872

-36,141
36

0,0000
0,0000

Sumber: Data sekunder diolah (2016)
Uji Hausman (Fixed Effect Model versus Random Effect Model )
Uji Hausman digunakan untuk memilih metode FEM dan REM. Kriteria yang digunakan
pada penelitian ini adalah nilai probabilitas pada Cross-section random diatas 0,05 maka akan
metode yang digunakan adalah REM, tetapi jika nilai probabilitas pada Cross-section random
dibawah 0,05 maka metode yang digunakan adalah FEM.
Tabel 4.4
Hasil Uji Hausman
Test Summary

Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

Cross-section random

15,598278

6

0,0161

Sumber: Data sekunder diolah (2016).
Uji F
Hasil uji F dengan signifikansi sebesar 0,00000 menunjukkan bahwa semua variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara simultan.
Tabel 4.5
Hasil Uji F
Variabel Dependen
F
Sig.
Kesimpulan
Harga Saham
46,25096
0,000000
Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah (2016).

7

Uji t

Variable

Coefficient

Tabel 4.6
Hasil Uji t
Std. Error
t-Statistic

Prob.

Kesimpulan

C
-701808,0
1070912.
-0,655337
0,5133
EPS
12,90491
0,699263
18,45502
0,0000
Signifikan
DPS
-3,574120
1,391309
-2,568891
0,0112
Signifikan
GDP
95513,59
197270,7
0,484175
0,6290 Tidak Signifikan
M2
-52224,32
134866,2
-0,387231
0,6992 Tidak Signifikan
INF
12252,01
21686,52
0,564960
0,5730 Tidak Signifikan
KURS
-0,827302
1,545074
-0,535445
0,5932 Tidak Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah (2016)
Persamaan regresi yang terbentuk berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4.7 untuk model regresi di
Indonesia adalah sebagai berikut:
Harga Saham = -701808,0 + 12,90491EPS - 3,574120DPS + 95513,59 PDB - 52224,32M2 +
12252,01INF - 0,827302KURS + e
Variabel EPS atau pendapatan per saham memiliki koefisien regresi sebesar 12,90491
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000. Hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel
pendapatan per saham sebesar satu akan meningkatkan nilai harga saham sebesar 12,90491.
Tingkat signifikansi tersebut menunjukkan bahwa variabel pendapatan per saham memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Pendapatan per saham menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih kepada
pemegang saham. Kesimpulan dari hasil uji t terhadap hipotesis pertama diterima.
Variabel DPS atau dividen per saham memiliki koefisien regresi sebesar -3,574120 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,0112. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel dividen per saham
memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap harga saham. Hal ini juga menandakan setiap
peningkatan nilai variabel dividen per saham sebesar satu akan menurunkan nilai harga saham
sebesar 3,574120. Dividen per saham memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap harga saham
karena semakin tinggi dividen yang dibagikan berarti semakin banyak laba yang digunakan untuk
pembagian dividen dan laba untuk ekspansi perusahaan menjadi sedikit, maka investor cenderung
akan menjual saham nya sehingga harga saham mengalami penurunan. Kesimpulan dari hasil uji t
terhadap hipotesis kedua diterima.
Variabel PDB atau Produk Domestik Bruto memiliki koefisien regresi sebesar 95513,59
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,6290. Hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel PDB
sebesar satu akan meningkatkan nilai harga saham sebesar 95513,59. Tingkat signifikansi tersebut
menunjukkan bahwa variabel PDB memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.
PDB mengambarkan keadaan perekonomian sebuah negara, sehingga semakin tinggi PDB
mengambarkan semakin banyak barang dan jasa yang diproduksi sebuah negara dan menandakan
keadaan perekenomian yang bagus. Akan tetapi, kemungkinan karena PDB di Indonesia masih
kurang stabil sehingga investor tidak menggunakan PDB sebagai patokan dalam berinvestasi.
Kesimpulan dari hasil uji t terhadap hipotesis ketiga ditolak.
Variabel M2 atau jumlah uang beredar memiliki koefisien regresi sebesar -52224,32
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,6992. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel jumlah
uang beredar memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien regresi
tersebut menandakan setiap peningkatan nilai variabel jumlah uang beredar sebesar satu akan
menurunkan nilai harga saham sebesar 52224,32. Dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya
uang yang beredar di Indonesia tidak terlalu mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan
aktivitas jual beli saham. Kesimpulan hasil uji t hipotesis keempat ditolak.
Variabel INF atau inflasi memiliki koefisien regresi sebesar 12252,01 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,5730. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel inflasi memiliki pengaruh
tidak signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien regresi tersebut menandakan setiap
peningkatan nilai variabel inflasi sebesar satu akan meningkatkan nilai harga saham sebesar
12252,01. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham kemungkinan karena faktor

