PROPOSAL KERJA PRAKTEK KAJIAN TEKNIS SIS

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG
PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA
PT. GARDA TUJUH BUANA

Oleh
ASEP JULIANTO
NIM : 711210104

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2014

I. PENDAHULUAN
Perkembangan industri secara global terus berkembang, dari tahun ke tahun
dirasakan terus meningkat bukan hanya pada negara berkembang seperti
Indonesia melainkan juga yang terjadi pada negara-negara maju. Peningkatan
yang signifikan ini tidak terlepas dari kebutuhan manusia yang tak terbatas oleh
dimensi waktu. Hal ini tidak lain untuk menunjang kehidupan personaliti ataupun
kebutuhan komunitas manusia itu sendiri.

Namun, didalam memenuhi kebutuhan yang tak terbatas tersebut haruslah
didukung oleh sumber daya alam yang memadai, batubara merupakan salah satu
sumber energi yang sekarang ini telah banyak digunakan baik didalam maupun
diluar negeri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah memadai
untuk dilakukannya suatu penambangan batubara secara sistematis dan terencana.
Hal ini telah diajarkan pada dunia perkuliahan pertambangan, artikel-artikel, teoriteori pada buku yang mengulas tentang tambang batubara. Namun tidaklah efektif
dan efisien jika kita hanya melihat dari pandangan teori tanpa aplikasi atau
pembuktian di lapangan.
Sejalan dengan ini, kebutuhan akan kualitas sumber daya manusia yang
memiliki bakat dan kemampuan yang memadai sangat dibutuhkan baik dalam
bangku perkuliahan maupun di lapangan seperti yang diharapkan baik mahasiswa
maupun dosen pada Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta.
Disamping itu, kurikulum pendidikan yang berlaku di Jurusan Teknik
Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta, mewajibkan setiap
mahasiswanya untuk melakukan kegiatan kerja praktek di perusahaan maupun
instansi yang berkecimpung dalam dunia Pertambangan sebagai salah satu syarat
didalam menyelesaikan studi starata I (S1). Selain itu, hal ini dapat dijadikan
sebagai spesifikasi dari penelitian mahasiswa itu sendiri.

Berdasarkan atas berbagai pertimbangan yang telah dikemukakan diatas,
dengan ini saya bermaksud untuk melaksanakan Kerja Praktek (On Job Training)
pada perusahaan yang Bapak pimpin. Oleh karena itu, besar harapan saya agar

kiranya perusahaan dapat membantu kami dalam menyelesaikan pendidikan
sebagai calon Sarjana Pertambangan.
II. JUDUL PENELITIAN
Adapun judul Penelitian yaitu “KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN
TAMBANG PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GARDA TUJUH
BUANA” serta disesuaikan dengan adanya Pembimbing dari Pihak Perusahaan.
III. SASARAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Sasaran yang diharapkan dapat tercapai dari pelaksanaan kerja praktek ini
yaitu mahasiswa kerja praktek dapat mengetahui dan memahami studi kajian
teknis sistem penyaliran tambang pada tambang terbuka batubara, PT. Garda
Tujuh Buana. Materi kerja praktek ini berhubungan dengan kajian teknis sistem
penyaliran tambang pada tambang terbuka batubara PT. Garda Tujuh Buana dan
untuk selanjutnya dari kegiatan ini maka secara tidak langsung menjadikan alumni
Kerja Praktek (KP) dapat lebih percaya diri dalam menerapkan teori yang didapat
di perkuliahan serta menghadapi persaingan dunia kerja juga terciptanya suatu
kerjasama yang baik antara pihak perusahaan, lingkungan pendidikan, dan

masyarakat umum.
IV. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Sistem Penyaliran Tambang
Pengertian dari sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang
diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau
mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan
untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam
jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran
tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta
mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang
digunakan pada daerah tersebut dapat beraktifitas dengan optimal.

