Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluara Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Abidi, said Zainal. 2004. Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Haris, Abdul. 2003. Kucuran Keringat dan Derap Pembangunan( Jejak migran

dalam pembangunan daerah), Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Kantor Menteri Negara Kependudukan BKKBN. ( profil kelompok UPPKS). 1999 Panduan Kegiatan. 2000. Pemberdayaan Masyarakat dalam Praktek ( Tim Terpadu).

DitjenNak/Deliveri.

Winarno, Budi. 2004. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Presindo. Yogyakarta.

Soetomo. 2008. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Siagian, matias. 2012. Kemisinan dan Solusi. Medan. Grasindo Monoratama. Subagus & Meirida, Djusni. 2007. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Melalui Kelompok UPPKS Komitmen BKKBN. Direktorat Pemberdayaan ekonomi Keluarga.

Usman, Husein & Akbar, P.S. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial: Jakarta. Bumi Aksara

Syarief, sugiri. 2012. Pusat pelayanan Keluaga sejahtera. Kepala BKKBN.

Suyanto, Bagong & Sutinah (ED.). 2008. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(2)

SUMBER LAIN:

Database online UPPKS provinsi Sumatera Utara tahun 2012

(http://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia, diakses pada hari kamis, tanggal 22 agustus 2013, jam 19.10).

(http://sumut.bps.go.id diakses pada tanggal 22 agustus 2013 jam 20.50 wib).

(http:// kelompok-uppks,berita nasional diakses pada hari sabtu tanggal 24-08-2013 pukul 18.50 wib)

(http:// mengenal Implementasi kebijakan Publik diakses hari selasa tggl 23-08-2013 jam 20.50 wib)

http://www.medanmagazine.com/penduduk-miskin-di-sumatera-utara-mencapai-1-421-400-jiwa/ di akses pada 12 -10- 2014 pukul 20.00 wib


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaan lebih struktur, sistematis dan terkontrol, penelitian memulai dengan subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi dan sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkanya secara akurat (Silalahi, 2009:28)

Dalam jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal yang berupa gambar atau foto yang didapat dari data lapangan dan kemudian menjelaskannya dengan kata-kata. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Dengan penelitian deskripti, penelitian akan membuat gambaran kondisi secara menyeluruh tentang implementasi program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan area. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena kelurahan Sukaramai I merupakan salah satu Desa peserta Program UPPKS yang masyarakatnya turut aktif dalam pelaksanaan Program Usaha peningkatan Pendapatan Kelurga sejahtera,


(4)

khusnya kaum perempuan peserta KB sekaligus sebagai angota dalam kegiatan pemberdayaan.

3.3 Populasi

Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun individu yang dikaji dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 155). Individu atau objek yang menjadi populasi penelitian harus memiliki ciri atau sifat yang sama. Dalam populasi penelitian terdapat serangkaian ukuran khusus yang berlaku bagi seluruh unsur-unsur yang menjadi bagian dari populasi itu. Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri-ciri dan harus didefenisikan secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2009: 253).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota kelompok UPPKS di kelurahan Sukaramai I kecamata Medan Area yang berjumlah 18 orang dari kesemunya sampel. Terdapat 2 kelompok di kelurahan ini. Maka, penelitian ini termasuk penelitian populasi akan diambil datanya untuk dianalisis.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan atau informasi menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari buku-buku atau sumber-sumber yang berkaitan dengan program UPPKS.


(5)

2. Studi Lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan program UPPKS di kelurahan sukaramai I kecamatan Medan Area yaitu dengan cara:

a. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek dan fenomena yang berkaitan dengan penelitian.

b. Kuesioner, yaitu kegiatan pengumpulan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk dijawab responden sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011: 207).

3.5 Teknik Analisi Data

Setelah data yang dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah penggolongan data atau analisis data. Proses penggolongan data atau analisis data tergolong merupakan suatu proses yang cukup panjang. Langkah awal pengolahan data adalah memahami, mempelajari, dan mendalami permasalahan atas jawaban responden. Analisis data adalah proses menjadikan data memberikan pesan pada pembaca. Melalui analisi data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam, melainkan “berbicara”. Analisis data menjadikan data tersebut mengeluarkan maknanya (siagian,2011:223).

Maka dalam penelitian ini, teknis analisis data yang digunakan adalah teknis analisis deskriptif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian lapangan kemudian dikumpulkan serta diolah dianalisis dengan menggambarkan, menjelaskan pendapat responden dengan menggunakan tabel tunggal.


(6)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Sukaramai I

Kelurahan Sukaramai I merupakan kelurahan yang berada di pertengahan kotamadya. Kelurahan ini juga rawan dari kebanjiran dan sangat cocok untuk kawasan pertokoan/bisnis, ini terbukti dari keseluruhan tanah yang dimiliki di kelurahan Sukaramai I berkisar 233 Ha. Tanahnya adalah kawasan pertokoan/ bisnis dan sampai saat ini masih berkembang dan menjadikan penghasilan utama masyarakat.

Keunikan lain yang dimiliki Kelurahan Sukaramai I ini karena luas pemukiman dan daerah yang strategis, dan tidak jauh dari tempat bekerja menjadi motifasi utama masyarakat untuk tempat tinggal penduduk di kelurahan ini. Beberapa program pengentasan kemiskinan dari pemerintah yang pernah dilaksanakan di kelurahan Sukaramai I antara lain: PNPM Mandiri, Raskin, Jamkesda, KUBE, KUR dan, program UPPKS. UPPKS merupakan program pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan ibu-ibu yang menjadi akseptor KB agar dapat berwirausaha dan menambah penghasilan keluarga, yang berada dibawah naungan BKKBN. Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan masyrakat yang sejahtera baik ekonomi dan sosialnya.


(7)

4.2 Kondisi geografis

1. Letak dan Lua Kelurahan

a. Sebelah Utara : Kelurahan Sukarama II

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Pasar Merah Timur c. Sebelah Timur : Kelurahan Tegal Sari I, II, III d. Sebelah Barat : Kelurahan Kotamatsum I dan II

Di kelurahan ini terdiri dari 17 lingkungan dan terletak pada dataran tinggi karena di kelurahan ini merupakan kawasan yang bebas dengan kebanjiran, suhu udara rata-rata sehari berkisar 37 celcius. Maka orbitrasi(jarak dari pusat pemerintah kelurahan) sebagai berikut:

a. Jarak dari ibu kota kecamatan : 3 Km - Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan-

dengan kendaraan bermotor : 1/4 Jam - Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan-

dengan berjalan kaki : 1 Jam b. Jarak ke ibu kota kabupaten/kota : 5 Km - Lama jarak tempuh dengan kendaraan-

Bermotor : 1/2 Jam

- Lama jarak tempuh dengan berjalan

Kaki : 3 Jam

c. Jarak ke ibu kota provinsi : 6 Km - Lama jarak tempuh dengan kendaraan


(8)

4.3 kondisi Demografi

4.3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

 No Kategori Jumlah Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

5.627 5386

51,09 48,90

Jumlah 11.013 100,00

Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013

Berdasarkan data pada Tabel 4. Penduduk di Kelurahan Sukaramai I dapat diketahui mayoritasnya adalah laki-laki, berbeda tipis dengan penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Ini karena tenaga laki-laki lebih dibutuhkan untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga

4.3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kelurahan Sukaramai I merupakan salah satu desa yang sangat memperhatikan pendidikan masyrakatnya. Kesadaran masyrakat akan pentingnya pendidikan anak dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang menyekolahkan anak mereka seperti pada tabel berikut ini:


(9)

Tabel 4.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Sekolah Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 SD SMP SMA D-1 D-2 D-3 S-1 S-2 1.849 2.346 2.725 31 24 48 189 9 25,60 32,49 37,73 0,43 0,33 0,66 2,62 0,12

Jumlah 7.221 100,00 Sumber: Kelurahan Sukarai I Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.2 membuktikan bahwa minat mayarak untuk menyekolahkan anaknya hingga jenjang yang lebih tinggi sangat besar. Akan tetapi kendala yang terjadi pada banyak masyarakat seperti tidak mampu melanjutkan pendidikan sampai sarjana, terlihat jelas pada umumnya hanya sampai SMA. Kondisi ekonomi yang rendah merupakan kendala terbesar masyrakat, sulitnya mencari lapangan pekerjaan sehingga menuntut masyrakat untuk lebih dini bekerja.

4.3.3 Distribusi Berdasarkan Mata Pencaharian

Masyarakat di Kelurahan ini memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda seperti pada tabel yang dibawah ini:


(10)

Tabel 4.3

Distribusi Berdasarkan Mata Pencaharian

No Kategori Jumlah Persentase(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 PNS Pengrajin industri Pedagang keliling Montir Dokter swasta

Pembantu rumah tangga TNI POLRI Pensiunan Pengusaha Pengacara Notaris Jasa pengobatan Dosen swasta Karyawan Swasta Karyawan pemerintah Wiraswasta Tukang becak 81 71 280 27 8 112 8 9 147 158 4 5 5 2 791 15 417 57 3,68 3,23 12,74 1,23 0,36 5,09 0,36 0,40 6,69 7,19 0,18 0,22 0,22 0,09 36,00 0,68 18.98 2,59

Jumlah 2.197 100,00

Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat beragam mata pencaharian masyarakat ini menandakan daerah ini adalah daerah yang cepat berkembang.


