Aspek Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non Fiskal pada Penanaman Modal di Indonesia

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara,
untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan
yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraaan
masyarakat dari generasi demi generasi. 2
Semua negara yang ada di dunia baik negara-negara maju maupun negara
sedang berkembang tentu melaksanakan pembangunan ekonomi. Maksudnya
untuk menaikkan pendapatan riil perkapita atau paling tidak mempertahankan
tingkat pendapatan yang telah dicapai. Bagi negara sedang berkembang
pembangunan ekonomi jelas dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup
sehingga setaraf dengan tingkat hidup di negara-negara maju. Negara sedang
berkembang saat ini telah menyadari tentang kemiskinan yang dialami dan
perbedaan yang semakin lebar antara negara maju dengan negara yang sedang
berkembang.


Tidaklah

mudah

bagi

negara-negara

berkembang

untuk

2

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Penjelasan Umum paragraf 5.

Universitas Sumatera Utara


2

melaksanakan program pembangunan. 3 Negara berkembang umumnya menyadari
bahwa penanaman modal khususnya penanaman modal asing berperan penting di
dalam pembangunan ekonominya. 4
Penanaman

modal

harus

menjadi

bagian

dari

penyelenggaraan

perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan
teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang
berdaya saing. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai
apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi,
antara lain melalui perbaikan koordinasi antarinstansi Pemerintah Pusat dan
daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman
modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif
di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai
faktor tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara
signifikan. 5
Penanaman modal sebagai sarana pemulihan ekonomi setidaknya akan
menjadi suatu hubungan ekonomi yang tidak terelakkan. Sebagaimana hubungan
ekonomi internasional lainnya, penanaman modal menjadi suatu tuntutan guna
3

Irawan dkk, Ekonomika Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1997), hlm.

185.

4

Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal, (Bandung: CV Keni
Media, 2011), hlm. 1.
5
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, Penjelasan umum paragraf 2-3.

Universitas Sumatera Utara

3

memenuhi kebutuhan suatu negara, perusahaan, dan juga masyarakat. Hubungan
tersebut terjadi karena masing-masing pihak saling membutuhkan satu sama lain
dalam memenuhi kebutuhan atau kepentingannya. Pada satu sisi, negara penerima
modal (host country) membutuhkan sejumlah dana, teknologi, dan keahlian atau
skill bagi kepentingan pembangunan dalam bentuk penanaman modal. Di sisi lain,
investor sebagai pihak yang berkepentingan untuk menanamkan modal
memerlukan bahan baku, tenaga kerja, sarana dan prasarana, pasar, jaminan
keamanan, dan kepastian hukum untuk dapat lebih mengembangkan usaha dan

memperbesar perolehan keuntungan. 6 Karena itulah pemerintah Indonesia sangat
membutuhkan penanaman modal untuk keperluan pembangunan nasional.
Indonesia sudah melakukan upaya menarik modal asing dan dalam negeri
sejak tahun 1967 dengan diundangkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing. Disusul kemudian dengan Undang-Undang No.
6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. 7 Kemudian Rapat
Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tanggal 29 Maret 2007 telah
mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penanaman Modal menjadi undangundang, yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. 8
Sejak diumumkan Undang-Undang Penanaman Modal, baik asing maupun
dalam negeri, penanaman modal/investasi mulai berkembang di Indonesia pada
6

Ermanto Fahamsyah, Hukum Penanaman Modal, (Yogyakarta, LaksBang PRESSindo,
2015), hlm. 1-2.
7
Asmin Nasution, Transparansi Dalam Penanaman Modal, (Medan: Pustaka Bangsa
Press, 2008), hlm. 9.
8
Ibid. hlm. 10.


