Pemanfaatan Limbah Industri Mebel Dan Ku

Jurnal Teknobiologi, 1(1) 2010: 62 – 71
ISSN : 2087-5428
PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI MEBEL DAN KUSEN SEBAGAI BAHAN
BAKU PAPAN PARTIKEL KONVENSIONAL
Rudianda Sulaeman, dan Defri Yoza* )
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Riau, Pekanbaru
ABSTRAK
Potensi hutan sebagai penghasil kayu semakin berkurang yang mengakibatkan
berkurangnya pasokan kayu sebagai bahan baku. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari
solusi dimana salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah-limbah yang dihasilkan
oleh industri kayu yaitu limbah dari proses pengetaman (shaving) dan serbuk kayu
gergajian, yang dijadikan bahan baku papan partikel. Kurangnya peralatan dalam membuat
produk papan partikel, menjadi penghambat dalam pengembangan produk tersebut untuk
dijadikan industri rumah tangga. Penelitian ini mencoba membuat terobosan dengan
membuat papan partikel dengan menggunakan peralatan sederhana atau konvensional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sifat fisik papan partikel, yaitu kadar air, kerapatan,
pengembangan tebal dan daya serap air berturut-turut sebesar 9,18%, 0,50, 22,76% dan
39,76%. Sedangkan nilai kadar air, kerapatan, pengembangan tebal dan daya serap air
berturut-turut untuk papan partikel dari bahan baku tipe serbuk kayu sebesar 12,14%,
0,42, 29,22% dan 45,90%. Sifat keteguhan lentur statis yang meliputi keteguhan patah

(MOR) dan kelenturan (MOE) untuk papan partikel dari bahan baku tipe shaving sebesar
85,22 kg/cm2 dan 9.284,82 kg/cm2, sedangkan untuk papan partikel dari bahan baku tipe
serbuk kayu sebesar 57,42 kg/cm2 dan 4993,14 kg/cm2.
Keywords : papan partikel, limbah, kayu, sifat fisik, sifat mekanik
dapat menggantikan kayu solid. Salah

PENDAHULUAN
Potensi
menghasilkan

hutan
kayu

untuk

satu produk yang bisa dibuat adalah

dalam

papan partikel.


dijadikan

Papan partikel merupakan produk

bahan bangunan atau produk-produk
yang menggunakan kayu sebagai bahan

yang

bakunnya semakin berkurang. Untuk

kekurangan bahan baku kayu, yang

mengatsi kekurangan bahan baku kayu,

dihasilkan

perlu dicari solusi dimana salah satunya


partikel-partikel

adalah dengan memanfaatkan limbah-

mengikatnya

limbah yang dihasilkan oleh industri

Kelemahan

perkayuan, menjadi suatu produk yang

partikel adalah peralatan yang digunakan
62

didesain

untuk

dengan


memampatkan

kayu

dengan
dalam

mengatasi

sekaligus

suatu

pembuatan

perekat.
papan

relatif memerlukan teknologi tinggi dan


Penelitian ini bertujuan untuk

sulit dijangkau oleh industri kecil. Hal

mengukur sifat fisik dan sifat keteguhan

ini menyebabkan pembuatan produk ini

lentur

harus dikerjakan dengan skala industri

partikel dari limbah industri mebel dan

besar.

kusen.

statis


(sifat

Mekanik)

Diharapkan

dengan

papan

adanya

yang

penelitian ini dapat dijadikan referensi

dibutuhkan dalam proses pembuatan

dalam pemanfaatan limbah industri kayu


papan partikel

(industri mebel dan kusen) yang selama

Mahalnya

teknologi

menjadi penghambat

berkembangnya produk ini, khususnya

ini belum

maksimal

dalam pengembangan skala kecil. Solusi

dijadikan sampah saja.


bahkan

hanya

yang dapat ditawarkan adalah bagaimana
membuat

papan

partikel

dengan

METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan Alat

menggunakan alat-alat yang sederhana
atau


sering

dikenal

dengan

Bahan

cara

yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah :

konvensional.


