Keanekaragaman Serangga Pada Mina Padi Di Desa Purwosari, Pematang Bandar, Simalungun, Sumatera Utara. Chapter III V

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di daerah Desa Purwosari Kecamatan Pematang
Bandar, Simalungun, Sumatera Utara dengan ketinggian 30 meter diatas
permukaan laut. Di mulai bulan Maret 2016 sampai dengan Juli 2016.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, tanaman padi,
imago serangga yang tertangkap, air bersih, plastik transparan, kertas warna
kuning, lem perekat, formalin, alkohol 70% dan ikan mas (Cyprinus carpio).
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol koleksi,
jaring serangga, kamera, mikroskop, buku acuan identifikasi yaitu Shepard et al.
(2011), Suyamto (2005), Kalshoven (1981), Borror et al. (1992) dan alat tulis.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive random
sampling. Dimana ditentukan lokasi sampel secara acak pada lahan percobaan.
Pengambilan sampel serangga pada pertanaman padi menggunakan 3 perangkap
yaitu Sweep net, Yellow trap dan Core sampler. Pengambilan sampel serangga
pada pertanaman padi dengan menggunakan sweep net yang dilakukan dengan
lima kali pengayunan secara diagonal pada setiap lahan pertanaman, yellow trap
dan core sampler yang diletakan pada keempat sisi lahan pertanaman padi sesuai
arah mata angin. Model caren yang saya gunakan adalah caren dengan parit di

tengah sawah secara garis lurus.

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian
Penentuan Lokasi Pengamatan
Lokasi pengamatan adalah pertanaman padi milik petani setempat yang
berada di desa purwosari jarak. Lahan percobaan seluas 500 meter persegi.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel yang dilakukan sebanyak empat kali pengambilan
yaitu

selama pemeliharaan ikan dengan padi hingga padi menjelang panen.

Penangkapan serangga dilakukan dengan menggunakan pernagkap jaring (insect
net), Core sample dan Perangkap kuning (Yellow trap).
Perangkap Jaring (Insect net)
Perangkap jarring (Insect net) terbuat dari bahan ringan dan kuat, mudah
diayunkan dan serangga yang tertangkap dapat terlihat. Dengan panjang pegangan
100 cm, diameter pegangan 2,5 cm, diameter jaring 42 cm dan panjang kain jaring

56 cm. Pengambilan sampel pada lahan pertanaman padi dilakukan dengan lima
kali pengayunan secara diagonal pada setiap lahan persawahan. Serangga yang
tertangkap kemudian di kumpulkan lalu dimasukkan ke dalam wadah
penyimpanan sampel untuk di identifikasi dan dihitung. Penangkapan serangga
dilakukan pada pukul 08.00-10.00 atau sore hari pukul 16.00-18.00. Penangkapan
dilakukan satu kali dalam seminggu.
Core Sampler
Perangkap ini diadopsi dari kaleng cat 10 kg. Diameter kaleng cat 17 cm
dan tinggi kaleng cat 20 cm. Kemudian kaleng cat tersebut di buat lubang atas dan
bawah sehingga kaleng disebut core sampler. Core sampler diletakkan pada tanah
sehingga ½ dari permukaan core sampler terbenam di tanah didalam tanah sampe

Universitas Sumatera Utara

sebatas permukaan tanah. Kegunaanya untuk menangkap telur, larva dan serangga
di dalam tanah atau air yang tergenang.
Perangkap Kuning (Yellow Trap)
Perangkap ini terbuat dari kertas berwarna kuning yang berukuran 30 cm x
20 cm yang diolesi dengan lem perekat. Perangkap ini diletakan pada keempat sisi
lahan pertanaman padi sesuai arah mata angin, yang dipasang pada pagi hari dan