2. Metode Penyaliran Tambang
Sumber air yang masuk ke lokasi penambangan, dapat berasal dari air
permukaan tanah maupun air bawah tanah. Air permukaan tanah merupakan air
yang terdapat dan mengalir di permukaan tanah. Jenis air ini meliputi, air
limpasan permukaan, air sungai, rawa atau danau yang terdapat di daerah tersebut,
air buangan (limbah) dan mata air. Sedangkan air bawah tanah merupakan air
yang terdapat dan mengalir di bawah permukaan tanah. Jenis air ini meliputi air
tanah dan air rembesan.

Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
1. Mine Drainage
Merupakan

upaya

untuk

mencegah

masuknya

air

ke

daerah

penambangan.Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air

yang berasal dari sumber air permukaan. Beberapa metode penyaliran Mine
drainage :
a.

Metode Siemens
Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian ke
dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi
lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air
tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang
ke luar daerah penambangan.

b.

Metode Elektro Osmosis
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemenelemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H + pada katoda (disumur
besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan
pompa.

c. Small Pipe With Vacuum Pump
Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermiable (jumlah air sedikit)

dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang

ujung

bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor
diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan

diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa
dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa
lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang bor.
2.

Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah

penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut:
a. Sistem Sumuran Terbuka (Open Sump System)
Sistem ini dilakukan dengan cara air yang masuk kedalam tambang
dikumpulkan ke suatu sumuran (sump) yang dibuat didasar tambang kemudian

dari sumuran tersebut dipompa dan dialirkan dengan pipa untuk dikeluarkan
dari tambang. Sistem ini pada umumnya banyak digunakan pada tambang
terbuka.
b. Sistem Paritan
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah, yaitu
dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan. Pembuatan
parit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi
penambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran–saluran yang kemudian di
alirkan ke suatu kolam penampung atau di buang langsung ke tempat
pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
c. Sistem Adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka
yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang di buat dari tempat
kerja menembus ke shaft yang di buat disisi bukit untuk pembuangan air yang
masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal,
disebabkan oleh biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.
3.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan rancangan


sistem penyaliran pada tambang terbuka adalah sebagai berikut :
1. Curah hujan

Hujan merupakan uap air yang terangkat ke atmosfer yang kemudian
terkondensasi di atmosfer dan jatuh dalam bentuk tetesan air. Hujan termasuk hal
yang harus diperhatikan di dalam tambang, terutama untuk tambang terbuka di
Indonesia. Hal ini disebabkan indonesia yang beriklim tropis, sehingga Indonesia
mempunyai curah hujan yang sangat tinggi. Air hujan yang jatuh ke area tambang,
termasuk ke dalam air limpasan, dimana juga ditampung pada sumuran (sump),
maupun kolam pengendapan (settling pond) yang selanjutnya akan dikeluarkan
melalui pompa ke luar area tambang.
Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu
satuan luas, dinyatakan dalam satuan 1 mm. Satuan ini mempunyai arti yaitu pada
setiap luasan 1 m2, air hujan yang jatuh adalah 1 liter. Pengamatan curah hujan
dilakukan oleh alat penakar hujan.
Pengolahan data curah hujan dimaksudkan untuk mendapat data curah hujan
yang siap pakai untuk suatu perencanaan sistem penyaliran tambang. Pengolahan
data curah hujan ini dapat menggunakan metode Gumbel, yaitu suatu metode
yang didasarkan atas distribusi normal.

Persamaan Gumbel adalah sebagai berikut :

Xt= X̄ +

S
(Yr−Yn )
Sn
...........................................................................

(1)

Keterangan :
Xt


S
Sn
Yr
Yn


=
=
=
=
=
=

hujan harian maksimum dengan periode ulang yang telah di tentukan
curah hujan rata-rata
standar deviasi nilai curah hujan
standar deviasi dari reduksi varian, tergantung dari jumlah data (n)
nilai reduksi varian dari variabel yang diharapkan terjadi pada PUH
nilai rata dari reduksi varian, tergantung pada jumlah data (n)

2. Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan per satuan waktu yang
relative singkat. Intensitas curah hujan biasanya dinotasikan dengan huruf “I”

dengan suatu mm/jam, yang berarti besarnya curah hujan dalam waktu satu jam
adalah sekian mm.