(11)

Dilihat dari kemampuan yang dimiliki warga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan melakukan berbagai macam kegiatan usaha,dan wiraswasta merupakan usaha yang paling banyak dilakukan oleh warga di Kelurahan Sukaramai I.

4.3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Pada dasarnya mayoritas agama masyarakat di kelurahan ini adalah beragam islam. Selain beragam islam ada beberapa agama lainya yang terdapat di Kelurahan ini sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Penduduk Berdasarka Agama

No Kategori Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4 5 Islam Kristen Katholik Hindu Budha 10.554 45 61 347 6 95,83 0,41 0,55 3,15 0,05

Jumlah 11.013 100,00

Sumber: Kelurahan Sukaramai I tahun 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.4 masyarakat di Kelurahan Sukaramai I menganut agama yang berbeda satu sama lain. Tetapi, hubungan kekerabatan sangat erat. Mereka memiliki solidaritas yang tinggi meskipun berbeda-beda terbukti dari semangat gotong-royong masyarakat dalam membangun desa.


(12)

4.3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Kelurahan Sukaramai I terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Keanekaragaman ini bukan jadi masalah bagi mereka, tetapi merupakan keunikan yang dimiliki Kelurahan untuk menciptakan kelurahan yang aman dan damai seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku bangsa Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aceh Batak Nias Melayu Minang Betawi Sunda Jawa China 77 1.819 9 2.119 2.000 73 141 5.386 383 0,64 15,15 0,07 17,65 16,65 0,61 1,17 44,86 3,19

Jumlah 12.007 100,00

Sumber: Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas tentang distribusi penduduk desa berdasarkan suku bangsa adalah suku jawa yang berjumlah 5.386 penduduk yang menetap di kelurahan sukaramai I ini. Terbukti dari 44,86% masyarakatnya adalah suku jawa. Meskipun suku jawa lebih mendominasi di kelurahan ini, mereka tetap dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai.


(13)

4.3.6 Sarana Ekonomi

Sarana ekonomi yang terdapat di kelurahan Sukaramai I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Berdasarkan Sarana Ekonomi

No Jenis tempat Jumlah Persentase (%)

1 2 3 6 7 8

Industri alat rumah tangga Rumah makan

Toko

Warung sampah Usaha air minum Isi ulang kedai kopi

15 55 155 88 6 12 4,53 16,6 46,83 26,59 1,81 3,62

Jumlah 331 100,00

Sumber : Kelurahan Sukaramai I Tahun 2013

Dari tabel diatas dapa diketahui bahwa sarana ekonomi yang terbanyak adalah pertokoan sebanyak 155 unit, dan sarana ekonomi yang paling sedikit adalah usaha air minum isi ulang yaitu sebanyak 6 unit.

4.4 Sarana dan Prasarana

Kelurahan Sukaramai I memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik untuk perkembangan desa. Beragam sarana telah dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh semua kalangan masyrakat. Dan diantara sarana-sarana tersebut ada beberapa yang merupakan usaha-usaha dari masyrakat tersebut dalam mencari nafkah. Beberapa contoh sarana dan prasarana yang ada di kelurahan Sukaramai I dilihat sebagai berikut:


(14)

1. Sarana Transportasi

Sarana trasportasi yang dimiliki masyrakat di kelurahan Sukaramai I antara lain seperti bus umum, mobil, sepeda motor,motor barang, becak dan sepeda. Semua sarana transportasi ini adalah penunjang perkembangan masyarakat.

2. Sarana Komunikasi

Beberapa sarana komunikasi yang terdapat di kelurahan Sukaramai I antara lain: TV, Radio, Telepon umum dan Telepon pribadi

3. Sarana Air bersih

Beberapa sarana air bersih di kelurahan Sukaramai I antara lain: sumur pompa, sumur gali, Pam.

4. Sarana kesenian

Mayoritas penduduk di kelurahan Sukaramai I adalah suku jawa sehingga sarana kesenian yang terdapat disini juga lebih berbaur kejawa. Seperti Kuda kepang, orker/keyboard dan ada juga mesjid tempat masyarakat beribadah dan melakukan aktifitas keagamaan.

5. Sarana Lalu lintas

Sarana lalu lintas terdiri dari jalan kabupaten, jalan kelurahan, jalan gang, dan titi/jembatan yang dikelolaoleh Pemerintah demi mempermudah segala akses perekonomian masyarakat.

6. Sarana Olah raga

Ada beberapa jenis sarana Olah raga yang terdapat di kelurahan Sukaramai I ini, diantaranya adalah lapangan sepak bola, lapangan bola volly, lapangan badminton, dan tenis meja.


(15)

7. Sarana Perekonomian

Beberapa sarana perekonomian yang telah terlaksana dan terbentuk di kelurahan sukaramai I ini, semua sarana perekonomian ini merupakan usaha pribadi yang dimiliki masyarakat seperti: industri kecil, toko, warung, angkutan, pengrajin, dan jasa.


(16)

Bagan 4.1

BAGAN SUSUNAN OERGANISASI PEMERINTAH KELURAHAN DAN PERANGKAT DESA

KELURAHAN SUKARAMAI I

H KEPALA LINGKUNGAN LURAH

HASRUN S DONGORAN S.SOS

Kasi. Pemerintah Nur cahaya pardede

Kasi. Pembangunan Togi H Manullang

Kasi. Trantib Ibrahim Kep. I Djunaidi Kep.II Sudirman Kep.III Irwanto Kep.IV evidura Kep. V Usman Kep. VI Agus Kep.VII Asmadi Kep.VIII Sobari Kep. IX zulfah  Kep. X Abdoel Kep. XIII Romli Kep. XIV Ramulia Kep. XVII Suseno Kep. XV R.suboni Kap. XVI Yapri Kep. XII Andi Kep. XI Sujono SEKRETARIS ESNA SH


(17)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dengan menggunakan analisis tabel tunggal, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi, dan kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat yang kemudian disebarkan kepada anggota kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dan hasil penelitian ini diperoleh langsung dari kelompok UPPKS yang berada di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan Area

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik analisis data dengan pendekatan deskriptif dengan mengumpulkan, mengelolah, menyajikan dan menggambarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden melalui jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, agama, suku banggsa, dan status kependudukan. Selain itu, diperoleh juga bagaimana implementasi pelaksanaan program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan Area. Baik dari segi pemahaman program, pencapaian tujuan, ketetapan waktu, manfaat program.

Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas maka pembahasan data peneliti ini akan dilakukan dengan membagi dua sub bab berikut ini adalalah

A. Analisis Identitas Responden

B. Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area.


(18)

5.2 Analisis Identitas Responden 5.2.1 Umur

Usia merupakan faktor yang menentukan apakah kegiatan usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahteraataupun jenis usaha yang dilakukan untuk mengembangkan program UPPKS tersebut berhasil atau tidak. Kegiatan pemberdayaan yang dibawakan haruslah sesuai dengan usia responden ataupun anggota kelompok sehingga mudah dipahami dan dipraktekkan

Data mengenai distribusi responden berdasarkan usia responden, disajikan dalam Tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 30-40 Tahun 2 41-50 Tahun

14 4

77,8 22,2

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.1, diketahui bahwa rwspon yang terbanyak mengikuti program UPPKS ini adalah responden yang berusia 30-40 tahun sebanyak 14 orang (77,8 %). Responden yang berusia 41-50 tahun keatas, hanya berjumlah 4 orang (22,2 %). Ini dikarenakan responden yang masih tergolong kedalam usia produktif masih sangat kuat untuk berusaha dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan renponden yang sudah lanjut usia. Program UPPKS di kelurahan ini lebih banyak memanfaatkan yang putus sekolah yang hanya sampai jenjang SMP, untuk ikut menjadi anggota kelompok-kelompok UPPKS. Mereka yang mempunyai kemampuan dan mampu berusaha untuk memenuhi


(19)

kehidupanya sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan area.

5.2.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dilapangan oleh peneliti mengenai jenis kelamin yang menjadi anggota kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera di Kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan Area yang keseluruhan respondenya berjumlah 18 responden atau sebesar 100% merupakan perempuan. Ini dikarenakan wanita yang lebih banyak menjadi akseptor KB dibandingkan pria.

Program ini juga dikhususkan ibu-ibu yang menjadi akseptor KB dan mau melakukan usaha dibidang ekonomi untuk membantu ekonomi keluarga. Wanita lebih dianggap ulet dan tekun dalam melakukan suatu kegiatan dibandingkan laki-laki. Program ini juga sebagai upaya penanggulangan kemiskinan dalam rangka membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

5.2.3 Agama

Berdasarkan data yang diperoleh dari data penelitian mengenai agama responden yang dilakukan oleh peneliti dilapangan dapat dilihat pada Tabel 5.2, sebagai berikut:


(20)

Tabel 5.2

Distribusi Respondenberdasarkan Agama

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Islam 2 Kristen

15 3

83,3 16,7

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.2, dapat diketahui bahwa mayoritas agama yang dianut oleh responden adalah agama islam sebanyak 15 orang (83,3%). Sedangkan responden yang lainya beragama kristen sebanyak 3 orang (16,7%), meskipun perbedaan agama dalam kelompok-kelompok UPPKS di Kelurahan Sukaramai I ini terlihat mencolok hal ini tidak menjadi pemisah diantara anggota-anggota kelompok. mereka tetap saling menghargai dan menghormati agama-agama lain, sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan aman, damai dan tentram sampai saat ini tanpa merasakan adanya perbedaan.