8

makroekonomi Indonesia yang kurang stabil sehingga tidak menjadi patokan bagi para investor.
Kesimpulan dari uji t terhadap hipotesis kelima ditolak.
Variabel kurs memiliki koefisien regresi sebesar -0,827302 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,5932. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel kurs memiliki pengaruh tidak
signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien regresi tersebut menandakan setiap peningkatan
nilai variabel kurs sebesar satu akan menurunkan nilai harga saham sebesar 0,827302. Kurs
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham dimungkinkan karena keputusan
investor lebih berpatokan terhadap faktor fundamental perusahaan dibandingkan dengan faktor
makroekonomi Indonesia yang masih kurang stabil. Hasil kesimpulan uji t terhadap hipotesis
keenam ditolak
Goodness of Fit Model
Hasil pengujian Adjusted R2 disajikan pada Tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Adjusted R Square
Adjusted R
Variabel Dependen
R Square
Square
Harga Saham
0,932327
0,912169
Sumber: Data sekunder diolah (2016).
Pada Tabel 4.8 di atas, model regresi menunjukkan nilai R Square sebesar 0,932327.
Nilai adjusted R Square untuk model regresi harga saham adalah 0,912169. Hal ini berarti variabel
harga saham dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan per saham, dividen per saham, PDB,
jumlah uang beredar, inflasi, dan kurs sebesar 91,22%. Sisanya sebesar 8,78% dijelaskan oleh
faktor lain di luar model.

