T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi dan Pola Komunikasi antara “Ayam Kampus” dalam Melayani Para Pengguna Jasa atau Klien T1 BAB II
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
Komunikasi
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dalam bahasa Ingris adalah communication, berasal dari kata
commonicatio atau dari kata comunis yang berarti “sama” atau “sama maknanya”
dengan kata lain komunikasi memberi pengertian bersama dengan maksud
mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melakukan yang diinginkan oleh
komunikator. Menurut Roben (2008) komunikasi merupakan kegiatan perilaku
atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.
Tidak jauh dari pengertian Roben, John R. Schemerhorn dalam bukunya berjudul
Managing Organizational Behavior menyatakan bahwa komunikasi dapat
diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbolsimbol yang berarti dalam kepentingan mereka. Menurut Edward Depari ( dalam
Onong, 2000:62) komunikasi adalah proses penyampaian gagasan harapan dan
pesan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyampai
pesan ditujukan kepada penerima pesan. Secara terminologis komunikasi berarti
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Pengertian ini jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana
seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun
kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses
pernyataan antar manusia (Onong, 2006). Komunikasi juga dapat diartikan
sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu
sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi (Cangara, 2002 : 20)
5
2.1.2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat ditinjau dari dua perspektif yaitu proses
komunikasi dalam perspektif psikologis dan proses komunikasi dalam perspektif
mekanistis.
1. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis
Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan
komunikan. Ketika seorang komunikator berminat akan menyampaikan
suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi proses
pengiriman pesan. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek yakni isi pesan
dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang
adalah bahasa. Walter Hagemann menyebut isi pesan itu “picture in our
head”,
sedangkan
Bewustseininhalte”.
Walter
Hagemann
menamakannya
“das
Prosses “mengemas” atau “membungkus” pikiran
dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi
dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu yang kemudian ia
transmisikan atau operkan atau kirimkan kepada komunikan. Kemudian
proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka
kemasan atau bungkus pesan yang ia terima dari komunikator tadi. Isi
bungkusan tadi adalah pikiran komunikator. Apabila komunikan mengerti
isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya
bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi
(Effendy, 2003 : 32).
2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis
Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau
“melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau tangan jika pesan lukisannya
sampai ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator
kepada komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau mata,
atau indera-indera lainnya.
Proses komunikasi dalam perspektif ini kompleks atau rumit, sebab
bersifat situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasi itu
berlangsung. Ada kalanya komunikannya seorang, maka komunikasi
6
dalam situasi ini dinamakan komunikasi interpersonal atau komunikasi
antar
pribadi,
kadangkadang
komunikannya
sekelompok
orang:
komunikasi dalam situasi ini disebut komunikasi kelompok ; acapkalai
pula komunikannya tersebar dalam jumlahnya yang relatif amat banyak
sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, maka
komunikasi dalam situasi seperti ini dinamakan komunikasi massa
(Effendy, 2003 : 30).
2.1.3. Pola Komunikasi
Tubbs dan Moss mengatakan bahwa “pola komunikasi atau hubungan itu
dapat
dicirikan
oleh:
komplementaris
atau
simetris.
Dalam
hubungan
komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan
perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang
berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan dominasi atau
kepatuhan dengan kepatuhan” (Tubbs, Moss, 2001:26). Disini kita mulai melihat
bagaimana proses interaksi menciptakan struktur sistem. Bagaimana orang
merespon satu sama lain menetukan jenis hubungan yang mereka miliki.
Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau
pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan
penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana
yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen - komponen
yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar
manusia atau kelompok dan organisasi. Dalam hal lain Pola komunikasi
merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai
macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat
ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi.Pola
komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola komunikasi
merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan
rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari
penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan
juga bagian - bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi.
Terdapat beberapa pola komunikasi yang digunakan dalam komunikasi yaitu pola
7
komunikasi primer, pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear dan pola
komunikasi sirkular.
1. Pola Komunikasi Primer
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian
pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu
simbol (symbol) sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi
menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang non-verbal.
Lambang verbal yaitu bahasa sebagai lambang verbal yaitu paling banyak
dan paling sering digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan
pikiran komunikator.Lambang nirverbal yaitu lambang yang digunakan
dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, merupakan isyarat dengan
anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir, tangan dan Jari. Selain itu
gambar juga sebagai lambang komunikasi nonverbal, sehingga dengan
memadukan keduanya maka proses komunikasi dengan pola ini akan lebih
efektif.Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik, karena model ini
merupakan model pemula yang dikembangkan oleh Aristoteles (384 SM).
