Penilaian proyek evaluasi pembelajaran. docx
A. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan penilaian berbasis kelas, Penilaian
proyek
dilakukan
dilakukan
secara
pada
mata
kontekstual
pelajaran
dan
tertentu,
Penilaian
proyek
komprehensif,
Penilaian
proyek
berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa, Penilaian proyek
menekankan pada proses dan produk, Penilaian proyek dikerjakan selama
periode waktu tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek adalah penilaian
berbasis kelas yang dilakukan terhadap suatu tugas pada mata pelajaran
tertentu dalam rangka untuk mendapatkan informasi kemampuan dan
kompetensi siswa secara komprehensif yang harus diselesaikan dalam
periode waktu tertentu. Penilaian proyek dapat berupa, Investigasi
matematik, pengaruh olahraga pada postur tubuh, praktik investigasi
fisika, air di rumah kita (multi-disiplin), perancangan tata ruang sekolah.
Setidaknya jika guru mampu memaksimalkan bentuk penilaian
proyek kepada siswanya ada beberapa manfaat dan kelebihan yang
diperoleh.Haryati
dalam
bukunya
mengungkapkan
beberapa
Model
dan
Teknik
dari
jenis
penilaian
kelebihan
Penilaian
proyek
diantaranya;
1. Merupakan bagian internal dari proses pembelajaran terstandar,
bermuatan pedagogis, dan bermakna bagi peserta didik.
2. Memberi peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan
kompetensi yang dikuasainya secara utuh.
3. Lebih efesien dan menghasilkan produk dan memiliki nilai ekonomis.
4. Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggung
jawabkan dan memiliki kelayakan untuk disertifikasi.
Materi yang dijadikan sebagai bahan untuk dalam penilaian proyek
yang dilaksanakan oleh guru setidaknya memenuhi kriteria-kriteria prinsip
dasar tes hasil belajar, sehingga sesuai dengan tujuan akhir dari belajar
yaitu kesuksesan siswa. Adapun kriteria-kriteria dalam menentukan
materi yang di jadikan sebagai bahan proyek yang dipersiapkan oleh guru
adalah : pertama, hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar
yang
telah
ditetapkan
sesuai
dengan
tujuan
insruksional.
Kedua,
hendaknya dapat mengukur sampel yang representatif dari asil belajar
dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. Ketiga, mencakup bermacammacam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar
yang di inginkan sesuai dengan tujuan. Keempat, didesain sesuai dengan
kegunaan untuk memperoleh hasil yang di inginkan. Kelima, dibuat
seandal mungkin sehingga mudah di interpretasikan dengan baik
Dari kesemua kriteria diatas yang paling penting adalah, proyek
yang dilaksanakan oleh siswa tidak terlalu memberatkan dan membebani
siswa, justru dapat menarik hasrat siswa untuk semakin menikmati proyek
yang sedang dijalankan dalam mendapatkan hasil yang maksimal dan
bermafaat besar bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
PENGEMBANGAN PENILAIAN PROYEK
Dalam proses pembelajaran tentunya tidak semua bentuk penilaian
akan cocok dengan materi atau kompetensi yang akan dicapai. Akan
tetapi sebisa mungkin bentuk penilaian yang digunakan dapat mencakup
tiga ranah kompetensi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik
Dengan begitu, penilaian yang dilakukan oleh guru tidak hanya
tepat tetapi juga lebih komprehensif. Dan dari beberapa jenis penilaian
yang telah diungkapkan diatas salah satu jenis penilaian yang cukup
komprehensif mencakup ketiga ranah tersebut adalah penilaian proyek
(Project Work). Penilaian proyek memberikan kesempatan kepada siswa
untuk seoptimal mungkin dapat mengembangkan kemampuan mereka
dalam memahami konsep sampai dengan aplikasi bahkan menciptakan.
Dalam penilaian proyek guru dapat menilai siswa secara individu maupun
kelompok. Sikap siswa terhadap proses pembelajaran juga dapat lebih
terpantau.
Pelaksanaannya penilaian proyek dapat dilakukan oleh siswa secara
individu atau kelompok. Penilaian proyek umumnya dilakukan dengan
mengikuti
beberapa
tahap
dalam
pelaksanaannya
yang
meliputi,
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data,
dan penyajian data atau presentasi.
Tahapan –tahapan dalam membuat penilaian proyek:
1.
Pada tahap pelaksanaan siswa dituntut untuk merumuskan pokok
permasalahan yang nantinya akan diteliti atau diamati. Selain itu, pada
tahap perencanaan ini siswa juga membuat jadwal pelaksanaan proyek,
tempat/lokasi, alat dan bahan, dan lainnya sesuai dengan instruksi dari
guru
pembimbing.