(21)

5.2.4 Suku Bangsa

Data distribusi responden berdasarkan suku bangsa respondn, disajikan dalam Tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sunda 2 Batak 3 Jawa 4 Padang

2 3 10

3

11,11 16,66 55,55 16,66

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.3, dapat kita ketahui bahwa mayoritas responden adalah suku Jawa yang berjumlah 10 orang (55,55%), suku Sunda 2 orang responden (11,11%) , suku Batak 3 orang responden (16,66%), suku padang 3 orang responden (16,66%). Terlihat jelas perbedaan suku terutama pada suku jawa yang begitu banyak dan suku sunda yang hanya 2 orang(11,11) responden. Hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka, karena rasa kekeluargaan yang dimiliki masyarakat sehingga tercipta kerukunan antar suku bangsa di kelurahan ini.


(22)

5.2.5 Pendidikan Terakhir

Data distribusi yang disajikan berdasarkan pendidikan terakhir responden dapat diketahui dalam Tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan Terakhir

No Kategoria Frekuensi (F) Persentase (%)

1 SMP 2 SMA 3 Sarjana/D3

12 4 2

66,6 22,2 11,1

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.4, maka kita ketahui bahwa mayoritas tingkat pendidikan terakhir responden adalah tingkat SMA sebanyak 4 orang (22,2%). Pendidikan SMP sebanyak 12 orang (66,7%), dari semua jumlah responden yang ada, ini membuktikan bahwa masyarakat masih belum sadar akan pentingnya pendidikan. Responden yang pendidikanya Sarjana/Diploma sebanyak 2 orang (11,1%). Program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I ini lebih diperuntukkan bagi perempuan, tidak hanya ibu-ibu tetapi juga bagi perempuan yang putus sekolah.

Responden yang menjadi anggota UPPKS di kelurahan ini kebanyakan dari mereka yang hanya mampu sekolah sampai sekolah menengah pertama. Mereka belum mempunyai skill yang dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk bertahan hidup. Ada juga beberapa mahasiswa yang tamat sekolah tetapi tidak tau mau berbuat apa, karena sulitnya mencari pekerjaan dengan pendidikan yang minim. Sehingga untuk mengisi waktu luang responden ikut-ikutan belajar dengan beberapa kelompok UPPKS.


(23)

5.2.6 Pekerjaan

Data distribusi responden berdasarkan latar belakang pekerjaan responden, disajikan dalam Tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Kategori Frekueni (F) Persentase (%)

1 Tidak bekerja 2 Buruh

3 Wiraswasta

11 3 4

61,1 16,6 22,2

Jumlah 18 100,00 Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.5, maka kita ketahui bahwa latar belakang pekerjaan responden sebelum menjadi anggota kelompok UPPKS adalah tidak bekerja sebanyak 11 orang (61,1%). Responden yang tidak bekerja menjadi sasaran utama program UPPKS ini dan diharapkan ibu-ibu bisa membantu ekonomi keluarga. Pekerjaan lainya yaitu wiraswasta ada 4 orang (22,2%), buruh 3 orang (16,6%), mereka akan dilatih dalam kelompok-kelompok UPPKS.


(24)

5.2.7 Status Kependudukan

Data distribusi responden berdasarkan status kependudukan, disajikan dalam tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6

Disribusi responden berdasarkan status kependudukan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Penduduk asli 2 Pedatang

16 2

88,9 11,1

Jumlah 18 100,00 Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.6, maka kita ketahui bahwa status kependudukan responden adalah penduduk asli yang berjumlah 16 orang (88,9%). Mereka merupakan perempuan-perempuan yang tidak bekerja diharapkan memiliki pekerjaan dengan ikut kedalam kelompok UPPKS ini mampu sehingga mampu berkembang secara mandiri untuk membantu menghidupi keluarga, pendatang yang berjumlah 2 orang (11,1%).


(25)

5.3 Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area.

Data mengenai Implementasi program usaha peningkatan pendapan keluarga sejahtera di Keluran Sukaramai I kecamatan Medan Area disajikan dalam bentuk indikator meliputi pemahaman program, pencapaian tujuan, ketetapan waktu, manfaat program. Kita akan melihat bagaimana implementasi program usaha peningkatan pendapan keluarga sejahtera itu berjalan di kelurahan Sukaramai. Saat ini program UPPKS belum berjalan secara maksimal dan masih butuh banyak perhatian dari pihak-pihak yang terkait seperti BKKBN kabupaten dan pemerintah setempat sehingga program UPPKS ini dapat berkembang sepenuhnya. Informasi yang jelas dan sampai kepada masyrakat adalah tujuan dari program UPPKS ini. Dimana peran serta masyarakat khususnya para peserta UPPKS yang merupakan pelaku usaha dari program UPPKS ini dapat menjadi contoh dan dilanjutkan oleh masyarakat lain melalui pemerintahan daerah masing-masing.


(26)

5.3.1 Pemahaman Program

Pengetahuan tentang program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera bukan begitu saja diketahui oleh responden. Sudah pasti ada sumber yang memberi tahu tentang program UPPKS bagi mereka. Data distribusi responden berdasarkan sumber pengetahuan responden mengenai darimana responden pertama kali mengetahui program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.7 sebagai berikut:

Tabel 5.7

Distribusi responden berdasarkan sumber pengetahuan program

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 BKKBN/ PLKB 2 Kelurahan 3 Teman

5 10

3

27,7 55,5 16,6

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 5.7, dapat diketahui bahwa informasi pertama kali responden mengetahui adanya program UPPKS yaitu sebanyak 5 orang (27,7%) dari BKKBN/PLKB. Informasi dari kelurahan ada 10 orang (55,5%) dan informasi dari teman ada 6 orang (16,6%). Tidak adanya wadah khusus penyampaian informasi yang diperoleh masyarakat tidak merata.

Tabel ini menggambarkan bahwa pihak BKKBN masih kurang aktif secara langsung dalam melakukan sosialisasi mengenai adanya program UPPKS kepada masyrakat. Pihak BKKBN hanya memberikan informasi kepada pihak kelurahan kemudian pihak kelurahan menyampaikan kepada masyarakat melalui ibu-ibu PKK.


(27)

Meskipun pihak BKKBN kurang melakukan sosialisasi mengenai adanya program ini, tetapi program ini tetap terlaksana.

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden terhadap program UPPKS setelah mendapatkan informasi, disajikan dalam tabel 5.8 berikut ini:

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Program UPPKS Setelah mendapatkan Informasi

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 memahami 2 Cukup memahami 3 Tidak memahami

4 8 6

22,2 44,5 33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.8, maka kita ketahui bahwa pemahaman program responden setelah memperoleh informasi tentang program UPPKS yaitu responden langsung memahami hanya sebanyak 4 0rang (22,2%). Responden yang cukup memahami ada 8 orang (44,5%), dan responden yang tidak memahami sebanyak 6 orang (33,3 %). Hasil penelitian dilapangan disimpulkan bahwa banyak responden tidak langsung memahami program karena pengetahuan yang minim dan latar belakang pendidikan yang rendah.

Masyarakat di Kelurahan Sukaramai I ini sulit memahami program, terutama program pemberdayaan. Masyarakat lebih sering mendapatkan bantuan langsung seperti Raskin dan BLT, sehingga masyarakat berpikir bahwa program UPPKS ini juga sama. Diterima bisa langsung dipakai atau dimanfaatkan, sedangkan program


(28)

uppks ini berbeda. Program ini melatih dan mempberdayakan masyarakat sehingga sampai saat ini banyak responden yang kurang begitu memahami program UPPKS ini.

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden terhadap program UPPKS pihak yang mengajak/mendorong, disajikan dalam tabel 5.9 berikut ini:

Tabel 5.9

Distribusi responden berdasarkan pihak yang mengajak/mendorong

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 BKKBN/PLKB 2 Kelurahan 3 Teman

5 10

3

27,8 55,5 16,6

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.9, maka kita ketahui bahwa pihak yang mengajak/mendorong responden untuk menjadi anggota kelompok UPPKS dari BKKBN/PLKB sebanyak 5 orang (27,8%), dari kelurahan sebanyak 10 orang (55,5%) dan dari teman hanya sebanyak 3 orang (16,6%). Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi informasi secara langsung dari pihak penyelenggara program, sehingga informasi tentang adanya program UPPKS ini lebih tersampaikan dari teman dan kelurahan.


(29)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai pihak penyelenggara program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10

Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Pihak Penyelenggara Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui 2 Cukup mengetahui 3 Tidak mengetahui

11 5 2

61,1 27,8 11,1

Jumlah 18 100,00

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.10, maka kita ketahui bahwa pemahaman responden mengenai pihak penyelenggara program UPPKS ada 11 responden (61,1%) yang menyatakan bahwa responden mengetahui bahwa pihak penyelanggara program UPPKS adalah BKKBN. Responden yang cukup mengetahui hanya sebanyak 5 orang (27,8%) dan yang tidak mengetahui hanya sebanyak 2 orang (11,1%). Responden yang tidak mengetahui siapa pihak penyelenggara program UPPKS ini hanya ikut-ikutan teman untuk menjadi anggota dan ditambah lagi kurangnya sosialisasi dari pihak BKKBN tentang adanya program UPPKS ini.