Aristoteles hidup pada saat retorika sangat berkembang sebagai bentuk
komunikasi di Yunani, terutama keterampilan orang membuat pidato
pembelaan di muka pengadilan dan tempat-tempat umum yang dihadiri
oleh rakyat menjadikan pesan atau pendapat yang dia lontarkan menjadi
dihargai
orang
banyak.Berdasarkan
pengalaman
itu
Aristoteles
mengembangkan idenya untuk merumuskan suatu model komunikasi yang
didasarkan atas tiga unsur yaitu: komunikator, pesan, komunikan.
2. Pola Komunikasi Sekunder
Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
Pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media
pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena yang
menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak
jumlahnya.Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama
8
akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi
komunikasi yang semakin canggih. Pola komunikasi ini didasari atas
model sederhana yang dibuat Aristoteles, sehingga mempengaruhi Harold
D. Lasswell (2009), seorang sarjana politik Amerika yang kemudian
membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell pada
tahun 1984
3. Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan
dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam
proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face
to face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses
komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada
perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.
4. Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keililing. Dalam
proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya
arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan
komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses komunikasi
berjalan terus yaitu adaya umpan balik antara komunikator dan komunikan
(Liliweri, 1991:56).
2.1.4. Struktur dan Jaringan Komunikasi
Struktur dan jaringan komunikasi dikemukakan oleh De Vito, dimana
terdapat lima struktur jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau
organisasi yaitu struktur lingkarang, struktur roda, struktur Y, struktur rantai, dan
struktur semua saluran.
1. Struktur lingkaran
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota yang terlibat
dalam komunikasi sistem lingkaran adalah sama posisinya. Setiap anggota
memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi
9
kelompok dan dapat saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya
tanpa ada batasan.
2. Struktur roda
Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas yang berada di pusat.
Pemimpin dalam struktur roda adalah satu-satunya yang dapat mengirm
dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang
anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lainnya maka pesannya
harus disampaikan melalui pemimpinnya.
3. Struktur Y
Struktur Y tidak memiliki sentralisasi sebagaimana yang terjadi pada
struktur roda. Pada struktur Y terdapat pemimpin yang jelas akan tetapi
semua anggota dapan mengirim dan menerima pesan dari anggota lainnya
namun hanya terbatas pada satu anggota lainnya.
4. Struktur rantai
Struktur rantai sama memiliki kesamaan dengan struktur lingkaran kecuali
bahwa para anggota berada pada ujung struktur komunikasi hanya dapat
berkomunikasi dengan satu anggota. Anggota yang berada ditengah pada
struktur ini dapat dikatakan sebagai sentral atau pusat yang dapat berperan
sebagai pemimpin.
5. Struktur semua saluran (Bintang)
Struktur semua pola atau pola bintang memiliki kesamaan dengan struktur
lingkaran, dalam artian bahwa setiap anggota memiliki kekuatan yang
sama dalam mempengaruhi anggota lainnya dan siap berkomunikasi
dengan dengan anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya
partisipasi anggota secara optimum (De Vito, 1997).
2.1.5. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication
planning)
dan
manajemen
komunikasi
(communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi harus dapat
menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti
10
bahwa pendekatan (approach) dapat berbeda sewaktu-waktu bergantung dari
situasi dan kondisinya. Definisi lainnya menyebutkan bahwa strategi komunikasi
merupakan manajemen perencanaan untuk mencapai suatu tujuan yang
merupakan panduan dari paduan dari perencanaan menyeluruh komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan tertentu (Effendy,2003:89).
2.1.6. Komunikasi Menurut Kelangsungannya
Berdasarakan kelangsungannya komunikasi dapat dibagi kedalam dua
jenis yaitu:
1. Komunikasi Langsung
Merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung tanpa
bantuan perantara orang ketiga ataupun media yang ada dan tidak dibatasi
oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Merupakan proses komunikasi yang dilakukan dengan bantuan pihak
ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
2.2. Penelitian Yang Relevan
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
No
1.
Peneliti
Anbrilla
Judul Penelitian
Tahun
Germo dan “Ayam
Kampus”
2016
Kajian Penelitian
Strategi
yang
komunikasi
dilakukan
germo
oleh
dalam
membangun
kepercayaan
kepada
ayam kampus
2.