9

KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan paparan pada bab-bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk meneliti
pengaruh faktor fundamental dan faktor makroekonomi terhadap harga saham perusahaan LQ-45
di BEI. Faktor fundamental terdiri dari pendapatan per saham dan dividen per saham. Faktor
makroekonomi yang diteliti, yaitu PDB, jumlah uang beredar, inflasi, dan kurs.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa variabel dari faktor fundamental berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Pendapatan per saham berpengaruh positif terhadap harga saham
pada emiten di Bursa Efek Indonesia. Dividen per saham memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap harga saham pada emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
Faktor-faktor makroekonomi yang diteliti pada penelitian ini, yaitu PDB, jumlah uang
beredar, inflasi, dan kurs tidak memiliki pengaruh siginifikan terhadap harga saham. Faktor
makroekonomi tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Indonesia dikarenakan faktor
makroekonomi Indonesia yang kurang stabil sehingga tidak menjadi pertimbangan bagi investor
untuk berinvestasi pada emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
Keterbatasan
1.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas, yaitu sampel
perusahaan Indonesia yang memenuhi kriteria hanya 184 data karena penulis ingin menguji
pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham. Sehingga data yang ditelitikan
memerlukan komponen dividen dan tidak semua perusahaan yang dapat dijadikan sampel
dalam penelitian ini karena tidak setiap perusahaan membagikan dividen secara 6 tahun
berturut-turut.
2.
Terbatasnya sampel perusahaan karena periode pengamatan yang digunakan adalah 6 tahun
dengan horison waktu 2011 sampai dengan 2015 karena penggunaan rentang waktu yang
lebih panjang akan mengakibatkan berkurangnya jumlah perusahaan yang memenuhi
kriteria sebagai sampel penelitian.
3.
Jumlah sampel nilai makroekonomi yang diuji terbatas karena nilai rasio keuangan diambil
dari laporan tahunan sehingga nilai makroekonomi yang digunakan juga mengikuti nilai
akhir tahun, padahal nilai makroekonomi di Indonesia kurang stabil dan fluktuatif.
Rekomendasi
1.
Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian, yaitu menambah
tahun pengamatan. Hal ini disarankan agar hasil penelitian yang diperoleh lebih akurat
dalam mencerminkan kondisi harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2.
Pemisahan analisis faktor fundamental dan faktor makroekonomi agar hasil penelitian
terhadap faktor makroekonomi lebih detil dan tidak bias.
Implikasi Manajerial
Investor
Implikasi bagi investor adalah investor sehendaknya memilih untuk menginvestasi dananya
dengan mempertimbangkan rasio keuangan perusahaan, antara lain pendapatan per saham yang
mempunyai pengaruh yang positif bagi harga saham perusahaan. Sedangkan dividen per saham
yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap harga saham perusahaan.
Meskipun nilai makrorekonomi Indonesia sering berfluktuasi, namun hal ini tidak begitu
mempengaruhi harga saham perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fundamental yang
kuat mencerminkan finansial perusahaan yang baik.
Emiten
Implikasi bagi emiten adalah sebaiknya manajemen selalu memperhatikan dan mengontrol
profitabilitas perusahaan (pendapatan) dan kebijakan dividen yang telah ditetapkan. Perusahaan
akan dinilai lebih baik oleh investor jika mengalami peningkatan profitabilitas dan kebijakan
dividen yang tetap sehingga lebih menarik investor untuk melakukan investasi jangka panjang.
Pemerintah
Implikasi bagi pemerintah adalah pemerintah sebaiknya mengawasi nilai makroekonomi
yang kurang stabil di Indonesia. Nilai makroekonomi di Indonesia mempunyai pergerakan yang