a. Limbah industri mebel

Untuk kualitas papan yang tidak
seperti

Partikel yang digunakan dari jenis

untuk mainan anak-anak dan alat-alat

kayu yang digunakan dari jenis kayu

rumah tangga, sejatinya bisa dibuat

Tembesu (Fragraea fragrans Roxb)

dengan cara sederhana tersebut, untuk itu

berbentuk

perlu


dihasilkan dari alat ketam atau alat

memerlukan

kekuatan

dilakukan

tinggi

penelitian,

sehingga

shaving (kikisan) yang

informasi mutu produk pembuatan papan

potong

yang

partikel dengan cara konvensional dapat

pengerjaan kayu dan serbuk gergajian

diketahui.

yang dihasilkan dari mesin potong

Tujuan dan Manfaat Penelitian

(Gambar 1).

63

A

B

digunakan

dalam

Gambar 1. Bahan Baku Papan Partikel dari Kayu Tembesu; A. Serbuk Kayu dan B.
Shaving
1. Persiapan bahan baku
b. Perekat
adalah

Bahan baku yang digunakan adalah

perekat thermosething, yaitu phenol

limbah kayu Tembesu berupa shaving

formaldehida.

tersebut

dan serbuk kayu gergajian. Sebelum

diperoleh dari PT. Sola Grasia. Berat

dilakukan pembuatan papan, kadar air

perekat yang digunakan 10% dari

masing-masing bahan baku dikeringkan

berat partikel.

sampai KA ± 10%. Kebutuhan akan

c. Minyak Pelumas

bahan baku yang digunakan dihitung

Perekat

yang

digunakan

Perekat

Minyak pelumas yang digunakan dari

berdasarkan papan yang dihasilkan yaitu

minyak

a. Ukuran papan yang akan dibuat

nabati,

dengan

tujuan

adalah (15 x 15 x 1) cm

mencegah lengketnya papan partikel

b. Kerapatan papan partikel yang dibuat

dengan alat kempa.

sebesar 0,7 g/ cm³

Peralatan yang digunakan adalah

c. Perekat

alat kempa manual hidrolik, timbangan ,
plat

besi

dengan

tebal

1,2

digunakan

Phenol

Formaldehida (PF) sebanyak 10%

cm,

dari jumlah berat partikel.

alumunium foil, kalifer, holder/ cetakan
besi

yang

2. Proses pembuatan papan partikel

Universal Testing Machine, alat

Untuk

tulis, dan lain-lain.

lebih

jelasnya

skema

3.3. Metoda penelitian

pembuatan papan partikel dapat dilihat

3.3.1. Pembuatan papan partikel

pada Gambar 2.

64

Limbah I ndustr i Mebel

Penger ingan

Pember ian perekat

Pencampuran bahan baku

Pencetakan

Pengempaan Dingin
selama 10 menit

Klem dan di oven
selama 15 menit

Pengkondisian
selama 24 Jam
Pembuatan contoh
uji sifat f isis

Pembuatan cont oh
uji sifat mekanis

Pengujian

Papan part ikel

Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan papan partikel konvensional
3.3.2. Pembuatan contoh uji

Mengacu

3.3.2. Pembuatan Contoh Uji

Indonesia (SNI) 07-2105-1996).

Papan partikel yang dihasilkan

pada

Standar

- Kadar Air (KA)

kemudian dipotong-potong sesuai dengan

- Kerapatan

ukuran yang telah ditetapkan sesuai

- Pengembangan Tebal

dengan Standar Nasional (SNI) 07-2105-

- Daya Serap Air

1996. Parameter yang diuji adalah Sifat
Fisis

(kadar

air,

pengembangan tebal,

b. Pengujian Sifat Mekanis Keteguhan

kerapatan,

Lentur Statis Papan Partikel mengacu

daya serap air),

pada SNI 07-2105-1996).
-

pegujian sifat mekanis (Keteguhan Patah
(Modulus

Of

Rupture



Nasional

Keteguhan Patah (Modulus Of

Rupture – MOR)

MOR),

- Keteguhan lentur (Modulus of

Keteguhan lentur (Modulus of Elasticity-

Elasticity- MOE)

MOE).
Ukuran

contoh uji

Analisis Data

untuk

Data hasil penelitian dibandingkan

pengujian sifat fisik dan sifat mekanik
dapat dilihat pada gambar 3.

dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

3.3.3. Prosedur Pengujian papan pratikel

07-2105-1996

a. Pengujian Sifat Fisis Papan Pratikel

deskriptif.