Setelah
pokok
masalah
dirumuskan
langkah
selanjutnya adalah pelaksanaan proyek. Pada tahap ini siswa dapat terjun
ke lapangan atau masuk dalam setting sosial tertentu untuk mengamati
dan menghimpun data. Pengumpulan data akan tergantung dengan
masalah pokok dalam proyek, apakah proyek di fokuskan pada proses
atau produk. Langkah selanjutnya adalah pengorganisasian.
2.
Maksud dari pengorganisasian disini adalah data yang telah
dihimpun dari lapangan kemudian dikelompokkan sesuai dengan pokokpokok masalah dalam proyek tersebut. Tahap selanjutnya, setelah data
terhimpun dan dikelompokkan kedalam pokok-pokok masalah maka datadata tersebut di interpretasikan atau dianalisis, tahapan ini dinamakan
pengolahan data. Dan setelah data dianalisis sampai pada pengambilan
kesimpulan langkah selanjutnya adalah menyusun laporan atau penyajian
data.
3.
Pada tahap penyajian data atau penulisan laporan proyek ini
setidaknya
mengikuti
sistematika
penulisan
yang
terdiri
dari;
1)
Pendahuluan, memuat dasar pemikiran dan strategi menjawab masalah.
2) Pengumpulan data, apa data utama dan antisipasi kesulitan. 3) Bagian
inti/pembahasan, temuan utama, minimal 3 sub bagian. 4) Kesimpulan,
menjawab apa, mengapa, dan bagaimana. 5) Daftar bacaan, berisi
sumber-sumber
bacaan
yang
relevan
dengan
masalah
proyek.
6)
Lampiran.
TEKNIK SKORING PENILAIAN PROYEK
Dalam melakukan penilaian proyek, dalam hal ini guru perlu
memperhatikan beberapa hal, diantaranya : pertama, Kemampuan
pengolahan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi, mengelola waktu dalam pengumpulan data serta
penulisan laporan. Kedua, Relevansi, kesesuaian mata pelajaran dengan
mempertimbangkan
tahapan
keterampilan
pembelajaran.
dilakukan
dalam
peserta
didik
pengetahuan,
adalah
Ketiga,
hasil
pemahaman,
Keaslian,
karya
dan
proyek
mereka,
yang
dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan serta
dukungan proyek kepada peserta didik.
Untuk mendapatkan hasil yang
optimal
dalam
pelaksanaan
penilaian proyek dalam hal ini guru sangat berperan dalam membimbing
siswa baik bekerja secara individu maupun kelompok. Bimbingan guru
sangat diperlukan mulai dari tahap awal siswa akan menentukan topik
dalam tugas proyek mereka sampai dengan pembuatan laporan.
Hasil yang diselesaikan oleh siswa kemudian akan diberikan nilai
atau skor, yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh guru sesuai dengan
kriteria-kreteria dari tugas yang diberikan oleh guru. Adapun teknik yang
digunakan oleh guru dalam memberikan skor pada hasil tugas siswa
adalah dengan daftar cek atau skala penilaian.1[7]
Bentuk kerja yang dinilai sebagai hasil usaha siswa adalah proses
proyek yang berlangsung. Diantaranya :
Contoh penilaian proyek
No
1
a.
b.
2
a.
b.
c.
d.
e.
3
a.
b.
Aspek
Skor
2 3 4
1
5
Perencanaan :
Persiapan
Rumusan judul
Pelaksanaan
Sistematika penulisan
Keakuratan sumber data/informasi
Kuantitas sumber data
Analisis data
Penarikan kesimpulan
Laporan proyek
Performans
Presentasi dan penguasaan
Total skor
Dengan contoh tabel diatas, dari poin aspek yang dinilai disesuaikan
dengan proyek dan kondisi siswa. Sedangkan pada kolom skor, siswa
diberikan skor sesuai dengan ketepatan dan kelengkapan hasil proyek
yang dilakukan siswa dengan sebelumnyadipersipakan terlebih dahulu
oleh guru. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin baik pula
hasil proyek yang dilakukan oleh siswa.
