Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluara Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah kemiskinan memang telah ada sejak kala. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan
meluncurkan program-program pemberdayaan, tetapi miskin dalam bentuk
minimnya kemudahan atau materi. Dipandang dari ukuran kehidupan modern pada
masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan
kemudahan-kemudahan lainya yang tersedia pada zaman modern. Kemiskinan
merupakan salah satu masalah yang memiliki beban cukup berat dalam
pembangunan yang ditandai dengan kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasia,
serta ketidakmampuan untuk memyampaikan aspirasi.
Kondisi kemiskinan Indonesia semakin parah akibat krisis ekonomi pada
tahun 1998. Namun ketika pertumbuhan ekonomi yang sempat menurun akibat krisis
dapat teratasi dan dapat dipulihkan, kemiskinan tetap saja sulit untuk ditanggulangi.
Pada tahun 1999, 27% dari total penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan.
Sebanyak 33,9% penduduk desa dan 16,4% penduduk kota adalah orang miskin.
Krisnamurthi dan Nyanyu (2004).
Dampak kemiskinan yang tentu dirasakan oleh penderita baik secara individu
atau keseluruhan masyarakat meliputi berbagai bidang-bidang yang sangat penting

dan saling mempengaruhi sama satu lain dalam kehidupan yaitu pendidikan,
kesehatan, ekonomi, sosial, dan politik. Dari segi pendidikan, kemiskinan tentunya
akan mengarah kepada tingkat pendidikan, keterampilan yang rendah dan angka
huruf buta yang tinggi. Dari segi kesehatan, kemiskinan membatasi akses untuk

 

 
Universitas Sumatera Utara

mendapat pelayanan kesehatan yang memadai, dan rendahnya angka kehidupan. Dari
segi ekonomi, kemiskinan akan menimbulkan keterbatasan dalam hal finansial baik
untuk bertahan hidup maupun untuk memiliki aset dalam kepemilikan modal dalam
peningkatan kesejahteraan. Dari segi sosial, kemiskinan akan menimbulkan
kurangnya sosialisasi dengan dunia luar. Dari segi politik tentunya akan
menimbulkan ketidakstabilan politik.
Hasil survei, jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada Maret 2013
sebanyak 1.339.200 orang (10,06 persen). Angka ini berkurang sebanyak 39,200
orang bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin september 2012 yang
berjumlah 1.378.400 orang (10,41 persen). Selama periode September 2012 - Maret

2013, penduduk miskin didaerah pendesaan berkurang 24.00 orang (dari 709.100
orang pada September 2012 menjadi 685.100 orang pada Maret 2013), sedangkan
didaerah perkotaan berkurang 15.200 orang (dari 669.300 orang pada September
2012 menjadi 654.100 orang pada Maret 2013). Penduduk miskin didaerah perkotaan
pada Maret 2013 sebesar 9,98 persen, turun dibanding September 2012 yang sebesar
10,28 persen. Begitu juga dengan penduduk miskin didaerah pendesaan, yaitu dari
10,53 persen pada September 2012 turun menjadi 10,13 persen pada Maret 2013.
Pada Maret 2013 garis kemiskinan Sumatera Utara secara total sebesar Rp284.853,per kapita perbulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinanya sebesar
Rp307.352,- dan untuk daerah pendesaan sebesar Rp263.061,- perkapita perbulan.
Pada periode September 2012 – Maret 2013, indeks kedalam kemiskinan (P1) dan
indeks keparahan kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. P1 turun
dari 1,82 pada September 2012 menjadi 1,54 pada Maret 2013, dan P2 turun dari
0,50 pada september 2012 menjadi 0,37 pada Maret 2013. (http://sumut.bps.go.id
diakses pada tanggal 22 agustus 2013 jam 20.50 wib).