diletakkan selama tiga hari. Setelah tiga hari, serangga yang diperoleh pada
perangkap ini dikumpulkan, diidentifikasi, dan dihitung jumlah populasinya.
Penangkapan Ikan
Ikan yang dimasukkan ke dalam sawah, akan diamati setiap minggunya 10
ekor ikan. Dilakukan pengukuran panjang ikan, berat ikan, lebar ikan dan pada
minggu terakhir sebelum panen ikan, diambil 10 ekor ikan lalu dibedah, dipotong
secara vertical kemudian usus ikan diambil dan diamati di bawah mikroskop
untuk melihat serangga yang terdapat didalam usus (Stomach content).
Identifikasi Serangga
Imago serangga yang tertangkap dari lapangan ada yang dapat
diindentifikasi secara langsung (visual). Selanjutnya, serangga yang belum
diidentifikasi dibawa ke Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara untuk dicatat ciri-ciri karakteristik
serangga. Diidentifikasi sampai pada tingkat Genus/Spesies menggunakan buku
acuan Shepard et al. (2011), Suyamto (2005) Kalshoven (1981) dan Borror et al.
(1992).
Peubah Amatan
1. Jumlah dan Jenis Serangga Tertangkap

Universitas Sumatera Utara


Serangga yang tertangkap dikumpulkan, diidentifikasi dan dihitung sesuai
dengan kelompok family masing-masing setiap serangga pada setiap pengamatan.
2. Nilai Kerapatan Mutlak, Kerapatan Relatif, Frekuensi Mutlak, Frekuensi
Relatif pada setiap pengamatan.
Dengan diketahuinya jumlah populasi serangga tertangkap yang telah
diidentifikasi maka dapat dihitung nilai kerapatan mutlak, kerapatan relatif,
frekuensi mutlak, frekuensi relatif pada setiap pengamatan.
3. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga
Setelah jumlah serangga yang tertangkap pada setiap pengamatan
diketahui, maka dihitung nilai indeks keanekaragaman pada masing-masing
pengamatan dengan menggunakan rumus indeks Shanon-Weiner (H’).
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan adalah metode purposive random sampling, yaitu
pengambilan sampel secara random pada lahan pertanaman padi. Serangga yang
didapat kemudian diidentifikasi dan dihitung kemudian dianalisis sebagai berikut :
Kerapatan Mutlak (KM) Suatu Jenis Serangga:
Kerapatan mutlak menunjukkan jumlah serangga yang ditemukan pada
habitat yang dinyatakan secara mutlak (Purba, 2010).
KM = Jumlah Individu Jenis yang Tertangkap X 100%

Jumlah Penangkapan
Kerapatan Relatif (KR) Suatu Jenis Serangga
KM
X 100%
∑ KM
KR = Jumlah individu suatu jenis dalam setiap penangkapan X 100%
Total individu dalam setiap penangkapan
KR =

(Suin, 1997).

Universitas Sumatera Utara

Frekuansi Mutlak (FM) Suatu Jenis Serangga:
Frekuensi mutlak menunjukkan jumlah keseringhadiran suatu serangga
tertentu yang ditemukan pada habitat tiap pengamatan yang dinyatakan secara
mutlak (Purba, 2010).
FM =

Jumlah Ditemukan Suatu Jenis Serangga

Jumlah Penagkapan Seluruhnya

X 100 %

Frekuensi Relatif (FR) Suatu Jenis Serangga:
Frekuensi relatif menunjukkan keseringhadiran suatu jenis serangga pada
habitat

dan dapat

menggambarkan penyebaran jenis serangga tersebut

(Purba, 2010).
FR =
FR =

FM
X 100%
∑ FM
Nilai FM suatu jenis serangga setiap penangkapan

Nilai FM semua jenis serangga setiap penangkapan

X 100%

(Suin, 1997).
Indeks Kekayaan Jenis (species richness)
Indeks kekayaan jenis berfungsi untuk mengetahui kekayaan jenis setiap
spesies dalam setiap komunitas yang dijumpai.
1. Indeks Margalef

2. Indeks Menhinick

Ket.:

R = indeks kekayaan jenis
S

�1 =

�−1

��

�2 =



√�

= jumlah jenis

n = total jumlah individu seluruh spesies (Ludwiq dan Reynold, 1988).