Siti Fatimah Komunikasi
Nonverbal
di
Kalangan
Ayam
Kampus
di
Universitas
Sumatera Utara
2010
Komunikasi
yang
dilakukan
para
ayam
kampus
di
Universitas
Utara.
11
nonverbal
Sumatera
3.
Elfrida
Grace
Ayam Kampus Kota
Medan
Dengan
Analisis
Teori
Dramaturgi
2008
Deviasi sosial yang
terjadi
pada
mahasiswa sehingga
berkecimpung dalam
dunia seks.
Bentuk deviasi sosial
dalam
komunitas
“ayam kampus”
Bagaimana
indeks
presetasi
belajar
ayam kampus
Tabel 1 adalah penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, pada tabel terlihat bahwa terdapat tiga penelitian sebelumnya yang
mengkaji tentang fenomena “ayam kampus” dan perilaku komunikasi dengan
pendekatan yang berbeda-beda. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian
yang dilakukan adalah pada penelitian akan dikaji tentang bagaimana ayam
kampus” memulai komunikasi sebelum pelayanan, komunikasi pada saat
melayani dan komunikasi setelah melayani. Strategi komunikasi yang dilakukan
oleh “ayam kampus” yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap klain
selanjutnya akan membentuk pola komunikasi yang terjadi antara “ayam kampus”
dan klien.
12
2.3. Kerangka Pikir
Gambar 1 Kerangka Pikir
Interaksi one night
stand mahasiswi
Pengguna Jasa one
night stand
mahasiswi
Pola Komunikasi
Strategi
Komunikasi
Gambar 1 merupakan kerangka penelitian yang mengkaji tentang pola
komunikasi antara “ayam kampus” dan klien pada saat melakukan transkasi
layanan seksual, dimana pola komunikasi mencakup bagaimana “ayam kampus”
memulai komunikasi sebelum pelayanan, komunikasi pada saat melayani dan
komunikasi setelah melayani. pola komunikasi yang dilakukan oleh “ayam
kampus” yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap klain selanjutnya akan
membentuk strategi komunikasi yang terjadi antara “ayam kampus” dan klien.
13
KAJIAN TEORI
2.1.
Komunikasi
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dalam bahasa Ingris adalah communication, berasal dari kata
commonicatio atau dari kata comunis yang berarti “sama” atau “sama maknanya”
dengan kata lain komunikasi memberi pengertian bersama dengan maksud
mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melakukan yang diinginkan oleh
komunikator. Menurut Roben (2008) komunikasi merupakan kegiatan perilaku
atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.
Tidak jauh dari pengertian Roben, John R. Schemerhorn dalam bukunya berjudul
Managing Organizational Behavior menyatakan bahwa komunikasi dapat
diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbolsimbol yang berarti dalam kepentingan mereka. Menurut Edward Depari ( dalam
Onong, 2000:62) komunikasi adalah proses penyampaian gagasan harapan dan
pesan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyampai
pesan ditujukan kepada penerima pesan. Secara terminologis komunikasi berarti
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Pengertian ini jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana
seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun
kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses
pernyataan antar manusia (Onong, 2006). Komunikasi juga dapat diartikan
sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu
sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi (Cangara, 2002 : 20)
5
2.1.2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat ditinjau dari dua perspektif yaitu proses
komunikasi dalam perspektif psikologis dan proses komunikasi dalam perspektif
mekanistis.
1. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis
Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan
komunikan. Ketika seorang komunikator berminat akan menyampaikan
suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi proses
pengiriman pesan. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek yakni isi pesan
dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang
adalah bahasa. Walter Hagemann menyebut isi pesan itu “picture in our
head”,
sedangkan
Bewustseininhalte”.
Walter
Hagemann
menamakannya
“das
Prosses “mengemas” atau “membungkus” pikiran
dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi
dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu yang kemudian ia
transmisikan atau operkan atau kirimkan kepada komunikan. Kemudian
proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka
kemasan atau bungkus pesan yang ia terima dari komunikator tadi. Isi
bungkusan tadi adalah pikiran komunikator. Apabila komunikan mengerti
isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya
bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi
(Effendy, 2003 : 32).
2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis
Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau
“melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau tangan jika pesan lukisannya
sampai ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator
kepada komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau mata,
atau indera-indera lainnya.