1
Selanjutnya setelah point-point yang akan dinilai oleh gur sudah
dipersiapkan, selanjutnya adalah meracang krtteria-kriteria penilaian dari
setiap point yang akan di bidik oleh guru. Sebagai contoh adalah sebagai
berikut :
Rubrik Penyelesaian Proyek
Komponen
Kriteria
Skor
Sesuai materi pembelajaran, orisinal,
5
konstektual
Sesuai materi pembelajaran, orisinal,
4
tidak konstektual
Sesuai materi pembelajaran,
tidak
3
orisinal, konstektual
Sesuai materi pembelajaran,
tidak
2
orisinal, tidak konstektual
Tidak sesuai materi pembelajaran,
1
tidak orisinal, tidak konstektual
Mencerminkan hubungan, ada peluang
5
penemuan
Mencerminkan hubungan, tidak ada
4
peluang penemuan
Diagram Proyek Kurang mencerminkan hubungan, ada
3
peluang penemuan
Kurang mencerminkan hubungan, ada
2
peluang penemuan
Tidak membuat diagram
Lengkap, sistematis, metodologis
Lengkap,
kurang
sistematis,
1
5
4
metodologis
Lengkap,
kurang
3
metodologis
Lengkap, kurang sistematis, kurang
2
metodologis
Kurang lengkap,
sistematis,
1
kurang metodologis
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas,
5
ada lembar kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas,
4
yang dinilai
Topik
Tahapan proses
Proyek
Monitoring
sistematis,
kurang
tidak ada lembar kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak
3
jelas, ada lembar kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak
2
jelas, tidak ada lembar kemajuan
Tidak sesuai tahapan proyek
1
Selanjutnya, setelah mendapatkan hasil dari setiap individu atau
kelompok nilai atau skor kemudian diolah menjadi nilai baku untuk
menentukan keberhasilan dari tiap siswa. Dari contoh tabel diatas, jika
skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1, maka jika yang di
yang dibidik ada 4 komponen nilai maksimal yang didapat adalah 20 dan
nilai terendah adalah 4 dain rentang nilai itulah yang di gunakan oleh guru
untuk menentukan keberhasilan dari siswa dalam proyeknya.
Sehingga sebagai guru bisa menggunakan 3 kriteria dari hasil yang
diperoleh oleh siswa, yaitu kurang baik, baik dan sangat baik. Sebagai
mana bisa digambarkan :
Skor
1-7
8-14
15-20
Sebagai
Keterangan
Kurang baik
Baik
Sangat baik
contoh
dari
hasil
beberapa
kelompok
setelah
menyelesaikan proyeknya diberikan nilai oleh guru sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengolahan Nilai Proyek
Skor Aspek
Nama
Pere
kel
ncan
Kelompo
k1
Kelompo
k2
Kelompo
aan
20
15
18
Pelaks
anaan
18
17
19
Lap.
Tota
Rata-
Keterang
proye
l
rata
an
k
19
57
19
Sangat
16
baik
Sangat
18
baik
Sangat
16
18
48
55
k3
Kelompo
10
15
16
41
14
baik
Baik
k4
Kelompo
15
14
16
45
15
Sangat
k5
baik
Melihat dari hasil di atas, maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan
dari siswa dalam proyeknya hasil yang didapatkan berhasil dengan baik,
hal ini di karenakan peran siswa dan guru saling mendukung. Guru selalu
membimbing dan merangsang siswa agar semangat dan sungguhsungguh
dalam
mengerjakan,
dan
siswa
juga
termotivasi
untuk
menyelesaikan proyeknya dengan sngguh-sunguh maka hasil yang
didapatkan bisa langsung dirasakan oleh siswa beserta manfaatnya.
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam
membuat suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap
kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam. Produk yang dibuat
adalah
benda-benda
yang
bermanfaat
bagi
diri
siswa
atau
bagi
lingkungan siswa. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya
saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan peserta didik
menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan
dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan
berpenampilan menarik.
Tahapan Dalam Membuat Suatu Produk
Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus
dilalui siswa yaitu tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan
produksi, dan tahapan akhir.[5] Meskipun terdiri atas beberapa tahap
yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut merupakan suatu proses
yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan proses yang padu,
maka guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam
memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Penilaian produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga
berikut:
a)
Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan
gagasan, dan kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang
akan dibuat. Guru memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau
meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian
tentang
kemampuan
siswa
merencanakan,
menggali,
dan
mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.
b)
Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun.
Dalam proses pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan
berupa saran-saran dari guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan
penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik.
c)
Pada
tahap
penyerahan,
siswa
menyajikan
produk
atau
memamerkannya kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis
mengenai seluk-beluk produk tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses
perancangan dan pembuatan, dan lain-lain. Pada akhir tahap ini guru
melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat produk sesuai
kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.
Perencanaan Dalam Melaksanakan Penilaian Produk
Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus
menentukan dulu hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan
dasar dalam menentukan tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria
yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja siswa yang akan
dipilih guru untuk penilaian.
a.
Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang
relevan dengan kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga
sebaiknya didasarkan pada seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah
satu aspek saja). Seperti misalnya penilaian hanya menekankan pada
kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja, atau penilaian hanya
menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur pemahaman siswa.
Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap proses
belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan
relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:
1)
Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas
kepada siswa. Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa
sebaiknya tugas tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk
menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi juga memungkinkan siswa
untuk
dapat
menunjukkan
kompetensi
setingkat
di
atasnya
dan
kompetensi setingkat di bawahnya.
2)
Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam
pengerjaan hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).
b. Jumlah dan objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi
maka
kesimpulan
yang
dihasilkan
akan
semakin
handal.
Untuk
memperoleh penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan
portofolio kerja siswa. Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian
yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak
dipengaruhi oleh guru yang menilai.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses
pembuatan suatu produk:
a.
Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan,
kemampuan siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan
siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide.
b. Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan,
peralatan, dan teknik kerja.
c.
Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang
memenuhi kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk
mengevaluasi hasil kerjanya.
Tujuan Dilakukannya Penilaian Produk
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi
kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil
kerja biasa digunakan guru untuk:[7]
a.
Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum
mempelajari keterampilan berikutnya.
b.
Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap
akhir jenjang/ kelas di sekolah kejuruan.
c.
Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan
kejuruan.
Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam
bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain, memilih
bahan-bahan yang tepat, menggunakan alat, menunjukkan inovasi dan
kreasi, memilih bentuk dan gaya dalam karya seni.
Pengelolaan Hasil Kerja
Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja
siswa
dan
mencatat
hasil
penilaiannya.
Biasanya
guru
sudah
merencanakan selama satu tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang
harus
dikumpulkan.
Bermanfaat
tidaknya
hasil
kerja
siswa
untuk
digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi tugas yang
diberikan kepada siswa.Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya
umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa
untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang
dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai
berikut:
a.
Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan
untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja.
Selain
itu
batasan
diperlukan
untuk
mempermudah
guru
menilai
keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
b. Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat
suatu hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri
pada langkah-langkah yang akan dinilai.
c.
Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek,
kompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara
eksplisit disertai nilainya.
Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu
satu dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.
Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa
Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat
perkembangan biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil
kerja siswa. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk
menilai dan mencatat hasil kerja siswa antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan
pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar.
Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum
terlihat pada hasil kerja siswa, misalnya kemampuan siswa untuk
bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman,
atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat. Agar
anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Menentukan
kompetensi
yang
akan
diamati
dan
bagaimana
mengamatinya. Misalnya guru akan mengamati kemampuan siswa
mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang benar maka hal-hal
yang perlu diamati adalah kerapianruang kerja siswa, penggunaan alat
secara
aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam
kerja.
2.
Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru
tidak mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar
mengajar. Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan
dapat diamati daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan.
b. Skala penilaian analitis
Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa
aspek pada hasil kerja siswa. Dalam analytic rating guru menilai hasil
kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan
seni dan desain, hasil karya siswa dinilai selain dari segi keterampilan
teknis juga pemahaman dasar-dasar dari desain.
Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada
tahap perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap
tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai
perspektif
atau
kriteria.
Untuk
setiap
keterampilan
yang
diukur,
ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
c.
Skala penilaian holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara
keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada
tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan
penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
Contoh penilaian produk
Penilaian Produk
Judul Kegiatan
: Membuat Roket Air
Mata pelajaran
: IPA
Kelas
: VIII/I
SK
: 5.Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam
kehidupan sehari-hari
KD
: 5. Menerapkan hokum Newton untuk menjelaskan
berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
Nama siswa
: ______________________________
Kelas
: ______________________________
Waktu pengamatan
: ______________________________
No
Aspek yang diamati
1.
Komponen yang digunakan
2.
Rangkai alat
3.
Estetika
4.
Uji coba produk
Total skor yang di capai
Jumlah Skor maksimum
3
√
Skor
2
√
√
√
1
Jumlah
skor
3
2
2
2
9
12
Keterangan nilai :
3 = sangat baik
2 = baik
1 = kurang baik
Kriteria skor
9-12 = sikap sangat baik
5-8 = sikap cukup baik
1-4 = sikapnya kurang baik
Rubrik Penilain
No
Kriteria
1
Komponen yang digunakan lengkap dan baik
Pemiliahan dan penggunaan alat komponen tepat
Pemilihan tepat namun penggunaankomponen kurang tepat
Pemilaian danpenggunaan komponen kurang tepat
Rangkaian alat
Alat di rangkai dengan benar dan teliti
Rangkaian alat kurang benar dan
Rangkaian alat tidak tepat
3
Estetika
Roket yang dibuat indah dan rapi
Roket yang dibuat rapi tapi kurang indah
Roket yang dibuat tidak rapi dan tidak indah
4
Uji coba produk
Roket dapat meluncur dengan baik dan tinggi
Roket dapat meluncur namun tidak tinggi
Roket tidak dapat meluncur
Skor (1-3)
3
2
1
2
3
2
1
3
2
1
3
2
1
Penilaian proyek merupakan penilaian berbasis kelas, Penilaian
proyek
dilakukan
dilakukan
secara
pada
mata
kontekstual
pelajaran
dan
tertentu,
Penilaian
proyek
komprehensif,
Penilaian
proyek
berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa, Penilaian proyek
menekankan pada proses dan produk, Penilaian proyek dikerjakan selama
periode waktu tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek adalah penilaian
berbasis kelas yang dilakukan terhadap suatu tugas pada mata pelajaran
tertentu dalam rangka untuk mendapatkan informasi kemampuan dan
kompetensi siswa secara komprehensif yang harus diselesaikan dalam
periode waktu tertentu. Penilaian proyek dapat berupa, Investigasi
matematik, pengaruh olahraga pada postur tubuh, praktik investigasi
fisika, air di rumah kita (multi-disiplin), perancangan tata ruang sekolah.