Perhitungan intensitas curah hujan satu jam dilakukan dengan menggunakan
rumus Mononobe sebagai berikut :

I=

R 24 24
24 t

2/3

( )

................................................................................ (2)

Keterangan :
I

= intensitas curah hujan (mm/jam)

t

= waktu konsentrasi hujan (jam)

R24 = curah hujan maksimum (mm)
3. Daerah Tangkapan Hujan
Daerah tangkapan hujan adalah luas permukaan yang apabila terjadi hujan,
maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju ke
titik pengaliran. Air yang jatuh kepermukaan sebagian meresap kedalam tanah,
sebagian ditahan oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan mengisi liku-liku
permukaan bumi, kemudian mengalir ketempat yang lebih rendah. Semua air yang
mengalir dipermukaan belum tentu menjadi sumber air dari suatu sistem
penyaliran. Kondisi ini tergantung dari daerah tangkapan hujan dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain kondisi topografi, rapat tidaknya vegetasi dll.
Daerah tangkapan hujan merupakan suatu daerah yang dapat mengakibatkan air
limpasan permukaan mengalir kesuatu tempat (daerah penambangan) yang lebih
rendah. Penentuan luas daerah tangkapan hujan berdasarkan peta topografi daerah
yang akan diteliti.
Daerah tangkapan hujan ini dibatasi oleh pegunungan dan bukit-bukit yang
diperkirakan akan mengumpulkan air hujan sementara. Setelah daerah tangkapan
hujan ditentukan, maka diukur luasnya pada peta kontur, yaitu dengan menarik
hubungan dari titik-titik yang tertinggi disekeliling tambang membentuk poligon
tertutup, dengan melihat kemungkinan arah mengalirnya air, maka luas dihitung
dengan menggunakan komputer (misal : Program Autocad, Minescape).

4. Air Limpasan
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi karena curah
hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik yang
disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya kelerengan,
bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi. Faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain :
1. Curah hujan : Banyaknya curah hujan, intensitas curah hujan dan frekuensi
hujan
2. Tanah
: Jenis dan bentuk toprografi
3. Tutupan
: Kepadatan, jenis dan macam vegetasi.
4. Luas daerah aliran
Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimal digunakan rumus
rasional yaitu :
Q = 0,278 x C x I x A

…………………………………………..

(3)

Keterangan :
Q

= debit air limpasan maksimum (m3/detik)

C

= koefisien limpasan

I

= Intensitas curah hujan (mm/jam)

A

= Luas daerah tangkapan hujan (km2)

4.

Sumuran
Sumuran tambang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air

dan lumpur sebelum dipompa ke luar tambang. Sumuran tambang dibedakan
menjadi dua macam yaitu sumuran tambang permanen dan sementara. Sumuran
tambang permanen adalah sumuran yang berfungsi selama penambangan
berlangsung, dan umumnya tidak berpindah tempat. Sedang sumuran sementara
berfungsi dalam rentang waktu tertentu dan sering berpindah tempat. Dalam
menentukan luasan sumuran yang di perlukan adalah dengan cara menghitung
volume air yang masuk kedalam tambang dikurangi dengan volume air yang akan
dipompa keluar dari tambang.

5.

Saluran Penyaliran
Saluran penyaliran berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air

ketempat pengumpulan (kolam penampungan) atau tempat lain. Bentuk
penampang saluran umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe material serta
kemudahan dalam pembuatannya. Dalam merancang bentuk saluran penyaliran
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
dapat mengalirkan debit air yang direncanakan
mudah dalam penggalian saluran
kecepatan air yang tidak merusak saluran (terjadi erosi)
kecepatan air tidak menyebabkan terjadinya pengendapan
mudah dalam proses pemeliharaan.