65

B

dan

diuraikan

secara

Gambar 3. Pola pengambilan contoh uji sifat fisis dan mekanis papan partikel menurut
bentuk dan ukuran contoh uji
Keterangan :
A. Pengujian sifat mekanis (15 x 5 x1 cm)
B. Contoh uji kadar air dan kerapatan (5 x 5 x1 cm)
C. Contoh uji daya serap air dan pengembangan tebal (5 x 5 x 1 cm)
mengubah bentuk dan ukuran papan
partikel (Haygreen & Bowyer, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dibahas sifat-

Papan partikel (Particleboard)
merupakan salah satu
diharapkan

dapat

sifat dari papan partikel yang meliputi

produk yang

sebagai

pengujian beberapa sifat

pengganti

fungsi kayu utuh yang keberadaannya

partikel

semakin

Dalam

pengembangan tebal dan penyerapan

penggunaannya, papan partikel memiliki

air) dan sifat mekanik papan partikel

kriteria mutu tertentu yang meliputi

yang diuji meliputi keteguhan lentur

sejumlah sifat dari produknya, yaitu

(meliputi modulus patah dan modulus

sifat fisis dan mekanis. Sifat fis is

elastisitas).

adalah sifat papan p artikel ya ng

Sifat Fisis Papan Partikel Kerapatan

banyak dite ntuka n o le h p artikel

(Density)

berkurang.

(uji

kerapatan,

físika papan
kadar

air,

Dari hasil pengujian ditunjukan

pembentuknya, sedangkan sifat mekanis
adalah sifat yang berhubungan dengan

bahwa nilai

kekuatan

papan

partikel

papan partikel

menahan

beban

yang

untuk

rata-rata kerapatan untuk
berupa serbuk kayu

sebesar 0,42 dan papan partikel dari

bekerja

shaving sebesar 0,50 %. Dibandingkan

padanya yang cenderung untuk

dengan Standar Nasional Indonesia dan
FAO,
66

kerapatan papan partikel dari

bahan baku shaving telah memenuhi

Dibandingkan dengan Standar Nasional

standar minimal dari SNI dan FAO, yaitu

Indonesia dan FAO,

0,5 dan O,4 kg/cm3. Sedangkan untuk

partikel dari bahan baku shaving dan

kerapatan papan partikel dari bahan baku

serbuk kayu gergajian telah memenuhi

serbuk kayu gergajian hanya memenuhi

standar minimal dari SNI yaitu maks

standar FAO.

14%, sedangkan yang memenuhi standar
diatas

FAO dengan kadar air maks 12%, hanya

bahwa bentuk bahan baku

papan partikel dari bahan baku yang

Dari
ditunjukan

kadar air papan

hasil

pengujian

dari

berbentuk shaving. Lebih rendahnya

papan partikel yang dihasilkan. Semakin

kadar air papan partikel dengan bentuk

besar bentuk bahan baku papan partikel,

shaving dikarenakan papan partikel dari

maka kerapatan papan partikel tersebut

shaving lebih padat. Kadar air papan

semakin baik. Hal tersebut dikarenakan

partikel akan semakin rendah dengan

semakin besar bidang partikel yang

semakin rapatnya ikatan antar partikel,

digunakan, maka bidang rekat antar

papan partikel yang dihasilkan dari

partikel akan

shaving memiliki rongga antar partikel

mempengaruhi

kerapatan

akhir

semakin luas (Yusram,

yang lebih sedikit dibanding

2001).

papan

kerapatan dari

partikel yang dibuat dari serbuk kayu.