(30)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai proses pelaksanaan program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.11 berikut ini:

Tabel 5.11

Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Proses Pelaksanaan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui

2 Cukup mengetahui 3 Tidak mengetahui

3 10

5

16,7 55,5 27,8

Jumlah 18 100,00 Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.11, maka kita ketahui bahwa responden yang lebih banyak cukup mengetahui proses pelaksanaan proses UPPKS ini sebanyak 10 orang (55,5%), ini lebih besar dibandingkan dengan yang mengetahui hanya 3 orang (16,7%). Sementara itu untuk responden yang tidak mengetahui proses pelaksanaan program UPPKS itu ada 5 orang (27,8%). Ketidak pahaman merupakan faktor penyebab lambatnya pergerakan dan perkembangan kelompok menjadi lebih besar dan mandiri.


(31)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai sasaran program UPPKS, disajikan dalam tabel 5.12 berikut ini:

Tabel 5.12

Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Sasaran Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui

2 Cukup mengetahui 3 Tidak mengetahui

3 10

5

16,7 55,5 27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.12, maka kita ketahui bahwa pemahaman responden mengenai sasaran program UPPKS yaitu hanya 3 orang (16,6%) responden yang mengetahui sasaran yang mengetahui sasaran program UPPKS secara pasti. Responden yang cukup mengetahui ada 10 oran (55,5%), sementara itu ada 5 orang (27,8%) yang tidak memahami sasran dari program UPPKS ini. Kebanyakan yang cukup memahami sasaran program ini hanya untuk mereka yang tercatat sebagai warga miskin dilingkung itu.

Pada bab II juga sudah dijelaskan mengenai sasaran dari program UPPKS yaitu keanggotaan kelompok UPPKS diutamakan peserta KB khususnya keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I yang belum menjadi akseptor KB. Mereka yang tidak mengetahui sasaran program karena kebanyakan dari responden adalah gadis yang belum menikah dan yang dahulunya putus sekolah.


(32)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai tujuan program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.13 berikut ini:

Tabel 5.13

Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Tujuan Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui 2 Cukup Mengetahui 3 Tidak Mengetahui

12 5 1

66,7 27,8 5,5

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.13, maka kita ketahui bahwa pemahaman responden mengenai tujuan program UPPKS ada 12 oran (66,7%), responden yang cukup memahami hanya 5 oran (27,8%) sementara itu responden yang tidak mengetahui hanya 1 orang (5,5%). Sehingga tujuan program sudah banyak yang mengetahui karena sudah memperoleh informasi dari kelurahan.


(33)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai sumber dana program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.14 berikut ini:

Tabel 5.14

Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Sumber Dana Kelompok UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Mengetahui 2 Cukup mengetahui 3 Tidak mengetahui

10 5 3

55,5 27,8 16,7

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.14, maka kita ketahui bahwa pemahaman responden mengenai sumber dana kelompok UPPKS hanya 10 orang (55,5%) yang mengetahui darimana dana yang dipergunakan untuk program UPPKS ini. Semantara itu ada 5 orang (27,8%) responden cukup mengetahui dari mana sumber dana untuk kelompok UPPKS. Responden yang tidak mengetahui sumber dana untuk kelompok UPPKS yaitu 3 orang (16,7%) karena lemahnya ingin rasa tahu responden terhadap program pemberdayaan yang dijalankan.


(34)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.15 berikut ini:

Tabel 5.15

Distribusi Pemahaman Responden Berdasarkan Modal Kegiatan Kelompok UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Pinjaman 2 Sumbangan 3 uang pribadi

15 2 1

83,3 11,1 5,6

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.15, maka kita ketahui bahwa distribusi responden berdasarkan modal dana kegiatan UPPKS yaitu 15 orang (83,3%) yang mengetahui dari mana modal dana untuk kegiatan program UPPKS yaitu kredit lunak pinjaman dari BKKBN. Maksud dari kredit lunak disini adalah kredit yang tanpa bunga. Sementara itu responden yang tidak tahu dan mengatakan kalau modal dana kegiatan kelompok UPPKS dari sumbangan ada 2 orang (11,1%) responden, responden yang mengatakan uang pribadi hanya 1 orang (5,6 %). Hal ini karena minimnya rasa ingin tahu dan peduli terhadap program UPPKS ini.


(35)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai jenis usaha yang dikembangkan program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.16 berikut ini:

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha Yang Di Kembangkan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Perdagangan

2 Jasa menjahit

9

9

50

50

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.16, maka kita ketahui bahwa jenis usaha yang dikembangkan oleh kelompok UPPKS di kelurahan Sukaramai terdapat 2 kelompok yang masing masing berjumlah 9 orang anggota. Kelompok mawar yang berjumlah anggotanya 9 orang (50%) jenis usaha yang dikembangkan kelompok mawar adalah usaha perdagangan, kelompok melati 9 orang (50%) dan usaha yang dikembangkan adalah jasa menjahit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti, jenis usaha yang ingin dikembangkan melalui program UPPKS ini guna melanjutkan program usaha yang ada adalah para responden mengharapkan Pemerintah Daerah maupun Pusat sekiranya menyediakan satu wadah atau tempat tersendiri untuk usaha kelompok-kelompok menengah atau yang bisa disebut juga sebagai Usaha Kecil Menengah.

Barang-barang dari hasil produksi kelompok-kelompok yang ada tidak tahu akan dipasarkan kemana, dan mereka hanya mampu mengikuti pameran-pameran saja sebagai tempat promosi. Sementara, jika dibawa kepasar atau kepedagang biasa akan


(36)

kalah dengan produk-produk luar negeri misalnya Cina dan singapour yang harga barangnya jauh lebih murah dibandingkan dengan produk industri rumahan yang pembuatanya secara manual dan alami.

Contoh dari produk-produk yang dihasilkan kelompok-kelompok UPPKS di kelurahan Sukaramai I yaitu: memanfaatkan barang-barang daur ulang seperti plastik bekas yang diolah menjadi sendal, menjadi tas atau kotak pensil dan juga memanfaatkan kain-kain yang sudah tidak dipakai lagi menjadi taplak meja, tas, hiasan bunga dan lain-lain. Jika pemerintah menyediakan satu wadah/tempat khusus yang bisa menjadi tempat pemasaran produk-produk tersebut diharapkan nantinya program UPPKS akan semakin maju, dikembangkan dan mampu berdiri sendiri.


(37)

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden mengenai wadah komunikasi dan informasi program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.17 berikut ini:

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Wadah Komunikasi dan Informasi Kelompok UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Ada

2 Kadang-kadang ada 3 Tidak ada

9 3 6

50 16,7 33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.17, maka kita ketahui bahwa jenis usaha yang dikembangkan oleh kelompok UPPKS di Kelurahan Sukaramai I terdapat 9 orang ( 50%) yang menyatakan ada. Responden yang yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 3 orang (16,7%) dan responden yang menyatakan tidak ada sebanyak 6 orang (33,3%).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan oleh peneliti mengenai wadah komunikasi dan informasi diantara peserta kelompok UPPKS terdapat wadah komunikasi dan informasi dan penyampaian informasi antar anggota kelompok tidak berbentuk resmi seperti mana seharusnya hanya berbentuk komunikasi dan informasi kelompok sangat sederhana.


(38)

5.3.2 Pencapaian Tujuan

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai kesesuaian program UPPKS dengan peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.18 berikut ini:

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dengan Peningkatan Ekonomi Keluarga

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Meningkat

2 Cukup meningkat

11

7

61,1

38,9

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.18, maka kita ketahui distribusi responden berdasarkan kesesuaian program UPPKS dengan peningkatan ekonomi keluarga 11 orang (61,1%) yang mengatakan meningkat. Sementara itu ada 7 orang (38,9%) yang mengatakan cukup meningkat, responden mengalami peningkatan ekonomi keluarga karena usaha mereka yang tekun dalam menjalankan program UPPKS ini. Tingkat ekonomi keluarga meningkat setelah menjadi anggota kelompok UPPKS, saat ini anggota kelompok sudah mampu bekerja sendiri dengan modal pinjaman dari program ini. Pinjaman tersebut menjadi modal awal anggota untuk berusaha. Program UPPKS ini sangat baik dan sangat membantu dalam menciptakan masyarakat yang mandiri.


(39)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai terlatih tidaknya perempuan dalam melakukan wirausaha program UPPKS, disajikan dalam Tabel 5.19 berikut ini:

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Terlatih tidaknya Perempuan dalam Melakukan Wirausaha

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Terlatih

2 Cukup terlatih

12

6

66,7

33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.19, dapat kita ketahui distribusi responden berdasarkan terlatih tidaknya perempuan dalam melakukan wira usaha dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan deketahui bahwa 12 orang (66,7%) responden melakukan wirausaha yang terlatih dan meningkat. Responden yang menyatakan cukup terlatih ada 6 orang (33,3%). Ini terbukti dari jasa penjahit di Kelurahan sukaramai I, yang rata-rata dari mereka merupakan anggota program UPPKS.

Hal ini menunjukkan bahwa program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I menghasilkan perubahan yang positif bagi warga, terbukti dari mulai berkurangnya angka kemiskinan dan semakin meningkatnya kemandirian dan kesejahteraan keluarga, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan Area.