 

 
Universitas Sumatera Utara


Masalah kemiskinan bukanlah masalah yang dipandang sebelah mata.
Meskipun program-program yang ada tidak bisa menuntaskan kemiskinan sampai
benar-benar tuntas, pemerintah terus berusaha dengan berbagai upaya dalam proses
mengurangi kemiskinan tersebut. Walaupun ini bukan satu-satunya upaya dari
pemerintah, tetapi program ini cukup berperan penting dalam pengentasan
kemiskinan. Seperti contoh pemberdayaan masyarakat dalam program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang berada dibawah naungan
BKKBN. Kepeloporan BKKBN dalam melakukan pengembangan ekonomi keluarga
yang produktif melalui proses pemberdayaan keluarga dimaksudkan untuk dapat
menarik dan mendorong berbagai sumberdaya ekonomi yang tersedia, agar dapat
mendukung sasaran yang diperioritaskan BKKBN. Sasaran perioritas tersebut yaitu
pra keluarga sejahtera I yang pada akhirnya dapat melakukan wirausaha dan
sekaligus menjadi akseptor KB secara mandiri.
BKKBN telah mempelopori dan mengembangkan upaya pemberdayaan
melalui program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera. Program tersebut
merupakan integrasi dengan program keluarga berencana yang dicanangkan dalam
bentuk kelompok KB dalam rangka pelembagaan dan pembudayaan norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Ditandai dengan diterbitkannya UU No. 10 tahun 1992,
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (Dalam
buku Subagus & Meirida, 2007: 1). Kegiatan peningkatan kesejahteraan keluarga

bukan lagi sekedar program integrasi akan tetapi sudah menjadi satu besaran yang
menyatu dengan program KB nasional yang pada awalnya program income
generating activities (kegiatan peningkatan pendapatan), kemudian disempurnakan
menjadi program pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilaksanakan dalam kaedah
kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera/UPPKS.

 

 
Universitas Sumatera Utara

Peningkatan kesejahteraan melalui upaya pemberdayaan keluarga adalah
suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi. Pemberdayaan merupakan jalan terobosan
yang akan mempercepat perubahan kegiatan sosial non ekonomi menjadi suatu usaha
ekonomi. Pada prinsipnya pemberdayaan merupakan upaya untuk mendinamisasikan
faktor-faktor penting yang ada pada keluarga, yang bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan kemampuan keluarga yang dimulai dari aspek mengenali masalah,
kebutuhan, aspirasi dan menghargai potensi yang dimiliki serta mempercayai tujuan
yang ingin dicapainya.
Upaya pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan minat, semangat, serta keterampilan keluarga
dalam bidang usaha ekonomi produktif. Melalui upaya ini keluarga khususnya
keluarga pra sejahtera I, diharapkan mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada
dalam rangka pemberdayaan usaha ekonomi produktif pada skala rumah tangga.
Proses pemberdayaan ini, diharapkan akan menghasilkan perubahan perilaku yang
produktif sehingga dapat berkembang menjadi pengusaha mikro, kecil dan koperasi.
Anggota kelompok yang belum bisa menjadi pengusaha akan menjadi tenaga
terampil dengan spesialisasi tertentu. Peran UPPKS adalah sebagai wadah
pembinaan dan pengembangan keluarga. Khususnya dalam pengembangan fungsi
ekonomi keluarga. Kelompok UPPKS ini berfungsi sebagai wadah untuk
mengembangkan semangat dan kemampuan berwirausaha, mengorganisasikan
usaha-usaha ekonomi produktif, dan sebagai jalur penyaluran kredit yang meliputi
Dana bergulir, dana BUMN, Kukesra, Kredit Pengembangan Kemitraan Usaha,
Kukesra Mandiri, Dana Bantuan Sosial dari DIPA BKKBN serta kredit dari sumbersumber yang terjangkau (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 2007: 3).