kerapatan yang diharapkan yaitu 0,7

Kontak antara partikel semakin rapat

Kecilnya

nilai

3

kg/cm sesuai perhitungan bahan baku,

menyebabkan uap air atau air akan sulit

dimungkinkan

masuk

pada

saat

proses

ke

dalam

papan

partikel

(Widarmana 1977).

pemanasan klem yang digunakan memuai

Kadar air papan partikel juga

sehingga mengurangi kekuatan tekanan
plat besi yang digunakan.

ditentukan oleh perekat, dan kadar air

Kadar Air, Pengembangan Tebal dan

awal partikel, jumlah air dalam perekat

Daya Serap Air

dan jumlah air yang menguap selama

Hasil

proses

pengujian

pengempaan

(Erwinsyah

dan

Darnoko, 2000 : 416).

selengkapnya dapat dilihat pada gambar

Nilai

4. Nilai rata-rata kadar air untuk papan

rata-rata

pengembangan

partikel dari limbah kayu Tembesu

tebal papan partikel sebesar

(Fragraea fragrans Roxb) berupa serbuk

untuk papan partikel bahan baku shaving

kayu gergajian sebesar 12,14% dan papan

dan

partikel dari shaving

Berdasarkan besaran nilai pengembangan

sebesar 9,18%.
67

29,22%

untuk

sebuk

22,76%

gergaji.

papan partikel, maka kedua jenis bahan

Papan

baku

menunjukan, semakin tinggi kerapatan

yang digunakan untuk

papan

partikel

yang

dihasilkan

partikel tersebut, nilai pengembangan

dan semakin besarnya

bentuk ukuran

tebalnya tidak sesuai dengan SNI dan

partikel

pengembangan

FAO, yaitu sebesar maks 12% dan 15%.

tebalnya menurun.

maka

sifat

50
45
40
(D
alam%
)

35
30
25

Serbuk Gergaji

20

Shaving

15
10
5
0
KA

PT

DSA

Sifa t Fisika Pa pa n Pa rtikel

Gambar 4. Perbandingan Nilai rata-rata Kadar Air (KA), Pengembangan Tebal (PT) dan
Daya Serap Air (DSA) dari papan partikel dengan bahan baku Serbuk kayu
gergajian dan Shaving
Sifat pengembangan tebal ini
dengan bahan baku shaving 39,76% dan
berkorelasi dengan sifat penyerapan air,

45,90% pada tipe partikel sebuk gergaji

dimana tingginya penyerapan air akan

tidak memenuhi standar FAO. Sedangkan

disertai

dalam SNI tidak diatur nilai standar

dengan

peningkatan

pengembangan tebal. Pada papan partikel

untuk penyerapan air.

dengan kerapatan lebih tinggi air yang

Meningkatnya

kerapatan

dan

diserap lebih banyak dan hal ini akan

mengecilnya ukuran partikel cenderung

mempengaruhi pengembangan volume

mengurangi

daya

partikelnya. Kestabilan dimensi papan

dihasilkan.

Bentuk

partikel akan sangat tergantung pada

digunakan sebagai bahan baku papan

kerataan penyebaran butir partikel pada

partikel

saat pembentukan lembaran panil dan

diserap oleh papan. Ukuran partikel yang

besarnya

Kerataan

lebih kecil akan menghasilkan papan

partikel yang baik akan menghasilkan

partikel dengan kerapatan lebih rendah

sifat muai, susut dan lenting yang jauh

dibandingkan ukuran partikel yang lebih

lebih baik dibanding sifat tersebut pada

besar, selain itu juga didukung dengan

kayu utuhnya.

semakin meningkatnya kerapatan papan

tekanan

Nilai

kempa.

rata-rata

serap

air

yang

partikel

yang

mempengaruhi air yang dapat

besarnya

partikel menyebabkan air akan sulit untuk

penyerapan air untuk papan partikel

masuk ke dalam rongga-rongga yang ada
68

didalam, karena memiliki pori yang lebih

statispapan

partikel.

