URGENSI LITERATUR KEUANGAN INVESTASI SAH (1)

URGENSI LITERATUR KEUANGAN INVESTASI SAHAM SYARIAH
PADA PASAR MODAL DI INDONESIA
The Urgency of Financial Stock Investment Literature on Sharia Capital Market in
Indonesia

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Zein Muttaqin, S.E.I., M.A.

disusun oleh :

Nama
NIM
Ridha Rusyda Marhan 14423097
Muhammad Hafizh
14423175

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA

2016

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

‫ي ه فل‬

،‫سيىا ت أع ال ا‬

ْ‫أش أ َ ح َ ًا ع‬
‫ال ي‬

‫شر ر أ فس ا‬

‫باه‬

‫ع‬


‫ستغفر‬

‫ستعي‬

‫إ َ الح ل ح‬

‫ أش أ ا إل إاَ ه ح ا شريك ل‬. ‫يض ل فل اد ل‬
‫تْع بإحسا إل ي‬

ْ‫صح‬

‫آل‬

‫ع‬

َ‫ح‬

‫ض َل ل‬

‫ ال َ َ صل ع‬. ‫رس ل‬


Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta Alam dan Shalawat serta
salam tetap dijunjungan pada nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan makalah ini sebagai dari syarat memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia maka pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Urgensi Literatur
Keuangan Investasi Saham Syariah pada Pasar Modal di Indonesia”.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya, pemakalah menyadari bahwa sepenuhnya
dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari dosen
pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia Zein Muttaqin S.E.I., M.A. serta teman – teman
sekalian, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Akhir kata, pemakalah menyadari bahwa sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah sangat
mengharapkan saran, kritik dan petunjuk yang membangun dari berbagai pihak untuk
memperbaiki dan melengkapi penyusunan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah pemakalah buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan
informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi Mahasiswa/I Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia.
Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.


Yogyakarta, 1 Desember 2016
Pemakalah

Ridha Rusyda Marhan
dan Muhammad Hafizh

i

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 – 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bursa Efek Indonesia Mensosialisasikan Investasi Saham Syariah Kepada

Masyarakat ......................................................................................................... 3 – 7
2.2 Strategi Bursa Efek Indonesia dalam Meningkatkan Investor Saham Syariah pada
Pasar Modal di Indonesia ................................................................................... 8 – 9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ................................................................................................................. 10
3.2 Saran ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia satu dari negara muslim terbesar didunia merupakan pasar yang besar untuk
mengembangkan industri keuangan syariah. Investasi syariah dipasar modal memiliki
peranan untuk mengembangkan pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia.
Salah satu alat ukur kinerja pasar modal syariah di Indonesia adalah Jakarta Islamic
Indeks (JII) yang terdiri dari 30 saham syariah terlikuid berdasarkan prinsip-prinsip
syariah. Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia semakin semarak dengan

lahirnya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). ISSI merupakan Indeks
Saham Syariah yang terdiri dari seluruh saham yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan bergabung pada Daftar Efek Syariah (DES). Walaupun baru dibentuk tetapi
perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tiap periode cukup signifikan.
Perkembangan pasar modal di Indonesia telah memperlihatkan kemajuan seiring
dengan perkembangan ekonomi Indonesia. Oleh karena, pasar modal mempunyai peran
yang cukup strategis, yaitu sebagai sumber pendanaan, baik jangka pendek maupun
jangka panjang bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi investor. Seiring
perkembangan pasar modal, maka dikembangkan pula pasar modal syariah yaitu pasar
modal yang menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi
bersumber dari nilai epistemologi Islam.
Minat masyarakat terhadap ekonomi berbasis syariah semakin besar dikarenakan
instrumen berbasis syariah merupakan alternatif lain bagi masyarakat umum khususnya
masyarakat muslim Indonesia yang merupakan mayoritas penduduk dengan persentase
85%. Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini membuat masyarakat lebih mudah
dalam melaksanakan investasi pada pasar modal syariah.
Pasar modal syariah relatif lebih memiliki ketahanan terhadap krisis, dibandingkan
dengan pasar modal konvensional. Hal ini dikarenakan pasar modal syariah memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dari gangguan