Perhitungan kapasitas pengaliran suatu saluran air dilakukan dengan rumus
Manning sebagai berikut:
Q = 1/n x R2/3x S1/2x A ................................................................... (4)
Keterangan:
Q

= Debit (m3/detik)

R

= Jari-jari hidrolik (m)

S

= Kemiringan saluran (%)

A

= Luas penampang basah (m2)

n

= Koefisien kekasaran manning

6. Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan adalah suatu daerah yang dibuat khusus untuk
menampung air limpasan sebelum dibuang langsung menuju daerah pengaliran
umum. Sedangkan kolam pengendapan untuk daerah penambangan adalah kolam
yang dibuat untuk menampung dan mengendapkan air limpasan yang berasal dari
daerah penambangan maupun daerah sekitar penambangan. Nantinya air tersebut
akan dibuang menuju tempat penampungan air umum seperti sungai, maupun
danau.
Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur-lumpur atau
material padatan yang bercampur dengan air limpasan yang disebabkan adanya

aktivitas penambangan. Selain itu, kolam pengendapan juga dapat berfungsi
sebagai tempat pengontrol kualitas dari air yang akan dialirkan keluar kolam
pengendapan, baik itu kandungan materialnya, tingkat keasaman ataupun
kandungan material lain yang dapat membahayakan lingkungan.
Dengan adanya kolam pengendapan diharapkan semua air yang keluar dari
daerah penambangan benar-benar air yang sudah memenuhi ambang batas yang
diijinkan oleh pemerintah, sehingga dapat mencegah pencemaran lingkungan dan
tidak ada komplain dari masyarakat.
7.

Pompa
Pompa berfungsi untuk mengeluarkan air dari tambang. Sesuai dengan

prinsip kerjanya, pompa dibedakan atas:
1. Reciprocating Pump
Bekerja berdasarkan torak maju mundur secara horizontal didalam silinder.
Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan umumnya dapat
mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi. Kerugiannya adalah beban yang
berat serta perlu perawatan yamg teliti. Pompa jenis ini kurang sesuai untuk air
berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh karena itu jenis pompa ini
kurang sesuai untuk digunakan di tambamg.
2. Centrifugal Pump
Pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller didalam pompa. Air yang
masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang terjadi air akan
dilemparkan dengan kuat kearah lubang pengeluaran pompa. Pompa jenis ini
banyak digunakan di tambang karena dapat melayani air berlumpur, kapasitasnya
besar, dan perawatannya lebih muda.
3. Axial Pump
Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar poros) melalui
kipas. Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling kapal. Pompa ini dapat
beroperasi secara vertikal maupun horizontal. Jenis pompa ini digunakan untuk
julang yang rendah.
1. Dasar - dasar Pemilihan Pompa

Dasar

pertimbangan

pemilihan

pompa,

didasarkan

pada

sistem

ekonomisnya, yakni keuntungan dan kerugian jika pompa tersebut digunakan dan
dapat memenuhi kebutuhan pemindahan fluida sesuai dengan kondisi yang
direncanakan.
Perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pompa adalah fungsi terhadap
instalasi pemipaan, kapasitas, head, viskositas, temperatur kerja dan jenis motor
penggerak.
Didalam penambangan, kondisi pompa yang perlu diperhatikan adalah :
a. Kapasitas dan head pompa harus mampu dipenuhi.
b. Pompa yang dipasang pada kedudukan tetap.
c. Konstruksi sederhana.
d. Mempunyai efisiensi yang tinggi.
e. Harga awal relatif murah juga perawatannya.
2. Perhitungan Jumlah Pompa
a) Batas Kapasitas Pompa
Batas kapasitas suatu pompa pada umumnya tergantung pada kondisi berikut
ini:
 Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat
pemasangan.
 Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkatannya.
 Jenis penggerak dan cara pengangkatannya.
 Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang dipakai untuk
mengerjakan bagian-bagian pompa.
 Pembatasan pada performansi pompa.
b) Pertimbangan Ekonomi
Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi untuk
pembangunan instalasi maupun biaya operasi dan pemeliharaannya.