Universitas Sumatera Utara

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga
Indeks keanekaragaman merupakan suatu penggambaran secara matematik
untuk

mempermudah dalam menganalisis informasi mengenai jumlah jenis


indvidu serta berapa banyak jumlah jenis individu yang ada dalam suatu area.
Untuk membandingkan tinggi rendahnya keanekaragaman jenis serangga yaitu
keanekaragaman jenis serangga hama dan musuh alami digunakan indeks ShanonWeiner (H’) dengan rumus:
s

H´ = – ∑ pi ln pi
i=1

pi =

ni
N

dimana : H´ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Weiner
pi = Proporsi jumlah individu ke-1 dengan jumlah total individu
ni = Spesies ke-i
N = Jumlah total individu (Price, 1997).
Dengan kriteria indeks keanekaragaman menurut Krebs (1978) sebagai
berikut:
H’ > 3


= Tinggi

H’< H’ < 3

= Sedang

H’ < 1

= Rendah.

Indeks Kemerataan (Index of Evenness)
Indeks Kemerataan (Index of Evenness) berfungsi untuk mengetahui
kemerataan setiap jenis dalam setiap komunitas yang dijumpai.
E= H’/ln S
Ket.:

E = indeks kemerataan (nilai antara 0 –10)
H’ = keanekaragaman jenis serangga
Ln = logaritma natural

S = jumlah jenis

Universitas Sumatera Utara

Kemerataan jenis memiliki nilai indikator E = 1. Apabila nilai E = 1 berarti pada
habitat tersebut tidak ada jenis mamalia yang mendominasi (Ludwiq and
Reynolds, 1988).

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah dan Jenis Serangga yang Tertangkap
Hasil yang didapat pada lahan mina padi yaitu 9 ordo, 40 famili dan 42
spesies yang teridentifikasi. Jumlah individu tertinggi yaitu ordo Diptera sebesar
698 individu dan terendah yaitu ordo Orthoptera sebesar 8 individu. Jumlah famili
tertinggi yaitu 10 famili dari ordo Diptera dan famili terendah yaitu 2 famili yaitu
ordo Odonata, Orthoptera dan Homoptera. Spesies Anopheles sp (Diptera:
Cucilidae) sebesar 378 individu yang dikategorikan dengan jumlah tertinggi dan
Chilocorus sp, Sceliphron sp, Sexava spp, Scotinophara coarctata yang masingmasing berjumlah 1 individu dikategorikan sebagai jumlah terendah yang
diidentifikasi. Hasil ini dapat kita lihat pada tabel 3.
Tabel 3. Jumlah dan jenis serangga yang tertangkap pada lahan mina padi
Ordo/Famili/Spesies
Coleoptera
Coccinellidae
Verania lineata
Chilocorussp
Carabidae
Ophionea nigrofasciata
Tenebrionidae
Tenebrio sp
Salpingidae
Staphylinidae
Paedorus fuscipes
Total individu
Araneae
Tetragnathidae
Tetragnatha sp
Thomisidae
Thomisius sp
Lycosidae
Lycosa sp
Total individu
Lepidoptera
Hesperiidae
Hesperia sp
Pyralidae
Nymphula defuncalis
Scirpophaga incertulas
Cnaphalocrosis medinalis
Noctuidae
Narangan aenescens
Nymphalidae
Melanitis leda ismene