krisis eksternal. Pasar modal syariah menawarkan media investasi yang lebih aman
terhadap krisis. Sehingga, lembaga pasar modal dan keuangan Indonesia diharapkan
memberikan perhatian dan komitmennya dalam perkembangan pasar modal syariah
sebagai alternatif investasi yang menguntungkan.
Investasi sering diartikan sebagai kegiatan menyisihkan sebagian dana untuk
ditempatkan pada sarana investasi dengan harapan dapat memetik nilai ekonomis di
kemudian hari. Salah satu contoh instrumen investasi pada pasar modal adalah saham.
Saham adalah suatu kepemilikan di perusahaan. Saham terbagi menjadi dua jenis, yaitu
saham biasa dan saham preferen. Investor yang memiliki saham, baik saham biasa
maupun saham preferen akan mendapatkan bagian keuntungan yang diperoleh dari
perusahaan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen oleh perusahaan akan dilakukan
apabila kinerja keuangan perusahaan cukup bagus dan sudah mampu membayar
kewajiban lainnya.
Saham merupakan surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
sebagai salah satu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para pembeli saham
membayarkan uang pada perusahaan dan mereka menerima sertifikat saham sebagai
1

tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham yang dicatat dalam daftar saham
perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik

yang disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang
diperoleh oleh perusahaan dalam bentuk deviden.
Sekarang ini muncul saham syariah dimana saham ini diterbitkan oleh perusahaan
emiten yang telah terseleksi dan sesuai dengan prinsip syariah Islam. Ada berbagai
macam pilihan investasi yang dapat dilakukan di pasar modal. Investasi saham itu
meliputi, investasi saham syariah, investasi saham non syariah dan gabungan keduanya.
Berinvestasi pada saham syariah lebih menguntungkan dari pada saham non syariah. Hal
ini mengingat kategori syariah dapat menaikkan citra perusahaan sebagai perusahaan
terpercaya. Sehingga diharapkan akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang
menyampaikan adanya informasi baru yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham
perusahaan dan aktivitas perdagangan saham.
Saham syariah dapat dijadikan sebuah sarana untuk mengakomodir dana dari para
investor, khususnya investor muslim. Investasi pada saham syariah merupakan alternatif
pengelolaan dana yang baik karena saham-saham syariah jauh dari usaha yang tergolong
haram menurut Islam. Adanya saham syariah diharapkan dapat meningkatkan
perdagangan saham di lantai bursa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat ditelaah lebih jauh bahwa
investasi merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan modal atau uang yang dilakukan
pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrument dan tempat salah satunya adalah
investasi di pasar modal syariah. Pasar modal syariah juga mempunyai indeks pengukur
yang bernama Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Pasar modal syariah mempunyai
beberapa produk yang salah satunya adalah saham. Saham dalam pasar modal syariah ini
disebut dengan saham syariah. Saham syariah ini terdaftar pada salah satu indeks di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang bernama Jakarta Islamic Indeks (JII). Maka dibuatlah rumusan
masalah yang akan dikaji oleh pemakalah adalah :
1.2.1 Bagaimana cara Bursa Efek Indonesia mensosialisasikan pentingnya investasi
pasar modal terhadap saham syari’ah kepada masyarakat luas ?
1.2.2 Apa saja strategi Bursa Efek Indonesia dalam meningkatkan investor terhadap
investasi saham syari’ah di Indonesia ?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan makalah
yang ingin dicapai adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui seberapa pentingnya investasi saham syari’ah dalam
pandangan masyarakat.
1.3.2 Untuk mengidentifikasi strategi Bursa Efek Indonesia dalam meningkatkan
investor saham syari’ah di Indonesia.