Biaya instalasi
Pada umumnya untuk laju aliran total yang sama, biaya keseluruhan
untuk pembangunan fasilitas mekanis kurang lebih tetap sama
meskipun dipakai jumlah pompa yang berbeda.

Biaya operasi dan pemeliharaan



Komponen biaya operasi yang terpenting adalah biaya untuk energi
atau daya. Agar biaya pemeliharaan dan pengelolaan dapat ditekan,
jumlah pompa tidak perlu terlalu banyak.
3. Pipa
Pipa adalah suatu benda yang relatif panjang, memiliki lubang dan berfungsi
untuk memindahkan sebuah zat yang memiliki karakteristik dapat mengalir.
Materi tersebut dapat berupa cairan, gas, uap, zat padat yang dilelehkan ataupun
butiran yang sangat halus. Pipa dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti: baja,
polyethylene, tembaga, aluminium, polivinil klorida (PVC), dan lain-lain.
4. Julang Total Pompa
Dalam pemompaan dikenal istilah julang (head), yaitu energi yang
diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu. Semakin besar
debit air yang dipompa, maka head juga akan semakin besar. Head total pompa
untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang direncanakan dapat ditentukan dari
kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa tersebut, sehingga julang total
pompa dapat dituliskan sebagai berikut:

V2
2g

( )

H=h s +h p +h f +

.........................................................

(5)

Keterangan :
H

= Head total pompa (m)

hs

= Head statis pompa (m)

hp

= Beda head tekanan pada kedua permukaan air (m)

hf

= Head untuk mengatasi berbagai hambatan pada pompa dan pipa (m)

(V2/2g) = Head kecepatan (m).
g

= Percepatan gravitasi (9,8m/dtk²)

V. MATA KULIAH PENUNJANG
Materi kerja praktek ini di tunjang oleh mata kuliah yang telah di ambil
sebelumnya oleh mahasiswa yang bersangkutan, yaitu sistem penyaliran tambang.
VI. RENCANA KEGIATAN

Pelaksanaan kerja praktek ini di rencanakan dilakukan selama kurang lebih
2 (dua) bulan tidak terhitung dari tahap persiapan dan kajian pustaka, yaitu bulan
Juli sampai Agustus 2014, dengan pentahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Kajian pustaka
3. Kegiatan lapangan, pengolahan dan analisis data
4. Penyusunan laporan dan seminar
Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan paling awal, sebelum dilaksanakannya kerja
praktek di lapangan, yang meliputi :


Persiapan administrasi dan pengurusan surat-surat izin di kampus



Konsultasi dengan pembimbing akademik



Pengumpulan berbagai literatur



Pengiriman proposal kerja praktek
Kegiatan ini dilakukan selama 4 (empat) minggu.

Kajian Pustaka
Pada tahapan ini akan dilakukan kajian terhadap buku-buku teks, jurnal,
yang relevan dengan materi kerja praktek ini. Kegiatan ini dilakukan sebelum dan
selama berlangsungnya kegiatan kerja praktek ini, baik itu di lapangan maupun
saat melakukan analisis data.

Kegiatan Lapangan dan Analisis Data
Kegiatan lapangan meliputi kegiatan ikut langsung di lapangan untuk kajian
penyaliran tambang dan pengambilan data-data lapangan yang relevan, yang
untuk selanjutnya diolah dan dianalisis di kantor.
Pembuatan laporan dan Seminar laporan
Kegiatan ini merupakan tahap akhir, semua hasil penelitian akan disajikan
dalam bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur sesuai
dengan acuan/ kode etik tulisan ilmiah. Kegiatan penyusunan laporan dan seminar

laporan dilakukan selama 4 (empat) minggu di lingkup perusahaan tambang, yang
selanjutnya akan dipresentasikan di lingkup akademik Jurusan Teknik
Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN
BULAN
Agustus

Kegiatan
1

2 3

September
4

1

2

3

Oktober
4

1 2

3

November
4

1

2

3

4

Persiapan
Kajian
Pustaka
Kegiatan
Lapangan
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Catatan : Jadwal dapat disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan dari pihak
perusahaan PT. GARDA TUJUH BUANA.