1

2

Penangkapan
3
4

5

4
0

5
0

8
0

13
1

1

0

6

2
0

3
0

0

Total

Rata-Rata

4
0

34
1

6.8
0.2

2

2

11

2.2

1
0

0
2

2
0

8
2

1.6
0.4

0

0

4

4

8
64

1.6

59

52

27

44

28

210

42

12

0

2

0

0

14

2.8

6

6

2

1

2

17
241

3.4

24

34

31

37

24

150

30

7
0
46

0
1
24

0
0
54

0
2
7

0
0
3

7
3
134

1.4
0.6
26.8

0

4

0

1

0

5

1

0

0

1

1

0

2

0.4

Universitas Sumatera Utara

Total individu
Odonata
Coenagrionidae
A. femina
A.pgymae
Pseudagrion pruinosum
Ceriagrion calamineum
A.rubescens
Libellulidae
Orthetrum sabina
Total individu
Hymenoptera
Ichneumonidae
Temelucha philippinensis
Amauromorpha accepta
Xanthopimpla flavolineata
Braconidae
Formicidae
Spechidae
Sceliphron sp
Elasmidae
Elasmus sp
Pteromalidae
Panstenon sp
Apididae
Apis sp
Scelionidae
Telenemus sp
Total individu
Orthoptera
Tettigoniidae
Sexava spp
Acrididae
Oxya sp
Total individu
Diptera
Sciaridae
Ephryidae
Cucilidae
Anopheles sp
Cecidomyiidae
Muscidae
Choiromidae
Pipunculidae
Tomosvaryella subvirescens
Tipulidae
Tipula sp
Sarcophagidae
Sarcophaga sp
Tachinidae
Total individu
Hemiptera
Gerridae
Limnogonus fossarum
Miridae
Cyrthorhinus lividipennis
Alydidae
Leptocorisa acuta
Pentatomidae
Scotinophara coarctata
Total individu
Homoptera
Cicadellidae

301

13
11
0
0
0

8
1
3
1
0

28
15
9
0
9

37
21
18
7
3

8
0
1
0
0

94
48
31
8
12

18.8
9.6
6.2
1.6
2.4

0

0

0

0

2

2
195

0.4

7
0
0
1
1

0
0
0
0
0

7
1
2
0
0

2
43
0
0
0

0
30
0
0
1

16
74
2
1
2

3.2
14.8
0.4
0.2
0.4

0

0

1

0

0

1

0.2

0

0

0

23

5

28

5.6

0

0

0

6

1

7

1.4

0

0

0

0

2

2

0.4

0

0

0

0

9

9
142

1.8

0

0

0

1

0

1

0.2

1

0

1

5

0

7
8

1.4

31
0

29
0

54
0

34
2

25
4

173
6

34.6
1.2

68
9
5
6

89
15
6
0

112
4
4
0

85
0
7
21

24
3
13
0

378
31
35
27

75.6
6.2
7
5.4

0

0

0

0

20

20

4

0

0

0

2

14

16

3.2

1
2

0
1

2
0

0
0

1
5

4
8
698

0.8
1.6

1

0

0

0

2

3

0.6

0

0

0

27

17

44

8.8

1

2

0

2

1

6

1.2

0

1

0

0

0

1
54

0.2

Universitas Sumatera Utara

Recilia dorsalis
Nephotettix spp
Delphacidae
Nilavarpata lugens
Sogatella furcifera
Total individu
Total

33
1

0
0

26
7

83
17

107
3

249
28

49.8
5.6

0
0

0
0

0
0

26
22

0
0

5.2
4.4

353

285

414

609

367

26
22
325
2028

405.6

Hasil yang didapat pada lahan mina padi yaitu terdapat 9 ordo, 40 famili
dan 42 spesies yang teridentifikasi. Hal ini didukung oleh penelitian Fernando dan
Halwart (2001) yang menyatakan serangga yang terdapat pada mina padi 39
spesies (Uzbekistan) 106 spesies (Thailand) dan 405 spesies (Sri Langka)
(Bambaradeniya et al., 2003). Ikan mas juga berperan sebagai predator larva lalat,
keong dan mampu mengontrol nyamuk malaria. Selain itu ikan juga memiliki
peran penting dalam mengendalikan hama (Ahmed, 2009; Vromant et al., 2002).
Dari lima kali penangkapan didapat jumlah individu tertinggi yang
tertangkap yaitu pada penangkapan ke-4 dengan total 609 individu. Sedangkan
jumlah individu terendah yang tertangkap yaitu pada penangkapan ke-2 dengan
total 285 individu. Menurut peneliti terjadinya penenurunan serangga pada
penangkapan ke-2 disebabkan pada minggu penangkapan pertama dilakukan
penyemprotan insektisida oleh petani. Sehingga pada penangkapan ke-4 mulai
berkembang kembali serangga pada lahan tersebut.Hal ini didukung oleh
Susniahti et al, (2009) yang menyatakan bahwa penggunaan insektisida yang
tidak bijaksana dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami, terjadi resurjensi
hama, resistensi hama dan munculnya hama sekunder.
Hasil yang tertangkap pada lahan kontrol yaitu 9 ordo, 36 famili dan 40
spesies yang terindentifikasi. Jumlah individu tertinggi yang tertangkap pada
lahan kontrol yaitu ordo Homoptera sebesar 668 individu dan terendah yaitu ordo
Orthoptera sebesar 5 individu. Jumlah famili tertinggi yaitu 10 famili dari ordo