(40)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai pendapatan bersih setelah mengikuti program UPPKS dengan peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.20 berikut ini:

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih Setelah Mengikuti Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Meningkat

2 Cukup meningkat

13

5

66,7

33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasi penelitian dilapangan yang dilakukan oleh peneliti mengenai pendapatan bersih anggota setelah mengikuti program UPPKS, yang mengatakan meningkat ada 13 orang (66,7%) dan responden yang menyatakan cukup meningkat hanya 5 orang (33,3%). Mereka mengatakan program ini juga turut meningkatkan dinamika kehidupan keluarga, dinamika kehidupan keluarga rata-rata meningkat, dari yang awalnya kehidupan keluarga miskin. Tapi kini setelah ikut menjadi anggota kelompok UPPKS ekonomi keluarga mulai berubah.


(41)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai peran serta keluarga dalam pelaksanaan pembangunan dilingkunganya dengan peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.21 berikut ini:

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dalam Meningkatkan Peran Serta Keluarga Dalam Pelaksanan Pembangunan

Dilingkunganya

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Meningkat

2 Cukup meningkat

14

4

77,8

22,2

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat kita ketahui distribusi responden berdasarkan kesesuaian program UPPKS yang mengatakan meningkat 14 orang (77,8%), responden yang mengatakan cukup meningkat ada 4 orang (22,2%). Ini merupakan bukti bahwa program UPPKS ini sangat bagus untuk di kembangkan duseluruh lapisan masyrakat, guna meningkattkan kemandirian dan kesejahteraan.


(42)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai kemandirian keluarga sejak mengikuti program UPPKS dengan peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.22 berikut ini

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Kemandirian keluarga Sejak Mengikuti Program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Meningkat

2 Cukup meningkat

10

8

55,6

44,4

jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.22, maka dapat kita ketahui distribusi responden berdasarkan kemandirian keluarga sejak mengikuti program UPPKS, membuktikan bahwa kemandirian keluarga tercipta dari program UPPKS ini. Terbukti dari 10 orang (55,6%) mengatakan bahwa kini menjadi anggota kelompok UPPKS telah meningkat dan mampu hidup mandiri. Semantara itu 8 orang (44,4%) responden hanya mengatakan cukup meningkat. Dilihat sudah mampunya responden yang membuka usaha menjahit sendiri, tidak lagi menggantungkan diri dari kelompoknya lagi. Mereka sudah mampu berkembang secara mandiri meskipun modal yang ada tidak terlalu besar, namun mereka telah mampu menghidupi keluarga dengan penghasilan yang mereka peroleh dari usaha mereka.


(43)

Data distribusi responden berdasarkan pencapaian tujuan responden mengenai penanggulangan kemiskinan dalam mengikuti program UPPKS dengan peningkatan ekonomi keluarga, disajikan dalam Tabel 5.23 berikut ini

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dalam Penanggulangan Kemiskinan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sesuai

2 Cukup sesuai

16

2

88,9

11,1

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Program UPPKS ini merupakan program yang bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu/wanita di bidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan kemiskinan dalam rangka membangunan kemandirian dan ketahanan keluarga serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Pada Tabel 5.23 diata menunjukkan ada berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan yaitu 16 orang (88,9%) responden mengatakan bahwa program UPPKS ini sangat berperan penting dalam penanggulangan kemiskinan yang ada di Kelurahan Sukaramai I. Responden yang mengataka cukup sesuai ada 2 orang (11,1%). Ini terbukti dari terciptanya lapangan pekerjaan baru dari program UPPKS tersebut. Dibandingkan dengan ibu-ibu yang dahulunya tidak bekerja, saat ini telah memiliki lapangan pekerjaan baru, sehingga dapat meningkatkan penghasilan ekonomi


(44)

5.3.3 Ketetapan Waktu

Data distribusi responden berdasarkan waktu responden mulai menjadi anggota kelompok UPPKS maka kita ketahui bahwa waktu responden pertama kali menjadi anggota kelompok UPPKS di Kelurahan Sukaramai I yang masing-masing kelompoknya berjumlah 9 orang (50,0%), kelompok pertama kali adalah kelompok mawar yang terbentuk pada tahun 2009. Kelompok yang kedua adalah kempok melati yan di bentuk pada tahun 2010.

Kelompok-kelompok ini termasuk kedalam kelompok UPPKS dasar yang dijelaskan dalam penjelasan tetang program UPPKS yaitu: kelompok UPPKS dasar dengan kriteria sebagai berikut: pengurus kelompok belum lengkap, pembukuan sederhana, pertemuan kelompok bulanan, usaha sebatas simpan pinjam, dan belum memperoleh pinjaman komersial.


(45)

Data distribusi responden sebelum menjadi peserta UPPKS, pernah tidaknya pemerintah setempat memberikan informasi akan diselenggarakan penyuluhan tentang program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.24 sebagai berikut:

Tabel 5. 24

Distribusi Responden Sebelum Menjadi Peserta UPPKS, Pernah Tidaknya Pemerintah Setempat Memberikan Informasi Akan diselenggarakan

Penyuluhan Tentang UPPKS.

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Ada

2 Kadang-kadang 3 Tidak pernah

2 10

6

11,1 55,6 33,3

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.24, maka kita ketahui bahwa hanya responden yang mengatakan ada hanya 2 orang (11,1%) responen yang mengatakan kadanng-kadang ada 10 orang (55,6%) dan yang mengatakan tidak pernah ada 6 orang (33,3%) responden. Ini dikarenakan kurangnya sosialisasi besar-besaran dari pihak BKKBN. Maka informasi ini tidak langsung sampai kesemua masyarakat. Ini terlihat dari sistemnya hanya sebagian yang diberi informasi maka selebihnya dari teman keteman yang menyampaikan akan adanya program pemberdayaan ini.


(46)

Data distribusi responden mengenai waktu pembentukan dan pelaksanaan program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.25 sebagai berikut:

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pembentukan dan Pelaksaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Awal tahun 2 Pertengahan tahun 3 Akhir tahun

5 8 5

27,8 44,4 27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.25, maka kita ketahui bahwa waktu pembentukan dan pelaksanaan program ada 5 orang (27,8%) renponden yang menjawab awal tahun, responden yang menjawab pertengahan tahun ada 8 orang (44,4%), sedangkan responden yang mengatakan akhir tahun pembentukan program UPPKS ada 5 orang (27,8%). Terjadinya beda pendapat pada responden karena informasi yang diperoleh tidak sama dan berbeda. Mereka yang tidak tahu itu hanya mengikuti kegiatan program saat mendapatkan informasi dari teman keteman.


(47)

Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai pemberian bimbingan dan penyuluhan program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.26 sebagai berikut:

Tabel 5.26

Distribusi Responden Ketetapan Waktu Pemberian Bimbingan dan Penyuluhan Kepada Responden Setelah Menjadi Peserta UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Tepat waktu

2 Cukup tepat waktu

5

13

27,8

72,2

jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.26, maka kita ketahui bahwa distribusi responden berdasarkan ketetapan waktu pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada responden setelah menjadi pesrta UPPKS terdapat 5 oran (27,8%) menjawab tepat waktu. Responden yang menyatakan cukup tepat waktu sebanyak 13 orang(72,2%), hal ini dikarenakan informasi dari teman keteman juga teryata cukup mampu membuat keyakinan pada masyarakat sehingga program UPPKS ini terlaksana sesuai target yang sudah ditentukan.


(48)

Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai kesesuain pemberian bantuan dengan waktu berjalanya program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.27 sebagai berikut:

Tabel.5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Pemberian Bantuan dengan Waktu Berjalanya Kelompok UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sesuai 2 Cukup sesuai 3 Tidak sesuai

3 10

5

16,7 55,5 27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.27, maka kita ketahui bahwa distribusi kesesuaian pemberian bantuan dengan waktu berjalanya kelompok UPPKS ada 3 orang (16,6%) responden yang mengatakan cukup sesuai ada 10 orang (55,5%), responden mengatakan pemberian bantuan bersamaan dengan berjalanya program UPPKS di kelurahan ini. Program ini berjalan mulai dana pinjaman sampai ketangan kelompok. Responden yang mengatakan tidak sesuai ada 5 orang (27,8%) karena responden tersebut menjadi anggota hanya ikut-ikutan saja.

Data distribusi responden dalam ketetapan waktu mengenai pengambilan dana pinjaman program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.28 sebagai berikut:


(49)

Tabel 2.28

Distribusi Responden Berdasarkan Ketetapan Waktu Pengembalian Dana Pinjaman

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Sesuai 2 Cukup sesuai 3 Tidak sesuai

1 12

5

5,5 66,7 27,8

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Distribusi responden berdasarkan ketetapan waktu pengembalian pinjaman yaitu dari hari penelitian dilapangan diketahui bahwa proses peminjaman dan pengembalian dikelola oleh ketua kelompok. Dilihat dari jawaban responden yaitu 12 orang (66,7%) yang mengatakan cukup sesuai. Sehingga tugas kelompok sebagai tempat masyarakat untuk belajar berwieausaha dapat terlaksana dan menumbuhkan ketahanan keluarga. Responden yang mengatakan sesuai hanya 1 orang (5,5%) yang mengatan tidak sesuai ada 5 orang (27,8%).