Perbandingan

sedikit.

nilaiketeguhan lentur statis papan partikel

Sifat Mekanis Papan Partikel

dapat dilihat pada Tabel 1.

Sifat mekanis dari papan partikel
yang

diuji

hanya

keteguhan

lentur

Tabel 1. Perbandingan nilaiketeguhan lentur statis papan partikel
No.
Tipe
Keteguhan Patah (MOR)
Keteguhan Lentur (MOE)
Partikel
(kg/cm2)
(kg/cm2)
Serbuk
56,41
4764,74
61,38
5246,84
1.
54,48
4967,84
Rata-rata
57,42
4993,14
2.
86,48
9.366,56
Shaving
83,63
9.142,44
85,54
9.345,46
Rata-rata
85,22
9.284,82
kg/cm², sedangkan dibandingkan dengan
Keteguhan patah (MOR)
patah/MOR

standar yang dikeluarkan oleh FAO

untuk papan partikel dengan bahan baku

sebesar minimal 100 kg/cm², pepan

tipe shaving lebih besar dibandingkan

partikel yang dibuat dari kedua bahan

papan partikel dengan menggunakan

tersebut

serbuk. Hal tersebut menunjukan bahwa

standar. Rendahnya nilai keteguhan patah

papan partikel dari shaving lebih kuat.

bisa dikarenakan berkurangnya tekanan

Besarnya

pada klam akibat pemuaian besi yang

Nilai

keteguhan

nilai keteguhan patah antara

semuanya

tidak

memenuhi

terjadi karena panas.

untuk tipe bahan baku shaving sebesar

Besar kecilnya nilai keteguhan

85,22 kg/cm² dan 57,42 kg/cm² pada tipe
partikel serbuk gergaji. Keteguhan patah

patah

lebih disebabkan karena kemampatan

kepampatan antar partikel yang jauh lebih

antara partikel yang jauh lebih baik

baik terjadi pada tingkat kerapatan yang

terjadi pada tingkat kerapan yang tinggi,

tinggi, selain itu bentuk partikel shaving

selain

lebih memungkinakan

proses

pelaburan

atau

lebih

perekat

bias

partikel dengan bentuk serbuk.

partikel.

kekuatan

Dibandingkan

dengan

papan

merata

SNI,

papan partikel dari bahan baku shaving

Keteguhan lentur (MOE)

telah memenuhi standar minimal yaitu 80
69

karena

terlaburi oleh

pencampuran perekat yang lebih baik
mempengaruhi

lebih

disebabkan

dibandingkan

Keteguhan
kemampuan

lentur

papan

tinggi akan membuat jarak antar partikel

adalah

partikel

semakin

untuk

rapat

sehingga

mempertahankan bentuk dan ukuran

meningkatkan

semula

ukuran partikel yang lebih besar memiliki

jika

dikenakan

gaya.

Nilai

kekuatan.

akan

Selain

keteguhan lentur yang dihasilkan untuk

luas bidang serat

papan partikel dari bahan baku shaving

sehingga ikatan antar partikel menjadi

sebesar 9.284,82 kg/cm² partikel shaving

lebih baik. Menurut Erwinsyah dan

dan 4.993,14 kg/cm² papan partikel dari

Darnoko (2000) yang menyatakan bahwa

serbuk gergaji. Apabila dibandingkan

semakin tinggi kerapatan menyebabkan

dengan SNI dan FAO yang memiliki nilai

semakin tinggi kemampuan papan untuk

standar untuk keteguhan lentur sebesar

mempertahankan

minimal 15.000 kg/cm² dan 10.000

akibat beban yang diterima. Dengan

kg/cm², maka papan partikel yang dibuat

kerapatan papan partikel dari shaving

dari kedua bahan tersebut seluruhnya

lebih besar maka papan partikel tersebut

tidak

Hasil

lebih kaku dengan kata lain keteguhan

pada

lenturnya lebih tinggi disbanding dengan

Lampiran 2. Partikel tipe shaving lebih

papan partikel dari bahan baku tipe

baik dibandingkan dengan tipe serbuk

serbuk.

memenuhi

selengkapnya

standar.