Universitas Sumatera Utara

Diptera dan famili terendah yaitu 2 famili yaitu ordo Odonata, Orthoptera,
Hemiptera dan Homoptera. Jumlah spesies tertinggi pada lahan kontrol yaitu
Recilia dorsalis (Homoptera: Cicadellidae) sebesar 529 individu. Hasil ini dapat
kita lihat pada tabel 4.
Tabel 4. Jumlah dan jenis serangga yang tertangkap pada lahan kontrol
Ordo/Famili/Spesies
Coleoptera
Coccinellidae
Verania lineata
Chilocorussp
Carabidae
Ophionea nigrofasciata
Tenebrionidae
Tenebrio sp
Salpingidae
Staphylinidae
Paedorus fuscipes
Total individu
Araneae
Tetragnathidae
Tetragnatha sp
Thomisidae
Thomisius sp
Lycosidae
Lycosa sp
Total individu
Lepidoptera
Hesperiidae
Hesperia sp
Pyralidae
Scirpophaga incertulas
Cnaphalocrosis medinalis
Noctuidae
Narangan aenescens
Total individu
Odonata
Coenagrionidae
Agriocemis femina
A.pgymae
Pseudagrion pruinosum
Ceriagrion calamineum
A.rubescens
Libellulidae
Orthetrum sabina
Pantala flavencens
Total individu
Hymenoptera
Ichneumonidae
Temelucha philippinensis
Trichomma cnapalocrosis
Amauromorpha accepta
Xanthopimpla flavolineata
Braconidae
Opius sp
Formicidae

1

2

Penangkapan
3
4

5

6
0

5
0

7
0

11
0

3

1

0

0
1

1
0

0

Total

Rata-Rata

3
1

32
1

6.4
0.2

3

1

8

1.6

0
0

0
0

0
1

1
2

0.2
0.4

0

1

1

9

11
55

2.2

58

34

30

44

5

171

34.2

5

0

0

3

0

8

1.6

7

6

4

3

7

27
206

5.4

23

32

0

33

21

109

21.8

1
16

0
24

2
31

0
17

0
3

3
91

0.6
18.2

0

0

0

1

0

1
204

0.2

12
14
0
8
7

16
2
4
1
3

13
2
2
0
0

19
9
25
1
4

13
3
2
0
1

73
30
33
10
15

14.6
6
6.6
2
3

0
0

1
0

0
0

1
1

1
0

3
1
145

0.6
0.2

12
0
0
0

0
0
0
0

1
1
2
0

5
0
59
1

0
0
41
0

18
1
102
1

3.6
0.2
20.4
0.2

0
0

0
0

0
0

11
0

0
22

11
22

2.2
4.4

Universitas Sumatera Utara

Spechidae
Sceliphron sp
Pteromalidae
Panstenon sp
Apididae
Apis sp
Scelionidae
Telenemus sp
Totalindividu
Orthoptera
Tettigoniidae
Atractomorpha crenulata
Acrididae
Oxya sp
Total individu
Diptera
Sciaridae
Ephryidae
Cucilidae
Anopheles sp
Cecidomyiidae
Muscidae
Choiromidae
Pipunculidae
Tomosvaryella subvirescens
Tipulidae
Tipula sp
Sarcophagidae
Sarcophaga sp
Tachinidae
Total individu
Hemiptera
Miridae
Cyrthorhinus lividipennis
Alydidae
Leptocorisa acuta
Total individu
Homoptera
Cicadellidae
Recilia dorsalis
Nephotettix spp
Delphacidae
Nilavarpata lugens
Sogatella furcifera
Total individu
Total