2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bursa Efek Indonesia Mensosialisasikan Investasi Saham Syariah Kepada
Masyarakat
Investasi
Investasi berasal dari bahasa Inggris investmen dari kata dasar invest yang berarti
menanam (Nurul Huda, 2008). Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan kata
investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan (Arifin, 1999). Dan dalam Kamus Lengkap
Ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan
lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat di tahan selama
periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan (Wirasasmita, 1999).
Sedangkan investasi menurut pendapat (Achisen, 2003), yaitu sebagai suatu
komitmen untuk mengorbankan dana dengan jumlah yang pasti pada saat sekarang ini
untuk mendapatkan dana yang tidak pasti di masa depan. Dengan demikian investor
berhubungan dengan suatu resiko ketidakpastian (Jusmaliani, 2008).
Di Indonesia pada beberapa tahun terakhir telah berkembang investasi syariah. Minat
masyarakat terhadap ekonomi berbasis syariah semakin tinggi dikarenakan instrumen

berbasis syariah merupakan alternatif lain bagi masyarakat umum khususnya masyarakat
muslim Indonesia yang merupakan mayoritas penduduknya sekitar 85%.
Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena
dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga akan mendatangkan
manfaat bagi orang lain termasuk diri sendiri. Al-Qur’an dengan tegas melarang aktivitas
penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki. Untuk mengimplementasikan seruan
investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana untuk melakukan kegiatan
investasi. Banyak pilihan orang untuk menanamkan modal atau hartanya dalam bentuk
investasi, salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal.
Investasi dalam istilah syariah secara umum, prinsip investasi syariah dalam ekonomi
harus didasarkan pada konsep tauhid, al-‘adl wal ihsan, ikhtiyar, dan kewajiban
sebagaimana yang ditegaskan dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Walaupun Islam sangat
menganjurkan investasi, bukan berarti semua usaha diperbolehkan dalam berinvestasi. Di
dalamnya terdapat aturan-aturan dalam Islam yang menerapkan batasan mana aktivitas
yang halal dan haram dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengendalikan manusia dari
kegiatan yang membahayakan masyarakat (Afzalurrahman, 2000).

3

Pasar Modal
Perkembangan pasar modal di Indonesia telah memperlihatkan kemajuan seiring
dengan perkembangan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pasar modal mempunyai
peran yang cukup strategis, yaitu sebagai sumber pendanaan, baik jangka pendek maupun
jangka panjang bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi investor. Seiring
perkembangan pasar modal, maka dikembangkan pula pasar modal syariah yaitu pasar
modal yang menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi yang
bersumber dari nilai epistemologi Islam.
Pasar modal, baik pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah
memperdagangkan beberapa jenis sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang berbeda.
Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau
surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri. Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam sebuah
perekonomian dunia saat ini termasuk di Indonesia. Banyak industri dan perusahaan yang
menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media
untuk memperkuat posisi keuangannya (Huda & Nasution, 2008).
Menurut pendapat (Peter S. Rose, 1995), keberadaan pasar modal dalam suatu
perekonomian negara memiliki peranan yang cukup penting. Karena pasar modal dapat
melakukan transfer dana-dana dari unit ekonomi yang surplus kepada unit ekonomi yang
defisit. Sebagai lembaga keuangan, pasar modal menjalankan fungsi intermediasi antara
para pemilik dana dan para investor. Melalui pasar modal, potensi dana yang ada di
masyarakat dapat dimobolisasikan dan dialokasikan untuk pembiayaan proyek investasi
(Muhammad, 2014).
Dengan kehadiran pasar modal syariah, memberikan kesempatan bagi semua
kalangan muslim maupun non muslim yang ingin menginvestasikan dananya yang sesuai
dengan prinsip syariah yang memberikan ketenangan dan keyakinan atas transaksi yang
halal. Pada dasarnya pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya
Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada tahun
1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berkerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2000 yang
bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah.
Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang
dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah (Nurlita, 2014).
Perbedaan mendasar pada pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional
adalah seluruh saham yang tercatat di bursa dengan mengabaikan aspek halal dan haram.
Dalam indeks syariah seluruh saham emiten yang terdaftar sudah sesuai aturan kemudian
dilakukan pemantauan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah sehingga dapat
mengurangi hal-hal merusak kehidupan yang dapat ditimbulkan dari indeks konvensional.
Pasar modal syariah relatif lebih memiliki ketahanan terhadap krisis, dibandingkan
dengan pasar modal konvensional. Dikarenakan pasar modal syariah memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dari gangguan
krisis eksternal. Pasar modal syariah menawarkan media investasi yang lebih aman
terhadap krisis. Sehingga, lembaga pasar modal dan keuangan Indonesia diharapkan dapat
memberikan perhatian dan komitmennya dalam perkembangan pasar modal syariah
sebagai alternatif investasi yang menguntungkan.
4

Saham
Saham merupakan salah satu sekuritas diantara sekuritas-sekuritas lainnya yang
mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return
yang akan diterima oleh investor di masa yang akan datang. Dengan kata lain, instrument
pasar modal yang berupa surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang
melakukan penawaran (go public) dalam nominal atau persentase tertentu (Heykal, 2012).
Pada umumnya saham yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan yang melakukan
penawaran umum (IPO) ada dua macam, yaitu saham biasa (common stock) dan saham
istimewa (preferred stock). Perbedaan kedua saham ini berdasarkan pada hak yang
melekat pada saham tersebut (Pratiwi, Dzulkirom, & Azizah, 2014).
Jika dilihat dari pandangan Islam, saham yang dikategorikan mendekati prinsip
syariah adalah saham sebuah perusahaan yang tidak terkait dengan aktivitas haram,
seperti riba, gharar, judi, memproduksi atau memperjualbelikan makanan atau minuman
haram, seperti daging babi, minuman keras, rokok, dan sebagainya. Disamping itu pula,
perlu dipertimbangkan juga dari sisi perekonomian, baik internasional maupun nasional,
politik, analisis industri, dan analisa kondisi perusahaan, baik secara fundamental maupun
teknikal.
Di Indonesia, saham-saham yang memenuhi prinsip syariah, baik dari segi jenis
maupun operasional usahanya tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) dan
diperdagangkan di Bursa Efek. Investor yang memiliki kemampuan sendiri berinvestasi
langsung ke instrumen saham, terutama pada saham syariah yaitu dapat memilih saham di
dalam daftar Jakarta Islamic Index (JII) tersebut (Abdul Aziz, 2010).
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang mencerminkan
keseluruhan saham syari’ah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Konstituen ISSI
adalah keseluruhan saham syari’ah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar
dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali (Mei
dan November) dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. ISSI terdiri dari 288
saham syariah yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES). Metode perhitungan indeks
ISSI menggunakan rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Indeks ISSI diluncurkan
pada tanggal 12 Mei 2011 (Pratiwi, Dzulkirom, & Azizah, 2014).
Jakarta Islamic Index (JII)
Dibukanya Jakarta Islamic Index (JII) di indonesia pada tahun 2000 sebagai pasar
modal syariah memberikan kesempatan besar bagi para investor untuk menanamkan
dananya pada perusahaan yang sesuai dengan prinsip syariah. Beragam produk yang
ditawarkan dalam indeks syariah dalam JII maupun ISSI yaitu saham, obligasi, sukuk,
reksadana syariah, dan sebagainya.
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan yang salah satu indeks saham yang ada di
Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang
memenuhi kriteria atau prinsip syariah Islam. JII didirikan untuk merespon kebutuhan
masyarakat terhadap instrumen syariah yang semakin berkembang. Tujuan dari
pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor dan memberikan
5

manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di
bursa efek. Dari sisi lain, JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan
akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu
bagi para investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur
dengan cara dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja dalam memilih
portofolio saham yang halal.
Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ)
bersama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks
saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Jakarta
Islamic Index terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai
dengan syariah Islam. Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak
ukur untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui
indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan para investor untuk mengembangkan
investasi dalam ekuiti secara syariah (Inggrid, 2009).
Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT
Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat
berdasarkan syari’ah Islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Jakarta Islamic Index (JII)
terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syari’ah Islam
(Pratiwi, Dzulkirom, & Azizah, 2014).
Saham sebagai Salah Satu Instrumen Investasi di Pasar Modal Syariah
Saham merupakan surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
sebagai salah salah satu alat untuk meningkatkan modal panjang. Para pembeli saham
membayarkan uang pada perusahaan dan mereka menerima sertifikat saham sebagai
tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham yang dicatat dalam daftar saham
perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik
yang disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang
diperoleh oleh perusahaan dalam bentuk deviden. (Fitri, 2013)
Dalam meningkatkan perekonomian Indonesia terutama dalam bidang investasi
saham syariah pada pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya meningkatkan
nilai investasi saham berbasis syariah dengan menyelenggarakan Festival Pasar Modal
Syariah pada beberapa bulan yang lalu. Pesatnya laju perkembangan produk investasi
syariah di dunia maupun di kawasan Asia termasuk di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir mendorong manajemen BEI untuk memperkenalkan lebih luas produk-produk
investasi syariah di pasar modal kepada masyarakat.
Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan mendata, sampai akhir 2015 pertumbuhan
pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan non syariah. Dari sisi
produk, jumlah saham syariah tercatat sebanyak 318 saham atau 61 persen dari total
kapitalisasi pasar saham Indonesia. Sementara jumlah saham syariah telah meningkat 34
persen menjadi 318 saham sejak Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan
pada 2011 silam yang berisi 237 saham.
Pertumbuhan jumlah investor saham syariah di Indonesia juga meningkat 76 persen
walaupun jumlahnya per akhir 2015 baru mencapai 4.908 investor berdasarkan Single

6

Investor Identification (SID) atau sekitar 1 persen dari total investor saham yang
jumlahnya sebanyak 434.443 SID.

Agar masyarakat semakin mengenal pasar modal syariah dan produk-produknya, BEI
menggandeng PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menyelenggarakan Festival
Pasar Modal Syariah 2016. Melalui Festival Pasar Modal Syariah 2016 diharapkan
pemahaman calon investor baru tentang produk pasar modal syariah dapat tumbuh.
Sehingga dapat meningkatkan minat dan keyakinan masyarakat tentang produk investasi
pasar modal syariah yang berlanjut terhadap peningkatan jumlah investor lokal di pasar
modal domestik. Melalui festival pasar modal, selain dapat langsung berinteraksi dan
mengetahui produk pasar modal syariah, masyarakat juga dapat bertransaksi langsung
produk-produk pasar modal syariah khususnya melalui booth sekuritas yang ada di
Festival Pasar Modal Syariah 2016 yang menyediakan sistem online trading syariah.
Bahkan, dari kalangan Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU),
mengajak masyarakat baik muslim maupun non muslim untuk berinvestasi di pasar modal
syariah terutama setelah diluncurkannya reksa dana "Cipta NUsantara Syariah
Berimbang" jenis campuran pada akhir pekan lalu. Ketua Pengurus Besar NU, Marsudi
Syuhud mengatakan, dengan adanya produk investasi reksa dana syariah campuran Cipta
NUsantara Syariah Berimbang, NU bisa turut menggerakkan industri dan menumbuhkan
partisipasi masyarakat di pasar modal syariah yang saat ini masih minim, yakni 0,2 persen
dari total penduduk Indonesia.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan nilai investasi pada
pasar modal syariah masih berada di bawah 5 persen. Padahal, saham syariah tumbuh
hingga 8 persen per tahun, Nilai Aktiva Bersih (NAB) tumbuh 16,4 persen per tahun dan
outstanding sukuk perusahaan tumbuh 3,9 persen per tahun. Namun dari sisi nilai tidak
mencapai 5 persen.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap bisa menggaet 600 investor syariah baru
selama berlangsungnya Festival Pasar Modal Syariah. Direktur Pengembangan BEI
Nicky Hogan optimistis bisa menggaet angka tersebut mengingat animo investor akan
produk pasar modal syariah terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data yang
dimilikinya, sampai akhir 2015 sudah terdapat 4.908 investor atau meningkat 75,59
persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 2.795 investor, upaya menggaet
investor ini juga akan dilakukan dengan kegiatan rutin dengan mengadakan kelas umum
mengenai pasar modal. Dengan upaya ini, harapannya investor syariah di pasar modal
bisa meningkat sebesar 5 ribu investor atau 100 persen dibandingkan tahun 2015.
Sehingga nantinya terdapat 10 ribu investor pasar modal syariah di akhir tahun nanti.
Sebagai informasi, pertumbuhan investor pasar modal Syariah terus meningkat antar
tahunnya. Pada 2013, jumlah pemodal pasar modal syariah mencapai 803 investor dan
bertumbuh 248 persen menjadi 2.795 investor di 2014 dan meningkat lagi menjadi 4.908
investor di akhir 2015. Menurut data BEI, jumlah saham syariah tercatat sebanyak 318
saham atau 61 persen dari total kapitalisasi pasar saham Indonesia hingga akhir 2015.
Angka itu meningkat 34 persen sejak Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan
pada 2011 silam yang berisi 237 saham syariah.

7

2.2 Strategi Bursa Efek Indonesia dalam Meningkatkan Investor Saham Syariah pada
Pasar Modal di Indonesia
Perkembangan Pasar Modal dan Saham Syariah di Indonesia
Dalam konteks Indonesia, yang dimaksud dengan saham-saham syariah adalah saham
yang ditawarkan kepada investor oleh perusahaan-perusahaan yang memenuhi ketentuan
syariah (syariah compliance) dan diatur sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) melalui Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, pasal 4
ayat 3 yang menjelaskan bahwa : Saham syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak
termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Sebagaimana umumnya di Indonesia,
prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham
syariah maupun saham non syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang
memenuhi prinsip syariah. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat Jakarta Islamic Index
(JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan
Syariah Nasional (DSN) (Yafiz, 2008).
Dalam perjalanannya, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah
mengalami kemajuan, sebagai gambaran setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan
kemajuan pasar modal syariah yang patut dicatat diantaranya adalah telah diterbitkan 6
(enam) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang
berkaitan dengan industri pasar modal.
Adapun ke enam fatwa yang dimaksud adalah :
1. No. 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham
2. No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa
Dana Syariah
3. No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
4. No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah
5. No. 40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
6. No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah
(Sam, Hasanudin, Hakim, Utomo, & Astiwara, 2014)
Mekanisme Perdagangan di Bursa Efek
Di Indonesia hanya ada satu penyelenggara kegiatan bursa efek, yaitu PT Bursa Efek
Indonesia (BEI), yang merupakan bursa efek hasil penggabungan dari PT Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 2007. Bursa Efek Indonesia
menyelenggarakan perdagangan dihampir semua efek yang ada dan diterbitkan di
Indonesia, yaitu efek bersifat ekuitas (saham, waran, dan hak memesan efek terlebih
dahulu/HMETD), obligasi (obligasi negara dan obligasi korporasi), sukuk (sukuk dan
sukuk korporasi), efek derivatif (kontrak opsi saham/KOS) dan kontrak berjangka indeks
efek/KBIE), unit penyertaan reksadana yang diperdagangkan di bursa (Exchange Traded
Fund/ETF), dan efek beragun aset (EBA) (Khaerul, 2013).