Dapat

dilihat

yang

lebih

itu

perubahan

luas

bentuk

kayu gergajian dikarenakan tipe partikel
shaving ini mempunyai tipe panjang dan

KESIMPULAN DAN SARAN

luas lebih besar dari tipe serbuk gergaji.

Kesimpulan5.1. Kesimpulan
Dari

Menurut Sutigno (1977), sama halnya
dengan

keteguhan

patah,

hasil

penelitian

dapat

disimpulkan sebagai berikut :

keteguhan

lentur juga berkaitan dengan kerapatan

1. Sifat fisik papan partikel, yaitu kadar

dimana semakin tinggi kerapatan papan

air, kerapatan, pengembangan tebal

partikel yang dihasilkan akan semakin

dan daya serap air berturut-turut

padat dan ruang kosong antara perekat

untuk papan partikel dari bahan baku

dan partikel akan berkurang.

tipe shaving sebesar

9,18%, 0,50,

papan

22,76% dan 39,76%. Sedangkan nilai

partikel ditunjukan bahwa meningkatnya

kadar air, kerapatan, pengembangan

nilai keteguhan lentur sejalan dengan

tebal dan daya serap air berturut-turut

meningkatnya nilai kerapatan, diduga

untuk papan partikel dari bahan baku

Dari

hasil

pengujian

pada kerapatan papan partikel yang lebih
70

2.

tipe serbuk kayu sebesar 12,14%,

DAFTAR PUSTAKA

0,42, 29,22% dan 45,90%.

Anonim. 1983. Standar papan partikel
datar. SII 0797-83. Departemen
Perindustrian, Jakarta.

Sifat keteguhan lentur statis yang
meliputi keteguhan patah (MOR) dan
kelenturan

(MOE)

untuk

Dewan Standardisasi Nasional Jakarta.
1996. Mutu papan partikel. SNI
07-2105-1996.

papan

partikel dari bahan baku tipe shaving

John, G., Haygreen. & Jim, L., Bowyer.
1982. Forest Product and Wood
Science,an Introduction.

sebesar 85,22 kg/cm2 dan 9.284,82
kg/cm2,

sedangkan

untuk

papan

Lee, A.W.C. & Chung, Y., Hse. 1998.
Efaluation of Cemen – Exelsior
Boart Made from Yello – Poplar
and Sweetgum.in Adhesive
Technology
and
Bonded
Tropical Wood Product. Taiwan
Forestry
Research
Institut
Taipe, Taiwan.

partikel dari bahan baku tipe serbuk
kayu

sebesar

kg/cm2 dan

57,42

4993,14 kg/cm2.
3. Apabila dibandingkan dengan setandar
yang

ada,

papan

partikel

yang

dihasilkan memiliki nilai rata-rata

Yusram, M. 2000. Penggunaan Limbah
Plastik Sebagai Komponen
Bahan Baku Partikel.

dibawah Standar Nasional Indonesia
dan FAO. Dari yang ada, penggunaan

Rozikan, A. 2005. Sifat Fisik dan
Mekanis Papan Semen Pada
Berbagai Tipe Partikel Limbah
Kayu. Universitas Lancang
Kuning Pekanbaru. Jurusan
Teknologi Hasil Hutan (Skiripsi
tidak dipublikasikan).

papan partikel ini dapat dipakai untuk
bahan-bahan yang tidak memerlukan
kekuatan tinggi seperti penyerap
suara dan mainan anak-anak.
Saran
Perlu
lanjutan

dilakukan

tentang

sifat

Sulaiman, R. 2006. Ketahanan Komposit
Serbuk Kayu-Limbah Plastik
Polypropilena
Terhadap
Serangan Rayap Kayu Kering
Cryptotermes Cynocephalus.

penelitian
mekanik

selengkapnya dan pengaruh penggunaan
perekat pada papan partikel.

Sutigno, P. 1994. Teknologi papan
partikel datar. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan
dan Sosial Ekonomi Kehutanan,
Bogor.

71