Universitas Sumatera Utara

4

tahun 1967, dan untuk selanjutnya mengalami perkembangan yang pasang surut.
Kemudian pada tahun 1975 mengalami peningkatan, namun pada tahun 1980
mengalami penurunan, tetapi pada tahun 1990 mengalami peningkatan yang agak
menggembirakan. Namun akibat krisis ekonomi dahsyat pada tahun 1997, terjadi
penurunan yang sangat mencolok, bahkan tak tanggung-tanggung, beberapa
investor hengkang ke luar negeri dengan memindahkan usahanya. 9
Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia akhir-akhir ini, maka untuk
menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia semakin sulit, tidaklah semudah
dibangdingkan dengan masa yang lampau/sebelumnya. Beberapan negara yang
mempunyai kepentingan dalam menarik investor, seperti RRC, Vietnam, India,
dan beberapa negara ASEAN (Malaysia, Thailand, dan Filipina) dan negaranegara Amarika Latin juga memiliki berbagai keunggulan, bahkan melebihi
Indonesia seperti tenaga kerja yang lebih murah di India, Singapura, Vietnam, dan
RRC, serta proses perizinan yang jauh lebih mudah dan cepat. 10
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan, antara lain
dengan mengesahkan dan memberlakukan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal. Latar belakang dikeluarkannya berbagai paket
kebijakan tersebut, antara lain untuk lebih menggairahkan dan meningkatkan
efisiensi kinerja perekonomian nasional. 11

9

Ibid. hlm. 80.
Ibid. hlm. 81-82.
11
Ibid. hlm. 82-83.
10

Universitas Sumatera Utara

5

Investor domestik maupun investor asing yang menanamkan investasi di
Indonesia diberikan berbagai kemudahan agar investor domestik ataupun investor
asing mau menanamkan investasinya di Indonesia. 12 Kemudahan diberikan agar
dapat meningkatkan kemampuan daya saing dan kualitas penanaman modal,

sehingga dapat menarik penanaman modal untuk menanamkan modalnya di
Indonesia dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan menjangkau pasar
global.
Fasilitas atau kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada investor
menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri jo. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan
Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal
Dalam Negeri dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan
Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing atau disebut dengan undang-undang yang lama adalah fasilitas
perpajakan. 13
Sementara itu, fasilitas penanaman modal yang diberikan kepada investor
menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(disebut undang-undang baru) adalah berupa fasilitas fiskal dan non fiskal. 14

12

Salim HS, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014),


hlm. 269.
13
14

Ibid. hlm. 345.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

6

Melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (UUPM) diberikan fasilitas-fasilitas dalam penanaman modal yang
terdapat dalam Pasal 18 ayat (4) mengenai fasilitas fiskal, kemudian Pasal 21
mengenai fasilitas non fiskal. Namun fasilitas tersebut tidak langsung diberikan
oleh pemerintah bagi semua penanam modal, dalam Pasal 18 ayat (3) UUPM telah
diatur mengenai kriteria investor yang akan mendapat fasilitas penanaman modal.
Setiap

penanaman


modal

berhak

mendapatkan

berbagai

bentuk

kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 15 Terhadap
penggunaan fasilitas penanaman modal, perlu dilakukan pengawasan sebagai
upaya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya penyimpangan dalam hal
penggunaan fasilitas penanaman modal.
Untuk itu perlu diketahui lebih lanjut mengenai bagaimana bentuk,
pengawasan, termasuk syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha agar
dapat memperoleh fasilitas tersebut dan aturan lainnya dalam pemberian fasilitas
non fiskal yang diatur dalam undang-undang dalam rangka menarik penanaman
modal/investor untuk berinvestasi di Indonesia guna meningkatkan pertumbuhan

ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan
ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi
nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing.

15

Republik Indonesia, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17
Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. Pasal
4 huruf d.

Universitas Sumatera Utara

7

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul dari
penulisan skripsi ini yaitu, “Aspek Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non
Fiskal pada Penanaman Modal di Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, dalam skripsi yang berjudul
“Aspek Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non Fiskal dalam Penanaman Modal di
Indonesia”, maka rumusan masalah dari skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaturan penanaman modal langsung di Indonesia?
2. Bagaimanakah fasilitas penanaman modal di Indonesia?
3. Bagaimanakah aspek hukum atas pemberian fasilitas non fiskal dalam
penanaman modal di Indoneisa?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
skripsi ini antara lain:
1.

Mengetahui pengaturan penanaman modal langsung di Indonesia.

2.

Mengetahui fasilitas penanaman modal di Indonesia.

3.

Mengetahui aspek hukum atas pemberian fasilitas non fiskal dalam
penanaman modal di Indoneisa.

Universitas Sumatera Utara

8

Penelitian ini merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk
memperkuat, membina serta mengembangkan ilmu pengetahuan, 16 Sementara hal
yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan skripsi ini adalah:
1.