Setidaknya jika guru mampu memaksimalkan bentuk penilaian
proyek kepada siswanya ada beberapa manfaat dan kelebihan yang
diperoleh.Haryati
dalam
bukunya
mengungkapkan
beberapa
Model
dan
Teknik
dari
jenis
penilaian
kelebihan
Penilaian
proyek
diantaranya;
1. Merupakan bagian internal dari proses pembelajaran terstandar,
bermuatan pedagogis, dan bermakna bagi peserta didik.
2. Memberi peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan
kompetensi yang dikuasainya secara utuh.
3. Lebih efesien dan menghasilkan produk dan memiliki nilai ekonomis.
4. Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggung
jawabkan dan memiliki kelayakan untuk disertifikasi.
Materi yang dijadikan sebagai bahan untuk dalam penilaian proyek
yang dilaksanakan oleh guru setidaknya memenuhi kriteria-kriteria prinsip
dasar tes hasil belajar, sehingga sesuai dengan tujuan akhir dari belajar
yaitu kesuksesan siswa. Adapun kriteria-kriteria dalam menentukan
materi yang di jadikan sebagai bahan proyek yang dipersiapkan oleh guru
adalah : pertama, hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar
yang
telah
ditetapkan
sesuai
dengan
tujuan
insruksional.
Kedua,
hendaknya dapat mengukur sampel yang representatif dari asil belajar
dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. Ketiga, mencakup bermacammacam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar
yang di inginkan sesuai dengan tujuan. Keempat, didesain sesuai dengan
kegunaan untuk memperoleh hasil yang di inginkan. Kelima, dibuat
seandal mungkin sehingga mudah di interpretasikan dengan baik
Dari kesemua kriteria diatas yang paling penting adalah, proyek
yang dilaksanakan oleh siswa tidak terlalu memberatkan dan membebani
siswa, justru dapat menarik hasrat siswa untuk semakin menikmati proyek
yang sedang dijalankan dalam mendapatkan hasil yang maksimal dan
bermafaat besar bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
PENGEMBANGAN PENILAIAN PROYEK
Dalam proses pembelajaran tentunya tidak semua bentuk penilaian
akan cocok dengan materi atau kompetensi yang akan dicapai. Akan
tetapi sebisa mungkin bentuk penilaian yang digunakan dapat mencakup
tiga ranah kompetensi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik
Dengan begitu, penilaian yang dilakukan oleh guru tidak hanya
tepat tetapi juga lebih komprehensif. Dan dari beberapa jenis penilaian
yang telah diungkapkan diatas salah satu jenis penilaian yang cukup
komprehensif mencakup ketiga ranah tersebut adalah penilaian proyek
(Project Work). Penilaian proyek memberikan kesempatan kepada siswa
untuk seoptimal mungkin dapat mengembangkan kemampuan mereka
dalam memahami konsep sampai dengan aplikasi bahkan menciptakan.
Dalam penilaian proyek guru dapat menilai siswa secara individu maupun
kelompok. Sikap siswa terhadap proses pembelajaran juga dapat lebih
terpantau.
Pelaksanaannya penilaian proyek dapat dilakukan oleh siswa secara
individu atau kelompok. Penilaian proyek umumnya dilakukan dengan
mengikuti
beberapa
tahap
dalam
pelaksanaannya
yang
meliputi,
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data,
dan penyajian data atau presentasi.
Tahapan –tahapan dalam membuat penilaian proyek:
1.
Pada tahap pelaksanaan siswa dituntut untuk merumuskan pokok
permasalahan yang nantinya akan diteliti atau diamati. Selain itu, pada
tahap perencanaan ini siswa juga membuat jadwal pelaksanaan proyek,
tempat/lokasi, alat dan bahan, dan lainnya sesuai dengan instruksi dari
guru
pembimbing.
Setelah
pokok
masalah
dirumuskan
langkah
selanjutnya adalah pelaksanaan proyek. Pada tahap ini siswa dapat terjun
ke lapangan atau masuk dalam setting sosial tertentu untuk mengamati
dan menghimpun data. Pengumpulan data akan tergantung dengan
masalah pokok dalam proyek, apakah proyek di fokuskan pada proses
atau produk. Langkah selanjutnya adalah pengorganisasian.
2.
Maksud dari pengorganisasian disini adalah data yang telah
dihimpun dari lapangan kemudian dikelompokkan sesuai dengan pokokpokok masalah dalam proyek tersebut. Tahap selanjutnya, setelah data
terhimpun dan dikelompokkan kedalam pokok-pokok masalah maka datadata tersebut di interpretasikan atau dianalisis, tahapan ini dinamakan
pengolahan data. Dan setelah data dianalisis sampai pada pengambilan
kesimpulan langkah selanjutnya adalah menyusun laporan atau penyajian
data.
3.
Pada tahap penyajian data atau penulisan laporan proyek ini
setidaknya
mengikuti
sistematika
penulisan
yang
terdiri
dari;
1)
Pendahuluan, memuat dasar pemikiran dan strategi menjawab masalah.
2) Pengumpulan data, apa data utama dan antisipasi kesulitan. 3) Bagian
inti/pembahasan, temuan utama, minimal 3 sub bagian. 4) Kesimpulan,
menjawab apa, mengapa, dan bagaimana. 5) Daftar bacaan, berisi
sumber-sumber
bacaan
yang
relevan
dengan
masalah
proyek.
6)
Lampiran.
TEKNIK SKORING PENILAIAN PROYEK
Dalam melakukan penilaian proyek, dalam hal ini guru perlu
memperhatikan beberapa hal, diantaranya : pertama, Kemampuan
pengolahan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi, mengelola waktu dalam pengumpulan data serta
penulisan laporan. Kedua, Relevansi, kesesuaian mata pelajaran dengan
mempertimbangkan
tahapan
keterampilan
pembelajaran.
dilakukan
dalam
peserta
didik
pengetahuan,
adalah
Ketiga,
hasil
pemahaman,
Keaslian,
karya
dan
proyek
mereka,
yang
dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan serta
dukungan proyek kepada peserta didik.
Untuk mendapatkan hasil yang
optimal
dalam
pelaksanaan
penilaian proyek dalam hal ini guru sangat berperan dalam membimbing
siswa baik bekerja secara individu maupun kelompok. Bimbingan guru
sangat diperlukan mulai dari tahap awal siswa akan menentukan topik
dalam tugas proyek mereka sampai dengan pembuatan laporan.
Hasil yang diselesaikan oleh siswa kemudian akan diberikan nilai
atau skor, yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh guru sesuai dengan
kriteria-kreteria dari tugas yang diberikan oleh guru. Adapun teknik yang
digunakan oleh guru dalam memberikan skor pada hasil tugas siswa
adalah dengan daftar cek atau skala penilaian.1[7]
Bentuk kerja yang dinilai sebagai hasil usaha siswa adalah proses
proyek yang berlangsung. Diantaranya :
Contoh penilaian proyek
No
1
a.
b.
2
a.
b.
c.
d.
e.
3
a.
b.
Aspek
Skor
2 3 4
1
5
Perencanaan :
Persiapan
Rumusan judul
Pelaksanaan
Sistematika penulisan
Keakuratan sumber data/informasi
Kuantitas sumber data
Analisis data
Penarikan kesimpulan
Laporan proyek
Performans
Presentasi dan penguasaan
Total skor
Dengan contoh tabel diatas, dari poin aspek yang dinilai disesuaikan
dengan proyek dan kondisi siswa. Sedangkan pada kolom skor, siswa
diberikan skor sesuai dengan ketepatan dan kelengkapan hasil proyek
yang dilakukan siswa dengan sebelumnyadipersipakan terlebih dahulu
oleh guru. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin baik pula
hasil proyek yang dilakukan oleh siswa.