10

searah karena nilai makroekonomi saling berhubungan. Meskipun hasil penelitian menunjukkan
semua variabel makroekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham,
tetapi hasil penelitian menunjukkan hubungan jumlah uang beredar dan kurs negatif dengan harga
saham, sedangkan PDB dan inflasi mempunyai hubungan yang positif terhadap harga saham.
DAFTAR PUSTAKA
Aamir, M., Khan, K. I., & Rehan, F. M. (2012). Stock Market Prices and Performance of Textile
Industry of Pakistan in Last Five Years – An Evidence of EMH. Mediterranean Journal of
Social Sciences ISSN 2039-2117 Vol.3 No. 3 September 2012.
Agu, D. O., Manasseh, C. O., & Aneke, G. C. (2012). The Relative Importance of Macro and
Firm-Level Fundamentals to Nigerian Stocks’ Price: Lessons for other Emerging Markets.
Journal of Economics and Sustainable Development ISSN 2222-2855 Vol.3 No. 14 2012.
Alatiqi, S., & Fazel, S. (2008). Can Money Supply Predict Stock Prices? Journal for Economic
Educators Vol.8 No. 2 Fall 2008.
Alfaraih, M., & Alanezi, F. (2011). The Usefulness Of Earnings and Book Value For Equity
Valuation To Kuwait Stock Exchange Participants. International Business and Economics
Research Journal, Vol. 10, No.1, (2011).
Almumani, M. A. (2014). Determinants of Equity Share Prices of the Listed Banks in Amman
Stock Exchange: Quantitative Approach. International Journal of Business and Social
Science Vol. 5 No. 1 January 2014.
Al-Deehani, T. M. (2005). The Determinants of Stock Price in the Kuwait Stock Exchange: An
Extreme Bound Analysis. Investment Management and Financial Innovation No.3 2005.
Al-Dini, S. H. M., Dehavi, H. D., Zarezadeh, E., Armesh, H., Manafi, M., & Zraezadehand, S.
(2011). Fitting the Relationship between Financial Variables and Stock Price through Fuzzy
Regression Case Study: Iran Khodro Company. International Journal of Business and
Social Science, Vol. 2, No. 11, June 2011.
Al-Qudah, L. A. M. (2012). The Factors that affect shares’ Return in Amman Stock Market.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business October 2012 Vol.4 No.
6.
Al-Shubiri, F. N. (2010). Analysis the Determinants of Market Stock Price Movements: An
Empirical Study of Jordanian Commercial Banks. International Journal of Business and
Management Vol. 5 No.10 October 2010.
Al-Tamimi, H. A., Alwan, A. A. & Abdel Rahman, A. A. (2011). Factors Affecting Stock Prices
in UAE Financial Markets. Journal of Transnational Management, 16 (1), pp. 3-19.
Ariefianto, D. (2012). Ekonometrika, Esensi dan aplikasi dengan menggunakan Eviews. Jakarta:
Erlangga.
Azam, M. (2011). Stock Price Variation Regarding Macro-Economic and Firm-Specific
Accounting Variables: Evidence from Karachi Stock Exchange. International Research
Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 81 (2011).
Dastgir, M., Ebrahimi, M., & Mazaheri, E. (2011). Comparing the Model of Stock Valuation:
Evidence from Iranian Companies. International Research Journal of Finance and
Economics ISSN 1450-2887 Issue 73 (2011).
Dawar, V. (2012). Determinant of Share Prices in Indian Auto Industry. Intermational Journal of
Computing and Business Research (UCBR) ISSN (online): 2229-6166 Vol. 3 Issue 3
September 2012.
Eita, J. H. (2012). Modelling Macroeconomic Determinants Of Stock Market Prices: Evidence
From Namibia. The Journal of Applied Business Research – September/October 2012
Volume 28, Number 5.
Gill, A., Biger, N., & Mathur, N. (2012). Determinants of Equity Share Price Evidence from
American Firm. International Research Journal of Finance and Economics Issue 90
(2012), ISSN 1450-2887.
Gitman, L. J. (2009). Principles of Managerial Finance, twelfth edition. United States: Pearson
Education, Inc.