(50)

5.3.4 Manfaat Program

Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai modal yang diberikan oleh kelompok program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.29 sebagai berikut:

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Modal yang Diberikan Oleh Kelompok UPPKS Dapat Dimanfaatkan Secara Maksimal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Dapat

2 Kurang dapat

5

13

27,8

72,2

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5: 29 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan modal yang diberikan oleh program UPPKS, maka dapat kita ketahui terdapat 13 orang (77,2%) yang mengatakan dapat. responden yang mengatakan kurang dapat ada 5 orang (27,8%), sebagian kelompok mengatakan kurang itu karena harga barang semakin lama semakin naik, namun meskipun demikian para anggota dapat memanfaatkan modal tersebut secara maksimal.


(51)

Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai hubungan/kerjasama diluar pelatihan program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.30 sebagai berikut:

Tabel 5.30

Distribusi responden berdasarkan hubungan/ kerjasama diluar pelatihan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Dapat

2 Kurang dapat

14

4

77,8

22,2

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.30, maka kita ketahui bahwa distribusi responden berdasarkan hubungan/kerjasama diluar pelatihan. Responden yang mengatakan dapat ada 14 orang (77,8%), dan responden yang mengatakan kurang dapat hanya 4 orang (22,2%). Meskipun diluar pelatihan para anggota atau kelompok UPPKS itu dapat melakukan hubungan kerjasama misalnya saat arisan dikelurahan Sukaramai I


(52)

Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai penghasilan anggota sebelum adanya program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.31 sebagai berikut:

Tabel 5.31

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Anggota Sebelum Adanya Program

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 >Rp500.000/bulan

2 Rp500.00-1.000.000/ Bulan

16

2

88,9

11,1

Jumlah 18 100,00

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.31, maka kita ketahui bahwa distribusi responden berdasarkan penghasilan anggota sebelum menjadi kelompok UPPKS. Reponden yang mengatakakan >Rp500.00/bulan ada 16 orang (88,9%), yang mengatakan Rp500.00-1.000.000/bulan ada 2 orang(11,1%). Responden memiliki pendapatan bersih dibawah Rp 500.00 perbulan dari usaha yang dikembangkanya. Besar atau kecilnya keuntungan dipengaruhi oleh besar atau kecilnya usaha yang dikembangkanya, adapun yang jumlah keuntungan yang samapai dengan 1 juta rupiah mempunyai usaha beternak. Perbedaan jumlah keuntungan dipengaruhi perbedaan jumlah produksi.


(53)

Data distribusi responden dalam manfaat program mengenai penghasilan anggota sesudah mengikuti program UPPKS, dapat dilihat pada Tabel 5.32 sebagai berikut:

Tabel 5.32

Distribusi Responden Berdasarkan penghasilan anggota sesudah mengikuti program UPPKS

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Rp500.000- Rp1.000.000

2 <Rp 1.000.000

3

15

16,7

83,3

Jumlah 18 100,00

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.31, maka kita ketahui bahwa distribusi responden berdasarkan penghasilan anggota sesudah mengikuti program UPPKS, yang mengatakan Rp500.000-Rp1.000.000 ada 3 orang (16,7%), dan yang mengatakan lebih dari 1 juta rupiah ada 15 orang (83,3%). Hal ini menunjukkan bahwa program UPPKS di Kelurahan Sukaramai I meghasilkan perubahan yang positif bagi warga, terbukti dari mulai berkurangnya angka kemiskinan dan semakin meningkatnya kemandirian dan kesejahteraan keluarga, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan Area.


(54)

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, yang didapat dari hasil penelitian. Kesimpulan yang terdapat di bab ini adalah merupakan hasil yang dicapai dari analisis data dalam penelitian tentang Implementasi Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area. Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pemahaman responden terhadap UPPKS ini kurang paham, ini terjadi sebelum program UPPKS ini terbentuk, hal ini dikarenakan kurang memadainya sarana informasi dari pihak BKKBN langsung kepada masyarakat. Pihak BKKBN hanya memberikan informasi pada pihak PLKB didaerah masing-masing. Tidak secara khusus sehingga informasi tidak langsung kepada masyarakat tentang adanya Pogram UPPKS ini hanya mendapatkan informasi dari teman keteman.

2. Tujuan dari program UPPKS adalah untuk memberdayakan ibu-ibu/ wanita dibidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan kemiskinan dalam rangka membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Maka dari hasil


(55)

penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari program UPPKS di kelurahan ini telah tercapai.

3. Ketetapan waktu yang telah ditetapkan dalam melangsungkan kegiatan ini mengatakan cukup tetap waktu. Disimpulkan bahwa kurangnya kejelasan waktu pembentukan setia kelompok, informasi yang sampai kepada masyarakat ada yang langsung dari pihak BKKBN/PLKB serta kelurahan dan beberapa dari teman keteman, akan tetapi proses pelaksanaanya dapat bejalan sesuai dengan rencana. Demikian halnya dengan proses pinjaman dana dan proses pengembalian dana pinjaman dapat sesuai waktu yang telah disepakati.

4. Manfaat program dapat bermaanfaat melalui program UPPKS ini bagi masyarakat di kelurahan Sukaramai I kecamatan Medan area. Meskipun dalam proses penyampaian program kurang informasi, namun kehidupan responden setelah menjadi anggota kelompok UPPKS dapat dilihat dari terlatihnya ibu-ibu dan meninggkatkan ekonomi keluarga responden. Dan dapat disimpulkan bahwa manfaat program ini dapat tercapai dan terpenuhi.

5.4 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran peneliti adalah:

1. Diharapkan dari pihak BKKBN pusat, provinsi, dan kabupaten demi meningkatkan keberhasilan dan keberlangsungan program UPPKS ini dapat menyampaikan informasi lebih baik lagi mulai dari sebelum program ini dibentuk sampai program ini berlangsung. Sehingga terjalin komunikasi yang baik antara pihak penyelenggara sampai peserta menerima program. Sehingga


(56)

keberadaan kelompok-kelompok UPPKS dapat menjadi berkembang lebih besar dan dapat berdiri secara maksimal.

2. Diharapkan bagi pihak kecamatan, yaitu pusat informasi yang paling terdekat dan dibutuhkan bagi kelompok-kelompok UPPKS yang ada di daerah masing-masing. Untuk lebih memperhatikan dan mengayomi setiap kelompok UPPKS yang ada sehingga informasi dan kegiatan-kegiatan pameran dapat diterima langsung oleh setiap kelompok. Karena dari informasi inilah setiap kelompok dapat bersaing, promosi dan dapat mengembangkan usahanya.

3. Bagi desa-desa yang ada disekitar kelurahan Sukaramai I, ini diharapkan mampu mengambil contoh yang baik dari setiap kreatifitas dan semangat ibu-ibu dalam melakukan wirausaha. Sehingga tercipta kemandirian dari setiap keluarga.


(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi

2.2.1 pengertian Implementasi

Sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk hidup untuk menginginkan sesuatu yang lebih baik. Hal ini sudah merupakan dimensi biologis dan psikologis manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya didunia ini, implementasi merupakan proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga dimaksudkan menyediakan sarana untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama.

Van Horn DanVan Meter mengartikan Implementasi kebijakan sebagai :"tindakan-tindakan oleh individu publik dan swasta (atau kelompok) yang diarahkan pada prestasi tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya".( Van Horn Dan Van Meterdalam Subarsono 2006 : 100). Jadi Implementasi dimaksudkan sebagai tindakan individu publik yang diarahkan pada tujuan serta ditetapkan dalam keputusan dan memastikan terlaksananya dan tercapainya suatu kebijakan serta memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama. Sehingga dapat tercapainya sebuah kebijakan yang memberikan hasil terhadap tindakan-tindakan individu publik dan swasta.

Berdasarkan pengertian implementasi yang dikemukakan diatas,dapat dikatakan bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang berwenang atau kepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan, implementasi dengan


(58)

berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan. Van Horn Dan Van Meterdalam Subarsono (2006) http:// mengenal Implementasi kebijakan Publik.co.id diakses hari selasa tggl 23-08-2013 jam 20.50 wib)

2.2.2 Struktur Implementasi

Sebagai tindakan intervensi, maka faktor kritis dalam proses implementasi adalah merancang struktur implementasinya, yakni memilih tindakan – tindakan operasional yang tepat, serta mengoperasionalkan tindakan – tindakan tersebut secara tepat pula ke dalam bentuk Program dan Proyek. Agar dapat melakukan intervensi secara optimal, Sabatier dan Mazmanian (1983) menyebutkan bahwa beberapa factor perlu diperhatikan dalam implementasi, yakni:

1. Mengidentifikasi masalah yang harus diintervensi 2. Menegaskan tujuan yang hendak dicapai

3. Merancang strukturproses implementasi

Untuk menyusun struktur Implementasi tersebut Lineberry (1984) menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Pembentukan unit organisasi atau staf pelaksana

2. Penjabaran tujuan dalam berbagai aturan pelaksana (Standard operating procedures/SOP)

3. Mengkoordinasikan berbagai sumberdaya dan pengeluaran pada kelompok sasaran serta pembagian tugas diantara badan pelaksana


(59)

2.3Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengawasan dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parson dalam Suharto, 2009: 58).

Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang terpinggirkan, termasuk kaum perempuan. Demikian pula masyarakat lain yang terabaikan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat meningkatkan untuk menganalisis kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi. Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang dikembangkan oleh dan untuk mereka.

Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi lebih baik. Proses pemberdayaan ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik mungkin, baik sumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Melalui proses pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola pikir yang kritis dan sistematis.

Proses pemberdayaan sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam peningkatan pelayanan yang lebih tanggap bagi kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi oleh masyarakat sendiri. Proses pemberdayaan masyarakat akan


(60)

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada instansi-instansi dapat menyesuaikan serta memperbaiki pelayanannya.

Tim pemberdayaan masyarakat di dukung oleh lembaga pelaksana. Peran utama tim pemberdayaan masyarakat adalah mendampingi masyarakat dalam melaksanakan proses pemberdayaan masyarakat. Peran tim pemberdayaan pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang selama proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan seperti diuraikan berikut ini. Proses ini harus sesuai dengan kondisi dan dinamika yang ada di wilayah pelaksanaan.

Tahap 1. Seleksi lokasi

Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat

Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari: a. Kajian keadaan pedesaaan partisipatif

b. Pengembangan kelompok

c. Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan d. Monitoring dan evaluasi partisipasi

Tahap 4. Pemandirian masyarakat (Departemen Sosial, 2007: 1-6).

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tidak tentu. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang akan berjalan terus-menerus. Masyarakat akan mengkaji keadaannya dan mengembangkan rencana kegiatan perbaikan serta melakukannya secara berkelanjutan.

BKKBN telah memulai program pemberdayaan ekonomi pada tahun 80’an. Dalam periode waktu 1980 sampai dengan tahun 1994 telah dilaksanakan berbagai program “The Family Planning – Income Generating Activities” (FP-IGA) yang


(61)

telah dilaksanakan. Pada awalnya program rintisan ini dikembangkan untuk penjagaan kebutuhan terhadap program pemberdayaan ekonomi keluarga, sehingga disajikan berbagai alternatif model yang dapat dikembangkan di daerah. Keberlangsungan program pemberdayaan ekonomi ini sangat tergantung pada sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, teknis produksi, pemasaran, dan yang lebih utama adalah permodalan. Berikut ini adalah contoh dari model–model pemberdayaan ekonomi keluarga antara lain :

Program Rintisan, meliputi:

1. Proyek Bantuan Bank Dunia 300 IDN, merupakan paket program berupa: bantuan pengadaan air bersih, peningkatan pendapatan akseptor, dan penyedian kebutuhan.

2. Proyek ASEAN untuk Women in Development, salah satu kegiatannya adalah Income Generating.

3. Program GIZI melalui bantuan USAID, dengan kegiatan KB-pedesaan/kumuh yang salah satu kegiatannya adalah Income Generating. 4. Program Women in Development melalui bantuan UNFPA, dengan

kegiatan Income Generating Program WID ini sudah lebih lengkap dengan adanya studi banding, pembuatan buku pedoman MIS.

5. Melalui bantuan Belanda (IGGA), dilaksanakan program Income Generating dengan berbagai kegiatan pengembangan antara lain :

a. Model-model pelatihan

b. Latihan pengembangan produk c. Latihan pemasaran


(62)

6. Dukungan APBN-DIP melui berbagai proyek untuk kecamatan miskin dan KB keluarga transmigran, yang bentuk kegitannya adalah Income Generating dengan penyediaan bantuan modal yang dilaksanakan secara bergulir.

7. Bantuan modal dari BUMN/dari saldo laba perusahaan negara juga dialokasikan untuk kegiatan Income Generating dengan paket modal lebih besar dari bantuan modal APBN (Badan Koodinasi Keluarga Berencana Nasional, 2012:28)

Kelompok-kelompok yang mendapatkan bantuan modal tersebut adalah kelompok UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor), yang para anggotanya sebagian besar para akseptor KB untuk mendorong peningkatan kesejahteraan akseptor KB sebagai suatu nilai tambahan bagi yang menjadi anggota KB, dan bagi lingkungannya merupakan salah satu teknik motivasi untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta menjadi akseptor KB.

2.4 Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera 2.4.1 Pengertian Kelompok UPPKS

Kelompok usaha peningkatan Pendapatan Keluarga sejahtera (UPPKS) adalah kelompok yang melakukan kegiatan ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang beranggotakan, baik ibu/ibu wanita dari keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera I, maupun keluarga lain yang tahap kesejahteraannya lebih tinggi, baik yang belum, sedang, maupun purna peserta KB.

Tujuan umum dari kelompok UPPKS adalah untuk memberdayakan ibu-ibu/wanita di bidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan


(63)

kemiskinan dalam rangka membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Secara khusus tujuan kelompok UPPKS adalah:

1) Meningkatkan pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi

2) Melatih keluarga, khususnya wanita untuk melakukan kegiatan wirausaha 3) Meningkatkan dinamika kehidupan keluarga

4) Meningkatkan peran serta keluarga dalam pelaksanaan pembangunan dilingkungannya

5) Meningkatkan kemandirian dan ketahanan keluarga

8. Meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan (Badan Koodinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007: 1-2)

Sasaran langsung yang dituju pada program ini adalah kaum wanita yang termasuk kategori keluarga pra keluarga sejahtera, sejahtera I, dan keluarga lain yang tingkat kesejahteraannya sudah lebih tinggi dari pada yang sedang melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif. Sasaran tidak langsung dari kegiatan ini antara lain adalah kader pembangunan di tingkat desa, tokoh masyarakat, PLKB, dan pemberi pinjaman modal.

2.4.2 Pokok-pokok Kegiatan Kelompok UPPKS

Pengembangan kegiatan UPPKS dan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Komunikasi, Informasi, dan Edukasi. Kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan kepedulian dan komitmen dari berbagai unsur pembangunan di setiap lingkungan sehingga berkembang partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera.


(64)

2) Pendataan keluarga sejahtera. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun bersama masyarakat untuk memperoleh data yang lengkap tentang tingkat kesejahteraan keluarga sehingga mereka yang tergolong keluarga pra-keluarga sejahtera dan pra-keluarga sejahtera I segera dapat ditingkatkan kesejahteraannya melalui kelompok UPPKS.

3) Bimbingan pengembangan usaha ekonomi produktif. Bimbingan ini dilakukan melalui kelompok UPPKS dengan jenis usaha (1) pelaju keluarga (petik, olah, jual, dan untung oleh keluarga), (2) pemaju keluarga (proses, kemas, jual, dan untung oleh keluarga), (3) jasa, seperti usaha salon kecantikan, tukang banten, tukang pijat/mesinggul, dan tukang jahit.

4) Kemitraan usaha. Pokjanal di tingkat desa yang lebih tinggi berusaha mencarikan mitra usaha bagi kelompok UPPKS dalam pengembangan usahanya. Pola kemitraan dapat berupa pola inti plasma, subkontrak, keagenan, waralaba, dagang umum, dan usaha bersama.

2.4.3 Pembinaan Usaha Ekonomi Keluarga

Program Pemberdayaan Keluarga Ekonomi Keluarga (PEK) yang dilaksanak oleh BKKBN melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) merupakan kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga, terutama Pasangan Usia Subur (PUS). Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan keluarga sejahtera I (KS I) baik peserta KB, sedangkan KS II keatas diharapkan dapan menjadi motivator dalam pengelolahan Kelompok UPPKS.

UPPKS diharapkan menjadi kegiatan yang inovatif, kreatif sehingga dapat berkembang dan berjalan secara berkesinambungan, serta memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk memantapkan dan meningkatkan


(65)

pemberdayaan Ekonomi Keluarga serta menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan otonomi daerah, maka perlu diterbitkan Pedoman Pemberdayaan Ekonomi Keluarga melalui Kelompok UPPKS.

1. Jenis Pembinaan Usaha

a. Pembekalan Kewirausahaan

Kegiatan ini bertujuan mengembangkan wawasan bagi pemula berminat berwirausaha. Selain itu juga dapat membekali mereka sebagai calon wirausaha, strategi memulai wirausaha, manajemen wirausaha, semangat dari wirausaha, manajemen keuangan, keterampilan yang harus dimiliki, membangun teamwork yang baik, dan bagaimana memulai bisnis dikalangan pemula, sehingga mereka memiliki potensi wirausaha yang maksimal, tanpa harus merasa kurang percaya diri dan takut dengan resiko kegagalan.

b. Pembina pengetahuan

Anggota kelompok UPPKS yang berminat usaha biasanya belum berpikir tentang kewirausahan perlu mengembangkan beberapa bidang pengetahuan yang berpengaruh pada bidang usaha seperti:

a. Belajar tentang lingkungan atau segmen pasar seperti apa masyarakat yang tinggal didalamnya, usia, menikah atau lajang, jumlah anggota mereka, dan tingkat pendapatan mereka rata-rata kebutuhanya apa.

b. Mengetahui apa yang sedang terjadi sekarang, misalnya gaya busana terkini, makanan, layanan yang banyak dicari, jenis olahraga yang sedang populer. Pada dasarnya, seseorang wirausaha selalu ingin mengetahui apa yang baru dan berbeda.


(66)

c. Belajar sambil berusaha, pengetahuan praktis pengalaman setiap hari. Tentu merupakan bakal yang penting untuk menjadi seorang wirausaha. Kewirausaha menggabungkan semua pengetahuan dan pengetahuan seseorang dengan pengalaman sambil berusaha akan menggabungkan pengalaman, minat, hobi, dan akan menemukan keterampilanya, cara mengatur dan merencenakan usaha.

d. Keterampilan usaha sebagai seorang wirausaha membutuhkan banyak keterampilan untuk dapat menjalankan usaha dengan sukses. Kemampuan yang diperoleh dibuktikan dalam menjalankan usahanya, karena setiap usaha memang berbeda dan akan membutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperlukan untuk usaha itu sendiri. Meskipun demikian, terdapat keterampilan-keterampilan umum dan pengetahuan bersifat umum bagi kebanyakan usaha.

2. Mengembangkan Usaha

Bagaimana mengembangkan usaha supaya sukses pada dasarnya belum perna ditemukan jawabanya yang pasti, karena suksesnya suatu usaha tergantung pada kemampuan untuk menemukan peluang usaha, dan segera bertindak dengan mengelola kekuatan yang dimiliki untuk menawarkan sesuatu produk yang menarik bagi pelanggan, dan mengambil risiko yang ada. yang berperan adalah wirausaha dan mengambil inisiatif untuk menciptakan serta melakukan penawaran menarik yang bernilai kepada calon pelanggan.


(67)

3. Memberikan Bantuan Teknis Produksi

Untuk memperoleh bantuan teknis ini dapat dilakukan kerjasama dengan pengusaha atau pengrajin yang berpengalaman dan atau lembaga-lembaga khusus dapat memberikan pengetahuan tambahan dan keterampilan untuk mengambil keputusan bagi para wirausaha. Termasuk bagaimana mengembangkan jaringan promosi dan merencenakan strategi pemasaran. Hal ini merupakan alat usaha untuk membantu merencanakan semua kegiatan yang terlibat dalam pertukaran barang dan jasa antara produsen dan konsumen. Penentuan lokasi Usaha ini merupakan sebuah keputusan penting yang dapa “membangun” dan “menghancurkan” sebuah usaha baru. Pemilik usaha kecil harus memilih lokasi yang “tepat” untuk usahanya.

2.5 Kriteria Kemiskinan dari BKKBN 2.5.1 Kemiskinan Menurut BKKBN

Kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup di bawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Siagian, 2012: 2). Suatu proses kemiskinan merupakan proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

Dalam pelaksanaan program UPPKS yang dimotori oleh BKKBN kriteria yang digunakan untuk menentukan keluarga yang akan memperoleh bantuan pada program ini adalah kriteria yang dikeluarkan oleh BKKBN. Indikator yang


(68)

digunakan adalah indikator yang terdapat pada tahapan-tahapan keluarga sejahtera. Indikator tahapan keluarga sejahtera diuraikan secara terperinci berikut ini:

Keluarga sejahtera tahap I sebuah keluarga akan digolongkan sebagai keluarga dengan kategori keluarga sejahtera I jika sesuai dengan kriteria berikut:

1. Keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianut masing-masing.

2. Pada umumnya seluruh keluarga makan dua kali/lebih sehari. 3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian berbeda.

4. Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit dan PUS ingin menjadi akseptor KB, dibawa ke sarana pengobatan modern (Badan Koodinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007: 10)

Apabila salah satu atau lebih dari indikator tersebut tidak terpenuhi, maka keluarga tersebut digolongkan kedalam keluarga prasejahtera. Kriteria BKKBN untuk mereka yang tergolong miskin adalah keluarga yang berada dalam kategori keluarga sejahtera I dan pra-keluarga sejahtera.

2.6 Implementasi Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) 2.6.1 Landasan Hukum

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 instruksi Presiden nomor 3 tahun 1996 tentang pembangunan keluarga sejahtera dalam rangka peningkatan penanggulangan kemiskinan peraturan presiden nomor 7 tahun 2005 tentang RPJM 2004-2009. Komitmen global: MDGs (Millennium Development Gold)- Micro Credit Summit.


(69)

2.6.2 Visi dan Misi

Visi, Misi & Grand Strategi Visi: “Seluruh Keluarga Ikut KB” Misi: Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Grand Strategi: 1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB

1. Menata kembali pengelolaan program KB 2. Memperkuat SDM Operasional Program KB

3. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB

4. Meningkatkan pembiayaan program KB

2.6.3 Tujuan

Tujuan umum dari kelompok UPPKS adalah untuk memberdayakan ibu-ibu/wanita dibidang ekonomi sebagai upaya peningkatan penanggulangan kemiskinan dalam rangka membangun kemandirian dan ketahanan keluarga serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Secara khusus tujuan kelompok UPPKS adalah:

1) Meningkatkan pemberdayaan keluarga dibidang ekonomi

2) Melatih keluarga, khususnya wanita untuk melakukan kegiatan wirausaha 3) Meningkatkan dinamika kehidupan keluarga

4) Meningkatkan peran serta keluarga dalam pelaksanaan pembangunan dilingkungannya

5) Meningkatkan kemandirian dan ketahanan keluarga 6) Meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan.


(1)

2.5.2 Visi dan Misi ... 21

2.5.3 Tujuan ... 21

2.5.4 Pokok-pokok Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga .... 22

2.6 Kerangka Pemikiran ... 29

2.7 Definisi Konsep dan Defenisi Operasional ... 33

2.7.1 Definisi Konsep ... 33

2.7.2 Definisi Operasional... 34

BAB III : METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Tipe Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Populasi ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.5 Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 39

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Sukaramai I ... 39

4.2 Kondisi Georafi ... 40

4.3 Kondisi Demografi ... 41

4.3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

4.3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 41

4.3.3 Distribusi Berdasarkan Mata Pencaharian ... 42

4.3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama ... 44

4.3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 45

4.4.6 Sarana Ekonomi ... 46

4.4. Sarana Dan Prasarana ... 46

BAB V : ANALISA DATA ... 50

5.1 Pengantar ... 50


(2)

5.2.1 Umur ... 51

5.2.2 Jenis Kelamin...………. ... 52

5.2.3 Agama ... 52

5.2.4 Suku Bangsa ... 53

5.2.5 Pendidikan Terakhir ... 55

5.2.6 Pekerjaan ... 56

5.2.7 Status Kependudukan ... 57

5.3 Implementasi Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kelurahan Sukarama I Kecamatan Medan Area ... 58

5.3.1 Pemahaman Program ... 59

5.3.2 Pencapaian Tujuan ... 71

5.3.3 Ketetapan Waktu ... 77

5.3.4 Manfaat Program ... 83

BAB VI : PENUTUP ... 87

6.1 Kesimpulan ... 87

6.2 Saran ... 88


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin ... 41

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 42

Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Mata Pencaharian ... 43

Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Agama ... 44

Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan Suku Bangsa ... 45

Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Sarana Ekonomi... 46

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usi ... 51

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama ... 53

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa ... 54

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 55

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan... 56

Tabel 5.6 Distribusi Responden Status Kependudukan ... 57

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Pengetahuan Program ... 59

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pemehaman Program UPPKS Setelah Mendapatkan Informasi ... 60

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pihak yang Mengajak / Mendorong ... 61

Tabel 5.10 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Pihak Penyelenggara Program UPPKS ... 62

Tabel 5.11 Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Pelaksanaan ... 63

Tabel 5.12 Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Sasaran Program UPPKS ... 64

Tabel 5.13 Distribusi Responden Mengenai Tujuan Program UPPKS ... 65

Tabel 5.14 Distribusi Pemahaman Responden Mengenai Sumber Dana Kelompok UPPKS ... 66

Tabel 5.15 Distribusi Pemahaman Responden Berdasarkan Modal Kegiatan Kelompok UPPKS ... 67

Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha Yang di Kembangkan ... 68


(4)

Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Wadah Komunikasi dan Informasi

Kelompok UPPKS ... 70 Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS

Dengan Peningkatan Ekonomi Keluarga ... 71 Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Terlatih Tidaknya Perempuan

Dalam Melakukan Wirausaha ... 72 Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih Setelah Mengikuti Program UPPKS ... 73 Tabel 5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS dalam Meningkatkan Peran Serta Keluarga Dalam Pelaksanaan Pembangunan Dilingkunganya ... 74 Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Kemandirian Keluarga Sejak

Mengikuti

Program UPPKS ... 75 Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program UPPKS

Dalam Penanggulangan Kemiskinan ... 76 Tabel 5.24 Distribusi Responden Sebelum Menjadi Peserta UPPKS, Pernah

Tidaknya

Pemerintah Setempat Memberikan Informasi Akan Diselenggarakan Penyuluhan Tentang UPPKS ... 78 Tabel 5.25 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pembentukan dan

Pelaksanaan ... 79 Tabel 5.26 Distribusi Responden Ketetapan Waktu Pemberian Bimbingan dan Penyuluhan Kepada Setelah Menjadi Peserta UPPKS... 80 Tabel 5.27 Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Pemberian Bantuan Dengan Waktu Berjalanya Kelompok UPPKS ... 81 Tabel 5.28 Distribusi Responden Berdasarkan Ketetapan Waktu Pengambilan

Dana Pinjaman ... 82 Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Modal yang Diberikan Oleh

Kelompok

UPPKS Dapat Dimanfaatkan Secara Maksimal ... 83 Tabel 5.30 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan/ Kerjasama

Diluar Pelatihan... ... 84


(5)

Adanya Program ... 85 Tabel 5.32 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Anggota Sesudah


(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Bagan Alir Pemikiran……….……... 32 Bagan 2 Bagan Susunan Organisasi Pemerintahan Kelurahan Sukaramai I…54