1
Selanjutnya setelah point-point yang akan dinilai oleh gur sudah
dipersiapkan, selanjutnya adalah meracang krtteria-kriteria penilaian dari
setiap point yang akan di bidik oleh guru. Sebagai contoh adalah sebagai
berikut :
Rubrik Penyelesaian Proyek
Komponen
Kriteria
Skor
Sesuai materi pembelajaran, orisinal,
5
konstektual
Sesuai materi pembelajaran, orisinal,
4
tidak konstektual
Sesuai materi pembelajaran,
tidak
3
orisinal, konstektual
Sesuai materi pembelajaran,
tidak
2
orisinal, tidak konstektual
Tidak sesuai materi pembelajaran,
1
tidak orisinal, tidak konstektual
Mencerminkan hubungan, ada peluang
5
penemuan
Mencerminkan hubungan, tidak ada
4
peluang penemuan
Diagram Proyek Kurang mencerminkan hubungan, ada
3
peluang penemuan
Kurang mencerminkan hubungan, ada
2
peluang penemuan
Tidak membuat diagram
Lengkap, sistematis, metodologis
Lengkap,
kurang
sistematis,
1
5
4
metodologis
Lengkap,
kurang
3
metodologis
Lengkap, kurang sistematis, kurang
2
metodologis
Kurang lengkap,
sistematis,
1
kurang metodologis
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas,
5
ada lembar kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas,
4
yang dinilai
Topik
Tahapan proses
Proyek
Monitoring
sistematis,
kurang
tidak ada lembar kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak
3
jelas, ada lembar kemajuan
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak
2
jelas, tidak ada lembar kemajuan
Tidak sesuai tahapan proyek
1
Selanjutnya, setelah mendapatkan hasil dari setiap individu atau
kelompok nilai atau skor kemudian diolah menjadi nilai baku untuk
menentukan keberhasilan dari tiap siswa. Dari contoh tabel diatas, jika
skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1, maka jika yang di
yang dibidik ada 4 komponen nilai maksimal yang didapat adalah 20 dan
nilai terendah adalah 4 dain rentang nilai itulah yang di gunakan oleh guru
untuk menentukan keberhasilan dari siswa dalam proyeknya.
Sehingga sebagai guru bisa menggunakan 3 kriteria dari hasil yang
diperoleh oleh siswa, yaitu kurang baik, baik dan sangat baik. Sebagai
mana bisa digambarkan :
Skor
1-7
8-14
15-20
Sebagai
Keterangan
Kurang baik
Baik
Sangat baik
contoh
dari
hasil
beberapa
kelompok
setelah
menyelesaikan proyeknya diberikan nilai oleh guru sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengolahan Nilai Proyek
Skor Aspek
Nama
Pere
kel
ncan
Kelompo
k1
Kelompo
k2
Kelompo
aan
20
15
18
Pelaks
anaan
18
17
19
Lap.
Tota
Rata-
Keterang
proye
l
rata
an
k
19
57
19
Sangat
16
baik
Sangat
18
baik
Sangat
16
18
48
55
k3
Kelompo
10
15
16
41
14
baik
Baik
k4
Kelompo
15
14
16
45
15
Sangat
k5
baik
Melihat dari hasil di atas, maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan
dari siswa dalam proyeknya hasil yang didapatkan berhasil dengan baik,
hal ini di karenakan peran siswa dan guru saling mendukung. Guru selalu
membimbing dan merangsang siswa agar semangat dan sungguhsungguh
dalam
mengerjakan,
dan
siswa
juga
termotivasi
untuk
menyelesaikan proyeknya dengan sngguh-sunguh maka hasil yang
didapatkan bisa langsung dirasakan oleh siswa beserta manfaatnya.
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam
membuat suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap
kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam. Produk yang dibuat
adalah
benda-benda
yang
bermanfaat
bagi
diri
siswa
atau
bagi
lingkungan siswa. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya
saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan peserta didik
menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan
dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan
berpenampilan menarik.
Tahapan Dalam Membuat Suatu Produk
Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus
dilalui siswa yaitu tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan
produksi, dan tahapan akhir.[5] Meskipun terdiri atas beberapa tahap
yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut merupakan suatu proses
yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan proses yang padu,
maka guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam
memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Penilaian produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga
berikut:
a)
Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan
gagasan, dan kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang
akan dibuat. Guru memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau
meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian
tentang
kemampuan
siswa
merencanakan,
menggali,
dan
mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.
b)
Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun.
Dalam proses pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan
berupa saran-saran dari guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan
penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik.
c)
Pada
tahap
penyerahan,
siswa
menyajikan
produk
atau
memamerkannya kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis
mengenai seluk-beluk produk tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses
perancangan dan pembuatan, dan lain-lain. Pada akhir tahap ini guru
melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat produk sesuai
kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.
Perencanaan Dalam Melaksanakan Penilaian Produk
Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus
menentukan dulu hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan
dasar dalam menentukan tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria
yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja siswa yang akan
dipilih guru untuk penilaian.
a.
Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang
relevan dengan kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga
sebaiknya didasarkan pada seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah
satu aspek saja). Seperti misalnya penilaian hanya menekankan pada
kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja, atau penilaian hanya
menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur pemahaman siswa.
Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap proses
belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan
relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:
1)
Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas
kepada siswa. Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa
sebaiknya tugas tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk
menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi juga memungkinkan siswa
untuk
dapat
menunjukkan
kompetensi
setingkat
di
atasnya
dan
kompetensi setingkat di bawahnya.