Proses komunikasi dalam perspektif ini kompleks atau rumit, sebab
bersifat situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasi itu
berlangsung. Ada kalanya komunikannya seorang, maka komunikasi
6
dalam situasi ini dinamakan komunikasi interpersonal atau komunikasi
antar
pribadi,
kadangkadang
komunikannya
sekelompok
orang:
komunikasi dalam situasi ini disebut komunikasi kelompok ; acapkalai
pula komunikannya tersebar dalam jumlahnya yang relatif amat banyak
sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, maka
komunikasi dalam situasi seperti ini dinamakan komunikasi massa
(Effendy, 2003 : 30).
2.1.3. Pola Komunikasi
Tubbs dan Moss mengatakan bahwa “pola komunikasi atau hubungan itu
dapat
dicirikan
oleh:
komplementaris
atau
simetris.
Dalam
hubungan
komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan
perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang
berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan dominasi atau
kepatuhan dengan kepatuhan” (Tubbs, Moss, 2001:26). Disini kita mulai melihat
bagaimana proses interaksi menciptakan struktur sistem. Bagaimana orang
merespon satu sama lain menetukan jenis hubungan yang mereka miliki.
Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau
pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan
penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana
yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen - komponen
yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar
manusia atau kelompok dan organisasi. Dalam hal lain Pola komunikasi
merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai
macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat
ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi.Pola
komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola komunikasi
merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan
rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari
penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan
juga bagian - bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi.
Terdapat beberapa pola komunikasi yang digunakan dalam komunikasi yaitu pola
7
komunikasi primer, pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear dan pola
komunikasi sirkular.
1. Pola Komunikasi Primer
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian
pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu
simbol (symbol) sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi
menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang non-verbal.
Lambang verbal yaitu bahasa sebagai lambang verbal yaitu paling banyak
dan paling sering digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan
pikiran komunikator.Lambang nirverbal yaitu lambang yang digunakan
dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, merupakan isyarat dengan
anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir, tangan dan Jari. Selain itu
gambar juga sebagai lambang komunikasi nonverbal, sehingga dengan
memadukan keduanya maka proses komunikasi dengan pola ini akan lebih
efektif.Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik, karena model ini
merupakan model pemula yang dikembangkan oleh Aristoteles (384 SM).
Aristoteles hidup pada saat retorika sangat berkembang sebagai bentuk
komunikasi di Yunani, terutama keterampilan orang membuat pidato
pembelaan di muka pengadilan dan tempat-tempat umum yang dihadiri
oleh rakyat menjadikan pesan atau pendapat yang dia lontarkan menjadi
dihargai
orang
banyak.Berdasarkan
pengalaman
itu
Aristoteles
mengembangkan idenya untuk merumuskan suatu model komunikasi yang
didasarkan atas tiga unsur yaitu: komunikator, pesan, komunikan.
2. Pola Komunikasi Sekunder
Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
Pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media
pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena yang
menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak
jumlahnya.Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama
8
akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi
komunikasi yang semakin canggih. Pola komunikasi ini didasari atas
model sederhana yang dibuat Aristoteles, sehingga mempengaruhi Harold
D. Lasswell (2009), seorang sarjana politik Amerika yang kemudian
membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell pada
tahun 1984
3. Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan
dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam
proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face
to face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses
komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada
perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.
4. Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keililing. Dalam
proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya
arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan
komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses komunikasi
berjalan terus yaitu adaya umpan balik antara komunikator dan komunikan
(Liliweri, 1991:56).
2.1.4. Struktur dan Jaringan Komunikasi
Struktur dan jaringan komunikasi dikemukakan oleh De Vito, dimana
terdapat lima struktur jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau
organisasi yaitu struktur lingkarang, struktur roda, struktur Y, struktur rantai, dan
struktur semua saluran.
1. Struktur lingkaran
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota yang terlibat
dalam komunikasi sistem lingkaran adalah sama posisinya. Setiap anggota
memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi
9
kelompok dan dapat saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya
tanpa ada batasan.
2. Struktur roda
Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas yang berada di pusat.
Pemimpin dalam struktur roda adalah satu-satunya yang dapat mengirm
dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang
anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lainnya maka pesannya
harus disampaikan melalui pemimpinnya.