Secara teoritis
Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan memberikan

sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya,
perkembangan hukum ekonomi dan mengenai aspek hukum atas pemberian
fasilitas penanaman modal dalam peraturan perundang-undangan yang ada.
Sehingga dapat memberikan pemahaman terkait pada calon-calon penanam modal
yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia sehingga tujuan dari investasi
sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
dapat tercapai. Secara teoritis penulisan ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran terkait apa-apa saja fasilitas non fiskal yang akan diterima
oleh penanam modal apabila menanamkan modalnya di Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.

Secara praktis
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para

penanam modal yang ingin menanamkan modalnya namun ingin mendapatkan
fasilitas-fasilitas non fiskal penanaman modal berupa fasilitas hak atas tanah,
fasilitas keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor.Agar sektor penanaman modal
di Indonesia dapat berkembang dan meningkatkan perekonomian nasional.
16

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2010), hlm. 3.

Universitas Sumatera Utara

9

D. Keaslian Penulisan
Sebelum melakukan penulisan skripsi yang berjudul “Aspek Hukum Atas
Pemberian Fasilitas Non Fiskal pada Penanaman Modal di Indonesia”, Penulis
telah terlebih dahulu melakukan penelusuran pada perpustakaan di lingkungan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Setelah dilakukan pemeriksaan,
selanjutnya

perpustakaan

Fakultas

Hukum

Universitas

Sumatera

Utara

mengeluarkan surat pada tanggal 20 Maret 2017 yang menyatakan tidak ada judul
yang sama, namun judul skripsi ini memiliki kesamaan topik dengan beberapa
judul skripsi. Adapaun judul skripsi yang dimaksud adalah:
1. Perlakuan dan Pemberian Fasilitas Kepada Penanam Modal Menurut
Prespektif UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (disusun
oleh: Bonatua Edynata Manihuruk, NIM: 080200118), setelah penulis
membaca substansi dari skripsi tersebut terdapat perbedaan pembahasan
antara judul skripsi tersebut dengan judul penulisan skripsi ini yaitu bahwa
judul tersebut membahas mengenai ketentuan fasilitas yang diberikan
secara umum dalam Undang-Undang Penanaman Modal. Sedangkan
penulisan skripsi ini lebih spesifik lagi yaitu membahas fasilitas hak atas
tanah, pelayanan keimigrasian, dan perizinan impor.
2. Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam
Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman
Modal Indonesia (disusun oleh: Raphita Ivonne Claudia, NIM:
120200186). Terdapat perbedaan pembahasan antara skripsi tersebut

Universitas Sumatera Utara

10

dengan penulisan skripsi ini yaitu bahwa judul tersebut membahas
kemudahan (fasilitas) dalam bidang perpajakan pada Kawasan Ekonomi
Khusus).
3. Tinjauan Yuridis Terhadap Fasilitas Keringanan Bea Masuk Bahan Baku
Bagi Kegiatan Investasi Asing Dalam Pembangunan Infrastruktur
Pekerjaan Umum (disusun oleh: Mentari Sari Rembulan, NIM:
120200335). Namun setelah penulis membaca substansi dari skripsi
tersebut terdapat perbedaan pembahasan antara judul skripsi tersebut
dengan judul penulisan skripsi penulis yaitu bahwa judul tersebut hanya
membahas mengenai fasilitas keringanan bea masuk bahan baku yang
merupakan fasilitas fiskal.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membahas mengenai aspek hukum
atas pemberian fasilitas non fiskal pada penanaman modal di Indonesia. Surat
tersebut kemudian dijadikan dasar oleh Ketua Departemen Hukum Ekonomi Prof.
Dr. Bismar Nasution, SH., MH untuk menerima judul skripsi yang diajukan oleh
penulis karena substansi yang dibahas belum pernah dibahas sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut, penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan
dan pemikiran dan usaha sendiri dengan bantuan dari buku-buku penunjang,
peraturan perundang-undangan dan artikel yang berhubungan dengan topik dan
permasalahan yang akan dibahas. Sekalipun di suatu kesempatan terdapat judul
yang sama maka penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan.

Universitas Sumatera Utara

11

E. Tinjauan Kepustakaan
1. Penanaman Modal
Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanamkan modalnya,
baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk
melakukan kegiatan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Pengertian ini
hanya meliputi kegiatan penanaman modal secara langsung (direct investment).
Tidak termasuk penanaman modal yang dilakukan secara portofolio (portofolio
investment) melalui pembelian efek oleh investor di pasar modal sebagaimana
diatur dalam UU tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksananya. 17
Dalam Pasal 1 angka 4 UU Penanaman modal, penanaman modal adalah
perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat
berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.
Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. 18
Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha
di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing,
baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri. 19

17

Mahmul Siregar, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Asing, Bahan Kuliah Hukum Investasi Fakultas Hukum USU, Medan 2016.hlm 3.
18
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, Pasal 1 angka 2.
19
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, Pasal 1 angka 3.