2)
Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam
pengerjaan hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).
b. Jumlah dan objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi
maka
kesimpulan
yang
dihasilkan
akan
semakin
handal.
Untuk
memperoleh penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan
portofolio kerja siswa. Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian
yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak
dipengaruhi oleh guru yang menilai.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses
pembuatan suatu produk:
a.
Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan,
kemampuan siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan
siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide.
b. Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan,
peralatan, dan teknik kerja.
c.
Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang
memenuhi kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk
mengevaluasi hasil kerjanya.
Tujuan Dilakukannya Penilaian Produk
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi
kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil
kerja biasa digunakan guru untuk:[7]
a.
Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum
mempelajari keterampilan berikutnya.
b.
Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap
akhir jenjang/ kelas di sekolah kejuruan.
c.
Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan
kejuruan.
Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam
bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain, memilih
bahan-bahan yang tepat, menggunakan alat, menunjukkan inovasi dan
kreasi, memilih bentuk dan gaya dalam karya seni.
Pengelolaan Hasil Kerja
Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja
siswa
dan
mencatat
hasil
penilaiannya.
Biasanya
guru
sudah
merencanakan selama satu tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang
harus
dikumpulkan.
Bermanfaat
tidaknya
hasil
kerja
siswa
untuk
digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi tugas yang
diberikan kepada siswa.Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya
umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa
untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang
dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai
berikut:
a.
Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan
untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja.
Selain
itu
batasan
diperlukan
untuk
mempermudah
guru
menilai
keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
b. Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat
suatu hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri
pada langkah-langkah yang akan dinilai.
c.
Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek,
kompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara
eksplisit disertai nilainya.
Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu
satu dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.
Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa
Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat
perkembangan biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil
kerja siswa. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk
menilai dan mencatat hasil kerja siswa antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan
pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar.
Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum
terlihat pada hasil kerja siswa, misalnya kemampuan siswa untuk
bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman,
atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat. Agar
anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Menentukan
kompetensi
yang
akan
diamati
dan
bagaimana
mengamatinya. Misalnya guru akan mengamati kemampuan siswa
mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang benar maka hal-hal
yang perlu diamati adalah kerapianruang kerja siswa, penggunaan alat
secara
aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam
kerja.
2.
Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru
tidak mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar
mengajar. Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan
dapat diamati daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan.
b. Skala penilaian analitis
Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa
aspek pada hasil kerja siswa. Dalam analytic rating guru menilai hasil
kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan
seni dan desain, hasil karya siswa dinilai selain dari segi keterampilan
teknis juga pemahaman dasar-dasar dari desain.
Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada
tahap perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap
tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai
perspektif
atau
kriteria.
Untuk
setiap
keterampilan
yang
diukur,
ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
c.
Skala penilaian holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara
keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada
tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan
penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
Contoh penilaian produk
Penilaian Produk
Judul Kegiatan
: Membuat Roket Air
Mata pelajaran
: IPA
Kelas
: VIII/I
SK
: 5.Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam
kehidupan sehari-hari
KD
: 5. Menerapkan hokum Newton untuk menjelaskan
berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
Nama siswa
: ______________________________
Kelas
: ______________________________
Waktu pengamatan
: ______________________________
No
Aspek yang diamati
1.
Komponen yang digunakan
2.
Rangkai alat
3.
Estetika
4.
Uji coba produk
Total skor yang di capai
Jumlah Skor maksimum
3
√
Skor
2
√
√
√
1
Jumlah
skor
3
2
2
2
9
12
Keterangan nilai :
3 = sangat baik
2 = baik
1 = kurang baik
Kriteria skor
9-12 = sikap sangat baik
5-8 = sikap cukup baik
1-4 = sikapnya kurang baik
Rubrik Penilain
No
Kriteria
1
Komponen yang digunakan lengkap dan baik
Pemiliahan dan penggunaan alat komponen tepat
Pemilihan tepat namun penggunaankomponen kurang tepat
Pemilaian danpenggunaan komponen kurang tepat
Rangkaian alat
Alat di rangkai dengan benar dan teliti
Rangkaian alat kurang benar dan
Rangkaian alat tidak tepat
3
Estetika
Roket yang dibuat indah dan rapi
Roket yang dibuat rapi tapi kurang indah
Roket yang dibuat tidak rapi dan tidak indah
4
Uji coba produk
Roket dapat meluncur dengan baik dan tinggi
Roket dapat meluncur namun tidak tinggi
Roket tidak dapat meluncur
Skor (1-3)
3
2
1
2
3
2
1
3
2
1
3
2
1