VII. PENUTUP
Demikian proposal permohonan kerja praktek ini sebagai salah satu
pertimbangan bagi pihak Human Resources Department (HRD) PT. Garda Tujuh
Buana. Besar harapan agar kiranya proposal ini dapat disambut dengan senang
hati. Kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan
dimanfaatkan semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA.

Budiarto, dkk, 2010, Hidrologi, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Veteran Yogyakarta
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995, Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
Rudi Sayoga Gautama, 1999, Laporan Kegiatan Tenaga Ahli Dalam Negeri
Bidang Penirisan (Drainage) di Tambang Terbuka, ITB, Bamdung.

Rudi Sayoga Gautama, 1999, Diktat Kuliah Sistem Penyaliran Tambang, ITB,
Bandung.

VIII. MAHASISWA PENELITI


Nama

: ASEP JULIANTO



NIM

: 711210104



Alamat (rumah)

: Jalan Kayu Besi No. 126, Manokwari . Tlpn.
085244449746



Alamat (kampus)

: Jurusan Teknik pertambangan
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,
Jl. Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakata.
Telp. +62-274-485390 – 486986



E-mail

Fax : +62-274-487249
: asepjulianto17@gmail.com

CURRICULUM VITAE
DATA DIRI
Nama

: Asep Julianto

Tempat Tanggal Lahir

: Manokwari, 17 Juli 1991

Umur

: 23 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Warga Negara

: Indonesia

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Alamat

: Jalan Kayu Besi No. 126, Manokwari

Hp

: 085244449746

E-mail

: asepjulianto17@gmail.com

PENDIDIKAN
2010 – Sekarang

: Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta

2006 – 2009

: SMK Negeri 02 Manokwari

2003 – 2006

: SMP Negeri 16 Masni, Manokwari

1997 − 2003

: SD Negeri 47 Masni, Manokwari

PENGALAMAN ORGANISASI
2010

Peserta Diklat Tambang Himpunan Teknik Pertambangan
(HMTA) Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

2011

Panitia Diklat Tambang Himpunan Teknik Pertambangan
(HMTA) Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

PENGALAMAN PRAKTEK



Fieldtrip Geologi Fisik di daerah Bayat, Klaten, 2010.
Kuliah Lapangan I 2010 di :
 DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO GUNUNG

KIDUL,

Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping Keprus.
 DI UNIT BINA INDUSTRI BATU MULIA (UBIBAM), SRI
GIRI SEJATI, GIRIWOYO, WONOGIRI, Pengolahan Batu
Mulia.
 PT. JARA SILIKA TUBAN JAWA TIMUR, Pengolahan Pasir


Kuarsa.
Kuliah Lapangan II 2012 di daerah Bayat, Klaten. Penelitian Struktur
Geologi Batuan dan Perencanaan Penambangan.

KUALIFIKASI KHUSUS




Sistem Operasi Komputer: Windows
Internet: Browsing, Surfing, Download, Facebook
Aplikasi Komputer: Microsoft Office (Word, Excel, Power Point,
Access (Dasar)

TENTANG SAYA


Motivasi tinggi untuk berprestasi.





Memiliki komitmen dan terus belajar.
Memiliki kepemimpinan yang baik dan berpikir analitis.
Realistis dalam pemecahan masalah yang baik dan pengambilan





keputusan.
Dapat bekerja di bawah tekanan.
Saya dapat bekerja secara mandiri dan juga dalam teamwork
Penuh inisiatif, berpikiran terbuka, pekerja keras, ramah.

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya dan sebenarbenarnya.

Yogyakarta, Agustus 2014

Asep Julianto