11

Glezakos, M., Mylonakis, J., & Kafouros, C. (2012). The Impact of Accounting Information on
Stock Prices: Evidence from the Athens Stock Exchange. International Journal of
Economics and Finance , Vol. 4 No. 2, February 2012.
Habib, Y., Kiani, Z. I., & Khan, M. A. (2012). Dividend Policy and Share Price Volatility:
Evidence from Pakistan. Global Journal of Management and Business Research. Vol. 12
Issue 5 ISSN 2249-4588.
Hadi, M. M. (2005). Market Reaction to Accounting Numbers: Kuwait Evidence. European
Journals of Economics, Finance, and Administrative Sciences, Vol. 2, No. 1, ISSN 14502275.
Haque, A., & Sarwar, S. (2012). Macro-Determinants of Stock Return in Pakistan. Middle-East
Journal of Scientific Research 12 (4): 504-510, 2012 ISSN 1990-9233.
Hsing, Y. (2011). Macroeconomic Determinants of the Stock Market Index and Policy
Implications: The Case of a Central European Country. Eurasian Journal of Business and
Economics 2011, 4 (7), 1-11.
Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Izedonmi, P. F., & Abdullahi, I. B. (2011). The Effects of Macroeconomic Factors on the Nigerian
Stock Returns: A Sectoral Approach. Global Journal of Management and Business
Research Vol. 11 Issue 7 July 2011.
Kalunda., E. C., & Haryati. S. (2012). Determinants of Stock Prices in Dhaka Stock Exchange
(DSE), Bangladesh. European Journal of Developing Country Studies , Vol.13 2012 ISSN
(paper) 2668-3385 ISSN (online) 2668-3687.
Khan, K., I., Aamir. M., Qayyum. A., & Nasir. A. (2011). Can Dividend Decision Affect the Stock
Prices: A Case of Dividend Paying Companies of KSE. International Research Journal of
Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 76 (2011).
Khan, M. N. (2012). Determinants of Share Prices at Karachi Stock Exchange. International
Journal of Business and Management Studies, Vol. 4, No. 1, 2012 ISSN 1309-8047.
Kouser, R., & Azeem, M. (2011). Relationship of Share Price with Earnings and Book Value
Equity: Paramount Impact of IFRS Adoption in Pakistan. Economics and Finance Review
Vol.1(8), pp. 84-92, October, 2011.
Liputan 6. (2013). Kinerja IHSG Kurang Memuaskan pada 2013.
http://bisnis.liputan6.com/read/787010/kinerja-ihsg-kurang-memuaskan-pada-2013 tanggal
akses 20 Maret 2014.
Malhotra, N. (2013). Determinants of Stock Prices: Empirical Evidence from NSE 100
Companies. International Journal of Research in Management & Technology (IJRMT),
ISSN: 2249-9563 Vol. 3, No.3, June 2013.
Mankiw, N. G. (2008). Principles of Economics fifth edition . Canada: South-Western Cengage
Learning.
Maswere. C., & Kaberuka, W. (2013). Determinants of Stock Market Price on Uganda Securities
Exchange. International Journal of Advanced Research (2013) Vol.1 Issue 4 pp.360-377.
Modugu, P. K., Okafor, C., & Nosa, O. (2012). Price Level Changes and Financial Accounting
Measurement: Empirical Evidence from Nigeria. Journal of Management and Corporate
Governance, Vol. 4, June 2012, ISSN 2277-0089.
Naik, P. K. (2013). Does Stock Market Respond to Economic Fundamentals? Time-series
Analysis from Indian Data. Journal of Applied Economics and siBusiness Research
(JAEBR), 3(1): 34-50 (2013).
Nirmala, P. S., Sanju. P. S., & Ramachandran. M. (2011). Determinants of Share Prices in India.
Journal of Emerging Trends in Economics and Management sciences (JETEMS) 2 (2):
124-130.
Nisa, M., & Nishat, M. (2012). The Determinants of Stock Price in Pakistan. Asian Economic and
Financial Review, 1 (4), pp. 276 – 291.
Osisanwo, B. G., & Atanda, A. A. (2012). Determinants of Stock Market Returns in Nigeria: A
Time Series Analysis. African Journal of Scienctific Research Vol.9 No. 1 (2012).

12

Shamki, D., & Rahman, A. A. (2011). Net Income, Book Value, and Cash Flows: The Value
Relevance in Jordanian Economic Sectors. International Journal of Business and Social
Research (IJBSR), Vol.1, No.1, December 2011.
Sharma, S. (2011). Determinants of Equity share Prices in India. International Referceed Research
Journal Vol.-II, Issue 4, Oct 2011 (51).
Sohail, N., & Hussain, Z. (2009). Long-Run and Short-Run Relationship Between Macroeconomic
Variables and Stock Prices in Pakistan. The Case of Lahore Stock Exchange. Pakistan
Economic and Social Review Vol. 47 No. 2 pp. 183-198.
Somoye, R. O. C., Akintoye, I. R., & Oseni, J. E. (2009). Determinants of Equity Prices in the
Stock Market. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887
Issue 30 (2009).
Uddin. M. R., Rahman, S. M. Z., & Hossain, M. R. (2013). Determinants of Stock Prices in
Financial Sector Companies in Bangladesh- A Study on Dhaka Stock Exchange (DSE).
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business July 2013 Vol.5 No. 3.
Ullah, F., Hussain, I., & Rauf, A. (2014). Impact of Macroekonomy on Stock Market: Evidence
From Pakistan. International Journal of Management and Sustainability, 2014, 3(3): 140146.
Zafar, M. (2013). Determinant of Stock Market Performance in Pakistan. Interdisciplinary Journal
of Contemporary Research in Business January 2013 Vol. 4 No.9.

13

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65