8

Dalam meningkatkan bisnis investasi di Indonesia khususnya pada investasi pasar
modal saham syariah, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menjalin kerjasama melakukan berbagai macam strategi. Anggota Dewan Komisioner
OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen berupaya kegiatan ini dapat
mengedukasi dan mensosialisasikan kepada masyarakat dan mahasiswa agar pengetahuan
dan pemahaman masyarakat mengenai produk dan layanan di sektor pasar modal dapat
lebih meningkat. Yang lebih penting lagi adalah menjadikan berinvestasi di pasar modal
semakin mudah bagi masyarakat umum.
Dalam perkembangannya aktivitas yang diselenggarakan di Galeri Investasi hanya
fokus pada mahasiswa, padahal banyak masyarakat yang merupakan investor potensial
yang perlu tahu dan paham akan produk dan layanan di sektor pasar modal belum
terlayani secara optimal, Jadi semoga mereka mulai mengenal bukan hanya menabung di
bank atau juga berinvestasi melalui pegadaian, tapi juga membeli saham, reksadana, dan
obligasi.
Pada zaman sekarang ini bukan hanya kalangan dewasa saja yang sudah mengenal
investasi, tetapi para mahasiswa sekarang ini sudah banyak mengenal bahkan terjun
langsung dalam praktek bisnis investasi pada pasar modal. Oleh sebab itu, Bursa Efek
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan berupaya memperkenalkan langsung bagaimana
cara berinvestasi yang benar pada pasar modal kepada masyarakat khususnya pada kaum
muda yaitu para mahasiswa dengan tujuan agar dapat menggaet para calon investor baru
untuk meningkatkan investasi di pasar modal khususnya pada saham syariah.
Mahasiswa dapat menjadi potensi besar sebagai investor pasar modal baru. Hal ini
dapat terwujud dengan semakin banyaknya Galeri Investasi. Walaupun belum punya
pendapatan tetap, tapi minat dari mahasiswa untuk berinvestasi cukup tinggi, terlebih lagi
mahasiswa tidak perlu mengeluarkan uang banyak dalam berinvestasi. Bahkan modal
awal untuk memulai investasi yang perlu dikeluarkan sangat sedikit bisa mulai dari
Rp100 ribu saja.
Saat ini masih banyak masyarakat yang awam tentang investasi di pasar modal.
Misalnya risikonya apa, produknya seperti apa, ke mana harus pergi kalau mau
berinvestasi. Maka dari itu, pihak Otoritas Jasa Keuangan terus melakukan edukasi terkait
investasi pasar modal kepada masyarakat dan mahasiswa. Hal ini dilakukan juga sebagai
usaha Otoritas Jasa Keuangan untuk mengurangi penipuan investasi yang dilakukan oleh
perusahaan investasi yang tidak sah. Agar mereka dapat berinvestasi dengan produkproduk investasi yang benar, tidak tergiur pada tawaran-tawaran yang diberikan oleh
perusahaan yang tidak benar, sehingga nanti bukannya mendapat untung malah uangnya
dilarikan seperti banyak kasus-kasus yang terjadi pada masa sekarang ini. Setelah
masyarakat mengenal bagaimana cara melakukan investasi yang benar dan mengenal
produk-produknya, maka untuk lebih lanjutnya pihak Bursa Efek Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan akan lebih mudah dalam menggaet calon investor baru.