Universitas Sumatera Utara

12

Penanaman modal yang dimaksud dalam penulisan skripsi ini merupakan
penanaman modal secara langsung (direct investment) yaitu investor hadir
langsung secara fisik ke tempat tujuan investasi dengan membawa seluruh sumber
daya yang dipergunakan, menjalankan kegiatan usaha dan turut mengendalikan
investasi yang bersangkutan.
2. Fasilitas Non Fiskal
Fasilitas penanaman modal adalah keringanan yang diberikan oleh
pemerintah kepada pelaku usaha yang memenuhi kriteria penerima fasilitas
penanaman modal pada bidang-bidang yang telah ditentukan oleh pemerintah. 20
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah sarana untuk
melancarkan pelaksanaan fungsi kemudahan. 21 Dan pengertian fiskal adalah
berkenaan dengan urusan pajak atau pendapatan negara. 22 Jadi, fasilitas non fiskal
adalah kemudahan yang diberikan kepada penanaman modal yang melakukan
penanaman modal di Indonesia diluar dari kemudahan dalam bidang perpajakan.
Kumudahan yang dimaksud adalah kemudahan pelayanan dan/atau
perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh: 23
a. Hak atas tanah;
b. Fasilitas pelayanan keimigrasian; dan
c. Fasilitas perizinan impor.

20

IBR Supanca dkk, Ikhtisar Ketentuan Penanaman Modal, (Jakarta: The Indonesia
Netherlands National Legal Reform Program (NLRP), 2010), hlm. 502.
21
http://kbbi.web.id/fasilitas (diakses pada 28 Maret 2017).
22
http://kbbi.web.id/fiskal (diakses pada 28 Maret 2017).
23
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
Pasal 21.

Universitas Sumatera Utara

13

F. Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada di
dalam suatu penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, 24 untuk itu
diperlukan suatu metode penelitian sebagai suatu cara yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran data keterangan dari suatu objek yang diteliti. Metode
penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.

Jenis, sifat, dan pendekatan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini, maka jenis

penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu
penelitian yang dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan dalam hal
ini Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Peraturan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, dan
peraturan perundang-undangan lainnya.
Sifat penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan data yang seteliti mungkin
tentang aspek hukum atas pemberian fasilitas non fiskal pada penanaman modal di
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemberian fasilitas non
fiskal di Indonesia yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan, sehingga
dapat membantu memperkuat pemahaman pembaca dalam memahami pemberian
fasilitas non fiskal pada penanaman modal di Indonesia.
24

Soerjono Soekanto, Op.Cit., hlm. 7.

Universitas Sumatera Utara

14

Pendekatan penelitian yang dilakukan terhadap permasalahan dalam
penulisan skripsi ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu dilakukan dengan
cara menganalisis permasalahan dalam penelitian melalui pendekatan terhadap
asas-asas hukum yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan yang ada.
2.

Data penelitian
Untuk melakukan penelitian, data dapat diperoleh langsung dari

masyarakat maupun dari daftar pustaka. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan jenis data sekunder sebagai data utama. Data sekunder merupakan
data yang didapat secara tidak langsung dari objek penelitian. Data tersebut
diperoleh dari data yang sudah jadi sebelumnya dan dikumpulan dengan berbagai
cara dan metode oleh pihak lain, baik secara komersial maupun non-komersial.
Data sekunder yang dipakai antara lain:
a. Bahan hukum primer antara lain berupa peraturan perundang-undangan
terkait seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal; Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 17
Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal; Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Agraria Tata Ruang Dan Pertanahan
Dalam Kegiatan Penanaman Modal; Peraturan Pemerintah Nomor 40
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak

Universitas Sumatera Utara

15

Pakai; Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian;
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2005 tentang Visa,
Izin Masuk, dan Keimigrasian; Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
70/M-DAG/PER/9/2015 tentang Angka Pengenal Importir; dan peraturan
perundang-undangan lain terkait dengan fasilitas non fiskal.
b. Bahan hukum sekunder antara lain berupa buku-buku yang berkaitan
dengan judul skripsi, naskah akademik peraturan, artikel-artikel, hasilhasil penelitian, laporan-laporan, dan sebagainya yang diperoleh baik dari
media cetak maupun elektronik.
c. Bahan hukum tersier antara lain yang mencakup bahan yang memberi
petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, seperti kamus hukum, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan lain yang
berkaitan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan
dalam penulisan skripsi ini.
3.

Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data penulisan skripsi ini dilakukan dengan teknik

studi pustaka (library research) yakni mengumpulkan dan menghimpun informasi
dan peraturan yang relevan dengan penelitian yang sedang diteliti. Informasi
tersebut diperoleh melalui buku-buku ilmiah, laporan-laporan, peraturan-peraturan
dan sumber-sumber lain baik media cetak maupun elektronik (internet).
Selanjutnya

penulis

mengumpulkan,

memadukan,

menafsirkan

dan

Universitas Sumatera Utara

16

membandingkan buku-buku dan bacaan tersebut dengan setiap permasalahan yang
dibahas dalam penulisan skripsi ini.
4.

Analisis Data
Umumnya, penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder

penyajian datanya dilakukan sekaligus dengan analisanya. 25 Data sekunder yang
sudah diperoleh melalui penelitian kepustakaan ini kemudian disusun secara
sistematis, selanjutnya akan dilakukan metode analisis data secara kualitatif yaitu
dengan cara penguraian, menghubungkan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dan menghubungkan dengan pendapat pakar hukum, dan hasil yang
diperoleh dari analisis ini berbentuk deskripsi. 26
G. Sistematik Penulisan
Penulisan ini dibuat secara terperinci dan sistematis, agar memberikan
kemudahan bagi pembacanya dalam memahami makna dan memperoleh
manfaatnya. Penulis membagi skripsi ini ke dalam 5 (lima) bab, selanjutnya setiap
bab terbagi atas beberapa sub bab tersendiri yang tujuannya adalah untuk
mempermudah dalam menguraikan dan mendeskripsikan setiap permasalahan
yang dikaji yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I tentang pendahuluan, bab ini merupakan gambaran umum dan
menyeluruh yang disusun secara sistematis berkaitan dengan judul skripsi “Aspek

25
26

Ibid. hlm. 69.
H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 107.

Universitas Sumatera Utara

17

Hukum Atas Pemberian Fasilitas Non Fiskal pada Penanaman Modal di
Indonesia”. Pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode
penelitian yang memaparkan metode yang digunakan oleh penulis dan sistematika
penulisan.
Bab II tentang pengaturan penanaman modal langsung di Indonesia. Pada
bab ini akan menjelaskan apa pengertian, asas, manfaat dan tujuan
penyelenggaraan kegiatan penanaman modal, dasar hukum kegiatan penanaman
modal di Indoensia, dan pengaturan penanaman modal langsung di Indonesia yang
meliputi kegiatan usaha, persyaratan kepemilikan modal, perizinan, penggunaan
tenaga kerja, hak dan kewajiban serta penyelesaian sengketa.
Bab III tentang fasilitas penanam modal. Pada bab ini menguraikan
tentang bentuk-bentuk fasilitas penanaman modal, tujuan pemberian fasilitas,
persyaratan pemberian fasilitas, serta pengawasan terhadap pemberian fasilitas.
Bab IV tentang aspek hukum atas pemberian fasilitas non fiskal pada
penanaman modal di Indonesia.Bab ini merupakan inti dari permasalahan
penulisan skripsi ini. Pembahasan dalam bab ini merupakan kelanjutan dari bab
sebelumnya yakni tentang fasilitas penanaman modal. Namun pembahasan di
dalam bab ini lebih kepada bagaimana pemberian fasilitas non fiskal pada
penanaman modal di Indonesia. Bab ini menguraikan tentang fasilitas hak atas
tanah, fasilitas keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor.

Universitas Sumatera Utara

18

Bab V adalah mengenai kesimpulan dan saran, pada bab ini dikemukakan
rangkuman dari bab-bab terdahulu sehingga dapat ditarik kesimpulan yang
merupakan suatu garis besar dan pemahaman terhadap uraian materi pembahasan
serta sumbangsih saran yang diberikan oleh penulis yang diharapkan dapat
memberikan masukan kepada para penanaman modal yang ingin menanamkan
modalnya di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara