Strategi Meningkatkan Hunian Tempat Berjualan Pada Pd Pasar Kota Medan (Studi Kasus Pada Pasar Petisah Medan)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pasar tradisional merupakan pusat aktivitas sebagian besar masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan pangan, sandang,
papan maupun kebutuhan sosial. Keberadaannya terus berkembang dan semakin
banyak

masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari keberadaan pasar

tradisional, namun saat ini perkembangan pasar tradisional sangat tidak signifikan
bahkan menurun karena harus bersaing dengan pasar modern. Minat pedagang
untuk berjualan di pasar tradisional juga masih rendah, karena berbagai faktor.
PD Pasar Kota Medan merupakan BUMD yang bergerak dalam bidang
jasa penyewaan tempat berjualan untuk para pedagang. Terdapat 50 pasar
tradisional yang dikelola PD Pasar Kota Medan, salah satunya adalah Pasar
Petisah. Pasar ini telah lama berdiri, dan merupakan pasar yang memiliki jumlah
tempat berjualan terbanyak kedua setelah Pusat Pasar. Di tahun 2014, jumlah
tempat berjualan yang ditawarkan tidak semuanya ditempati oleh pedagang, hal
ini tentunya tidak diharapkan oleh pengelola pasar, karena sumber pendapatan

utama berasal dari sewa tempat berjualan.
Potensi ruang yang masih tersedia tidak menarik minat para pedagang
untuk membukanya. Jumlah ruang tempat berjualan yang masih banyak tentunya
menjadi beban bagi pengelola pasar. Minat pembeli yang cenderung lebih suka
berbelanja di pasar modern menjadi tantangan yang tidak dapat dielakkan.
Mengoptimalkan

fungsi

pasar

tradisional

merupakan

langkah

yang

harus


Universitas Sumatera Utara

dilakukan pengelola Pasar Petisah agar pasar tradisional yang dikelola menarik
minat pedagang dan pembeli.
Menurut Sihotang (2012) minat pembeli yang cenderung lebih suka
berbelanja di pasar modern menjadi tantangan yang tidak dapat dielakkan.
Mengoptimalkan

fungsi

pasar

tradisional

merupakan

langkah

yang


harus

dilakukan PD Pasar Kota Medan agar pasar tradisional yang dikelola menarik
minat pedagang dan pembeli. Pasar tradisional dan pasar modern memiliki konsep
yang berbeda. Pasar tradisional lebih bersifat pelayanan kepada masyarakat yang
dikelola oleh pemerintah daerah setempat sedangkan pasar modern lebih bersifat
komersil dan dikelola oleh para pengusaha yang mempunyai modal. Awal
keberadaannya, pasar modern pun sebenarnya diperuntukkan untuk orang-orang
yang memiliki kelas ekonomi menengah atas sehingga keberadaannya tidak
menjadi persoalan bagi pasar tradisional. Namun seiring pertumbuhan penduduk,
saat ini sangat banyak didirikan pasar-pasar modern yang mulai mengambil
pangsa dan segmen pasar tradisional. Hal inilah yang menimbulkan banyak
permasalahan.
Keputusan

pedagang

dalam


memilih

tempat

berjualan

dipengaruhi

berbagai faktor. Dari hasil penelitian Buntoso (2001) dan Aditya (2012)
menyatakan bahwa faktor mutu, harga, lokasi dan pelayanan menjadi faktor yang
dipertimbangkan pedagang. Kondisi pasar tradisional yang identik dengan kondisi
yang bau dan terkesan kumuh,

tidak aman dan tidak nyaman menjadi

pertimbangan konsumen berbelanja di pasar tradisional, jika pembeli tidak
nyaman, tentunya para pedagang juga enggan untuk menyewa tempat berjualan.

Universitas Sumatera Utara


Lokasi tempat berjualan yang terdiri dari toko, kios dan meja yang tersedia
masih belum sepenuhnya ditempati oleh pedagang resmi, banyak pedagang
informal yang berjualan tidak pada tempatnya membuat pusat pasar tidak teratur
dan tidak nyaman bagi pembeli. Sangat diperlukan langkah-langkah yang strategis
untuk mengoptimalkan Pasar Petisah, sehingga menciptakan suasana belanja yang
nyaman bagi pembeli. Pedagang sebagai pengguna jasa memiliki berbagai
pertimbangan dalam memutuskan menyewa tempat berjualan, kualitas tempat
berjualan tentunya menjadi faktor utama yang dipertimbangkan oleh pedagang.
Jasa yang ditawarkan perusahaan termasuk dalam hal ini PD Pasar Kota
Medan yang berada harus memiliki mutu yang mampu bersaing dengan jasa lain
yang ada di pasar yang dikelola. Selain faktor mutu, harga yang kompetitif atau
sewa tempat berjualan yang sesuai dengan potensi tempat berjualan menjadi
pertimbangan pedagang dalam memilih tempat berjualan. Jika biaya yang
dikeluarkan dinilai wajar,

maka

pedagang akan mempertimbangkan untuk

memilih lokasi tersebut. Lokasi tempat berjualan yang strategis dan pelayanan

dari pengelola pasar yang baik juga menjadi faktor lain yang turut menjadi
perhatian pedagang. Jika faktor mutu, harga, lokasi dan pelayanan dilaksanakan
dengan baik maka keputusan pedagang dalam memilih berjualan akan meningkat.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah yang akan dicari
pemecahannya dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat hunian tempat
berjualan di Pasar Petisah PD Pasar Kota Medan. Beberapa pertanyaan mendasar
yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

a. Faktor-faktor apa yang menyebabkan tingkat hunian tempat berjualan
di Pasar Petisah Medan masih rendah ?
b. Strategi apa yang dapat diambil manajemen untuk meningkatkan
tingkat hunian tempat berjualan di Pasar Petisah Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini yakni untuk
merumuskan strategi dalam upaya meningkatkan tingkat hunian tempat berjualan

di Pasar Petisah Medan.

1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi PD Pasar Kota Medan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
masukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
tingkat hunian tempat berjualan.
b. Bagi penulis, sebagai bentuk aplikasi dari berbagai teori manajemen.
c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup :
a. Pasar Petisah sebagai salah satu pasar tradisional yang dikelola
PD Pasar Kota Medan.
b. Faktor yang diduga mempengaruhi keputusan pedagang
memilih berjualan di Pasar Petisah adalah faktor mutu, harga
lokasi dan pelayanan.

Universitas Sumatera Utara