3. Struktur Y
Struktur Y tidak memiliki sentralisasi sebagaimana yang terjadi pada
struktur roda. Pada struktur Y terdapat pemimpin yang jelas akan tetapi
semua anggota dapan mengirim dan menerima pesan dari anggota lainnya
namun hanya terbatas pada satu anggota lainnya.
4. Struktur rantai
Struktur rantai sama memiliki kesamaan dengan struktur lingkaran kecuali
bahwa para anggota berada pada ujung struktur komunikasi hanya dapat
berkomunikasi dengan satu anggota. Anggota yang berada ditengah pada
struktur ini dapat dikatakan sebagai sentral atau pusat yang dapat berperan
sebagai pemimpin.
5. Struktur semua saluran (Bintang)
Struktur semua pola atau pola bintang memiliki kesamaan dengan struktur
lingkaran, dalam artian bahwa setiap anggota memiliki kekuatan yang
sama dalam mempengaruhi anggota lainnya dan siap berkomunikasi
dengan dengan anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya
partisipasi anggota secara optimum (De Vito, 1997).
2.1.5. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication
planning)
dan
manajemen
komunikasi
(communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi harus dapat
menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti
10
bahwa pendekatan (approach) dapat berbeda sewaktu-waktu bergantung dari
situasi dan kondisinya. Definisi lainnya menyebutkan bahwa strategi komunikasi
merupakan manajemen perencanaan untuk mencapai suatu tujuan yang
merupakan panduan dari paduan dari perencanaan menyeluruh komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan tertentu (Effendy,2003:89).
2.1.6. Komunikasi Menurut Kelangsungannya
Berdasarakan kelangsungannya komunikasi dapat dibagi kedalam dua
jenis yaitu:
1. Komunikasi Langsung
Merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung tanpa
bantuan perantara orang ketiga ataupun media yang ada dan tidak dibatasi
oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Merupakan proses komunikasi yang dilakukan dengan bantuan pihak
ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
2.2. Penelitian Yang Relevan
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
No
1.
Peneliti
Anbrilla
Judul Penelitian
Tahun
Germo dan “Ayam
Kampus”
2016
Kajian Penelitian
Strategi
yang
komunikasi
dilakukan
germo
oleh
dalam
membangun
kepercayaan
kepada
ayam kampus
2.
Siti Fatimah Komunikasi
Nonverbal
di
Kalangan
Ayam
Kampus
di
Universitas
Sumatera Utara
2010
Komunikasi
yang
dilakukan
para
ayam
kampus
di
Universitas
Utara.
11
nonverbal
Sumatera
3.
Elfrida
Grace
Ayam Kampus Kota
Medan
Dengan
Analisis
Teori
Dramaturgi
2008
Deviasi sosial yang
terjadi
pada
mahasiswa sehingga
berkecimpung dalam
dunia seks.
Bentuk deviasi sosial
dalam
komunitas
“ayam kampus”
Bagaimana
indeks
presetasi
belajar
ayam kampus
Tabel 1 adalah penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, pada tabel terlihat bahwa terdapat tiga penelitian sebelumnya yang
mengkaji tentang fenomena “ayam kampus” dan perilaku komunikasi dengan
pendekatan yang berbeda-beda. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian
yang dilakukan adalah pada penelitian akan dikaji tentang bagaimana ayam
kampus” memulai komunikasi sebelum pelayanan, komunikasi pada saat
melayani dan komunikasi setelah melayani. Strategi komunikasi yang dilakukan
oleh “ayam kampus” yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap klain
selanjutnya akan membentuk pola komunikasi yang terjadi antara “ayam kampus”
dan klien.
12
2.3. Kerangka Pikir
Gambar 1 Kerangka Pikir
Interaksi one night
stand mahasiswi
Pengguna Jasa one
night stand
mahasiswi
Pola Komunikasi
Strategi
Komunikasi
Gambar 1 merupakan kerangka penelitian yang mengkaji tentang pola
komunikasi antara “ayam kampus” dan klien pada saat melakukan transkasi
layanan seksual, dimana pola komunikasi mencakup bagaimana “ayam kampus”
memulai komunikasi sebelum pelayanan, komunikasi pada saat melayani dan
komunikasi setelah melayani. pola komunikasi yang dilakukan oleh “ayam
kampus” yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap klain selanjutnya akan
membentuk strategi komunikasi yang terjadi antara “ayam kampus” dan klien.
13