0

1

0

0

2

3

0.6

1

7

0

15

0

23

4.6

0

0

0

1

1

2

0.4

0

0

0

13

0

13
196

2.6

0

0

0

1

0

1

0.2

1

0

0

1

2

4
5

0.8

51
0

13
0

40
0

25
2

0
0

129
2

25.8
0.4

96
1
6
11

53
0
3
0

90
0
0
11

32
0
9
10

29
0
8
3

300
1
26
35

60
0.2
5.2
7

0

0

0

15

34

49

9.8

0

0

0

0

22

22

4.4

0
3

4
1

0
1

1
0

6
0

11
5
580

2.2
1

0

0

0

9

26

35

7

0

0

4

0

11

15
50

3

40
4

3
1

74
21

289
28

123
13

529
67

105.8
13.4

0
0

0
0

0
0

28
43

1
0

5.8
8.6

387

216

337

774

415

29
43
668
2129

425.8

Hasil yang didapat pada lahan mina padi yaitu terdapat 9 ordo, 36 famili
dan 40 spesies yang teridentifikasi. Hal ini didukung oleh penelitian Putri (2016)
yang menemukan 8 ordo, 31 famili pada lahan padi di Tanjung Morawa. Siregar
(2014) menemukan 8 ordo dan 9 famili pada lahan padi di Kampung Susuk,
Medan.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah individu tertinggi pada kontrol yaitu Recilia dorsalis (Homoptera:
Cicadellidae) sebesar 529 individu dan jumlah individu terendah yaitu Chilocorus
sp, Tenebrio sp, Narangan aenescens, Pantala flavencens, Trichomma
cnaphalocrosis,

Xanthopimpla

flavolineata,

Atractomorpha

crenulata,

Cecidomyiidae, sebesar 1 individu. Tingginya populasi wereng daun disebabkan
pada fase persemaian dan vegetatif populasi hama wereng terus meningkat namun
menurun mendekati fase generatif (Rizkie et al., 2015). Sama halnya dengan yang
dinyatakan Widiarta (2005) hama wereng ditemukan paling banyak saat fase
vegetatif dan rendah pada stadia generatif.
Dari lima kali penangkapan didapat jumlah individu tertinggi yang
tertangkap yaitu pada penangkapan ke-4 dengan total 774 individu. Sedangkan
jumlah individu terendah yang tertangkap yaitu pada penangkapan ke-2 dengan
total 216 individu. Menurut peneliti terjadinya penenurunan serangga pada
penangkapan ke-2 disebabkan pada minggu penangkapan pertama dilakukan
penyemprotan insektisida oleh petani. Sehingga pada penangkapan ke-4 serangga
sudah berkembang mencapai siklus hidup berupa imago pada lahan tersebut. Hal
ini didukung oleh pernyataan Pradhana (2014) yang menyatakan menurunya
populasi musuh alami diduga disebabkan oleh adanya pemberian pestisida pada
lahan konvensional. Pemberian pestisida yang tidak tepat sasaran dapat
menyebabkan penurunan pada populasi musuh alami.
Hasil pengamatan pada lahan mina padi menunjukkan jumlah individu
terendah yaitu ordo Orthoptera sebesar 8 individu, famili terendah yaitu ordo
Odonata, Orthoptera dan Lepidoptera sebesar 2 famili, dan spesies terendah yaitu
Chilocorus sp, Scliphron sp, Sexava spp, Scotinophara coarctata sebesar 1

Universitas Sumatera Utara

individu. Sedangkan pada lahan kontrol menunjukkan jumlah individu terendah
yaitu ordo Orthoptera sebesar 5 individu, famili terendah yaitu ordo Hemiptera,
Homoptera, Orthoptera, Odonata sebesar 2 famili, dan spesies terendah yaitu
Chilocorus sp, Tenebrio sp, Narangan aenescens, Pantala flavencens, Trichomma
cnapalocrosis, Xanthopimpla flavolineata, Atractomorpha crenulata sebesar 1
individu. Hasil ini didukung oleh penelitian Putri (2016) yang menyatakan 2
famili dari masing-masing ordo Odonata dan 1 famili dari ordo Hemiptera. Faktor
ini didukung oleh ketersedian makanan yang dapat mempengaruhi jumlah
populasi serangga.
Tabel. Analisis T-Test dengan SPSS 22.00
One-Sample Test
Test Value = 0
t

df

Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the
Difference
Lower

Upper

Kontrol

3.433

56

.001

37.35088

15.5571

59.1446

Minapadi

3.988

56

.000

35.57895

17.7090

53.4489

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa pada perlakuan mina padi
signifikan pada taraf 5% dengan nilai t=3.988 (P