9

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Di antara investasi-investasi berbasis syariah, saham syariah tergolong masih asing di
masyarakat. Sehingga masyarakat kita masih banyak yang enggan menoleh pada
instrumen investasi model ini. Agar masyarakat semakin mengenal pasar modal syariah
dan produk-produknya, BEI menggandeng PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan untuk menyelenggarakan
Festival Pasar Modal Syariah 2016. Melalui Festival Pasar Modal Syariah 2016
diharapkan pemahaman calon investor baru tentang produk pasar modal syariah dapat
tumbuh. Sehingga dapat meningkatkan minat dan keyakinan masyarakat tentang produk
investasi pasar modal syariah yang berlanjut terhadap peningkatan jumlah investor lokal
di pasar modal domestik. Masyarakat dapat bertransaksi langsung produk-produk pasar
modal syariah melalui booth sekuritas yang ada di Festival Pasar Modal Syariah 2016
yang menyediakan sistem online trading syariah. Bahkan, dari kalangan Organisasi Islam
terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, mengajak masyarakat baik muslim maupun non
muslim untuk berinvestasi di pasar modal syariah terutama setelah diluncurkannya reksa
dana "Cipta NUsantara Syariah Berimbang" jenis campuran. Nahdlatul Ulama bisa turut
menggerakkan industri dan menumbuhkan partisipasi masyarakat di pasar modal syariah
yang saat ini masih minim, yakni 0,2 persen dari total penduduk Indonesia.
Dalam meningkatkan bisnis investasi di Indonesia khususnya pada investasi pasar
modal saham syariah, Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan menjalin
kerjasama melakukan berbagai macam strategi. Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang
Edukasi dan Perlindungan Konsumen berupaya kegiatan ini dapat mengedukasi dan
mensosialisasikan kepada masyarakat dan mahasiswa agar pengetahuan dan pemahaman
masyarakat mengenai produk dan layanan di sektor pasar modal dapat lebih meningkat.
Yang lebih penting lagi adalah menjadikan berinvestasi di pasar modal semakin mudah
bagi masyarakat umum. Pada zaman sekarang ini bukan hanya kalangan dewasa saja
yang sudah mengenal investasi, tetapi para mahasiswa sekarang ini sudah banyak
mengenal bahkan terjun langsung dalam praktek bisnis investasi pada pasar modal. Oleh
sebab itu, Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan berupaya memperkenalkan
langsung bagaimana cara berinvestasi yang benar pada pasar modal kepada masyarakat
khususnya pada kaum muda yaitu para mahasiswa dengan tujuan agar dapat menggaet
para calon investor baru untuk meningkatkan investasi di pasar modal khususnya pada
saham syariah.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, namun penyebaran informasi
maupun pembelajaran tentang pasar modal syariah terutama pada investasi saham syariah
secara global seharusnya dapat dilakukan oleh setiap lapisan masyarakat bagi semua
kalangan. Pada dasarnya sudah jelas bahwa saham syariah adalah saham yang memenuhi
karakteristik berdasarkan syariah Islam, maka hendaklah sebagai muslim yang ingin
berinvestasi pada pasar modal, pilihlah saham-saham syariah, yaitu saham-saham yang
telah diseleksi oled Dewan Syariah Nasional (DSN).
10

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, M. A. (2010). Manajemen Investasi Syariah. Bandung: Alfabeta.
Achisen, I. H. (2003). Investasi Syari'ah di Pasar Modal. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Afzalurrahman. (2000). Muhammad sebagai Seorang Pedagang. Jakarta: Yayasan Swarna
Bhumy.
Arifin, J. d. (1999). Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan.
Jakarta: Gramedia.
Fitri, A. (2013). Pengaruh Faktor Fundamental dan Risikosistematik Terhadap Harga Saham
di Pasar Modal Syariah. La_Riba Jurnal Ekonomi Islam Volume VII, No 1, 91.
Heykal, M. (2012). Tututan dan Aplikasi Investasi Syariah. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Huda, N., & Nasution, M. E. (2008). Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana.
Inggrid, T. (2009). Bisnis dan Investasi Sistem Syariah. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Jusmaliani. (2008). INVESTASI SYARI'AH Implementasi Konsep pada Kenyataan Empirik.
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Khaerul, U. (2013). Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Muhammad. (2014). MANAJEMEN KEUANGAN SYARI'AH Analisis Fiqh & Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Nurlita, A. (2014). INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH. Kutubkhanah: Jurnal
Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 , 3-4.
Nurul Huda, M. E. (2008). Investasi pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana.
Peter S. Rose, K. (1995). Financial Institution. Chicago: Irwin.
Pratiwi, A. E., Dzulkirom, M., & Azizah, D. F. (2014). Analisis Investasi Portofolio Saham
Pasar Modal Syariah dengan Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) , 2.
Sam, M. I., Hasanudin, Hakim, C. M., Utomo, S. B., & Astiwara, E. M. (2014). Himpunan
Fatwa Keuangan Keuagan Syariah. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wirasasmita, R. (1999). Kamus Lengkap Ekonomi. Bandung: Pionir Jaya.
Yafiz, M. (2008). Saham dan Pasar Modal Syariah: Konsep, Sejarah dan Pekembangannya.
MIQOT Vol. XXXII No. 2 , 239.

11