 

 
Universitas Sumatera Utara


Sebagai contoh dalam kebijakan pembangunan ekonomi daerah Lombok
Timur yaitu: masalah program peningkatan sumberdaya manusia dalam program
yang disebut dengan “klinik tenaga kerja”. Program ini menganggarkan 1,5 milyar
rupiah yang diperuntukkan untuk pembinaan keterampilan bagi keluarga-keluarga
migran internasional yang diberikan melalui sistem pinjaman bergulir. Jika dilihat
jumlahnya, dana ini cukup untuk menunjukkan perhatian pemerintah daerah pada
persoalan-persoalan tenaga kerja. Secara substansial sesungguhnya jumlah tersebut
lebih tepat dipandang sebagai dana stimulan untuk memancing keterlibatan
masyarakat lebih besar dalam proses pembangunan yang dilaksanakan pemerintah
khusunya dalam bidang tenaga kerja (Haris, 2003: 49).
Pada era otonomi daerah saat ini, BKKBN tidak dapat lagi melakukan
intervensi program kepada kabupaten/kota terkait kependudukan dan KB. Untuk itu
perlu dilakukan inovasi program dalam bentuk kemitraan, apalagi dengan banyak
berkurangnya petugas lapangan KB dan tidak ada lagi bantuan permodalan untuk
kelompok UPPKS dari APBN. Pada rencana pembangunan jangka menengah
nasional 2010–2014 khususnya di tahun 2011. Kemitraan lebih diarahkan pada
penguatan mitra kerja yang telah terbentuk seperti dengan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM). (http kelompo-uppks,berita nasional diakses pada
hari sabtu tanggal 24-08-2013 pukul 18.50 wib)
Kecamatan Medan Area saat ini terdapat 148 orang anggota kelompok

program UPPKS. Kelompok-kelompok tersebut terbagi dalam beberapa jenis usaha,
dibidang pertania 4 kelompok, peternakan 1 kelompok, perikanan 3 kelompok,
industri 6 kelompok, perdagangan 10 kelompok dan di bidang jasa 7 kelompok.
Sementara itu jenis usaha kehutanan tidak ada, setiap kelompoknya terdiri dari 5-10
orang setiap kelompok. Alasan peneliti tertarik meneliti dikelurahan Sukarama I

 

 
Universitas Sumatera Utara

kecamatan Medan area adalah karena daerah ini salah satu pelaksanaan program ini.
Selain itu banyak hal yang ingin penulis ungkapkan mengapa desa ini memiliki satu
kelompok, karena di desa ini merupakan kelompok yang paling lama untuk
kecamatan Medan Area sedangkan di desa lain hanya sebentar saja. Dan beberapa
masalah yang terjadi dilapangan tentang implementasi pelaksanaan program ini.
Ketersediaan modal adalah masalah yag utama, dan disusul dengan persoalan bahan
baku, pemasaran, teknis produksi dan manajemen, serta masalah lainya termasuk
kompetisi usaha, serta kurangnya pengetahuan masyrakat tentang pelaksanaan
program ini.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka peneliti
tertarik untuk mengkaji lebih lanjut masalah ini dalam bentuk skripsi dengan judul
“Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di
Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area”

1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah penelitian ini dapat ditegaskan dan
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Implementasi Pelaksanaan Program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di kelurahan Sukaramai I kecamatan
Medan Area”.

 

 
Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan peneliti
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan sukaramai

I Kecamatan Medan Area.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:
1. Pengembangan konsep dan teori-teori yang berkenaan dengan implementasi
pelaksanaan program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera
(UPPKS)
2. Menambah

refrensi

pustaka

yang

berhubungan

dengan

permasalah


pemberdayaan masyarakat melalui Proram Usaha Peningkatan pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS) di Indonesia khususnya Di Kelurahan
Sukaramai I kecamatan Medan Area.
1.4 Sistematika penulisan
Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam
skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika penulisan secara garis besarnya
dikelompokkan dalam enam bab, dengan urutan sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, masalah perumusan, tujuan
penelitian dan
Manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

 

 
Universitas Sumatera Utara

BAB II


: TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini, yaitu
implementasi, struktur implementasi, pemberdayaan masyarakat,
usaha

peningkatan

pendapatan

keluarga

sejahtera

(UPPKS),

kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.
BAB III

: METODE PENELITIAN
berisikan tipe penelitian, sejarah singkat, populasi dan sampel serta
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Berisikan gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan
dengan objek yang akan diteliti.

BAB V

: ANALISIS DATA
Berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta
dengan analisisnya.

BAB IV

: PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran-saran yang bermanfaat sehubungan
dengan penelitian yang telah dilakukan.

 

 
Universitas Sumatera Utara